KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh ERI SYAHRIAR NIM 11110038 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

  

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT

PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN

PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

ERI SYAHRIAR

NIM 11110038

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Eri Syahriar NIM : 1111003 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul :KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN

  MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 5 Maret 2015 Pembimbing Dra. Ulfah Susilawati, M.SI.

  NIP. 19660407 199403 2 001

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website

  SKRIPSI KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 DISUSUN OLEH ERI SYAHRIAR NIM: 11110038

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada 31 Maret 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Drs. Abdul Syukur, M.SI. _____________________ Sekretaris : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. _____________________ Penguji I : Dr. Mukti Ali, M.Hum. _____________________ Penguji II : Maslikhah, S.Ag., M.SI. _____________________

  Salatiga, 7 April 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga

  Suwardi, M.Pd NIP. 19670121 199903 1 002

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Eri Syahriar NIM : 11110038 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 6 Februari 2015 Yang menyatakan, Eri Syahriar

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  Siapa yang menanam pasti akan menuai apa yang ditanam

  

PERSEMBAHAN

  Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT, Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

  Ibu Sugiati dan Bapak Junari tercinta yang telah mendidik, membimbing, memberikan kasih sayang, do‟a dan segalanya, yang menjadi perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal shalih dan ridho Allah.

  Penyemangatku adikku tersayang Muhammad Luhan Kisnowo Calon imamku Yoyon Apriyoko yang selalu menemani dan memberikan support

  Semua guru, dosen yang telah mengamalkan ilmunya Dra. Ulfah Susilawati, M. SI. Yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

  Teman- temanku: Devi Lailatul M., Basyiroh, Mika H., Rika Sefyanti, Maziidatun Ni‟mah, Dyah Saraswati, M. Yusuf, semua teman kelas A dan teman-teman KKN yang selalu menemani susah senang bersama, yang selalu memberi motivasi dan mendo‟akanku, hari-hari bersama kalian adalah hari-hari yang terindah dalam hidupku.

  

KATA PENGANTAR

ﻡﻴﺤ ّﺮﻠﺍﻥﻤﺤ ّﺮﻠﺍﷲﻡﺴﺒ

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, taufiq, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

  “KEHIDUPAN SOSIAL

KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DI DESA KLEPU

KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014”.

  Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesainya skripsi ini.Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Rasimin, S.PdI., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  3. Drs. Djoko Sutopo, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  4. Dra. Ulfah Susilawati, M.SI, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan penuh perhatian telah meluangkan waktu, untuk memberikan pengarahan serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini sampai dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

  6. Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta do‟a yang tiada henti-hentinya hingga terselesaikannya

  7. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini.

  Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 6 Februari 2015 Penulis

  

ABSTRAK

  Syahriar, Eri. 2014. Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat Perindustrian Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2014 .

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Ulfah Susilawati, M.SI.

  Kata Kunci: kehidupan sosial keagamaan, masyarakat perindustrian.

  Melihat berbagai bentuk kehidupan sosial keagamaan dan berbagai permasalahan yang muncul pada masyarakat perindustrian di Desa Klepu, maka pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1. bagaimana kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu tahun 2014, 2. Apa saja permasalahan-permasalahan kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu tahun 2014 dan 3. solusi apa yang harus ditempuh untuk mengatasi permasalahan kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu tahun 2014 tersebut.

  Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode panel yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Yang menjadi subjek utama penelitian adalah warga Desa Klepu yang bekerja sebagai karyawan industri, tokoh masyarakat seperti ketua RW/RT maupun tokoh agama dan beberapa warga setempat yang hidup berdampingan dengan karyawan-karyawan industri yang sekiranya dapat memberikan informasi sesuai dengan penelitian.

  Hasil metode panel menunjukkan bahwa kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ini dapat dikatakan baik yang dapat dibuktikan melalui beberapa temuan data dari hasil penelitian. Permasalahan yang muncul dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu adalah waktu, status sosial ekonomi, kinerja pengurus dan status domisili masyarakat. Adapun solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu diantaranya agenda pengajian disesuaikan dengan kesiapan waktu anggota, diadakan beberapa kegiatan untuk membantu peningkatan perekonomian warga, reorganisasi pengurus dan juga melakukan pendekatan secara intensif terhadap warga yang kurang aktif agar bersedia mengikuti kegiatan dalam masyarakat.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL .............................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ............................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. vi MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar BelakangMasalah ....................................................................... 1 B. Fokus Penelitian .................................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 D. Kegunaan Penelitian............................................................................ 7 E. Penegasan Istilah ................................................................................. 7 F. Metode Penelitian................................................................................ 10 G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................. 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 17 A. Pengertian Kehidupan Sosial Keagamaan .......................................... 17

  B.

  Dimensi Kehidupan Keagamaan ......................................................... 20 C. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Kehidupan Sosial Keagamaan .... 31 D.

  Karakteristik Kehidupan Masyarakat Perindustrian........................... 34 E. Problematika Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat.................. 35 A.

  Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 37 B. Dimensi Kehidupan Sosial Keagamaan .............................................. 39 1.

  Kegiatan-Kegiatan Keagamaan .................................................... 39 2. Interaksi Sosial Masyarakat ......................................................... 45 3. Akhlak di Masyarakat .................................................................. 47 C. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Kehidupan Sosial Keagamaan .... 49 D.

  Problematika Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat................... 52 E. Solusi yang Ditempuh untuk Mengatasi Problematika Kehidupan.... 54

  BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 58 A. Kegiatan-Kegiatan Keagamaan Sebagai Sarana Interaksi Warga ...... 58 B. Ibadah Kolektif Sebagai Momen Menanamkan Nilai-Nilai Islam..... 63 C. Interaksi Sosial Sebagai Upaya Bermasyarakat .................................. 64 D. Akhlak Sebagai Alat Kontrol Sosial ................................................... 65 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 67 A. Kesimpulan......................................................................................... 67 B. Saran-saran ......................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan KK ...................... 37 Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................. 38 Tabel 3 Struktur Organisasi Desa Klepu RW 2 ...............................................38 Tabel 4 Daftar Responden ............................................................................... 39

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  kecenderungan untuk saling mengenal dan hidup menyatu antar pemeluknya adalah pangkal bagi ajaran-ajarannya. Beberapa hadist nabi juga menganjurkan umatnya untuk menyatu dan hidup berdampingan dengan yang lain. (Hammadi, 2006:1).

  Dalam Islam terdapat berbagai syi‟ar keagamaan serta bermacam- macam ibadah yang wajib dilaksanakan oleh masyarakat ramai dan wajib pula dilindungi keseluruhannya. Inilah yang disebut fardhukifayah dalam peribadatan. Masyarakat harus memberikan pengayoman dan melaksanakan semua itu sebagai salah satu amalan dari rangkaian amalan kehidupan ruhaniyah yang akan menimbulkan kebahagiaan bagi seluruh ummat. (Assiba‟i, 1988:216).

  Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial yang hidup tidak untuk menyendiri melainkan untuk berinteraksi dengan manusia lain.

  Keutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup menyelaraskan perannya sebagai makhluk sosial dan ekonomi. Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri tetapi juga membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu.

  Dalam berinteraksi dengan sesama ada berbagai faktor yang dapat mengurangi intensitas hubungan sosial seseorang. Salah satunya adalah faktor ekonomi yang menuntut seseorang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara langsung maupun tidak langsung bekerja dengan sesamanya. Apalagi jam kerja yang terlalu padat terkadang membuat seseorang jauh dari komunitasnya bahkan tidak mengenal kondisi disekelilingnya. (Suryani, 2010:2).

  Hal tersebut sering kita jumpai diberbagai lingkungan masyarakat yang kesibukan kerja mereka cenderung membuat renggang hubungan sosialnya dan juga membuat mereka enggan untuk mengikuti kegiatan- kegiatan keagamaan yang ada dalam lingkungan. Faktor kesibukan kerja inilah yang sering kali menjadi alasan seseorang untuk tidak bergabung dengan sesamanya apalagi aktif mengikuti keiatan-kegiatan sosial.

  Demikian halnya yang tampak pada masyarakat Desa Klepu RW 2 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Sebagian besar penduduk disini memanfaatkan pabrik-pabrik atau sektor industri swasta yang terdapat dikawasan ini sebagai ladang untuk mencari rizki.

  Sebagaimana kita ketahui secara umum bahwa jam kerja pabrik yang diatur dari pagi hingga sore dan ditambah jam lembur menuntut karyawan harus pulang sampai malam hari. Karena memang untuk perusahaan atau sektor swasta mempunyai jumlah jam kerja per minggu 39 jam jika pada hari Sabtu diliburkan, namun jika tidak libur maka jam kerja menjadi 43 jam yang terinci tiap harinya mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 dengan istirahat makan satu jam pada hari biasa dan sekitar dua jam pada hari Jum'at. Sedangkan untuk hari Sabtu jika tidak libur jam kerja mulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00. (Anoraga, 2005:30).

  Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Diantaranya berisi peraturan jam kerja untuk karyawan yang bekerja enam hari dalam seminggu, jam kerjanya adalah 7 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu. Sedangkan untuk karyawan dengan lima hari kerja dalam satu minggu, kewajiban bekerja mereka 8 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur.

  (www.hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.htm) Sedangkan pada kenyataan di lapangan jam kerja para karyawan pabrik yang tinggal di Desa Klepu RW 2 ini rata-rata dimulai dari pukul

  07.00 sampai dengan pukul 17.00. Apabila ditambah dengan jam lembur para karyawan pulang sampai pukul 21.00 dan bahkan bisa lebih.

  Kesibukan seperti inilah yang membuat para karyawan pabrik pulang dengan beban lelah dan hanya bisa menghabiskan sisa waktunya untuk istirahat sebelum pagi datang dan mengharuskan mereka untuk kembali bekerja.

  Oleh karena itu waktu untuk berkumpul bersama, bersosialisasi dengan lingkungan, dan juga untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan dapat dikatakan kurang. Bahkan terkadang perhatian terhadap keluargapun juga berkurang. Dan tanpa disadari hal ini membawa dampak menyebabkan pengaruh-pengaruh negatif lingkungan mudah sekali mempengarui perilaku anak, sehingga hal ini menjadi problem bagi para orang tua dan juga masyarakat.

  Sebagai seorang yang paling dekat dengan anak, peran orang tua sangat penting dalam kehidupan anak. Tetapi di Desa Klepu RW 2 ini mayoritas orang tua bekerja sebagai karyawan pabrik karena memang dikawasan ini merupakan daerah industri pabrik-pabrik swasta. Hal ini terjadi karena pekerjaan dibidang pertanian ditempat mereka tinggal bersifat musiman dan dianggap kurang dapat menghasilkan penghasilan yang tetap. Oleh karena itu sebagian besar masyarakat lebih memilih bekerja disektor industri sebagai karyawan pabrik daripada bekerja dibidang pertanian.

  Walaupun demikian tidak sedikit dari mereka yang antusias berusaha untuk mewujudkan dan tetap menjaga kerukunan juga kerjasama dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti PKK, arisan, perkumpulan warga, kerja bakti, kumpulan remaja (karang taruna), maupun kegiatan-kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah, pengajian rutin mingguan, bulanan, ataupun pengajian peringatan perayaan hari besar tertentu walaupun masing-masing dari mereka mempunyai kesibukan dalam bekerja. Hal ini merupakan pelaksanaan keagamaan dan juga kebutuhan hidup dilingkungan sosial.

  Melalui kegiatan-kegiatan inilah rasa kebersamaan, kepercayaan, sehingga tidak ada beban untuk saling membantu satu sama lain. Sebagai contoh, masyarakat yang bekerja sebagai karyawan pabrik dapat menitipkan anak mereka yang masih kecil pada tetangga terdekat untuk menjaga ketika mereka pergi untuk bekerja. Hal ini mereka lakukan atas dasar rasa saling percaya dan terjaganya hubungan baik diantara mereka sehingga pengawasan serta pemenuhan kebutuhan anak tetap dapat dilakukan dengan baik meskipun harus melalui orang lain.

  Dengan melihat sebagian bentuk kehidupan sosial keagamaan dan berbagai problem yang muncul pada masyarakat muslim didaerah perindustrian ini, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana kehidupan keagamaan masyarakat perindustrian, interaksi sosial diantara mereka, permasalahan-permasalahan yang muncul dan harus dihadapi oleh masyarakat perindustrian, serta solusi apa yang harus ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk itu, penulis mengambil judul: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT PERINDUSTRIAN DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014.

B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2014.

2. Apa saja permasalahan kehidupan sosial keagamaan masyarakat Tahun 2014.

  3. Apa solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2014.

  2. Untuk mengetahui problematika kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2014.

  3. Untuk menemukan solusi yang harus ditempuh guna mengatasi problem-problem dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2014.

  D. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan agama islam yang berhubungan dengan interaksi sosial keagamaan khususnya pada masyarakat perindustrian. Hal ini agamanya yang tidak hanya menunaikan ritual ibadahnya saja, tetapi seseorang yang beragama juga mempunyai kewajiban untuk menjaga hubungan baik terhadap sesama manusia.

  Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat berguna serta dapat menjadi referensi dalam mengkaji persoalan-persoalan sosial keagamaan dengan melihat kejadian-kejadian sosial yang terjadi dilingkungan sekitar kita, khususnya yang berhubungan dengan kehidupan keagamaan.

  E. Penegasan Istilah

  Untuk memudahkan dan menghindari kesalahfahaman mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, maka penulis memberi batasan dan penegasan makna dari judul sebagai berikut: 1.

   Kehidupan Sosial

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kehidupan berarti keadaan yang masih akan terus ada sebagaimana mestinya yang meliputi manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya.

  Sedangkan kata sosial berasal dari bahasa latin societas yang artinya masyarakat. Kata societas dari kata socius yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuk yang berlain-lainan. Misalnya: keluarga, sekolah, organisasi dan lainnya. (Ahmadi, 2002:243).

  Jadi dapat dipahami bahwa kehidupan sosial adalah kegiatan kegiatan tersebut akan selalu ada dalam kehidupan. Kehidupan sosial terjadi karena adanya interaksi antara individu satu dengan individu lain dan saling terjadi komunikasi yang kemudian berkembang menjadi saling membutuhkan kepada sesama.

  2. Keagamaan

  Secara etimologi, istilah keagamaan itu berasal dari kata „agama‟ yang mendapat awalan „ke‟ dan akhiran „an‟ sehingga menjadi keagamaan. Dalam hal ini, W.J.S. Poerwadarminta (1986:18) berpendapat bahwa keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu mengenai agama.

  Keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti ajaran, sistim yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

  Sedangkan keagamaan itu sendiri adalah yang berkaitan atau berhubungan dengan agama. (Depdiknas, 2007:12).

  3. Masyarakat

  Kata masyarakat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. (Depdiknas, 2007:721). masyarakat adalah kelompok manusia yang sedikit banyak mempunyai kesatuan yang tetap dan tersusun dalam aktifitas kolektif mereka dan merasakan bahwa mereka dapat bersatu. (Sapoetra, 1992:394).

4. Perindustrian

  Industri berasal dari bahasa latin industria yang berarti buruh atau tenaga kerja, dan industrios yang artinya kerja keras. Tenaga kerja atau karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (perusahaan, kantor, instansi, dan lain sebagainya) dengan mendapat imbalan berupa gaji atau upah.

  Industri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan misalnya mesin.

  Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Industri dalam arti luas adalah suatu kegiatan dalam usahanya untuk meningkatkan produktifitas dalam kegiatan ekonomi. Sedangkan perindustrian itu sendiri berarti urusan atau segala sesuatu yang berkaitan atau berhubungan dengan industri.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Moleong (2009:6) pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. Pendekatan ini dilakukan secara holistik dan dengan cara diskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah yaitu dengan cara menggali, menuturkan, menganalisis, dan mengklasifikasi realitas.

  Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan fenomena-fenomena kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian serta berbagai permasalahan yang ada dengan menggunakan landasan berfikir fenomenologis sebagai landasan pokok dalam penelitian kualitatif yang berupaya memahami apa yang ada yang menimbulkan fenomena atau problem.

  Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Pada umumnya studi kasus dihubungkan dengan sebuah lokasi. Kasusnya mungkin sebuah organisasi, sekumpulan orang seperti kelompok kerja atau kelompok sosial, komunitas, peristiwa, proses, isu, maupun kampanye. (Daymon, 2008:162).

  2. Kehadiran Peneliti

  bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data yang utama. Hal itu dilakukan karena hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya dan hanya manusialah yang mampu memahami serta menilai kaitan kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan. (Moleong, 2002:5).

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Desa Klepu RW 2 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Lokasi ini dipilih karena letak lokasi yang memang merupakan kawasan industri pabrik-pabrik swasta dan karena di area ini banyak dimanfaatkan oleh warga yang tidak hanya warga sekitar kawasan industri ini saja tetapi juga banyak warga pendatang dari berbagai daerah sebagai tempat untuk mencari rizki atau bekerja.

  Di samping itu karakteristik kehidupan sosial warga yang bekerja di pabrik terlihat berbeda dengan warga yang bekerja di luar pabrik atau selain di sektor industri. Perbedaan tersebut juga tampak pada warga pendatang yang tinggal di kos atau rumah-rumah kontrakan di daerah tersebut. Perbedaan yang terlihat adalah cara mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Warga yang bekerja di pabrik baik warga tetap maupun warga pendatang sebagian besar waktu mereka telah habis digunakan untuk bekerja dari pagi sampai malam hari, sehingga waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan

4. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua. Pertama sumber data primer yaitu manusia yang kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai menjadi sumber utama dalam penelitian kualitatif. Pencatatan sumber data utama ini melalui gabungan dari melihat, mendengar dan bertanya karena dalam penitian kualitatif ketiga kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah, dan bertujuan.

  „Sadar‟ berarti perencanaan penelitian memang telah direncanakan oleh peneliti, „terarah‟ mempunyai arti bahwa dari segala informasi yang tersedia tidak seluruhnya akan digali oleh peneliti, dan senantiasa „bertujuan‟ yang berarti peneliti mempunyai seperangkat tujuan penelitian yang diharapkan dapat dicapai untuk memecahkan sejumlah masalah dalam penelitian. (Moleong, 2009:157).

  Informasi dari sumber data utama tersebut diambil dengan menggunakan teknik sampling. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dimana sampel yang diambil tersebut harus dapat mewakili seluruh penduduk yang diambil sampelnya. Sampel utama tersebut adalah warga RW 2 yang bekerja sebagai karyawan pabrik. Sumber data utama berikutnya adalah tokoh masyarakat seperti ketua RT maupun tokoh agama dan beberapa warga setempat yang hidup berdampingan dengan karyawan-karyawan pabrik tersebut yang sekiranya dapat memberikan informasi yang sesuai dengan penelitian. data tertulis yang relevan dengan fokus penelitian yang meliputi buku- buku, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto, dan lain sebagainya yang dapat memberikan informasi untuk melengkapi kebutuhan data yang diperlukan dalam penelitian.

5. Prosedur Pengumpulan Data a. Wawancara

  Jenis wawancara yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka. Yang menjadi objek wawancara adalah masyarakat Desa Klepu yang bekerja sebagai karyawan industri. Dalam proses wawancara ini para subjek mengetahui dan juga sadar bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan dari wawancara tersebut. (Moleong, 2009:189).

b. Observasi

  Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati kehidupan sosial masyarakat khususnya kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian Desa Klepu dan mencatat pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari pengamatan. Sebagaimana dikatakan bahwa “observasi pada aktifitas manusia memberi data bagi peneliti mengenai perilaku dan proses sosial ketika orang-orang menjalankan peran dalam dunia realitas sosialnya”. (Daymon, 2008:321).

c. Dokumentasi

  Dokumen dapat berupa tulisan, suara, ataupun gambar yang digunakan sebagai data tambahan dalam sebuah penelitian yang dapat memberikan pemahaman historis. Dokumentasi diambil pada saat kegiatan sosial keagamaan warga seperti pengajian rutin, pertemuan rutin warga dan lain sebagainya.

6. Analisis Data

  Menurut KBBI, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya dalam sebab-musabab atau duduk perkaranya. Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan. Analisis data yaitu suatu kegiatan penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan berdasar pada data nyata agar dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam rangka memecahkan permasalahan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang valid dan ilmiah.

  Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya reduksi data yaitu dengan memilah-milah data pokok dan membuang data yang dianggap tidak sesuai. Kedua, sintesis data yaitu data-data yang diperlukan dihubungkan antara satu sama lain. Kemudian verifikasi data yaitu penarikan kesimpulan sehingga didapat teori umum.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan teknik teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi dilakukan untuk mengecek atau sebagai pembanding data. Teknik pengecekan keabsahan data ini menggunakan teknik triangulasi „sumber‟ yaitu membandingkan dan mengecek kembali keabsahan data melalui waktu dan alat yang berbeda dengan cara membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, dan membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan kenyataan sebenarnya.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan ini merupakan gambaran penyusunan skripsi yang tersusun sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan Bab I berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II Kajian Pustaka

  Bab ini membahas tentang pengertian kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian, dimensi kehidupan sosial keagamaan yang meliputi dimensi ritual, dimensi interaksi sosial, dan dimensi akhlak. Kemudian membahas pula faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan geografi dan faktor pendidikan, membahas karakteristik umum kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian, serta problem-problem yang dihadapi dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian.

  Bab III Paparan Data Penelitian Bab ini berisi pemaparan penulis tentang gambaran umum lokasi penelitian, kegiatan-kegiatan ritual kolektif yang dilakukan di lingkungan desa Klepu RW 2, interaksi sosial dalam masyarakat, akhlak karyawan dan juga masyarakat secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial keagamaan masyarakat, problematika yang dihadapi, serta solusi yang ditempuh untuk mengatasi problematika dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat tersebut.

  Bab IV Pembahasan Bab pembahasan ini berisi tentang kegiatan ritual keagamaan dilingkungan masyarakat merupakan media untuk berinteraksi secara vertikal maupun horisontal, kegiatan ibadah-ibadah kolektif serta perayaan hari-hari besar keagamaan sebagai momentum dalam menanamkan nilai- nilai Islam, interaksi sosial sebagai upaya untuk hidup bermasyarakat dan akhlak sebagai alat kontrol sosial.

  Bab V Penutup Bab penutup berisi kesimpulan akhir dan saran-saran. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Kehidupan Sosial Keagamaan 1. Kehidupan Sosial Kata sosial berasal dari bahasa latin societas yang artinya masyarakat. Kata societas berasal dari kata socius yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuk yang berlain-lainan.

  Misalnya: keluarga, masyarakat, sekolah, organisasi dan lain sebagainya. (Ahmadi, 2002:243).

  Para ilmuan sosiologi mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda mengenai realita kehidupan sosial ini. Mereka beranggapan bahwa sosiologi itu merupakan satu ilmu yang menyangkut, mempelajari, dan menjelaskan perilaku manusia didalam kelompok atau lingkungannya dan dalam hubungannya dengan sesama manusia (human relationship) atau dengan kelompok lainnya.

  (Sugihen, 1997:3).

  Sedangkan menurut Johnson dalam buku yang dikarang oleh Prof. DR. Bahrein T. Sugihen, MA. yang berjudul Sosiologi Pedesaan, bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku sosial, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistim sosial dan bagaimana sistim tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistim tersebut. (Sugihen, 1997:6). interaksi atau hubungan antara manusia satu dengan manusia lain dalam suatu kelompok atau lingkungan dan saling terjadi komunikasi yang kemudian berkembang menjadi saling membutuhkan antara satu sama lain.

2. Kehidupan Keagamaan

  Keagamaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar agama yang berarti ajaran, sistim yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

  Secara etimologi, istilah keagamaan itu berasal dari kata „agama‟ yang mendapat awalan „ke‟ dan akhiran „an‟ sehingga menjadi keagamaan. Kaitannya dengan hal ini, W.J.S. Poerwadarminta (1986:18) berpendapat bahwa keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu mengenai agama.

  Quraisy Shihab (1992:10) mengartikan bahwa agama adalah hubungan antara makhluk hidup dengan Khaliq-Nya. Hubungan ini terwujud dalam sikap batin dan sikap yang tampak dalam ibadah yang dilakukan serta seberapa dalam penghayatan seseorang atas agama yang dianutnya. Bagi seorang muslim keberagamaan (religiusitas) dapat diketahui melalui seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam.

3. Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat Perindustrian

  Kehidupan sosial keagamaan yang dimaksud dalam penelitian ini lebih dispesifikasikan dalam lingkup masyarakat perindustrian.

  Masyarakat perindustrian adalah sekelompok manusia yang tersusun dalam aktifitas yang sama di bidang pekerjaan yaitu pada sektor industri. Perindustrian itu sendiri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang pada suatu lembaga atau perusahaan dengan menggunakan sarana serta peralatan dan orang atau karyawan yang bekerja dalam lembaga tersebut akan mendapatkan imbalan berupa upah atau gaji.

  Sedangkan pengertian kehidupan sosial keagamaan disini adalah sebuah spiritualitas yang terlembaga. Entah dalam bentuk yang bersifat khusus yaitu agama sebagai sebuah tindakan “belonging” yakni menjadi anggota dalam komunitas tertentu, atau yang bersifat umum yaitu agama sebagai tindakan “believing” yakni iman yang tanpa disertai dengan keanggotaan dalam komunitas tertentu.

  Kemudian agama yang diyakini tersebut digunakan sebagai sumber motivasi tindakan individu dalam melakukan hubungan sosialnya.

  

  Dari berbagai penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan sosial keagamaan masyarakat perindustrian adalah kehidupan sekelompok manusia yang saling berinteraksi satu sama lain dalam suatu lingkungan, aktifitas serta tujuan yang sama yaitu bernuansa Islami yakni beriman kepada Allah, perduli terhadap panggilan agama dan juga berakhlak mulia.

  Sekelompok manusia yang hidup bermasyarakat harus menyelaraskan, menjaga dan senantiasa menjalankan kewajibannya untuk berinteraksi secara vertikal yaitu menjalankan kewajiban kepada Allah (hablumminallah) maupun kewajiban untuk berinteraksi secara horisontal yaitu menjalankan kewajiban kepada sesama makhluk ciptaan Allah (hablumminannas).

B. Dimensi Kehidupan Sosial Keagamaan

  Berbagai macam tradisi yang ada dalam kehidupan, secara langsung maupun tidak langsung akan melibatkan kita kedalam persoalan yang bersifat umum, publik, dan kemasyarakatan. Karena dalam tradisi- tradisi tersebut terdapat fungsi ganda yaitu disamping terdapat fungsi transidental (niat beribadah kepada Allah), juga terdapat fungsi sosial yang mengatur hubungan seseorang dengan orang-orang serta dengan lingkungan sekitar sehingga menumbuhkan keakraban dan membangun kebersamaa

  Dimensi kehidupan sosial keagamaan tersebut yaitu:

1. Dimensi Ritual

  Menurut Nashori (2003:31) ibadah dapat diartikan sebagai menjadi perintah-Nya dan menjauhi apa saja yang menjadi larangan- Nya. Dalam pengertian sempit, beribadah adalah melakukan aktifitas- aktifitas ritual yang dilakukan dengan penuh pemahaman. Dengan melakukan ibadah-ibadah tersebut, diharapkan manusia memiliki kecenderungan untuk perduli terhadap lingkungan sosialnya. Aktifitas- aktifitas ritual tersebut diantaranya: a.

   Shalat

  Shalat memiliki efek dalam kehidupan sosial. Baik shalat yang dilakukan munfarid maupun shalat yang dilaksanakan secara berjamaah. Shalat yang benar sebagaimana yang dikehendaki Allah adalah ibadah yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

                         

   “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari

  

ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan.” (QS. Al-„Ankabut, 29:45).

  Shalat yang tidak mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar adalah sia-sia atau sekurang-kurangnya bermutu rendah dihadapan Allah. (Nashori, 2003:32).

  Sebagaimana kita ketahui bahwa shalat berjamaah mempunyai nilai pahala lebih besar dua puluh tujuh derajat dibandingkan dengan shalat munfarid. Hal tersebut karena didalam shalat berjamaah terdapat beberapa nilai akhlak sebagai pelajaran bagi kita untuk berinteraksi sosial. Nilai-nilai tersebut yaitu: 1)

  Didalam shalat berjamaah terdapat dua hal yang harus seiring sejalan yaitu imam dan makmum. Dalam dua hal ini mengajarkan kejujuran antara satu sama lain. Ketika makmum mendapati kesalahan imam maka makmum harus menegur atau mengingatkannya. Ketika imam batal wudlunya, maka imam harus meninggalkan jamaah dan salah satu makmum yang tedekat harus menggantikan imam. Begitu juga makmum yang batal wudlu ketika shalat berlangsung maka harus segera meninggalkan jamaah tanpa mengganggu jamaah lain. Makmum tidak akan mendapatkan pahala shalat berjamaah apabila tidak berniat mengikuti imam, serta tidak syah shalatnya jika ia mendahului imam dalam melaksanakan rukun- rukun shalat.

  2) Prinsip persamaan derajat diantara sesama manusia dapat dilihat pada hak menempati shaf terdepan bagi siapapun yang datang lebih awal. Baik orang yang mempunyai pangkat tinggi ataupun orang biasa semuanya mempunyai hak yang sama

  3) Shalat berjamaah juga dapat mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim dengan sering bertemu bersama dalam melaksanakan shalat, saling mengenal dan terjaganya tradisi berjabat tangan serta saling memberi salam satu sama lain dengan tujuan untuk menampakkan kesatuan dan membuang jauh segala bentuk berpecahan.

b. Puasa

  Puasa berasal dari bahasa Arab shoum yang berarti menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah, puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari disertai dengan syarat dan rukun-rukun puasa.

  Menurut Najati (1985:316) puasa mempunyai banyak manfaat baik untuk kesehatan, kejiwaan maupun dalam kehidupan sosial. Selain sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah, puasa juga merupakan pendidikan dan pelurusan jiwa bagi manusia.

  Puasa merupakan latihan bagi manusia dalam melawan dan menundukkan hawa nafsunya atau dengan kata lain puasa bertujuan untuk menghindarkan diri dari berbagai perbuatan yang mendorong manusia berbuat maksiat.

                 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah, 2:183).

  Dengan berlangsungnya latihan mengendalikan dan mengatasi hawa nafsu dengan melaksanakan puasa akan mengajari manusia untuk mempunyai kehendak yang kuat dan kemauan yang teguh dalam kehidupannya, dalam melaksanakan segala tanggung jawab dan kewajibannya, serta dalam menjalankan pekerjaannya. Selain itu, puasa juga merupakan pendidik bagi hati nurani manusia yang dengan menjalankan puasa manusia senantiasa belajar konsisten dengan tingkah laku yang baik dan dapat dipercaya. Hal tersebut akan menumbuhkan semangat kerjasama, solidaritas, dan integrasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. (Najati, 1985:317).

c. Zakat

  Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 81

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI YA QOWIYYU DI DESA JATINOM KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127