BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian - PENINGKATAN SIKAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATE RI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENG AN PERMAINAN BALOK PECAHAN DI KELAS V B SD NEGERI PANAMBANGAN - repository

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

   Hasil Penelitian

  Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini dilaksanakan di kelas V B, pada semester II SD Negeri Panambangan, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan diberi alokasi waktu 3x35 menit (3 jam pelajaran). Setiap siklus terdapat pelaksanaan tindakan, observasi guru, observasi siswa, dan angket sikap kerja keras siswa.

  Satu siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

  Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi berupa tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian dari setiap siklus dapat dideskripsikan, dianalisis, dan direfleksi dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan pembelajaran, untuk mempermudah kegiatan pembelajaran selanjutnya. Hasil penelitian lebih rinci dipaparkan sebagai berikut:

   Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan

  Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang diajarkan sesuai dengan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan yang digunakan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

  2) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan angket sikap kerja keras siswa. Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui baik tidaknya pengelolaan pembelajaran dan mengukur kesesuaian proses pembelajaran melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan. Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengukur aktivitas siswa pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Angket sikap kerja keras siswa digunakan untuk memperoleh informasi mengenai sikap kerja keras siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika materi pecahan melalui pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan. 3) Menyusun dan menyiapkan sarana dan media yang digunakan pada proses pembelajaran. Sarana yang digunakan yaitu LKS, dan lembar soal. Media yang digunakan pada materi perkalian pecahan yaitu menggunakan benda kongkrit seperti gelas ukur, botol, dan air, untuk kertas berpetak untuk menurunkan rumus operasi hitung perkalian pecahan. Menyiapkan set balok pecahan yang akan digunakan untuk media permainan balok pecahan dalam proses pembelajaran. 4) Mempersiapkan soal tes atau evaluasi akhir siklus. Tes atau evaluasi akhir siklus dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada aspek kognitif yaitu dalam menguasai materi yang telah diajarkan.

b. Pelaksanaan

  Pelaksanaan tindakan melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada siklus I dibagi menjadi 2 pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan 2. Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 16 Januari 2016 dan pertemuan 2 pada hari Senin, tanggal 18 Januari 2016 di kelas V B SD Negeri Panambangan dengan alokasi waktu 3x35 menit atau sama dengan 3 jam pelajaran.

  Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti, yaitu pokok bahasan menjelaskan arti operasi hitung perkalian pecahan, menurunkan rumus operasi hitung perkalian pecahan, dan melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa pada pertemuan pertama. Pokok bahasan melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan campuran atau sebaliknya dan melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan desiamal atau sebaliknya dilakukan pada pertemuan ke dua.

  Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Sabtu,

  16 Januari 2016 selama tiga jam pelajaran yaitu mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.45 WIB. Pelaksanaan tindakan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti.

  Siswa datang dan memasuki kelas sebelum bel berbunyi sehingga memperlancar pembelajaran yang akan dimulai. Guru dibantu peneliti membagikan topi kerucut bernomor kepada siswa sesuai dengan nomor urut masing-masing siswa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Topi kerucut bernomor tersebut dipakai oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.

  a) Kegiatan Awal Pembelajaran dimulai dengan siswa berdo‟a bersama yang dipimpin oleh ketua kelas, siswa memberikan salam kepada guru.

  Guru terlebih dahulu menegur siswa yang pada saat berdo‟a terlihat masih berbicara dan bermain dengan teman sebelum mempresensi kehadiran siswa. Guru memberikan pesan kepada siswa agar pada saa t berdo‟a lebih baik tidak berbicara sendiri dan khusyu dalam berdo‟a. Guru mempresensi kehadiran siswa dengan bertanya kepada siswa “Siapa yang hari ini tidak berangkat?”, siswa kompak menjawab berangkat semua. Pada siklus I pertemuan 1 seluruh siswa yang hadir yaitu sejumlah 30 siswa. uraian kegiatan serta menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan. Apersepsi yang dilakukan oleh guru adalah mengingatkan siswa mengenai materi sebelumnya yaitu mengenai pecahan biasa, pecahan campuran, dan persen. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih memahami materi pecahan, terutama operasi hitung perkalian pecahan karena bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai operasi hitung perkalian pecahan.

  b) Kegiatan Inti Guru menggunakan benda kongkrit yaitu gelas ukur, air, dan botol untuk melakukan percobaan dalam menjelaskan arti operasi hitung perkalian pecahan. Guru melibatkan siswa dalam melakukan percobaan, yaitu dengan meminta dua orang siswa maju ke depan untuk melakukan percobaan menggunakan air yang dituangkan ke dalam botol.

Gambar 4.1 Siswa Melakukan Percobaan dengan Menuangkan Air ke dalam Gelas ke depan untuk melakukan percobaan. Siswa yang lain masih belum berani untuk maju ke depan melakukan percobaan bersama guru. PF dan MF dibimbing oleh guru dalam melakukan percobaan menuangkan air ke dalam dua buah gelas, sedangkan siswa yang lain memperhatikan.

  Siswa dibimbing oleh guru untuk menjelaskan arti operasi hitung perkalian pecahan setelah mendengarkan penjelasan guru saat melakukan percobaan. Siswa dapat membuktikan bahwa perkalian adalah penjumlahan yang berulang dengan melakukan percobaan menuangkan air ke dalam gelas. Guru membagikan kertas berpetak kepada masing-masing siswa dan menjelaskan langkah-langkah melakukan operasi hitung perkalian pecahan dengan menggunakan kertas berpetak.

Gambar 4.2 Guru Menjelaskan Langkah-Langkah Operasi Hitung Perkalian Pecahan dengan Media Kertas

  Berpetak langkah-langkah melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa menggunakan media kertas berpetak. Siswa diminta untuk mengikuti langkah-langkah melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa pada kertas berpetak yang telah dibagikan oleh guru. Siswa masih banyak yang belum memahami mengenai operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dengan menggunakan kertas berpetak. Siswa banyak yang bertanya kepada guru mengenai cara melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa menggunakan kertas berpetak. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang merasa kesulitan dan membimbing siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa menggunakan kertas berpetak.

Gambar 4.3 Siswa dibimbing Guru dalam Melakukan Operasi Hitung Perkalian Pecahan Biasa pada

  Kertas Berpetak oleh guru dalam melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa menggunakan kertas berpetak. Siswa yang merasa bingung dan malas dalam mengerjakan akhirnya bisa memahami dan semangat dalam mengerjakan. Siswa sangat antusias terhadap penggunaan media sehingga pembelajaran di dalam kelas dapat berlangsung dengan efektif. Siswa melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa pada kertas berpetak dan dapat menurunkan rumus operasi hitung perkalian pecahan.

  Guru memberikan beberapa contoh soal operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dan siswa diminta untuk mengerjakan menggunakan rumus yang telah diturunkan. Beberapa siswa diminta untuk maju mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di papan tulis, tetapi belum ada siswa yang berani untuk maju mengerjakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dipahami. Materi selesai disampaikan kepada siswa, kemudian guru membentuk kelompok belajar. Setiap kelompok memiliki 4-5 anggota yang dipilih oleh guru sesuai dengan urutan nomor absen siswa. Pada saat pembagian kelompok suasana kelas menjadi gaduh, karena siswa harus berpindah tempat duduk untuk membentuk kelompok. Guru memberi perintah agar siswa tidak anggota kelompok yang telah dibagi oleh guru dan tidak boleh membenci teman kelompok, karena masing-masing anggota kelompok harus saling bekerja sama. Guru menjelaskan bahwa saat berkelompok mereka akan melakukan permainan balok pecahan.

  Guru membagikan satu set media permainan balok pecahan dan peraturan permainan balok pecahan yang berisi sama kepada masing-masing anggota kelompok. Siswa diminta untuk membuka set media permainan balok pecahan dan masing-masing siswa diminta untuk memegang satu buah balok pecahan. Guru meminta siswa untuk mengamati bagian-bagian balok pecahan yang telah dipegang oleh masing-masing siswa, dengan cara membaca aturan permainan balok pecahan yang telah dibagikan oleh guru.

Gambar 4.4 Siswa Mengamati dan Mendengarkan Penjelasan Guru Mengenai Bagian Balok Pecahan dan

  Aturan Permainan Balok Pecahan

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa siswa sedang mengamati balok pecahan dan mendengarkan penjelasan guru mengenai pecahan yang sudah dibagikan oleh guru. Guru dibantu oleh observer menunjukkan cara melakukan permainan balok balok pecahan. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok, agar siswa dapat mengerjakan soal-soal yang ada di dalam balok pecahan pada LKS. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan permainan balok pecahan.

  Suasana kelas menjadi sangat ramai dan gaduh karena masih banyak siswa yang belum memahami cara permainan balok pecahan dan banyak siswa yang menghampiri guru untuk bertanya dan meminta bantuan. Guru meminta siswa untuk kembali ke dalam anggota kelompok masing-masing dan guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan dalam menyusun alur dalam permainan balok pecahan.

Gambar 4.5 Guru Mengamati dan Membantu Siswa dalam Melakukan Permainan Balok Pecahan untuk mengamati siswa yang sedang melakukan permainan balok pecahan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Observer berkeliling dan menilai aktivitas siswa. Waktu yang telah ditentukan untuk melakukan permainan balok pecahan telah selesai, tetapi belum ada kelompok yang dapat menyelesaikan alur permainan balok pecahan. Siswa dan guru bersama-sama membahas soal yang ada di dalam balok pecahan dan dicocokan dengan jawaban yang ada di dalam LKS yang telah siswa kerjakan, dan menuliskan jawaban yang benar di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami.

  c) Kegiatan Akhir Kegiatan akhir siklus I pertemuan 1, guru menjelaskan rangkuman materi secara singkat dan meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada di dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) sebagai tugas rumah (PR) agar siswa lebih memahami materi. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk terus belajar dan memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta siswa untuk membaca hamdalah “Alhamdulillah” dan mengucapkan salam.

  Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin,

  18 Januari 2016 selama tiga jam pelajaran yaitu mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.15 WIB. Materi yang disampaikan yaitu melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran atau sebaliknya dan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan desiamal atau sebaliknya. Pelaksanaan tindakan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Siswa datang dan memasuki kelas sebelum bel berbunyi sehingga memperlancar pembelajaran yang akan dimulai. Guru dibantu observer membagikan topi kerucut bernomor kepada siswa sesuai dengan nomor urut masing-masing siswa. Topi kerucut bernomor tersebut dipakai oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.

  a) Kegiatan Awal Pembelajaran dimulai denga n siswa berdo‟a bersama yang dipimpin oleh ketua kelas, siswa memberikan salam kepada guru. Guru menegur siswa yang pada saat berdo‟a terlihat masih berbicara dan bermain dengan teman, karena sikap yang kurang baik tersebut dilakukan lagi oleh siswa akhirnya guru membuat kesepakatan dengan siswa, yaitu apabila pada pertemuan berikutnya masih ada siswa yang berbicara dan bermain pada saat berdo‟a, maka siswa tersebut harus membaca suratan pendek berdo‟a lebih baik tidak berbicara sendiri dan khusyu dalam berdo‟a. Guru mempresensi kehadiran siswa dengan bertanya kepada siswa “Siapa yang hari ini tidak berangkat?”, siswa kompak menjawab berangkat semua. Sehingga pada siklus I pertemuan 2 seluruh siswa yang hadir yaitu sejumlah 30 siswa.

  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan uraian kegiatan serta menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan. Apersepsi yang dilakukan oleh guru adalah mengingatkan siswa mengenai materi sebelumnya yaitu mengenai operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih memahami materi pecahan, terutama operasi hitung perkalian pecahan karena bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa. Guru dan siswa juga membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya.

  b) Kegiatan Inti Guru memasuki materi baru dan mempresentasikan materi menggunakan ceramah dan menjelaskan di papan tulis mengenai operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran atau sebaliknya, dan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan materi sesekali menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Siswa terlihat senang saat guru menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah memahami materi. Guru memberikan contoh soal mengenai operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran atau sebaliknya dan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal atau sebaliknya. Guru meminta beberapa orang siswa untuk maju mengerjakan soal yang telah dituliskan oleh guru di papan tulis. Siswa masih banyak yang takut dan ragu-ragu untuk maju mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani maju mengerjakan soal di papan tulis.

Gambar 4.6 Siswa Maju Mengerjakan Soal di Papan TulisGambar 4.6 menunjukkan bahwa siswa setelah diberikan motivasi ada yang berani maju untuk mengerjakan soal yang di

  berikan oleh guru di papan tulis. Siswa yang berani maju yaitu RM. lain juga diminta untuk mengerjakan di buku tulis mereka masing- masing. Guru dan siswa yang lain mengoreksi jawaban dari RM dan jawaban RM benar. Guru meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada RM. Siswa yang awalnya tidak berani maju akhirnya berani untuk maju mengerjakan soal yang lain yang telah dituliskan oleh guru di papan tulis.

  Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Suasana kelas menjadi sedikit ramai saat siswa menuju kelompoknya. Guru memerintahkan siswa supaya tidak ramai, setelah siswa tenang guru membagikan satu set media permainan balok pecahan, petunjuk permainan balok pecahan, dan LKS kepada setiap kelompok. Siswa terlihat senang dan antusias karena tahu akan melakukan permainan balok pecahan lagi. Guru menjelaskan dan mengingatkan kembali aturan permainan balok pecahan. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan permainan balok pecahan dan memberikan motivasi kepada siswa dengan mengatakan bahwa kelompok yang dapat menyelesaikan permainan terlebih dahulu akan mendapatkan bintang. Siswa lebih bekerja keras untuk segera menyelesaikan permainan balok pecahan agar dapat memenangkan permainan balok pecahan.

Gambar 4.7 Siswa Melakukan Permainan Balok PecahanGambar 4.7 menunjukkan bahwa siswa sedang melakukan permainan balok pecahan. Seperti pada pertemuan sebelumnya,

  masih banyak siswa yang merasa kesulitan melakukan permainan balok pecahan. Beberapa kelompok terlihat sudah bisa melakukan permainan balok pecahan. Masing-masing kelompok terlihat berusaha keras untuk dapat menyelesaiakan alur permainan balok pecahan sesuai dengan alur yang telah dibuat oleh guru. Siswa juga terlihat asyik dan senang dalam melakukan permainan balok pecahan.

  Guru berkeliling melihat dan mengawasi siswa dalam melakukan permainan balok pecahan. Guru memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Satu kelompok telah dapat menyelesaiakan permainan balok pecahan sebelum waktu yang telah ditentukan oleh guru habis. Guru melihat dan mencocokan alur yang telah diselesaikan dan ternyata alurnya sesuai dengan alur yang telah dibuat oleh guru. balok pecahan telah selesai, guru berkeliling untuk melihat alur permainan masing-masing kelompok. Beberapa kelompok sudah ada yang dapat menyelesaikan alur permainan balok pecahan dengan benar, tetapi masih ada juga kelompok yang alur balok pecahannya masih belum tepat.

Gambar 4.8 Alur Balok Pecahan Belum TepatGambar 4.8 menunjukkan bahwa masih ada kelompok dalam melakukan permainan balok pecahan belum sesuai dengan

  alur yang telah ditentukan oleh guru. Guru dan siswa membahas soal yang ada di dalam balok pecahan dan menuliskannya di papan tulis. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa yang belum memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.

  Kelompok yang telah dapat menyelesaiakan permainan balok pecahan terlebih dahulu dan sesuai dengan alur yang telah dibuat oleh guru diminta untuk maju ke depan dan guru memberikan penghargaan sebuah bintang kepada kelompok tersebut.

  Kegiatan akhir siklus I pertemuan 2 siswa mengerjakan soal evaluasi dan mengisi angket sikap kerja keras. Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada masing-masing siswa. Guru membacakan terlebih dahulu peraturan mengerjakan soal. Siswa berdo‟a sebelum mengerjakan soal evaluasi. Guru membagikan angket sikap kerja keras dan menjelaskan petunjuk pengisian angket kepada siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami, serta membuat rangkuman materi bersama siswa setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi dan mengisi angket sikap kerja keras.

  Guru memberikan tugas rumah atau PR agar siswa lebih memahami materi. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk rajin belajar dan memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru menutup pelajaran dengan meminta siswa untuk mengucapkan hamdalah “Alhamdulilah” secara bersama-sama dan mengucapkan salam.

c. Pengamatan (Observasi)

  Pengamatan (observasi) dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan pembelajaran atau tindakan serta dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Kegiatan observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kegiatan Observasi dilakukan oleh aktivitas siswa dari awal sampai akhir pembelajaran, observer I memberikan penilaian pada aktivitas siswa dengan mengacu pada lembar observasi aktivitas siswa dengan menuliskan angka 1, 2, 3, atau 4 pada kolom yang tersedia. Skor 1 kriteria kurang, skor 2 kriteria cukup, skor 3 kriteria baik, dan skor 4 kriteria sangat baik. Observer II bertugas untuk mengamati aktivitas guru dengan memberikan penilaian pada lembar yang sudah tersedia, pengamat memberikan penilaian dengan memberikan tanda centang

  (√) pada kolom yang tersedia dengan penggolongan skor 1 sampai dengan 4.

  Siklus I yang menjadi guru pelaksana tindakan adalah Nur Noviliana. Ibu Ruspiyati S.Pd., sebagai observer aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Ibu Ruspiyati S.Pd menjadi observer aktivitas siswa karena Ibu Ruspiyati adalah guru kelas V B sehingga sudah lebih tahu dan lebih hafal dengan siswa, sehingga dapat mempermudah dalam melakukan observasi dan penilaian pada siswa. Fitria Febriani sebagai observer II bertugas mengamati aktivitas guru. Aspek yang diamati dari observasi pada siklus I diantaranya sebagai berikut:

1) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

  Aktivitas guru yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung, dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, meliputi beberapa aspek yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran langsung dilihat dalam tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR Rata- Rata P 1 P 2

A. Pendahuluan

  13. Menguasai kelas dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai alokasi waktu

  1. Memberikan penghargaan berupa predikat atau pujian pada kelompok diskusi/individu

  2 C. Penutup

  2

  2

  2

  2

  2

  3

  12. Melaksanakan pembelajaran secara sistematis dan runtut 2 3 2,5

  3

  3

  3

  11. Memberikan bantuan jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam permainan balok pecahan

  3

  3

  3

  10. Berkeliling memantau siswa pada saat melakukan permainan balok pecahan

  3

  3

  2

  2

  Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi tindakan guru pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut: pada tahap pendahuluan, guru

  Baik Keterangan : P 1 = pertemuan 1, P 2 = pertemuan 2

  2 Jumlah 58 63 60,5 Rata-Rata 2,41 2,62 2,52 Kriteria

  2

  2

  2 IV TEKNIK BERTANYA GURU

  2

  3 III PENGELOLAAN WAKTU

  2. Bersama-sama menyimpulkan materi

  3

  3

  4. Guru menutup pelajaran dengan salam

  3

  3

  3

  3. Memberikan tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah (PR)

  2 3 2,5

  2

  2

  I PERSIAPAN (Secara Keseluruhan)

  3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

  3

  3

  2. Menggunakan model pembelajaran dengan tepat

  1. Penyampaian materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran 2 3 2,5

  3 B. Kegiatan Inti

  3

  3

  2

  3. Menggunakan media secara efektif dan efisien

  2

  2

  2. Memotivasi siswa

  2 3 2,5

  1. Apersepsi

  3 II PELAKSANAAN

  3

  3

  3

  2

  9. Menjelaskan secara jelas langkah-langkah permainan balok pecahan

  6. Menumbuhkan sikap terbuka terhadap respon siswa

  3

  3

  3

  8. Membagi LKS permainan balok pecahan

  7. Membagi siswa dalam kelompok untuk bermain permainan balok pecahan 2 3 2,5

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  5. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

  3

  3

  3

  4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

  2

14. Melakukan evaluasi pembelajaran

  model pembelajaran yang akan digunakan dan bagaimana langkah- langkahnya kurang jelas, sehingga kurang dapat dipahami oleh siswa.

  Penyampaian apersepsi sudah cukup baik karena terbukti dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

  Kegiatan inti guru menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran sudah baik.

  Menyajikan materi sudah cukup baik yaitu materi disajikan secara sistematis dan runtut. Guru sudah baik dalam menggunakan media kertas berpetak dan media permainan balok pecahan, siswa juga dilibatkan dalam pemanfaatan media yang ada, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru dalam membagi kelas menjadi beberapa kelompok sudah cukup baik, ini dikarenakan garu membagi kelompok urut dengan nomor urut siswa, sehingga siswa lebih mudah dalam berkelompok, tetapi dalam pembagian kelompok siswa masih begitu ramai karena kelompok baru ditentukan oleh guru.

  Guru menjelaskan langkah-langkah permainan balok pecahan sudah cukup baik, karena masih banyak siswa yang ramai sehingga masih banyak siswa yang belum memahami langkah-langkah permainan balok pecahan. Siswa juga telah mendapatkan petunjuk permainan balok pecahan dan LKS yang telah dibagikan oleh guru pecahan.

  Guru dalam membimbing siswa dalam melakukan permainan balok pecahan sudah baik, hal ini dikarenakan guru mau berkeliling mengamati dan mengontrol jalannya permainan, guru juga membantu siswa yang bertanya dan belum paham mengenai langkah-langkah permainan balok pecahan sehingga permainan balok pecahan dapat berjalan dengan baik. Guru tergolong sudah cukup baik dalam menginstruksikan siswa saat kegiatan pembelajaran, saat menyimpulkan hasil diskusi, dan dalam melakukan evaluasi pembelajaran.

  Kegiatan akhir yaitu guru memberikan penghargaan berupa predikat atau pujian pada kelompok diskusi yang terbaik, guru memberikan bintang kepada kelompok tercepat yang berhasil menyelesaikan permainan balok pecahan dan sesuai dengan alur permainan balok pecahan yang telah ditentukan oleh guru. Guru tergolong sudah cukup baik dalam membimbing siswa untuk menyimpulkan materi. Guru juga memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah. Pada saat kegiatan inti yaitu dalam menjelaskan dengan menggunakan media kertas berpetak dan media permainan balok pecahan, guru membutuhkan waktu yang cukup lama agar siswa dapat memahaminya, dan dalam sisklus I ini siswa diberikan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan permainan balok pecahan, alokasi waktu yang telah ditentukan, dan masih ada beberapa kegiatan akhir yang belum dilaksanakan oleh guru.

  Secara keseluruhan aktivitas guru selama siklus I berlangsung dapat digolongkan dalam kriteria baik. Hasil lembar observasi aktivitas guru pada pertemuan 1 diperoleh rata-rata skor 2,41 dan pada pertemuan 2 diperoleh skor 2,62. Penilaian aktivitas guru pada siklus I menggunakan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan melalui lembar penilaian aktivitas guru pada siklus I diperoleh skor rata-rata 2,52, hal ini sesuai dengan perhitungan rentang skor rata-rata yang menunjukan kriteria baik.

2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

  Hasil observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran, observasi yang telah dilaksanakan diperoleh hasil seperti pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

  Respon Siswa No Kegiatan Siswa Jumlah Rata-Rata P 1 P 2 A Memperhatikan penjelasan guru

  74 81 155 77,5 B Mengamati media dan alat peraga yang digunakan 77 82 159 79,5 oleh guru

  C Merespon pertanyaan dari guru dan berani

  73 78 151 75,5 bertanya mengenai materi yang belum dipahami D Mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh

  78 80 158

  79 guru E Berkelompok sesuai dengan kelompoknya dengan

  73 86 159 79,5 tertib dan aktif dalam diskusi kelompok F Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh dan

  74 79 153 76,5 tepat waktu

Jumlah 449 486 935 467,5

Rata-rata skor pertemuan 2,49 2,70 5,19 2,59

Rata-rata skor siklus I = 2,59 Kriteria skor rata-rata = Baik

  Keterangan : P = pertemuan 1, P = pertemuan 2 1 2 pada siklus I menggunakan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan tergolong cukup baik. Siswa sebagian besar telah memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi, walaupun ada beberapa siswa yang bercerita dan bermain-main dengan temannya. Siswa telah banyak yang merespon pertanyaan guru dengan baik secara bersama-sama, tetapi siswa masih ragu dalam menjawab pertanyaan dari guru dan masih belum berani untuk menjawab sendiri pertanyaan dari guru sehingga kelas masih didominasi oleh siswa yang pintar saja. Siswa sebagian besar sudah cukup baik dalam mencatat hal-hal penting yang disampaikan dan dituliskan oleh guru.

  Siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya dengan baik dan tertib. Permainan balok pecahan berlangsung, sebagian besar siswa telah berperan aktif dalam menyelesaikan alur permainan balok pecahan dan mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh agar dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.

  Secara keseluruhan aktivitas siswa selama siklus I berlangsung dapat digolongkan dalam kriteria baik. Hasil lembar observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 diperoleh rata-rata skor 2,49 dengan kriteria cukup dan pada pertemuan 2 diperoleh skor 2,70 dengan kriteria baik. Penilaian aktivitas siswa pada siklus I menggunakan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan melalui lembar penilaian aktivitas siswa pada siklus I diperoleh skor yang menunjukan kriteria baik.

3) Hasil Angket Sikap Kerja Keras Siklus I

  Pencapaian angket kerja keras siswa pada siklus I melalui model pembelajaran langsung dengar permainan balok pecahan di kelas V B SD Negeri Panambangan dapat dilihat dari tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Angket Sikap Kerja Keras Siswa Siklus I

  Jumlah No Pernyataan Skor

  1 Saya memanfaatkan berbagai sumber untuk meningkatkan pengetahuan

  64

  2 Saya rajin dan lebih keras dalam belajar agar bisa mengalahkan teman

  79

  3 Saya berusaha keras dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sampai

  80 dengan selesai walaupun mengalami kesulitan

  4 Saya senang mengikuti pelajaran matematika dan mencari sumber lain

  68 untuk menambah wawasan

  5 Apabila guru memberikan tugas, saya tidak mau bekerja keras untuk

  80 menjawabnya

  6 Apabila guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah saya melihat

  80 teman

  7 Saya mengajak teman untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif

  70 (nyaman untuk belajar)

  8 Saya membaca catatan yang sudah saya tulis saat guru menjelaskan

  65 materi

  9 Apabila guru sedang menjelaskan materi saya selalu mendengarkan

  72 dan mencatat hal yang penting

  10 Apabila guru sedang menjelaskan materi saya asyik bercerita dengan

  73 teman

  11 Saya melaksanakan tanggung jawab yang diberikan guru sebaik-

  74 baiknya dengan mengumpulkan tugas tepat waktu

  12 Saya tidak mau melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang

  89 diberikan guru

  13 Saya menyuruh teman untuk mengerjakan tugas yang sulit

  90

  14 Saya memeriksa tugas yang telah selesai dikerjakan sebelum

  64 dikumpulkan

  15 Apabila saya mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika saya

  80 akan bertanya kepada teman dan guru

  16 Saya mengamati media yang ditampilkan guru dengan sungguh-

  81 sungguh Jumlah : 1209 Rata-Rata Skor Siklus I : 2,51 Kriteria : Baik keras di atas yang diperoleh dari data angket sikap kerja keras siswa yang telah diberikan kepada 30 siswa yang hadir diperoleh data bahwa jumlah skor keseluruhan yaitu 1209, dengan rata-rata skor 2,51, artinya kriteria sikap kerja keras siswa pada siklus I yaitu baik.

  Berdasarkan pernyataan yang ada, dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum memanfaatkan berbagai sumber untuk meningkatkan pengetahuannya. Siswa masih kurang untuk membaca catatan yang sudah ditulis dan jarang untuk mengoreksi hasil pekerjaan sebelum siswa mengumpulkan tugas kepada guru.

4) Hasil Prestasi Belajar Siklus I

  Pencapaian prestasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar siswa yang diperoleh pada siklus I, hasil ketuntasan belajar siswa dapat ditunjukan pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I

  

No Indikator Keterangan

  1. Jumlah seluruh siswa 30 siswa

  2. KKM

  65

  3. Jumlah siswa yang tuntas 20 siswa

  4. Jumlah siswa yang belum tuntas 10 siswa

  5. Jumlah seluruh nilai 2284

  6. Nilai terendah

  52

  7. Nilai tertinggi 100

  8. Rata-rata siklus I 76,13

  9. Persentase ketuntasan siklus I 66,66%

  10. Kriteria Baik

  Berdasarkan tabel 4.4 rekapitulasi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pecahan yang dilaksanakan pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,13. Jumlah siswa yang tuntas adalah 20 siswa dari 30 jumlah seluruh siswa. Sedangkan siswa Persentase ketuntasan yang dicapai pada siklus I adalah 66,66% dengan kriteria baik.

  Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa 10 siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal evaluasi.

  Siswa yang belum tuntas, mendapatkan nilai yang kurang baik dan belum mencapai batas ketuntasan. Siswa kurang bekerja keras dalam menyelesaikan soal yang ada, siswa terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal, dan saat akan dikumpulkan pekerjaannya tidak dikoreksi terlebih dahulu, selain itu siswa kurang aktif dalam kelompok saat melakukan permainan balok pecahan.

d. Refleksi

  Refleksi diadakan terhadap hasil tindakan, yang digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan selama proses pelaksanaan tindakan dalam siklus I. Hasil tindakan siklus I dengan hasil sebagai berikut: Kelebihan: 1) Guru dalam membimbing siswa sudah baik, karena guru berkeliling saat siswa mencoba menggunakan media kertas berpetak dan melakukan permainan balok pecahan. 2) Berdasarkan hasil observasi siswa, siswa telah berperan aktif dalam mengamati dan berperan serta dalam penggunaan media yang digunakan oleh guru, seperti dalam melakukan percobaan dengan berpetak dan permainan balok pecahan. Kekurangan: 1) Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran diperoleh rata-rata skor sebesar 2,52 dengan kriteria baik. Walaupun begitu perlu adanya refleksi terhadap beberapa kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan. Guru dalam memberikan penjelasan mengenai penggunaan media kertas berpetak dan aturan permainan balok pecahan kurang begitu jelas, sehingga siswa masih banyak yang bingung dan kegiatan pembelajaran melebihi alokasi waktu yang sudah ditentukan. 2) Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh rata-rata skor 2,59 dengan kriteria baik. Hasil observasi aktivitas siswa terlihat masih sedikit siswa yang berani untuk menanyakan hal-hal yang sulit kepada guru dan siswa masih ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan dari guru. Siswa terlalu terburu-buru dalam menyelesaika tugas dari guru dan tidak mengoreksi hasil pekerjaannya sebelum dikumpulkan kepada guru. 3) Berdasarkan hasil evaluasi siklus I diperoleh nilai rata-rata 76,13 dengan ketuntasan belajar 66,66% dengan kriteria baik. Upaya meningkatkan prestasi belajar perlu dilakukan agar ketuntasan prestasi belajar terpenuhi 85% dari jumlah siswa.

  2,51 dengan kriteria baik, sehingga masih perlu ditingkatkan agar sikap kerja keras siswa menjadi lebih baik.

  5) Siswa sebagian besar belum terampil menggunakan media kertas berpetak dan bermain balok pecahan sehingga diperlukan bimbingan yang lebih ekstra dari guru supaya siswa dapat terampil menggunakan media kertas berpetak dan melakukan permainan balok pecahan agar dapat cepat menyelesaikan permainan balok pecahan sesuai dengan alur yang telah ditentukan oleh guru.

  Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Upaya yang perlu dilakukan untuk siklus berikutnya diantaranya adalah: 1) Guru dalam menjelaskan penggunaan media dan aturan permainan balok pecahan harus dengan menggunkan kata-kata yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami oleh siswa. 2) Siswa diberikan dorongan dan motivasi agar siswa berani bertanya dan menyampaikan pendapatnya walaupun hanya dengan sekedar pujian atau acungan jempol kepada siswa yang sudah menjawab dengan benar.

  3) Guru dan observer berusaha menciptakan suasana yang akrab sehingga siswa tidak takut, tidak terbebani dengan kehadiran guru dan observer, sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar. Caranya yaitu dengan menggunakan bahasa yang santai, sering berkomunikasi melakukan permainan balok pecahan. 4) Guru lebih banyak memberikan waktu untuk bertanya jawab dengan siswa, agar dapat memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk bertanya. 5) Guru harus lebih menambah perhatian untuk membimbing siswa dalam menggunakan media kertas berpetak dan dalam melakukan permainan balok pecahan agar siswa melakukan permainan balok pecahan sesuai dengan aturan yang ada.

2. Hasil Penelitian Siklus II a. Hasil Perencanaan

  Perencanaan pada siklus II berdasarkan pada hasil refleksi siklus I, dengan harapan pada siklus II dapat memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Kegiatan siklus II pada tahap perencanaan meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang diajarkan sesuai dengan model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan yang digunakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

  2) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan angket sikap kerja keras siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui baik tidaknya pengelolaan pembelajaran dan mengukur kesesuaian proses pembelajaran melalui model observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengukur aktivitas siswa pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Angket sikap kerja keras siswa digunakan untuk memperoleh informasi mengenai sikap kerja keras siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika materi pecahan melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan.

  3) Menyusun dan menyiapkan sarana dan media yang akan digunakan pada proses pembelajaran. Sarana yang digunakan yaitu LKS dan lembar soal. Media yang digunakan pada materi pembagian pecahan yaitu menggunakan kertas lipat, untuk menjelaskan mengenai arti operasi hitung pembagian pecahan dan menurunkan rumus pembagian pecahan. Menyiapkan set balok pecahan yang akan digunakan untuk permainan balok pecahan dalam proses pembelajaran. 4) Mempersiapkan soal tes atau evaluasi akhir siklus. Tes atau evaluasi akhir siklus dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada aspek kognitif yaitu dalam menguasai materi yang telah diajarkan.

b. Pelaksanaan

  Pelaksanaan tindakan melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada siklus II dibagi menjadi 2 pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan 2. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 19 Januari 2016 dan pertemuan 2 pada hari Sabtu, tanggal 23 Januari 2016 di kelas V B SD Negeri Panambangan dengan alokasi waktu 3x35 menit atau sama dengan 3 jam pelajaran. yang telah disusun, yaitu pokok bahasan melakukan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan persen atau sebaliknya, melakukan operasi hitung perkalian pecahan campuran dengan persen atau sebaliknya pada pertemuan pertama. Pokok bahasan menjelaskan bahwa pembagian adalah pengurangan yang berulang dan melakukan operasi hitung pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa pada pertemuan kedua. 1) Hasil Siklus II Pertemuan 1

  Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Januari 2016 selama tiga jam pelajaran yaitu mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.45 WIB. Pelaksanaan tindakan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Siswa datang dan memasuki kelas sebelum bel berbunyi sehingga memperlancar pembelajaran yang akan dimulai. Guru dibantu observer membagikan topi kerucut bernomor kepada siswa yang sesuai dengan nomor urut masing-masing siswa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Topi kerucut bernomor tersebut dipakai oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.

  Pembelajaran dimulai dengan siswa berdo‟a bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. Siswa memberikan salam kepada guru setelah siswa berdo‟a.

Gambar 4.9 Siswa Berdo’aGambar 4.9 menunjukkan bahwa siswa sedang berdo‟a bersama dan masih terlihat ada siswa yang bermain sendiri saat

  berdo‟a. Berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat pada saat pertemuan sebelumnya, maka siswa yang masih bermain saat berdo‟a diminta untuk membacakan suratan pendek. Guru mengingatkan kembali kepada siswa agar pada saat berdo‟a lebih baik tidak berbicara sendiri, bermain sendiri dan harus khusyu dalam berdo‟a. Guru mempresensi kehadiran siswa. Pada siklus II pertemuan 1 seluruh siswa hadir, sehingga jumlah siswa adalah 30 siswa.

  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan uraian kegiatan serta menginformasikan model pembelajaran yang digunakan. Guru melakukan apersepsi dengan cara mengingatkan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran atau sebaliknya dan opersi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal atau sebaliknya. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih memahami materi pecahan, terutama operasi hitung perkalian pecahan karena bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal atau sebaliknya. Guru membimbing siswa juga membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya.

  b) Kegiatan Inti Guru memasuki materi baru dan mempresentasikan materi menggunakan ceramah dan penjelasan di papan tulis mengenai operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan persen atau sebaliknya dan operasi hitung perkalian pecahan campuran dengan persen atau sebaliknya. Guru dalam menyampaikan materi sesekali menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Siswa terlihat senang saat guru menggunakan bahasa sehari- hari sehingga siswa lebih mudah memahami materi.

  Guru memberikan contoh soal mengenai operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan persen atau sebaliknya dan operasi hitung perkalian pecahan campuran dengan persen atau sebaliknya. Guru meminta beberapa orang siswa untuk maju mengerjakan soal oleh guru, ada yang langsung mau maju ke depan untuk menjawab pertanyaan guru di papan tulis, tetapi masih banyak juga siswa yang takut untuk maju mengerjakan. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar berani maju mengerjakan soal di papan tulis, dan mengapresiasi kepada siswa yang berani maju mengerjakan soal di papan tulis dengan meminta siswa yang lain untuk memberikan tepuk tangan.

  Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Suasana kelas menjadi sedikit ramai saat siswa menuju kelompoknya. Guru memerintahkan siswa supaya tidak ramai, setelah siswa tenang guru membagikan satu set media permainan balok pecahan, petunjuk permainan balok pecahan, dan LKS kepada setiap kelompok.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SD NEGERI 2 KANGKUNG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG

0 11 52

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

0 33 267

PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN BERBANTUAN BLOK PECAHAN SISWA KELAS IV SD 2 PIJI

0 0 24

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD 2 TUMPANGKRASAK KUDUS

0 0 22

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD 2 BACIN SKRIPSI

0 1 19

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN TEROPONG PECAHAN DI KELAS IV SDN 08 PONTIANAK UTARA

0 0 12

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD 4 HADIPOLO TAHUN 20132014 SKRIPSI

0 0 24

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD 2 JURANG

0 1 24

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBANTUAN PERMAINAN JAMURAN MATERI PECAHAN SISWA KELAS V SDN MINTOMULYO

0 1 26

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian - GAME EDUKASI MATEMATIKA KELIPATAN DAN FAKTOR BILANGAN BERBASIS ANDROID PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 32