DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT KAMPUNG MUALAF

  

MODEL PENDEKATAN

SAINTIFIK

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN

MASYARAKAT KAMPUNG MUALAF

  

MODEL PENDEKATAN

SAINTIFIK

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN

MASYARAKAT KAMPUNG MUALAF

  Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

  

RAJAWALI PERS

Divisi Buku Perguruan Tinggi

PT RajaGrafindo Persada

  

J A K A R T A

  Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Saputro, Budiyono Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat Kampung Mualaf/ Budiyono Saputro

  —Ed. 1.—Cet. 1.—Jakarta: Rajawali Pers, 2017. x, 350 hlm., 23 cm Bibliografi: hlm. 213

ISBN 978-602-425-108-6

1. Kehidupan Beragama -- I. Judul.

  204.407

  2 Hak cipta 2017, pada penulis Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit 2017.1679 RAJ MUALAF

MODEL PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT KAMPUNG

Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

  Cetakan ke-1, November 2016 Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Desain cover oleh octiviena@gmail.com Dicetak di Rajawali Printing

PT RAJAGRAFINDO PERSADA

  Kantor Pusat: Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956 Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163 E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.id Http: //www.rajagrafindo.co.id Perwakilan:

Jakarta-14240 Jl. Pelepah Asri I Blok QJ 2 No. 4, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara, Telp. (021) 4527823. Bandung-40243

Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi Telp. (022) 5206202. Yogyakarta-Pondok Soragan Indah Blok A-1, Jl. Soragan,

  

Ngestiharjo, Kasihan Bantul, Telp. (0274) 625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut Harapan Blok. A No. 9, Telp. (031)

8700819. Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 Rt. 78, Kel. Demang Lebar Daun Telp. (0711) 445062.

  

Pekanbaru-28294, Perum. De’Diandra Land Blok. C1/01 Jl. Kartama, Marpoyan Damai, Telp. (0761) 65807. Medan-20144, Jl.

  

Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor, Telp. (061) 7871546. Makassar-90221,

Jl. ST. Alauddin Blok A 14/3, Komp. Perum. Bumi Permata Hijau, Telp. (0411) 861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No.

31 Rt. 05, Telp. (0511) 3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol g. 100/V No. 5B, Denpasar, Bali, Telp. (0361) 8607995, Bandar Lampung-35115, Perum. Citra Persada Jl. H. Agus Salim Kel. Kelapa Tiga Blok B No. 12A Tanjung Karang Pusat, Telp.

  082181950029.

  KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb.

  Syukur Alhamdulillah buku dengan judul “Model Pendekatan Saintifik

  

dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat Kampung Mualaf ”

  selesai kami susun. Rasa syukur tersebut kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat sehat dan kesempatan dalam menulis buku ini. Buku ini merupakan kumpulan kegiatan ilmiah penulis mulai dari penelitian, Ekpose Karya Ilmiah (EKI) di Jawaharlal Nehru University (JNU) New Delhi India, malam Anugrah Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam, Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

  Selesainya penyusunan buku ini tidak lepas dari berbagai pihak yang secara langsung ataupun tidak terlibat langsung. Untuk itu kami ingin memberikan apresiasi setingi-tingginya pada beberapa pihak sebagai berikut.

  1. Kementerian Agama RI yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis melalui hibah EKI ini di Jawaharlal Nehru University New Delhi India, Anugrah Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam, HKI dari Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia dan pemantapannya kembali di New Delhi India.

  2. Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian, EKI dan pemantapan HKI di JNU New Delhi.

  3. Rektor Jawaharlal Nehru University New Delhi India, yang telah memberikan izin dalam acara EKI dan pemantapan HKI.

  4. Pemerintah Kabupaten Temanggung yang dengan tulus ikhlas memberi izin dan kerja sama lapangan selama proses penelitian.

  5. Tokoh Agama Islam, Budha, Kristen Kampung Mualaf yang bersedia secara kooperatif bersedia mengikuti proses kegiatan penelitian.

  6. Dr. Gautam Kumar Jha, Hammam Sanadi, Advisor EKI di Jawaharlal Nehru University New Delhi India

  7. Serta berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu dalam laporan kegiatan ini.

  Akhirnya, semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat, bagi dunia akademik dan tentu bagi tim peneliti dan tak lupa kami sampaikan terima kasih.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 01 Januari 2017 Penyusun

  Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

DAFTAR ISI

  KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii

  DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN

   1 A. Latar Belakang

   1 B. Keuanggulan Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat

   2 BAB II ISU ETIS DAN SPESIFIKASI MODEL

   3 BAB III KONTEKSTUAL PENDEKATAN SAINTIFIK

  5 A. Review Literatur

   5 B. Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat dan Dialog Antar Umat Beragama

   9 C. Kajian Teoris

   11 BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN MODEL 15

  A. Metode Research and Development

   15 B. Desain dan Metode Penelitian

   15 BAB V HASIL DAN ANALISIS MODEL 17

  A. Hasil Model

   17

  B. Analisis Model

   17 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

   23 BAB VII EKSPOSE MODEL DI JNU NEW DELHI INDIA 25

  A. Tujuan Program Ekspose Karya Ilmiah

   25 B. Kontribusi Ilmiah Hasil Penelitian Program EKI 25

  C. Output Program EKI

   27 D. Gambaran Proses Kegiatan EKI

   28 E. Penutup

   31 BAB VIII MALAM ANUGRAH APRESIASI PENDIDIKAN TINGGI ISLAM

   33 BAB IX HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL MODEL (HKI) 37

BAB X PUBLIKASI ILMIAH MODEL

  41 DAFTAR PUSTAKA

  50 BIODATA PENULIS 6 1

  REFRENSI

  65

Tabel 3.1 Aspek dan Keterangan Pendekatan Saintifik

  6 Tabel 3.2 Kontekstual Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat

  8 Tabel 5.1. Tahapan dan Diskripsi Model Pendekatan Saintifik

  

dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat

  21 Tabel 9.1 Diskripsi Program Model Pendekatan Saintifik

  dalam Kehidupan Sosial Keagamaan

  38 DAFTAR TABEL

  [Halaman sengaja dikosongkan]

Gambar 5.1 Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan

  Sosial Keagamaan Masyarakat

  18 Gambar 7.1 Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan

  28 Gambar 7.2 Focus Group Discussion (FGD) dengan Dr. Gautam

  29 Gambar 7.3 Presentasi Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan sosial Masyarakat siasxsk

  30 Gambar

  7.4 Pemberian Sertifikat EKI

  31 Gambar 8.1 Dr. Budiyono Saputro, M.Pd sedang menerima Penghargaan Peraih Ekspose Karya Ilmiah Terpublikasi Internasional di Hotel Red TOP Jakarta 10 Desember 2015

  34 Gambar 8.2 Dr. Budiyono Saputro, M.Pd, memegang Piala API 35

Gambar 9.1 Sertifikat HKI Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat

  39 Gambar 10.1 Acepptence Letter Publikasi Ilmiah

  41 DAFTAR GAMBAR

  [Halaman sengaja dikosongkan]

  PENDAHULUAN

  1 A. Latar Belakang

  Masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat seluruh dunia memiliki keragaman dalam beragama (diantaranya: Islam, Kristen, Budha dan Hindu), sehingga diperlukan sebuah model dalam peningkatan toleransi antar umat beragama. Model toleransi antar umat beragama disusun berdasarkan needs

  

assesment dan perencanaan yang jelas. Needs assesment menjadi sangat penting

  untuk perencanaan model toleransi antar umat beragama dalam rangka mencapai harmonisasi hidup kerukunan antar umat beragama. Faktual saat ini di Indonesia maupun di negara lain masih terdapat konflik antar umat beragama dalam kehidupan sehari hari, konflik tersebut dalam wujud nyata yang disebabkan adanya pernikahan beda agama, pindah agama. Hal tersebut perlu dilakukan harmonisasi melalui sebuah model toleransi. Faktual lain adalah belum ada model peningkatan toleransi antar umat beragama yang secara faktual terpublikasi, untuk itu peneliti meneliti dan menawarkan model peningkatan toleransi antar umat beragama yang diberinama “Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” yang dapat diimplementasikan secara umum oleh masyarakat antar umat beragama dimanapun berada.

  

B. Keunggulan Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial

Keagamaan Masyarakat

  Model toleransi antar umat beragama ini telah di patenkan oleh penulis di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dengan nomor pencatatan 078508 dan telah dilakukan Ekspose Karya Ilmiah di Jawaharlal Nehru University (JNU) New Delhi India pada tanggal 28 & 29 November 2015. Pemantapan HKI di JNU pada tanggal 5 sampai dengan

  12 November 2016. Karya ilmiah dengan judul Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan ini juga mendapatkan penghargaan dalam Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam (API) 10 Desember 2015. Dampak positif dari model karya ilmiah ini bagi pembaca adalah bahwa model pendekatan Saintifik yang peneliti susun ini dapat diaplikasikan dalam peningkatan toleransi antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari.

  Keunggulan Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan adalah: (1) telah teruji di Kaloran Temanggung Jawa Tengah, (2) telah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, (3) Mendapatkan penghargaan Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam, (4) simple dan mudah dijalankan, (5) adaptif. Model tersebut mampu menjadi solusi dalam konflik antar umat beragama. Jadi model tersebut menjadi mutiara toleransi antar umat beragama.

ISU ETIS DAN SPESIFIKASI MODEL

  2 Hasil penelitian ini dilakukan melalui informan dari tokoh agama Islam, Kristen dan Budha di Kampung Mualaf Tlogowungu Kaloran Temanggung.

  Selain hal tersebut peneliti juga melakukan pengamatan kehidupan sosial keagamaan di Kampung Mualaf tersebut. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dapat memberikan alternatif dan solusi sebagai berikut:

  1. Menghasilkan produk penelitian berupa “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” yang dapat diimplementasikan secara umum oleh masyarakat antar umat beragama sehingga dapat meningkatkan toleransi antar umat beragama.

  2. Produk penelitian “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” merupakan produk model sederhana yang mudah diimplementasikan karena memiliki prosedur dan tahapan yang jelas serta setiap orang mengalami secara langsung dalam kehidupan sehari hari.

  3. Produk penelitian model toleransi “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” sebagai alternative model peningkatan toleransi beragama yang dapat diimplementasikan oleh siapapun, kapanpun dan di negara manapun.

  4. Produk penelitian model toleransi “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” dapat di implementasikan di negara India (tempat Ekspose Karya Ilmiah (EKI) model produk penelitian ini, karena di India terdapat kesamaan ragam agama dan budaya dengan Indonesia .

  5. Produk penelitian “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial

  Keagamaan” dilengkapi buku panduan sebagai pedoman bagi siapapun dalam mengimplementasikan model tersebut.

  6. Di Indonesia implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar dan menengah menggunakan model pendekatan Saintifik yaitu lima M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan) yang lebih mengedepankan sifat ilmiah sebagai hakekat sains yaitu berupa proses, sikap dan produk. Lima M diramu dalam sebuah model toleransi yaitu “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” yang dapat diimplemtasikan dalam praktek kehidupan antar umat beragama.

KONTEKSTUAL PENDEKATAN SAINTIFIK

  3 A. Review Literatur Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada

pelaksanaannya dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik.

Pendekatan pembelajaran Saintifik ini merupakan mengadopsi dari langkah-

langkah saintis yaitu metode ilmiah. Cara yang digunakan ilmuwan dalam

memperoleh pengetahuan secara logis, empiris dan sistematis inilah yang

dinamakan metode ilmiah. Makna logis dalam metode ilmiah merupakan

cara mendapatkan pengetahuan yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.

Empiris merupakan pengetahuan yang didapat telah melewati proses pengujian.

Sedangkan sistematis mengandung makna dalam mendapatkan pengetahuan

telah melewati prosedur yang berurutan. Metode ilmiah perlu pembuktian dan

terukur. Pada umumnya metode ilmiah merupakan kegiatan pengumpulan data

  melalui observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, memformulasi, dan menguji hipotesis. Kemendikbud (2013) menerangkan bahwa pendekatan Saintifik dalam pembelajaran mencakup komponen sebagai berikut: mengamati, menanya, menalar, mencoba/mencipta, menyajikan / mengkomunikasikan.

  Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi pada beberapa fenomena, pengetahuan baru, dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Sains merupakan dibangun melalui pengembangan keterampilan proses sains. Proses sains juga merupakan proses metode ilmiah. Adapun proses sains adalah meliputi: observasi, menyusun hipotesis, eksperimen, kesimpulan. Prinsip hal tersebut di atas adalah link and macth dengan pendekatan Saintifik . Pada

  

Kurikulum 2013 menekankan dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Adapun pendekatan Saintifik dalam

pembelajaran meliputi sebagai berikut: mengamati, menanya, mencoba,

mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan dalam semua

mata pelajaran. C iri khas Kurikulum 2013 adalah diberlakukan pendekatan

Saintifik dalam semua matapelajaran . Proses pembelajaran Saintifik terdiri

  5 (lima) pengalaman belajar pokok sebagai berikut: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Modul 1 telaah kurikulum IPA SD . Pendekatan pendekatan Saintifik yang dimaksud adalah seperti tabel 3.1

Tabel 3.1. Aspek dan Keterangan Pendekatan Saintifik No Aspek Pendekatan Keterangan

  Saintifik

  1

  2

  3

1 Mengamati Kegiatan dalam aspek mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat .

  2 Menanya Kegiatan dalam aspek menanya adalah mengajukan

  pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.

  3 Mencoba Kegiatan dalam aspek mencoba atau mengumpulkan

  informasi adalah mengamati kejadian dan melakukan wawancara dengan sumber.

  4 Mengasosiasi Kegiatan dalam aspek mengasosiasi adalah

  mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

  5 Mengkomunikasikan Kegiatan dalam aspek mengkomunikasikan adalah

  menyampaikan hasil pengamatan, menanya, mencoba dan mengasosiasi.

1 Saputro, Budiyono. 2014. Modul Telaah Kurikulum IPA. Kementerian Agama RI.

  Program DMS PGMI Non PAI. Pp: 9.

  Pembelajaran Saintifik memiliki makna penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah, namun juga dapat dilakukan di masyarakat. Hal tersebut dikarenakan pendekatan Saintifik dalam pendekatan pembelajaran di sekolah berkaitan dengan kehidupan dimasyarakat. Dengan demikian pendekatan Saintifik implementatif dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat.

  Pendekatan Saintifik memiliki ciri mengedepankan dimensi pengamatan, mencoba, menalar, mengasosiasi dan komunikasi. Dalam kehidupan masyarakat memiliki dimensi pembelajaran yang khas, yakni masyarakat memiliki karakteristik dalam tingkat pendidikan, usia, asal daerah dan status sosialnya. Aktivitas atau suatu kegiatan dikatakan ilmiah apabila memenuhi berbagai kriteria. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut: (1) substansi berdasarkan fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan melalui logika, penalaran tertentu. Hal tersebut mengandung arti subtansi dalam kehidupan bermasyarakat adalah benar benar keadaan nyata dalam keseharian, (2) dalam kehidupan sehari hari terbebas dari prasangka dan pemikiran yang subyektif, dengan demikian segala sesuatu yang ada di masyarakat bersifat logis, (3) Permasalahan dalam masyarakat dapat dilakukan musyawarah dengan akal sehat, logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, (4) keberagaman dalam masyarakat menciptakan sinergi dan kerjasama yang dapat mewujudkan toleransi, saling membutuhkan dan saling berimpati. Kondisi yang demikian dapat memudahkan pergaulan dalam kehidupan sehari hari dalam kehidupan sosial keagamaan, (5) dapat memupuk tanggungjawab implementasi sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan makna yang nyata dalam masyarakat.

  Faktual kriteria ilmiah tersebut di atas yang benar nyata dan terjadi pada masyarakat memiliki dampak positif dan negative dalam pelaksanaannya. Kehidupan masyarakat yang sebenarnya adalah dimulai dari keluarga dan sekolah. Di sekolah terdapat program yang dilakukan yaitu kurikulum pendidikan. Implementasi kurikulum di sekolah dapat dilaksanakan melalui berbagai pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran. Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah dasar dan menengah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Saintifik. Kontekstual pendekatan

  

Saintifik asumsi peneliti dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat adalah

seperti tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kontekstual Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan

  Makna dalam kehidupan antar umat beragama adalah sebagai umat beragama dalam keseharian sebaiknya membaca keadaan, dapat mendengarkan pendapat orang lain, menyimak serta melihat kondisi. Hal demikian dilakukan agar toleransi antar umat beragama dapat berjalan dengan lancar.

  No Aspek Pendekatan Saintifik Keterangan Implementatif dalam Kehidupan Sosial Masyarakat

  1

  2

  3

  4

  Masyarakat

1 Mengamati

  Kegiatan dalam aspek mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat.

  menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.

  Makna dalam kehidupan antar umat beragama adalah dalam kehidupan sehari hari antar umat beragama saling menyapa dan bertanya untuk mendapatkan informasi yang benar dari sumbernya. Dengan demikian dapat meminimalisir kesalahpahaman.

  3 Mencoba Kegiatan dalam

  aspek mencoba atau mengumpulkan informasi adalah mengamati kejadian dan melakukan wawancara dengan sumber.

  Makna dalam kehidupan antar umat beragama adalah melakukan dialog dan bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan di desa.

  4 Mengasosiasi Kegiatan dalam aspek

  mengasosiasi adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

  Makna dalam kehidupan antar umat beragama adalah mencari solusi adanya perbedaan pendapat dalam kehidupan sehari hari/sosial keagamaan.

  2 Menanya Kegiatan dalam aspek

  5 Mengkomunikasikan Kegiatan dalam aspek Makna dalam kehidupan

  mengkomunikasikan antar umat beragama adalah adalah menyampaikan komunikasi, menyampaikan hasil pengamatan, hasil musyawarah dengan menanya, mencoba dan bahasa yang santun agar tidak mengasosiasi. menyinggung perasaan orang lain.

B. Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat dan Dialog Antar Umat Beragama

  Toleransi antar umat beragama di Indonesia telah terjalin dengan baik, namun masih terdapat kasus tertentu dalam sebuah toleransi. Kasus tersebut disebabkan antara lain pernikahan beda agama yang menimbulkan konflik dengan keluarga. Siagian (1993) bahwa toleransi berasal dari bahasa Latin

  

tolerare yang berarti bertahan atau memikul. Toleran diartikan saling memikul

  meskipun pekerjaan itu tidak disukai, atau memberi tempat kepada orang lain, meskipun kedua belah pihak tidak sependapat. Tinjauan etimologi toleransi 2 berasal dari bahasa Arab tasyamukh yang berarti ampun, maaf dan lapang dada.

  Menurut Umar Hasyim (1979) toleransi adalah pemberian kebebasan kepada sesama manusia untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan 3 syarat-syarat asas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat . Pengertian toleransi dalam wikipedia adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.

  Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa toleransi merupakan suatu tingkah laku dari seseorang untuk saling menghormati atau saling menghargai dan memberikan kebebasan kepada orang lain dan memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia. Makna positif dari toleransi adalah adanya rasa saling menghormati dan saling menghargai, adanya bantuan dan dukungan terhadap 2 3 Siagian, 1993. Agama-Agama di Indonesia. Semarang: Satya Wacana.Hlm.115.

  Umar Hasyim, 1979. Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar menuju Dialoq dan Kerukunan Antar Umat Beragama. Surabaya: Bina Ilmu. keberadaan orang lain. Toleransi antar umat beragama adalah toleransi yang mencakup keyakinan yang berhubungan dengan akidah yang diyakini oleh seseorang. Hal tersebut mengandung arti bahwa seseorang harus diberikan kebebasan untuk menyakini dan memeluk agama masing-masing serta memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianutnya.

  Toleransi antar umat beragama dibutuhkan dalam kehidupan sosial dalam rangka mencapai harmonisasi hidup antar umat beragama. Menurut Al Munawar (2003) bahwa dalam agama telah menggariskan dua pola dasar hubungan yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya, yaitu: hubungan secara 4 vertikal dan hubungan secara horizontal. Pertama adalah hubungan antara pribadi dengan Khaliknya yang direalisasikan dalam bentuk ibadah. Hubungan tersebut dilaksanakan secara individual, tetapi lebih diutamakan secara kolektif atau berjamaah (shalat dalam Islam). Pada hubungan ini berlaku toleransi agama yang hanya terbatas dalam lingkungan atau intern suatu agama saja. Kedua adalah hubungan antara manusia dengan sesamanya. Hubungan ini tidak terbatas panda lingkungan suatu agama saja, melainkan berlaku kepada semua orang yang tidak seagama, dalam bentuk kerjasama dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. Terdapat dua macam toleransi yaitu toleransi statis dan toleransi dinamis. Adapun arti toleransi statis adalah toleransi dingin tidak melahirkan kerjasama hanya bersifat teoritis. Sedangkan toleransi dinamis adalah toleransi aktif melahirkan kerja sama untuk tujuan bersama, sehingga kerukunan antar umat beragama bukan dalam bentuk teoritis, tetapi sebagai refleksi dari kebersamaan umat beragama sebagai satu bangsa. Toleransi antar umat beragama dapat diwujudkan dalam masyarakat dengan saling menghormati, saling menghargai, saling membantu antar umat beragama. Menurut Masykuri Abdulah (2001) kehidupan sosial keagamaan 5 tidak terlepas dari toleransi dalam hidup antar umat beragama.

  Faktual masyarakat Kampung Mualaf Desa Tlogowungu Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung awalnya dominan memeluk agama Budha. Berkembangnya zaman, sekarang ini terdapat tiga agama yang diyakini oleh masyarakat setempat. Adapun tiga agama tersebut adalah: agama Islam, Budha dan Kristen. Dalam rangka peningkatan toleransi antar umat beragama dilakukan dengan membuat alternative model toleransi antar umat beragama. Model toleransi disusun berdasarkan needs assesment yang telah dilakukan 4 5 Al Munawar, (2003). Fiqih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat Press.Hlm.14.

  Masykuri Abdullah. 2001. Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.Hlm.13. pada kampung tersebut. Needs assesment cerminan model yang dibuat sesuai dan adaptif serta mudah dilakukan. Konsep model pendekatan Saintifik yang peneliti buat mengadop teori toleransi antar umat beragama yaitu Teori Dialog dan kurikulum 2013 di Indonesia.

  Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat majemuk diperlukan Dialog antarumat beragama. Dialog umum digunakan dalam kehidupan masyarakat. Dialog antar umat beragama merupakan langkah strategis dalam rangka mengatasi munculnya konflik yang terjadi antarumat beragama. Dialog menjadi sebuah solusi dalam konflik antar umat beragama. Hal tersebut dikarenakan Dialog lebih memberikan toleransi terhadap perbedaan nilai- nilai dasar agama dalam masyarakat, komunikasi antarumat beragama dalam masyarakat. Terdapat beberapa model yang bisa dilakukan untuk melaksanakan dialog antar umat beragama yang di kemukakan oleh Kimball adalah: (1) dialog parlementer, (2) dialog kelembagaan, (3) dialog dalam masyarakat, (4) dialog kerohanian. Dialog dalam masyarakat merupakan kerukunan antar umat beragama yang dilakukan di kampung mualaf Desa Tlogowungu Kaloran Temanggung. Adapun dialog ini dilakukan dalam bentuk kerjasama dari komunitas agama yang plural yang menggarap dan menyelesaikan masalah- 6 masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari (Ajat Sudrajat, 2008).

C. Kajian Teoritis

  Beberapa dasar kajian teoritis yang telah dilakukan peneliti mendukung dan menentukan posisi model pendekatan Saintifik yang peneliti susun. Adapun hasil penelitian tersebut adalah seperti yang telah dilakukan oleh Susanti, Dian Endah, (2012). Hasil penelitian Susanti menyimpulkan bahwa faktor pendorong toleransi antar umat beragama adalah keberagaman agama yang dianut di SMA Selamat Pagi Indonesia, sehingga memicu siswa untuk bertoleransi. Dalam model pembelajaran toleransi antar umat beragama yang ada di SMA Selamat Pagi Indonesia, guru memberi pengarahan kepada peserta didik bahwa toleransi antar umat bergama penting dilakukan agar tidak terjadi konflik. Guru di sekolah tersebut memberikan contoh perilaku bertoleransi 7 kepada siswa. Menurut Izzah, L (2013) dalam artikelnya bahwa bentuk- 6 7 Ajat Sudrajat. 2008. Din Al Islam, Yogyakarta: UNY Press.Hlm.158.

  Susanti, Dian Endah. 2012. Model Pembelajaran Toleransi Antar Umat Beragama

dalam PKN di SMA Selamat Pagi Indonesia Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Skripsi, Jurusan

Hukum dan Kewarganegaraan, Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. bentuk harmonisasi hubungan antarumat beragama yang pernah tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah toleransi, kerukunan antarumat beragama, 8 dialog antar umat beragama, dialog dan kerjasama antarumat beragama.

  Hasil Penelitian Sulistiyono, A. (2014) bahwa pendekatan Saintifik terjadi 9 peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian yang dilakukan Marjan, Johari, Putu Arnyana, Ida Bagus, dan Nyoman Setiawan, I Gusti Agung (2014) bahwa pembelajaran pendekatan Saintifik lebih baik dari pada model pembelajaran langsung dalam meningkatkan hasil belajar biologi dan keterampilan proses 10 sains. Zohdi, Mahfuzah, Ramli, Mohamad Yusri & Awang, Jaffary (2014) menyimpulkkan dalam penelitiannya bahwa Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) memiliki peranan cukup penting secara tidak langsungnya dalam aktivitas-aktivitas dialog antara agama, berbanding secara langsung. penglibatan pihak JAKIM dalam dialog antara agama merupakan peluang terbaik untuk berdakwah, bahkan potensinya adalah sangat besar dalam 11 memberikan kefahaman kepada masyarakat. Menurut Rytis Maskeliunas

  (2014) said The implementation of voice dialogs enables the realization of some of

  

the aims of modern Human Computer Interaction (HCI) services more successfully and

efficiently. Argon, Kemal (2009) said The objectives may include improved

  relations between Muslims and Christians, increased cohesion across minority Muslim communities, as well as the revivification of involved local minority 12 Muslim communities. Zainuddin, M (2012) menyimpulkan pluralisme merupakan kenyataan sejarah yang tidak bisa diingkari keberadaannya, dan merupakan tantangan yang dihadapi oleh agama-agama dunia dewasa ini. Untuk menghadapi tantangan pluralisme, diperlukan pemahaman yang plural 13 terhadap agama. Pluralisme merupakan kenyataan sejarah yang tidak bisa 8 Izzah, Lathifatul. 2013. Melihat Potret Harmonisasi Hubungan Antarumat Beragama

  

di Indonesia. Jurnal Studi Agama-Agama Kompetensi Damai dalam Keragaman. Vol.IX No.1

Januari 2013. ISSN: 1412-2634. 9 Sulistiyono, A. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Realia untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan

Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. 10 Marjan, Johari, Putu Arnyana, Ida Bagus, dan Nyoman Setiawan, I Gusti Agung.

  Jurnal penelitian pascasarjana undhiksa Vol 4, No 1 (2014). 11 Zohdi, Mahfuzah, Ramli, Mohamad Yusri & Awang, Jaffary, 2014. Peranan dan

Sumbangan JAKIM dalam Dialog antara Agama. International Journal of Islamic Thought. Vol.

  6: (Dec.) 2014. ISSN 2232-1314. 12 Maskeliunas, Rytis. 2014. The Evaluation of Spoken Dialog Management Models

for Multimodal HCIs. The International Arab Journal of Information Technology, Vol. 11, No. 1,

January 2014. 13 Zainuddin, M. 2012. Plutaslisme dan Dialog Antar Umat Beragama. Al-Risalah.

  Volume 12 Nomor 2 Nopember 2012. diingkari keberadaannya, dan merupakan tantangan yang dihadapi oleh agama- agama dunia dewasa ini. Untuk menghadapi tantangan pluralisme, diperlukan pemahaman yang plural terhadap agama.

  Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti tersebut di atas, maka perbedaan yang peneliti lakukan sekarang adalah pendekatan Saintifik yang biasanya dilakukan di sekolah, peneliti implementasikan dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat dengan integrasi dialog dan kerjasama antarumat beragama.

DESAIN DAN METODE PENELITIAN MODEL

  4 A. Metode Research and Development

  Metode Research & Development (R&D) adalah sama dengan metode penelitian pengembangan. Borg and Gall (1983: 772) Educational Research

  

and Development (R&D) is a process used to develop and validate educatonal products.

  Sukmadinata (2008) Research & Development adalah pendekatan penelitian untuk menghasilkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada. Menurut Sugiyono (2009: 407) metode Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa R&D adalah metode penelitian yang menghasikan sebuah produk dalam bidang keahlian tertentu, yang diikuti produk sampingan tertentu serta memiliki efektifitas dari sebuah produk tersebut.

B. Desain dan Metode Penelitian

  Desain dan metode penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian pengembangan yaitu Research and Development (R & D). Penelitian R & D ini adalah penelitian yang menghasilkan produk dan menguji efektifitas produk tersebut. Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

  1. Peneliti melakukan observasi dengan mendapatkan temuan dilapangan tentang adanya konflik antar umat beragama di kampung Mualaf.

  2. Peneliti melakukan analisis kebutuhan berupa needs assesment di Kampung Mualaf melalui tokoh umat beragama Islam, Kristen dan Budha untuk mendapatkan draf model toleransi yaitu pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan di Kampung Mualaf.

  3. Peneliti melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan perwakilan masing-masing agama serta tokoh masyarakat dan pemuka agama.

  Kegiatan FGD untuk menyempurnakan draf model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan di Kampung Mualaf.

  4. Draf model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan hasil FGD dilakukan validasi dengan tokoh agama untuk mendapatkan model hipotetik.

  5. Model hipotetik kemudian dilakukan uji coba perorangan, kelompok dan terbatas dan akan didapatkan model final yang akan dapat berlaku secara universal (didukung pengamatan dan interview kasus dilapagan melalui tokoh agama setempat).

HASIL DAN ANALISIS MODEL

  5 A. Hasil Model

  Model yang dihasilkan peneliti diberi nama Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat. Model ini secara umum dapat digunakan dalam rangka harmonisasi dalam kehidupan masyarakat. Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat memiliki tiga tahapan. Adapun tahapan model pendekatan saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Faktual kehidupan lokasi (beribadah,

  pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya,

  sosial, budaya, konflik), (2) Integrasi Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dalam Dialog dan Kerjasama dengan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat, (3) peningkatan toleransi.

  Faktual model hasil penelitian seperti pada gambar 5.1.

Gambar 5.1 Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan

  Masyarakat

B. Analisis Model

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kehidupan sosial keagamaan

masyarakat Kampung Mualaf Desa Tlogowungu Kaloran Temanggung secara

umum telah terjalin toleransi yang baik. Terdapat beberapa kasus tertentu yang

menyebabkan retaknya harmonisasi kehidupan sosial keagamaan. Adapun

kasus tersebut adalah adanya pernikahan antar umat beragama dan pindah

agama. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan needs assessment dan

perencanaan model dalam rangka peningkatan toleransi antar umat beragam

di desa tersebut melalui angket, wawancara dan validasi dengan tokoh Agama

Islam, Budha dan Kristen. Hasil needs assessment melalui angket adalah rerata

4,64 yang masuk kategori Sangat Butuh. Hasil needs assessment dan wawancara

tersebut menjadi dasar perencanaan model yaitu draf model peneliti. Draf

model dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dan validasi model serta uji

coba model.

  Model final penelitian ini adalah model pendekatan Saintifik Kurikulum

2013 terintegrasi dalam dialog dan kerjasama yaitu adanya 5M (Mengamati,

Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan) dengan bantuan peran

Kementerian Agama dan Kepolisian setempat sebagai mediator. Integrasi

pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial masyarakat dengan tujuan

peningkatan toleransi antar umat beragama. T ahapan model pendekatan

Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan tersebut, adalah sebagai

  berikut: (1) Faktual kehidupan lokasi (beribadah, sosial, budaya, konflik), (2) Integrasi pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dalam Dialog dan Kerjasama dengan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat, (3) peningkatan toleransi.

  pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan

  Model final

  

ini mampu menjadi solusi dan mutiara toleransi dalam kehidupan sosial

keagamaan masyarakat dan memiliki keunggulan simple, adaptif dan

implementatif. Simple yang berarti bahwa model pendekatan Saintifik

sederhana dan mudah dimengerti oleh siapapun. Adaptif yang berarti bahwa

model pendekatan Saintifik dapat digunakan secara general. Implementatif

yang berarti bahwa model pendekatan Saintifik mudah dijalankan. Model

pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan seperti pada gambar

5.1.

  Tiga tahapan model pendekatan Saintifik kehidupan sosial keagamaan masyarakat Kampung Mualaf adalah sebagai berikut: (1) Faktual kehidupan lokasi (beribadah, sosial, budaya, konflik), (2) Dialog dan Kerjasama dengan integrasi pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dengan bantuan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat (3) peningkatan toleransi. Adapun Diskripsi model

  

pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat adalah

  sebagai berikut: 1) Rasional

  Kehidupan antar umat beragama tidak selalu harmonis. Ketidakharmonisan dalam toleransi antar umat beragama, disebabkan adanya pernikahan beda agama dan perpindahan agama. Solusi harmonisasi dengan mengadakan suatu model toleransi yaitu pendekatan Saintifik. Implementasi model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat merupakan pendekatan Saintifik hasil adopsi dari teori kurikulum 2013 yaitu Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan (5 M) yang terintegrasi dengan dialog dan kerjasama dengan mediator kementerian agama dan kepolisian setempat.

  2) Pengertian Model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan adalah kerangka konseptual sebagai acuan dalam rangka peningkatan toleransi antar umat beragama dalam kehidupan di masyarakat, khususnya masyarakat Kampung Mualaf Desa Tlogowungu Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. 3) Tahapan model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat

  Tiga tahapan utama dalam model pendekatan Saintifik. Adapun tahapan model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan adalah sebagai berikut: (1) Faktual kehidupan lokasi (beribadah, sosial, budaya, konflik), (2) Integrasi pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dalam Dialog dan Kerjasama dengan bantuan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat, (3) peningkatan toleransi. Adapun tahapan dan diskripsi model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan adalah seperti pada tabel 5.1

  Tabel 5.1.

  Tahapan dan Diskripsi Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan

  Sosial Keagamaan Masyarakat

  No Tahapan Diskripsi

1 Faktual Perjalanan kehidupan sosial keagamaan yang selama

  kehidupan ini berjalan di Kampung Mualaf Desa Tlogowungu antar umat Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung beragama. tidak selalu harmonis diantara ketiga umat beragama. Ketidakharmonisan disebabkan adanya pernikahan beda agama dan perpindahan agama. Solusinya dapat dilakukan harmonisasi melalui model toleransi antar umat beragama yaitu: model pendekatan Saintifik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

  2 Integrasi Dialog dan kerjasama merupakan solusi dalam Pendekatan rangka menyelesaikan permasalahan konflik antar Saintifik dalam umat beragama. Dialog dan Kerjasama belum Dialog dan memiliki peran yang maksimal dalam penyelesaian Kerjasama konflik. Integrasi pendekatan Saintifik dalam

  Dialog dan Kerjasama dengan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat menjadi sangat berarti dan solusi dalam menyelesaikan konflik antar umat beragama. Adapun Integrasi pendekatan Saintifik dalam Dialog dan Kerjasama dengan peran Kementerian Agama dan Kepolisian adalah sebagai berikut: ketika terjadi konflik, tokoh antar umat beragama duduk bareng melakukan dialog dan kerjasama dengan melalukan integrasi pendekatan Saintifik yaitu menyimak, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan permasalahan untuk menuju kata sepakat dalam mengakhiri konflik yang terjadi. Peran Kementerian Agama dan Kepolisian menjadi penengah dalam konflik tersebut. Kata sepakat dan jalinan harmonisasi antar umat beragamapun kembali terjalin melalui dialog dan kerjasama yang terintegrasi dalam pendekatan Saintifik dengan mediator Kementerian Agama dan Kepolisian setempat.

  3 Peningkatan Implementasi model pendekatan Saintifik dengan toleransi antar mediator Kementerian Agama dan Kepolisian umat beragama setempat dapat meningkatkan kerukunan hidup

  antar umat beragama dan habituasi dalam kehidupan sosial sehari hari.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

  6 Toleransi antar umat beragama di Kampung Mualaf Desa Tlogowungu

  Kaloran Temanggung berjalan dengan baik. Kasus Konflik dalam kehidupan antar umat beragama di Kampung Mualaf tersebut disebabkan adanya pernikahan beda agama dan perpindahan agama. Kasus tersebut memerlukan solusi dengan menerapkan model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan yang didahului dengan needs assesment. Needs assessment dijadikan dasar perencanaan model. Model pendekatan Saintifik dalam kehidupan beragama hasil penelitian merupakan pendekatan Saintifik hasil adopsi dari kurikulum 2013 yaitu Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan (5 M) yang terintegrasi dengan dialog dan kerjasama. Model pendekatan Saintifik kehidupan sosial keagamaan ini mampu menjadi solusi dan mutiara toleransi dalam peningkatan kerukunan antar umat beragama. Adapun tahapan model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan tersebut, adalah sebagai berikut: (1) faktual kehidupan lokasi (beribadah, sosial, budaya, konflik), (2) integrasi pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dalam dialog dan kerjasama dengan mediator Kementerian Agama dan Kepolisian setempat, (3) peningkatan toleransi. Model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan memiliki keunggulan simple, adaptif dan implementatif. Simple memiliki arti model pendekatan Saintifik sederhana dan mudah dimengerti oleh siapapun. Adaptif memiliki arti bahwa model pendekatan Saintifik dapat digunakan secara general. Implementatif memiliki arti bahwa model pendekatan Saintifik mudah dijalankan.

EKSPOSE MODEL DI JNU NEW DELHI INDIA

  7 A. Tujuan Program EKI

  Kegiatan Ekspose Karya Ilmiah (EKI) bertujuan untuk mengekspose dan mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian. Adapun tujuan utama EKI dengan judul “Scientific Approach Model of Social-Religious Life at Kampung Mualaf’s Society Tlogowungu Kaloran Temanggung Central Java Indonesia” adalah mengenalkan dan memberikan alternatif model toleransi antar umat beragama yang dapat diimplementasikan secara umum di berbagai negara.

B. Kontribusi Ilmiah Hasil Penelitian Program EKI

  Adapun kontribusi EKI dengan judul tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi Umum Program EKI

  a. Menghasilkan produk penelitian berupa Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” yang dapat diimplementasikan secara umum oleh masyarakat antar umat beragama berdasarkan needs assessment sehingga dapat meningkatkan toleransi antar umat beragama.