Usaha meningkatkan efektivitas pelayanan para suster Puteri Kasih Indonesia terhadap orang miskin melalui katekese model Shared Christian Praxis - USD Repository

  

USAHA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAYANAN

PARA SUSTER PUTERI KASIH INDONESIA

TERHADAP ORANG MISKIN MELALUI KATEKESE

MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

Lilik Indriani

NIM: 021124008

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada para Suster Serikat Puteri Kasih Indonesia dan keluarga Vinsensian di mana pun berada sebagai pelayan orang miskin.

  

MOTTO

  “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

  Ia tidak bersukacita karena ketidak-adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”

  (1 Kor 13:4-7)

ABSTRAK USAHA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS

  Judul skripsi

PELAYANAN PARA SUSTER PUTERI KASIH INDONESIA TERHADAP ORANG MISKIN MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN

  PRAXIS dipilih berdasarkan fakta bahwa pelayanan yang dilakukan oleh para suster

  Puteri Kasih sekarang ini melanjutkan pelayanan para pendahulu untuk menanggapi bentuk-bentuk kemiskinan yang telah ada, seperti merawat orang sakit apa pun jenisnya, mengurus sekolah, merawat anak-anak dan orang jompo. Seiring perkembangan jaman para suster memberi tanggapan kepada bentuk-bentuk kemiskinan baru. Situasi ini merupakan suatu undangan bagi para suster untuk memeriksa kembali apakah model pelayanan sudah cukup terbuka dan luwes untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan saat ini dalam pelayanan untuk orang miskin. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut skripsi ini dimaksudkan untuk memberi masukan bagi para suster untuk mengadakan pembinaan secara berkala dengan menggunakan katekese model Shared Christian Praxis.

  Keprihatinan pokok yang menjadi perhatian dalam skripsi ini adalah mencari bentuk pelayanan yang jelas, fokus atau tujuan yang jelas sehingga pelayanan bisa lebih efektif, dan mencari jalan untuk meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak luar yang dianggap berkompeten terhadap bidangnya. Pembinaan para suster yang terus menerus merupakan bagian penting untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan di dalam pelayanan.

  Untuk mengkaji keprihatinan tersebut penulis mengadakan wawancara sederhana dengan para suster pimpinan komunitas, pengumpulan data dari Yayasan, dan dari Provinsialat. Pengumpulan data dimaksudkan supaya mendapatkan keterangan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendukung keterangan yang sudah dikumpulkan, penulis mengadakan studi pustaka untuk memperkuat keterangan yang sudah ada. Studi pustaka ini dimaksudkan untuk memperoleh pemikiran-pemikiran baru yang bisa direfleksikan lebih mendalam sehingga menemukan nilai untuk membangkitkan semangat pelayanan. Kajian pustaka menghasilkan temuan mengenai salah satu syarat untuk menjadi pelayan kaum miskin adalah penyerahan diri kepada Allah yang didorong oleh kasih. Berdasarkan kesadaran itu para suster akan menjadi seorang pelayan yang baik, pelayanan terhadap orang miskin yang dihayati dan dipandang dari sudut pandang pengalaman rohani. Dalam pandangan ini orang yang menyerahkan diri kepada Allah dan melayani kaum miskin, mereka melayani dan menghormati Yesus sendiri. Pelaksanaan tugas perutusan sebagai seorang pelayan memerlukan suatu semangat dasar yang memadai dan diasah lewat pembinaan yang terus menerus. Rerum

  Novarum memberikan pengajaran tentang keberpihakan dan bersikap adil terhadap

  orang miskin terutama kaum buruh yang tidak mempunyai kekuatan untuk membela diri sendiri. Konstitusi para suster Puteri Kasih melihat pelayanan bagi para suster merupakan pembaktian diri mereka kepada Allah. Hendaknya mereka memandang pelayanan yang dilakukan untuk melayani Tuhan dalam diri orang-orang miskin.

  Menanggapi keprihatinan dalam pelayanan para suster, penulis menawarkan suatu katekese dengan model bentuk SCP (Shared Christian Praxis) sebagai alternatif bentuk pembinaan yang bisa meningkatkan kesadaran para suster sebagai pelayan orang miskin, agar pelayanan menjadi lebih efektif.

  

ABSTRACT

  This thesis entitled THE EFFORTS TO INCREASE THE SERVICES

  

EFFECTIVITY OF INDONESIAN SISTERS OF THE DAUGHTERS OF

CHARITY TOWARD THE POOR THROUGH SHARED CHRISTIAN

PRAXIS MODEL CATECHESIS is chosen based on fact that the services done by

  the sisters of the Daughters of Charity recently continues their predecessors’ services to respond the existing poverty. Those services are looking after the sick of any types of sickness, managing school, looking after the children and the aged. As the time goes by, the sisters also response towad the new form of poverty. This situation is an invitation for the sisters to recheck the services model whether it is sufficiently opened and flexible to respond recently necessities and in concrete is implemented in their services. Based on this fact, this thesis is meant to give inspiration to the sisters to make periodical formation by using Shared Christian Prxis.

  The main concern of thesis is to find the focused services, clear purpose so that the services can be more effective, and to find effective collaboration to other a people that are competent in their subjects. The most important part is the on going formation of the sisters, which purpose is to increase their skill and knowledge in their services.

  To solve the problem, the writer conducted simple interviews to the sisters which are the head of the community, and data gethering of the foundation, and the congregation. This was meant to make the data be acurate and accountable. To support the information gathered, the writer conducted library research to strengthen the available information. The library research is meant to obtain new ways of thinking that can be reflected more deeply, useful for finding the values to raise the spirit of service. It is found that one of the requirements to be the servant of the poor is the total self-giving to God because of being encouraged by love. According to this awarenenss, they will be a good servant, and the service of the poor will be enternalized and enlightened by spiritual experience. In this view, those who offer themselves to God and serve the poor serve and honor Jesus. Therefore, to implement the mission as a servant, it needs basic spirit that is sufficient and sharpened through on going formation. “Rerum Novarum” gives teaching laborers behavior toward the poor especially the labors that do not have strengh to defend themselves. The constitution the Sisters of the Daughters of Charity sees that the service for the sister which is their self-giving to God is to see the service implemented to serve God through the poor.

  Responding to the consideration of the service of the sister, the writer offers catechesis in the form of SCP (Shared Christian Praxis) as the alternative of the formation which can increase the awarenes of the sisters as the servants of the poor. Thus the service are expected to be more effective.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur yang tak terkira kepada Tuhan yang Mahabaik, atas bimbingan, pendampingan dan penyertaan-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul USAHA MENINGKATKAN

  EFEKTIVITAS PELAYANAN PARA SUSTER PUTERI KASIH INDONESIA TERHADAP ORANG MISKIN MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS.

  Skripsi ini menanggapi keprihatinan yang penulis lihat sendiri dalam karya pelayanan para suster Puteri Kasih kepada orang miskin. Karya yang ditangani oleh para suster Puteri Kasih beragam, yang menyebabkan fokus pelayanan kurang mendapat perhatian, kerja sama yang kurang optimal dengan pihak luar, pembinaan para suster yang masih perlu mendapatkan perhatian. Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memberi sumbangan kepada para suster Puteri Kasih untuk menggali semangat dalam berkarya, terutama bagi para suster yang terlibat langsung dalam karya pelayanan terhadap orang miskin. Para suster diharapkan mampu memotivasi diri secara terus menerus, sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih efektif. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Skripsi ini dapat tersusun tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis dengan segala hormat dan setulus hati mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Rm. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, ketelitian dan ketekunan memberi masukan-masukan dan kritikan-kritikan sehingga penulis dapat lebih termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  2. Bapak Drs. L. Bambang HY., M.Hum., selaku dosen wali dan penguji yang selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  3. Ibu Dra. J. Sri Murtini, M.Si., selaku dosen penguji yang memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Kaprodi dan segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar sampai selesainya skripsi ini.

  5. Sr. Anna Wiwik Supraptiwi, PK., Visitatris Serikat Puteri Kasih Indonesia, yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada penulis untuk studi.

  6. Para suster Puteri Kasih Provinsi Indonesia yang dengan caranya sendiri-sendiri memberikan perhatian kepada penulis, sampai selesainya skripsi ini.

  7. Para suster OSF Komunitas Senopati yang memberi dukungan, perhatian dan semangat selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

  8. Sahabat-sahabat Mahasiswa khususnya angkatan 2002 yang turut berperan dalam menempa pribadi, memberi semangat dan atas kebersamaan selama studi berlangsung.

  9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini dengan tulus hati telah memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.

  Penulis skripsi menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga skripsi ini masih dirasa jauh dari sempurna, dan banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan lebih lanjut. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Yogyakarta,

  10 Februari 2007 Penulis

  Lilik Indriani

  DAFTAR ISI

  Halaman JUDUL .................................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... ii PENGESAHAN .................................................................................................... iii PERSEMBAHAN ................................................................................................. iv MOTTO ................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT.......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI......................................................................................................... xii DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................

  1 A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

  B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 6

  C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 7

  D. Manfaat Penulisan ............................................................................................ 7

  E. Metode Penulisan ............................................................................................. 7

  F. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 8

  BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG PELAYANAN PARA SUSTER PUTERI KASIH INDONESIA TERHADAP ORANG MISKIN .......... 9 A. Pelayanan Serikat Puteri Kasih di Indonesia ................................................... 9

  1. Pendirian Serikat Puteri Kasih ...................................................................... 10

  2. Serikat Puteri Kasih di Indonesia.................................................................... 11

  3. Serikat Puteri Kasih sebagai Serikat Hidup Apostolik ................................. 14

  4. Visi dan Misi Serikat Puteri Kasih Indonesia ............................................... 16

  a. Visi Serikat Puteri Kasih Indonesia .......................................................... 17

  b. Misi Serikat Puteri Kasih Indonesia.......................................................... 18

  B. Macam-macam Pelayanan Suster Puteri Kasih di Indonesia terhadap Orang Miskin .................................................................................................... 20

  1. Bidang Pendidikan ........................................................................................ 20

  a. Pelayanan Bidang Pendidikan Taman Kanak-kanak/TK .......................... 21

  b. Pelayanan Bidang Pendidikan Sekolah Dasar/SD .................................... 21

  c. Pelayanan Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama/SMP ............ 22

  2. Bidang Sosial ................................................................................................ 22

  3. Bidang Kesehatan ......................................................................................... 23

  4. Bidang Pastoral ............................................................................................. 23

  C. Keprihatinan Pokok yang Muncul dalam Pelayanan terhadap Orang Miskin .............................................................................................................. 24

  1. Bentuk Pelayanan.......................................................................................... 24

  2. Fokus Pelayanan ........................................................................................... 25

  3. Bentuk Kerja Sama ....................................................................................... 25

  4. Pembinaan Terus Menerus............................................................................ 26

  BAB III. PELAYANAN TERHADAP ORANG MISKIN DALAM GEREJA DAN PELAYANAN MENURUT KONSTITUSI SERIKAT PUTERI KASIH..................................................................

  27 A. Pelayanan dalam Gereja ................................................................................... 28

  1. Arti Pelayanan dalam Gereja ........................................................................ 29

  2. Pelayanan dalam Arti Umum ........................................................................ 29

  3. Pelayanan Menurut Injil................................................................................ 31

  a. Pelayanan Menurut Injil Matius ................................................................ 31

  b. Pelayanan Menurut Injil Markus............................................................... 33

  c. Pelayanan Menurut Injil Lukas ................................................................. 36

  d. Pelayanan Menurut Injil Yohanes............................................................. 39

  4. Pelayanan Yesus sebagai Model Pelayanan Gereja ...................................... 41

  B. Pelayanan Orang Miskin dalam Gereja............................................................ 44

  1. Pengertian Orang Miskin secara Umum ....................................................... 45

  2. Pengertian Orang Miskin Menurut Gereja.................................................... 46

  3. Ajaran Pokok Gereja tentang Pelayanan Orang miskin menurut Rerum

   Novarum ......................................................................................................... 50

  C. Pelayanan terhadap Orang Miskin Menurut Konstitusi Serikat Puteri Kasih....................................................................................................... 55

  1. Peraturan Konstitusi yang Membebaskan..................................................... 55

  2. Kesiapsediaan Suster Puteri Kasih dalam Melayani.................................... 57

  3. Standar Pelayanan Suster Puteri Kasih ......................................................... 59

  4. Semangat Dasar Serikat Puteri Kasih dalam Melaksanakan Pelayanan terhadap Orang Miskin.................................................................................. 61 a. Kerendahan Hati........................................................................................ 61 b. Kesederhanaan ..........................................................................................

  64 c. Kasih..........................................................................................................

  65

  BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI SALAH SATU USAHA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAYANAN PARA SUSTER PUTERI KASIH INDONESIA TERHADAP ORANG MISKIN .................................................. 69 A. Gambaran Umum Katekese ............................................................................. 70

  1. Pengertian Katekese ...................................................................................... 70

  2. Tujuan Katekese............................................................................................ 72

  3. Tugas Katekese ............................................................................................. 74

  4. Isi katekese .................................................................................................... 76

  5. Proses Katekese............................................................................................. 77

  B. Pemilihan Shared Christian Praxis sebagai Model Katekese.......................... 78

  1. Pengertian Shared Chistian Praxis ............................................................... 79

  a. Shared........................................................................................................ 80

  b. Christian.................................................................................................... 81

  c. Praxis ........................................................................................................ 82

  2. Langkah-langkah Shared Christian Praxis ................................................... 83

  a. Langkah Pertama: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual................. 83

  b. Langkah Kedua: Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman Hidup Faktual....................................................................................................... 85

  c. Langkah Ketiga: Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani lebih Terjangkau ................................................................................................. 86

  d. Langkah Keempat: Interpretasi/Tafsir Dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta................................................. 88

  e. Langkah Kelima: Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit.............................. 89

  C. Usulan Program Katekese Model Shared Christian Praxis ............................. 90

  1. Maksud Usulan Program............................................................................... 91

  2. Latar Belakang Pembuatan Program............................................................. 91

  3. Pembuatan Tema dan Tujuan Katekese ........................................................ 92

  4. Penjabaran Usulan Program Katekese .......................................................... 94

  5. Petunjuk Pelaksanaan Program ..................................................................... 96

  D. Contoh Persiapan Katekese Model Shared Chistian Praxis ........................... 97

  BAB V. PENUTUP............................................................................................... 112 A. Kesimpulan ...................................................................................................... 112 B. Saran ............................................................................................................... 113 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 116 LAMPIRAN.......................................................................................................... 119 Lampiran 1: Pertanyaan wawancara dengan para suster................................... (1) Lampiran 2: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas don Bosco, Surabaya..................................................................... (2) Lampiran 3: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  St. Louisa, Kediri .......................................................................... (5) Lampiran 4: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  St. Vinsensius, Garum Blitar......................................................... (8) Lampiran 5: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  St. Joseph, Kediri ......................................................................... (10) Lampiran 6: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  St. Paulus, Bojonegoro ................................................................. (12) Lampiran 7: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  Maria Immaculata, Tulungagung .................................................. (14) Lampiran 8: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  St. Theresa, Cepu ....................................................................... (16) Lampiran 9: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  Margareth Nasseau, Malang ....................................................... (18) Lampiran 10: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  Rosalie Rendu, Jakarta ............................................................... (20) Lampiran 11: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  St. Catharina, Pohsarang Kediri .................................................. (22) Lampiran 12: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  Emmaus, Surabaya..................................................................... (24) Lampiran 13: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  St. Vinsensius II, Banjarmasin ................................................... (26) Lampiran 14: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  De Paul, batulicin ....................................................................... (28) Lampiran 15: Hasil wawancara informal dengan suster Pimpinan komunitas

  Yohanes Gabriel, Nanga Pinoh Kalimantan Barat..................... (30) Lampiran 16: Teks Cerita ................................................................................. (32)

  DAFTAR SINGKATAN

  A. SINGKATAN KITAB SUCI Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Katolik

  Deuterokanonika: dengan Pengantar dan Catatan lengkap. (Dipersembahkan

  kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA). Ende: Arnoldus, 2000, hal. 14.

  B. SINGKATAN DOKUMEN GEREJA CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus

  II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

  KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 januari 1983.

  LG : Lumen Gentium, Konstitusi dogmatis tentang Gereja Konsili Vatikan II, Paus Paulus VI, 21 November 1964.

  RN : Rerum Novarum, Ensiklik Paus Leo XIII tentang keadaan kaum buruh, 15 Mei 1891.

  C. SINGKATAN LAIN Art : Artikel Bdk : Bandingkan

  Dll : Dan lain-lain Konst : Konstitusi, Hukum-hukum atau Undang-undang yang mengatur kehidupan Serikat setelah melewati pemungutan suara (Kesepa- katan) di dalam Musyawarah Umum dan setelah disahkan oleh Gereja. Konstitusi-konstitusi tidak dapat dihapus atau diubah kecuali oleh Gereja atau dengan persetujuannya.

  KU : Katekese Umat KWI : Konferensi Waligereja Indonesia No : Nomor

  PK : Puteri Kasih PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

  Sbb : Sebagai Berikut SCP : Shared Christian Praxis (Suatu model Katekese)

  SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah Pertama SSV : Serikat Sosial Santo Vinsensius St : Santo/santa, sebutan untuk orang suci Stat : Statuta, Hukum-hukum atau Undang-undang yang mengatur kehidupan Serikat setelah melewati pemungutan suara

  (Kesepakatan) di dalam Musyawarah Umum dan setelah disahkan oleh Gereja Statuta-statuta tidak dapat dihapus atau diubah kecuali oleh Gereja atau dengan persetujuannya. TK : Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Serikat Puteri Kasih hadir dengan kekhasan dan kharismanya sebagai pelayan

  orang miskin. Pelayanan merupakan bagian yang penting dari hidup para suster Puteri Kasih. Semua pelayanan mempunyai tujuan yang baik yaitu melayani Yesus dalam diri orang miskin. Seiring perjalanan waktu, pelayanan yang ditangani oleh suster Puteri Kasih semakin berkembang. Perkembangan pelayanan begitu cepat, itu disebabkan banyak bentuk kemiskinan baru. Orang tidak lagi miskin karena tidak punya harta semata tetapi juga miskin dalam hal rohani. Para suster mencoba untuk menanggapi segala kebutuhan orang miskin yang muncul saat ini, dengan harapan mereka dapat tertolong dengan cepat dan tepat. Ternyata usaha untuk menanggapi kebutuhan pelayanan kurang memperhatikan wadah/bentuk pelayanan yang pasti, sehingga pelayanan menjadi kurang optimal, meskipun ada pelayanan yang sudah terkoordinir dengan baik seperti bidang kesehatan, bidang pendidikan dan panti rehabilitasi.

  Karena bentuk atau wadah yang pasti kurang diperhatikan, maka untuk mencapai tujuan awal pelayanan yaitu membantu mereka mengentaskan mereka dari kemiskinan menjadi kabur. Pelayanan menjadi rutin, berkembang menjadi besar kurang memperhitungkan fokus dan tujuan pelayanan dengan pasti.

  Perkembangan pelayanan membawa dampak pula pada kerja sama. Jumlah Suster Puteri Kasih hanya sedikit tetapi pelayanan berkembang menjadi semakin besar. Maka kerja sama dengan pihak luar diperlukan supaya pelayanan dapat ditangani dengan baik. Ada keprihatinan lain ialah kerja sama yang dilakukan dengan pihak lain kurang optimal, kurang mendapatkan perhatian yang cukup, sedangkan pelayanan yang ditangani beragam dan tenaga suster sangat terbatas. Supaya bisa melaksanakan pelayanan dengan baik, para suster harus mendapatkan bimbingan yang terus menerus untuk selalu memperbaharui diri supaya bisa mengatasi masalah yang sering muncul dalam pelayanan.

  Pelayanan yang dilakukan oleh para Suster Puteri Kasih merupakan jalan untuk menguduskan diri, para suster Puteri Kasih memberi diri kepada Allah untuk melayani orang miskin sebagai ungkapan iman dan merupakan perwujudan kasih. Hal itu dikuatkan kutipan yang terdapat dalam konstitusi para suster Puteri Kasih:

  Para Puteri Kasih telah memberi diri kepada Allah untuk melayani Kristus dalam diri Orang-orang Miskin. Kesatuan hidup mereka terletak dalam tujuan ini. Pelayanan bagi mereka merupakan ungkapan pemberian diri secara total kepada Allah dalam Serikat, dan dalam pelayanan ini pemberian diri secara total kepada Allah mendapat makna yang penuh. Pelayanan itu, kecuali ungkapan iman, merupakan juga perwujudan kasih, yang bersumber dan modelnya ialah Kristus sendiri (Konst, no. 16). Dari kutipan di atas jelas apa yang menjadi tujuan pemberian diri yang dilakukan oleh para Suster Puteri Kasih yaitu untuk melayani Kristus dalam diri orang miskin, mereka melihat bahwa orang miskin merupakan gambaran dari Yesus sendiri maka apapun pelayanan yang dilakukan oleh suster Puteri Kasih terhadap orang miskin, untuk melayani Yesus sendiri. Para Suster Puteri Kasih mencoba untuk mewujudkan apa yang diimaninya dalam bentuk pelayanan secara nyata kepada orang miskin di komunitas di mana mereka berada.

  Pelayanan ini menyuburkan kontemplasi mereka dan memberi makna kepada hidup mereka dalam komunitas, seperti juga relasi mereka dengan Allah dan hidup para suster memandang orang miskin sebagai guru yang memberi khotbah hanya melalui kehadiran mereka, sebagai majikan yang harus dikasihi dengan hangat dan dihormati secara sungguh-sungguh. Hal itu bisa dijelaskan bahwa para Puteri Kasih membiarkan dirinya dipenuhi oleh pelayanan yang menjadi makanan untuk kontemplasi mereka dan membiarkan dirinya melihat teladan dari orang miskin di dalam kehidupan sehari-hari, orang miskin, hidupnya banyak tergantung dari kemurahan hati Allah. Andalan satu-satunya adalah Allah dengan demikian menyerahkan segala kejadian hidup sepenuhnya tergantung dari kemurahan hati Allah. Itulah pelajaran yang sering didapatkan oleh para suster Puteri Kasih ketika melakukan pelayanan terhadap orang miskin. Hal itu dikuatkan oleh pernyataan berikut:

  Bagi para Puteri Kasih melayani Yesus dalam orang miskin merupakan tindakan kasih, kasih afektif dan efektif. Kasih itulah yang menuntun seluruh hidup mereka dan merupakan perwujudan utama dari status mereka sebagai Puteri Kasih. Melalui kaul khusus mereka mengungkapkan kesediaan mereka untuk melayani orang-orang miskin secara jasmani dan rohani, menurut konstitusi dan statuta. Melalui kaul ini para suster sanggup memikul segala bentuk pelayanan, sadar bahwa setiap tindakan Puteri Kasih perlu terarah kepada pelayanan orang miskin, karena Serikat seutuhnyalah yang telah mencurahkan dirinya sepenuhnya bagi mereka, dan segala-galanya dalam dirinya terarah pada tujuan ini. Dalam pelayanan jasmani, para Puteri Kasih akan berjuang untuk memanusiakan cara kerja agar menjadi sarana untuk menyalurkan kasih sayang Kristus sendiri, kasih yang sama menjiwai pelayanan mereka yang bersifat rohani. Tidak cukuplah bagi saya mencintai Allah, jika sesamaku tidak ikut mencintaiNya (Konst, no. 24). Pelayanan atau tindakan kasih yang afektif dan efektif ialah tindakan yang berlandaskan hati, bukan hanya berdasarkan rasa belas-kasihan semata, tetapi ada gerak dari dalam hati yang mendasar untuk melakukan tindakan yang nyata. Para suster Puteri Kasih berusaha memperkenalkan Tuhan kepada orang-orang miskin dengan mewartakan Injil kepada orang miskin secara terus terang bila situasi memungkinkan, melalui kesaksian hidup para suster. Mereka harus juga terbuka untuk menerima dari pihak orang miskin dan membiarkan diri untuk diinjili mereka.

  Salah satu kekhasan dari para suster Puteri Kasih ialah membiarkan dirinya diinjili oleh orang miskin. Mereka tidak hanya memberi kepada orang miskin tetapi juga menerima segala pengajaran hidup dari para miskin. Maka para suster Puteri Kasih mempunyai kaul khusus yaitu kaul Pelayanan kepada orang miskin. Dengan demikian diharapkan para suster Puteri Kasih berpihak pada orang miskin secara penuh memperjuangkan hak-hak mereka dan melibatkan diri dalam perjuangan untuk keadilan para miskin, para suster mempunyai tanggung jawab untuk berdoa bersama orang miskin, bagi mereka dan atas nama mereka. Di dalam jiwa para suster Puteri Kasih dipenuhi oleh orang miskin, bila berpikir dan bertindak selalu bertujuan untuk memajukan mereka dan demi kebaikan mereka. Apa yang menjadi alasan para Puteri Kasih memperhatikan mereka? Ada beberapa alasan yang mendasari perbuatan itu antara lain: Pertama, bahwa kaum miskin mendapat kehormatan menjadi anggota tubuh Kristus, dan segala sesuatu yang dilakukan untuk melayani orang miskin itu dipandang sama seperti melayani Tuhan. Kedua, ialah jiwa para miskin adalah citra Allah dalam Tri Tunggal Kudus maka manusia harus memuliakan Tritunggal Kudus dalam pribadi mereka. Ketiga, bahwa pelayanan itu dianjurkan Allah Putera sendiri dengan perkataan dan perbuatan untuk membuktikan kepada murid-murid Yohanes bahwa Ia adalah Mesias, bersabdalah Ia kepada mereka: “orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik” (Mat 11:5). Keempat, dengan menolong orang miskin, manusia ikut melaksanakan rencana Allah, dan memperoleh pertolongan. Kelima, manusia melakukan pelayanan kepada kaum miskin demi kasih kepada Allah dan keinginan manusia untuk dapat memandang-Nya dalam kemuliaan-Nya kelak (Konst, no. 24).

  Kitab Suci memberikan gambaran kepada manusia apa yang harus diperbuat oleh orang yang beriman, bukan hanya menguasai berbagai ilmu dan teori yang tinggi-tinggi, meskipun hal itu tidak boleh dilupakan untuk menunjang praktek di lapangan tetapi harus tahu bagaimana teori itu diterapkan dalam hidup dan karya sehari-hari. Salah satu ungkapan untuk orang beriman dalam praktek pelayanan “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2:17). Jelas nyata sebagai orang yang sudah dibaptis sekaligus memilih suatu hidup panggilan yang khusus seperti menjadi suster, maka sudah selayaknyalah bila para suster melaksanakan apa yang sudah dilaksanakan oleh Dia yang diikuti.

  Lembaga kristiani yang memberikan pelayanan secara umum cukup banyak seperti mencarikan kesempatan kerja, mengembangkan koperasi, menghimpun para petani kecil, nelayan tukang becak anak jalanan. Muncul pula banyak penggerak swadaya masyarakat yang berhimpun dalam paguyuban. Itu merupakan salah satu usaha mewujudkan kepedulian sosial dengan inspirasi kristiani. Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh mereka dan tantangan itu seringkali membuat kecil hati.

  Dalam keadaan seperti itu marilah mengingat nasihat dari St Paulus yang berkata, “karena itu saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor 15:58).

  Dengan melihat idealnya pelayanan yang dilakukan oleh Para Puteri Kasih lapangan yang terjadi dalam pelayanan secara umum, maka Para Puteri Kasih perlu melihat kembali wadah/bentuk pelayanan yang sudah ada, dengan memperhitungkan segala sarana prasarana yang membantu tercapainya tujuan pelayanan maka fokus pelayanan perlu dipertegas atau menata ulang pelayanan, supaya pelayanan betul- betul bisa mencapai sasaran. Meningkatkan bentuk kerjasama dengan pihak luar supaya pelayanan lebih optimal dan lebih banyak orang yang bisa ditolong. Yang penting para suster harus mendapatkan pembinaan yang terus menerus supaya tidak mengalami kejenuhan dan bisa meningkatkan diri sehingga pelayanan menjadi lebih efektif dan optimal. meningkatkan mutu pelayanannya sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan orang miskin yang dilayani, memberi kesadaran baru dan untuk menanggapi masalah itu kami mencoba dengan skripsi in. Maka skripsi ini diberi judul USAHA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAYANAN PARA SUSTER PUTERI KASIH INDONESIA TERHADAP ORANG MISKIN MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

  B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas ditemukan beberapa keprihatinan yang menjadi perhatian penulis, keprihatinan yang ada sebagai berikut:

  1. Usaha macam apakah yang bisa dilakukan oleh para Suster Puteri Kasih Indonesia untuk menentukan bentuk dan fokus pelayanan?

  2. Semangat dasar macam apa yang dipakai untuk meningkatkan pelayanan para suster kepada orang miskin?

  3. Katekese macam apa yang bisa membantu pembinaan para suster supaya bisa

  C. TUJUAN PENULISAN

  1. Mengetahui bentuk pelayanan yang dilakukan oleh suster Puteri Kasih Indonesia untuk meningkatkan efektivitas pelayanan kepada orang miskin.

  2. Menemukan dasar pelayanan para suster Puteri Kasih kepada orang miskin.

  3. Membantu Para suster Puteri Kasih untuk mencari terobosan baru melalui katekese guna mengembangkan efektivitas pelayanan kepada orang miskin.

  4. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Ilmu pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan, Universitas Sanata Dharma.

  D. MANFAAT PENULISAN.

  Penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: membangkitkan semangat bagi Para Suster Puteri Kasih dalam pelayanan kepada orang miskin, memberikan sumbangan pemikiran untuk pembinaan, pelayanan semakin berkembang dan lebih efektif sehingga pelayanan dapat dirasakan lebih mendalam oleh orang miskin. Bagi penulis sendiri bisa membantu memperdalam pengetahuan tentang pelayanan yang dilakukan oleh Serikat di mana penulis akan melaksanakan pelayanan.

  E. METODE PENULISAN Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskripsi analistis. metode yang menggambarkan dan menganalisa data-data yang dikumpulkan dari wawancara, pengamatan, dan dokumen (Lexy, 2004: 243). Penulisan ini juga dipertegas dengan adanya studi pustaka untuk menemukan gagasan yang dapat mendukung dan melengkapi skripsi.

  F. SISTEMATIKA PENULISAN Judul skripsi ialah “Usaha Meningkatkan Efektivitas Pelayanan Para Suster

  Puteri Kasih Indonesia Terhadap Orang Miskin Melalui Katekese Model Shared

  

Christian Praxis ” skripsi menanggapi permasalahan yang ditemukan di dalam

rumusan permasalahan dan secara rinci akan di bahas pada bab-bab dalam skripsi.

  Bab I menguraikan latar belakang penulisan judul skripsi, pokok-pokok keprihatinan yang tertuang dalam rumusan permasalahan, gagasan dan tujuan yang dimaksud dalam penulisan skripsi, manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi, metode yang digunakan, dan garis besar uraian mengenai keseluruhan skripsi.

  Bab II menguraikan gambaran umum tentang Serikat Puteri Kasih dan kenyataan pelayanan yang ada di Indonesia, visi misi Serikat Puteri Kasih, segala pelayanan yang ada terhadap orang miskin, pada bab ini juga akan dimunculkan keprihatinan yang dihadapi oleh para suster Puteri Kasih dalam pelayanan.

  Bab III menguraikan dasar-dasar teori tentang pelayanan yang ada dalam Gereja secara umum, pelayanan menurut Kitab Suci lebih sebagai permenungan tentang pelayanan Yesus, pelayanan menurut konstitusi Serikat Puteri Kasih. Bab IV berisi suatu tawaran katekese sebagai alternatif lain mengatasi keprihatinan terutama pembinaan, berisi juga program katekese. Bab V berisi kesimpulan dan saran. Pada bagian kesimpulan memuat kesimpulan akhir dari permasalahan yang sudah dibahas. Sedangkan pada bagian

  

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG PELAYANAN PARA SUSTER PUTERI

KASIH INDONESIA TERHADAP ORANG MISKIN

Serikat Puteri Kasih merupakan suatu serikat yang didirikan untuk

  menanggapi kebutuhan orang-orang miskin. Pelayanan yang diberikan kepada orang miskin itu sama dengan pelayanan yang dipersembahkan kepada Yesus sendiri sebagaimana dikatakan “karena Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40). Tidak mengherankan bila sejak didirikan oleh Santo Vinsensius à Paulo dan Santa Louisa de Marillac pada abad 17, di dalam Gereja Serikat Puteri Kasih dari Santo Vinsensius à Paulo dikenal sebagai pelayan-pelayan orang miskin. Demikian pula, karya pelayanan yang dilaksanakan oleh Serikat Puteri Kasih di Indonesia, secara khusus ditujukan pada orang miskin beserta kesulitan yang dihadapi.

  A. PELAYANAN SERIKAT PUTERI KASIH DI INDONESIA Serikat Puteri Kasih dikenal secara umum sebagai pelayan orang-orang miskin. Untuk menjadi pelayan orang miskin manusia berguru pada orang miskin sendiri. Dengan berguru pada orang miskin manusia akan didorong untuk menjadi pengabdi keadilan, khususnya bagi orang-orang miskin. Suster Puteri Kasih adalah pelayan orang miskin, tidak hanya dalam angan-angan, tetapi diwujudkan secara nyata dalam bentuk pelayanan pada orang-orang miskin. Pelayanan para Suster Puteri dan Jakarta. Pelayanan para suster Puteri Kasih tidak bisa dilepaskan dari latar belakang dan keberadaan Serikat Puteri Kasih pada abad XVII.

1. Pendirian Serikat Puteri Kasih

  Abad XVII di Perancis dikenal sebagai ‘le grand siècle’ yaitu abad yang agung, karena pada abad itu Perancis mengalami masa yang cemerlang dalam bidang politik, militer, sastra, seni, serta filsafat. Pada masa itu Perancis berhasil menggeser Spanyol sebagai negara adikuasa dalam percaturan politik Eropa. Tetapi pada saat itu rakyat Perancis sangat menderita , suatu keadaan yang sangat memprihatinkan. Di satu sisi Perancis berhasil dalam bidang tertentu tetapi di sisi lain rakyat mengalami kemiskinan yang luar biasa, karena penyakit pes, bencana alam yang menghancurkan penghasilan petani, struktur masyarakat yang sangat menekan orang kecil, dan terutama perang yang berkepanjangan merupakan sumber derita yang tak terkatakan (Paulo, 2001: 18).

  Pada abad itu Allah memanggil Vinsensius de Paul sebagai bapak orang miskin. Vinsensius memandang orang-orang miskin yang penuh luka dan derita itu sebagai majikan. Karena dalam diri orang-orang miskin Vinsensius melihat Kristus sendiri. Bagi dia melayani orang miskin sama dengan melayani Kristus. Maka karya bagi orang miskin dipandang sebagai lanjutan doa dan cinta kepada Tuhan yang berpadu dengan cinta kepada orang kecil (Paulo, 2001: 18).

  Setelah melihat orang miskin banyak yang menderita, pada pertengahan tahun 1617 Vinsensius meninggalkan istana keluarga de Gondi dan menjadi pastor di paroki Chàtillon-les-Dombes (Lyon). Di tempat inilah Vinsensius mendapat

  “Persaudaraan Kasih” yang pada akhirnya akan menjadi sebuah perkumpulan yang terus berdiri sampai sekarang. Untuk membentuk perkumpulan Persaudaraan Kasih ini, Vinsensius bekerja sama dengan Louisa de Marillac. Akhirnya perkumpulan itu berkembang menjadi Serikat Puteri Kasih. Vinsensius mendirikan Serikat Puteri Kasih pada 29 November 1633. Serikat inilah yang menjadi pendukung utama segala karya yang dibuat oleh Vinsensius. Akhirnya perkumpulan ini berkembang pesat ke berbagai penjuru dunia. Sampai saat ini Serikat Puteri Kasih melayani 94 negara, dengan anggota kurang lebih sekitar 21.000 orang suster yang menangani berbagai macam karya pelayanan terhadap orang-orang miskin (Román, 1993: 36-61).

2. Serikat Puteri Kasih di Indonesia

  Serikat Puteri Kasih datang dari Belanda ke Indonesia pertama kali pada 14 November 1931. para suster yang datang pertama di Indonesia antara lain: Sr.

  Andrea van de Laak, Sr. Henriette Auerbach, dan Sr. Amelia Kerhofs. Mereka datang atas undangan Mgr. Dr. Theophile de Backere CM, Prefek Apostolik pertama Surabaya. Para suster diminta untuk menangani anak-anak di Panti Asuhan Don Bosco yang sudah dirintis oleh romo Ter Veer CM. Rumah pertama berada di Jl.

  Ngemplak no. 8 Surabaya. Dengan bertambahnya anak yang dilayani maka pada tahun 1937 mereka pindah di Jl. Prinsesselaan (Jl. Tidar) sampai sekarang. Dan pada tahun-tahun berikutnya para suster Puteri Kasih melebarkan sayapnya ke berbagai kota secara khusus di Jawa Timur. Pada tahun 1934 Puteri Kasih datang di Kediri atas permintaan Romo H. Van Megen, CM, mereka pada berkarya di bidang pendidikan dan asrama untuk anak-anak perkebunan dari luar kota. Akhirnya karya rumah pendidikan bagi para suster Puteri Kasih di Indonesia (Serikat Puteri Kasih, 1991: 1-3).

  Setelah dari Kediri para suster Puteri Kasih melebarkan sayap ke Garum Blitar pada 19 Juli 1962 atas permintaan Mgr. J. Klooster CM. Karya yang ditanganai oleh para suster Puteri Kasih ialah melayani rumah tangga Seminari menengah, karya kesehatan dan sosial (Serikat Puteri Kasih, 1991: 3).

  Pada 1 Januari 1965 para suster Puteri Kasih membuka rumah penampungan lansia yang menjadi bagian dari rumah pusat Kediri. Sekarang dikenal sebagai Panti Werda tepatnya berada di Dandangan Kediri. Karya para suster berikutnya berada di kota Bojonegoro yang menangani anak-anak asrama (Serikat Puteri Kasih, 1991: 4).

Dokumen yang terkait

Nilai moral dalam novel orang miskin dilarang sekolah karya Wiwid Prasetyo dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah

4 58 147

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep sumber daya alam melalui penerapan model pembelajaran cooperative tipe STAD

0 6 134

Persepsi masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin di rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta

1 30 122

Analisis technology acceptance model atas penerimaan para tenaga perpustakaan madrasah terhadap otomasi perpustakaan

1 5 102

Peningkatan efektivitas pemasaran jasa perbankan Islam melalui pemahaman terhadap segmentasi pelanggan

0 6 12

Pengaruh kualitas pelayanan PT.Kereta Api Indonesia (persero) melalui pemberlakuan aturan pembatasan tempat duduk di Kereta Api psundan kelas ekonomi terhadap tingkat kepuasan para penumpang kerta api di stasiun Kiaracondong Bandung

1 3 1

A Critical Appreciation to Thomas Groome’s Shared Praxis Approach Sutrisna Harjanto Abstract - A Critical Appreciation to Thomas Groome’s Shared Praxis Approach

0 1 38

Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Mahasiswa Membuka Usaha melalui Motivasi Berwirausaha. - Universitas Negeri Padang Repository

0 1 11

BAB I PENDAHULUAN - Perlindungan hukum bagi para pihak dalam transaksi e-commerce melalui facebook - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Peran audit operasional dalam meningkatkan efektivitas pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk cabang Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 9