Uji cemaran logam berat [arsenikum, cadimum dan plumbum] ekstrak rimpang kunyit [curcuma domestica val] dan ekstrak daging buah asam jawa [tamarindus indica l.] dengan spektrofotometer serapan atom - USD Repository

  

UJI CEMARAN LOGAM BERAT (ARSENIKUM, CADMIUM,

DAN PLUMBUM) EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val)

DAN EKSTRAK DAGING BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.)

DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi

  Oleh : Siska Suryanto

  NIM : 058114002

FAKULTAS FARMASI

  

UJI CEMARAN LOGAM BERAT (ARSENIKUM, CADMIUM,

DAN PLUMBUM) EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val)

DAN EKSTRAK DAGING BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.)

DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi

  Oleh : Siska Suryanto

  NIM : 058114002

FAKULTAS FARMASI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  tak ada orang yang sukses selain dia siap Menghadapi dan mengatasi kesulitan-kesulitan Serta mempersiapkan diri memikul tanggungjawab

  (William J. H. Boetcher) Kupersembahkan karya ini untuk Tuhan Yang Maha Esa

  Mama dan Papa sebagai tanda hormat dan baktiku Kakakku tercinta, Oktavia Suryanto

  

PRAKATA

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih yang telah melimpahkan berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Cemaran Logam Berat (Arsenikum, Cadmium, dan Plumbum) Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val) dan Ekstrak Daging Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dengan Spektrofotometer Serapan Atom” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, dorongan, pengarahan, sarana, ataupun fasilitas dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Tuhan Yang Maha Esa karena atas perlindunganNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  2. Pihak Hibah PHK A3 yang telah bersedia mendanai penelitian ini.

  3. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian, dan juga atas segala perhatian serta dorongannya.

  5. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. dan Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. selaku dosen penguji skripsi atas segala masukan berupa kritik, saran, bimbingan dan perhatian demi kesempurnaan skripsi ini.

  6. Mama dan Papa tercinta serta kakakku Oktavia dan adikku Putri atas kasih sayang, dukungan fisik, mental serta ketulusan doa yang selalu dipanjatkan setiap waktu.

  7. Mas Wagiran, Mas Sigit, Mas Bimo, Mas Kunto, Pak Parlan, dan Bu Astuti yang telah membantu selama penelitian di laboratorium Farmasi USD dan LPPT UGM.

  8. Teman-teman seperjuangan dalam proyek payung : Marlisa, Dewi, Ika,Yesika, Wisely, Lina terima kasih atas kebersamaan baik dalam suka maupun duka.

  9. Teman-teman baikku : Yuvita, Felisia, Lina, Nia, Fetri, Eva, Dina, Nana, Anni dan Lisa, terima kasih atas dorongan, semangat, dan bantuannya.

  10. Teman-teman KKN XXXVII Ngajaran yang selalu memberi semangat.

  10. Teman-teman angkatan 2005, berkat kalianlah semua ini menjadi sempurna.

  11. Semua pihak yang telah memberi dukungan, semangat, dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahannya seperti halnya peribahasa “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis dengan tangan terbuka akan menerima segala tanggapan, saran dan kritiknya dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap

  

INTISARI

  Salah satu obat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat adalah jamu kunyit asam. Jamu kunyit asam dibuat dari ramuan rimpang kunyit dan buah asam jawa baik dalam bentuk ramuan segar maupun jamu instan dalam bentuk serbuk kering.

  Perkembangan teknologi mempunyai pengaruh buruk yaitu tingginya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh asap kendaraan, pembakaran sampah, limbah pabrik, residu bahan agrokimia (pupuk dan pestisida) pada tanaman disekitarnya. Pencemaran lingkungan tersebut dapat berupa cemaran logam berat seperti arsenikum, cadmium dan plumbum yang dapat meninggalkan residu logam berat dan berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, untuk menjamin kualitas ekstrak yang digunakan dalam pembuatan jamu kunyit asam, perlu dilakukan standarisasi ekstrak mengenai cemaran logam berat.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran logam berat (arsenikum, cadmium, plumbum) dan kadarnya pada ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak buah asam jawa.

  Adapun penelitian ini menggunakan jenis dan rancangan penelitian non eksperimental. Analisis kadar cemaran logam berat dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom.

  Dari hasil penelitian, diperoleh ekstrak rimpang kunyit mengandung cemaran Pb < 0,02 ppm, Cd < 0,01 ppm dan As < 0,13 ppb sedangkan pada ekstrak daging buah asam jawa mengandung cemaran Pb < 0,02 ppm, Cd < 0,01 ppm dan As 1,2993 ± 1,2434 ppb.

  Kata Kunci : ekstrak rimpang kunyit, ekstrak daging buah asam jawa, arsenikum, cadmium, plumbum, spektrofotometri serapan atom.

  ABSTRACT

  One of traditional medicines regularly consumed by people is sour turmeric tonic. Sour turmeric tonic is made of the combination of turmeric rhizome and tamarind either in fresh blend tonic or instant tonic in the form of dry powder.

  The technology development has bad impact such as the increasing of environment pollution which is caused by the smoke of vehicles, trash burning, factory waste, and agro chemistry residue (fertilizer and pesticide) to the plants around. That environment pollution is heavy metal pollution such as arsenicum, cadmium, and plumbum which can cause heavy metal residue and danger our health. Therefore, extract standardization about heavy metal pollution is necessary to guarantee the quality of the extract which is used in the process of making sour turmeric tonic.

  This research aims to find out whether or not the heavy metal (arsenicum, cadmium, and plumbum) pollution exist and their content in turmeric rhizome extract and tamarind extract.

  This was a non experimental research. The analysis of heavy metal pollution content was done by using the method of atomic absorption spectrophotometer. As the results, the turmeric rhizome extract contained the pollutant Pb < 0.02 ppm, Cd < 0.01 ppm, and As < 0.13 ppb and the tamarind extract contain the

  1,2434 pollutant Pb < 0.02 ppm, Cd < 0.01 ppm and As 1,2993 ± ppb.

  

Key words : turmeric rhizome extract, tamarind extract, arsenicum, cadmium,

plumbum, atomic absorption spectrophotometer.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................iii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.......................................................................vi PRAKATA..................................................................................................................vii

  INTISARI.....................................................................................................................ix

  

ABSTRACT ....................................................................................................................x

  DAFTAR ISI................................................................................................................xi DAFTAR TABEL......................................................................................................xvi DAFTAR GAMBAR...............................................................................................xviii DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xix

  BAB I. PENGANTAR..................................................................................................1 A. Latar Belakang................................................................................................1

  1. Permasalahan............................................................................................4

  2. Keaslian penelitian...................................................................................4

  2. Tujuan khusus...........................................................................................5

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...........................................................................6 A. Pencemaran Logam Berat...............................................................................6

  1. Arsenikum.................................................................................................7

  2. Cadmium...................................................................................................8

  3. Plumbum...................................................................................................9

  B. Kunyit.............................................................................................................9

  1. Sistematika tumbuhan kunyit...................................................................9

  2. Nama daerah...........................................................................................10

  3. Deskripsi.................................................................................................11

  4. Ekologi dan penyebaran.........................................................................11

  5. Kandungan kimia....................................................................................12

  6. Manfaat...................................................................................................12

  C. Asam Jawa....................................................................................................12

  1. Sistematika tumbuhan asam jawa...........................................................12

  2. Nama daerah...........................................................................................13

  3. Deskripsi.................................................................................................13

  4. Kandungan kimia....................................................................................14

  2. Maserasi..................................................................................................14

  3. Perkolasi.................................................................................................15

  4. Penyarian berkesinambungan.................................................................15

  E. Ekstrak..........................................................................................................16

  F. Standarisasi Bahan Baku Obat Tradisional..................................................17

  1. Standarisasi Ekstrak Kental Rimpang Kunyit........................................17

  2. Standarisasi Daging Buah Asam Jawa...................................................18

  G. Spektrofotometeri Serapan Atom.................................................................19

  1. Pengabut.................................................................................................20

  2. Pembakar................................................................................................20

  3. Gas pembakar.........................................................................................21

  4. Sumber cahaya........................................................................................21

  5. Monokromator........................................................................................22

  6. Detektor..................................................................................................22

  H. Keterangan Empiris......................................................................................23

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...................................................................24 A. Jenis dan Rancangan Penelitian....................................................................24

  1. Jenis penelitian........................................................................................24

  1. Bahan penelitian.....................................................................................26

  2. Alat penelitian.........................................................................................26

  D. Tata Cara Penelitian......................................................................................26

  1. Pembuatan ekstrak cair...........................................................................26

  2. Preparasi sampel.....................................................................................26

  3. Analisis kualitatif....................................................................................27

  4. Analisis kuantitatif..................................................................................27

  E. Tata Cara Analisis Hasil...............................................................................29

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................30 A. Pembuatan ekstrak........................................................................................30 B. Preparasi sampel...........................................................................................30 C. Analisis kualitatif..........................................................................................32 D. Analisis kuantitatif .......................................................................................33

  1. Optimasi kondisi spektrofotometer serapan atom..................................33

  2. Pembuatan kurva baku............................................................................34

  3. Validasi metode analisis.........................................................................37

  4. Pengujian kadar Pb, Cd, As....................................................................37

  DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................41 LAMPIRAN................................................................................................................43 BIOGRAFI PENULIS.................................................................................................65

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Kandungan logam berbahaya dari limbah pabrik di Eropa tahun 1979 (ton/tahun) ..................................................................6 Tabel II. Temperatur yang dihasilkan dari campuran antara bahan bakar dan oksida....................................................................21 Tabel III. Absorbansi larutan PB, Cd, dan As ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa………………………..………….…32 Tabel IV. Konsentrasi dan absorbansi larutan Pb dan Cd.........................................34 Tabel V. Konsentrasi dan absorbansi larutan As.......................................................35 Tabel VI. Persen recovery larutan As dalam ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa...........................................................37 Tabel VII. Kadar Pb, Cd, dan As pada ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa...........................................................38 Tabel VIII. Kadar Pb, Cd, dan As pada ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa dibandingkan dengan acuan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah (Anonim, 2004)..........................................................................................39

  Tabel IX. Hasil pembacaan respon detektor (absorbansi)10 sampel……………….50

  Tabel XIII. Hasil pembacaan respon detector (absorbansi)10 sampel.......................53 Tabel XIV. Hasil pengujian absorbansi……………………………………………...54 Tabel XV. Hasil penentuan Cd dalam 10 sampel........................................................55 Tabel XVI. Hasil penentuan konsentrasi 6 sampel dan recovery ...............................56

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Kurva hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan Pb..........................................................................35 Gambar 2. Kurva hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan Cd.........................................................................36 Gambar 3. Kurva hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan As..........................................................................36

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Ekstrak cair rimpang kunyit (kiri) dan ekstrak cair daging buah asam jawa (kanan)..................................43 Lampiran 2. Ekstrak cair rimpang kunyit (kiri) dan ekstrak cair daging buah asam jawa (kanan) yang telah dipreparasi .......................44 Lampiran 3. Spektrofotometer serapan atom Analityc Jena......................................45 Lampiran 4. Hasil pengujian cemaran logam berat Pb, Cd, As ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa (replikasi I)...................................................................46

  Lampiran 5. Hasil pengujian cemaran logam berat As ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa (replikasi II dan replikasi III).......................................47

  Lampiran 6. Hasil pengujian cemaran logam berat Pb dan Cd ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa (replikasi II)..................................................................48

  Lampiran 7. Hasil pengujian recovery cemaran logam berat As ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa………….49 Lampiran 8. Data Verifikasi Logam Pb………………………………………..……50

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya

  bangsa dan banyak dimanfaatkan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu dan semakin disukai karena pada umumnya efek samping yang ditimbulkan relatif lebih kecil dibanding obat-obat yang dibuat dari bahan kimia.

  Salah satu obat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat adalah jamu kunyit asam yang dibuat dari ramuan rimpang kunyit dan buah asam jawa baik dalam bentuk ramuan segar maupun jamu instan dalam bentuk serbuk kering. Jamu ini dapat dimanfaatkan sebagai penghilang rasa nyeri pada wanita haid. Hal ini disebabkan karena rimpang kunyit mengandung kurkuminoid yang dilaporkan memiliki efek analgetika. Senyawa ini stabil dalam suasana asam, oleh karena itu ditambahkan buah asam yang mengandung asam sitrat, asam tartrat dan asam malat untuk menstabilkan kurkuminoid.

  Dewasa ini perkembangan teknologi, selain mempunyai pengaruh baik juga mempunyai pengaruh buruk yang berdampak pada tingginya pencemaran lingkungan.

  Pencemaran lingkungan ini dapat disebabkan oleh asap kendaraan dan pembakaran sampah yang banyak mengandung timbal (Pb). Selain itu, sumber pencemaran

  Bahan-bahan agrokimia dan limbah industri ini mengandung logam berat terutama Cd (untuk pupuk fosfat), Pb dan As (dalam pupuk Pb arsenat) serta residu pestisida yang secara kumulatif di dalam tubuh dapat mengganggu kesehatan manusia. Selain itu, pencemaran logam berat yang berasal dari limbah industri juga dapat menurunkan sumber daya alam dan produktivitas tanah. Untuk itu, perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya pencemaran bahan agrokimia dan limbah industri, khususnya terhadap sumber daya tanah, air, dan tanaman di sentra-sentra produksi tanaman.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Perkembangan Tanah dan Agroklimat didapatkan bahwa kandungan plumbum dan cadmium pada tanaman bawang merah masing-masing berkisar 0,41-5,71 ppm dan 0,05-0,34 ppm.

  Menurut kriteria Ditjen POM Depkes, nilai batas logam berat berat plumbum adalah 0,24 ppm dan menurut Codex Alimen-tarius Commission (CAA), nilai ambang batas logam cadmium dalam kelompok sayuran adalah 0,05 ppm. Dengan mengacu pada kriteria Ditjen POM Depkes dan CAA tersebut maka tanaman bawang merah mengandung kadar plumbum dan cadmium diatas ambang batas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian cemaran logam berat pada tanaman lain untuk mengetahui kualitas dari tanaman tersebut.

  Menurut acuan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah (Anonim, 2004a), lebih dari 10 μg/kg. Kadar cemaran logam yang berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan keracunan.

  Toksisitas plumbum dapat menyebabkan gangguan sistem homopoetik, teratogenik, gangguan fungsi tiroid, konstipasi, dan gangguan ginjal; toksisitas cadmium dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan, sakit kepala dan sakit pinggang; toksisitas arsenikum dapat menyebabkan gastroenteritis, kerusakan ginjal, dan hiperkeratosis (Darmono, 2008).

  Penelitian ini menggunakan ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa yang berasal dari pabrik X. Pabrik X tidak secara langsung memproduksi ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa, kedua ekstrak ini diperoleh dari masyarakat disekitar pabrik X. Oleh karena itu perlu dilakukan standarisasi ekstrak untuk menjamin kualitas ekstrak tersebut.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari ekstrak yang digunakan dalam pembuatan jamu kunyit asam dengan melakukan standarisasi ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa. Standarisasi ini dilakukan untuk menjamin efek farmakologisnya dan mengetahui tingkat keamanan ekstrak dengan menguji kadar cemaran logam (arsenikum, cadmium, plumbum).

  Pengukuran kadar cemaran logam ini dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom. Hal ini karena metode spektrofotometri serapan atom bahan yang sama didalam hollow cathode lamp. Misalnya hollow cathode lamp Pb hanya spesifik untuk mendeteksi adanya Pb dalam sampel. Selain itu, metode spektrofotometri serapan atom juga sangat efektif dan efisien karena mampu memberikan hasil pengukuran yang cepat dengan jumlah sampel sedikit.

  1. Permasalahan

  Permasalahan dari penelitian ini ialah :

  a. Apakah terdapat cemaran logam berat pada ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa ? b. Berapakah kadar cemaran logam berat yang terdapat pada ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa?

  2. Keaslian penelitian

  Penelitian tentang uji cemaran logam berat pada ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa belum pernah dilakukan.

  Berdasarkan sumber-sumber informasi yang diperoleh, penelitian ilmiah tentang uji cemaran logam berat yang pernah dilakukan adalah cemaran cadmium dalam daging kerang darah dari pasar Tambak Lorok Semarang oleh Ignasius Adi Kurniawan (2000) dengan hasil penelitian kadar cadmium dalam daging kerang darah 0,735 ± 0,138 mg/kg dan 0,515 ± 0,084 mg/kg.

3. Manfaat

  a. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan pengetahuan mengenai kadar cemaran logam berat pada ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa.

  b. Secara praktis, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang kualitas ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan jamu kunyit asam.

B. Tujuan

  1. Tujuan umum

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang kualitas ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan jamu kunyit asam

  2. Tujuan khusus

  a. Mengetahui ada atau tidaknya cemaran logam berat pada ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa.

  b. Mengetahui kadar cemaran logam berat yang terdapat pada ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Pencemaran Logam Berat Pencemaran merupakan peristiwa adanya penambahan bermacam-macam

  bahan sebagai aktivitas manusia ke dalam lingkungan, yang biasanya memberikan pengaruh berbahaya bagi lingkungan. Pencemaran logam berat terhadap lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia. Logam digunakan pada alat-alat yang banyak dipakai oleh manusia misalnya peralatan rumah tangga, batu baterai, tempat makanan, pipa-pipa logam, perhiasan, peralatan pertanian dan lain-lain. Pencemaran logam dapat juga berasal dari proses produksi, misalnya pembakaran batu bara, pemurnian batu bara, pemurnian minyak, pembangkit listrik (Buchari dkk, 2001).

  Menurut Pacyna (1983), limbah pabrik di Eropa tahun 1979, mengandung logam. Jumlah dari logam-logam yang terkandung dalam limbah pabrik di Eropa pada tahu 1979 dapat dilihat pada tabel berikut :

  Tabel I. Kandungan logam berbahaya dari limbah pabrik di Eropa tahun 1979 (ton/tahun) Pabrik Arsen Kadmium Timbal Merkuri

  Pabrik besi, baja dan

  • 60 14.660 - logam campuran Pembakaran sampah

  10 85 800

  20 15 750

  • Pabrik semen Pabrik lain yang 140 20 2.000

  20 Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa limbah pabrik merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan pencemaran.

  Logam berat seperti kadmium selalu dikeluarkan dalam suatu peleburan timah, besi, tembaga, maupun emas. Daya penguapan kadmium di daerah industri logam dapat menaikkan pencemaran logam, tidak hanya udara bahkan tanah dan tanaman pun dapat tercemar (Friberg and Picastor, 1974).

  Ada beberapa unsur logam yang termasuk elemen mikro, merupakan kelompok logam berat yang tidak memiliki fungsi biologik sama sekali. Logam tersebut (timbal, merkuri, perak, arsen, kromium nikel dan seng) sangat berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan. Logam berat biasanya masuk ke tubuh manusia melalui mulut, yaitu makanan yang terkontaminasi oleh alat masak, wadah (makanan dan minuman kaleng) dan juga melalui pernafasan seperti asap dari pabrik, proses industri dan buangan limbah. Kontaminasi juga dapat terjadi dari tanaman pangan yang diberi pupuk dan pestisida yang mengandung logam (Darmono, 1995).

1. Arsenikum

  Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan termasuk dalam golongan VA, berwarna abu-abu metalik dengan nomor atom 33 dan nomor massa 74,92160 (Anonim, 1989).

  a. Penggunaan arsenikum. Arsen banyak digunakan dalam industri metalurgi b.

  Toksisitas arsenikum. Arsen dapat menyebabkan gastroenteritis, rasa terbakar pada tenggorokan, sulit menelan, sakit perut, mual, muntah, diare, kerusakan ginjal pada pembuluh kapiler dan tubulus, kelumpuhan, daya refleks menurun serta hiperkeratosis (Darmono, 2008).

2. Cadmium

  Cadmium (Cd) adalah logam yang termasuk golongan IIB (dalam sistem periodik unsur) berwarna putih keperakan dengan nomor atom 48 dan memiliki nomor massa 112,41. Atom kadmium dapat menyerap cahaya pada panjang gelombang 228,8 nm (untuk eksitasi atom), dalam pengukuran menggunakan spektrofotomeri serapan atom. Gas bahan bakar yang digunakan untuk menganalisis cadmium dengan spektrofotomeri serapan atom adalah asetilena, sedangkan oksidan yang digunakan adalah udara. Sumber sinar yang digunakan adalah hollow-cathode

  o o . Logam ini memiliki titik lebur 321 C dan titik didih 765 C (Anonim, 1989). lamps

  a. Penggunaan kadmium. Kadmium digunakan untuk melapisi logam seperti halnya seng, sehingga kualitas logam yang dilapisi kadmium menjadi lebih baik.

  Logam ini juga digunakan sebagai elektrolit, untuk merendam atau menyemprot logam lainnya. Cd juga banyak digunakan untuk bahan pigmen industri cat, enamel, dan plastik, biasanya dalam bentuk sulfida dapat memberi warna kuning sampai coklat sawo matang. Bentuk garam kadmium dari asam lemah sangat bagus untuk stabilisator dalam pembuatan PVC ataupun plastik untuk mencegah radiasi dan b. Toksisitas kadmium. Kadmium dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan, sakit kepala, sakit pinggang dan nefrotoksisitas yaitu gejala proteinuria, glikosuria, dan aminoasduria. Pada ksus keracunan kronis, kadmium dapat menyebabkan gangguan kardiovaskuler dan hipertensi (Darmono, 2008).

3. Plumbum

  Plumbum merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan termasuk dalam golongan IV A dengan nomor atom 82 dan nomor

  o o

  massa 207,2. Logam ini memiliki titik lebur 327,4 C dan titik didih 1740 C (Anonim, 1989).

  a. Penggunaan plumbum. Plumbum banyak digunakan untuk produksi cat, keramik, enamel, plastik dan kerajinan kasongan (tanah liat) (Darmono, 2008).

  b. Toksisitas plumbum. Plumbum dapat menyebabkan gangguan sistem homopoetik dengan menghambat sistem pembentukan hemoglobin sehingga meyebabkan anemia, teratogenik, gangguan fungsi tiroid, gangguan sistem pencernaan seperti konstipasi, gangguan kardiovaskuler yang dapat meningkatkan permeabilitas kapiler pembuluh darah, dan gangguan ginjal yang menyebabkan amoniasiduria, fosfaturia, glukosuria, fibrosis, atrofi glomerular (Darmono, 2008).

B. Kunyit

1. Sistematika tumbuhan kunyit

  Kelas : Monocotyledone Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma Spesies : Curcuma domestica Val (Rukmana, 1994)

2. Nama daerah

  Sumatra : kakunye, kunyet, kuning, hunik, unik, odil, kondin,undre, kunyit, kunyir, jinten Jawa : kunyir, koneng, koneng temen, kunir, kunir bentis, temu kuning, konye, temo koneng Kalimantan : kunit, janar, henda, kunyit, cahang, dio, kelesiau Nusa Tenggara : kunyik, huni, kaungi, wingir, winguru, dingira, hingiro, kunita, kunyi, konyi, wingira, kawungi, kuneh, guni, kuma, kumoh, kunik, unik, hunik, kunir

  Sulawesi : uinida, kuni, hamu, alawaha, kalalagu, pagidon, uni, kunyi, unyi nuyik Maluku : kurlai, lulu malai, ulin, tum, unin, ina, kunin, uni,unine, one, enelo, kumino, unino, uninun, kunine, kunino, uni henal, kone, konik, kuni, kon, gurati, gulati, gogohiki, guraci

  3. Deskripsi

  Kunyit merupakan terna dengan batang berwarna semu hijau atau agak keunguan, rimpang terbentuk dengan sempurna, bercabang-cabang, berwarna jingga.

  Setiap tanaman berdaun 3-8 helai, pangkal tangkai daun beserta pelepah daun sampai 70 cm, tanpa lidah-lidah, berambut halus jarang, helaian daun berbentuk lanset lebar, ujung daun lancip berekor, keseluruhannya berwarna hijau atau hanya bagian atas dekat tulang utama berwarna agak keunguan, panjang 28-85 cm, lebar 10-25 cm.

  Perbungaan terminal, gagang berambut, bersisik, panjang gagang 16-40 cm, tenda bunga, panjang 10-19 cm, lebar 5-10 cm, daun kelopak berambut berbentuk lanset, panjang 4-8 cm, lebar 2-3,5 cm, daun kelopak paling bawah berwarna hijau, bentuk bundar telur, makin ke atas makin menyempit dan memanjang, warna semu putih atau keunguan, kelopak berbentuk tabung, panjang 9-13 mm, bergigi 3 dan tipis seperti selaput, tajuk bagian bawah berbentuk tabung, panjang ± 20 mm, berwarna krem, bagian dalam tabung berambut, tajuk bagian ujung berbelah, warna putih atau merah jambu, panjang 10-15 mm, lebar 11-14 mm, bibir berbentuk bulat telur, panjang 16-20 mm, lebar 15-18 mm, warna jingga atau kuning keemasan dengan pinggir berwarna coklat dan ditengahnya berwarna kemerahan (Anonim, 1977).

  4. Ekologi dan penyebaran

  Kunyit tumbuh dan ditanam di Asia Selatan, Indonesia, Cina Selatan, rimpang yang lebih besar dan baik diperlukan tempat yang terbuka. Tanah ringan seperti tanah lempung berpasir baik untuk pertumbuhan rimpang (Anonim, 1977).

  5. Kandungan kimia

  Kandungan kimia kunyit meliputi minyak atsiri (tumeron, zingiberen, sesquiterpen alkohol), kurkumin, desmetoksikurkumin, bisdesmetoksi kurkumin, zat pahit, lemak, haesa (Anonim, 1985a).

  6. Manfaat

  Manfaat kunyit antara lain sebagai obat gatal, gusi bengkak, kesemutan, sesak nafas, sakit perut, bisul, sakit limpa, encok, sakit kuning, memperbaiki pencernaan, karminatf, anti diare, kolagoga, skabida, desinfektan, sedatif, antidot, obat rematik, dan menghilangkan ketombe. (Anonim, 1977).

C. Asam Jawa

  1. Sistematika tumbuhan asam jawa Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Rosales Suku : Leguminosae Marga : Tamarindus

  2. Nama daerah

  Sumatra : bak mee, acam lagi, cumalagi, asam jawa Jawa : tangkal asem, witasem, acem Bali : celagi Kalimantan : asam jawa Nusa Tenggara : bage, mangga, kanefo kiu, tobi Sulawesi : asang jawi, tamalagi, saamba lagi , comba Maluku : sablaki, asam jawa ka, asam jawa, tabelaka (Hutapea, 1994)

  3. Deskripsi

  Asam jawa merupakan pohon dengan tinggi ± 25 cm, berbatang tegak, berupa kayu, berbentuk bulat dengan permukaan memiliki banyak lentisel, percabangan simpodial, berwarna coklat muda. Daun bertangkai panjang ± 0,2 cm, majemuk, lonjong, berhadapan, panjang sekitar 1-2.5 cm, lebar 0,5-1 cm, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat, pertulangan menyirip, halus, dan berwarna hijau. Bunganya majemuk, berbentuk tandan di ketiak daun, tangkai panjang ± 0,6 cm, berwarna kuning, kelopak berbentuk tabung, hijau kecoklatan, benang sari jumlah banyak, putik putih, makhota kecil. Buahnya berupa polong, panjang ± 10 cm, lebar

  ± 2 cm berwarna hijau kecoklatan, biji berbentuk kotak, pipih, berwarna coklat, memiliki akar tunggang dan berwarna coklat (Hutapea, 1994).

  4. Kandungan kimia

  Kandungan kimia asam jawa phlobatannin, pati, albuminoid, asam anggur, asam appel, asam sitrat, asam suksinat, asam sitrat, asam tartrat, pektin, gula invert, saponin, flavonoida, tanin (Anonim, 1985a ; Hutapea, 1994 ; Tampubolon, 1981).

  5. Manfaat

  Manfaat asam jawa sebagai penurun panas, pencahar, penambah nafsu makan, obat batuk, sariawan, jerawat, dan bisul (Anonim, 1985a ; Hutapea, 1994).

D. Penyarian

  Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut (Anonim, 1986).

  Metode penyarian ada 4 yaitu :

1. Infundasi

  Infusa merupakan proses penyarian yang umumnya digunakan untuk

  o

  menyari zat-zat kandungan aktif yang larut dalam air, dilakukan pada suhu 90 C selama 15 menit. Penyarian dengan cara ini menghasilka sari yang tidak stabil dan mudah sekali tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak bisa disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1986). penyari dan tidak mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Cairan penyari yang digunakan berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut lain. Keuntungan cara penyarian ini adalah pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana serta mudah didapatkan tetapi kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan hasil penyarian yang didapat kurang sempurna (Anonim, 1986).

  3. Perkolasi

  Perkolasi merupakan cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang dibasahi. Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator dan cairan yang digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan yang keluar dari perkolator disebut sari atau perkolat, sehingga sisa setelah dilakukan penyarian disebut ampas (Anonim, 1986).

  4. Penyarian berkesinambungan

  Proses penyarian berkesinambungan dilakukan dengan cara menggabungkan antara proses yang menghasilkan ekstrak cair dengan proses yang menghasilkan uap.

  Keuntungan cara penyarian ini adalah cairan penyari yang diperlukan sedikit sehingga langsung diperoleh hasil yang lebih pekat, serbuk simplisia disari oleh cairan penyari murni sehingga zat aktif lebih banyak dan penyarian yang dilakukan dapat diteruskan sesuai keperluan tanpa menambah volume cairan penyari.

  Kerugiannya adalah larutan yang ada dipanaskan terus menerus sehingga untuk zat

E. Ekstrak

  Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengestraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995a).

  Ekstrak dapat dikelompokkan menjadi : 1. Ekstrak encer (extractum tenue)

  Ekstrak encer merupakan ekstrak yang memiliki konsistensi madu dan dapat dituang.

  2. Ekstrak kental (extractum spissum) Ekstrak kental merupakan ekstrak yang liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30%.

  3. Ekstrak kering (extractum siccum) Ekstrak kering memiliki konsistensi kering dan mudah digosokkan. Melalui penguapan cairan pengekstraksi dan pengeringan sisanya terbentuk produk yang sebaiknya menunjukkan kadar lembab tidak lebih dari 5%.

  4. Ekstrak cair (extractum fluidum) Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati yang mengandung etanol

  Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat (Anonim, 1995a ; Voigt, 1994).

F. Standarisasi Bahan Baku Obat Tradisional

1. Standarisasi ekstrak kental rimpang kunyit

  Ekstrak kental rimpang kunyit (extractum Curcuma domesticae rhizome spissum) adalah ekstrak yang dibuat dari rimpang tumbuhan Curcuma domestica Val., suku Zingiberaceae, mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 3,2% dan kurkuminoid tidak kurang dari 33,9% (Anonim, 2004a).

  a. Metode pembuatan. Ekstrak dibuat dengan cara maserasi menggunakan etanol 95%. Satu bagian serbuk kering rimpang kunyit dimasukkan ke dalam maserator, ditambah 10 bagian etanol 95 %, direndam selama 6 jam sambil sekali- kali diaduk, kemudian didiamkan sampai 24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulangi dua kali. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat.

  Rendemen yang diperoleh tidak kurang dari 11 % (Anonim, 2004a).

  b. Pemerian ekstrak rimpang kunyit adalah konsistensinya kental, berbau khas, warna kuning dan rasa agak pahit (Anonim, 2004a).

  c. Identitas. Kandungan kimia ekstrak rimpang kunyit adalah kurkumin,

  Kadar air tidak lebih dari 4 %, kadar abu total tidak lebih dari 0,4 %, kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari 0,08 %, residu pestisida (fosfor organik dan klor organik) tidak lebih dari 5 ug/kg. Cemaran logam berat yakni kandungan Pb tidak lebih dari 10 mg/kg, Cd tidak lebih dari 0,3 mg/kg dan As tidak lebih dari 10 ug/kg.

  Cemaran aflatoksin tidak lebih dari 20 ug/kg dan cemaran mikroba yakni angka lempeng total tidak lebih dari 10 koloni/g, angka kapang/khamir tidak lebih dari 10 koloni/g dan bakteri patogen negatif (Anonim, 2004a).

2. Standarisasi daging buah asam jawa

  Daging buah asam jawa (Tamarindi Pulpa) adalah daging buah Tamarindus

  

indica L., sinonim Tamarindus officinalis Hook., Tamarindus accidentalis Gaertn.,

  suku Caesalpiniaceae. Pemerian : warna coklat kehitaman; berbau manisan buah; rasa asam kemanis-manisan (Anonim, 1995b).

  Makroskopis daging buah asam jawa adalah bagian dari buah merupakan mesokarp yang liat dan basah, warna coklat kehitaman di dalamnya terdapat bagian seperti serat dan selaput; kadang-kadang terdapat biji bentuk bundar pipih, seringkali bersegi, mengkilap, di sisi yang datar terdapat bagian berwarna lebih kusam, dengan garis-garis melintang halus. (Anonim, 1995b).

  Mikroskopis daging buah asam jawa yaitu bagian mesokarp terdiri dari beberapa lapis sel parenkim bentuk oligonal atau hampir bundar, berdinding tipis, di dengan serabut sklerenkim, sedikit tetes minyak, kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan sel berisi pigmen warna jingga. (Anonim, 1995b).

  Kadar abu tidak lebih dari 5,5%; kadar abu yang tidak larut asam tidak lebih dari 0,5%, kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 13% dan kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 9%. Kandungan kimia daging buah asam jawa antara lain sterol/terpen, saponin, asam sitrat, asam malat, asam-asam ini sebagian besar terikat oleh kalium (kalium bitartrat); selulose; gula; vitamin A, B dan C (Anonim, 1995b).

G. Spektrofotometri Serapan Atom

  Spektrofotometri serapan atom merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk analisis logam dan mineral, secara kualitatif dan kuantitatif.

  Dalam spektrofotometri serapan atom, sumber garis-garis spektrum untuk eksitasi atom adalah hollow cathode lamp (lampu katoda berongga). Lampu katoda berongga memiliki garis spektrum yang spesifik untuk tiap unsur.

  Prinsip yang mendasari analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri serapan atom adalah dengan mengukur besarnya serapan sinar dari transmitan.

  Dimana besarnya serapan yang dihasilkan sebanding dengan jumlah atom yang terdapat di dalam sampel. Sampel yang berbentuk cairan diubah ke dalam bentuk kabut, kemudian diubah ke dalam bentuk atom di dalam nyala api. Di dalam

  Atom-atom pada keadaan dasar mampu menyerap energi cahaya yang panjang gelombang resonansinya khas untuk setiap atom. Jika cahaya dengan λ resonansi itu dilewatkan nyala yang mengandung atom-atom logam, maka sebagian cahaya itu akan diserap, dan jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Inilah asas yang mendasari spektrofotometri serapan atom (Khopkhar, 1990).

  Instrumentasi dari spektrofotometer serapan atom terdiri dari :

  1. Pengabut Fungsi pengabut adalah untuk menghasilkan kabut atau aerosol larutan uji.

  Larutan yang akan dikabutkan ditarik ke dalam pipa kapiler oleh kerja venturi dari semprotan udara yang bertiup melintasi ujung kapiler. Untuk mengkabutkan sampel yang berupa cairan diperlukan gas bertekanan tinggi untuk menghasilkan aerosol yang halus. Aerosol kemudian dibawa ke dalam nyala, dimana logam-logam dalam latutam sampel akan diubah ke dalam bentuk atom.

  2. Pembakar

  Terdapat dua tipe pembakar yaitu pembakar pracampur dan pembakar konsumsi total. Pada pembakar pracampur, aerosol yang dihasilkan dalam bilik penguap tidak langsung menuju nyala. Aerosol yang besar akan jatuh dan dibuang. Campuran gas-gas dan aerosol itu mengalir ke bagian atas pembakar (nyala). Pada

  Ketika sampel yang telah berubah menjadi uap dibawa menuju api pelarut menguap di primary combustion zone. Hasil dari tahap ini adalah pemisahan partikel padat yang dibawa menuju interzonal region. Daerah ini merupakan daerah dengan suhu tertinggi, di sini gas atom dan ion akan terbentuk dari partikel padat. Eksitasi dari spektra emisi atom juga terjadi di daerah ini. Tahap terakhir, atom dan ion akan dibawa menuju lapisan terluar atau secondary combustion zone dimana akan terjadi oksidasi sebelum hasil atomisasi dibuang melalui atomik (Khopkar, 1990) .

3. Gas pembakar

  Umumnya bahan bakar yang digunakan adalah propana, butana, hidrogen dan asetilen. Sedangkan oksidator yang digunakan adalah udara, oksigen, N

  2 O dan

  asetilen. Setiap bahan bakar menghasilkan temperatur nyala yang berbeda-beda, seperti ditunjukkan pada tabel II.

  Tabel II. Temperatur yang dihasilkan dari campuran antara bahan bakar dan oksida Bahan bakar Oksidan udara Oksidan oksigen N

  2 O

  Hidrogen 2100 2780 - Asetilen 2200 3050 2955

  Propana 1950 2800 - (Pudjaatmaka dan Setiono, 1994)

  4. Sumber cahaya Ada 2 jenis lampu yang digunakan yaitu hollow cathode lamp dan electroda-

  

discharge lamp. Hollow cathode lamp atau lampu katode berongga mempunyai

  sebuah katode pemancar yang terbuat dari senyawa yang sama dengan yang dianalisis terdiri dari tabung kuarsa yang mengandung unsur yang diperlukan atau garamnya (Pudjaatmaka dan Setiono, 1994).

  5. Monokromator

  Fungsi monokromator adalah memiliki garis dan memunculkan garis resonansi tertentu dari garis-garis lain yang tidak diserap dan dipancarkan oleh sumber radiasi. Ada 2 jenis monokromator yaitu monokromator celah dan monokromator kisi difraksi. Kebanyakan instrumen komersil menggunkan kisi difraksi karena sebaran yang dilakukan oleh kisi dapat memelihara daya pisah yang lebih tinggi sepanjang jangka panjang gelombang yang lebih lebar (Pudjaatmaka dan Setiono, 1994).

Dokumen yang terkait

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daun kunyit (curcuma domestica val) dengan menggunakan metode dpph ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

1 18 42

Analisis konsentrasi unsur-unsur logam stainless steel 304 dengan spektrofotometer serapan atom menggunakan persamaan non-linear.

0 1 68

Potensi minuman kunyit asam (Curcuma domestica Val - Tamarindus indica L)sebagai minuman kaya antioksidan.

0 0 10

Uji daya inhibisi ekstrak air rimpang kunyit (curcuma domestica Val.) terhadap 3-hidroksi 3-metilglutaril-KoA reduktase - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 18

Uji daya inhibisi ekstrak air rimpang kunyit (curcuma domestica Val.) terhadap 3-hidroksi 3-metilglutaril-KoA reduktase - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10

Uji daya inhibisi ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA reduktase - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 15

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Uji daya inhibisi ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA reduktase - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8

Uji daya inhibisi ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA reduktase - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 9

Potensi antibakteri infusa dan ekstrak etanol daging buah kemlaka [Phyllanthus emblica L.] terhadap staphylococcus aureus - USD Repository

0 0 71

Uji angka lempeng total, angka kapang/khamir ekstrak rimpang kunyit [Curcuma domestica Val.] dan ekstrak daging buah asam Jawa [Tamarindus indica L.] dari PT. X - USD Repository

0 0 90