BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemampuan Berargumentasi - UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BE RARGUMENTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DI KELAS VII B SMP MUHAMMADIY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kemampuan Berargumentasi

  Kemampuan adalah kuasa, kesanggupan melakukan sesuatu (Tim Penyusun Kamus, 2005). Argumentasi adalah suatu bentuk retoritika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara (Keraf, 2007). Oleh karena itu semakin banyak disodorkan bukti-bukti maka akan semakin kuat argumentasi itu. Untuk memperkuat argumentasi dapat dipergunakan data-data statistik, fakta atau pengalaman-pengalaman kongkret aktual (Hendrikus, 1991).

  Menurut Keraf (2007), dalam dunia ilmu pengetahuan, argumentasi itu tidak lain dari pada usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. Oleh karena itu, berargumentasi merupakan cara yang sangat bagus dalam kegiatan diskusi dan untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang persoalan kompleks. Doronglah mereka untuk bekerja dengan rekan sebangku atau gugusan kelompok kecil.

  3. Jelaskan bahwa siswa mana saja bias memulai debat. Setelah seorang siswa memiliki kesempatan untuk mengajukan satu argument yang mendukung pendapatnya, beri kesempatan untuk munculnya argument lain atau argument yang berseberangan dari kelompok lain. Lanjutkan diskusi, lakukan prosesnya dengan cepat.

  4. Akhiri kegiatan ini dengan membandingkan persoalan menurut pandangan seorang guru.

  Kesimpulannya yaitu, kemampuan berargumentasi adalah suatu kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam hal ini adalah siswa dalam pemberian alasan-alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat dengan mengajukan bukti-bukti menggunakan prinsip-prinsip logika sehingga orang lain percaya pada pendapat atau alasan yang dikemukakan (Rahayu, 2008).

2.2 Biologi

  Menurut Depdiknas (2004), Biologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengenal diri sendiri, mengenal makhluk hidup di sekitar, lebih lanjut dibidang biologi dan bidang lain yang berhubungan dengan biologi dan membangkitkan rasa sayang terhadap makhluk hidup (Sastrodinoto, 1985).

2.3 Model Pembelajaran

  Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2011). Jadi, model pembelajaran dapat dijadikan pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu: pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai, pertimbangan terhadap bahan atau materi pembelajaran, pertimbangan dari sudut peserta didik, serta pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis (Rusman, 2011)

  Menurut Winataputra (1994) dalam Julianto (2010), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

  1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

  2. Memiliki misi atau tujuan pendidikan tertentu.

  3. Dapat dijadikan pedoman umtuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.

  4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah-langkah pembelajaran/syntax; (b) adanya prinsip-prinsip reaksi; (c) sistem sosial; dan (d) sistem pendukung.

  5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.

2.4 Pembelajaran Berbasis Masalah/Problem Based Learning (PBL)

  Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya serta mampu mengembangkan ketrampilan berfikir. Menurut Rusman (2011) salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya ketrampilan berfikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (disingkat PBM).

  Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan mereka belum boleh mengakhiri diskusinya sebelum mereka yakin bahwa seluruh anggot kelompoknya menyelesaikan tugasnya (Suyatmi, 2008).

  Menurut Moffit (2002) dalam Rusman (2011), pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Dengan demikian, siswa diharapkan memiliki pemahaman yang utuh dari sebuah materi yang diformulasikan dalam masalah. Masalah- masalah tersebut menjadi titik tolak pembelajaran untuk memahami prinsip, dan mengembangkan keterampilan yang berbeda dengan pembelajaran pada umumnya.

  Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: 1. permasalahan menjadi starting point dalam belajar 2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan di dunia nyata.

  3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda

  4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar

  8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan

  9. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar

  10. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

  Menurut Ismail (2002) dalam Rusman (2011), langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: Fase Aspek Tingkah Laku Guru

  1 Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logisti yang diperlukan dan memotifasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

  2 Mengorganisasi siswa untuk Membantu siswa mendefinisikan dan belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

  3 Membimbing pengalaman Mendorong siswa untuk individual/kelompok mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

  4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan menyajikan hasil karya dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka

  1. Keunggulan

  a) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.

  b) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

  c) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

  d) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

  e) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

  f) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

  g) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

  h) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk j) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

  2. Kelemahan

  a) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

  b) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

  c) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

2.5 Hasil Penelitian Tindakan Kelas Terdahulu

  Beberapa hasil penelitian dibidang pendidikan selama ini berorientasi pada peningkatan mutu pembelajaran. Suyatmi (2008), melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajara Problem Based

  Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika

  Banyumas. Hasil yang diperoleh yaitu hasil belajar biologi siswa kelas IX

  IPA 4 SMA Negeri Banyumas dapat ditingkatkan. Penelitian lain yaitu, Kristiyani (2008) melakukan penelitian menguji efektivitas metode PBL pada mata kuliah psikologi kepribadian, hasilnya yaitu dengan menggunakan metode PBL terjadi peningkatan kesenangan belajar dibandingkan dengan menggunakan metode tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIB SMP Muhammadiyah Sokaraja Kabupaten Banyumas pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

  3.2 Subyek Penelitian

  Subyek penelitian yaitu anak didik kelas VIIB SMP Muhammadiyah Sokaraja, dengan jumlah 36 anak didik yang terdiri dari 19 perempuan dan 17 laki-laki.

  3.3 Data dan Sumber Data

1. Data

  Rincian data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian adalah:

Tabel 3.1 Sumber data dan data

  No Sumber Data Data

  1 Siswa 1) Aktivitas siswa khususnya aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan berargumentasi. 2) Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

3.4 Indikator aktivitas

  Indikator aktivitas digunakan untuk mengetahui pencapaian aktivitas yang diamati tertera dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Indikator Aktivitas Kemampuan Argumentasi Siklus I Pertemuan 1

  No Indikator Kemampuan Indikator Aktivitas Kriteria Argumentasi

  1. Siswa mampu bertanya mengenai materi satuan-satuan

  SB (Sangat Baik) : Jika dalam ekosistem.

  • 1 Kemampuan Bertanya

  siswa mampu menguasai 2. Siswa mampu bertanya mengenai materi faktor biotik. 5 indikator dari 5

  3. Siswa mampu bertanya mengenai materi faktor abiotik indikator. dalam ekosistem.

  • B (Baik) : Jika siswa

  4. Siswa mampu bertanya tapi tidak sesuai materi yang mampu menguasai 4 sedang dibahas.

  5. Siswa mampu bertanya berulang kali. indikator dari 5 indikator.

  1. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

  C (Cukup) : Jika siswa pertanyaan oleh guru.

  • 2 Kemampuan menjawab

  mampu menguasai 3

  2. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan indikator dari 5 indikator. oleh teman mengenai materi satuan-satuan ekosistem.

  • K ( Kurang) : Jika siswa

  3. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi mampu menguasai 2 faktor abiotik dalam ekosistem.

  4. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi indikator dari 5 indikator. faktor biotik dalamekosistem.

  SK (Sangat Kurang)

  • :

  5. Siswa mampu menjawab pertanyaan berulang kali Jika siswa mampu

  3 Kemampuan

  1. Siswa mampu menyampaikan pendapat kepada teman menguasai 1 indikator menyampaikan pendapat pada saat diskusi kelas. dari 5 indikator.

  2. Siswa mampu menyampaikan pendapat mengenai materi satuan-satuan ekosistem.

  3. Siswa mampu menyampaikan pendapat mengenai materi faktor abiotik pada ekosistem.

  4. Siswa mampu menyampaikan pendapat mengenai materi faktor bioti dalam ekosistem.

  5. Siswa mampu menyampaikan pendapat berulang kali.

  4 Kemampuan 1. Siswa mampu menyanggah pendapat teman. menyanggah 2. Siswa mampu menyanggah pendapat guru.

  3. Siswa mampu menyanggah dengan jelas.

  4. Siswa mampu menyanggah dengan disertai alasan yang logis.

  5. Siswa mampu menyanggah berulang kali.

  5 Kemampuan

  1. Siswa mampu mempresentasikan dengan berani/tidak Mempresentasikan malu-malu.

  2. Siswa mampu mempresentasikan dengan membaca buku.

  3. Siswa mampu mempresentasikan tanpa membaca buku.

  4. Siswa mampu mempresentasikan dengan jelas.

  5. Siswa mampu mempresentasikan berulang kali.

  6 Kemampuan

  1. Siswa mampu menjelaskan materi satuan-satuan dalam Menjelaskan ekosistem

  2. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi faktor biotik dalam ekosistem.

  3. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi faktor abiotik dalam ekosistem.

  4. Siswa mampu menjelaskan jawaban permasalahan yang ada di LKS.

  5. Siswa mampu menjelaskan berulang kali.

Tabel 3.3 Indikator Aktivitas Kemampuan Argumentasi Siklus I Pertemuan 2

  No Indikator Kemampuan Indikator Aktivitas Kriteria Argumentasi

  1. Siswa mampu bertanya mengenai materi rantai

  SB (Sangat Baik) : Jika makanan dan jaring-jaring makanan.

  • 1 Kemampuan Bertanya

  siswa mampu menguasai

  2. Siswa mampu bertanya mengenai materi pola interaksi 5 indikator dari 5 organisme. indikator.

  3. Siswa mampu bertanya mengenai materi simbiosis.

  • B (Baik) : Jika siswa

  4. Siswa mampu bertanya tapi tidak sesuai materi yang mampu menguasai 4 sedang dibahas.

  5. Siswa mampu bertanya berulang kali. indikator dari 5 indikator.

  1. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

  C (Cukup) : Jika siswa pertanyaan oleh guru.

  • 2 Kemampuan menjawab

  mampu menguasai 3

  2. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan indikator dari 5 indikator. oleh teman mengenai materi rantai makanan.

  K ( Kurang)

  • : Jika siswa

  3. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi mampu menguasai 2 pola interaksi.

  4. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi indikator dari 5 indikator.

  SK (Sangat Kurang) : 5. Siswa mampu menjawab pertanyaan berulang kali.

  • simbiosis.

  Jika siswa mampu

  3 Kemampuan

  1. Siswa mampu menyampaikan pendapat kepada teman menguasai 1 indikator menyampaikan pendapat pada saat diskusi kelas. dari 5 indikator.

  2. Siswa mampu menyampaikan pendapat mengenai materi rantai makanan..

  3. Siswa mampu menyampaikan pendapat mengenai materi pola interaksi.

  4. Siswa mampu menyampaikan pendapat mengenai materi simbiosis.

  5. Siswa mampu menyampaikan pendapat berulang kali.

  4 Kemampuan 1. Siswa mampu menyanggah pendapat teman. menyanggah 2. Siswa mampu menyanggah pendapat guru.

  3. Siswa mampu menyanggah dengan jelas.

  4. Siswa mampu menyanggah dengan disertai alasan yang logis.

  5. Siswa mampu menyanggah berulang kali.

  5 Kemampuan

  1. Siswa mampu mempresentasikan dengan berani/tidak Mempresentasikan malu-malu.

  2. Siswa mampu mempresentasikan dengan membaca buku.

  3. Siswa mampu mempresentasikan tanpa membaca buku.

  4. Siswa mampu mempresentasikan dengan jelas.

  5. Siswa mampu mempresentasikan berulang kali.

  6 Kemampuan

  1. Siswa mampu menjelaskan materi rantai makanan dan Menjelaskan jarring-jaring makanan.

  2. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi pola interaksi.

  3. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi simbiosis.

  4. Siswa mampu menjelaskan jawaban permasalahan yang ada di LKS.

  5. Siswa mampu menjelaskan berulang kali.

  • SB (Sangat Baik) :
  • B (Baik) : Jika siswa

  • C (Cukup) : Jika siswa
  • K ( Kurang) : Jika
  • SK (Sangat Kurang) :

  3. Siswa mampu menyampaikan pendapat dengan berani/tidak malu-malu.

  2. Siswa mampu menyampaikan pendapat dengan jelas.

  1. Siswa mampu menyampaikan pendapat kepada teman pada saat diskusi kelas.

  3 Kemampuan menyampaikan pendapat

  5. Siswa mampu menjawab pertanyaan berulang kali

  4. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi punahnya hewan dan tumbuhan didunia.

  3. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi species langka dan dilindungi di Indonesia.

  2. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman mengenai materikeanekaragaman makhluk hidup.

  1. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

  2 Kemampuan menjawab pertanyaan

  Jika siswa mampu menguasai 1 indikator dari 5 indikator.

  mampu menguasai 3 indikator dari 5 indikator.

  siswa mampu menguasai 2 indikator dari 5 indikator.

  mampu menguasai 4 indikator dari 5 indikator.

  Jika siswa mampu menguasai 5 indikator dari 5 indikator.

  5. Siswa mampu bertanya berulang kali.

  4. Siswa mampu bertanya tapi tidak sesuai materi yang sedang dibahas.

  3. Siswa mampu bertanya mengenai materi punahnya hewan dan tumbuhan di dunia.

  2. Siswa mampu bertanya mengenai materi species langka dan dilindungi di Indonesia.

  1. Siswa mampu bertanya mengenai materi keanekaragaman makhluk hidup.

  1 Kemampuan Bertanya

  Indikator Aktivitas Kriteria

  No Indikator Kemampuan Argumentasi

Tabel 3.4 Indikator Aktivitas Kemampuan Argumentasi Siklus II Pertemuan 1

  4. Siswa mampu menyampaikan pendapat tanpa ditunjuk terlebih dahulu.

  5. Siswa mampu menyampaikan pendapat berulang kali.

  4 Kemampuan 1. Siswa mampu menyanggah pendapat teman. menyanggah 2. Siswa mampu menyanggah pendapat guru.

  3. Siswa mampu menyanggah dengan jelas.

  4. Siswa mampu menyanggah dengan disertai alasan yang logis.

  5. Siswa mampu menyanggah berulang kali.

  5 Kemampuan

  1. Siswa mampu mempresentasikan dengan berani/tidak Mempresentasikan malu-malu.

  2. Siswa mampu mempresentasikan dengan membaca buku.

  3. Siswa mampu mempresentasikan tanpa membaca buku.

  4. Siswa mampu mempresentasikan dengan jelas.

  5. Siswa mampu mempresentasikan berulang kali.

  6 Kemampuan

  1. Siswa mampu menjelaskan materi keanekaragaman Menjelaskan makhluk hidup

  2. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi species langka dan dilindungi di Indonesia.

  3. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi materi punahnya hewan dan tumbuhan di dunia.

  4. Siswa mampu menjelaskan jawaban permasalahan yang ada di LKS.

  5. Siswa mampu menjelaskan berulang kali.

  • SB (Sangat Baik) :

  • B (Baik) : Jika siswa

  2. Siswa mampu menyampaikan pendapat dengan jelas.

  1. Siswa mampu menyampaikan pendapat kepada teman pada saat diskusi kelas.

  3 Kemampuan menyampaikan pendapat

  5. Siswa mampu menjawab pertanyaan berulang kali

  4. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi pelestarian Ex Situ.

  3. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi pelestarian In Situ.

  2. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman mengenai materi punahnya hewan langka di Indonesia.

  1. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

  2 Kemampuan menjawab pertanyaan

  : Jika siswa mampu menguasai 1 indikator dari 5 indikator.

  siswa mampu menguasai 2 indikator dari 5 indikator.

  mampu menguasai 4 indikator dari 5 indikator.

  siswa mampu menguasai 3 indikator dari 5 indikator.

  Jika siswa mampu menguasai 5 indikator dari 5 indikator.

  5. Siswa mampu bertanya berulang kali.

  4. Siswa mampu bertanya tapi tidak sesuai materi yang sedang dibahas.

  3. Siswa mampu bertanya mengenai materi pelestarian Ex Situ.

  2. Siswa mampu bertanya mengenai materi pelestarian In Situ..

  1. Siswa mampu bertanya mengenai materi punahnya hewan langka di Indonesia.

  1 Kemampuan Bertanya

  Indikator Aktivitas Kriteria

  No Indikator Kemampuan Argumentasi

Tabel 3.5 Indikator Aktivitas Kemampuan Argumentasi Siklus II Pertemuan 2

  • C (Cukup) : Jika
  • K ( Kurang) : Jika
  • SK (Sangat Kurang)

  3. Siswa mampu menyampaikan pendapat dengan berani/tidak malu-malu.

  4. Siswa mampu menyampaikan pendapat tanpa ditunjuk terlebih dahulu.

  5. Siswa mampu menyampaikan pendapat berulang kali.

  4 Kemampuan 1. Siswa mampu menyanggah pendapat teman. menyanggah 2. Siswa mampu menyanggah pendapat guru.

  3. Siswa mampu menyanggah dengan jelas.

  4. Siswa mampu menyanggah dengan disertai alasan yang logis.

  5. Siswa mampu menyanggah berulang kali.

  5 Kemampuan

  1. Siswa mampu mempresentasikan dengan berani/tidak Mempresentasikan malu-malu.

  2. Siswa mampu mempresentasikan dengan membaca buku.

  3. Siswa mampu mempresentasikan tanpa membaca buku.

  4. Siswa mampu mempresentasikan dengan jelas.

  5. Siswa mampu mempresentasikan berulang kali.

  6 Kemampuan

  1. Siswa mampu menjelaskan materi punahnya hewan Menjelaskan langka di Indonesia.

  2. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi pelestarian In Situ.

  3. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi pelestarian Ex Situ.

  4. Siswa mampu menjelaskan jawaban permasalahan yang ada di LKS.

  5. Siswa mampu menjelaskan berulang kali.

Tabel 3.6 Indikator Aktivitas Kemampuan Argumentasi Siklus III Pertemuan 1

  No Indikator Kemampuan Indikator Aktivitas Kriteria Argumentasi

  1. Siswa mampu bertanya mengenai materi kepadatan

  SB (Sangat Baik) : Jika penduduk.

  • 1 Kemampuan Bertanya

  siswa mampu menguasai

  2. Siswa mampu bertanya mengenai materi dampak 5 indikator dari 5 kepadatan penduduk. indikator.

  3. Siswa mampu bertanya mengenai materi cara

  • B (Baik) : Jika siswa mengatasi ledakan penduduk.

  mampu menguasai 4

  4. Siswa mampu bertanya tapi tidak sesuai materi yang sedang dibahas. indikator dari 5 indikator.

  C (Cukup) : Jika siswa

  • 5. Siswa mampu bertanya berulang kali.

  2 Kemampuan menjawab

  1. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan mampu menguasai 3 pertanyaan oleh guru. indikator dari 5 indikator.

  2. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

  K ( Kurang) oleh teman mengenai materi kepadatan penduduk.

  • : Jika siswa

  mampu menguasai 2

  3. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi dampak kepadatan penduduk. indikator dari 5 indikator.

  SK (Sangat Kurang) : cara mengatasi ledakan penduduk.

  • 4. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi

  Jika siswa mampu

  5. Siswa mampu menjawab pertanyaan berulang kali menguasai 1 indikator

  3 Kemampuan

  1. Siswa mampu menyampaikan pendapat kepada teman dari 5 indikator. menyampaikan pendapat pada saat diskusi kelas.

  2. Siswa mampu menyampaikan pendapat dengan jelas.

  3. Siswa mampu menyampaikan pendapat dengan berani/tidak malu-malu.

  4. Siswa mampu menyampaikan pendapat tanpa ditunjuk terlebih dahulu.

  5. Siswa mampu menyampaikan pendapat berulang kali.

  4 Kemampuan 1. Siswa mampu menyanggah pendapat teman. menyanggah 2. Siswa mampu menyanggah pendapat guru.

  3. Siswa mampu menyanggah dengan jelas.

  4. Siswa mampu menyanggah dengan disertai alasan yang logis.

  5. Siswa mampu menyanggah berulang kali.

  5 Kemampuan

  1. Siswa mampu mempresentasikan dengan berani/tidak Mempresentasikan malu-malu.

  2. Siswa mampu mempresentasikan dengan membaca buku.

  3. Siswa mampu mempresentasikan tanpa membaca buku.

  4. Siswa mampu mempresentasikan dengan jelas.

  5. Siswa mampu mempresentasikan berulang kali.

  6 Kemampuan

  1. Siswa mampu menjelaskan materi kepadatan Menjelaskan penduduk.

  2. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi danpak kepadatan penduduk.

  3. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi upaya mengatasi ledakan penduduk.

  4. Siswa mampu menjelaskan jawaban permasalahan yang ada di LKS.

  5. Siswa mampu menjelaskan berulang kali.

Tabel 3.7 Indikator Aktivitas Kemampuan Argumentasi Siklus III Pertemuan 2

  No Indikator Kemampuan Indikator Aktivitas Kriteria Argumentasi

  1. Siswa mampu bertanya mengenai materi pengelolaan

  SB (Sangat Baik) : Jika lingkungan.

  • 1 Kemampuan Bertanya

  siswa mampu menguasai 2. Siswa mampu bertanya mengenai materi pencemaran. 5 indikator dari 5

  3. Siswa mampu bertanya mengenai materi kerusakan indikator. hutan.

  • B (Baik) : Jika siswa

  4. Siswa mampu bertanya tapi tidak sesuai materi yang mampu menguasai 4 sedang dibahas.

  5. Siswa mampu bertanya berulang kali. indikator dari 5 indikator.

  1. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

  C (Cukup) : Jika siswa pertanyaan oleh guru.

  • 2 Kemampuan menjawab

  mampu menguasai 3

  2. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan indikator dari 5 indikator. oleh teman mengenai materi pengelolaan lingkungan.

  K ( Kurang)

  • : Jika siswa

  3. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi mampu menguasai 2 pencemaran.

  4. Siswa mampu menjawab pertanyaan mengenai materi indikator dari 5 indikator.

  SK (Sangat Kurang) :

  • kerusakan hutan.

  5. Siswa mampu menjawab pertanyaan berulang kali Jika siswa mampu

  3 Kemampuan

  1. Siswa mampu menyampaikan pendapat kepada teman menguasai 1 indikator menyampaikan pendapat pada saat diskusi kelas. dari 5 indikator.

  2. Siswa mampu menyampaikan pendapat dengan jelas.

  3. Siswa mampu menyampaikan pendapat dengan berani/tidak malu-malu.

  4. Siswa mampu menyampaikan pendapat tanpa ditunjuk terlebih dahulu.

  5. Siswa mampu menyampaikan pendapat berulang kali.

  4 Kemampuan 1. Siswa mampu menyanggah pendapat teman. menyanggah 2. Siswa mampu menyanggah pendapat guru.

  3. Siswa mampu menyanggah dengan jelas.

  4. Siswa mampu menyanggah dengan disertai alasan yang logis.

  5. Siswa mampu menyanggah berulang kali.

  5 Kemampuan

  1. Siswa mampu mempresentasikan dengan berani/tidak Mempresentasikan malu-malu.

  2. Siswa mampu mempresentasikan dengan membaca buku.

  3. Siswa mampu mempresentasikan tanpa membaca buku.

  4. Siswa mampu mempresentasikan dengan jelas.

  5. Siswa mampu mempresentasikan berulang kali.

  6 Kemampuan

  1. Siswa mampu menjelaskan materi pengelolaan Menjelaskan lingkungan.

  2. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi pencemaran.

  3. Siswa mampu menjelaskan mengenai materi kerusakan hutan.

  4. Siswa mampu menjelaskan jawaban permasalahan yang ada di LKS.

  5. Siswa mampu menjelaskan berulang kali.

  3.5 Indikator Kinerja

  Untuk mengetahui pencapaian aktivitas yang diharapkan maka ditentukan indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.8 Indikator Kemampuan Argumentasi

  No Indikator Kemampuan Indikator (%) Indikator (%) Indikator (%) Berargumentasi Siswa Siklus I Siklus II Siklus III

  1 Kemampuan bertanya

  15

  30

  61

  2 Kemampuan menjawab

  20

  40

  61 pertanyaan

  3 Kemampuan

  15

  30

  61 menyampaikan pendapat

  4 Kemampuan menyanggah

  15

  30

  61 pendapat

  5 Kemampuan menjelaskan

  15

  30

  61

  6 Kemampuan

  20

  40

  61 mempresentasikan Indikator kinerja diatas, ditentukan untuk kategori minimal Baik (B), dan penentuan kriteria tersebut berdasarkan pada kemampuan awal siswa yang dilihat dari hasil UTS dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi.

  3.6 Indikator Prestasi Belajar

  Indikator prestasi belajar ditentukan berdasarkan kriteria ketuntasan

3.7 Teknik Pengumpulan data

  Untuk memperoleh data digunakan cara sebagai berikut :

  1. Aktivitas Berargumentasi Siswa Data aktivitas berargumentasi siswa didapat dengan cara observasi dikelas dengan menggunakan instrument lembar observasi (Lampiran 6).

  Adapun aktivitas siswa yang diamati antara lain kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan, kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan menyanggah pendapat, kemampuan menjelaskan dan kemampuan mempresentasikan.

  2. Hasil belajar Data hasil belajar didapat dengan menggunakan instrument tes. Tes yang digunakan adalah pretes (Lampiran 4) pada awal pertemuan dan post tes (Lampiran 5) pada akhir siklus. Pretes digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari, sedangkan post tes diberikan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

  3. Respon dan Tanggapan siswa Data berupa respon dan tanggapan siswa terhadap proses

3.8 Teknik Analisis

  1. Observasi aktifitas siswa Data hasil penskoran observasi aktivitas siswa di kelas dihitung pada setiap indikator pengamatan dengan menggunakan rumus :

  P : x 100 % (Purwanto, 2010)

  Keterangan: P : Jumlah persentase siswa yang melakukan aktivitas belajar R : Jumlah siswa yang melakukan aktivitas belajar

  T : Jumlah keseluruhan siswa yang belajar

  2. Observasi Hasil Belajar Hasil dari pretest dan posttest dicari rata-rata kelas dan ketuntasan belajar secara klasikal untuk dapat diketahui peningkatannya. Rumus untuk menghitung rerata kelas adalah sebagai berikut : Rata- rata kelas (Arikunto, 2005)

  :

  Keterangan : ∑X = Nilai mentah yang dimiliki subyek N = Banyaknya subjek yang memiliki nilai Sedangkan untuk menetahui ketuntasan kelas secara klasikal menggunakan rumus:

  % (Purwanto, 2010)

  NP = x 100

  Data hasil angket dan wawancara dianalisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut: Persentase (%) : 100 % (Djamarah, 2005)

  x

  N = jumlah responden seluruhnya Untuk dapat mengetahui kriteria dari hasil persentase menurut

  Arikunto (2005), adalah sebagai berikut : Jika memiliki kesesuaian 81 – 100 %: Sangat baik Jika memiliki kesesuaian 61 – 80 % : Baik Jika memiliki kesesuaian 41 – 60 % : Cukup Jika memiliki kesesuaian 21 – 40 % : Kurang Jika memiliki kesesuaian 0 – 20 % : Kurang sekali

3.9 Desain Penelitian

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas dengan menggunakan desain PTK Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus, setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu :

  (1). Perencanaan (planning) (2). Pelaksanaan (acting)

Gambar 3.1. Siklus Model Kemmis dan Taggart.

  (Wiriaatmadja, 2008)

  Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Pada akhir siklus akan diadakan pos test untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam setiap siklus penelitian adalah sebagai berikut :

  ACT OBSERVEE REFLECT PLAN ACT OBSERVE REFLECT REVISED PLAN

  Siklus 1 Siklus 2

  Siklus ke-n

3.10 Rencana Tindakan

3.10.1 Rencana Tindakan Siklus I

  meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran biologi diantaranya berupa RPP dan LKS. (Lampiran 2 dan 3) 2) Menyusun kelompok belajar siswa kelas VII B dengan membagi siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

  (Lampiran 1)

  3) Menyusun instrument evaluasi pembelajaran berupa soal pre test dan post test beserta kunci jawaban soalnya. (Lampiran 4 dan Lampiran 5) 4) Menyusun lembar observasi yang berisi indikator kemampuan berargumentasi siswa. (Lampiran 6)

  2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Sesuai dengan kesepakatan guru dan peneliti, pada setiap siklus pembelajaran akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Peneliti/guru melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada RPP yang telah disiapkan, adapun materi yang akan diajarkan adalah materi Ekosistem.

  3. Tahap Pengamatan tindakan (Observing) Pada tahap observasi, peneliti akan dibantu oleh guru dan 2 orang observer melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar obeservasi

  Pada tahap refleksi, hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. Hasil refleksi digunakan untuk merencanakan tindakan pada sikus berikutnya, hal ini sebagai dasar untuk perbaikan disiklus selanjutnya antara lain:

  1. Menyusun RPP yang dapat menggali kemampuan berargumentasi siswa melalui permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari.

  2. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang lebih bervariasi agar lebih menggali kemampuan berargumentasi siswa.

  3. Proses pembelajaran lebih di maksimalkan pada pemberdayaan siswa agar kemampuan berargumentasi siswa lebih tergali.

3.10.2 Rencana Tindakan Siklus II

  1. Tahap Persiapan (planning) Peneliti bersama guru melakukan koordinasi untuk mendiskusikan rencana kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan hasil sebagai berikut:

  1) Menentukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran

  4) Menyusun lembar observasi yang berisi indikator kemampuan berargumentasi siswa. (Lampiran 6)

  2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Sesuai dengan kesepakatan guru dan peneliti, pada setiap siklus pembelajaran akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Peneliti/guru melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada RPP yang telah disiapkan, adapun materi yang akan diajarkan adalah materi Keanekaragaman Makhluk Hidup.

  3. Tahap Pengamatan tindakan (Observing) Pada tahap observasi, peneliti akan dibantu oleh guru dan 2 orang observer melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar obeservasi yang digunakan sebagai dasar pengamatan terhadap indikator yang diamati. 2 orang observer bertugas untuk mengamati aktivitas siswa.

  Pengamatan terhadap hasil belajar dilakukan melalui evaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

  4. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap refleksi, hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan

  5. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang lebih bervariasi agar lebih menggali kemampuan berargumentasi siswa.

  6. Proses pembelajaran lebih di maksimalkan pada pemberdayaan siswa agar kemampuan berargumentasi siswa lebih tergali.

3.10.3 Rencana Tindakan Siklus III

  1. Tahap Persiapan (planning) Peneliti bersama guru melakukan koordinasi untuk mendiskusikan rencana kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan hasil sebagai berikut:

  1) Menentukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran biologi diantaranya berupa RPP dan LKS. (Lampiran 2 dan 3)

  2) Menyusun kelompok belajar siswa kelas VII B dengan membagi siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

  (Lampiran 1)

  3) Menyusun instrument evaluasi pembelajaran berupa soal pre test dan post test beserta kunci jawaban soalnya. (Lampiran 4 dan Lampiran 5) 5) Menyusun lembar observasi yang berisi indikator kemampuan akan diajarkan adalah materi Kepadatan Populasi dan Kerusakan Lingkungan.

  3. Tahap Pengamatan tindakan (Observing) Pada tahap observasi, peneliti akan dibantu oleh guru dan 2 orang observer melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar obeservasi yang digunakan sebagai dasar pengamatan terhadap indikator yang diamati. 2 orang observer bertugas untuk mengamati aktivitas siswa.

  Pengamatan terhadap hasil belajar dilakukan melalui evaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

  4. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap refleksi, hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. Hasil refleksi digunakan untuk merencanakan tindakan pada sikus berikutnya.

Dokumen yang terkait

ENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIIIE SMP NEGERI 1 BALUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

0 63 18

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA (PTK di Kelas VII 2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 50

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA

1 17 50

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

0 7 63

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI KINESTETIK) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DENGAN MATERI PASAR DI KELAS VIII

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DI KELAS X SMK LENTERA BANGSA

1 10 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BENTUK ALJABAR DI KELAS VII A SMP LABSCHOOL UNTAD PALU

0 0 14

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA SKRIPSI

0 0 13

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TADIR (TRANSLATION, ANALYSIS, DESIGN, IMPLEMENTATION, REVIEW) DENGAN MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI ISLAM DAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP IT WAHDA

0 1 125

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI ARIAS TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PENELITIAN DILAKUKAN DI KELAS VII F SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 201

0 0 18