Analisis kemampuan laba dan arus kas untuk memprediksi laba dan arus kas yang akan datang : studi kasus pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public - USD Repository
ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS UNTUK
MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS YANG AKAN DATANG
Studi Kasus Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEJ
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh:
Joap Peradi Tarigan S
012214112
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Skripsi ini saya persembahkan kepada…
- Tuhan Yesus Kristus - Bapa Nande - Kak Pagit Bang Layas - Josaphat - Caspa - Niey
HALAMAN MOTTO
cari tahu ‘knapa’ dari berbagai sudut…
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Januari 2007 Penulis
Joap Peradi Tarigan S
ABSTRAK
ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS
UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS YANG AKAN DATANG
Studi kasus pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang Go Public di BEJ Joap Peradi Tarigan S
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya, apakah arus kas suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya, apakah laba suatu tahun dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya dan apakah arus kas suatu tahun dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya.
Data dalam penelitian ini menggunakan data laba dan arus kas perusahaan- perusahaan manufaktur yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan lengkap perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah diterbitkan mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 di Bursa Efek Jakarta. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana dan pengujian dilakukan dengan dua model yaitu pengujian variabel tanpa faktor deflator dan pengujian variabel dengan memasukkan variabel setelah disesuaikan dengan faktor deflator indeks harga konsumen.
Dari hasil pengujian baik dengan model pertama maupun model kedua menunjukkan bahwa laba suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya, arus kas suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya, laba suatu tahun dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya dan arus kas suatu tahun dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya.
ABSTRACT
ANALYSIS OF EARNING AND CASH FLOW TO PREDICT THE
FOLLOWING YEAR EARNING AND CASH FLOW
A Case Study : On Manufacture Firms which went public
in the Jakarta Stock Exchange
Joap Peradi Tarigan S Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purpose of this research is to know whether earnings in a year period is able to predict next year earnings, whether cash flow in a year period is able to predict next year earnings, whether earnings in a year period is able to predict next year cash flow and cash flow in a year period is able to predict next year cash flow.
The data in this research uses earnings and cash flow of the manufacturing firms which is collected from annual completed financial report which have been published from 2001-2005 in Jakarta Stock Exchange. Analysis used in this research is simple linear regression analysis and variable testing which is held by two form: variable test without deflator factor and variable test by inserting variable after is been adapted with consumer price index.
These two tests show that earnings in a year period is able to predict next year earnings, that cash flow in a year period is able to predict next year earnings, that earnings in a year period is able to predict next year cash flow and that cash flow in a year period is able to predict next year cash flow.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul " Analisis Kemampuan Laba Dan Arus Kas Untuk Memprediksi Laba Dan Arus Kas Yang Akan Datang". Studi kasus pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang Go Public di BEJ.
Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang memberikan dorongan, bimbingan, petunjuk dan nasihat dari awal sampai selesainya skripsi ini. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M. S, selaku Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. A. Triwanggono, M. S, selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan, bimbingan, nasihat serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE, MBA., selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan, bimbingan, nasihat serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu selama penulisan ini.
5. Bapak dan Ibu di rumah yang telah membantu berdoa dan berkorban demi kelancaran dan keberhasilan penulis.
6. Kakakku Intan Maharani yang telah berkorban membantu biaya dalam penulisan skripsi ini.
7. Lenny Yulianti yang senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penulisan skripsi ini.
8. Wellman (meenk) yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
9. Teman-teman angkatan 2001 semua yang telah membantu dan memberi dorongan semangat dalam penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah berkenaan berkorban dan membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 24 Januari 2007 Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…...……………………………………iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….iv HALAMAN MOTTO……………………………………………………………..v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….vi ABSTRAK…………………………………………………………………...…..vii ABSRACT………………………………………………………………………viii KATA PENGANTAR…………………………………………………………....ix DAFTAR ISI……………………………………………………………………xi DAFTAR TABEL…………………………………………………………….....xiv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..xv BAB. I PENDAHULUAN………………………………………………………..1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...4
C. Batasan Masalah………………………………………………………..4
D. Tujuan Penelitian……………………………………………………….5
E. Manfaat Penelitian……………………………………………………...5
F. Sistematika Penulisan…………………………………………………..6 BAB. II LANDASAN TEORI……………………………………………………8
A. Laba…………………………………………………………………….8
1. Jenis-jenis laba………………………………………………….8
2. Konsep Laba…………………………………………………….9
3. Konsep Prilaku Laba…………………………………………..10
B. Kas dan Setara Kas ……………………………………………………11
C. Manfaat Arus Kas……………………………………………………..12
D. Hipotesis………………………………………………………………15 BAB.III METODE PENELITIAN………………………………………………16
A. Jenis Penelitian………………………………………………………..16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………….16
C. Subjek dan Objek Penelitian………………………………………….16
D. Data yang Dibutuhkan………………………………………………...17
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………17
F. Populasi dan Sampel…………………………………………………..17
G. Teknik Pengukuran Variabel………………………………………….18
H. Teknik Analisis Data………………………………………………….19
a. Analisis masalah……………………………………………….20
b. Uji Hipotesis………………………………………………….. 22
2
c. Pengukuran Koefisien Korelasi Penentu(R )…………….....…23
BAB IV GAMBARAN UMUM BEJ DAN PERUSAHAAN SAMPEL………..24 A. PT. Bursa Efek Jakarta (PT. BEJ)……………………………………24 B. Sejarah singkat perusahaan-perusahaan sample penelitian…………..26 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………………..........70 A. Deskripsi Data………………………………………………………..70
B. Analisis Data…………………………………………………………81
1. Analisis permasalahan 1……………………………………...83
2. Analisis permasalahan 2……………………………………...87
3. Analisis permasalahan 3……………………………………...91
4. Analisis permasalahan 4……………………………………...95
C. Pembahasan……………………………………………………..…..100
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….107 A. Kesimpulan…………………………………………………………107 B. Keterbatasan Penelitian……………………………………………..108 C. Saran………………………………………………………………...108 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..110 LAMPIRAN 1…………………………………………………………………..112 LAMPIRAN 2…………………………………………………………………..120
DAFTAR TABEL TABEL V.1 Laba Prusahaan-Perusahaan Sampel……………………………….71 TABEL V.2 Arus Kas Perusahaan-Perusahaan Sampel…………………………76 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Output hasil regresi linear sederhana (SPSS)……………………..112 Lampiran 2. TABEL DISTRIBUSI NILAI T…………………………………..120
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi keuangan merupakan informasi yang penting bagi para pengambil
keputusan sebab memiliki potensi utama sebagai pengurang ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Salah satu sumber untuk memperoleh informasi keuangan adalah dari laporan akuntansi berupa laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi ini ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti, kreditor, investor dan lain sebagainya sehingga mereka dapat mengevaluasi informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan ekonomi.
Salah satu informasi yang diperoleh melalui laporan keuangan yakni informasi kinerja yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dalam mengorbankan sebagian sumber daya. Salah satu parameter dari kinerja adalah laba. Laba merupakan informasi yang penting sebab selain dapat menilai kinerja manajemen juga dapat mengestimasi kemampuan laba yang representatif serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
Informasi laba dapat mempengaruhi prilaku para pemakai laporan keuangan.
Penelitian tentang ruang lingkup laba telah banyak dilakukan baik oleh peneliti dalam negeri maupun peneliti luar negeri. Peneliti dari dalam negeri yaitu Parawiyati, Hastuti dan Subiyantoro (2000) menguji kemampuan laba dan variabel informasi keuangan lain untuk memprediksi perubahan laba dan arus kas dimasa mendatang dalam periode satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba beserta informasi keuangan lainnya adalah signifikan sebagai prediktor atas arus kas satu dua tahun ke depan.
Informasi lain yang diperoleh melalui laporan keuangan selain informasi kinerja yakni informasi posisi keuangan dan perubahannya. Informasi ini merupakan dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan memanfaatkan arus kas perusahaan. Arus kas dalam perusahaan menunjukkan aliran ke luar masuknya kas dari tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Penyajian informasi arus kas adalah sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Informasi ini berguna bagi investor dan kreditor untuk mengetahui kemampuan entitas dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan dan membandingkannya dengan kewajiban-kewajiban jangka pendek dan jangka panjang termasuk kemungkinan pembayaran dividen masa depan.
Penelitian tentang arus kas telah banyak dilakukan, salah satunya dilakukan oleh Diah Utami Cahyani (1999). Cahyani menguji tentang muatan informasi tambahan pada arus kas. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada muatan informasi tambahan pada arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang berarti. Arus kas baik pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan return saham.
Penelitian lainnya, Hepi Syafriadi (2000) menguji kemampuan arus kas dan earning dalam memprediksi earning dan arus kas masa depan perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa prediktor earning memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap variabel earning daripada prediktor arus kas. Namun dalam memprediksi arus kas , predikator arus kas memiliki pengaruh lebih besar daripada prediktor earning karena kamampuan earning untuk mempengaruhi arus kas tidak signifikan.
Peneliti lainnya, Baridwan dan Pariwiyati (1998) menguji kemampuan prediksi arus kas dan laba dalam memprediksi arus kas dan laba masa depan perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laba merupakan prediktor yang lebih baik daripada prediktor arus kas untuk memprediksi arus kas dan laba satu tahun ke depan.
Penelitian-penelitian tentang kemampuan prediksi laba dan arus kas menunjukkan bahwa laba dan arus kas merupakan sumber informasi penting untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Baridwan dan Pariwiyati (1998), penulis ingin menguji kembali kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas masa mendatang perusahaan go public di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memberi judul pada penelitian ini adalah " Analisis Kemampuan Laba Dan Arus Kas Untuk
Memprediksi Laba Dan Arus Kas Yang Akan Datang". Studi kasus pada
perusahaan-perusahaan manufaktur yang Go Public di BEJ. Pertimbangan pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel adalah homogenitas dalam aktivitas pendapatan utama.
B. Perumusan Masalah Laba memiliki banyak definisi tergantung dari pendekatan yang digunakan.
Berdasarkan pendekatan aktivitas, laba timbul bila aktivitas-aktivitas atau kejadian-kejadian tertentu terjadi. Dalam proses menghasilkan laba, perusahaan melakukan berbagai aktivitas seperti menjual produknya, membayar gaji karyawan, membayar dividen, dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas yang terjadi ini akan mempengaruhi arus kas perusahaan. Laba dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Jadi, informasi arus kas dan laba merupakan informasi yang saling terkait.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah laba suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya?
2. Apakah arus kas suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya?
3. Apakah laba suatu tahun dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya?
4. Apakah arus kas suatu tahun dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya?
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi agar penelitian tidak terlalu luas maka penulis membatasi penelitian pada :
1. Hasil laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah go
public dan berakhir tahun buku 2001 sampai tahun 2005. Alasan
pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel adalah homogenitas dalam aktivitas pendapatan utama.
2. Arus kas yang diteliti merupakan arus kas tahunan hasil operasi perusahaan. Arus kas hasil operasi diambil sebagai sampel dengan pertimbangan arus kas bersih dari aktivitas operasi merupakan ukuran kunci likuiditas.
3. Laba merupakan laba bersih (net profit) tahunan sebelum item luar biasa.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah laba suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya.
2. Untuk mengetahui apakah arus kas suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya.
3. Untuk mengetahui apakah laba suatu tahun dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya.
4. Untuk mengetahui apakah arus kas suatu tahun dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Investor
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu para investor dalam mengevaluasi laporan keuangan perusahaan khususnya kemampuan prediksi laba dan arus kas sebagai dasar pengambilan untuk melakukan investasi.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan di perpustakaan dan berguna bagi mahasiswa sebagai sumber dan pengembangan dalam penelitian selanjutnya serta bagi pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan penulis serta penerapan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan keadaan sesungguhnya yang terjadi.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan pengertian laba, jenis laba , konsep laba, konsep preliaku, kas dan setara kas dan manfaat laporan arus kas.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dibutuhkan, pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengukuran variabel, dan teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN SAMPEL Bab ini menguraikan sekilas sejarah BEJ dan data mengenai perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan analisis data dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Laba Laba menurut Supriyono (1994), pengertian laba adalah hasil dari proses
mempertemukan secara wajar antara semua penghasilan dengan biaya dalam periode yang sama. Secara umum, laba mengandung arti sebagai selisih pendapatan dengan biaya dalam periode tertentu. Laba merupakan salah satu pos besar laporan keuangan. Informasi laba sangat membantu di dalam pembuatan keputusan investasi. Selain itu, laba juga digunakan sebagai dasar perpajakan, kebijakan pembayaran dividen dan unsur prediksi.
Terdapat 2 unsur yang menjadi bagian pembentukan laba yaitu pendapatan dan biaya. Pendapatan (revenue) merupakan peningkatan aktiva perusahaan atau menurunnya kewajiban selama satu periode tertentu, terutama dari hasil kegiatan operasi perusahaan. Contoh pendapatan antara lain ; penjualan produk (penjualan), jasa (pelayanan), keuntungan dari bunga dividen, pendapatan sewa, dan royalty.
1. Jenis-jenis Laba a.
Laba Kotor Laba kotor (gross profit) atau laba bruto merupakan selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha (Soemarso, 2002: 226) b.
Menurut Soemarso (2002 : 227), laba operasi (operating income) atau laba usaha (income from operation) merupakan selisih antara laba kotor dengan biaya usaha. Laba operasi adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.
c. Laba sebelum Pajak Laba sebelum pajak (income before taxes) merupakan selisih antara laba operasi dikurangi pendapatan atau keuntungan lain dan biaya atau kerugian lain.
d.
Laba setelah Pajak Laba setelah pajak (income after taxes) atau laba bersih (net profit) merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya jika perusahaan menderita kerugian, maka mejadi rugi bersih (net loss).
2. Konsep Laba Ada dua konsep laba yang digunakan untuk menentukan elemen laba perusahaan (Charir dan Gonzali, 2001) a. Konsep Laba Periode (earnings)
Konsep laba periode memusatkan perhatiannya pada laba operasi periode berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh sebab itu, yang termasuk elemen laba adalah peristiwa atau keputusan- keputusan periode berjalan.
b. Laba Komprehensif (Comprehensive Income)
Laba komprehensif adalah perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber yang berasal dari publik.
3. Konsep Prilaku Laba
Konsep prilaku laba berkaitan dengan proses keputusan para investor dan kreditor. Dengan konsep prilaku laba adalah: a.
Laba sebagai pengukur efisiensi Efisiensi mempunyai arti yang nyata, paling tidak dalam konsep salah satu interpretasi dari efisiensi adalah kemampuan menghasilkan output secara maksimal relatif terhadap sejumlah tertentu, atau suatu output yang konstan dengan
resourses
pemakaian resourses yang minimal atau kombinasi dari resourses secara optimal untuk memenuhi permintaan tertentu dengan harga tertentu sehingga menghasilkan maksimal return bagi pemilik perusahaan.
b.
Laba sebagai alat prediksi FASB (Statesment of Financial Accounting Concepts No. 1) menyatakan bahwa:
Para investor, kreditor dan pemilik pihak lain-lainnya ingin menilai prospek arus masuk kas bersih perusahaan tetapi mereka saling menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya laba (earning power), meramalkan laba di masa yang akan datang, atau menaksir resiko berinvestasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan.
B. Kas dan setara Kas
Dalam akuntansi, istilah kas mengandung pengertian yang lebih luas karena meliputi uang kertas, uang logam, check, pos wesel, simpanan di bank dan segala sesuatu yang dapat disamakan dengan uang. Segala sesuatu yang sangat lancar yang dapat disamakan dengan kas harus memenuhi syarat sebagai berikut : a.
Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
b. Tanggal jatuh temponya sangat dekat c.
Kecil risiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga Segala jenis uang berlaku untuk digunakan sebagai alat pembayaran dapat dikategorikan sebagai kas. Sedangkan check yang dimaksud di sini adalah check yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran, dimana check tersebut setiap saat dapat diuangkan di bank. Simpanan di Bank yang tergolong sebagai kas adalah simpanan yang setiap saat dapat diambil atau dikeluarkan untuk pembayaran, contohnya giro. Hal-hal lain yang dapat disamakan dengan uang terdiri atas surat-surat yang dapat diuangkan setiap saat di Bank, dimana pihak Bank akan membayar sebesar nilai nominal yang tercantum dalam surat tersebut.
Kas dalam neraca dilaporkan sebesar nilai nominalnya dan dikelompokkan ke dalam aktiva lancar. Kas merupakan aktiva yang paling likuid. Untuk menentukan apakah suatu aktiva akan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau tidak, tergantung pada jangka waktu yang di perlukan untuk merubah aktiva menjadi kas. Kriteria yang penting agar dapat di kelompokkan sebagai kas adalah bahwa pos tersebut dapat digunakan untuk segala macam tujuan pembayaran dan dapat digunakan setiap saat.
Kas dalam laporan arus kas ini tidak terbatas hanya pada kas itu sendiri tetapi mencakup investasi jangka pendek yang sangat likuid. Dengan demikian istilah kas yang dimaksud dalam laporan arus kas ini adalah kas dan setara kas. Yang dimaksud dalam pengertian kas yaitu terdiri atas saldo kas dan rekening giro. Sedangkan yang dimaksud dengan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang berarti. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas.
Investasi dapat disebut sebagai setara kas jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Pinjaman Bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Namun cerukan merupakan bagian dari perolehan kas perusahaan. Dalam keadaan ini, cerukan termasuk sebagai komponen kas dan setara kas. Contoh setara kas yaitu saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
C. Manfaat Laporan Arus Kas
Informasi dalam laporan arus kas akan membantu investor, kreditor dan pihak lain dalam menilai: ( Kieso & Weygandt, 1995: 228)
1. Kemampuan kesatuan menghasilkan arus kas masa depan.
Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang mungkin untuk meramalkan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Dengan memeriksa hubungan antara pos-pos seperti penjualan dan arus kas bersih dari aktivasi operasi, dan kenaikan dan penurunan kas adalah mungkin untuk membuat ramalan yang lebih baik mengenai jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan dibangingkan dengan menggunakan data berdasarkan akrual.
2. Kemampuan kesatuan melunasi kewajibannya dan membayar dividen Informasi arus kas histories berguna untuk memprediksi dividen, disamping itu jumlah kas dari aktivasi operasi khususnya merupakan indikator untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi. ( Parawiyati & Baridwan, 1998:3)
3. Alasan untuk perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Angka laba bersih penting, karena memberikan informasi mengenai keberhasilan atau kegagalan suatu bisnis dari satu periode ke periode lain.
Tetapi beberapa orang mengkritik laba bersih berdasarkan akrual karena taksiran harus dibuat untuk menghitungnya. Akibatnya, keandalan dari angaka itu sering diragukan. Tidak demikian halnya dengan kas. Jadi, banyak pengguna laporan keuangan ingin mengetahui alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivasi operasi.
Kemudian mereka dapat menilai bagi mereka sendiri keandalan dari angka laba.
4. Aspek kas dan non kas dari transaksi investasi dan pendanaan selama periode itu.
Pemeriksaan terhadap aktivitas investasi suatu perusahaan ( pembelian dan penjualan aktiva selain dari produknya) dan transaksi pendanaannya (peminjaman dan pelunasan pinjaman investasi oleh pemilik dan distribusi ke pemilik). Pembaca laporan keuangan dapat memahami lebih baik mengapa aktiva dan kewajiban meningkat atau menurun selama priode itu.
5. Laporan arus kas sebagai alat untuk menilai likuiditas perusahaan.
Menurut Keown, David, Jhon, dan Wlliam (1999:2) masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya yang sudah jatuh tempo, yaitu apakah perusahaan mempunyai sumber daya yang mencukupi untuk membayar kreditur saat kewajiban jatuh tempo. Pengukuran likuiditas dengan arus kas akan diperoleh hasil pengukuran yang lebih baik karena pengukuran ini hanya terbatas pada kas.
Pengukuran likuiditas tidak diketahui dari analisa perubahan modal kerja seperti current ratio atau acid test ratio, dimana pengukuran ini meliputi unsur-unsur di luar kas. (Widya, 2001:52) 6. Laporan arus kas memberikan informasi tentang fleksibilitas keuangan.
Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan untuk mengadakan serangkaiaan tindakan yang efektif guna mengubah jumlah dan penetapan waktu dari arus kas di masa depan sehingga perusahaan dapat menanggapi kebutuhan dana dan peluang yang tak terduga. (woelfel, 1995:146)
7. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai kecukupan arus kas perusahaan.
Kecukupan arus kas mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan kas untuk membayar hutang jangka panjang, pembayaran dividen dan pembelian aktiva tetap. Suatu nilai 1 yang dicapai perusahaan hingga beberapa tahun menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan kas utama. (Woelfel, 1995:158) D.
Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang berfungsi sebagai pedoman untuk mempermudah penelitian.
Hipotesis yang dirumusakan adalah: 1.
H : Laba suatu tahun tidak dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya.
H a : Laba suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya.
2. H : Arus kas suatu tahun tidak dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya.
H a : Arus kas suatu tahun dapat memprediksi laba satu tahun berikutnya.
3. H : Laba suatu tahun tidak dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya.
H a : Laba suatu tahun dapat memprediksi arus kassatu tahun berikutnya.
4. H : Arus kas suatu tahun tidak dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya.
H a : Arus kas suatu tahun dapat memprediksi arus kas satu tahun berikutnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis peneitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang
difokuskan terbatas pada objek tertentu yaitu laporan-laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public di BEJ. Kesimpulaan yang diperoleh hanya terbatas pada objek yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di pojok BEJ Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian direncanakan bulan Pebruari-September 2006.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang go
public yang terdaftar dan aktif di BEJ selama periode 2001-2005.
2. Objek Penelitian adalah laporan-laporan keuangan tahunan perusahaan- perusahaan manufaktur yang go public yang terdaftar dan aktif di BEJ selama periode 2001-2005.
D. Data yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan adalah laporan-laporan keuangan tahunan yang berisikan informasi laba rugi dan arus kas perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public terdaftar dan aktif di BEJ periode 2001-2005.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan yang berisi informasi laba dan arus kas perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public yang berakhir tahun buku 2001 sampai tahun 2005. Data laporan keuangan perusahaan merupakan data sekunder yang diperoleh dari dan buku Capital Market
web site jsx.co.id, web site bapepam.go.id Dictionary serta informasi yang dapat mendukung penelitian.
F. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan telah menerbitkan laporan keuangan tahunan lengkap mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Jumlah keseluruhan populasi adalah 141 perusahaan manufaktur yang go public yang terdaftar dan aktif di BEJ (Harian Kompas, 1 Pebruari 2006). Dan jumlah sampel yang akan diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 75% dari jumlah populasi. Sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah sebagai berikut :
75 Jumlah sampel = X 141 = 105.75 sampel
Jadi jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 106 sampel ( pembulatan). Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling.
G. Teknik Pengukuran Variabel
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yakni variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen diwakili oleh laba dan arus kas pada periode t sedangkan variabel independen diwakili oleh laba dan arus kas pada periode t-
1. Variabel laba yang dipakai dalam penelitian ini merupakan laba bersih sebelum item luar biasa. Variabel arus kas operasi yang digunakan dalam penelitian ditentukan dengan cara :
Arus kas bersih dari aktivitas operasi= Laba bersih sebelum pajak penghasilan
- /- penyesuaian laba sebelum modal kerja
- /- penyesuaian perubahan aktiva lancar Dalam penelitian ini variabel dependen dan variabel independen dideflasi. Indeks Harga Konsumen sebagai indikator yang menunjukkan perubahan harga relatif akibat pengaruh inflasi sehingga menunjukkan ukuran uang dengan tingkat harga yang berlaku pada tahun pengamatan.
Laba (arus kas) setelah memasukkan faktor deflator =
IHKakhirta hunama tan
X Laba (arus kas) pertahun amatan
IHKawaltah unama tan
H. Teknik Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Model persamaan regresi linier yang digunakan untuk menguji kemampuan prediktor laba dan arus kas adalah :
Y
- U Dimana :
t
= a + ß Y
t-1
Yt = merupakan laba atau arus kas pada periode t a = merupakan konstanta ß = merupakan koefisien regresi Yt-1 = merupakan laba atau arus kas periode satu tahun sebelumnya U = faktor gangguan Persamaan regresi di atas digunakan untuk dua model yaitu pengujian variabel tanpa faktor deflator dan pengujian variabel dengan memasukkan variabel setelah disesuaikan dengan faktor deflator indeks harga konsumen.
Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara individu digunakan uji t dengan tingkat signifikan 5% dan untuk menghitung seberapa besar variabel Y dipengaruhi oleh perubahan variabel X dilakukan dengan pengukuran koefisien korelasi penentu (R
2
)
a. Analisis Masalah
2
8 Y
8. X
2
7
2 Y
7 X7
7 Y
7 X
7. X7 Y
6
8 Y
2 Y
6
6 X
6 Y
6 X
6 Y
6. X
2
5
8 X
8 X
5
2
2
10
2 Y
10
10 X
10 Y
10 X
10 Y
10. X
9
8
2 Y
9
9 X
9 Y
9 X
9 Y
9. X
2
8
2 Y
2 Y
Untuk analisis masalah pertama, kedua, ketiga dan keempat digunakan alat analisis yang sama yaitu analisis regresi linear sedehana. Dalam analisis variabel X dan variabel Y disesuaikan dengan masing-masing variabel X dan variabel Y untuk setiap masalah yang akan dianalisis. Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis setiap masalah sebagai berikut : 1.
Data digambarkan ke dalam diagram sebaran untuk menentukan kemungkinan hubungan antara variable X dan variable Y.
1 X
2 X
2 Y
2 X
2 Y
2. X
2
1
2 Y
1
1 Y
2 Y
1 X
1 Y
1. X
2
2 Y
X
XY
No. X Y
Membuat tabel perhitungan koefisien regresi dan kekeliruan standar. Contoh tabel perhitungan koefisien regresi dan kekeliruan sebagai berikut :
2
2
5 Y
4 X
5 X
5 Y
5. X
2
4
2 Y
4
4 X
4 Y
4 Y
2
4. X
2
3
2 Y
3
3 X
3 Y
3 X
3 Y
3. X
5 X
= Laba
8
= Laba
02 X 6 = Laba
02 Y 5 = Laba
03 X 7 = Laba
03 Y 7 = Laba
04 X
= Laba
03
8
05 X 9 = Laba
01 Y 9 = Laba
02 X
10
= Laba
10
5
01 Y
= Laba
03 X
Keterangan :
X
1 = Laba
01 Y 1 = Laba
02 X 2 = Laba
02 Y 2 = Laba
3
5
= Laba
03 Y
3
= Laba
04 X 4 = Laba
04 Y 4 = Laba
05 X
04 Y
= Laba
02 Y
2. Mencari harga ∑xy, ∑x
X ∑ ∑ .
dan ∑y
2
berdasarkan harga x dan y dengan menggunakan rumus :
2
= ∑
XY
-
n Y
∑ 2 x
= ∑ 2 X
∑ xy
X 2 ∑
-
( )-
( ) 2 n - β .
∑ 2 y
= ∑ 2 Y
∑
3. Berdasarkan harga-harga pada langkah ke-2 maka nilai a dan β dihitung dengan rumus : β
= ∑ ∑
2
x xy a =Y
X
n
4. Membuat persamaan regresi dengan mensubstitusikan nilai a dan β 5.
Menghitung besarnya harga simpangan standar penaksiran dengan rumus : 2
y . xy
− β
∑ ∑
=