HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN FREKUENSI PEMBELIAN MAKANAN JUNK FOOD

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN FREKUENSI PEMBELIAN MAKANAN JUNK FOOD

  Studi Kasus Pada Pengunjung Plaza Ambarrukmo Yogyakarta

  oleh : Pandu Prasetyo NIM : 042214031

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN FREKUENSI

PEMBELIAN MAKANAN JUNK FOOD

  Studi Kasus Pada Pengunjung Plaza Ambarrukmo Yogyakarta

  

oleh :

Pandu Prasetyo

NIM : 042214031

  

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  MOTTO DAN PERSEMBAHAN HidupLah Seperti Pohon Kayu Yang Lebat Buahnya, Hidup di Tepi Jalan dan Dilempari Orang Dengan Batu, Tetapi di Balas Dengan Buah.. (Abu Bakar Sibli)

  Aku Ramah Bukan Berarti Takut Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk

  Karya ini kupersembahkan untuk :

  ƒ Yesus Kristus penerang jalan dan

  penyelamatku

  ƒ Bunda Maria yang menyertaiku

  

ABSTRAK

Hubungan Perilaku Hidup Sehat dan Frekuensi Pembelian Junk Food

Studi pada Pengunjung Remaja Plaza Ambarrukmo Yogyakarta

Pandu Prasetyo

  

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Tingkat perilaku hidup sehat remaja pengunjung plaza ambarrukmo, 2). hubungan antara perilaku hidup sehat dengan frekuensi pembelian makanan junk food.

  Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada pengunjung remaja Plaza Ambarrukmo Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah pengunjung remaja Plaza Ambarrukmo Yogyakarta yang mengkonsumsi makanan

  

junk food Yogyakarta. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik

sampling yang digunakan adalah Convenience Sampling. Teknik analisis data

  yang digunakan dalam penelitian ini adalah, analisis persentase, korelasi berganda, korelasi pearson product moment, Uji F dan Uji t.

  Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1). Remaja pengunjung plaza ambarrukmo memiliki tingkat perilaku hidup sehat yang tinggi 2). Variabel perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan dan perilaku terhadap

KATA PENGANTAR

  Segala puji, hormat, dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa di Surga atas segala berkat, kasih serta anugrahNya yang senantiasa penulis rasakan dari awal sampai akhir penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Perilaku Hidup Sehat dan

  

Frekuensi Pembelian Junk Food: Studi Kasus Pada Pengunjung Remaja Plaza

Ambarrukmo Yogyakarta”. Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu

  syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  3. Bapak Drs. A. Triwanggono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, pengetahuan, motivasi dan saran dalam penulisan skripsi ini.

  4. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, koreksi, motivasi dan saran dalam penulisan skripsi ini.

  5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berguna bagi penulis selama proses perkuliahan.

  6. Bapak dan Mamah terimakasih atas doa yang tak pernah henti dan cinta kasih yang telah kalian ajarkan kepada aku hingga dapat aku terapkan saat ini.

  7. Adek putri yang selalu berharap aku cepat lulus agar dapat meringankan beban Bapak 8. Eyang Notodihardjo yang telah memberikan kasih sayang dan semangat.

  9. si jegeg ngontel, makasih telah mengisi hatiku dan menjadikan aku orang yang bisa tersenyum terus, I WiLL do AnYtHiNg FoR Love!!!!!!!!!!!!

  10. Sahabat-sahabat De Britto lulusan ’04, mari kita berjuang bersama demi merah-putih, salam VOX POPULI VOX DEI..

  11. Sahabat-sahabat BOXER, salam BOX!

  12. Keluarga cemara yang telah memberikan banyak arti kehidupan , ciayooo semangat !

  13. D’Cakep kontrakan (brorduz,si blaw,loren,helmi,vQcina,billy): ayo cah do LULUs, ora mung tungkrang-tungkrung ae

  14. Mas Kiat Sugiharjo, selaku Direktur PT. Surya Agung Tour, trimakasih untuk pengalaman kerja yang telah diberikan

  15. Teman-teman Manajemen A ’04 seperjuangan

  16. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, makasih buat dukungan, doa, dan kerjasamanya selama ini.

  Penulis percaya bahwa kasih dan kemurahan Allah selalu menyertai dan memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya dalam skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya.

  Yogyakarta, 2009 Penulis

  Pandu Prasetyo

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………….. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………... v ABSTRAK ……………………………………………………………………… vi ABSTRACT ……………………………………………………………………. vii KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ix DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xii

  BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ……………………………………………..............

  1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………

  4 C. Batasan Masalah ……………………………………………………………..

  4 D. Tujuan Penelitian …………………………………………………………….

  5 E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………

  5 F. Sistematika Penulisan …………………………………………………………

  6 BAB II LANDASAN TEORI A Pengertian Perilaku Konsumen………………………………………………..

  8 D. Perilaku Hidup Sehat ………………………………………………………….

  18 E. Bahan Makanan Penyusun Junk Food ………………………………………..

  25 F. Hubungan Makanan dan Kolesterol …………………………………………..

  28 G. Kerangka Pemikiran ………………………………………………………….

  29 H. Hipotesis Penelitian ……………………………………………………………

  29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……………………………………………………………….

  31 B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………………..

  31 C. Subyek dan Objek Penelitian ………………………………………………...

  31 D. Variabel Penelitian …………………………………………………………...

  32 E. Data yang Diperlukan ………………………………………………………..

  35 F. Populasi dan Sampel …………………………………………………………

  36 G. Pengujian Instrumen …………………………………………………………..

  37 H. Teknik Analisis Data …………………………………………………………

  39 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Plaza Ambarrukmo ……………………………………….

  51 B. Tenant Yang Menempati Plaza Ambarrukmo ………………………………..

  53 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Instrumen ………………………………………………………….

  78

  2. Analisis Masalah Pertama …………………………………………………

  89 C. Pengujian Hipotesis ……………………………………………………………

  95

  1. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Ayam Goreng Fried Chicken ……………………………………………………..

  95

  2. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Mie

  Instant ……………………………………………………………………… 104

  3. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Jenis

  Pizza ……………………………………………………………………… 113

  4. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Ayam Goreng Fried Chicken dan Mie Instant ………………………………….. 121

  5. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Ayam Goreng Fried Chicken, Mie Instant dan Hamburger ……………………. 129

  6. Pengujian Hipotesis Kelompok Responden Yang Hanya Mengkonsumsi Ayam Goreng Fried Chicken, Mie Instant, Hamburger dan Pizza …………….. 137

  D. Pembahasan ………………………………………………………………… 146

  BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 151 B. Saran ……………………………………………………………………….. 152 C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………………..... 153 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengetahuan merupakan salah satu cara penting yang

  mengakibatkan konsumen memiliki perbedaan dalam hal perilaku konsumen. Pengetahuan dan hasil belajar dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan. (Engel et.,al 1994). Informasi yang masuk dan disimpan menjadi sebuah pengetahuan dapat diterima dari berbagai masukan. Pada umumnya masyarakat yang berpendidikan tinggi adalah sekelompok masyarakat yang memiliki input atau masukan yang lebih dalam artian bahwa mereka selalu mendapat informasi yang lebih bisa melalui media cetak ataupun elektronik sehingga mereka memiliki pengetahuan lebih banyak. Oleh karena itu seharusnya memiliki indikasi makin sadar akan pentingnya hidup sehat, oleh karenanya mereka akan lebih memilih produk yang bertanggung jawab terutama dari segi kesehatan. Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk juga tindakan- tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih Perubahan selera masyarakat yang didorong oleh perubahan pola hidup sehat merupakan peluang, dimana era modern ini mendorong masyarakat untuk hidup praktis sehingga banyak sekali produsen-produsen

  junk food yang berkaliber multinasional berlomba-lomba melakukan

  investasi karena melihat satu celah dimana masyarakat Indonesia mulai menuju masyarakat yang instant, keadaan ini dibarengi dengan perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Pola makan, terutama di kota besar, bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan barat yang dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Pola makan tersebut merupakan jenis-jenis makanan yang bermanfaat, akan tetapi secara potensial mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori jika tidak dikonsumsi secara rasional. Berbagai makanan yang tergolong junk food tersebut adalah kentang goreng, ayam goreng, hamburger, soft drink, pizza , hotdog, donat, dan lain-lain.

  Perubahan gaya hidup dalam hal ini adalah pola makan junk food membawa dampak yang besar dan merugikan bagi anak-anak maupun remaja di Indonesia, bisa dikatakan bahwa masyarakat dituntut untuk bisa menyelami budaya ini, keadaan ini diperkuat dengan iklan – iklan junk

  food di televisi ditayangkan dengan penuh sejuta kelezatan alhasil banyak

  sekali anak-anak di Indonesia terpengaruh dengan iklan ini dan pada akhirnya lidah – lidah mereka menjadi cinta makanan “barat” dan lambat mengadopsi budaya ini, banyak aspek kehidupan yang akan menghilang, mereka menjadi seseorang yang tidak cinta akan masakan orangtuanya sendiri sekaligus mereka menuntut agar orangtuanya dapat membelikan makanan – makanan itu, apabila semuanya itu sudah mengendap dalam diri mereka berarti akan ada satu sikap penyingkiran terhadap makanan – makanan Indonesia seperti : gudeg, ketoprak, tiwul, dll tergantikan oleh

  junk food .

  Produsen junk food dihadapkan pada dua belah pihak yang saling bertentangan. Disatu pihak produk junk food yang selalu mengutamakan kebersihan dipandang oleh sebagian masyarakat sebagai produk sehat. Namun disisi lain produk junk food memiliki kandungan kolesterol cukup tinggi oleh sebagian orang diyakini memiliki dampak kurang baik terhadap kesehatan karena kolesterol dapat memicu timbulnya penyakit jantung koroner. Dengan adanya dua pandangan yang berbeda dalam memandang produk junk food sebagai makanan sehat sekaligus makanan yang kurang baik bagi kesehatan menimbulkan suatu kekuatan sekaligus kelemahan produk-produk junk food.

  Berangkat dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang analisis perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian. Dari gamabarn tersebut, maka penulis mengambil judul “Hubungan Perilaku Hidup Sehat dan Frekuensi Pembelian

  B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah,

  1. Seberapa tinggi perilaku hidup sehat pengunjung Plaza Ambarrukmo?

  2. Apakah perilaku hidup sehat memiliki hubungan secara simultan dan parsial terhadap frekuensi pembelian produk junk food?

  C. Batasan Masalah

  Agar masalah yang diteliti ini tidak terlampau luas penulis memberikan batasan-batasan dalam penelitian ini yaitu:

  1. Penelitian ini dilakukan di Plaza Ambarrukmo.

  2. Penelitian ini ditujukan kepada remaja yang pernah membeli dan mengkonsumsi produk junk food .

  3. Produk makanan junk food yang diteliti dalam penelitian ini adalah ayam goreng fried chicken, mie instan, pizza, hamburger, dan hotdog

  4. Perilaku hidup sehat dalam penelitian ini mengacu pada perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan, termasuk juga tindakan-tindakan untuk memilih makanan dan minuman, pencegahan sakit dan penyakit dan perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan.

  D. Tujuan Penelitian

  Penelitian kali ini memiliki beberapa tujuan yaitu, untuk mengetahui tingkat perilaku hidup sehat pengunjung remaja plaza ambarukmo dan hubungan antara perilaku hidup sehat dengan frekuensi pembelian produk makanan junk food .

  E. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian kali ini adalah:

  1. Bagi produsen Junk Food khususnya, dengan penelitian kali ini mereka bisa melihat bagaimana realita tentang perilaku hidup sehat konsumen junk food dan hubungannya terhadap frekuensi pembelian junk food .

  2. Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa kuliah serta menambah wawasan penulis.

  3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini akan mampu menjelaskan lebih banyak mengenai tingkat perilaku hidup sehat dari konsumen junk

  food.

  4. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi pada perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi

F. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini terdiri dari enam bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, gambaran umum perusahaan, analisis data dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar belakang

  masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori akan dijelaskan mengenai teori-teori yang

  berkaitan dengan permasalahan-permasalahan dan konsep yang mendasari perumusan masalah.

  BAB III METODE PENELITIAN Pada bab metode penelitian akan dijelaskan mengenai jenis

  penelitian, waktu penelitian,waktu oenelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, teknik pengujian kuisioner, dan metode analisis data.

  BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab gambaran umum perusahaan akan dikemukakan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab analisis data akan dijelaskan analisis data dan pembahasannya. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab kesimpulan dan saran akan diuraikan mengenai

  kesimpulan dari analisis data yang ada serta saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen Keberhasilan pemasaran tidak akan lepas dari mampu atau tidaknya

  sebuah perusahaan mengenali segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen. Berkaitan dengan hal tersebut maka perusahaan harus mampu menjaga serta memelihara hubungan dengan konsumen yang telah ada dan harus berusaha memperoleh konsumen baru. Dalam upaya menjaga hubungan dengan konsumen tersebut maka perusahaan atau produsen perlu memahami perilaku konsumen.

  Engel, James F.(1994) dalam bukunya consumer behavior mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Sedangkan Schiiffman, Leon G (2000) dalam bukunya consumer

  behavior mengemukakan bahwa consumer behavior is defined as the behavior that consumer display in searching for, purchasing, using, evaluating and disposing of products and service that they expect will satisfy their needs. Consumer behavior focuses on how individuals make decisions to spend their available resources (time, money, effort) on consumption related

  

they buy it, how often they use it, how they evaluate it after the purchase and

the impact of such evaluations on future purchases, and how they dispose of

it.

  Perilaku konsumen timbul oleh adanya beberapa bentuk interaksi antara faktor-faktor lingkungan disatu pihak dan individu dipihak lain. Ada beberapa teori tentang perilaku konsumen yaitu :

  1. Teori Ekonomi Mikro Teori ekonomi mikro dikembangkan oleh para ahli ekonomi klasik seperti Adam Smith. Adam Smith mengembangkan doktrin suatu pertumbuhan ekonomi yang didasarkan atas prinsip bahwa manusia dalam segala tindakannya didorong atas kepentingannya sendiri.

  Sedangkan Jeremy Bentham memandang bahwa manusia sebagai makhluk yang memperhitungkan dan mempertimbangkan untung rugi yang akan didapat dari segala tingkah laku yang akan dilakukannya. Pandangan keduanya ini yang pada akhir abad 19 ditetapkan pada teori perilaku konsumen.

  Berbeda dengan para ahli ekonomi klasik diatas, ahli ekonomi Neo klasik sedikit menyempurnakan teori diatas yaitu dengan “teori kepuasan marginal” dalam teori tersebut setiap konsumen akan berusaha mendapatkan kepuasan maksimal, dan akan meneruskan pembelian pada sebuah produk untuk jangka waktu yang lama bila ia mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsinya.

  2. Teori Psikologis Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.

  Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori ini, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Teori belajar

  Dikembangkan oleh ahli-ahli psikologi seperti Ivan Pavlov, ada empat komponen pokok teori belajar yaitu: a. Drive (dorongan) adalah: rangsangan kuat dalam diri sesorang yang memaksa untuk bertindak b. Clue (petunjuk) adalah : Rangsangan yang lebih lemah yang akan menentukan kapan, dimana dan bagaimana tanggapan subyek.

  c. Response (tanggapan) adalah: merupakan reaksi seseorang terhadap kombinasi petunjuk.

  d. Reinforcement (penguatan) adalah: terjadi bila perilaku individu terbukti dapat memperoleh kepuasan. B. Teori Psikhoanalistis Menurut Freud perilaku manusia dipegaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dengan adanya motif yang tersembunyi. Perilaku manusia selalu merupakan hasil kerjasama dari ketiga aspek dalam struktur kepribadian manusia, yaitu:

  a. Id yaitu: aspek biologis dan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan manusia b. Ego yaitu: aspek psikologis dari kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan.

  c. Super ego yaitu: Merupakan aspek sosiologis dari kepribadian. Aspek ini dapat dianggap sebagai aspek moral dari kepribadian.

  3. Teori Sosiologis Pada teori sosiologis lebih dititik berakan kepada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka, lebih mengutamakan perilaku kelompok dan bukan perilaku individu

  4. Teori Anthropologis Yang ditekankan pada teori ini adalah perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat, tetapi kelompok yang dimaksudkan dalam teori ini bukannya kelompok kecil seperti keluarga, melainkan kelompok besar atau kelompok yang memiliki ruang lingkup lebih luas.

B. Proses Pembelian

  Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat dan pengaruh lingkungan. Niat pada umumnya dirujuk sebagai pembelian yang terencana sepenuhnya. Namun selain dengan niat beberapa pembelian didorong oleh sesuatu pembelian berdasarkan impuls yang terjadi ketika konsumen mengalami desakan tiba-tiba, yang biasanya kuat dan menetap unuk membeli sesuatu dengan segera. Impuls untuk membeli ini kompleks secara hedonik dan mungkin akan merangsang konflik emosional. Juga, pembelian berdasarkan impuls cenderung terjadi dengan perhatian yang berkurang pada akibatnya. (Engel, et.al 1995)

  Rook dalam penelitiannya seperti yang dikutip oleh Engel mengemukakan bahwa pembelian berdasarkan impuls mungkin memiliki satu atau lebih karakteristik ini:

  1. Spontanitas 2. Kekuatan, kompulsi, dan intensitas.

  4.Ketidakperdulian akan akibat.

  Pengaruh situasi bisa dibagi menurut beberapa situasi, yaitu:

  1. Situasi komunikasi yang dapat didefinisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan pada komunikasi pribadi atau non pribadi.

  Komunikasi pribadi dapat meliputi percakapan yang mungkin dilakukan oleh konsumen dengan orang lain. Sedangkan komunikasi non pribadi adalah sebuah komunikasi yang melibatkan stimulus yang luas cakupannya seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen.

  2. Situasi pembelian lebih mengacu pada alasan dimana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat biasa ditemui selama pembelian 3. Siuasi pemakaian yang mengacu pada alasan dimana konsumsi terjadi.

  Dalam banyak kejadian, situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama.

  Tahap – tahap dalam proses kegiatan suatu pembelian, sebagai berikut:

  a. Kebutuhan yang dirasakan

  b. Keputusan sebelum membeli

  c. Keputusan untuk membeli

  d. Perilaku untuk membeli

C. Pengambilan Keputusan Pembelian

  Menurut Amirulah (2002:61), pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternative sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Proses pemilihan dan penilaian itu biasanya diawali dengan mengidentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisis, dan memilih berbagai alternative tersebut dan mengambil keputusan yang dianggap paling baik. Langkah terakhir dari proses situ merupakan sistem evaluasi untuk menentukan efektifitas dari keputusan yang telah diambil.

1. Tingkatan pengambilan keputusan konsumen

  Tidak semua situasi pengambilan keputusan konsumen berada dalam tingkatan yang sama. Jika semua keputusan pembelian memerlukan usaha yang lebih luas, kemudian konsumen mengambil keputusan itu walaupun dengan proses yang cukup melelahkan, maka keputusan harus tetap diambil.

  Sebaliknya, ada sebagian konsumen yang begitu mudah mengambil keputusan. Kondisi ini terjadi karena konsumen sudah menganggap bahwa proses itu merupakan proses yang berulang-ulang atau sudah biasa.

  Berdasarkan pola hubungan antara jenis usaha (masalah) yang paling tinggi dan usaha yang paling rendah, maka kita dapat membedakan tiga tingkatan pengambilan keputusan konsumen:

  a. extensive problem solving . Pada tingkat ini konsumen sangat

  membutuhkan banyak informasi untuk lebih meyakinkan putusan yang diambilnya. Konsumen dalam hal ini telah memiliki kriteria- kriteria khusus terhadap barang yang akan dipilihnya. Pengambilan keputusan extensive juga melibatkan keputusan multi pilihan dan upaya kognitif serta perilaku yang cukup besar. Akhirnya, pengambilan keputusan ini cenderung membutuhkan waktu yang cukup lama.

  b. limited problem solving . Pada tingkat ini konsumen tidak begitu

  banyak memerlukan informasi, akan tetapi konsumen tetap perlu mencari-cari informasi untuk lebih memberikan keyakinannya.

  Biasannya konsumen yang berada pada tingkat ini selalu membandingkan merek atau barang dengan menggali terus informasi-informasi. Disini lebih sedikit alternatif yang dipertimbangkan dan demikian pula dengan proses integrasi yang dibutuhkan. Pilihan yang melibatkan pengambilan keputusan terbatas biasanya cukup cepat, dengan tingkat upaya kognitif dan perilaku yang sedang.

c. Routinized response behavior . Karena konsumen telah memiliki

  banyak pengalaman membeli, maka informasi biasanya tidak diperlukan lagi. Informasi yang dicari hanyalah untuk membandingkan saja, walaupun keputusan itu sudah terpikirkan oleh mereka. Dibandingkan dengan tingkat yang lain, perilaku pilihan rutin membutuhkan sangat sedikit kapasitas kognitif atau kontrol sadar. Pada dasarnya, rencana keputusan yang telah dipelajari konsumen diaktifkan kembali dari ingatan dan dilakukan secara otomatis untuk menghasilkan perilaku konsumen.

2. Komponen dan Proses Keputusan

  Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku (keputusan membeli) konsumen. Faktor-faktor itu dapat berasal dari luar diri konsumen (external

  influence ) dan juga berasal dari dalam diri konsumen (psychological

  ). Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka

  influence

  komponen utama yang mempengaruhi keputusan membeli konsumen dapat digolongkan menjadi tiga macam: a. Komponen input. Komponen ini dapat juga disebut sebagai pengaruh eksternal, yang dapat diklasifikasikan dalam dua sumber, yaitu: usaha – usaha pemasaran (produk, harga, promosi, distribusi) dan lingkungan sosial-budaya (keluarga, sumber informal, klas sosial, budaya dan sub-budaya).

  b. Komponen Proses. Komponen ini sudah mengarah pada pengambilan keputusan konsumen. Selain dipengaruhi oleh external influence, komponen ini juga melibatkan faktor-faktor seperti: motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap. Dalam proses pengambilan keputusan, faktor-faktor itu mengarah pada upaya penemuan masalah, pencarian informasi, evaluasi, pemilihan.

  c. Komponen Output. Bagian output dari pengambilan keputusan konsumen mengarah pada dua bentuk kegiatan dan sikap, yaitu perilaku membeli dan evaluasi pasca pembelian. Hasil akhir dari dua kegiatan itu adalah meningkatkan kepuasan lewat barang yang dibeli oleh konsumen.

  Herbert A. Simon mengajukan model yang bermanfaat sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan. Model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu sebagai berikut:

  a. Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan arah tindakan yang dapat mengidentifikasi masalah.

  b. Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis untuk memahami masalah, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.

  c. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.

  D. Perilaku Perkembangan Psikologis Remaja

  Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kecenderungan perilaku konsumtif remaja, antara lain karakteristik masa remaja yang merupakan masa transisi dari masa kanak – kanak ke masa dewasa. Pada masa peralihan ini, status individu tidaklah jelas karena remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Kebutuhan untuk memiliki dan menemukan identitas pribadi yang khas menjadi sangat penting dan diwujudkan melalui proses identifikasi dengan teman sebaya atau tokoh idola tertentu. Kondisi inilah yang menyebabkan remaja mudah terpengaruh oleh teman sebayanya dalam mengkonsumsi suatu produk dan meniru mode terbaru yang ditawarkan pada berbagai media massa. Remaja membeli dan mencoba produk – produk baru berkaitan dengan usahanya untuk mengekspresikan identitas serta usaha untuk memperoleh penerimaan dan pengakuan sosial dari teman sebayanya (Santrock, 1995: 44).

  E. Perilaku Hidup Sehat

  Pada awal abad ke 20 Winslow membuat batasan mengenai kesehatan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: perbaikan lingkungan sanitasi, pemberantasan penyakit menular, pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

  Bentuk kesadaran akan hidup sehat biasanya dimulai dari perubahan perilaku kesehatan. Dimana perilaku kesehatan dibentuk oleh suatu proses pendidikan kesehatan. Seperti yang diungkapkan oleh Prof.Dr.Soekidjo Notoatmodjo bahwa pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran dari pendidikan kesehatan.

  Seperti yang diungkapkan Skinner seorang ahli perilaku dikatakan bahwa perilaku adalah hasil hubungan antara stimulus (rangsangan) dan response (tanggapan). Secara lebih operasional dapat diartikan bahwa perilaku adalah suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subyek tersebut. Sedangkan perilaku kesehatan yaitu Respon tersebut terbentuk dua macam yaitu: (Notoatmodjo, 1997)

  1. Bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain

  2. Bentuk aktif adalah apabila perilaku tersebut dapat dengan jelas dilakukan observasi secara langsung.

  Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Respon tersebut dapat bersifat pasif maupun aktif, sedangkan kriteria orang memiliki perilaku hidup sehat adalah seberapa jauh sesorang menerapkan empat unsur pokok dari stimulus kesehatan di praktekkan dalam kehidupan sehari – hari.

  Ada empat unsur pokok dari stimulus perilaku kesehatan, yaitu:

  1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia berespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsi penyakit atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit atau sakit tersebut.

  Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni : a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

  (health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi, olah raga, mandi dua kali sehari, menggosok gigi dan lain-lain.

  b. Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalah respons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai sumber air sehat, cukup kualitas maupun kuantitas, harus ada tempat pembuangan kotoran sampah dan air limbah yang baik, harus dapat mencegah perkembangbiakan vaktor penyakit seperti: nyamuk, lalat, tikus dan sebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

  c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking

  behaviour ), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan,

  misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri, dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).

  d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation

  behaviour ) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha

  pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya).

  2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.

  3. Perilaku terhadap makanan Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour) yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita. Makanan higienis, yaitu makanan yang tidak mengandung kuman penyakit dan tidak boleh bersifat meracuni tubuh serta lezat rasanya, Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut :

  a. Harus cukup mengandung kalori

  b. Protein yang dikonsumsi harus mengandung kesepuluh asam amino utama, yaitu lipsin, triptopan, histidin, penilalanin, leusin, isoleusin, threonin, metionin, valin, dan arginin.

  c. Harus cukup mengandung vitamin

  d. Harus cukup mengandung garam mineral dan air

  e. Perbandingan yang baik antara sumber karbohidrat, protein dan lemak.

  Selain syarat-syarat diatas, agar memberikan kesehatan bagi tubuh, sebaiknya a. Mudah dicerna oleh alat pencernaan

  b. Bersih, tidak mengandung bibit penyakit, karena hal ini tentu akan membahayakan kesehatan tubuh serta tidak bersifat racun bagi tubuh.

  c. Jumlah yang cukup dan tidak berlebihan

  d. Tidak terlalu panas pada saat disantap. Makanan yang terlalu panas disajikan mungkin sekali dapat merusak gigi dan mengunyah pun tidak dapat sempurna.

  e. Bentuknya menarik dan rasanya enak

  4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behaviour) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.

  Perilaku ini antara lain mencakup :

  a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk didalamnya komponen manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.

  Kualitas yang baik untuk air rumah tangga harus memenuhi 3 syarat, yaitu:

  1. Syarat fisik, yaitu air harus jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

  2. Syarat kimiawi, yaitu air tidak mengandung zat racun (toksin), tidak mengandung mineral-mineral, dan zat organik yang lebih tinggi dari jumlah yang ditentukan. Misalnya zat besi (Fe) tidak boleh lebih dari 0,10 mg per liter, sulfat tidak boleh lebih dari 250,00 mg per liter, timah hitam tidak boleh lebih dari 0,05 mg per liter, zat organk tidak boleh lebih dari 10,00 mg per liter. pH (keasaman) antara 6-8. kesadahan antara 5-10 derajat jerman (1 derajat jerman = 10 mg CaCo per liter)

  3. Syarat bakteriologis, yaitu air tidak boleh mengandung kuman penyakit menular, antara lain Cholera dan Paracholera Eltor, Typhus abdominalis dan Parathypus A, B dan C, Dysenteria bacillaris dan Dysenteria amoebica, Hepatitis infectiosa, Poliomyelitis anterior acuta, dan cacing. Untuk kepentingan air minum hendaknya air dimasak sampai mendidih agar semua bakteri parasit mati.

  b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut segi - segi higienis, pemeliharaan teknik, dan penggunaannya.

  c. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Termasuk didalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah yang sehat serta dampak pembuangan limbah yang tidak baik. Untuk tempat sampah di tiap rumah tangga isinya cukup 1 meter kubik. dapur, karena akan merupakan gudang makanan bagi tikus sehingga rumah banyak tikusnya.

  Tempat sampah sebaiknya:

  1. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak

  2. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau hewan lainnya seperti tikus, kucing, ayam dan sebagainya

  3. Ditempatkan di luar rumah. Jika pengumpulannya dilakukan oleh pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mengambilnya d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainya.

  e. Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vektor) dan sebagainya.

E. Bahan Makanan Penyusun Junk Food

  Junk food adalah kata lain untuk makan yang jumlah kandungan

  nutrisinya terbatas. Umumnya, yang termasuk dalam golongan junk food adalah makanan yang kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tetapi kandungan gizinya sedikit. Yang paling mudah masuk dalam jenis ini adalah makanan pencuci mulut yang manis, makanan fast food yang digoreng, dan minuman bersoda atau minuman berkarbonasi. Biasanya makanan yang punya label junk food ini kandungan protein, vitamin atau mineralnya sangat sedikit. Padahal, semua itu sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh.

  Makanan yang dikategorikan junk food biasanya juga mengandung banyak sodium, saturated fat, dan kolestrol. Bila dalam tubuh jumlah ini banyak, maka akan menimbulkan banyak penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit berat macamdarah tinggi, stroke, jantung, dan kanker.

  Sodium

  Sodium adalah bagian dari garam yang banyak ditemukan pada makanan dan minuman kemasan. Banyak makanan kemasan atau kalengan itu berkadar sodium tinggi. Sodium banyak terdapat pada french fries (apalagi bila ditambah shakers), ayam goreng, burger, cheese burger, bologna, pizza, segala jenis snack keripik kentang dan mi instan.

  Tidak hanya makanan dan minuman, sayuran yang dikemas dan dijual dalam kaleng banyak yang mengandung zat ini. Keju pun tak bebas dari bahan sodium ini. Begitu pun beberapa penyedap, seperti soy sauce (biasanya disediakan di resto jepang atau asia timur), garlic salt, dan onion salt. Hal serupa juga terjadi jika menyantap bakso atau mie ayam di pinggir jalan, garam meja yang disediakan pun mengandung sodium.

  Yang harus diperhatikan adalah kadar sodium yang dikonsumsi jumlahnya tidak boleh berlebihan. Untuk ukuran orang dewasa, sodium yang aman jumlahnya tidak dari 3300 miligram. Ini sama dengan 1 3/5 sendok teh, sodium yang terlalu banyak dalam tubuh dapat menungkatkan tekanan darah tinggi.

  Tekanan darah tinggi inilah yang mempengaruhi munculnya gangguan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

  Natrium

  Satu hari rata-rata masukan natrium dalam tubuh sebaiknya kurang dari 200 mg. Kelebihan natrium dapat menyebabkan antara lain penurunan fungsi otot jantung. Mengapa begitu? Karena kelebihan natrium mengakbiatkan kekurangan kalium. Nah, sungguh sangat disayangkan kandungan natrium junk