PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA (PTK di Kelas VII 2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

Susanto

ABSTRAK

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA

(PTK di Kelas VII2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Susanto

Rendahnya hasil belajar fisika siswa kelas VII2SMPN 1 Kedondong disebabkan oleh kurangnya minat belajar siswa. Pembelajaran yang monoton atau yang hanya menggunakan metode ceramah di kelas, siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran membuat siswa kurang menyukai pelajaran fisika.

Dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan pengalaman bagi siswa agar dapat benar-benar memahami materi yang diberikan karena siswa benar-benar mengalami proses belajar melalui tahapan pembelajaran berbasis masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara

meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa, dan mengetahui peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas VII2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan menggunakan pembelajaran berbasis masalah

dengan cara memberi kesempatan kepada siswa melalui eksperimen dan


(2)

Susanto berkaitan dengan topik pembelajaran yang disampaikan untuk meningkatakan hasil belajar. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah. Pada saat siswa mengerjakan LKK guru selalu membimbing siswa dalam merumuskan masalah, menelaah masaalah, dan merumuskan hipotesis. Kemudian guru meminta siswa untuk mengumpulkan dan mengelompokkan data. Melalui data tersebut siswa dapat membuktikan hipotesis dan siswa menentukan penyelesaian atas permasalahan yang diberikan.

Kemudian siswa menyimpulkan hasil pengamatannya dan mempresentasikannya di depan kelas.


(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA

(PTK di Kelas VII2SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh SUSANTO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA

(PTK di Kelas VII2SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh Susanto

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran ... 17

2. Alur Penelitian Tindakan Kelas... 20

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Taggart ... 20

4. Grafik Distribusi Aktivitas Siswa per Siklus... 48

5. Grafik Distribusi Hasil Belajar Siswa per Siklus ... 52


(6)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 2

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori ... 8

1. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 8

2. Aktivitas Belajar ... 11

3. Hasil Belajar ... 13

B. Kerangka Pemikiran ... 15

C. Hipotesis Tindakan ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 20

B. Setting Penelitian ... 20

C. Faktor yang Diteliti... 21

D. Prosedur Penelitian ... 21


(7)

xiii

F. Data dan Metode Pengambilan Data ... 26

G. Tehnik Analisis Data ... 26

H. Indikator Kinerja... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 31

1. Siklus I ... 31

a. Perencanaan ... 31

b. Tindakan ... 31

c. Observasi ... 32

d. Refleksi Siklus I... 34

e. Rekomendasi Perbaikan Siklus II... 35

2. Siklus II ... 35

a. Perencanaan ... 35

b. Tindakan ... 35

c. Observasi ... 37

d. Refleksi Siklus II ... 39

e. Rekomendasi Perbaikan Siklus III ... 39

3. Siklus III... 39

a. Perencanaan ... 39

b. Tindakan ... 40

c. Observasi ... 41

d. Refleksi Siklus III ... 43

B. Pembahasan ... 44

1. Deskripsi Aktivitas Siswa ... 44

2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa... 50

3. Deskripsi Pengelolaan Pembelajaran ... 53

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 59

B. Saran... 59 DAFTAR PUSTAKA


(8)

xiv

LAMPIRAN

1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Sebelum Penelitian ... 60

2. Kelompok Fisika Kelas VII2... 61

3. Kisi-Kisi Soal... 62

4. Kisi-Kisi Instrumen Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran. 69 5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa selama Proses Pembelajaran 70 6. Analisis Aktivitas Siswa Siklus I ... 72

7. Analisis Aktivitas Siswa Siklus II... 73

8. Analisis Aktivitas Siswa Siklus III ... 74

9. Tabel Data Aktivitas Siswa Setiap Siklus... 75

10. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I... 76

11. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 77

12. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 78

13. Tabel Data Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ... 79

14. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Sklus I ... 80

15. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus II... 82

16. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus III ... 84

17. Data Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Setiap Siklus ... 86

18. Silabus... 87

19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 90

20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 97

21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 106

22. Lembar Kerja Kelompok I ... 114

23. Lembar Kerja Kelompok II... 121

24. Lembar Kerja Kelompok III ... 124

25. Soal Siklus I ... 126

26. Soal Siklus II... 127

27. Soal Siklus III ... 128

28. Kunci Jawaban Soal Siklus I... 129

29. Kunci Jawaban Soal Siklus II ... 131

30. Kunci Jawaban Soal Siklus III ... 134


(9)

xv

32. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian... 136

33. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 137

34. Daftar Hadir Seminar Hasil... 138


(10)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Contoh lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran ... 27

2. Contoh analisis aktivitas siswa ... 28

3. Data Ketrampilan Aktivitas siswa pada Siklus I ... 32

4. Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 33

5. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus I... 33

6. Distribusi Aktivitas Siswa pada Siklus II... 37

7. Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 38

8. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus II ... 38

9. Distribusi Aktivitas Siswa Siklus III ... 42

10. Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus III... 42

11. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus III ... 43

12. Rata-Rata Ativitas Siswa Setiap Siklus... 46

13. Distribusi Aktivitas Siswa Setiap Siklus ... 46

14. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ... 50

15. Distribusi Hasil Belajar Siswa dari Siklus ke Siklus... 50


(11)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Orang tua saya yang selalu memberi semangat.

2. Istri tercinta yang selalu memotivasi dan memberi dukungan moral. 3. Kedua putra-putriku, Yuli Artika, Joko Sulistyo yang selalu memberi

dukungan moral. 4. Almamater tercinta.


(12)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Susanto

NPM : 1013101002

Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kedondong, 17 Desember 2011 Yang menyatakan,

S u s a n t o NPM.1013101002


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pati Jawa Tengah pada tanggal 29 Oktober 1957,

merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara dari pasangan Bapak Sukahar dan Ibu Sunarti.

Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Teladan Kecamatan Juwana Kabupaten Pati selesai pada tahun 1972, kemudian melanjutkan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di STN II Juwana, Kabupaten Pati selesai pada tahun 1975, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di STM Pemda Pati selesai pada tahun 1978. Kemudian pada tahun 1979 melanjutkan D 1 IKIP Semarang selesai tahun 1980. Kemudian pada tahun 1981 mendapat tugas sebagai guru di SMPN 2 Dayamurni Kabupaten Lampung Utara. Pada tahun 1982 mutasi di SMPN 1 Kedondong Kabupaten Lampung Selatan, dengan adanya pemekaran wilayah Kabupaten berada di Kabupaten Pesawaran sampai sekarang. Kemudian pada tahun 1996 mendaftar sebagai mahasiswa Diploma 3 pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Terbuka selesai pada tahun 2002. Pada tahun 2010 terdaftar sebagai mahasiswa S1 Guru dalam Jabatan melalui Portopolio Pengakuan

Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.


(14)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan fisika.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini karena adanya bantuan dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para pembantu Dekan FKIP Unila yang telah memberikan izin penelitian.

2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Dr. Hi. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika, Pembahas, sekaligus Pembimbing Akademik atas bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs.I. Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis. 5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing II, yang tak pernah bosan

memberi bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

6. Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Fisika, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama ini.

7. Bapak Drs.Harun Al Rasyid, M.Pd, selaku Kepala SMPN 1 Kedondong yang telah memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.


(15)

8. Ibu Siti Samsiyah, A.Md. selaku guru mitra yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian di SMPN 1 Kedondong.

9. Siswa-siswi SMPN 1 Kedondong khususnya kelas VII2selaku objek penelitian.

10. Kedua orang tua, istri, dan anak-anak, serta saudara-saudara tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan Guru dalam Jabatan Program Studi Pendidikan Fisika.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca.

Kedondong, Desember 2011 Penulis,


(16)

Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA

(PTK di KelasVII2 SMPN 1 Kedondong)

Nama Mahasiswa : Susanto

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013101002 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. I. Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. Dr. Abdurrahman, M.Si. NIP. 19580603 198303 1002 NIP.19681210 199303 1002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si. NIP. 19750803 198603 1 004


(17)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. I. Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. ……….

Sekretaris : Dr. Abdurrahman, M.Si. ………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Undang Rosidin, M.Pd. ...

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Sains merupakan pembelajaran yang wajib diperoleh untuk siswa tingkat SMP. Untuk itu dalam membelajarkan mata pelajaran tersebut, diperlukan penyajian materi yang menarik dan melibatkan pengalaman siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih termotivasi dan dapat berpikir kreatif. Pada kenyataannya, berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di SMPN 1 Kedondong, pada umumnya siswa menganggap sains merupakan pelajaran yang sulit dipahami dan tidak menarik. Hal ini disampaikan siswa karena banyaknya konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains yang perlu dipelajari siswa, sedangkan pembelajaran yang dilaksanakan monoton dan kurang melibatkan pengalaman belajar siswa. Hal ini

menyebabkan siswa jenuh dan berakibat pada motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ini tergolong rendah.

Berdasarkan observasi peneliti selama mengajar di SMPN 1 Kedondong, diketahui nilai rata-rata ujian siswa kelas VII–2 Tahun Pelajaran 2011/2012, yaitu 59. Nilai ini menunjukkan hasil belajar siswa rendah dan belum

mencapai ketuntasan belajar karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran sains adalah 65.


(19)

2 Faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut, diantaranya adalah kurangnya keterlibatan siswa selama proses belajar dan rendahnya pemahaman siswa terhadap fisika. Hal ini tampak ketika guru menjelaskan materi, siswa kurang memperhatikan. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih kurang, diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini masih terpusat pada guru. Siswa belum terbiasa menyelesaikan suatu permasalahan. Model

pembelajaran yang diharapkan adalah model pembelajaran yang lebih

melibatkan siswa dan mengedepankan aktivitas siswa. Hal ini senada dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu selama proses pembelajaran siswa seharusnya ikut dilibatkan secara langsung (aktif) sehingga masing-masing siswa memperoleh pengetahuan dari pengalaman belajarnya dan menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus. Dengan demikian diharapkan pencapaian kompetensi siswa juga meningkat sehingga sesuai dengan standar isi dan standar kelulusan pada KTSP.

Berdasarkan asumsi di atas, maka salah satu pembelajaran yang diduga dapat mengatasi permasalahan ini adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaranProblem Based Learning(PBL). Pada pembelajaran PBL, siswa lebih banyak terlibat secara langsung selama proses pembelajaran baik secara mental maupun fisik untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Peranan guru melalui pembelajaran menggunakan pembelajaran PBL adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu diberikan kepada siswa untuk dipecahkan oleh


(20)

3 siswa sendiri, sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran serta dituntut memperoleh pengalaman secara langsung dalam menemukan sendiri ilmu pengetahuan yang terjadi. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti ilmuwan sains atau mekanik yang teliti, tekun, ulet, dan kreatif. Berbeda dengan model pembelajaran lain pada umumnya, kelas lebih cenderung dikuasai guru sehingga keterlibatan siswa selama proses

pembelajaran hanya terbatas pada mendengar penjelasan guru, mencatat, dan mengerjakan soal tanpa melibatkan siswa secara langsung dan diharapkan dengan meningkatnya aktivitas siswa dapat meningkatkan motivasi siswa, siswa akan senang belajar serta mudah memahami materi yang disampaikan guru, sehingga hasil belajar siswa pun meningkat.

Untuk itu peneliti akanmelakukan penelitian dengan judul ”Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA Fisika Kelas VII–2 siswa SMPN 1

Kedondong melalui model pembelajaran PBL”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran PBL pada materi pokok kalor?

2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran PBL pada materi pokok kalor?


(21)

4 C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Peningkatan minat belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran PBL pada materi pokok kalor.

2. Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran PBL pada materi pokok kalor.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat: 1. Bagi siswa

Penerapan pembelajaran PBL pada materi pokok kalor, dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika dengan cara yang menarik karena siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga motivasi dan hasil belajar siswa akan meningkat.

2. Bagi guru

Penerapan pembelajaran PBL pada materi pokok kalor, dapat menjadi salah satu model pembelajaran alternatif bagi guru dalam menyajikan materi fisika untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Kedondong.


(22)

5 E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti, maka ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Problem Based Learning (PBL) adalah lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk belajar. Yaitu, sebelum pebelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para pebelajar menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut. 2. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.

Aktivitas yang diamati:

a. Interaksi siswa dalam kelompok

b. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat c. Partisipasi siswa dalam merangkai alat, menggunakan, dan presentasi

serta menarik kesimpulan d. Motivasi dan kegairahan siswa

e. Interaksi dalam menghargai pendapat teman dan member tanggapan positif terhadap pendapat teman

f. Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan belajar mengajar 3. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti

pembelajaran menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dicerminkan pada hasil tes pada setiap akhir siklus yang dibatasi pada aspek kognitif.


(23)

6 4. Materi pembelajaran yang diberikan pada penelitian tindakan kelas ini


(24)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

1. Problem Based Learning(PBL)

Rendahnya aktivitas aktivitas belajar siswa seperti keberanian bertanya, menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat, membuat kesimpulan dan lain-lain disebabkan oleh beberapa faktor . Salah satu faktor tersebut misalnya strategi pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengajar. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran yang diterapkan harus mampu mengaktifkan siswa dan guru, merupakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Padiya (2008) mengungkapkan pengertian PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.

Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

Seperti dijelaskan oleh Stepien (1997) dikutip oleh Suchaini (2008) bahwa


(25)

8 PBL juga dapat mengubah pola proses belajar-mengajar

tradisional di mana sebuah proses yang memberikan topik demi topik kepada siswa sehingga mereka terjadi proses asimilasi dan akomodasi bagian demi bagian pengetahuan untuk membantu siswa sampai ia menjadi profesional dalam bidang tertentu.

Menurut Trianto (2009:91)

Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan

lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik

Dalam PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga pebelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, pebelajar tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan ketrampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan

menumbuhkan pola berpikir kritis.

Ismail (2000) mengungkapkan ciri utama PBL meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar

disiplin,penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya atau hasil peragaan.

Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran


(26)

9 berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu siswa

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah

Dikutip dari Sulatra (2005), Ibrahim mengungkapkan ciri-ciri pembelajaran yang berbasis masalah, yaitu:

1. mengorientasikan siswa pada masalah-masalah autentik 2. suatu pemusatan antar disiplin pengetahuan

3. penyelidikan autentik 4. kerja sama

5. menghasilkan karya (publikasi hasil)

Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum penerapannya dimulai dengan adanya masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Masalah tersebut dapat berasal dari peserta didik atau pendidik. Peserta didik akan memusatkan pembelajaran di sekitar masalah tersebut, dengan arti lain, peserta didik belajar teori dan metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat

perhatiannya. Pemecahan masalah dalam PBL harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Dengan demikian peserta didik belajar memecahkan masalah secara sistematis dan terencana.

David Johnson and Johnson dalam edukasiana (2010) mengemukakan 5 langkah strategi PBL melalui kegiatan kelompok:

1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.

2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor yang


(27)

10 bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga akhirnya peserta didik dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan. 3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan

yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dilakukan.

4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.

5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan kegiatan, evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.

Ibrahim dalam Sulatra (2005) menyusun langkah-langkah (sintaks) pembelajaran berdasarkan masalah, yaitu:

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Ibrahim

TAHAP TINGKAH LAKU GURU

Tahap 1. Orientasi siswa terhadap masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demostrasi (cerita) untuk

memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah

Tahap 2.

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mengidentifikasikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3.

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.

Guru memotivasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Tahap 4.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya


(28)

11 Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Menurut John Dewey dalam edukasiana (2010), penyelesaian masalah dilakukan melalui 6 tahap:

Tabel 2. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut John Dewey Tahap-Tahap Kemampuan yang diperlukan

Merumuskan masalah Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas

Menelaah masalah Menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari beberapa sudut Merumuskan hipotesis Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup,

sebab akibat, dan alternative penyelesaian Mengumpulkan dan

mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis

Kecakapan mencari dan menyusun data, menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar dan tabel.

Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data. Kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.

Menentukan pilihan penyelesaian

Kecakapan membuat alternative penyelesaian. Kecakapan menilai pilihan dengan

memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Berdasarkan pendapat dari ketiga tokoh tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa sintaks strategi pembelajaran berbasis masalah terdiri dari memberikan orientasi permasalahan kepada peserta didik,


(29)

12 mendiagnosis masalah, pendidik membimbing proses pengumpulan data individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil.

2. Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman (2005: 98) bahwa :

Belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik harus aktif. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Aktivitas belajar tidak hanya mencatat dan mendengar seperti lazimnya terdapat dalam pada pengajaran tradisional. Pengajaran modern tidak menolak seluruhnya pendapat tersebut namun lebih menitikberatkan pada aktivitas atau keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan dalam belajar sendiri. Aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan tenaga pengajar.

Menurut Sardiman (2005: 99)

Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Pada kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait, contohnya seorang sedang membaca, secara fisik

kelihatannya membaca tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibacanya.


(30)

13 Berdasarkan definisi di atas, aktivitas belajar dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan adanya perubahan dalam dirinya banyak yang tampak maupun yang tidak tampak diamati.

Aktivitas siswa sangat penting dalam proses belajar supaya prestasi belajar siswa dapat optimal, karena aktivitas siswa sangat menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Soemanto (1990: 85)

Prestasi belajar anak sangat ditentukan oleh aktivitas belajar yang dilakukan oleh anak itu sendiri, jadi tidak mungkin prestasi belajar itu baik jika anak tidak melakukan belajar karena tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran.

Menurut Memes (2001: 38), terdapat indikator terhadap aktivitas yang relevan dalam pembelajaran yang meliputi

(1) Interaksi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM) dalam kelompok meliputi kegiatan berdiskusi dan

bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. (2) Keberanian siswa dalam bertanya/mengemukakan pendapat. (3) Partisipasi siswa dalam PBM (melihat dan ikut aktif dalam diskusi). (4) Motivasi dan kegairahan siswa dalam mengikuti PBM (menyelesaikan tugas dan aktif memecahkan masalah). (5) Hubungan siswa dengan anak selama PBM. (6) Hubungan siswa dengan guru selama PBM.

Berdasarkan pendapat Memes, jika berbagai aktivitas-aktivitas tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu pembelajaran di sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan menjadi pusat aktivitas belajar yang optimal.

Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa, digunakan pedoman Memes (2001: 36):


(31)

14 Bila nilai siswa≥ 75,6 maka dikategorikan aktif. Bila 59,4 ≤ nilai siswa < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai siswa < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.

3. Hasil Belajar

Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan tentunya akan memperoleh suatu hasil yang dikatakan sebagai hasil belajar. Siswa yang mempunyai daya serap dan kemampuan kognitif tinggi akan memperoleh hasil yang berbeda dengan seorang siswa yang mempunyai kemampuan kognitif rendah. Hal tersebut didukung oleh pendapat Abdurrahman (1999 : 3)

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar yang dilakukan oleh penyaji pembelajaran dan pembelajar.

Keberhasilan proses belajar yang dilakukan dapat diukur dengan tolak ukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2006 : 121)

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

Siswa yang memiliki kemampuan analisis, maka ia akan memecahkan suatu permasalahan teori tertentu dengan menganalisis pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi buah pikiran. Hal tersebut didukung oleh pendapat Hamalik (2002 : 19)

Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang didapat dari kegiatan belajar yang merupakan kegiatan kompleks. Dengan memiliki hasil belajar, seseorang akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan


(32)

kata-15 kata menjadi suatu buah pikiran dalam memecahkan suatu

permasalahan tertentu.

Hasil belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata pelajaran dapat

diperoleh dengan berusaha mengamati, melakukan percobaan, memahami konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta mampu untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari setelah siswa mempelajari pokok bahasan yang diajarkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sardiman (2005 : 21)

Hasil belajar dapat diperoleh dari berbagai usaha, misalnya aktif dalam kegiatan pembelajaran, memahami eksperimen yang

dilakukan, dan menganalisis hasil eksperimen dan menganalisis isi suatu buku. Seseorang yang mampu menguasai suatu materi keilmuan dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki prestasi.

Hasil belajar merupakan prestasi aktual siswa yang dapat didukung dengan berbagai aktivitas pembelajaran. Hasil belajar yang baik akan diperoleh dengan usaha yang dilakukan oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Keller dalam Mulyono (2002 : 45)

Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya aktivitas, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari interaksi kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar itu dapat berupa tingkah laku, ranah berfikir, dan perasaaan. Hal tersebut dikemukakan oleh Anderson dalam Depdiknas (2004:4)


(33)

16 Karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dalam bidang pendidikan. Ketiga ranah tersebut merupakan hasil belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah siswa menerima pengetahuan, dimana hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

B. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran akan lebih bermakna ketika pembelajaran itu mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik. Salah satu alternatif pembelajaran yang diduga dapat diterapkan dengan tujuan mudah

dipahami dan diingat oleh peserta didik adalah model pembelajaran PBL. Sintak pembelajaran PBL diawali dengan guru menjelaskan tujuan pembelajaran, mengajukan fenomena atau demostrasi (cerita) untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk mengidentifikasikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Setelah siswa mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas belajar, guru terus memotivasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Kemudian guru membimbing siswa untuk


(34)

17 mereka dalam belajar fisika. Semua kelompok menyajikan suatu

presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Hal ini membantu mereka untuk lebih memahami materi kalor karena siswa langsung mempresentasikan apa yang mereka buat dan proses ini diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap akhir, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Alur kerangka pemikiran penulis dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut


(35)

18

Keterangan:

: Alur tindakan : Pengaruh tindakan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoretis yang telah diungkapkan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran PBL pada materi pokok kalor dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada kelas VII–2 SMPN 1 Kedondong.

Orientasi siswa terhadap permasalahan Model Pembelajaran PBL

Siswa mengorganisasikan diri untuk belajar

Siswa dibimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Siswa dibantu oleh guru mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

HASIL BELAJAR

Siswa menganalisis dan mengevaluasi proses AKTIVITAS


(36)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII–2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa adalah 35 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII–2 SMPN 1 Kedondong semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan prosedur penelitian tidakan kelas(Classroom Action Research)dengan proses kajian berdaur ulang yang terdiri dari empat tahapan, yaitu:

Gambar 2. Alur penelitian tindakan kelas (Aqib, 2007: 30)

Setelah permasalahan diformulasikan, kemudian diterapkan penelitian tindakan kelas dalam tiga siklus yang langkah-langkahnya diadaptasi dari rancangan penelitian tindakan kelas(classroom action research)oleh seperti pada gambar berikut:

Refleksi Observasi

Tindakan Perencanaan


(37)

20

Gambar 3. Siklus Penelitian Tidakan dari Kemmis dan Taggart dalam Arikunto (2008: 48)

Dari gambar di atas, penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Orientasi lapangan atau kajian teoritis (pencarian dan analisis fakta) 2. Rencana Pembelajaran

3. Pelaksanaan tindakan.

4. Evaluasi kegiatan atau monotoring pelaksanaan dan pengaruhnya 5. Refleksi atau merinci kendala dan pengaruh dari implementasi 6. Tindak lanjut (kembali ketahap 1 dan seterusnya).

ORIENTASI LAPANGAN atau KAJIAN TEORITIS

SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3

ANALISIS REFLEKTIF 2

PERBAIKAN RENCANA 3 RENCANA 1

TINDAKAN 3 EVALUASI 2

TINDAKAN 1

EVALUASI 3 TINDAKAN 2

EVALUASI 1

PERBAIKAN RENCANA 2 ANALASIS

REFLEKTIF 1


(38)

21 C. Faktor yang Diteliti

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa faktor yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu:

(1) Aktivitas siswa dalam pelajaran fisika. (2) Hasil belajar siswa pada materi cahaya.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) siklus belajar dan setiap siklus dilaksanakan dengan beracuan pada peningkatan yang ingin dicapai. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan prosedur sebagai berikut: (1) Perencanaan(plan)

(2) Pelaksanaan tindakan(action) (3) Evaluasi(observe)

(4) Refleksi(reflect)

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini untuk setiap siklus akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah: (1) Melakukan observasi awal di SMPN 1 Kedondong.

(2) Menentukan model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan berdasarkan masalah yang terjadi di kelas.


(39)

22 (3) Menentukan peringkat akademik siswa berdasarkan data hasil

observasi awal yang nantinya digunakan sebagai pedoman pembagian kelompok.

(4) Menyesuaikan silabus dengan sintak pembelajaran PBL. (5) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (6) Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK).

(7) Membuat lembar penilaian aktivitas untuk mengetahui aktivitas siswa.

(8) Membuat lembar soalpost-test. b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, yaitu sesuai dengan sintak model pembelajaran PBL. Langkah yang dilakukan pada pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal ini guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok berdasarkan hasil belajarnya, dalam satu kelompok memiliki hasil belajar yang heterogen. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi kontribusi permasalahan apa yang akan mereka selidiki dan meminta mereka untuk menyelesaikannya. Di akhir pertemuan guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil


(40)

23 (2) Kegiatan Inti

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan adaptasi dari model pembelajaran PBL menurut Ibrahim dalam Sulatra (2005). Tahapan pembelajarannya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 3. Tahap Pembelajaran PBL Menurut Ibrahim

TAHAP TINGKAH LAKU GURU

Tahap 1. Orientasi siswa terhadap masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demostrasi (cerita) untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah

Tahap 2.

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mengidentifikasikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3.

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.

Guru memotivasi siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Tahap 4.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

Tahap 5.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

(3) Kegiatan Akhir

Setelah dilakukan presentasi, guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dipresentasikan kepada semua siswa.


(41)

24 (4) Tahap Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran PBL, yaitu aktivitas dan hasil belajar selama proses

pembelajaran. Data aktivitas siswa diperoleh berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar. Data hasil belajar siswa dilihat dari hasil evaluasi tiap akhir siklus yang berupa tes hasil belajar tiap siklus.

(5) Tahap Refleksi

Hasil yang didapat pada tiap tahap evaluasi pada setiap siklus dikumpulkan, dianalisis, dan dibuat kesimpulan sementara. Hasil analisis dari tiap siklus digunakan untuk merefleksikan diri, apakah dengan tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

2. Siklus Kedua

Pada dasarnya tahap demi tahap pembelajaran pada siklus kedua sama dengan siklus pertama. Pelaksanaan siklus II ini diawali dengan perbaikan dan pelaksanaan dari rekomendasi yang dihasilkan pada kegiatan refleksi siklus I.


(42)

25 3. Siklus Ketiga

Tahap demi tahap yang dilaksanakan pada siklus ketiga tidak jauh berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya hanya mengadakan pembaharuan pada kegiatan yang dirasakan kurang pada siklus sebelumnya dan dilakukan penekanan pada aspek yang masih rendah ketercapaiannya pada siklus-siklus sebelumnya untuk ditingkatkan lagi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

(1) Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran.

(2) Lembar observasi aktivitas belajar untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.

(3) Lembar tes hasil belajar untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa. (4) Lembar observasi guru mengajar untuk evaluasi guru dari siklus I ke

siklus berikutnya.

F. Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Data

Data yang diperoleh setelah dilakukannya penelitian ini adalah data berupa data kuantitatif, yaitu data aktivitas dan hasil tes belajar siswa untuk mengetahui data aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh dari pemberian tes pada setiap akhir siklus.


(43)

26 2. Metode Pengumpulan Data

a. Data Aktivitas Belajar

Data aktivitas siswa diambil melalui lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

b. Data Hasil Belajar

Data pemahaman hasil belajar awal siswa, dilakukan dengan memberikan 5 soal uraian mengenai kalor. Pada penelitian,

pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan dengan memberikan tes di akhir siklus. Materi yang diujikan berdasarkan presentasi yang telah dilakukan pada setiap siklus.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data sebagai sebagai berikut:

1. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diambil pada setiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas siswa. Pengumpulan data aktivitas siswa dilakukan dengan memberi chek list (√)pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


(44)

27 Tabel 4. Contoh lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

Keterangan : - tidak melakukan indikator sama sekali diberi skala 1 - melakukan 1 indikator diberi skala 2

- melakukan 2 indikator diberi skala 3 - melakukan 3 indikator diberi skala 4

Aktivitas yang diamati Memes (2001: 38)

(1) Interaksi siswa dalam kelompok selama proses belajar mengajar yang meliputi bekerja sama mengerjakan LKK, berdiskusi memecahkan masalah, bertanggung jawab terhadap kelompoknya.

(2) Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat, meli-puti bertanya sesuai dengan materi pembelajaran, menjawab pertanya-an/mengemukakan pendapat dengan baik, dan berani maju ke depan. (3) Partisipasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung

(melakukan percobaan baik merangkai maupun menggunakan alat, melakukan presentasi, dan mengambil kesimpulan).

(4) Motivasi dan kegairahan siswa dalam mengikuti pembelajaran (Menyelesaikan tugas mandiri atau kelompok, semangat dalam mengikuti pelajaran, dan menggunakan referensi/literatur).

(5) Interaksi antar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung (berinteraksi dengan baik, menghargai pendapat teman, dan memberi tanggapan positif terhadap pendapat teman).

No Nama Siswa

Aspek Aktivitas yang Diamati

1 2 ...

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1. 2. 3. ...


(45)

28 (6) Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung (menjawab pertanyaan yang diberikan guru, melakukan perintah guru, mendengarkan penjelasan guru).

Tabel 5. Contoh analisis aktivitas siswa

%

100

%

x

maksimum

Skor

siswa

setiap

skor

Jumlah

Aktivitas

siswa Jumlah siswa setiap aktivitas skor Jumlah siswa aktivitas rata rata

Nilai  

Untuk menentukan kategori aktivitas siswa digunakan pedoman menurut Memes (2001: 36):

Bila nilai aktivitas siswa75,6, maka dikategorikan aktif. Bila 59,4

nilai aktivitas < 75,6, maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai aktivitas < 59,4, maka diketegorikan kurang aktif.

2. Data Hasil Belajar

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa berupa soal tes tertulis berbentuk uraian. Proses analisis untuk data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

(a) Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

No Nama Siswa Aspek Aktivitas Skor Aktivitas

(%) Kategori

1 2 ...

1. 2. ...

Jumlah Skor Skor Maksimum % Skor Aktifitas


(46)

29 (b) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

% = 100%

Nilai hasil belajar siswa adalah:

Nilai hasil belajar siswa per tes = % pencapaian pemahaman konsep (c) Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

=

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa disesuaikan dengan KKM yang berlaku di sekolah yaitu 68. Apabila nilai siswa≥ 68, maka dikategorikan tuntas.

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja pada penelitian ini adalah:

1) Meningkatnya aktivitas belajar siswa terhadap pelajaran fisika setelah diterapkannya model pembelajaran PBL.

2) Meningkatnya hasil belajar fisika siswa dengan skor akhir 68 setelah diterapkannya model pembelajaran PBL.


(47)

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa ditingkatkan dengan cara memberi kesempatan kepada siswa melakukan eksperimen dan mempresentasikan hasil eksperimen. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I aktivitas belajar siswa sebesar 62,38 dengan kategori cukup aktif, pada siklus II meningkat sebesar 11,19 menjadi 73,57 dengan kategori cukup aktif, dan pada siklus III aktivitas siswa kembali meningkat sebesar 7,50 menjadi 81,07 dengan kategori aktif.

2. Hasil belajar fisika siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 56,86 dengan kategori tidak tuntas, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 4,14 menjadi 61,00 dengan kategori “Tuntas”, dan pada siklus III rata-rata hasil belajar kembali meningkat sebesar 6,71 menjadi 67,71dengan kategori “Tuntas”.


(48)

58 B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan bagi guru atau guru peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru harus lebih memahami sintak-sintak pada model pembelajaran yang digunakan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.

2. Guru harus mampu menyesuaikan pengelolaan waktu dengan RPP, agar pembelajaran berlangsung dengan baik.

3. Guru harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik dan relevan dengan materi pembelajaran.

4. Guru harus lebih memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas dengan baik sehingga siswa dapat memanfaatkan kehadiran guru sebagai fasilitator.

5. Guru dapat menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah karena pembelajaran ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1999.Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta: Grafindo Aqib, Zainal. 2006.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama

Widya

Arikunto, Suharsimi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas RI Djamarah dan Zain. 2006.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Edukasiana. 2010. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.Artikel Pendidikan.

Edukasiana. Diakses 30 November 2010 dari http://edukasiana.com/?p= 266

Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ismail. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction).

Makalah. Depdiknas. Jakarta.

Johnson, Elaine B. 2009.Contextual Teaching Learning (CTL). Kaifa. Bandung. Memes, Wayan. 2001.“Perbaikan Pembelajaran Topik Kalor di SLTP”. (Jurnal).

Pendidikan dan Pengajaran KIP Negeri Singaraja. Departemen Pendidikan Nasional RI.

Mulyono. 2002.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Pustaka

Padiya. 2008.Model-Model Pembelajaran.Diakses 6 Desember 2010 dari http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaran-kooperatif.html

Sardiman, A.M. 2005.Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada


(50)

Suchaini. 2008.Pembelajaran Berbasis Masalah. Diakses 4 Desember 2010 dari http://suchaini.wordpress.com/2008/12/15/pembelajaran-berbasis-masalah/ Sulatra, I Made. 2005.Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBI) dalam

Pembelajaran Matematika.Skripsi. Universitas Lampung. Diakses 20 November 2010 dari http://blog.unila.ac.id/imadesulatra/files/2009/09 /makalah_ar-pbl-2005.pdf

Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Kencana. Jakarta.


(1)

(6) Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung (menjawab pertanyaan yang diberikan guru, melakukan perintah guru, mendengarkan penjelasan guru).

Tabel 5. Contoh analisis aktivitas siswa

%

100

%

x

maksimum

Skor

siswa

setiap

skor

Jumlah

Aktivitas

siswa Jumlah siswa setiap aktivitas skor Jumlah siswa aktivitas rata rata

Nilai  

Untuk menentukan kategori aktivitas siswa digunakan pedoman menurut Memes (2001: 36):

Bila nilai aktivitas siswa75,6, maka dikategorikan aktif. Bila 59,4 nilai aktivitas < 75,6, maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai aktivitas < 59,4, maka diketegorikan kurang aktif.

2. Data Hasil Belajar

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa berupa soal tes tertulis berbentuk uraian. Proses analisis untuk data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

(a) Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

No Nama Siswa Aspek Aktivitas Skor Aktivitas

(%) Kategori

1 2 ...

1. 2. ...

Jumlah Skor Skor Maksimum % Skor Aktifitas


(2)

29 (b) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

% = 100%

Nilai hasil belajar siswa adalah:

Nilai hasil belajar siswa per tes = % pencapaian pemahaman konsep (c) Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

=

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa disesuaikan dengan KKM yang berlaku di sekolah yaitu 68. Apabila nilai siswa≥ 68, maka dikategorikan tuntas.

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja pada penelitian ini adalah:

1) Meningkatnya aktivitas belajar siswa terhadap pelajaran fisika setelah diterapkannya model pembelajaran PBL.

2) Meningkatnya hasil belajar fisika siswa dengan skor akhir 68 setelah diterapkannya model pembelajaran PBL.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa ditingkatkan dengan cara memberi kesempatan kepada siswa melakukan eksperimen dan mempresentasikan hasil eksperimen. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I aktivitas belajar siswa sebesar 62,38 dengan kategori cukup aktif, pada siklus II meningkat sebesar 11,19 menjadi 73,57 dengan kategori cukup aktif, dan pada siklus III aktivitas siswa kembali meningkat sebesar 7,50 menjadi 81,07 dengan kategori aktif.

2. Hasil belajar fisika siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 56,86 dengan kategori tidak tuntas, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 4,14 menjadi 61,00 dengan kategori “Tuntas”, dan pada siklus III rata-rata hasil belajar kembali meningkat sebesar 6,71 menjadi 67,71dengan kategori “Tuntas”.


(4)

58 B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan bagi guru atau guru peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru harus lebih memahami sintak-sintak pada model pembelajaran yang digunakan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.

2. Guru harus mampu menyesuaikan pengelolaan waktu dengan RPP, agar pembelajaran berlangsung dengan baik.

3. Guru harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik dan relevan dengan materi pembelajaran.

4. Guru harus lebih memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas dengan baik sehingga siswa dapat memanfaatkan kehadiran guru sebagai fasilitator.

5. Guru dapat menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah karena pembelajaran ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.


(5)

Abdurrahman. 1999.Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta: Grafindo Aqib, Zainal. 2006.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama

Widya

Arikunto, Suharsimi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas RI Djamarah dan Zain. 2006.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Edukasiana. 2010. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.Artikel Pendidikan.

Edukasiana. Diakses 30 November 2010 dari http://edukasiana.com/?p= 266

Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ismail. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction).

Makalah. Depdiknas. Jakarta.

Johnson, Elaine B. 2009.Contextual Teaching Learning (CTL). Kaifa. Bandung. Memes, Wayan. 2001.“Perbaikan Pembelajaran Topik Kalor di SLTP”. (Jurnal).

Pendidikan dan Pengajaran KIP Negeri Singaraja. Departemen Pendidikan Nasional RI.

Mulyono. 2002.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Pustaka

Padiya. 2008.Model-Model Pembelajaran.Diakses 6 Desember 2010 dari http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaran-kooperatif.html

Sardiman, A.M. 2005.Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada


(6)

Suchaini. 2008.Pembelajaran Berbasis Masalah. Diakses 4 Desember 2010 dari http://suchaini.wordpress.com/2008/12/15/pembelajaran-berbasis-masalah/ Sulatra, I Made. 2005.Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBI) dalam

Pembelajaran Matematika.Skripsi. Universitas Lampung. Diakses 20 November 2010 dari http://blog.unila.ac.id/imadesulatra/files/2009/09 /makalah_ar-pbl-2005.pdf

Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Kencana. Jakarta.


Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

8 69 56

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR EMPIRIS-INDUKTIF (SBEI) UNTUK MENINGKATKAN MINAT, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (PTK Pada Siswa Kelas X1 SMA Negeri 1 Natar TP 2011/2012)

4 23 62

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MINAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (PTK di Kelas X2 SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010)

0 3 9

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR (PTK di Kelas VII C SMPN 2 Kalianda Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 8 49

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA (PTK di Kelas VII 2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 50

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA

1 17 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tritunggal Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Natar, Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA (PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)

0 3 40

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN METODEDISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMPN 2 LINGSAR TAHUN AJARAN 20142015

0 0 5