AJARAN RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK ISLAM (Studi Analisis Serat Kalatidha) SKRIPSI

  

AJARAN RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA

TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK ISLAM

(Studi Analisis Serat Kalatidha)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

DESI CAHYA WULANDARI

  

111 10 061

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

AJARAN RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA

TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK ISLAM

(Studi Analisis Serat Kalathida)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh:

DESI CAHYA WULANDARI

111 10 061

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  

MOTTO

Amenangi jaman edan; Ewuh aya ing pambudi; Milu edan nora

tahan; yen tan milu anglakoni; boya kaduman melik; Kaliren

wekasanipum; Ndilalah karsa Allah, Begja-begjane kang lali, luwih

begja kang eling lawan waspada

  

( Serat Kalathida Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita Bait-7)

Mengalami hidup pada zaman gila memang serba repot, mau ikut

menggila hati tidak sampai, kalau tidak mengikuti tidak kebagian

apa-apa akhirnya malah kelaparan, namun sudah menjadi

kehendak Allah, bagaimanapun, sebahagia-bahagianya orang

lupa, masih bahagia orang yang ingat dan waspada

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin, dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa

syukur, skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1.

  Kedua orang tua penulis, Bapak H. Kosim Ali Mustofa dan Ibu Hj. Sriwiryanti yang senantiasa memberikan nasehat dan telah mendidik dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendo‟akan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

  2. Bapak KH. Drs Nasafi, M.pd.I dan ibu nyai Hj Asfiyah selaku pengasuh pondok pesantren Nurul Asna.

  3. Kakak yang selalu mendoakan Zaenal Arifin. S.S.T.Han, serta adik Lailiana Nurul Aini yang selalu memberikan semangat trhadap penulis.

  4. Sahabat-sahabat seperjuangan di pondok pesantren Nurul Asna yang senantiasa memberi bantuan dan dorongan selama menyusun skripsi ini.

  5. Keluarga Besar PAI B, dan teman-teman PAI 2010 seperjuangan.

  6. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga tempat penulis menuntut ilmu

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمح رلا الله مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga

  

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di

dunia dan di akhirat kelak.

  Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis banyak

menemui hambatan dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan penulis sendiri. Kalaupun pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena

beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu, penulis

menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI 4. Bapak Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

   Abstrak: Wulandari, Desi Cahya. Ajaran Raden Ngabehi Ranggawarsita Tentang Pendidikan

  Akhlak Islam (Studi Analis Serat KAlathida), Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institur Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Sa‟adi M. Ag.

  Kata kunci: Ajaran Ranggawarsita, Pendidikan, Akhlak Islam, Serat Kalathida Islam merupakan agama yang sangat Concern dengan dunia pendidikan. Penelitian

ini bertujuan untuk menemukan karakterisik pendidikan moral yang ideal menurut Raden

  Ngabehi Ranggawarsita dalam Serat Kalathida dan mengetahui signifikansi dan relevansinya nilai pendidikan moral yang terkandung dalam Serat Kalathida dengan Pendidikan Akhlak Islam masa kini.

  

Skripsi ini menggunakan metode penelitian Library Research, yaitu penelitian

yang dilakukan diperpustakaan yang obyek penelitiannya dicari lewat beragam informasi

kepustakaan (Buku, Jurnal, Koran, Majalah, Dokumen) dan lain sebagainya. Penulis

fokuskan penelitian ini pada pendidikan akhlak Islam. Adapun tekhnik analisis data yang

digunakan, adalah dengan metode interpretatif pedagogis, metode idealisasi, metode konstektualisasi, dan metode kritik, yang menunjukkan bahwa:

  

Serat Kalathida karya Pujangga Jawa Raden Ngabehi Ranggawarsita secara

tersirat mengandung pesan moral pada bait-bait yang beliau tulis. Adapun karakteristik Pendidikan moral yang ideal diungkapkan Raden Ngabehi Ranggawarsita melalui Sinomnya yaitu (a) tidak adanya teladan perilaku pemimpin mengakibatkan rusaknya

Negara; (b) kepandaian tanpa moralitas akan membawa petaka; (c) sebahagia-bahagianya

orang yang lupa, masih bahagia orang yang ingat dan waspada; siapapun harus bertahan

pada kebenaran meski sekelilingnya berbuat angkara. Pesan moral yang terkandung dalam Serat Kalathida seperti Sepi ing pamrih, taubat, kesabaran dan jiwa ksatria, memegang amanah, keteladanan, jangan hiraukan kabar angin, jangan kehilangan kewaspadaan serta ikhtiar. Konsep tersebut relevan dengan pendidikan akhlak Islam

yang tertuang dalam al- Qur‟an Seperti akhlak untuk bersikap ikhlas, bertaubat, amanah,

teladan yang baik, menanggapi kabar secara kritis, dan selalu berikhtiar.

  

DAFTAR ISI

Halaman

  Sampul ........................................................................................................... i

  Lembar Berlogo ........................................................................................................ ii

  Judul ............................................................................................................... iii Persetujuan Pembimbing ................................................................................ iv Pengesahan Kelulusan .................................................................................... v Pernyataan Keaslian Tulisan .......................................................................... vi Motto .............................................................................................................. vii Persembahan .................................................................................................. viii Kata Pengantar ............................................................................................... ix Abstrak ........................................................................................................... xi Daftar Isi......................................................................................................... xii Daftar Lampiran ........................................................................................................

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .................................................................................

  5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................

  5 D. Kegunaan Penelitian .............................................................................

  6 E. Penegasan Istilah ...................................................................................

  6

  G. Sistematika Penulisan skripsi ............................................................... 12

  BAB II TELAAH TEORITIK PENDIDIKAN AKHLAK ISLAM A.Pengertian Nilai Moral .................................................................. 14 B.Pendidikan Akhlak Islam ................................................................ 16 BAB III BIOGRAFI RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA A. Riwayat Hidup Raden Ngabehi Ranggawarsita ............................... 26 B. Latar Belakang Pendidikan Raden Ngabehi Ranggawarsita................ 35 C. Ajaran Akhlak Raden Ngaebehi Rangga Warsita ............................... 39 D. Konsep Pemikiran Raden Ngabehi Ranggawarsita ............................. 43 E. Karya-Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita ...................................... 46 BAB IV ANALISIS AJARAN R.N RANGGAWARSITA DALAM SERAT KALATHIDA TENTANG PENDDIKAN AKHLAK ISLAM A. Karakteristik Pendidikan Moral yang Ideal Menurut Raden Ngabehi Ranggawarsita .......................................................................................... 50 B. Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Kalathida ...................................... 54 C. Relevansi Pemikiran Raden Ngabehi Ranggawarsita dalam Serat Kalathida dengan Pendidikan Akhlak Islam ........................................... 61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

  ..................................................................................................................67 B. Saran.........................................................................................................68

  Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Lembar Konsultasi Skripsi. Lampiran

2 Nilai SKK Mahasiswa.

Lampiran

3 Daftar Riwayat Hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada

  umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya duniawi maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah.

  Islam merupakan agama yang sangat concern dengan dunia pendidikan. Ini dapat dibuktikan melalui ayat-ayat al- Qur‟an dan hadits

  Rasulullah Saw yang terkait dengan hal penndidikan. Surah al-Alaq: 1-5 merupakan salah satu bukti bahwa Islam sangat mengedepankan pendidikan.

  (3) (2) (1) (5) 4) (

  Artinya : (1)

  “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (4) yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

  

  Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Menurut Natsir, pendidikan ialah suatu pembinaan jasmani dan rohani yang menuju kepada kesempurnaan dan lengkapnya sifat-sifat kemanusiaan dalam arti yang sesungguhnya

  Sedangkan, pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung Jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah SWT dan isi pendidikan adalah mewujudkan tujuan ajaran Allah SWT (Djamaluddin; 1999: 9).

  Pendidikan Islam bukanlah untuk membentuk sosok pribadi lain di luar kepribadian manusia, tetapi pendidikan Islam justru membantu manusia untuk menemukan jati dirinya sebagai manusia muslim yang beriman dan bertaqwa.

  Manusia selalu terkait dengan pendidikan, karena dengan adanya pendidikan, manusia dapat menjadi manusia yang bernilai karena telah memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan kepribadian. Sehingga manusia dapat mengembangkan sikap yang penuh nilai dalam dirinya dan kehidupannya (Buseri; 2003: xv). Dengan kata lain, pendidikan, terlebih lagi pendidikan Islam dapat menciptakan manusia-manusia berkualitas dari segala sisi.

  Dengan pendidikan Islam, umat muslim dapat mengembangkan potensi fitrah yang telah diberikan kepadanya. Hal ini agar tidak terjadi kesalahan dalam mengembangkan fitrah tersebut ke jalan yang sesuai

  Pendidikan Islam melalui sastra dapat disampaikan dengan halus namun mengena kepada pembacanya. Penulis sastra cenderung rapi dalam menyampaikan apa yang ingin disampaikannya. Hal yang juga sebenarnya tak dapat dipungkiri bahwa gaya bahasa yang digunakan berperan dalam mempengaruhi seseorang, berdasarkan hal itu, isi sastra menjadi lebih berkesan karena menyentuh emosional pembaca, sehingga pembaca diajari tanpa merasa digurui.

  Sastra begitu sangat potensial dalam memberikan pemahaman terhadap dunia dengan mengasah kepekaan, maka karya sastra harus menjadi bagian penting dari pendidikan atau ikut andil dalam pembentukan kepribadian akhlak manusia. Menurut Zulfanur, karya sastra ini dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial, karena karya sastra yang ditulis pada kurun waktu tertentu berkaitan dengan kehidupan masyarakat, norma-norma dan adat istiadat zaman itu (Zulfanur; 1998: 21)

  Suatu hal yang sangat menarik ditinjau dari sudut agama adalah pandangan yang bersifat sinkretis yang mempengaruhi watak dari kebudayaan dan kepustakaan Jawa. Penganut paham sinkretisme menganggap bahwa semua agama adalah baik dan benar, dan mereka gemar mamadukan unsur-unsur dari berbagai agama dan kepercayaan yang pada dasarnya berbeda atau bahkan berlawanan (Simuh; 1988: 1-2). Dan kepustakaan Jawa sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu kepustakaan Islam santri dan kepustakaan Islam kejawen (Simuh; 1988: 1). Islam santri adalah sekelompok muslim saleh yang memeluk Islam dengan berpegang teguh sepenuhnya sesuai dengan aqidah dan syariat yang diajarkan Islam, sedangkan Islam memadukan unsur kebudayaan Jawa dalam beberapa kegiatan ibadahnya. Salah satu kepustakaan Islam kejawen yang dimaksud di sini ialah Serat

  

Kalathida. Serat Kalathida merupakan salah satu karya sastra yang

  berbentuk syair, yang disusun oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita seorang pujangga Jawa Muslim.

  Serat Kalatidha merupakan karya Pujangga Agung Raden

  Ngabehi Ranggawarsita. Kitab ini sangat terkenal di lingkungan masyarakat Jawa, terutama pada saat terjadi krisis sosial. Dalam diri Ranggawarsita terdapat rajutan kepribadian paripurna. Di sana terkandung nilai-nilai kreativitas, produktivitas, moralitas dan spriritualitas. Dalam konteks reformasi peradaban kekinian, nilai-nilai luhur itu sangat relevan, karena telah terbukti mampu mengatasi ruang dan waktu (Widyawati; 2012: v).

  Raden Ngabehi Ranggawarsita dalam menyusun karyanya berupa Serat Kalathida, memuat ajaran Islam dan tradisi budaya Jawa sehingga menimbulkan persinggungan antara nilai Islam dan nilai budaya Jawa. Persinggungan Islam-Jawa menjadi persoalan pelik dan telah menghasilkan sejumlah pemikiran yang patut dijadikan pertimbangan awal.

  Dalam mengungkap semua ramalan Ranggawarsita itu tidak hanya menikmati dari segi seni saja, tetapi justru lebih ditekankan pada pesan-pesannya yang bernilai pendidikan, baik untuk bekal hidup di dunia maupun untuk bekal hidup di akhirat. Dalam kacamata itu, Ranggawarsita tidak hanya sebagai seorang pendidik, tetapi seorang yang memahami fenomena alam hingga beliau mampu mengetahui kejadian yang sekiranya akan terjadi di masa depan. masalah ini dengan judul: “ AJARAN RADEN NGABEHI

  RANGGAWARSITA TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK ISLAM (Studi Analisis Serat Kalathida).

  B. Rumusan Masalah

  Sehubungan dengan judul dan uraian dalam latar belakang permasalahan di atas, maka ada beberapa rumusan permasalahan, antara lain: 1.

  Bagaimana karakteristik pendidikan moral yang ideal menurut Raden Ngabehi Ranggawarsita dalam Serat Kalatidha? 2. Bagaimana signifikansi dan relevansi nilai pendidikan moral yang terkandung dalam Serat Kalatidha karya Raden Ngabehi Ranggawarsita terhadap pendidikan akhlak Islam masa kini?

  C. Tujuan Peneltian

  Penulis dalam melakukan penelitian memiliki beberapa tujuan, yang telah dirumuskan sebagai berikut:

  1. Untuk menemukan karakteristik pendidikan moral yang ideal menurut Raden Ngabehi Ranggawarsita dalam Serat Kalatidha

  2. Untuk menemukan signifikansi dan relevansi nilai pendidikan moral yang terkandung dalam Serat Kalatidha karya Raden Ngabehi Ranggawarsita terhadap pendidikan akhlak Islam masa kini

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memiliki tujuan secara teoritis dan praktis.

  1. Secara teoritis a.

  Untuk menambah wawasan keilmuan dalam lingkungan pendidikan b. Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai nilai pendidikan agama Islam dalam karya Raden Ngabehi Ranggawarsita c.

  Untuk mengangkat nilai-nilai budaya yang menggandung unsur pendidikan agama Islam d.

  Untuk menumbuh kembangkan nilai cinta terhadap kekayaan budaya di negara Indonesia

  2. Secara praktis Manfaat penelitian ini secara praktis diharapkan bisa memberikan kontribusi kepada pembaca khususnya para praktisi pendidikan dan mahasiswa sebagai tambahan pengetahuan dalam membentuk moralitas dan mengembangkan pendidikan Islam yang lebih baik.

E. Penegasan Istilah

  Untuk lebih mempertegas dan memperjelas tentang judul skripsi ini, serta untuk menghindari salah pengertian, maka perlu diuraikan beberapa penegasan istilah yang bersangkut paut dengan uraian ini, yaitu:

  1. Ajaran Kata ajaran berasal dari kata dasar ajar yang mendapat imbuhan - an yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui

  (diturut) (KBBI; 1989: 87) 2. Moral

  Moral berasal dari kata latin mores yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat istiadat, kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.

  Moral merupakan standard baik-buruk yang ditentukan bagi individu nilai-nilai sosial budaya dimana individu sebagai anggota sosial.

  Moralitas merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil, seimbang. Perilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh ketertiban dan keharmonisan (Asrori; 2012: 136).

  3. Pendidikan Akhlak Islam Adapun menurut Hujair AH Sanaky, Pendidikan adalah usaha sadar yang dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang(Masrin; 2009: 9)

  Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju

  Al Ghozali seperti dikutip oleh Sudarno menyatakan, akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa dan darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu lahir perbuatan yang baik maka ia disebut akhlak yang baik dan jika yang lahir perbuatan yang tercela maka sikap tersebut disebut dengan akhlak yang buruk(Sudarno; 2008: 112)

  Setelah kita mengetahui pengertian satu persatu daripada pendidikan dan akhlak, maka kiranya dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan akhlak adalah suatu proses atau bimbingan atau pertolongan pendidik secara sadar pada siswa agar dalam jiwa anak tersebut tertanam dan tumbuh sikap serta tingkah laku atau perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohaninya untuk membiasakan perbuatan baik didasarkan pada keimanan.

4. Raden Ngabehi Ranggawarsita Raden Ngabehi Ranggawarsita adalah penulis Serat Kalatidha.

  Nama kecilnya ialah Bagus Burham (Widyawati; 2012: 11).

  5. Serat Kalatidha Serat Kalatidha ini masih berupa naskah tulisan tangan. Naskah

  ini merupakan naskah karya Ranggawarsita dalam bentuk puisi yang ditulis oleh orang lain. Jenis termasuk non fiksi berupa pesan moral.

  Isinya menggambarkan keadaan jaman edan (Widyawati; 2012: 45).

F. Metode Penelitian

  Dalam penulisan metode skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, baik untuk memperoleh data maupun untuk menganalisis data-data yang ada, antara lain: 1.

   Library Research Library Research adalah salah satu research atau penelitian kepustakaan (Hadi; 1991: 9).

  Penelitian skripsi ini menggunakan jenis studi kepustakaan atau library research. Dalam arti bahwa bahan-bahan atau data-data penulisan skripsi ini diperoleh dari penelitian buku-buku dan literatur- literatur yang berkenaan dengan topik yang sedang dibahas.

  Maka sumber data yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: a.

  Sumber data primer Yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan obyek riset

  (Dharara; 1989: 60). Dalam penelitian ini sebagai sumber primernya adalah buku “Lima Karya Pujangga Ranggawarsita” karya Kamajaya yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, di Jakarta pada tahun 1980. Dalam buku tersebut memuat Serat

  Kalathida karya Raden Ngabehi Ranggawarsita.

  b.

  Sumber data sekunder data primer. Adapun buku yang digunakan untuk melengkapi referensi adalah buku karya Wiwin Widyawati yang berjudul Serat

  Kalathida yang diterbitkan pada tahun 2012 oleh Pura Pustaka

  Yogyakarta, dan buku karya Simuh berjudul Mistik Islam Kejawen

  Raden Ngabehi Ranggawarsita yang diterbitkan pada tahun 1988 oleh Universitas Indonesia Press Jakarta.

2. Metode Analisis Data

  Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : a.

  Metode Interpretatif Pedagogis Menurut Neuman yang dikutip oleh Sofia Edina, Metode interpretatif berangkat dari upaya untuk mencari penjelasan tentang peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif dan pengalaman orang yang diteliti. Secara umum pendekatan interpretatif merupakan sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku secara detail langsung mengobservasi (Edina; 2013 68). Sedangkan Langeveld membedakan istilah “pedagogic” dengan istilah “pedagogi” Pedagogic diartikan dengan ilmu pendidikan lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan praktek, menyangkut kegiatan

  Jadi dapat disimpulkan bahwa metode analisis data interpretasi pedagogis yaitu suatu metode atau pendekatan yang merupakan sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku secara detail langsung mengobservasi berkaitan dengan kegiatan mendidik serta kegiatan membimbing anak.

  b.

  Metode Idealisasi Metode idealisasi maksudnya dimana sebuah karya sastra tersebut harus mampu membentuk idealitas atau karakteristik yang baik dan tertanam dibenak masyarakat dan menjadi penentu masyarakat dalam berperilaku dan membedakan serta menentukan hal yang akan diyakininya. Adapun langkah dari metode idealisasi dalam menganalisis karya sastra ini :

  1) Membaca dan memahami Serat Kalathida karya

  Ranggawarsita dan beberapa buku pendukung tentang karya beliau.

  2) Memutuskan memilih karya sastra Ranggawarsita ini sebagai bahan penelitian.

  3) Menganalisis bahasa serta ajaran Ranggawarsita dalam

  Serat Kalathida tersebut dari segi fungsi edukatif dan

  persuasif selanjutnya mengidentifikasi ideologi yang terdapat pada karya satra Ranggawarsita.

  4) Mengaplikasikan ajaran Ranggawarsita pada pendidikan

5) Menyimpulkan hasil penelitian.

  c.

  Metode Konstektualisasi Konstekstual di sini maksudnya adalah hubungan konteks, suasana, dan keadaaan (Echols; 2000: 481). Jadi metode kenstekstualisasi berarti suatu pendekatan yang didasarkan pada hubungan konteks suasana dan keadaan yang relevan dengan masa kini. Dalam penelitian ini, hubungan konteks, suasana dan keaadan yang terekam nilai moralnya dalam Serat Kalathida dicari hubungan relevansinya dengan pendidikan akhlak Islam.

  d.

  Metode kritik Metode kritik di sini maksudnya, komentar pengamat merupakan pendapat original penulis tentang situasi yang teramati dan terekam dalam pemikirannya (Idrus; 2009: 150). Artinya penulis berhak memberikan gagasannya dalam menganalisis data yang diteliti, dalam penelitian ini data yang dianalisis yaitu karya sastra yang beupa Serat Kalathida karya Ranggawarsita untuk ditemukan segi kekuatan dan kekurangannya dalam konteks pendidikan akhlak Islam.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.

  Bab II Telaah Teoritik Pendidikan Akhlak Islam. Meliputi: Pengertian Nilai Moral dan Pengertian Akhlak Islam. Bab III Biografi Raden Ngabehi Ranggawarsita. Meliputi: Riwayat Hidup Raden Ngabehi Ranggawarsita, Latar Belakang Pendidikan Raden Ngabehi Ranggawarsita, Ajaran Akhlak Raden Ngabehi Ranggawarsita dalam Serat Kalathida, Konsep Pemikiran Pendidikan Akhlak Raden Ngabehi Ranggawarsita dalam Serat Kalathida, dan Karya-Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita.

  Bab IV Analisis Ajaran Ranggawarsita dalam Serat Kalatidha Tentang Pendidikan Akhlak Islam. Meliputi: Karakterisitik Pendidikan Moral Yang Ideal Menurut Raden Ngabehi Ranggawarsita dalam Serat

Kalathida, Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Kalathida, dan Relevansi

Pemikiran Raden Ngabehi Ranggawarsita Dalam Serat Kalathida Dengan Pendidikan Akhlak Islam. Bab V Merupakan Penutup Yang Meliputi Kesimpulan dan Saran.

BAB II TELAAH TEORITIK PENDIDIKAN AKHLAK ISLAM A. Pengertian Nilai Moral Di dalam karya sastra Ranggawarsita terdapat banyak sekali ajaran moral atau nilai moral yang dapat diterapkan dalam konteks zaman sekarang ini. Sebelumnya akan penulis jelaskan tentang pengertian nilai moral, dan

  pendidikan akhlak Islam: 1.

  Nilai Nilai adalah segala sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat. Nilai yang muncul tersebut dapat bersifat positif apabila akan berakibat baik, namun akan bersifat negatif jika berakibat buruk pada obyek yang diberikan nilai(Sulaiman; 1992: 19).

  M. Chabib Thoha menyatakan bahwa nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Beliau menambahkan, nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti (manusia yang meyakini). Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku (Thoha; 1996: 61).

  Dari pendapat para ahli diatas bahwa nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang berarti bagi kehidupan manusia.

  Jadi nilai adalah sesuatu yang dipertimbangkan manusia sebagai subyek menyangkut segala sesuatu baik atau yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat.

2. Moral

  Dian ibung dalam bukunya yang berjudul Mengembangkan

  Nilai Moral Pada Anak mendeskripsikan moral adalah suatu

  keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan atau pemikiran.

  (Ibung; 2009: 3).

  Istilah moral yang berasal dari bahasa latin mores, yaitu bentuk plural mos, yang berarti adat kebiasaan, dalam kamus umum

  bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah baik-buruk dari perbuatan dan kelakuan (Poerwadaminta; 1982: 654).

  Kebiasaan tersebut mula-mula mungkin hanya bersifat individual, namun karena manusia senatiasa hidup bersama dengan orang lain, dan dalam suatu lingkungan tertentu, maka kebiasaan individu tersebut akan ditiru orang lain, dan lama kelamaan akan menjadi kebiasaan kelompok. Jika kelompok sudah menetapkan kebiasaan tersebut baik, maka kebiasaan tersebut dijadikan kewajiban yang harus ditaaati oleh kelompok (Agus; 2000: 15). Moral merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi individu oleh nilai-nilai sosial budaya dimana individu sebagai anggotanya (Soeparwoto; 2003: 99).

  Jadi, nilai moral yaitu sesuatu yang positif serta bermanfaat dalam kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap manusia itu sendiri dalam kehidupan bermasyarakat yang menyangkut tentang nilai baik-buruknya suatu perbuatan manusia, melalui perbuatan yang dilakukannya pada diri sendiri, pada lingkungan dan sosial.

B. Pendidikan Akhlak Islam 1.

  Pengertian Pendidikan Akhlak Menurut hafidz dan dasuku yang dikutip oleh Sudarno dkk,

  Secara bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk

  jama‟ dari khuluq atau khulq, yang berarti:

  tabiat atau budi pekerti, kebiasaan atau adat, keperwiraan, kesatriaan, kejantanan dan agama (Sudarno; 2008: 86).

  Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan(Anis; 1972: 202)

  Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatanya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya (Zaidan; 1976: 75)

  Dari definisi tersebut dapat ditegaskan bahwa tidak semua perbuatan manusia disebut akhlak. Perbuatan manusia baru disebut akhlak kalau terpenuhi dua syarat berikut ini; pertama, perbuatan itu dilakukan berulang ulang, kalau perbuatan itu hanya dilakukan sekali saja, maka tidak dapat disebut akhlak. Kedua, perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikir atau diteliti terlebih dahulu sehingga benar-benar suatu kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah difikir dan dipertimbangkan terlebih dahulu secara matang, tidak disebut akhlak.

2. Perbedaan Moral dengan Akhlak

  Aunur Rohim Faqih, moral dikatakan sebagai nilai dasar dalam masyarakat untuk menentukan baik-buruknya suatu tindakan yang pada akhirnya menjadi adat istiadat masyarakat tersebut. Memperhatikan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa baik buruknya suatu perbuatan, secara moral hanya bersifat lokal (Faqih; 2001: 34)

  Persamaan antara moral dan akhlak adalah bahwa keduannya sama-sama berbicara tentang nilai perbuatan manusia.

  Perbuatan manusia menurut akhlak dan moral ada yang bernilai baik dan ada yang bernilai buruk. Sedangkan perbedaan di antara keduannya terletak pada tolok ukur nilai perbuatan manusia tersebut. Bila moral memandang suatu perbuatan dengan tolok ukur adat istiadat yang berlaku pada masyarakat tertentu. Dan akhlak memandang baik-buruknya suatu perbuatan dengan tolok ukur Al- Qur‟an dan al-Sunnah. Perbedaan tolok ukur ini berkonsekwensi pada perbedaan sifat kebenarannya. Bila kebenaran moral itu bersifat relatif, nisbi, dan temporal, maka kebenaran nilai akhlak itu bersifat mutlak dan absolut (Sudarno; 2008: 89-90) 3. Sumber Pendidikan Akhlak Islam a.

  Al-Qur‟an Sumber utama akhlak adalah al-

  Qur‟an. Tolok ukur baik buruknya akhlak adalah al- Qur‟an. Hal ini logis, karena kebenaran al-

  Qur‟an itu bersifat objektif, komprehensif, dan universal tidak mungkin didasarkan pada pemikiran manusia, karena pemikiran manusia itu kebenarannya bersifat subjektif, sektoral dan temporal (Sudarno; 2008: 91). Dalil naqli yang sering dikemukakan para ahli untuk menyebutkan bahwa al-

  Qur‟an adalah sumber pembelajaran yang luas adalah surat al-alaq 1-5;

  (2) (1) (5) 4) (3) (

  Artinya :

  (1)“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (4) yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak Sebagai sumber hukum dan peraturan yang mengatur tingkah laku dan akhlak manusia, al- Qur‟an menentukan sesuatu yang halal dan haram. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Al-

  Qur‟an menentukan bagaimana sepatutnya kelakuan manusia. Terhadap hal-hal yang baik dan bermanfaat, al-

  Qur‟an menghalalkan atau mengajak melakukannya. Terhadap hal-hal yang tidak baik dan merugikan, al-

  Qur‟an mengharamkan atau melarang manusia melakukannya (Sudarno; 2008: 91-92) Selain berupa perintah dan larangan, al-

  Qur‟an juga menggunakan pendekatan cerita dan sejarah untuk menyampaikan pesan-pesan moralnya. Melalui cerita dan sejarah, akhlak yang mulia dan akhlak yang buruk digambarkan dalam perwatakan manusia dan realitas kehidupan manusia semasa al-

  Qur‟an diturunkan. Al- Qur‟an juga menggambarkan bagaimana perjuangan para Rasul dalam menegakkan nilai-nilai akhlak mulia dalam kehidupan dan bagaimana mereka ditentang oleh kefasikan, kekufuran, dan kemunafikan yang mencoba menggagalkan tegaknya akhlak mulia sebagai teras kehidupan yang luhur dan murni tersebut (Sudarno; 2008: 92) b.

  Al-Sunnah Sumber akhlak yang kedua adalah al-Sunnah.

  Pernyataan ini di dasarkan pada firman Allah SWT yang menegaskan pentingnya seorang muslim mengikuti perintah dan larangan Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai sumber rujukan dan teladan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai ekspresi kecintaannya kepada Allah SWT (Sudarno; 2008: 93). Dua firman Allah SWT yang menegaskan hal tersebut adalah Qs. Al Imron 31, dan Qs.

  Al Ahzab 21;                

  Artinya: katakanlah; jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (al-Imron 31)

                   

  Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah

  itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah(Qs. Al Ahzab 21)

  Dari al-Sunnah dapat diketahui norma-norma baik dan buruk yang merupakan fokus bagi akhlak dalam Islam.

  Melalui al-Sunnah seorang muslim tahu mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang

  ma‟ruf dan mana yang munkar , mana yang menyebabkan seseorang mendapat

  pahala dan mana yang menyebabkannya memperoleh dosa. (Sudarno; 2008: 94-95) c. Hati Nurani

  Selain al- Qur‟an dan Sunnah, hati nurani manusia yang bersih juga dapat dijadikan sebagai sumber akhlak.

  Diketahui bahwa dalam jiwa manusia terdapat dua macam potensi kekuatan: kekuatan yang menarik kepada kebaikan yaitu hati nurani, dan kekuatan yang menarik pada keburukan yaitu hawa nafsu (Sudarno; 2008: 96). Dua macam kekuatan tersebut diperoleh penegasan dalam al- Qur‟an surat al Qashash 28:

  Artinya: Maka jika mereka tidak menJawab (tantanganmu)

  siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang

yang zalim. (Qs. Al Qashash: 50)

4.

  Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak Islam Akhlak memiliki karakteristik yang universal.artinya, ruang lingkup akhlak dalam pandangan Islam sama luasnya dengan ruang lingkup pola hidup dan tindakan manusia di mana ia berada. Secara sederhana ruang lingkup akhlak sering dibedakan menjadi tiga.

  Yaitu akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap manusia, dan akhlak terhadap alam (Sudarno; 2008: 115) a.

  Akhlak Terhadap Allah Yang dimaksud dengan akhlak terhadap Allah atau pola huubungan manusia dengan Allah adalah sikap dan perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia terhadap Allah. Akhlak terhadap Allah meliputi beribadah kepada-

  Nya, berdo‟a, berdzikir, dan bersyukur serta tunduk dan taat hanya kepada Allah (Sudarno; 2008: 115). Dalam

  Qs al-Dzariat 56 telah difirmankan;

  Artinya: Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan

  hanya untuk beribadah kepada-Ku (Qs al-Dzariat 56) b.

  Akhlak Terhadap Manusia Akhlak terhadap manusia dapat digolongkan akhlak terhadap keluarga, dan akhlak terhadap orang lain atau masyarakat (Risnayanti; 2004: 15) Akhlak terhadap diri pribadi sendiri adalah pemenuhan kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri, baik yang menyangkut jasmani maupun rohani (Sudarno; 2008: 118). Adapun contoh akhlak terhadap diri pribadi sendiri yang tertuang dalam al-

  Qur‟an diantaranya: Jujur dan dapat dipercaya (Qs At-taubah 119), kerja keras dan disiplin (Qs Al-

  an‟am 135), berjiwa ikhlas (Qs Al-A‟raf 29) hidup sederhana (Qs Al Furqan-67)

  Yang dimaksud dengan akhlak terhadap keluarga adalah akhlak terhadap suatu kelompok yang mempunyai hubungan darah atau perkawinan (Sudarno; 2008: 120). Adapun contoh akhlak terhadap keluarga yang tertuang dalam al-

  Qur‟an adalah: berbuat baik kepada kedua orang tua (Qs An Nisa 36, dan Qs

  al Isra‟ 23-24), menghormati

  hak hidup anak (Qs Al-

  Isra‟ 31), membiasakan

  bermusyawarah (Qs Al-Thalaq 6), menyantuni saudara yang kurang mampu (Qs Al Isra 26) Akhlak terhadap masyarakat disini adalah sekumpulan keluarga yang hidup bersama dalam suatu tempat tertentu. Dalam masyarakat kita hidup berdampingan dengan orang lain. Dalam menjani hidup di dunia ini kita tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, berakhlak yang baik terhadap orang lain merupakan suatu keharusan (Sudarno; 2008: 124). Sebagai contoh Islam sangat menekankan agar kita mengormati para tetangga (Qs An

  Nisa 36), saling tolong menolong (Qs Al Lukman 18-19).

  c.

  Akhlak Terhadap Alam Yang dimaksud dengan alam di sini alam semesta yang mengitari kehidupan manusia, yang mencakup tumbuh-tumbuhan, hewan, udara, sungai, laut dan sebagainya.Kehidupan manusia memerlukan lingkungan yang bersih, tertib, sehat, dan seimbang.Oleh karena itu, akhlak terhadap lingkungan terutama memanfaatkan potensi alam untuk kepentingan hidup manusia (Sudarno; 2008: 126). Contoh akhlak terhadap alam adalah manusia memanfaatkan sumber daya alam dan mengupayakan pelestariaannya. Manusia tidak boleh boros dan serakah menggali kekayaan alam yang dapat berakibat kerusakan alam itu sendiri (Ar Rum 41, dan Al Syura 30) 5. Macam-macam akhlak dalam Islam a.

  Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah akhlak yang terpuji, baik dan terhormat, atau sering disebut dengan akhlakul

  karimah. Untuk dapat memliki akhlak terpuji, harus di

  upayakan dengan cara meneladani perilaku Nabi Muhammad SAW (Sudarno; 2008: 148)

  Sedangkan menurut Asmaran A.S dalam bukunya yang berjudul Pengantar Studi Akhlak menambahkan, berakhlak terpuji artinya menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta manjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan baik, melakukannya dan mencintainya (Asmaran; 1992: 204).

  Macam macam akhlak mahmudah banyak sekali ditemukan dalam al- Qur‟an, diantaranya :al amanah (dapat dipercaya)

  , al „afwu (pemaaf), al shabru (sabar), qonaah (merasa cukup), an nadzafah (kebersihan).

  b.

  Akhlak Madzmumah Yang dimaksud dengan akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela atau buruk, baik dilihat dari sikap, perilakudan ucapan, yang bertentangan dengan ajaran Islam. Akhlak Madzmumah dapat membawa kerusakan bagi diri sendiri maupun orang lain (Sudarno; 2008: 128)

  Contoh akhlak madzmumah yang terangkum dalam al- Qur‟an beberapa diantaranya; ananiya (egois), al-Buhtan

  (berdusta), al ghadlab (pemarah), al hasad (dengki), al

  istikbar (sombong), al israf (berlebih-lebihan).