PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

  

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM

JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU,

GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

  

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Disusun oleh :

Heru Krisnawan Seputra

NIM : 011334035

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  

“Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan”

  • FILIPI 4:11

  GOD STILL GIVES…

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Heru Krisnawan Seputra

  Nomor Mahasiswa : 011334035

  

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

  Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-

ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 11 Februari 2009 Yang menyatakan ( Heru Krisnawan Seputra )

KATA PENGANTAR

  Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai

tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

  Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bayak bimbingan, saran,

masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengahturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si.selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan untuk kesempurnaan skripsi ini serta pelajaran hidup yang sangat berharga. Terimakasih untuk semuanya.

  4. Ibu Catur dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata bantuan, sharing serta pelajaran hidup yang sangat berharga bagi penulis. Terimaksih ya Bu…

  

5. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada penulis selama kuliah

  

6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala bantuan dan

keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

  

7. Bapak F. Pardjiman dan Ibu Yunarmi yang tercinta, yang tidak pernah lelah

memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiil serta memberikan semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai bapak ibu tercinta.

  

8. Mas Iwan dan kedua adikku Dik Aji dan Dik Adi, untuk semangat dan doanya,

Aku sayang kalian semua

  

9. Agatha T Hesti Lestari, S.Pd. terimakasih atas doa, semangat serta kesabaran

yang telah diberikan kepada penulis.

  

10. Temanku Yunatan Aribawa “teklek” dan Dwi Widyanto “duwek” terimakasih

atas dukungan dan bantuan serta bimbingan yang telah kalian berikan kepada penulis, terimakasih yang sebesar-besarnya ya prend…

  

11. Temanku Pius, Jaya, Simon, Andri, Agus dan Yo, terimakasih atas semangatnya

  

12. Buat teman-teman angkringan, Mas Heri “juragan kertas”, Wanto “bodonk”,

Wgy, Si Cak, Tri “pesek”, dan Cahyadi, akhirnya aku lulus juga prend…

  13. Buat Moko 2003 yang menjadi teman seperjuangan skripsi, thanks bro...

  14. Teman – teman satu angkatan Pendidikan Akuntansi 2001

  

15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

yang tidak dapat disebut satu persatu Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan

demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya

  Yogyakarta,04 November 2008 Penulis Heru Krisnawan Seputra

  

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN

GURU, DAN MASA KERJA GURU

  

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

Heru Krisnawan Seputra

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi

guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru; (3)

perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja

guru.

  Penelitian dilaksanakan di SD Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Bantul

pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada guru-

guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Populasi penelitian ini sebanyak 160

guru. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif dan one-way ANAVA.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru

terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan (F = 2,633

  hitung

  

< F = 3,058), (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam

  tabel

  

jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru (F hitung = 2,263 < F tabel = 2,290), (3) tidak

ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa

kerja guru (F hitung = 1,842 < F tabel = 2,005).

  

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS CERTIFYING OF TEACHER’S

PROFESSION PERCEIVED FROM TEACHER’S EDUCATIONAL LEVEL,

  

LEVEL OF PROFESSIONAL AND THE PERIOD OF THE

SERVICE

A Case Study at Elementary School Teachers in Kasihan Subdistrict Bantul

Regency

  

Heru Krisnawan Seputra

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

  The purposes of this research are to know the different perception of the

teachers towards certifying of teacher’s profession perceived from: 1) the teacher’s

educational level; 2) level of professional; 3) the period of the service This research was conducted at private and state elementary schools in Bantul

Regency in March 2008. The method of data collection was questionnaire. The

population of this research were 160 teachers. The technique of data analysis was one-

way annava The results of this research show that isn’t any difference of teacher’s perception

towards certifying of teacher’s perceived from (1) teacher’s educational level (F count =

2,633 < F table = 3,058), (2) level of professional (F count = 2,263 < F table = 2,290), (3) the

period of the service (F = 1,842 < F = 2,005).

  count table

  DAFTAR ISI HAL JUDUL ................................................................................................... i

  HAL PENGESAHAN ..................................................................................... ii

  

MOTTO ........................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v

  KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

  ABSTRAK ....................................................................................................... ix

  ABSTRACT .................................................................................................... x

  

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

  DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN

  1 A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

  4 B. Batasan Masalah ..........................................................................

  5 C. Rumusan Masalah .......................................................................

  5 D. Tujuan Penelitian ......................................................................... Manfaat Penelitian .......................................................................

  6 E.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Persepsi .....................................................................

  7 A. Guru ............................................................................................

  10 B. Sertifikasi Guru ...........................................................................

  14 C. Tingkat Pendidikan ....................................................................

  19 D.

  E.

  37 H. Teknik Analisis Data .................................................................

  44 b. Golongan Jabatan Guru ................................................

  43 a. Tingkat Pendidikan Guru ...............................................

  43 1. Deskripsi Responden Penelitian .........................................

  Diskripsi Data ...........................................................................

  39 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.

  39 2. Pengujian Hipotesis ...............................................................

  38 b. Uji Homogenitas ...............................................................

  38 a. Uji Normalitas ...................................................................

  38 1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas .........................

  34 2. Pengujian Reabilitas ..............................................................

  Golongan Jabatan .......................................................................

  34 1. Pengujian Validitas ................................................................

  34 G. Teknik Pengujian Instrumen .......................................................

  29 F. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

  29 E. Operasional Variabel .................................................................

  28 C. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 28 D. Populasi dan Sampel ...................................................................

  Jenis Penelitian ........................................................................... 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................

  31 BAB III METODE PENELITIAN A.

  22 G. Kerangka Berfikir .......................................................................

  21 F. Masa Kerja .................................................................................

  45

  2. Deskripsi Variabel Penelitian ..............................................

  1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Guru .....................................................

  70 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  70 C. Saran ...................................................................................

  69 B. Keterbatasan Penelitian .............................................................

  Kesimpulan ...............................................................................

  65 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A.

  3. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja Guru .............................................

  62

  2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru ...................................

  59

  59

  46 B. Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas.. .......................

  58 D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................

  3. Hipotesis Ketiga (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja ....................

  57

  2. Hipotesis Kedua (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan ........................

  56

  1. Hipotesis Pertama (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Pendidikan ......................

  56

  55 C. Pengujian Hipotesis ..................................................................

  52 2. Uji Homogenitas .................................................................

  52 1. Uji Normalitas ......................................................................

  73

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan ...........................................................................................

  30 Tabel 3.2 Operasional Variabel Tingkat Pendidikan Guru ............................

  32 Tabel 3.3 Operasional Variabel Golongan Jabatan Guru ...............................

  33 Tabel 3.4 Operaional Variabel Masa Kerja Guru ...........................................

  33 Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan .......................................................................

  36 Tabel 3.6 Tabel Persiapan Anava ...................................................................

  41 Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian .......................................................

  43 Tabel 4.2 Deskripsi Responden menurut Tingkat Pendidikan Guru ..............

  44 Tabel 4.3 Deskripsi Responden menurut Golongan Jabatan Guru ................

  45 Tabel 4.4 Deskripsi Responden menurut Masa Kerja Guru ..........................

  45 Tabel 4.5 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan ...............

  47 Tabel 4.6 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Aspek Kepribadian .................................................................

  48 Tabel 4.7 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Aspek Pedagogik ....................................................................

  49 Tabel 4.8 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Aspek Profesional ...................................................................

  50 Tabel 4.9 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Aspek Sosial ..........................................................................

  51

Tabel 4.11 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian .............

  55 Tabel 4.12 Rangkuman Pengujian Hipotesis Variabel Penelitian ...................

  57

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner .....................................................................................

  75 Lampiran 2 Data Prapenelitian ........................................................................

  79 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ................................................

  80 Lampiran 4 Data Induk Penelitian ...................................................................

  81 Lampiran 5 Deskripsi Data ..............................................................................

  88 Lampiran 6 Normalitas dan Homogenitas .......................................................

  94 Lampiran 7 Pengujian Hipotesis .....................................................................

  97 Lampiran 8 Tabel f ..........................................................................................

  98 Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 102

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Institusi pendidikan tidak bisa hanya terfokus pada kebutuhan material

  jangka pendek tetapi harus menyentuh nilai-nilai dasar yaitu memberikan perhatian secara mendalam aspek etika moral dan spiritual yang luhur. Agar dapat mencapai hal tersebut perlu penyempurnaan sistem pendidikan yang mencakup peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Guru merupakan komponen paling menentukan keberhasilan pendidikan karena ditangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, dan iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.

  Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Guru yang profesional berarti guru yang bersangkutan mampu menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam rangka mewujudkan

  

manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Dalam perwujudannya,

tanggung jawab perlu lebih ditekankan dan dikedepankan karena pada saat ini

banyak lulusan pendidikan yang cerdas dan terampil, tetapi tidak memiliki

tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya.

  

Dampaknya seringkali menimbulkan masalah bagi masyarakat dan bangsa

Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya standar kompetensi dan sertifikasi

guru, agar guru-guru memenuhi standar dan lisensi sesuai dengan kebutuhan.

  Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi

guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh

sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian

portofolio. Uji kompetensi merupakan pengakuan atas pengalaman profesional

guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang

mencerminkan kompetensi guru. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang

menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam

menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu

Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2)

pendidik dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi

akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum

ilmiah (9) pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial dan (10)

penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Departeman Pendidikan Nasional,2007:1) Dalam praktiknya, berkembang berbagai persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan. Hal ini disebabkan adanya ketentuan-ketentuan

  

administrasi yang harus dipenuhi seorang guru. Penelitian ini akan

memfokuskan identifikasi berdasarkan tingkat pendidikan guru, golongan

jabatan guru, dan masa kerja guru.

  Latar belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik

seorang guru. Kualifikasi guru di sekolah secara umum menjadi ukuran

kualitas seorang guru. Tidak semua guru di sekolah mempunyai latar belakang

pendidikan yang memadai (D4/S1). Masih banyak ditemukan guru dengan

tingkat pendidikan DII dan DIII menjadi guru di sekolah. Perbedaan

kualifikasi akademik guru diduga kuat menyebabkan cara pandang guru atau

persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda. Hal

demikian disebabkan kualifikasi akademik minimal yang dituntut dalam

sertifikasi guru dalam jabatan adalah berpendidikan D4/S1.

  Persepsi guru berhubungan dengan pengalaman mengajar seorang guru.

Pengalaman mengajar merupakan masa kerja seorang guru dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai

dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang. Setiap guru mempunyai

masa kerja yang berbeda-beda. Perbedaan masa kerja tersebut diduga akan

menyebabkan cara pandang guru akan berbeda pula. Pada guru yang memiliki

masa kerja lama diduga kuat akan memiliki persepsi yang lebih positif

dibandingkan dengan guru yang pengalaman mengajar baru. Hal ini

disebabkan komponen-komponen dalam sertifikasi guru dalam jabatan

memungkinkan guru yang telah lama mengajar memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru mengajar.

  Golongan jabatan guru ditentukan dari tingkat pendidikan, jam mengajar, prestasi, masa kerja dan sebagainya. Semakin tinggi golongan jabatan seorang guru, maka semakin tinggi gaji yang akan diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin. Sejalan dengan adanya sertifikasi guru, diduga kuat perbedaan golongan jabatan guru ini akan menyebabkan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda pula. Pada guru yang memiliki golongan jabatan tinggi diduga memiliki persepsi yang lebih positif dibandingkan dengan guru yang bergolongan jabatan rendah. Hal ini disebabkan semakin tinggi golongan jabatan guru maka tingkat kesejahteraan guru akan semakin terpenuhi.sehingga dalam menjalankan tugas sebagai pendidik akan maksimal karena guru tersebut tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya.

  Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Guru, Golongan Jabatan Guru, dan Masa Kerja Guru”, Penelitian merupakan studi kasus pada Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

  Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan Penelitian ini memfokuskan pada tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.

  C. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam 1. jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru? Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam

  2. jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru? Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam

  3. jabatan ditinjau dari masa kerja guru?

  D. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap 1. sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap 2.

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap 3. sertifikasi guru ditinjau dari masa kerja guru.

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi : Bagi Pemerintah

  1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Bagi Guru 2. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk menjadi guru yang profesional. Bagi Peneliti Selanjutnya 3. Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk penelitian- penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan,

  pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsangan yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsangan yang diterima dari lingkungannya.

  Menurut Irwanto (1989:55) persepsi adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala ataupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Rangsang-rangsang yang diterima dan inilah yang menyebabkan kita mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Masidjo (1995:96) menambahkan bahwa tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

  

Sedangkan Thoha (2004) menyatakan persepsi sebagai proses internal yang

kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan

dari lingkungan eksternal. Persepsi adalah cara kita mengubah energi-energi

  

fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi

merupakan hasil pemaknaan terhadap pesan.

  Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk

membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri

fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna, dan bentuk (Winkel,

1986:161). Sedangkan Shalahuddin (1991:73), persepsi merupakan bentuk

pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan

belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.

  Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mengetahui,

menginterpretasikan dan mengevaluasi obyek atau subyek lain yang

dipersepsi, menyangkut sifat-sifatnya, kualitasnya dan kedudukannya,

sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek atau subyek yang

dipersepsikan.

  Dalam kenyataannya, terhadap objek sama individu dimungkinkan

memiliki persepsi yang berbeda. Meskipun setiap anak menggunakan persepsi

konkret dan persepsi abstrak setiap harinya, namun ada kecenderungan

seseorang merasa lebih mampu dalam menggunakan yang satu dibanding yang

lainnya. Pareek dalam Desy Arisandy 1984,http:// www.journal-psyche.com

mengemukakan ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya

perbedaan persepsi yaitu:

  1. Perhatian Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya

secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek

yang menarik bagi kita.

  2. Kebutuhan Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

  3. Kesediaan Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar

memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga

akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.

  4. Sistem nilai Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

  Menurut Wilson dalam Munir 2000, http://www.munir.or.id/ faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu:

1. Faktor Eksternal atau dari luar yang terdiri dari:

  a. Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif.

  b. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.

  c. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat.

  d. Conditioned stimuli, stimulus yang dikondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain.

2. Faktor Internal atau dari dalam yang terdiri dari :

  a. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon terhadap istirahat.

  

b. Interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak

menarik.

  c. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.

  

d. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman

melihat, merasakan dan lain-lain.

B. Guru

  1. Pengertian Guru Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

  Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.

  2. Peranan guru Menurut Oliver dalam Sahertian (1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut:

  a. guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai

informasi disebutu juga sebagai penceramah pada zaman itu

  

b. guru sebagai orang sumber (resource person). Guru dianggap sebagai

manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.

  

c. guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk

belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

  d. guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

  e. guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

  f. guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

  

g. guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang

disediakan.

  h. guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan. i. guru sebagi penyusun program. Guru merancangkan pelajaran.

  Menyusun desain mengajar di mana siswa dapat belajar baik secara individual maupun secara kelompok.

j. guru dapat juga berperan sebagai manipulator (pengubah lingkungan

belajar). Guru dapat menciptakan iklim belajar, melalui berbagai stimulus, seperti penguatan (reinforcement). Sehingga siswa mengalami perubahan tingkah laku.

  3. Kode etik guru Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan

profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang berisi

sebagai berikut (Samana, 1994:117):

  

a. guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

  b. guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional. c. guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

  d. guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

  e. guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

  f. guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

  g. guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

  h. guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

  4. Prinsip guru Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005

tentang guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang

pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia. 3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. 4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat 8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

  Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

  5. Tanggungjawab Guru Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggungjawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggungjawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutya sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.

  Tanggungjawab guru dapat dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi yang lebih khusus, berikut ini. (Mulyasa,2007:18) a. Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkan dalam pergaulan hidup sehari-hari

  b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan disekolah; bahwa setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu mengembangkan kurikulum (KTSP), silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pemebelajaran yang efektif, menjadi model bagi peserta didik, memberikan nasehat, melaksanakan evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik.

  c. Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan; bahwa setiap guru harus turut serta mengsukseskan pembangunan, yang harus kompeten dalam membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat. d. Tanggung jawab dalam bidang keilmuan; bahwa setiap guru harus turut serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

C. Sertifikasi Guru

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memilki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

  Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagi guru dalam interval waktu tertentu.

  Portofolio juga berfungsi sebagai : (1) wahana guru untuk menampilkan

  

dan/tau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktifitas, kualitas,

dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung; (2) informasi/data

dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru,

bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; (3) dasar menentukan

kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan

sertifikat pendidikan atau belum); dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi

peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagi

representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru.

  Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan, komponen portofolio meliputi :

  

1. Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai

sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1,S2,S3) maupun non gelar ( D4 atau Post Graduate Diploma), baik didalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.

  

2. Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti dalam

mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari penyelenggara diklat.

  

3. Pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas

sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas

  

dari lembaga yang berwenang. Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa

surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lemmbaga yang berwenang.

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka.

  Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan

tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan

sumber/media pembelajran , skenario pembelajaran dan penilaian hasil

belajar bukti fisik dari sub komponen ini berupa dokumen perencanaan

pembelajaran yang diketahui/disahkan oleh atasan.

  

5. Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap

kompetensi kepribadian dan sosial yang meliputi yang meliputi aspek-

aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran,

kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampuan

menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan

bekerjasama dengan menggunakan format penilaian atasan terlampir