PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAHAYA

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT, BAHAYA
NARKOBA, DAN BAHAYA MEROKOK
A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang
dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium
2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development Goals (MDGs)
yang memiliki semboyan "Health is not everything, but without health everything is nothing".
Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai
dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak sehat
menjadi prilaku hidup sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku
yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan
kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan
manusia kapan saja dan dimana saja termasuk di dalam lingkungan kampus dan tempat
tinggal karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan
sehingga melekat dalam diri seseorang. Perilaku merupakan respon individu terhadap
stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat menghindarkan banyak penyakit dari manusia
seperti Hepatitis, Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak.
Dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi umat
manusia, oleh karena itu setiap orang ingin hidup sehat baik sehat secara fisik, jasmani,
maupun rohani. Di kalangan mahasiswa saat ini PHBS masih belum bisa diterapkan dengan
baik, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran mahasiswa tentang bagaimana cara
menerapkan PHBS. Kurangnya kesadaran terhadap hal tersebut membuat lingkungan kampus
jauh dari kesan bersih dan sehat.

PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah
satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan
kesehatan. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun
1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber
daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al., 1995). Perubahan-perubahan perilaku
kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman

yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan
atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. Dasar orang berperilaku
dipengaruhi oleh Nilai, Sikap dan Pendidikan/Pengetahuan (Notoatmodjo, 2005).
Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit yang penting harus ada kesadaran,
keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap mahasiswa dapat menerapkan prinsip
untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan. Jika kebiasan yang
baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang
dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa
kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya
dan melakukannya. Berikut beberapa cara melakukan hidup sehat dan bersih di lingkungan
kita:
a) Menggunakan air bersih
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika
kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang digunakan
diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana.
b) Mencuci tangan dengan air dan sabun.
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan
mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan
penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain
hepatitis B, HIV/AIDS.


c) Menggunakan jamban yang bersih.
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks
antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan
sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumber
air, tanah dan sebagainya.
d) Makan buah dan sayur setiap hari.
Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah
didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat
terpenuhi.
e) Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan
kekuatan otot dan menyehatkan badan.
f) Tidak merokok di lingkungan kampus.
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang
disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam lingkungan kampus. Karena
banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit
kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak,
kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang
rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker.

Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g) Tidak asal mengkonsumsi jajanan di kantin kampus
Mengkonsumsi jajanan di kantin kampus atau di lingkungan sekitar kampus dengan
jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan
(BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya
aman untuk kesehatan atau tidak.

h) Membuang sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber
polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan
kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan.
i) Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan
tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap
penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes,
stroke dan hipertensi.
j) Menjauhi narkoba dan minuman alkohol
Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu
jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi, usia, berat badan, dan jenis kelamin. Selain itu
makanan yang ada di dalam lambung serta pengalaman seseorang minum minuman

beralkohol. Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara
konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya.
Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya
konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa
penampilan mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.
k) Hindari Pergaulan Bebas (HIV dan AIDS)
Pergaulan bebas dikalangan remaja akhir-akhir ini sangatlah memprihatinkan. Banyak
remaja yang harus menikah dini dikarenakan mereka telah hamil di luar nikah, semakin hari
pengidap HIV/AIDS semakin bertambah, pecandu narkoba semakin merajalela. Pengidap
HIV/AIDS semakin hari semakin meningkat, seks bebas dan penggunaan narkoba merupakan
salah satu faktor peningkatan penularan HIV/AIDS.
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang
dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiancy Syndrome). Jadi setelah virus HIV
masuk ke dalam tubuh, maka virus ini kan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Setelah sistem kekebalan tubuh rusak maka akan timbulah berbagai macam penyakit, karena
kekebalan tubuh tidak lagi bisa untuk melawan infeksi penyakit yang masuk.

Virus HIV ini merusak kekebalan tubuh, sedikit demi sedikit virus ini merusak sel
limfosit tubuh, beberapa tahun awal (5-7 tahun) penderita HIV positif ini tidak menunjukkan
gejala-gejala apapun, namun setelah sistem kekebalan tubuh smakin melemah (5-7 tahun)

maka tubuh tidak dapat lagi melawan penyakit-penyakit yang masuk sehingga akan dengan
mudah diserang oleh berbagai penyakit, belum ada obat yang bisa mengobati penyakit ini,
obat antiretroviral hanya digunakan untuk untuk mencegah berkembangnya penyakit dengan
menghentikan reproduksi HIV/AIDS dalam tubuh.

A. Bahaya Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi
(termasuk

didalamnya

Badan

Narkotika

Nasional),

jaksa,


hakim

dan

petugas

Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah
Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak
dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari
kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:
Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan”.
Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”.
Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika
yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan”

Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan
psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika

yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan
pengetahuan.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan
psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan
illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut siapapun yang memiliki, memproduksi,
menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I
dapat dikenakan pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang mengkonsumsi narkoba yang semuanya
berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik,
emosional, mental-intelektual dan interpersonal seperti untuk membantu kegiatan ibadah:
ganja, tanaman psikoaktif, pada beberapa agama, untuk menggali jati diri khususnya bagi para
remaja yang rasa ingin tahunya masih tinggi, untuk merubah perasaan diri, untuk mengatasi
penyakit diri seperti frustasi, untuk melarikan diri dari rasa bosan & putus asa, narkoba
sebagai pelarian dari rasa sakitnya, untuk membantu diri & meningkatkan interaksi sosial,
untuk meningkatkan pengalaman sensoris & kesenangan diri, dan lain-lain.
Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan
penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi

penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural (lingkungan) antara lain:
 Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua
yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya
 Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.
 Perubahan teknologi yang cepat.
 Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral.
 Meningkatnya waktu menganggur.
 Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi etno
rasial, kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
 Menjadi manusia untuk orang lain.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis
narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum,
dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

1. Dampak Fisik:


Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan




kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot




jantung, gangguan peredaran darah.
Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran



bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,



pengecilan hati dan sulit tidur.
Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:

penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan



fungsi seksual.
Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan



periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang



hingga saat ini belum ada obatnya.
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya sehingga kondisi over dosis
bisa menyebabkan kematian.

2. Dampak Psikis:



Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga




Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.

3. Dampak Sosial:


Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan



Merepotkan dan menjadi beban keluarga
Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan
rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada
waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi

(suggest). Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan
untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Dampak-dampak inilah yang menandakan betapa bahayanya narkoba bagi masyarakat
khususnya bagi generasi muda. Narkoba dapat menghancurkan masa depan generasi muda
yang merupakan generasi penerus bangsa, narkoba tidak hanya berdampak pada fisik
pemakai akan tetap psikis dan sosialnya yang akan menghancurkan apapun yang ada
disekitarnya jika tak diobati. Narkoba dapat memunculkan banyak masalah selain kesehatan
seperti kriminalitas (KDRT, pencurian, pembunuhan, dan lain-lain), hancurnya hubungan
keluarga, dan sebagainya.
B. Bahaya Merokok
Kata “rokok” memang sudah tidak asing lagi didengar. Masyarakat mengenal rokok
bisa dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan adanya berbagai media mulai dari surat kabar,
televisi, radio, baliho – baliho yang terpampang megah di jalan besar sampai pada internet
pun yang secara besar – besaran telah mempromosikan barang yang sesungguhnya
memberikan dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm ( bervariasi tergantung negara ) dengan diameter
sekitar 10 mm yang berisi daun – daun tembakau yang telah dicacah dan dibakar pada salah
satu ujungnya, kemudian dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lain. Pandangan ini tentunya sudah menjelaskan secara keseluruhan karakteristik dari
sebuah rokok pada umumnya.
Setelah mengenal rokok, sebagian orang ada yang masih penasaran dan ada juga yang
masa bodoh dengan adanya rokok. Orang yang masih penasaran memiliki rasa ingin tahu
yang sangat besar. Hal ini sama apabila seseorang masih penasaran dengan rokok, tentunya
mereka akan mencari tahu bagaimana cara menggunakannya. Menurut Jeanne (1996:153)
biasanya orang mulai merokok karena orang lain merokok. Hal ini pada umumnya akan
berdampak sangat cepat menyerang anak – anak. Tentunya mereka mulai merokok karena
meniru dari orang terdekat, yaitu orang tuanya yang merokok atau saudara yang diam – diam
merokok. Selain itu, karena faktor lingkungan dan teman – teman di sekelilingnya yang telah
merokok dan terbiasa dengan merokok, maka seorang anak mulai bisa merokok. Umumnya,
anak – anak melakukan hal ini karena mereka beranggapan bahwa dengan merokok akan
membuat mereka dipandang sudah dewasa dan pemberani. Jika seseorang telah mencoba
menghisap rokok, biasanya lama – lama hal ini akan berkembang menjadi suatu kebiasaan.

Ada beberapa alasan mengapa orang itu merokok. Menurut Armstrong (1991: 25) :
Beberapa alasan mengapa orang dewasa itu merokok adalah karena mereka benar – benar
menikmatinya sewaktu merokok, mereka menjadi ketagihan terhadap rokok sehingga tanpa
adanya rokok hidupnya terasa hampa, mereka menjadi terbiasa untuk menghisap rokok agar
dapat merasa santai, merokok telah menjadi suatu kebiasaan dan merokok merupakan
penopang bermasyarakat. Namun, penjabaran yang diberikan Armstrong ini pada umumnya
bukanlah alasan orang untuk mulai merokok. Beberapa orang merasa terangsang jika
merokok, namun ada pula yang merokok karena ingin tenang dan merasa terbebas dari rasa
takut dan gelisah. Ada pula merokok karena ingin lebih akrab dengan teman – teman yang
mengharuskan merokok dalam suatu kelompok.
Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai . Kebiasaan ini sudah begitu
luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah.
Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan
gejala sosial. Merokok memang mengganggu kesehatan. Kenyataan ini tidak dapat kita
pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti akibat buruk dari merokok, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan si perokok, tetapi juga
bagi orang di sekitarnya.
Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.
Tidak hanya bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan akibat buruk di bidang ekonomi. Di
negara industri maju, kini terdapat kecenderungan untuk berhenti merokok, sedangkan di
negara berkembang, khususnya Indonesia justru cenderung timbul peningkatan kebiasaan
merokok.
Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan
partikel. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida,
amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri
dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium
Berdasarkan penjelasan di atas, rokok dan asapnya mempunyai dampak yang
buruk bagi kesehatan. Tidak hanya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga bagi perokok pasif
yang hanya ikut menghirup asapnya saja. Dilihat dari bahan – bahan yang berbahaya dalam
rokok, nikotin dapat menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung hingga
pekerjaan jantung menjadi lebih berat, karbon monoksida dapat menyingkirkan oksigen yang
dibutuhkan tubuh dengan mengikat dirinya pada HB darah, dan tar memicu timbulnya
kanker.

Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main
stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau
yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau
yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih
banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih
banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak
50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah
rokok berhenti.
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan. Seseorang
yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu. Dari pendapat
ini kita tahu bahwa asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang
berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen tersebut tergantung pada tipe tembakau,
temperatur pembakaran, panjang rokok, porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada
tidaknya filter. Partikel dalam asap rokok dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik).
Nikotin, karbon monoksida, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel
(dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah.
Rokok merupakan faktor risiko untuk sekurang – kurangnya 25 jenis penyakit,
diantaranya adalah kanker pundi kencing, kanker perut, kanker usus dan rahim, kanker mulut,
kanker esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker payudara, kanker paru, penyakit
saluran pernapasan kronik, strok, osteoporosis, jantung, kemandulan, putus haid awal,
melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi, bronchitis, batuk, penyakit ulser peptic,
emfisima, otot lemah, penyakit mulut, dan kerusakan mata. Diantaranya akan dijelaskan
sebagai berikut:
a.

Penyakit Kanker Paru
Terdapat hubungan yang erat antara kebiasaan merokok dengan kanker paru sebab

penyebab utama dari penyakit ini adalah rokok. Merokok dapat menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel
mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada
saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan
penumpukan lendir.

Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi
paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya
penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama
timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Terdapat pula hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama rokok, dengan
timbulnya kanker paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan,
dikenal sebagai bahan karsinogen. Tar juga berhubungan dengan risiko terjadinya kanker.
Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru pada perokok
mencapai 10-30 kali lebih sering (Armstrong et al., 1991)
b.

Penyakit Jantung Koroner
Banyak orang mengira bahwa kanker paru merupakan bahaya terbesar akibat

merokok. Sesungguhnya, penyakit jantung koronerlah yang jauh lebih berbahaya. banyak
penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner
(PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari
setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit
jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992,
mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga)
menjadi 16 persen (peringkat pertama). Dengan demikian, merokok menjadi faktor utama
penyebab penyakit jantung koroner tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung
koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer sebagaimana
akibat yang dihasilkan karbon monoksida.
Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding
pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. Pembuluh darah yang
melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan
pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.
c.

Penyakit Stroke
Penyakit stroke merupakan penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat

mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian
lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam penelitian yang
dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar
kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul

rata-rata dalam 8 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan.
Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS
sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
Penyakit Mulut

d.

Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik
kanker paru-paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut. Kanker di dalam rongga mulut
biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok yang dibakar dan dhiisap.
Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit. Memang terdapat keterkaitan yang erat
antara merokok dengan kesehatan mulut karena aktivitas merokok dimulai di mulut.
Merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada
lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi
jamur.
Dampak Bagi Perokok Pasif

e.

Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa
penyakit berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan menganggap
bahwa merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya merokok bukan urusan
pribadi. Asap rokok tidak hanya berpengaruh kepada perokok aktif, tetapi juga mengotori
udara sekitar.
Orang – orang yang bukan perokok, tetapi ikut menghirup udara yang tercemar asap
rokok dinamakan perokok pasif ('passive smoking'). Perlu diketahui bahwa asap yang
dihasilkan dan rokok yang mengepul ke udara luar ditambah dengn asap yang dihembuskan
oleh perokok mengandung zat kimia yang lebih tinggi daripada yang dihisap oleh perokok
sendiri yang labil. Mereka yang peka sebagai perokok pasif terutama adalah bayi dan anak –
anak.
Risiko yang akan diterima perokok pasif antara lain dapat mengalami kanker paru dan
penyakit jantung, masalah pernapasan termasuk radang paru dan bronchitis, sakit atau pedih
mata, bersin, batuk – batuk, dan sakit kepala.
Di samping itu, perokok pasif juga mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk
mengidap berbagai penyakit, 30 % penyakit jantung dan 25% kanker. Bagi ibu hamil yang
merokok akan mengalami pengaruh buruk antara lain akan mengalami keguguran,
pendarahan, bayi lahir prematur, bayi meninggal / meninggal setelah lahir, bayi lahir dengan
berat badan rendah ( lebih rendah dari normal ) dan bayi sering sakit.

Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok selain mempengaruhi kesehatan, juga
akan mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif.
Dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar
bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan
perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Dari sudut
ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah
biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Daftar Pustaka
1.

Armstrong, Sue. 1991. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan . Jakarta : Arcan

2.

Mandagi,

Jeanne.

1996. Masalah

Narkotika

dan

Zat

Adiktif

Lainnya

serta

Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda Printing
3.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT.Rhineka Cipta : Jakarta.

4.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online), (http://www.perdhaki.org/content/perilakuhidup-bersih-dan-sehat, diakses pada 15 April 2016).

5.

Pradana, A. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. (Online), (http://info-kesehatankita.blogspot.com/2012/01/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs.html, diakses pada 15 April
2016).

6.

Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). (Online), (http://www.promosikesehatan.com/, diakses pada 15
April 2016).