Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daun kunyit (curcuma domestica val) dengan menggunakan metode dpph ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK
DAUN KUNYIT (Curcuma domestica val)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH
( 1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Nurhabiba Edriana
NIM : 1111103000037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M

i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian

ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
,

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 29 Agustus 2014


Nurhabiba Edriana

++

.

LEMBAR PERSETUJUAII PEMBIMBING

Uji Aktivitas Antioksidan pada Daun Kunyit (Curcumu domestica val)
dengan mengunakan n:retode DPPII Q rl-diphenyl-2-picrylhyfuaryl

)

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
S


arj ana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Nurhabiba Edriana

NIM: 1111103000037

Pernbimbing I

Penrbimbing 2

w

Zeti Harriyati, M. Biomed

dr.Yanti Susianti, Sp.A


PROGRAM STT]DI PENDIDIKAN DOKTER

TAKULTAS KEDOKTERAN DAIY ILMU KESEHATAI\I

IIIN SYARIF HIDAYATT]LLAII
JAKARTA
1435 H

I 20t4M

ilt

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian berjudul UJI AI(TIVITAS ANTIOKSIDAI\ PADA DAUN

KIJNYIT (Curcuma domesiica uat) DENGAI\ MENGUNAKAI\ METODE
DPPH

(1,


1

-DIPHENYL-2 -P IC RYLHYD RAZYL) yang diajukan oleh Nurhabiba

Edriana (NIM: 111110300037), telah diujikan dalam sidang
Kedokteran_ dan

penelitian

Ilmu Kesehatan pada Senin 15

ini telah diterima sebagai salah

di Fakultas

Septe,nrber 2014. Laporan

satu syarat memperoleh gelar Sarjana


Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Ciputat, 15 September 2014

DEWAN PENGUJI
Ketua Sidan

\\

4-

t

Zeti Harriyati, M. Biomed

Pembimbing

Pembimbing

1


\q-

fiv

Zeti Hariyati, M. Biomed

Penguji

dr.Yanti Susianti, Sp.A

1

&Nt'

Dr.Nurul Hiedri$ati, Ph.D

Nurlaely Mida, R, M.Biomed, DMS

PIMPINAN FAKI]LTAS

3

Dekan FKIK

Kaprodi PSPD FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UIN Syarif Hi(ayatullah Jakarta

sh

Prof.

Tadjudin,

Sp.And

IV


Dr.

ini, M.Gizi, SpGK

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia
yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada
waktunya. Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan do’a dari berbagai
pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And, dr. M. Djauhari
Widjajakusumah, DR. Arif Sumantri, M.Kes, Dra. Hj. Delina Hasan,
M.Kes., Apt. selaku Dekan dan pembantu dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing dan memberikan
kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program
Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp. GK selaku Ketua Program Studi dan

untuk seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing dan mengajarkan
saya selama menjalani masa didik di Program Studi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Syarif Hidayatullah.
3. Zeti Harriyati, M. Biomed dan dr.Yanti Susianti, Sp.A selaku dosen
pembimbing, dimana selain mengarahkan juga memberikan motivasi
kepada saya sehingga penelitian ini bisa selesai pada waktunya.
4. Kedua orang tua tercinta, Bpk. Erefri Edrison dan Ibu Aflizmadonalia
Enni serta adik saya tersayang Alhamda Efridon yang selalu
mendukung saya untuk menyelesaikan penelitian ini.
5. Suryani, S.Si yang banyak mengarahkan dan mengajari saya dalam
melakukan penelitian ini sehingga penelitian ini bisa selesai pada
waktunya.

v

6. Ratu Qurroh’Ain, Kharisma Indah, Nilam Fajarwati, Karmila Karim,
Hilya Haniek selaku kakak tingkat di PSPD yang juga selalu memberi
nasihat dan pengarahan dalam melaksanakan penelitian ini.
7. Muflikha Mayazi, Rahman Mukti Aji, Nurohima Fuad, Hanindio Rizki,

dan Faisal Rahman yang selalu mengingatkan, membantu dan
menyemangati saya dalam melakukan penelitian ini.
8. Niko Apvi yang telah mengingatkan dan menyemangati saya dalam
melaksanakan penelitian ini.
9. Seluruh mahasiswa PSPD 2010 dan juga sahabat serta teman-teman
yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu, penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun untuk penelitian
ini

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga bermanfaat bagi masyarakat
dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 13 September 2013

Penulis

vi

ABSTRAK
Nurhabiba Edriana. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji aktivitas
antioksidan daun kunyit (Curcuma domestica val) dengan metode DPPH
( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).2014.
Banyak penyakit yang pada awalnya disebabkan oleh radikal bebas, sehingga
radikal bebas dan antioksidan banyak diteliti di dunia kesehatan. Daun kunyit
(Curcuma domestiva val) diduga memiliki aktivitas antioksidan yang kuat seperti
halnya rimpang kunyit yang mampu menangkal efek negatif dari radikal bebas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun
kunyit dengan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
Penelitian ini dilakukan secara observasional. Ekstrak daun kunyit didapatkan
dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji aktivitas antioksidan
ekstrak daun kunyit dilakukan pada konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan
200 ppm. Ekstrak daun kunyit ditambah dengan DPPH (634μM). Vitamin C
digunakan sebagai kontrol positif. Pengukuran absorbansi untuk mengetahui
aktivitas antioksidan daun kunyit menggunakan spektrofotomerer UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum yaitu 517 nm. Hasil penelitian ini didapatkan
perubahan warna secara kualitatif baik pada esktrak daun kunyit dan vitamin C.
Nilai IC50 ekstrak daun kunyit senilai 148.51 ppm dan termasuk aktivitas
antioksidan sedang berdasarkan klasifikasi Blois.
Kata Kunci : antioksidan, ekstrak daun kunyit (Curcuma domestica val), DPPH

ABSTRACT
Nurhabiba Edriana. Medical Education Study Program. Antioxidant
Activity Assay of Turmeric Leaves (Curcuma domestica val) Extract by
DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Method.2014.
Many health problems caused by free radical production so recent studies focused
on it. Turmeric (Curcuma domestica val) leaves has been predicted has a strong
antioxidant activity as strong as its rhizome to counteract the negative effects from
free radical activity. The aim of this study is to know antioxidant activity of
turmeric leaves extract by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method.
Turmeric leaves extracted by maceration with methanol as its solvent. Antioxidant
activity tested in different concentration 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, and 200
ppm. Turmeric leaves extract was added by DPPH (634μM). This study used
vitamin C as positive control. Absorbance measurement used spectrophotometer
UV-Vis in maximum wave length 517 nm to show the antioxidant activity. Result
of this study shows color differences both turmeric leaves and vitamin C on a
qualitative scale. IC50 value of turmeric leaves is 148,51 ppm and classified as
middle antioxidant according to Blois classification.
Keywords: Antioxidant, Turmeric Leaves (Curcuma domestica val) Extract,
DPPH

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL..........................................................................

i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................

iv

KATA PENGANTAR.....................................................................

v

ABSTRAK......................................................................................

vii

ABSTRACT....................................................................................

vii

DAFTAR ISI...................................................................................

viii

DAFTAR TABEL...........................................................................

x

DAFTAR GAMBAR.......................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................

xii

BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................

1

1.1 Latar Belakang...............................................................

1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................

2

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................

2

1.3.1 Tujuan Umum.......................................................

2

1.3.2 Tujuan Khusus......................................................

2

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................

4

2.1 Landasan Teori..............................................................

4

2.1.1 Tanaman Kunyit...................................................

4

2.1.2 Simplisia...............................................................

5

2.1.3 Ekstrak dan Ekstraksi............................................

5

2.1.3.1 Ekstrak......................................................

5

2.1.3.2 Ekstraksi....................................................

5

2.1.4 Radikal bebas........................................................

7

2.1.4.1 Dampak Radikal Bebas bagi Kesehatan..

8

2.1.5 Antioksidan...........................................................
2.1.5.1 Vitamin C...................................................

viii

8
kt10

2.1.6.1 Metode DPPH...........................................

10

2.1.6.2 Metode ABTS...........................................

10

2.1.6.3 Metode Deoksiribosa................................

11

2.1.6.4 Metode Xantin Oksidase..........................

11

2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi...........

12

2.2 Kerangka Teori...............................................................

12

2.3 Kerangka Konsep............................................................

13

2.4 Definisi Operasional.......................................................

14

BAB 3. METODE PENELITIAN..................................................

15

.

3.1 Desain Penelitian............................................................

15

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian........................................

15

3.3 Sampel............................................................................

15

3.4 Alat dan Bahan Penelitian..............................................

15

3.4.1 Alat Penelitian.......................................................

15

3.4.2 Bahan Penelitian....................................................

15

3.5 Cara Kerja Penelitian......................................................

16

3.5.1 Penyiapan Sampel atau Pembuatan Simplisia........

16

3.5.2 Pembuatan Ekstrak Daun Kunyit...........................

16

3.5.3 Pembuatan Larutan................................................

16

3.6 Pengukuran Absorbansi..................................................

18

3.7 Manajemen Analisis Data Antioksidan..........................

18

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................

20

4.1 Hasil Ekstraksi Daun Kunyit..........................................

20

4.2 Absorbansi dan % Penghambatan..................................

20

4.3 Penetapan Nilai IC50.......................................................

23

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN................................................

25

5.1 Simpulan.........................................................................

25

5.2 Saran...............................................................................

25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................

26

LAMPIRAN......................................................................................

28

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Klasifikasi aktivitas antioksidan..................................

Tabel 4.1

Nilai absorbansi dan % penghambatan ekstrak daun

19

kunyit...........................................................................

22

Nilai absorbansi dan % penghambatan vitamin C........

22

Tabel 4.3 Nilai IC50......................................................................

23

Tabel 4.2

Tabel 6.1

Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50
ekstrak daun kunyit .....................................................

Tabel 6.2

29

Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50
vitamin C .....................................................................

x

30

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Tanaman kunyit............................................................

5

Gambar 2.2

Rumus kimia DPPH dan DPPH-H...............................

10

Gambar 4.1

Larutan seri ekstrak konsentrasi
50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm..........................

20

Gambar 4.2

Larutan seri vitamin C 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm...

21

Gambar 4.3

Persamaan regresi linier ekstrak daun kunyit...............

23

Gambar 4.4

Persamaan regresi linier vitamin C...............................

23

Gambar 6.1

Hasil determinasi..........................................................

28

Gambar 6.2

Pengeringan daun kunyit..............................................

31

Gambar 6.3

Proses evaporasi...........................................................

31

Gambar 6.4

Penimbangan ekstrak daun kunyit................................

31

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Hasil determinasi........................................................

28

Lampiran 2

Gambar alat dan bahan penelitian...............................

29

Riwayat penulis...........................................................

30

xii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia banyak sekali ditemukan penyakit degeneratif yang
salah satunya diakibatkan oleh reaksi oksidasi yang berlebihan karena radikal
bebas. Radikal bebas adalah suatu molekul yang sangat reaktif dengan
elektron yang tidak memiliki pasangan pada orbita luarnya, sehingga akan
mencari reaksi agar mendapatkan elektron pasangannya yang berujung pada
kerusakan sel dan jaringan.1
Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sebagai produk samping
proses metabolisme. Di samping itu juga radikal bebas dapat berasal dari luar
tubuh yang diserap melalui pernafasan atau kulit seperti asap rokok, polusi,
sinar ultraviolet (UV), obat, limbah industri, dan ozon.2 Peningkatan radikal
bebas menyebabkan penurunan fungsi dari membran sel, retikulum
endoplasma dan bisa mengganggu di tingkat molekul DNA sel.1 Dari beberapa
penelitian diketahui bahwa radikal bebas dapat menimbulkan beberapa
penyakit degeneratif seperti jantung, reumatik, penyakit pada ginjal, otak, dan
sistem imun yang pada akhirnya dapat berakibat pada menurunnya kualitas
hidup dan mempercepat proses penuaan .1,2,3
Berbagai senyawa yang dapat mencegah terjadinya radikal bebas
salah satunya adalah antioksidan. Antioksidan adalah suatu senyawa yang
dapat menangkal efek negatif radikal bebas dalam tubuh, sehingga proses
oksidasi pada sel-sel tubuh tidak berlanjut. Antioksidan yang ada dalam tubuh
atau biasa disebut dengan antioksidan endogen. Selain itu ada juga antioksidan
yang berasal dari luar tubuh biasanya didapat dari diet sehari-hari atau disebut
dengan antioksidan eksogen. Beberapa sumber antioksidan eksogen, yaitu
sayur, buah-buahan, biji-bijian, dan umbi-umbian karena mengandung vitamin
A, vitamin E, vitamin C, dan beta karoten.4
Berdasarkan data di atas, umbi termasuk sumber bahan makanan
yang mengandung antioksidan. Salah satu umbi yang mengandung
antioksidan adalah kunyit (Curcuma domestica val). Karena mengandung

1

2

kurkumin yang telah terbukti dapat menangkap radikal hidroksi, yaitu salah
satu bentuk dari radikal bebas.5
Kunyit (Curcuma domestica val) termasuk salah satu tanaman
rempah dan obat. Hampir setiap orang Indonesia mengkonsumsi tanaman
rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu, atau untuk
menjaga kesehatan, obat wasir, melancarkan haid, menurunkan kolesterol, dan
juga untuk kecantikan.5
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui senyawa
yang bisa menangkal radikal bebas, salah satu cara adalah dengan adanya
penemuan terhadap aktivitas antioksidan. Beberapa penelitian yang telah
dilakukan pada rimpang kunyit ternyata menyebabkan peningkatan aktivitas
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Sementara itu, sampai
sekarang informasi tentang daun kunyit belum diketahui apakah mempunyai
kandungan antioksidan atau tidak, sementara pemakaian di masyarakat selama
ini digunakan sebagai bahan masakan. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti
ingin mengetahui apakah ekstrak daun kunyit mempunyai aktivitas
antioksidan

dengan

metode

DPPH

(1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

menggunakan konsentrasi yang berbeda. Metode DPPH dipilih karena
sederhana, akurat, cepat, dan bisa dilakukan dengan sedikit sampel.6

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ekstrak daun kunyit memiliki aktivitas antioksidan?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun kunyit menggunakan
metode DPPH dengan berbagai konsentrasi larutan uji.

1.3.2 Tujuan Khusus


Mengetahui apakah ekstrak daun kunyit memiliki aktivitas antioksidan
sangat kuat, kuat, sedang, lemah, atau tidak bisa digolongkan.

3

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi


Mengetahui adanya aktivitas antioksidan pada daun kunyit sehingga
bermanfaat untuk pengembangan obat alami untuk penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh radikal bebas.



Memberi informasi tentang manfaat daun kunyit bagi penelitian
selanjutnya sehingga manfaat daun kunyit bisa dikembangkan lebih jauh
lagi.

1.4.2 Bagi Peneliti


Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.



Menambah wawasan peneliti tentang daun yang mengandung antioksidan.



Sebagai pengalaman peneliti untuk melakukan penelitian di bidang
kesehatan.

1.4.3 Bagi Masyarakat


Memberi informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas antioksidan
ekstrak daun kunyit untuk mencegah penyakit yang disebabkan radikal
bebas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Tanaman Kunyit
Curcuma domestica val atau biasa disebut kunyit merupakan
tanaman yang berasal dari Asia. Kunyit merupakan tumbuhan daerah
subtropis sampai tropis dan tumbuh subur di dataran rendah lebih kurang
90 meter sampai ketinggian 2000 meter di atas permukaaan laut.7
Berdasarkan klasifikasi botani, tanaman kunyit termasuk ke dalam
klasifikasi sebagai berikut8 :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyte

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Zingiberaceae

Genus

: Curcuma

Spesies

: Curcuma domestica VALET

Susunan tubuh tanaman kunyit terdiri atas akar, rimpang, batang
semu, pelepah-pelepah daun, daun, tangkai bunga, dan kuntum bunga.
Daunnya mirip dengan tumbuhan yang sejenis dengan pisang. Pelepahpelepah daun kunyit yang dominan berwarna hijau membentuk batang
dengan helaian daun berbentuk bulat telur. Rimpangnya berwarna jingga
kecoklatan. Kedalaman rimpang dalam tanah sekitar 16 cm. Buah daging
rimpang kunyit berwarna merah jingga kekuning-kuningan. Saat ini di
Indonesia banyak digunakan sebagai bumbu masak. Tinggi tumbuhan
kunyit mencapai 1 meter dan daunnya muncul dari batang semu dengan
panjang 10-15 cm dan berwarna hijau.7,8

4

5

6

larut. Beberapa pelarut yang sering digunakan adalah etanol, metanol, nhexana, aseton, benzena, etil asetat, dan kloroform.9
Metode ekstraksi menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan
cara dingin dan panas, yaitu :


Cara dingin
a) Maserasi
Maserasi adalah suatu proses perendaman simplisia
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada
suhu kamar. Ada 2 macam maserasi yaitu maserasi kinetik dan
remaserasi. Maserasi kinetik adalah maserasi yang dilakukan
pengadukan secara terus-menerus sedangkan remaserasi adalah
menambahkan pelarut setelah maserat pertama disaring dan
seterusnya.9
b) Perkolasi
Perkolasi merupakan suatu proses penyaringan simplisia
dengan memakai pelarut yang selalu baru pada suhu kamar.
Proses perkolasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

tahap

pelembaman bahan, tahap perendaman antara, perkolasi
sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak) yang
berakhir bila perkolat sudah mencapai 1-5 kali bahan.9


Cara Panas
a). Refluks
Refluks

merupakan

ekstraksi

dengan

pelarut

pada

temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu, dan jumlah
pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.9
b). Digesti
Digesti merupakan maserasi kinetik (pengadukan terusmenerus ) pada temperatur yang lebih tinggi dari suhu kamar.9
c). Infus
Infus merupakan ekstraksi dengan pelarut air pada
temperatur penangas air selama waktu tertentu (15-20 menit).9

7

d). Destilasi Uap
Destilasi uap merupakan ekstraksi senyawa dengan
kandungan yang mudah menguap dari bahan dengan uap air.9

2.1.4 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang
mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
luarnya, sehingga menyebabkan elektron yang tidak berpasangan berusaha
mendapatkan pasangannya dengan cara menyerang dan mengikat elektron
yang berada disekitarnya. Radikal bebas tersebut dapat mengoksidasi asam
nukleat, protein, lemak, bahkan DNA sel. Bila radikal bebas berikatan
dengan elektron dari senyawa kovalen yang umumnya adalah molekul
besar seperti lipid, protein, dan DNA, maka dapat mengakibatkan
kerusakan yang lebih parah. Dampak yang terjadi akibat kerja radikal
bebas untuk mencari pasangannya adalah terbentuknya radikal bebas
baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil.
Dapat juga berasal dari atom atau molekul yang telah diberikan elektron
oleh radikal bebas. Radikal bebas bisa stabil bila berikatan dengan radikal
bebas lainnya. Berbagai kerusakan dapat terjadi akibat aktivitas radikal
bebas, seperti gangguan fungsi sel dan kerusakan struktur sel yang
memicu terjadi berbagai penyakit.2
Secara umum sumber radikal bebas dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu endogen dan eksogen. Radikal bebas endogen dapat terbentuk
melalui autooksidasi, oksidasi enzimatik, dan fagositosis dalam respirasi.
Sedangkan radikal bebas eksogen berasal dari luar tubuh, misalnya sinar
UV dan aktivitas lingkungan.
Secara umum terdapat 3 tahapan pembentukan radikal bebas, yaitu:2
1) Inisiasi (awal pembentukan).
2) Propagasi (pemanjangan rantai radikal).
3) Terminasi (radikal bebas bereaksi dengan radikal bebas lainnya atau
dengan

penangkapan

rantainya rendah).

radikal

yang

menyebabkan

pemanjangan

8

Inisiasi :

ZH
HO OH

Propagasi : Z* + R-C = C- R
HO O*
Terminasi : Z* + R-C = C – R

Z* + H
HO O*
ZH + R-C = C – R’
O O
ZH + R-C – C - R

KET : ZH = non radikal; Z* = radikal bebas

2.1.4.1 Dampak Radikal Bebas bagi Kesehatan
Pada kondisi fisiologis, radikal bebas mempunyai manfaat bagi
tubuh dengan jumlah yang rendah yaitu untuk ekspresi gen, pertumbuhan
sel dan sebagai pertahanan terhadap infeksi. Dampak negatif dari radikal
bebas akan terjadi bila radikal bebas meningkat dan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap radikal bebas tersebut menurun.10
Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel endotel dengan
cara bereaksi dengan nitrat oksida menjadi peroksinitrit10. Pembuluh
darah diseluruh tubuh dapat terkena efeknya sehingga bisa timbul keadaan
seperti:


Kerusakan pada pembuluh darah yang ada di retina mata
menyebabkan penurunan daya penglihatan sampai bisa terjadi
kebutaan.



Kerusakan pada pembuluh darah ginjal di glomerulus.



Menurunnya sistem pertahanan tubuh.



Kerusakan pada pembuluh darah koroner dapat meningkatkan
risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.2,3

2.1.5 Antioksidan
Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menangkal efek
negatif radikal bebas yang terbentuk sebagai metabolisme oksidatif, yaitu
hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam
tubuh dengan memberikan satu elektronnya kepada senyawa radikal bebas.
Radikal bebas dapat dihambat dengan cara mencegah dan menghambat

9

terbentuknya radikal bebas baru, menangkap radikal bebas, pemutusan
rantaian dengan memotong propagasi, dan memperbaiki kerusakan yang
disebabkan radikal bebas. Secara umum antioksidan digolongkan menjadi 2
yaitu :


Antioksidan enzimatis: enzim superoksida dismutase (SOD),
katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx).



Antioksidan non-enzimatis
-Larut lemak: tokoferol, karatenoid, flavonoid, dan quinon.
-Larut air: asam askorbat (Vitamin C), asam urat, protein pengikat
logam, dan aprotein pengikat hem. 2

Selain itu, antioksidan juga digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya
menjadi 3 kelompok, yaitu :


Antioksidan primer
Antioksidan primer disebut juga antioksidan enzimatis. Suatu
senyawa dapat dikatakan sebagai antioksidan primer adalah suatu
senyawa yang mampu dengan cepat memberikan atom hidrogen
kepada senyawa radikal bebas sehingga berubah menjadi molekul
yang kurang reaktif dan mencegah pembentukan radikal bebas
baru dengan memutus reaksi berantai (polimerasi), kemudian
mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.17



Antioksidan sekunder
Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan eksogen atau
non-enzimatis. Mekanisme

kerjanya

dengan

cara memotong

reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan cara
menangkapnya, sehingga radikal bebas tidak akan bereaksi dengan
komponen seluler. Antioksidan non-enzimatis dapat berupa
komponen nutrisi dari sayuran dan buah-buahan.17


Antioksidan tersier
Kelompok antioksidan tersier meliputi sistem enzim DNA
repair dan metionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini
berfungsi sebagai perbaikan biomolekuler sel yang rusak akibat
efek radikal bebas.2

10

11

Prinsipnya pada metode DPPH melihat perubahan warna DPPH
dalam larutan dari ungu pekat menjadi kuning pucat karena aktivitas
sampel yang mengandung antioksidan yang mampu menangkap dan
meredam aktivitas radikal bebas. Semakin banyak DPPH yang diredam,
warna larutan semakin berubah menjadi pucat. Perubahan warna selain
dapat dilihat secara kualitatif juga bisa menggunakan spektrofotometer
dan dinilai absorbansinya. Pada spektrofotometer akan dilihat perubahan
serapan warna (nilai absorbansi). Absorbansi yang baik untuk larutan
DPPH adalah kurang dari 1. Tinggi rendahnya aktivitas antioksidan pada
sampel dilihat dari nilai efficient concentration (EC50) atau Inhibition
Contentration (IC50) yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat
menyebabkan 50% DPPH kehilangan sifat radikal bebasnya. Semakin
kecil nilai IC50 semakin tinggi aktivitas antioksidan pada sampel. 12,14
Pengerjaan menggunakan DPPH harus cepat dan hati-hati karena molekul
DPPH mudah terdegradasi oleh cahaya dan oksigen. Namun, metode
DPPH lebih sederhana, akurat, cepat, dan bisa dilakukan dengan sedikit
sampel.6

2.1.6.2 Metode ABTS
Metode

ABTS

(2,2-Azinobis(3-ethylbenzothiazoline)-6-sulfonic

acid) merupakan subtract peroksidase yang dapat dioksidasi oleh H2O2
(hidrogen peroksida) membentuk radikal kation. Metode ini digunakan
untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada makanan atau minuman.
Secara kimia, reagen ABTS bersifat stabil, larut dalam air, dan lipid.
Aktivitas penghambatan oleh antioksidan terlihat dari semakin hilangnya
warna ABTS yang diukur absorbansinya dengan spektrofotometer.19

2.1.6.3 Metode Deoksiribosa
Deoksiribosa

(2-deoksi-D-ribosa)

merupakan

gula

yang

mempunyai 5 atom karbon yang merupakan turunan dari suatu gula
pentose, yaitu ribosa. Deoksiribosa bila terdegradasi akan menghasilkan
produk karbonil dan dikarbonil seperti MDA atau malondialdehida.

12

Dalam suasana asam MDA dengan

Thiobarbituric acid (TBA)

menghasilkan kromagen berwarna merah muda. Semakin banyak
deoksiribosa yang terdegradasi maka semakin tinggi kromogen MDATBA.19

2.1.6.4 Xantin Oksidase
Metode xantin oksidase merupakan uji aktivitas antioksidan yang
menggunakan enzim superoksida dismutase (SOD). Enzim SOD adalah
salah satu dari antioksidan endogen yang bekerja dengan mengkatalis
radikal O2 (superoksida) menjadi H2O2.20

2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi
Spektrofotometer

UV-Vis

adalah

alat yang biasa digunakan

untuk analisa kuantitatif dan semikualitatif pada laboratorium biokimia.
Prinsip kerjanya adalah interaksi cahaya dan materi yaitu adanya
penyerapan ultraviolet atau sinar tampak oleh molekul sehingga terjadi
eksitasi elektron pada orbital molekul. Spektrofotometer UV-Vis akan
melewatkan sinar pada kuvet (wadah berisi larutan), kemudian akan
terbaca panjang gelombang larutan dalam satuan nm. Spektrofotometer
dibagi menjadi tiga daerah yaitu near UV, Visible, dan Verynear Infrared
(185-400 nm, 400-700 nm, dan 700-1100 nm). Namun lebih sering
spektrofotometer terbaca pada rentang 185-900 nm. Dasar pengukuran
absorbansi adalah hukum Lambert-Beer yaitu absorbansi tergantung
diameter kuvet (dalam cm), konsentrasi larutan, dan koefisien absorpsi
molar (L mol-1cm-1).16

13

2.2 Kerangka Teori
Radikal bebas

Antioksidan

Eksogen

Endogen

Ekstrak daun kunyit
(Curcuma domestic val)

Metode DPPH

DPPH

Memiliki elektron yang
tidak berpasangan
Terdapat senyawa
bioaktif seperti
kurkumin

Bersifat antioksidan
dengan mendonorkan
atom hidrogen

DPPH menjadi DPPH-H
yang lebih stabil

Semakin banyak
aktivitas antioksidan
terhadap DPPH

Perubahan warna larutan
dari ungu pekat menjadi
kuning pucat

Absorbansi diukur dengan
Spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum DPPH
yaitu 517 nm. Absorbansi baik
200 μg/ml =
tidak aktif

-

15

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional untuk mengetahui
aktivitas antioksidan daun kunyit dengan menggunakan metode DPPH.

3.2 Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah pada bulan Februari sampai Agustus 2014.

3.3 Sampel
Sebanyak 500 gram daun kunyit yang digunakan dalam penelitian ini
didapatkan dari pasar Ciputat. Daun dipilih yang tidak terlalu muda dan tua,
tidak kering, tidak berjamur, sudah dibersihkan. Kemudian dideterminasi
oleh Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Bogor. Determinasi dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kesalahan
identitas sampel. Hasil determinasi menunjukan bahwa sampel yang diuji
benar spesies Curcuma Domestica Val. Kemudian dibuat larutan ekstraknya
dalam berbagai konsentrasi, yaitu : 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm
yang masing-masing dibuat tiga kali pengulangan.

3.4 Alat dan Bahan Penelitian
3.4.1 Alat penelitian
Timbangan analitik; tabung reaksi; tabung Erlenmeyer; cawan; gelas
ukur; labu ukur 10 mL; kaca arloji; batang pengaduk; botol gelap; gelas
beaker; mikropipet 10, 100, dan 1000 μL; tip 10, 100, dan 1000 μL;
alumunium foil; shaker waterbath; kuvet dan spektrofotometer UV-Vis
Hitachi 2,2 solution.
3.4.2 Bahan Penelitian
Simplisia, metanol, DPPH, air aquades, dan vitamin C.

16

3.5 Cara Kerja Penelitian
3.5.1 Penyiapan Sampel atau Pembuatan Simplisia Nabati
Daun kunyit ba sah diambil dari Pasar Ciputat (sudah dideterminasi)
kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Daun
yang telah kering diblender menjadi serbuk daun kunyit.21

3.5.2 Pembuatan ekstrak daun kunyit
Pembuatan ekstrak daun kunyit dilakukan oleh peneliti di
laboratorium biologi dengan menggunakan metode maserasi dan remaserasi
yaitu menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan.21 Setelah dilakukan maserasi selama
24 jam dilakukan penyaringan untuk memisahkan filtrat dan residu. Filtrat
kemudian dilakukan evaporasi menggunakan rotator evaporator pada suhu
37˚C untuk memisahkan pelarut metanol dengan ekstrak daun kunyit
sehingga didapatkan ekstrak kental daun kunyit. Kemudian residu direndam
lagi dalam pelarut metanol untuk dilakukan remaserasi. 22

3.5.3 Pembuatan Larutan
a) Pembuatan Larutan DPPH 634 μM


Timbang DPPH sebanyak 0,0014 gram.



Larutkan dalam 14 mL metanol.



Larutan dikocok hingga homogen kemudian dimasukan ke dalam
botol gelap.



Absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV-Vis untuk
memperoleh panjang gelombang maksimum.

b) Pembuatan Larutan kontrol


Dalam 1500 μL metanol ditambahkan 500 μL larutan DPPH.



Larutan dikocok hingga homogen.

c) Pembuatan Larutan uji
1. Larutan Induk (1000 ppm)
10 mg ekstrak daun kunyit dilarutkan kedalam 10 mL
metanol = 10mg/10 mL = 1 mg/mL = 1000 μg/mL = 1000 ppm.

17

2. Larutan Seri
a) 200 ppm
400 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 μL. Kemudian tambahkan 500 μL larutan DPPH.
b) 150 ppm
300 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 μL. Kemudian tambahkan 500 μL larutan DPPH.
c) 100 ppm
200 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 μL. Kemudian tambahkan 500 μL larutan DPPH.
d) 50 ppm
100 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 μL. Kemudian tambahkan 500 μL larutan DPPH.
d) Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C)23
Vitamin C berupa serbuk putih didapatkan dari Laboratorium
Kimia Obat Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Vitamin C yang
digunakan merupakan produk perusahaan VWR.
1. Larutan Induk (100 ppm)
1 mg vitamin C murni dilarutkan dalam 10 mL metanol = 0,1
mg/mL = 100 μg/mL (ppm).
2. Larutan seri (2,4,6,8 ppm)
a) 2 ppm
40 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 μL. Kemudian ditambahkan 500 μL larutan
DPPH.
b) 4 ppm
80 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 μL. Kemudian ditambahkan 500 μL larutan
DPPH

18

c) 6 ppm
120 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1600 μL. Kemudian ditambahkan 500 μL larutan
DPPH.
d) 8 ppm
160 μL dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 μL. Kemudian ditambahkan 500 μL larutan
DPPH.

3.6 Pengukuran Absorbansi
Semua larutan kontrol, larutan ekstrak daun kunyit dan larutan standar
positif (vitamin C) dikocok menggunakan shaker waterbath dan diinkubasi
pada suhu 37oC selama 30 menit dalam keadaan gelap (ditutup alumunium
foil). Hal ini dilakukan karena radikal DPPH mudah didegradasi oleh cahaya.
Kemudian absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 517 nm. Setelah nilai absorbansinya didapat, dihitung
persen hambatan masing-masing larutan dengan menggunakan rumus:12

% Hambatan = (Abs0– Abssample) x 100%
Abs0

Setelah didapatkan % aktivitas hambatan dicari nilai IC 50 melalui
persamaan regresi linier y = a + bx.

3.7 Analisis Data Antioksidan
Data antioksidan pada radikal DPPH (% penghambatan) ekstrak daun
kunyit dianalisis dan dihitung nilai IC 50. Semakin kecil nilai IC50 berarti
aktivitas antioksidan semakin kuat. Pada penelitian ini nilai IC 50 dianalisis dan
dihitung mengunakan persamaan regresi linear.12,24
Data % hambatan dan konsentrasi larutan digunakan untuk mencari
nilai IC50 dengan persamaan regresi linear y= a + bx, dimana y adalah %
hambat 50 (senilai 50) dan x adalah nilai IC50. Nilai konstanta a menunjukkan
besarnya nilai variabel y jika variabel x adalah 0. Sedangkan nilai b

19

menunjukkan besarnya perubahan variabel y jika variabel x berubah sebesar
satu satuan. Berikut ini tabel mengenai klasifikasi aktivitas antioksidan
menurut Blois15:
Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas antioksidan
No.

Nilai IC50

Antioksidan

1.

< 50 ppm

Sangat kuat

2.

50-100 ppm

Kuat

3.

100-150 ppm

Sedang

4.

151-200 ppm

Lemah

21

22

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum
DPPH yaitu 517 nm. Kemudian dicari % penghambatan masing-masing
konsentrasi. Berikut ini nilai absorbansi dan % penghambatan dari setiap
konsentrasi ekstrak daun kunyit dan vitamin C:
Tabel 4.1 Nilai absorbansi dan % penghambatan ekstrak daun kunyit

No

Konsentrasi
(ppm)

Rata-rata nilai
absorbansi

% Penghambatan

1

50 ppm

0.465

14.04 %

2

100 ppm

0.344

36.41 %

3

150 ppm

0.243

55.08 %

4

200 ppm

0.199

63.22 %

*Larutan kontrol = 0.541 nm
Tabel 4.2 Nilai absorbansi dan % penghambatan vitamin C
No

Konsentrasi
(ppm)

Rata-rata nilai
absorbansi

% Penghambatan

1

2 ppm

0.504

6.83 %

2

4 ppm

0.433

19.96 %

3

6 ppm

0.234

56.74 %

4

8 ppm

0.102

81.14 %

*Larutan kontrol = 0.541 nm

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 terlihat hasil bahwa semakin besar
konsentrasinya semakin kecil nilai absorbansinya karena semakin besar
konsentrasi larutan, aktivitas antioksidan semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan
perubahan warna dari DPPH dan nilai % penghambatan yang semakin tinggi.
Setelah

dilakukan

penghitungan

utntuk

mendapatkan

data

%

penghambatannya maka akan dibuat grafik dengan menggunakan Microsoft Excel
dimana konsentrasi larutan (x) dan % penghambatan (y) yang akhirnya didapatkan
persamaan regresi liniernya. Berikut hasil persamaan regresi linier ekstrak daun
kunyit dan vitamin C :

23

% penghambatan

80
y = 0,3324x + 0,635
R² = 0,9631

60

40

20

0
0

50

100

150

200

250

konsentrasi ekstrak daun kunyit (ppm)

Gambar 4.3 Persamaan regresi linier ekstrak daun kunyit

100
y = 12,986x - 23,76
R² = 0,9721

% penghambatan

80
60
40
20
0
0

2

4

6

8

10

konsentrasi vitamin C (ppm)

Gambar 4.4 Persamaan regresi linier vitamin C

4.3 Penetapan Nilai IC50
Nilai IC50 dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan regresi
linier. Untuk memudahkan input data maka digunakan microsoft excel untuk
mencari persamaan regresi linier. Semakin kecil nilai IC 50 maka semakin
besar aktivitas antioksidan.12 Setelah melakukan perhitungan, IC50 daun kunyit
dan vitamin C sebagai berikut:

24

Tabel 4.3 Nilai IC50
No

Bahan

Nilai IC50

1.

Ekstrak Daun Kunyit

148,51 ppm

2.

Vitamin C

5,67 ppm

Tabel 4.3 menunjukan ekstrak daun kunyit memiliki nilai IC50 sebesar
148,51 ppm dan vitamin C sebesar 5,67 ppm. Berdasarkan klasifikasi Blois,
ekstrak daun kunyit termasuk dalam kategori antioksidan sedang dan vitamin C
termasuk ke dalam antioksidan yang sangat kuat.15Sementara penelitian
sebelumnya, menggunakan ekstrak dari rimpang kunyit memiliki aktivitas
antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 56,17 ppm.5 Lingkungan yang
baik dapat memengaruhi senyawa bioaktif yang terkandung, daun kunyit pada
penelitian ini didapatkan dari pasar Ciputat, berbeda dengan penelitian yang
dilakukan pada rimpang kunyit yang didapatkan dari lingkungan untuk tumbuh
yang dikondisikan dengan baik. Sehingga nilai dari IC50 lebih kecil dari pada
penelitian ini. Aktivitas antioksidan disebabkan karena daun kunyit mengandung
kurkumin. Kurkumin merupakan metabolit sekunder yang tersebar pada
tumbuhan dan termasuk senyawa fenolik sehingga cenderung mudah larut dalam
pelarut polar. Kurkumin bersifat antioksidan sehingga mampu meredam aktivitas
radikal hidroksil.18

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,

dengan

berbagai

konsentrasi larutan uji ekstrak daun kunyit, terdapat perubahan warna
DPPH dari ungu pekat menjadi kuning terang. Hal ini menunjukkan
adanya aktivitas antioksidan ekstrak daun kunyit.
2.Nilai IC50 ekstrak daun kunyit sebesar 148.51 ppm dan digolongkan
sebagai antioksidan sedang menurut kriteria Blois.

5.2 Saran
1.Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan senyawa
bioaktif ekstrak daun kunyit yang bersifat antioksidan.
2.Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai efek daun kunyit lainnya
seperti efek toksisitas dan antimikrobakterial.

25

26

DAFTAR PUSTAKA

1, Corwin J.E. Buku saku patofisiologi.Edisi 3.Jakarta : EGC. 2009. hal.32-4.
2. Winarsih H. Antioksidan alami dan radikal bebas : potensi dan aplikasi dalam
kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. 2007.hal.77-82.
3. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi Robbins. Edisi 7.Volume
1. Jakarta: EGC. 2007. hal.6-8.
4. National Cancer Institute. Antioksidant and cancer prevention: fact sheet
(serial online) 2004 July (cited 2014 April 15) available from: URL:
www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/prevention/antioxidant.
5. Nurfina, A. Turunan kurkumin sebagai penangkap radikal hidroksi, laporan
penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta. 1996.
6. Yuhernita dan Juniarti. Analisis senyawa metabolit sekunder dari ekstrak
methanol daun durian yang berpotensi sebagai antioksidan.Makara Sains. April
2011;15(1): 48-52.
7. Rukmana,Rahmat.Kunyit.Jakarta : Kanisius. 1994.hal.13-4.
8. Thomas A. Tanaman obat tradisional. Jakarta : Kanisius. 2006.hal.33-5.
9. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan
obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.Jakarta : Depkes RI.
2000.hal.1-12.
10.Gitawati

R. Radikal

bebas-sifat dan perannya

dalam

menimbulkan

kerusakan/kematian sel. Cermin Dunia Kedokteran. 1995;102: 33-6.
11.Ardiansyah. Antioksidan dan perannya bagi kesehatan. Artikel IPTEK. 2007.
12.Molyneux P. The use of the stable free radical diphenylpicrylydrazyl (DPPH)
for estimating antioxidant activity. Jurnal Science Technology. 2004;26(2):
212-8.
13.Reynertson KA. Phytochemical analysis of bioactive constituens from edible
mytaceae fruit, dissertation. New York : The City Universityof New York.
2007.

27

14.Kristiana HD, Ariviani S, Khasanah LU.Ekstraksi pigmen antosianin buah
senggani ( Melastoma malabathricum auct. Non linn )dengan variasi jenis
pelarut. Jurnal teknosains pakan.2012;1(1): 107.
15.Blois, MS.Antioxidant determinations by the use of a stable free
radical.Nature. 1958:1(1): 1199-200.
16.Rouessac A. Chemical analysis modern instrumentatiom methods and
techniques. England : Willey.2004.
17.Youngson, Robert. Antioksidan: manfaat vitamin C dan E bagi kesehatan.
Jakarta: EGC. 2005.hal.18-21.
18.Tonnesen, H.H, and Greenhill, J.V. Studies on curcumin and curcuminod
curcumin as a reducing agent and as a radical scavanger. International Journal
of Pharmaceutic.1992;87: 283-9.
19.Halliwell B, Gutteridge JMC. Free radical in biology and medicine. New York:
Oxford Universsity Press.2000.
20.Mun’im, Negishi O, Ozawa T. Antioxidative compounds from Crotalaria
sessiflora. Biosci Biotechnol Biochem. 2003;67(2).
21.Harborne JB. Metode fitokimia, penuntun cara modern menganalisa tumbuhan.
Terjemahan K. Padmawinata Edisi II. Bandung: ITB Press. 2006.
22.Muhlisah F. Tanaman obat keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya.1999.hal.38-40
23. Nabavi SF, Nabavi SN, Ebrahimzadeh MA, Asgarirad H. The antioxidant
activity of wild medlar (Mespilus germanical) fruits, stem bark and leaf.
African Journal of Biotechnology.2011; 10(2): 283-9.
24. Kekuda TRP, Vinayaka KS, Kumar SUP, Sudharshan SJ. Antioxidant and
antibacterial activity of lichenextracts, honey and their combination. Journal
of Pharmacy Research 2009;2(12):1875-8.

28

29

30

Lampiran 3
Riwayat Penulis
Identitas :
Nama

: Nurhabiba Edriana

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir

: Batusangkar, 13 September 1993

Agama

: Islam

Alamat

: Jln. Korong Tabuah Jor.Koto Gadang, Kec.Padang
Ganting, Prov.Sumatera Barat

Email

: nurhabiba.edriana@gmail.com

Riwayat Pendidikan :





2000 – 2006
2006 – 2008
2008 – 2011
2011 – sekarang

: Sekolah Dasar Negeri 06 Padang Ganting
: Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Padang Ganting
: Sekolah Menengah Atas 03 Batusangkar
: Program Studi Pend idikan Dokter FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta