RANCANGAN 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) PADA CENTRO PRODUCTION SEMARANG - Unika Repository
Filename:
Lorins_Dana_Octaviana_Setiawan_13.30.0027_Rancangan_5S_(Seiri,_Seiton,_Seiso,_Seiketsu,_Shitsuke)_pada_Centro_Producti.doc
Date: 2017-07-04 14:19 UTC
Results of plagiarism analysis from 2017-07-04 14:24 UTC
2065 matches from 119 sources, of which 44 are online sources.PlagLevel: 8.5% /93.2%
[0] (833 matches, 0.0%93.2%) from
[1] (113 matches, 4.4% /9.9%) from [2] (106 matches, 4.3% /9.5%) from [3] (91 matches, 3.4% /7.8%) from [4] (71 matches, 2.1% /5.7%) from [5] (66 matches, 2.8% /4.8%) from [6] (18 matches, 0.4% /1.6%) from [7] (20 matches, 0.8% /1.5%) from
(+ 1 documents with identical matches) [9] (15 matches, 0.4% /1.4%) from [10] (18 matches, 0.9% /1.3%) from [11] (16 matches, 0.7% /1.1%) from [12] (9 matches, 0.2% /1.1%) from [13] (13 matches, 0.4% /0.9%) from [14] (9 matches, 0.3% /1.0%) from [15] (8 matches, 0.3% /1.0%) from
(+ 2 documents with identical matches) [18] (8 matches, 0.1% /0.9%) from [19] (10 matches, 0.5% /0.9%) from [20] (12 matches, 0.5% /0.9%) from [21] (10 matches, 0.5% /0.8%) from [22] (9 matches, 0.6% /0.8%) from [23] (8 matches, 0.2% /0.8%) from
(+ 1 documents with identical matches) [25] (9 matches, 0.2% /0.8%) from [26] (8 matches, 0.3% /0.7%) from [27] (10 matches, 0.1% /0.7%) from [28] (6 matches, 0.2% /0.8%) from [29] (7 matches, 0.1% /0.7%) from [30] (7 matches, 0.1% /0.8%) from [31] (11 matches, 0.1% /0.7%) from [32] (6 matches, 0.2% /0.7%) from [33] (10 matches, 0.1% /0.7%) from [34] (10 matches, 0.1% /0.5%) from [35] (8 matches, 0.3% /0.5%) from [36] (8 matches, 0.2% /0.6%) from [37] (6 matches, 0.0% /0.5%) from [38] (11 matches, 0.3% /0.5%) froml [39] (5 matches, 0.1% /0.5%) from [40] (7 matches, 0.2% /0.5%) from [41] (7 matches, 0.1% /0.3%) from [42] (7 matches, 0.0%0.3%) from [43] (6 matches, 0.1% /0.4%) from
(+ 2 documents with identical matches) [46] (8 matches, 0.0%0.3%) from [47] (7 matches, 0.0%0.3%) from [48] (6 matches, 0.0%0.3%) from [49] (8 matches, 0.0% /0.3%) from [50] (6 matches, 0.0% /0.3%) from
(+ 1 documents with identical matches) [52] (4 matches, 0.1% /0.3%) from [53] (6 matches, 0.0%0.3%) from [54] (7 matches, 0.0%0.3%) from [55] (7 matches, 0.0% /0.3%) from
(+ 2 documents with identical matches) [58] (4 matches, 0.2% /0.3%) from [59] (7 matches, 0.0% /0.3%) from [60] (7 matches, 0.0% /0.3%) from [61] (5 matches, 0.0%0.3%) from
(+ 1 documents with identical matches) [63] (4 matches, 0.0%0.3%) from [64] (4 matches, 0.0%0.3%) from [65] (6 matches, 0.0%0.3%) from [66] (6 matches, 0.0%0.2%) from [67] (7 matches, 0.0%0.3%) from
[68] (5 matches, 0.0%0.2%) from [69] (7 matches, 0.0% /0.2%) from [70] (6 matches, 0.0%0.2%) from [71] (6 matches, 0.0%0.3%) from [72] (6 matches, 0.0%0.2%) from
(+ 1 documents with identical matches) [74] (6 matches, 0.2% /0.3%) from [75] (5 matches, 0.0%0.3%) from [76] (7 matches, 0.0% /0.2%) from [77] (4 matches, 0.1% /0.3%) from [78] (6 matches, 0.0% /0.2%) from
(+ 1 documents with identical matches) [80] (6 matches, 0.0% /0.2%) from
(+ 2 documents with identical matches) [83] (5 matches, 0.0%0.3%) from [84] (6 matches, 0.0% /0.2%) from
(+ 2 documents with identical matches) [87] (4 matches, 0.2% /0.2%) from [88] (6 matches, 0.0%0.2%) from
(+ 1 documents with identical matches) [90] (6 matches, 0.0%0.2%) from [91] (5 matches, 0.0% /0.2%) from [92] (5 matches, 0.0%0.2%) from [93] (5 matches, 0.0%0.2%) from [94] (5 matches, 0.0%0.2%) from [95] (4 matches, 0.0%0.2%) from [96] (5 matches, 0.1% /0.2%) from [97] (4 matches, 0.0%0.2%) from [98] (6 matches, 0.0% /0.2%) from [99] (5 matches, 0.0%0.2%) from [100] (5 matches, 0.0%0.2%) from [101] (5 matches, 0.0% /0.2%) from [102] (5 matches, 0.0% /0.2%) from [103] (5 matches, 0.0% /0.2%) from [104] (5 matches, 0.0% /0.2%) from [105] (5 matches, 0.0%0.2%) from [106] (5 matches, 0.0%0.2%) from [107] (5 matches, 0.0%0.2%) from [108] (4 matches, 0.0%0.2%) from [109] (5 matches, 0.0% /0.2%) from [110] (5 matches, 0.0%0.2%) from [111] (5 matches, 0.0%0.2%) from [112] (2 matches, 0.3% ) from [113] (5 matches, 0.0%0.2%) from [114] (4 matches, 0.0%0.2%) from [115] (4 matches, 0.0%0.2%) from [116] (4 matches, 0.0% /0.2%) from
(+ 2 documents with identical matches)
Settings
Sensitivity: Medium Bibliography: Bibliography excluded Citation detection: Reduce PlagLevel Whitelist: --
Analyzed document
=====================1/104======================
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan industri sekarang ini semakin maju dan tumbuh pesat. Akibatnya muncul persaingan yang ketat karena munculnya industri baru pada bidang yang seragam. Industri harus mampu mendobrak inovasi baru jika ingin unggul dalam persaingan dan memperoleh laba yang maksimal. Suatu perusahaan manufaktur maupun jasa tidak terlepas dari proses operasional maupun budaya kerja dari perusahaan. Budaya kerja dari perusahaan memiliki pengaruh yang
tinggi dalamm proses kegiatan produksi. Dengan adanya budaya kerja yang baik maka proses produksi akan berjalan dengan efektif dan optimal.
Gaspersz (2000) mengatakan bahwa Kaizen adalah istilah dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus-menerus (continuous improvement) yang bertujuan untuk melaksanakan perbaikan secara terus-menerus Pada perusahaan Jepang telah dicoba lima langkah pemeliharaan tempat kerja dengan penerapan
5S bahasa
jepang (seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke ) Salah satu agar proses produksi dapat optimal dan efektif dengan menerapkan budaya 5S ... Budaya kerja 5S ini diharapkan mampu meningkatkan sasaran pokok industri yang berupa efisiensi kerja, produktivitas kerja, kualitas kerja , dan juga keselamatan kerja Lingkungan
kerja yang mungkin sebelumnya kurang nyaman bagi pekerja dapat disusun dan =====================2/104======================
2 diperbaiki dengan menggunakan konsep 5S ini. Apabila proses kerja berjalan dengan efektif dan optimal, maka akan menghasilkan produk sesuai dengan apa yang diharapkan. Centro Production merupakan konveksi berskala kecil yang menghasilkan produk berupa kaos oblong, seragam kantor, jersey basketball, jersey football, dan lain-lain. Centro production ini terletak di tengah pemukiman warga di daerah Selo Mas Semarang. Tempat produksi dari konveksi ini dibagi di 2 rumah produksi yaitu Selo Mas, Brotojoyo, dan Gajah Barat. Rumah produksi 1 terletak di jalan Selo Mas dan berfungsi untuk penyimpanan material yang baru datang, printing, cutting, dan juga finishing. Rumah produksi 2 terletak di jalan Brotojoyo, disini puluhan lembar kain disulap menjadi pakaian sesuai dengan order pelanggan. Sementara untuk order kaos dengan sablon, di sub kontrak ke Jl. Gajah Barat yang merupakan penyedia jasa sablon. Centro production memiliki 8 karyawan dan puluhan mesin untuk menunjang kegiatan produksi mereka. Semua barang yang ada di 2 rumah produksi milik Centro Production tidak terorganisir dengan rapi, padahal sebenarnya kerapian tempat kerja sangat menunjang proses produksi. Berikut adalah beberapa gambar rumah produksi Centro Production untuk menjelaskan kondisinya.
=====================3/104======================
3 Gambar 1.1 Spot untuk Desain dan Printing yang Sempit dan Kurang Nyaman (rumah produksi 1)
Gambar 1.1 menunjukan tempat untuk mendesain pakaian dan printing kertas sublim yang tidak rapi dan kurang nyaman untuk bekerja. Spot ini kecilsehingga menghalangi pergerakan untuk melakukan aktivitas. Desain dan printing kertas sublim ini dilakukan sendiri oleh pemilik Centro Production.
Gambar 1.2 Tumpukan Kain Sisa di Teras Rumah Produksi 1Di gambar 1.2 terihat teras rumah produksi 1 ini tampak begitu banyak bungkusan besar yang berisi kain-kain sisa dari produksi. Selain kain sisa produksi, diantara bungkusan tersebut juga terdapat barang jadi yang siap dikirim
=====================4/104====================== 4 kerepotan untuk membedakan mana bungkusan yang berisi material dan mana bungkusan yang berisi barang jadi.
Gambar 1.3 Ruang Bahan Baku dan FinishingPada gambar 1.3 ini menunjukan beberapa karung berisi material yang baru saja dikirim oleh supplier dan gulungan kain yang berantakan. Disini tampak juga 2 orang karyawan yang sedang melakukan aktivitas produksi yaitu finishing. Walauupun tampaknya tumpukan material yang berserakan tidak mengganggu aktivitas produksi, namun hal ini cukup menghambat dan mengakibatkan kurangnya efisiensi waktu serta membahayakan pekerja.
=====================5/104======================
5 Gambar 1.4 Ruang Tengah Rumah Produksi 1 Pada gambar 1.4 ini terlihat seorang karyawan sedang melakukan aktivitas produksi yaitu penggambaran pola secara manual. Namun keadaan di sekitar tempat kerja karyawan tersebut sangatlah berantakan dan terlihat bahwa rumah produksi ini kurang terorganisir kerapiannya.
Gambar 1.5 Penataan Material yang Tidak Rapi di Rumah Produksi2 Gambar 1.5 ini diambil di rumah produksi 2 (jalan Brotojoyo), disini terlihat bahwa material yang hendak diolah tidak ditata di tempat yang semestinya. Hal ini akan cukup membingungkan karyawan untuk memilah material yang akan digunakan. =====================6/104======================
6
Gambar 1.6 Material Pendukung yang Tidak Terorganisir DenganBaik (rumah produksi 2) Pada gambar 1.6 ini tampak material pendukung berupa benang yang sangat berserakan, hal ini sangat menghambat aktivitas kerja para karyawan. Apabila ditata dengan rapi maka karyawan akan lebih menghemat waktu untuk melakukan proses produksi yang ada.
Gambar 1.7 Barang Setengah Jadi yang BeranntakanGambar 1.7 ini menunjukan barang setengah jadi berupa kaos oblong yang belum di finishing dan berserakan di lantai. Hal ini sangat tidak enak dipandang=====================7/104======================
7 mata dan memungkinkan munculnya masalah baru seperti hilang, kotor, dan sebagainya.
Gambar 1.8 Mesin Jahit yang BerantakanGambar 8 menunjukan ruang produksi di rumah produksi 2 dan tampak barang yang tidak semestinya berada di atas mesin jahit. Setelah melakukan survey dan pengambilan foto, maka tampak barang- barang baik material, mesin yang tidak terorganisir dengan baik. Dalam melakukan penyimpanan material pun juga tidak dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu. Selain itu juga sangat jelas terlihat banyak barang dan material yang berserakkan di lantai sehingga dapat mengganggu jalannya proses produksi dan menurunkan mutu dari produk tersebut. Masalah lain yang ditemukkan dalam survey ini adalah barang-barang yang tidak diperlukan dalam proses produksi yang berada di meja produksi. Seperti tas karyawan yang diletakkan di atas mesin jahit, rokok di atas meja kerja sablon, dan juga jemuran di atas meja sablon. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, terlihat bahwa rumah produksi milik Centro Production ini masih kurang tertata rapi dan dapat mengganggu aktivitas produksi. Untuk itu peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul =====================8/104======================
8 “RANCANGAN 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) PADA CENTRO PRODUCTION SEMARANG”
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang terpapar diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan : bagaimana rancangan 5S pada Centro Production Semarang?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan rancangan 5S pada Centro Production Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat, antara lain : a. Bagi Centro Production Semarang : hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi Centro Production Semarang untuk menjadikan budaya dan lingkungan kerja yang tertata rapi dan bersih sehingga dapat meningkatkan efektifitas serta mengoptimalkan proses
b. Bagi peneliti : dapat memberikan tambahan wawasan dan juga pengetahuan yang berkaitan dengan konsep 5S.
=====================9/104======================
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.
1 Landasan Teori 2 ...
1.
1 Pengertian 5S
5S berarti membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, mengambil keputusan yang tegas, dan menerapkan manajemen stratifikasi untuk membuang yang tidak diperlukan (Osada, 2004 ... 23).
5S merupakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan ditempat kerja, mengadakan penataan, pembersihan, memelihara kondisi yang mantap dan memelihara kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik . ... (Osada. 1995 : 1)
Render dan Heizer (2009: 254) mengatakan bahwa 5S sebagai sebuah
konsep yang dirancang untuk menghilangkan atau mengurangi pemborosan
sehingga segala sesuatu yang ada dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar ...
Jadi, 5S adalah salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan supaya lebih teratur, rapi, dan bersih sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Usaha ini
dilakukan dengan beberapa kegiatan seperti melakukan pemilahan, penataan, pembersihan, pemantapan, dan pembiasaan ...
2.1.2 Metode Studi 5S
1. Seiri Seiri merupakan langkah awal dari budaya kerja 5S. seiri sendiri memiliki arti ringkas atau pemilahan. Seiri ini adalah kegiatan pemilahan atau =====================10/104======================
10 merapikan barang-barang yang tidak terpakai dan mengganggu jalannya proses produksi. Dengan melakukan pemilahan maka suasana kerja akan lebih nyaman.
Menurut Sholihah (2011), langkah seiri ini merupakan langkah yang sangat strategis Tanpa diawali dengan langkah seiri ini maka kegiatan penataan dan pembersihan hanya merupakan kosmetik, yang hanya berlangsung dipermukaan saja , karena seiri adalah lokomotif bagi S yang lain .
Pengertian seiri menurut Hirano (Sholihah,2011: 47), adalah
memisahkan barang menjadi dua golongan yaitu barang yang diperlukan dan barang yang tidak diperlukan ... Barang yang tidak diperlukan harus dikeluarkan dari area kerja ... Tidak ada barang yang masuk dalam kategori barang yang nantinya mungkin diperlukan ... Untuk barang-barang yang masih meragukan kegunaannya, maka perlu ada penilaian terhadap nilai dari barang tersebut ...
Menurut Jahja (Sholihah,2011:47) seiri memiliki motto “ Singkirkan
barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja ” ... . Artinya, tempat kerja
harus bebas dari semua benda yang tidak diperlukan dalam bekerja dan harus ringkas. Sangat penting bagi karyawan agar merasa nyaman di tempat mereka bekerja. Kebanyakan orang-orang menghabiskan waktu di tempat kerja untuk melakukan kegiatan atau bekerja. 8 jam dalam sehari di habiskan di tempat bekerja dan itu belum lembur. Untuk itu diperlukan suatu tempat kerja yang bersih dan rapi. =====================11/104======================
11 Sedangkan Aida (Osada,2004: 40) berpendapat bahwa menyimpan suatu
barang atau informasi dengan tidak membedakan kepentingannya hanya membutuhkan tempat ekstra dan menambah lebih banyak pekerjaan-itulah perlunya membuang segala sesuatu yang tidak dibutuhkan ...
Menurut Osada (2004) pemilahan sebenarnya adalah seni membuang barang Dalam melaksanakan pemilahan ini, pertama-tama harus menentukan
sasaran ... Setelah mengetahuinya, maka dapat memutuskan bagaimana cara
melakukannya. Caranya adalah memutuskan untuk apa menyimpan barang dan
kemudian bagaimana membuang barang yang tidak perlu dan menyimpan sisanya sehingga mudah ditemukan kembali serta tidak berserakan ...
Gambar 2.1 Proses Pemilahan (Osada:2004)Menurut Osada (2004) Manajemen stratifikasi merupakan dasar melakukan pemilahan. Manajemen stratifikasi mencakup memutuskan
pentingnya suatu barang, mengurangi persediaan barang yang tidak diperlukan, sekaligus memastikan bahwa barang yang diperlukan disimpan dalam jarang =====================12/104======================
12
dekat supaya lebih efisien ... Berikut azas pemilahan yang dapat dilakukan
menurut Osada (2004) :
Tabel 2.1 Azas PemilahanDerajat kebutuhan (Frekuensi Pemakaian) Metode penyimpanan (Stratifikasi) Rendah
1. Barang yang tidak dipergunakan tahun lalu.
2. Barang yang hanya dipergunakan sekali dalam waktu 6-12 bulan terakhir.
1. Buang
2. Simpan jauh- jauh Rata- rata
1. Barang yang hanya
dipergunakan dalam waktu 2-6 bulan terakhir ...
2. Barang yang hanya
dipergunakan sekali dalam seminggu ...
1. Simpan dibagian tempat kerja Tinggi
1. Barang yang
dipergunakan sekali dalam seminggu ...
2. Barang yang dipergunakan setiap hari . ...
3. Barang yang dipergunakan setiap jam ...
1. Simpan dekat
orang yang menggunakan nya atau simpan di kantong baju/celana orang itu ...
Sumber : Osada (2004)
13 Tabel 2.
2 Menyimpan Barang yang Diperlukan Barang Penyimpanan Barang yang sering digunakan Simpan di tempat yang mudah terjangkau ...
Barang yang selalu digunakan Simpan supaya mudah diambil, mudah disimpan dan mudah dipahami dimana harus disimpan ... Barang yang kadang-kadang digunakan Pastikan untuk menyimpannya kembali di tempat semula, yang berarti harus ada sebuah papan bergambar, kode warna , dll. ... Arsip Beri nomor dan kode warna baik pada rak maupun pada penjilid ...
Sumber : Osada (2004)
2. Seiton Seiton berarti rapi. Seiton merupakan kegiatan merapikan barang dengan memberi tanda, petunjuk, fungsi, dan jenis barang ke dalam tempat yang benar agar barang dapat digunakan dalam keadaan apapun. Menurut Sholihah (2011: 49), seiton berarti menyimpan barang di tempat
yang tepat atau dalam tata letak yang benar sehingga dapat digunakan dalam
keadaan mendadak . ... Memberi tanda, petunjuk, batas pada tiap barang atau
tempat penyimpanan dan menentukan prioritas penempatan berdasarkanfrekuensi pemakaiannya ... Ini merupakan cara untuk menghilangkan proses
pencarian ...=====================14/104======================
14 Menurut Osada (Sholihah,2011: 49), seiton merupakan menyimpan
barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar sehingga dapat digunakan dalam keadaan mendadak dan merupakan cara untuk menghilangkan
proses pencarian , dan moto dari seiton adalah ... .
Menurut Jahja (Sholihah,2011: 49), seiton adalah menempatkan barang
dengan jenis, fungsi, dan volume penggunaannya ... Tujuan dari konsep seiton
adalah menghilangkan ketidakpastian peletakan barang dan mengurangi risiko kehilangan atau kesalahan pengambilan ...Menurut Sholihah (2011:50) keuntungan dari penerapan seiton adalah :
1. Dapat mengurangi kerugian waktu yang disebabkan oleh lamanya waktu yang dihabiskan untuk mencari barang.
2. Dapat memudahkan pemantauan barang dan tempat, apabila ada yang hilang akan lebih mudah untuk dideteksi.
3. Dengan tertata rapinya barang dapat pula mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menurut Sholihah (2011: 50) Langkah penerapan yang dapat dilakukan untuk menuju konsep seiton adalah ...
1. Menentukan pengelompokan barang yang diperlukan ... Langkah
pertama adalah menentukan pengelompokan barang atau alat yang digunakan ... Kriteria-kriteria yang umumnya digunakan untuk melakukan pengelompokan adalah berdasarkan frekuensi pemakaian =====================15/104======================
15 barang atau alat tersebut dan fungsi dari barang atau alat yang diperlukan ... Pembuatan kriteria harus diawali dengan melakukan
analisa terhadap metode mengambil dan menyimpan barang sebelum implementasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai penting yang nantinya digunakan dalam melakukan pengelompokan terhadap
barang atau alat atau mesin.
2. Penentuan tempat penyimpanan barang atau alat harus berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu agar tempat penyimpanan berada di tempat yang tepat ... Tempat penyimpanan yang tepat harus mudah dalam mencari, mengambil, dan mengembalikan barang atau alat yang digunakan ... Barang atau alat yang
memiliki fungsi yang sama disimpan pada lokasi yang sama, membedakan tempat penyimpanan untuk barang atau alat yang digunakan secara individu.
3. Buat garis tanda antar tempat Pembuatan garis atau tanda untuk lalu
lintas orang berjalan dan memberi tanda dengan jelas dimana barang akan disimpan ... Hal ini penting karena untuk memanfaatkan ruang semaksimal mungkin dan untuk keamanan jalan untuk lalu lintas orang sedapat mungkin merupaka garis lurus, dan untuk membuat pabrik tampak lebih rapi ... Dengan adanya pemberian tanda lokasi pada berbagai barang membantu menciptakan daerah daerah yang memastikan bahwa barang berada di tempat yang seharusnya . ...
=====================16/104======================
16
4. Buat identitas pada masing-masing lokasi atau tempat simpan dengan identitas yang jelas (lama, kode, jumlah, dan lama penyimpanan ) ... Menurut Sholihah (2011:51) dalam pemberian nama dan penempatan barang maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Setiap barang harus memiliki nama.
2. Setiap barang harus memiliki tempatnya masing-masing.
3. Setiap barang harus memiliki keterangan apabila sedang digunakan atau diperbaiki.
4. Susunan barang teratur dan tidak tergesa-gesa dalam penyimpanannya.
5. Barang yang paling sering digunakan harus disimpan ditempat yang mudah dijangkau.
3. Seiso Seiso berarti bersih. Seiso berarti membersihkan segala sesuatu yang ada
di area kerja sehingga menjadi bersih yang membuat para pekerja menjadi nyaman dalam bekerja ...
Menurut Osada (Sholihah,2011: 52) seiso berarti membuang sampah,
kotoran, dan benda-benda asing serta membersihkan segala sesuatu di dalam
area kerja ... Moto
dari seiso adalah ... .Sedangkan menurut Jahja (Sholihah,2011: 52) seiso adalah membersihkan segala sesuatu yang ada ditempat kerja ...
Jadi pembersihan adalah sesuatu yang memiliki pengaruh besar atas produktivitas, keamanan, semangat kerja, dan setiap aspek operasi lain ... Gerakan =====================17/104======================
17 seiso ini berusaha untuk mencapai kotoran dan debu nihil serta menghilangkan cacat dan kesalahan kecil sesuai dengan tujuan dilaksanakannya pemeriksaan utama ...
Menurut Sholihah (2011: 53) tempat kerja yang gelap , kumuh, dan kotor
mengganggu pemandangan dan proses kerja ... Tempat kerja yang kotor , berdebu, lembab, berjamur tidaklah sehat . ... Tempat kerja perlu resik karena pengaruh resik terhadap produktivitas , kualitas, keselamatan kerja sangatlah jelas .
Menurut Jahja (Sholihah,2011: 53) kegiatan seiso terdiri dari 4 langkah,
yaitu :
1. Sarana kebersihan tempat kerja
Sarana kebersihan harus dianggap sebagai alat kerja karyawan yang disediakan di tempat kerja Alat kebersihan ditempatkan secara memadai dengan tanda batas dan label pengenal yang sesuai .
2. Pembersihan tempat kerja
Pola gotong royong dan kerja bakti secara serempak dapat diterapkan untuk seiso di tempat kerja Para karyawan yang akan dilibatkan hendaknya sudah diberikan penyuluhan mengenai maksud dan tujuan pembersihan tempat kerja secara lengkap Bila tempat kerja sudah menjadi bersih dan bebas kotoran , berbagai keausan dan pengusangan di
tempat kerja . Hal-hal yang kurang beres diperbaiki, mesin, alat kerja,
=====================18/104====================== 18 dinding, rak, dan pipa yang warnanya pudar sebaiknya dicat kembali setelah dibersihkan.
3. Peremajaan tempat kerja
Garis pembatas pada lantai berfungsi sebagai batas daerah tanggung jawab antara lorong dan tempat kerja Garis ini juga berfungsi sebagai rambu tempat peletakan stok, mesin, peralatan, tempat sampah, dsb Dengan garis pembatas , kesan tertib lebih menonjol di tempat kerja.
4. Pelestarian seiso di tempat kerja
Kebersihan di tempat kerja adalah kebutuhan nyata, bukan kemewahan semata . Hal itu berarti mencegah serta menghilangkan berbagai gangguan yang mungkin terjadi di tempat kerja .
Menurut Osada (2004: 110) ada tiga langkah pembersihan yang
benar ... Pertama, aktivitas tingkat makro membersihkan segala sesuatu dan mencari cara untuk menangani penyebab keseluruhan yang berkaitan dengan keseluruhan gambaran ... Kedua, tingkat individual, menangani tempat kerja khusus dan mesin khusus ... Ketiga, tingkat mikro, dimana suku cadang dan alat khusus dibersihkan dan penyebab kotoran dicari dan diperbaiki ...
=====================19/104======================
19 Gambar 2.
2 Ancangan Tiga Langkah (Osada 2004) Prosedur membersihkan tempat kerja dan peralatan menurut Osada (2004 ... 111) :
1. Bagi daerah menjadi beberapa bagian dan alokasikan tanggung jawab untuk tiap bagian ...
2. Tentukan apa yang harus dibersihkan, urutannya, dan kemudian ...
kerjakan
3. Revisi cara melakukan pembersihan dan alat yang dipergunakan sehingga tempat yang sukar dibersihkan akan mudah dibersihkan ...
4. Tentukan aturan yang harus ditaati supaya barang tampak seperti apa yang dikehendaki ...
4. Seiketsu
Ke empat adalah seiketsu yang berarti rawat Seiketsu adalah kegiatan memelihara keadaan tempat kerja yang bersih dan rapi dengan mengikuti disiplin metode 3S ( seiri, seiton, seiso ) yang telah dilaksanakan agar tetap berjalan dengan baik ...
=====================20/104======================
20 Menurut Osada (Sholihah,2011: 54), seiketsu adalah terus-menerus dan
secara berulang-ulang memelihara seiri, seiton, seiso baik secara personal
maupun menyangkut pekerjaan ... Moto dari seiketsu adalah “ Semua orang harus
dapat memperoleh informasi yang dibutuhkannya di tempat kerja tepat waktu .Menurut Sholihah (2011: 55), prinsip utama seiketsu adalah semua orang memperoleh informasi yang dibutuhkannya ditempat kerja dan tepat waktu ...
Adapun tujuan dari seiketsu, antara lain ... 1) terjaganya lingkungan dalam kondisi
tetap baik, 2 ) menjaga agar alat kerja selalu siap pakai dan menjaga mutu hasil kerja, 3 ) lebih mudah melatih karyawan baru ...Seiketsu dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah manajemen visual agar karyawan mentaati peraturan. Menurut Osada (2004:130), manajemen visual ialah waspada. Dalam pekerjaan sehari-hari, pikiran
digunakan untuk mengingat sesuatu dan kelima pancaindera untuk melaksanakan pekerjaan . ... Yang penting disini adalah mengubah indera statis menjadi kesadaran yang dinamis dan membuatnya hidup ... Indera visual-indera
penglihatan adalah yang paling penting. Telah diperkirakan bahwa 60%
aktivitas manusia berawal dari penglihatan ... Indera penglihatanlah yang paling banyak memegang peranan.
Menurut Osada (2004) alat dan metode untuk kontrol visual adalah alat yang membuat seseorang segera dapat mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres Diperlukan lampu peringatan atau sejenisnya sehingga orang-orang
=====================21/104======================
21 akan memperhatikan bahwa sedang terjadi masalah. Untuk memberi gambaran
tentang berbagai jenis peragaan kontrol visual yang dibutuhkan, misalnya ada : ...
1. Peragaan untuk membuat orang mencegah membuat kesalahan operasi
2 ... Waspada terhadap bahaya 3 Indikasi dimana barang harus diletakkan 4 ... Penandaan peralatan
5. Peringatan berhati-hati cara operasi
6. Peragaan pemeliharaan preventif
7 Intruksi
Menurut Osada (2004: 134) Ada hal-hal yang harus diingat dalam membuat alat control visual ...
1. Mudah dilihat dari jarak jauh ...
2. Pasang peragaan pada barang yang bersangkutan ...
3. Usahakan setiap orang dapat mengatakan apa yang benar dan apa yang salah . ...
4. Usahakan supaya setiap orang dapat menggunakannya dengan mudah dan kapan saja ...
5. Usahakan setiap orang dapat melakukannya dan mudah membuat koreksi yang diperlukan ...
6. Usahakan supaya dengan melaksanakannya membuat tempat kerja lebih terang dan lebih teratur ...
=====================22/104======================
22 Dengan memperhatikan hal-hal diatas, maka perusahaan dapat menemukan bahwa segala pekerjaan di perusahaan akan jauh lebih lancar dan hasilnya lebih baik . Terlebih lagi dapat memudahkan dalam hal pemeriksaan. Berikut adalah metode manajemen visual menurut Osada (2004 : ... 140):
1. Label
Peralatan harus diberi label dengan nama dan fungsinya ...
2. Keterampilan Visual
Mencakup keadaan tembus pandang, memperlihatkan keadaan, peta masalah, dan barang apa ada dimana ...
5. Shitsuke Terakhir adalah Shitsuke yang berarti rajin atau pembiasaan adalah membuat kegiatan yang benar sebagai sebuah kebiasaan dan selalu meningkatkan apa yang sudah benar. Menurut Osada (Sholihah, 2011: 56), shitsuke adalah melakukan sesuatu
yang benar sebagai kebiasaan ... Konsep utama dari shitsuke adalah melakukan tugas atau pekerjaan dengan benar sesuai dengan prosedur yang berlaku ... .
Sedangkan menurut Jahja (Sholihah 2004: 57), moto shitsuke adalah lakukan apa yang harus dilakukan, dan jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan ... =====================23/104======================
23 Shitsuke merupakan penutup dari 5S. 5S tidak akan berhasil tanpa adanya usaha dari manusia. Shitsuke ditambahkan sebagai pengingat tentang
pentingnya unsur manusia dalam penerapan dan pemberian arah Menurut
Sholihah (2011: 57) Shitsuke berkaitan dengan kebiasaan para karyawan yang
harus dibina agar dapat menjaga dan meningkatkan apa yang sudah baik ... Rajin
di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja .peraturan. Pembiasaan berarti meminta setiap orang berjanji melaksanakan
pekerjaannya dengan baik ... Ini berarti meninta setiap orang untuk mengulangi pernyataan tanggung jawab masing-masing ke dirinya sendiri. ... Yang terbaik
dalam hal ini adalah memulai dengan hal yang sederhana. Orang harus
mengucapkan dengan kata-kata apa yang mereka kerjakan saat melakukannya ...
Setiap orang memiliki tanggung jawab penting dan harus memahami tanggung jawab masing-masing.2.1.
3 Keunggulan 5S Manajemen 5S merupakan konsep dasar dalam pengelolaan lingkungan kerja ...
a. Adanya penyempurnaan yang berkesinambungan (kaizen )
b Penerapan 5S seringkali menjadi barometer
c Keberhasilan 5S memiliki daya jual bagi organisasi
d
5S sebagai media perubahan perilaku manusia
e Menanamkan perilaku tanggung jawab individual =====================24/104======================
24
f
5S sebagai falsafah dan budaya manajemen
g
5S sebagai sasaran utama produktivitas 2 ...
1.4 Penelitian Terdahulu Beberapa perusahaan sudah melakukan penerapan 5S pada perusahaan mereka untuk membuat proses produksi menjadi lebih optimal dan efisien. Salah satu perusahaan yang sudah menerapkan 5S adalah PT. Bakries Metal Industries. Sebelum menerapkan prinsip kerja 5S, perusahaan tidak melakukan pemisahan antara mesin-mesin produksi dengan bahan-bahan sisa hasil produksi, hal ini dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi dan adanya potensi kecelakaan kerja. Setelah diterapkan 5S di PT. Bakries Metal Industries maka dilakukan perhitungan waktu produksi barang C30-SGD3. Sebelum diterapkan
5S, waktu produksi per 1 barang adalah 17695.14 detik dan setelah diterapkan 5S waktu produksi per 1 barang menjadi 14709.13 detik. Kesimpulan dari penerapan
5S di PT. Bakries Metal Industries yaitu adanya pengehemaan waktu sebesar 2986.01 (50 menit) per 1 barang C30-SGD3 atau sekitar 16.87%. (Hartono dan Sutantyo, 2008)
2.2 Kerangka Pikir Perusahaan konveksi Centro Production Semarang memiliki berbagai macam mesin sebagai penunjang produksi. Ada 3 tahapan produksi, yaitu : persiapan, penjahitan, dan finishing. Masalah yang terjadi di Centro Production Semarang ini adalah tidak meletakkan pada tempatnya terutama : peletakan bahan baku, pencarian peralatan, air mineral diatas mesin jahit, barang-barang pribadi karyawan di sekitar area kerja. Untuk memecahkan masalah pada Centro
=====================25/104======================
25 Production Semarang adalah dengan menggunakan metode
5S (Seiri, Seiton ,
Seiketsu, Shitsuke) sehingga mendapatkan hasil yang baik dalam proses produksi ...
Peneliti akan lebih fokus pada lingkungan kerja, proses kerja, fasilitas kerja dan melihat kondisi perusahaan dan merencanakan 5S ... Sehingga terbentuklah rancangan 5S yang dapat diterapkan pada Centro Production SemarangGambar 2.3 Kerangka Pikir Implementasi Rancangan 5SCentro Production Semarang Lingkugan Kerja Sikap Kerja 5 S
1. Seiri (Pemilahan)
2. Seiton (Penataan)
3. Seiso (Pembersihan)
4. Seiketsu (Pemantapan)
5. Shitsuke (Pembiasaan) Usulan Rancangan 5S Fasilitas Produksi Analisis Kerja =====================26/104======================
26
2.3 Definisi Operasional Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.3.1 Centro Production adalah salah satu konveksi berskala cukup kecil di Semarang dan memproduksi berbagai macam pakaian mulai dari kaos oblong hingga jersey olahraga. Centro Production merupakan tempat diadakannya penelitian.
2.3.2 Lingkungan kerja adalah kondisi area kerja Centro Production yang mencakup penataan bahan baku produksi (kain, benang, tinta sublim, dan kertas sublim), peralatan, perlengkapan, kebersihan, dan kerapian.
2.3.3 Fasilitas produksi adalah mencakup peralatan (mesin cutting, mesin jahit highspeed, mesin jahit obras benang, setrika uap, mesin press uap, mesin jahit overdeck, printer besar, mesin sublim), perlengkapan (gunting, jarum pentul, penggaris, pensil, spidol), furniture yang digunakan untuk menunjang proses produksi.
2.3.4 Analisis kerja adalah proses pengumpulan informasi tentang apa saja yang harus dilakukan peneliti terhadap permasalahan yang ada pada Centro Production.
2.3.
dan perlengkapan dalam proses produksi yang diperlukan dan barang yang
tidak diperlukan di Centro Production ... Seiri menggunakan indikator/alat
ukur penilaian terhadap value barang dan stratifikasi membuat keputusan rentang frekuensi pemakaian untuk tingkat kepentingannya=====================27/104======================
27 Dalam proses pemilahan ini, diperlukan adanya :
1. Pemilahan sesuai dengan frekuensi pemakaian
Tabel 2.3 Perlengkapan dan Peralatan di Rumah Produksi 1 CentroProduction Frekuensi Penggunaan (per hari) Jenis Barang Rendah (1-5 kali) Setrika, setrika uap, mesin cutting, mesin jahit high speed, mesin jahit obras benang, mesin press uap. Sedang (6-10 kali) Mesin sublim, printer besar, buku catatan order, buku keuangan perusahaan, buku catatan belanja bahan baku, buku telepon, katalog bahan baku, nota, staples, paper clip Tinggi ( 10 kali) Pita meteran, penggaris, pensil HB, gunting kain, gunting kertas, gunting benang, gunting listrik, rader, kapur jahit, jarum tangan, jarum pentul, trenner (pendedel), bantalan jarum.
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
=====================28/104======================
28 Tabel 2.4 Perlengkapan dan Peralatan di Rumah Produksi 2 Centro Production Frekuensi Penggunaan (per hari) Jenis Barang Rendah (1-5 kali) Mesin jahit high speed, mesin jahit obras benang. Tinggi ( 10 kali) Pita meteran, penggaris, pensil HB, gunting kain, gunting kertas, gunting benang, gunting listrik, rader, kapur jahit, jarum tangan, jarum pentul, trenner (pendedel), bantalan jarum. Sumber : Data primer yang diolah, 2017
2. Pemilahan penyimpanan barang
a. Laci (filling cabinet) Barang-barang yang berada pada filling cabinet Centro Production adalah buku catatan order, buku keuangan perusahaan, buku catatan belanja bahan baku (kain, benang, tinta sublim, dan kertas sublim), buku telepon, katalog bahan baku kain, nota, staples, dan paper clip.
b. Limbah produksi dan lain-lain Limbah produksi di Centro Production meliputi sisa potongan kain, sisa benang, kertas bekas sublim, botol tinta printing. Limbah lain-lain meliputi sampah kertas dan plastik.
c. Bahan baku =====================29/104======================
29 Bahan baku yang tersedia dan digunakan di Centro Production antara lain kain cotton combed (20’s, 30’s), kain viscose (bahan kemeja dan jaket), kain polyester (bahan jaket), kain lycra (spandek), kain lacoste (bahan kaos polo), kain dry fit (bahan membuat jersey), benang cotton, benang polyester, benang nylon, tinta sublim, dan kertas sublim.
d. Perlengkapan dan peralatan Perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi di Centro Production antara lain gunting, jarum pentul, penggaris, pensil.
Peralatan yang digunakan yaitu mesin cutting, mesin jahit high speed, mesin jahit obras benang, setrika uap, mesin press uap, mesin jahit overdeck, printer besar, mesin sublim. i. Membuang dan menyingkirkan yang tidak diperlukan Apabila dalam proses pemilahan di Centro Production ditemukan kertas, plastik, sisa potongan benang yang tidak memiliki nilai jual sebaiknya langsung dibuang saja. Sementara apabila terdapat potongan sisa kain, kardus yang masih dapat dimanfaatkan, sebaiknya disingkirkan dari area kerja dan bisa digunakan apabila suatu hari membutuhkan.
2.3.
perlengkapan yang menunjang proses produksi di Centro Production pada
tempat yang tepat dan tata letak yang benar ... Seiton menggunakan
indikator/alat ukur menentukan prioritas penempatan berdasarkan frekuensi/fungsi pemakaian .=====================30/104======================
30 Dalam penataan ini perlu diperhatikan :
1. Menentukan lokasi penyimpanan barang
Rumah Produksi 1
a. Laci (filling cabinet) Filling cabinet memiliki 4 tingkat, yaitu :
1. Bagian pertama : gunting kain, gunting benang, gunting kertas, gunting listrik.
2. Bagian kedua : jarum tangan, jarum pentul, dan bantalan jarum.
3. Bagian ketiga : kapur jahit, pensil HB, dan penggaris.
4. Bagian keempat : trenner, rader, dan pita meteran.
b. Limbah produksi dan lain-lain Limbah hasil produksi yang masih bisa digunakan disimpan di dalam kardus dan diletakkan di bawah tangga dan limbah lain-lain diletakkan pada plastik besar kemudian dibuang pada saat jam kerja selesai.
c. Bahan baku Bahan baku akan diletakkan pada area yang sesuai dengan gambar desain layout. Bahan baku dikelompokkan berdasarkan jenis bahan dan ditata berdasarkan warna yang senada. Bahan baku ini diletakkan di loker besar yang ada di Centro Production.
d. Perlengkapan dan peralatan Perlengkapan akan diletakkan di container box, dan peralatan tetap pada setiap ruangan produksi.
=====================31/104======================
31
2. Menentukan cara dan aturan penyimpanan barang
1. Laci (filling cabinet) Penempatan barang di filling cabinet dikelompokan berdasarkan frekuensi pemakaian sedang. Jadi, semua barang yang ada di filling cabinet memiliki frekuensi 6-10 kali penggunaan per hari.
2. Limbah produksi dan lain-lain Limbah hasil produksi diletakkan pada kardus dan limbah lain- lain diletakkan pada plastik besar kemudian dibuang pada saat jam kerja selesai. Semua limbah yang ada dikumpulkan setelah tahapan dalam proses produksi selesai. Misalnya limbah produksi muncul ketika proses pemotongan, maka setelah proses pemotongan semua limbah sudah harus dimasukan ke kardus.
3. Bahan baku Bahan baku diletakkan pada area yang disediakan dan tidak merubah lokasi.
4. Perlengkapan dan peralatan Setelah pemakaian perlengkapan diletakkan di container box dengan rapi, dan peralatan tetap pada setiap ruangan produksi.
2.3.7 Seiso (pembersihan) adalah kegiatan membuang sampah, sisa bahan baku produksi yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi, dan barang yang tidak bermanfaat di area kerja. Seiso menggunakan indikator/alat ukur, setelah
produksi selesai maka melakukan pembersihan pada setiap fasilitas produksi yang ada Tahapan dalam pembersihan tersebut, yaitu :
=====================32/104======================
32
1. Menentukan skala pembersihan (makro, individual, dan mikro)
1. Makro Dalam area kerja di Centro Production, kebersihan di setiap bagian harus terjaga terutama pada area produksi.
2. Individual Lokasi kerja pada setiap divisi di Centro Production tentu saja harus diperhatikan kebersihannya, barang yang ada di area produksi hanya barang yang menunjang proses produksi Centro Production saja.
3. Mikro
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan kebersihannya adalah setiap peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk proses produksi di Centro Production
2. Menyarankan tempat kerja yang lebih bersih
a) Kebersihan setiap ruang produksi Centro Production menjadi tanggung jawab karyawan tiap divisi, dan kebersihan area kerja produksi secara kesuluruhan mejadi tanggung jawab bersama
b) Pada area produksi tiap divisi pada Centro Production yang perlu diperhatikan adalah kebersihan tiap mesin, peralatan dan juga bahan baku.
Seiketsu (pemantapan) adalah kegiatan memelihara setiap area kerja yang bersih dan rapi , dan juga memelihara peralatan dan perlengkapan yang
digunakan saat proses produksi . ... Seiketsu menggunakan indikator/alat ukur
=====================33/104======================33 menggunakan alat bantu visual/kontrol visual untuk mengetahui peralatan yang tidak beres
Hal yang perlu diperhatikan dalam kontrol visual adalah beberapa bagian yang ada dalam perusahaan harus mampu dilihat oleh mata Hal ini agar memudahkan dalam kontrol yang dilakukan . Kontrol visual yang
dilakukan adalah dengan melakukan penandaan peralatan, peringatan hati- hari cara operasi dan juga intruksi di Centro Production.
2 Alat dan metode kontrol visual Agar memudahkan dalam melakukan kontrol visual maka perlu adanya labeling pada keseluruhan area di Centro Production. Label ini memudahkan dalam melakukan kontrol visual. Selain itu pemberian garis area dengan warna dan disertai tulisan untuk penempatan barang yang sesuai dengan penataan.
2.5.
prosedur yang berlaku pada Centro Production ... Indikator/ alat ukur menggunakan daftar periksa yang mencakup semua informasi supaya tidak terlupakan
Agar mudah dalam pelaksanaannya, maka :
1. Menerapkan kebiasaan yang akan dilakukan
2 Menerapkan jam kerja operasional buka hingga selesai aktifitas kerja.
=====================34/104======================
34
3. Semua anggota Centro Production (pemilik maupun karyawan) harus melakukan disiplin diri selama kegiatan.
Apabila karyawan melakukan kesalahan maka dilakukan peneguran secara tegas oleh pemilik.
4. Kampanye ketaatan pada peraturan
a ) Setiap pagi melakukan briefing sebelum memulai pekerjaan .
b) Menginfokan pada seluruh karyawan harus selalu melakukan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) jika ada yang belum atau tidak sesuai maka akan diberi peringatan . ...
c) Memberikan reward pada karyawan apabila kinerjanya sangat baik sehingga menimbulkan kompetisi yang baik untuk hasil yang maksimal
2.5.
9 Usulan rancangan 5S adalah rancangan penerapan seiri, seiton, seiso,
seiketsu, shitsuke yang dapat diterapkan di Centro Production Semarang ...
=====================35/104======================
35 BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah Centro Production yang terletak di jalan Selo Mas Barat III/83 Semarang. Alasan peneliti memilih Centro Production sebagai obyek penelitian karena perusahaan konveksi yang berdiri sejak tahun 2012 ini memiliki rumah produksi yang berantakan, tidak rapi, dan budaya kerja yang tidak teratur sehingga membuat proses kerja menjadi tidak teratur dan tidak optimal.
3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :
1. Data Primer
a) Data perlengkapan dan peralatan b) Data bahan baku c) Data frekuensi penggunaan perlengkapan dan peralatan d) Data pembersihan perlengkapan dan peralatan
e) Data proses kerja
f) Data kondisi ruangan area kerja
g) Data kegunaan ruangan kerja =====================36/104======================
36
3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua metode untuk mengumpulkan data yaitu :