KORELASI POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NU ASWAJA TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

  

KORELASI POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NU ASWAJA

TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

  

Oleh :

Sulimah

NIM. 11414003

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364 Website:http//www.salatiga.ac.id e-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

  SKRIPSI

KORELASI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MADRASAH

  

TSANAWIYAHNU ASWAJA TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

Disusun Oleh:

Sulimah

  

NIM. 11414003

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Rabu, 28 Maret 2018 dan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

  

Susunan Panitia Penguji

  KetuaPenguji : Siti Rukhayati, M.Ag NIP. 19770403 200312 2003

  Sekretaris : Imam Mas Arum, M.Pd 19790507 201101 1008 Penguji I : Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd

  NIP. 19610623 199803 2001 Penguji II : Drs. Wahyudiana, M. M.Pd

  NIP. 19550320 198203 1003 Salatiga.

  Dekan,

  Suwardi, M.Pd NIP. 19670121 199903 10002

  

DEKLARASI

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Sulimah NIM : 11414003 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Ekstensi

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Salatiga, Yang menyatakan

   Sulimah NIM. 11414015

  

MOTTO

ْمِهِسُفْ ن َأِب اَم اْوُرِّ يَغُ ي َّتََّح ٍمْوَقِب اَم ُرِّ يَغُ ي َلَ َللها َّنِا

  Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

  (Q.S. Ar- Ra’d : 11) “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al- Insyirah: 6).

  “ Kebahagiaan adalah kesederhanaan dan ketenangan hati, keberhasilan adalah buah da ri usaha dan doa yang tulus “.

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Ayahku tersayang yang telah tiada yang pesan terakhirnya memotivasi saya untuk bisa menyelesaikan kuliah sampai tamat dan ibundaku tersayang, yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Suamiku tercinta yang selalu menemani, mendampingi dalam kondisi suka dan duka walaupun kondisi sakit tetap mengijinkan saya untuk bisa menyelesaikan kuliah.

  3. Putra-putriku (Afwan,Aura) tersayang yang telah menjadi pelipur lara diwaktu penulis kehilangan semangat dan menjadikan motivasi untuk bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu.

  4. Kakak-kakak kandungku (MbakKiswati, SP, Mas Gustoyo, A,Md.P dan Mas Sutiyono,S.Pd) yang tiada henti memberikan motivasi dan bantuan finansial sehingga proses penempuhan gelar Sarjana bisa tercapai.

  5. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2014 PAI Ekstensi khususnya dan seluruh mahasiswa IAIN SALATIGA pada umumnya.

  

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam, pemberi petunjuk dan daya kepada manusia.

  Atas ijin Allah SWT skripsi dengan judul “Korelasi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Nu Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” dapat penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajaran agama Islam.

  Penulisan skripsi inipun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan FTIK IAIN Salatiga Bapak Suwardi, M.Pd 3.

  Ketua Progam Studi PAI FTIK IAIN Salatiga Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  

ABSTRAK

  Sulimah. 2018, Korelasi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017-2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Imam Mas Arum, M.Pd.

  Kata Kunci: polaasuh orang tuadanprestasibelajar

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pola asuh orang tua, bagaimana tingkat prestasibelajar, serta adakah korelasi yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah NU AswajaTengaran Tahun Pelajaran 2017-2018.

  Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (Field

  

research) artinya sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara

  obyektif / studi lapangan. Sedangkan pendekatan yang penulis pergunakan adalah kuantitatif. Analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik. Penulis menggunakan analisis deskriptif, dengan menggunakan teknik prosentase. Selanjutnya untuk mencari ada tidaknya hubungan antara pola asuh orang tua dengan hasil prestasi belajar peserta didik di sekolah, penulis menggunakan teknik statistic korelasi product moment.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pola asuh tergolong dalam 2 variasi adalah sebagai berikut: Pola asuh orang tua dalam katagori tinggi 64,3%. Pola asuh orang tua dalam katagori rendah 35,7%. Hal ini berarti mayoritas masuk dalam katagori tinggi.Variasi prestasi peserta didik tergolong 2 katagori yaitu Prestasi belajar dalam katagori tinggi 53,6%. Prestasi belajar dalam katagori rendah 46,4%. Ini berarti mayoritas prestasi belajar peserta didik masuk katagori tinggi.

  Analisis data dan hipotesis data diperoleh kesimpulan bahwa pola asuh orang tua yang baik berkorelasi positif terhadap prestasi belajar peserta didik, hal ini dibuktikan dengan nilai y hitung product moment (0,939) kemudian dikonsultasiakan dengan y tabel product moment pada taraf 1 %(0,478), dan hasilnya lebih besar y hitung, berarti ada korelasi positif signifikan antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar peserta didik di Madrasah.

  DAFTAR ISI SAMPULLEMBAR BERLOGO IAIN SALATIGA

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUA

  N PEMBIMBING……………………………...ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN…………………………..…...iii

HALAMAN DEKLARASI .......................................................................... .....iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................. ......v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. ….vi HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................... ….vii HALAMAN ABSTRAK …… ..................................................................... ….viii DAFTAR ISI ................................................................................................ …. ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

  1 A.

  Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 D.

  Manfaat Penelitian ..................................................................... 4 E. Definisi Operasional .................................................................. 5 F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................... 8

  BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………….…..10 A. LandasanTeori………………………………………………….....10 1. Pengertian PolaAsuh Orang Tua……………………………...10 2. DasarPolaAsuh Orang Tua………………………………..…12 3. Bentuk-BentukPolaAsuh Orang Tua………………...……....15 4. PengertianPrestasi…………………………………………….21 5. PengertianBelajar……………………………………………..23 6. EvaluasiHasilBelajar………………………………...…….....25

  1. EvaluasiHasilBelajar………………………………...…….....25 2.

  Faktor-Faktor yang MempengaruhiPrestasiBelajar………......30 3. PengaruhPolaAsuh Orang TuaTerhadapPrestasi

  BelajarSiswa………………………………………………..…38 A. KajianPustaka………………………………..…………………....40 B. HipotesisPenelitian………………………………………….…….41

  BAB III METO DE PENELITIAN…………………………………...……...43 A. JenisPenelitian……………………………………………….….....43 B. LokasidanWaktuPenelitian…………………………...……….…43 C. PoulasidanSampel……………….……………………..……...….43 D. VariabelPenelitian…………………………………………...….…44 E. InstrumenPenelitian………………………………….………….…44 F. MetodePengumpulan Data…………………………………….…..68 G. TeknikAnalisis Data…………………………………………….....69 BAB IV DESKRIPS I DAN ANALISIS DATA……………………………..71 A. Deskripsi Data...…………………………………………………...71 B. Analisis Data……………………………………………….……...72 1. Analisis Data PolaAsuh Orang Tua…………………..……...72 2. Analisis Data PrestasiPesertaDidik…………………………76 BAB V PENUTUP........................................................................................ …85 A. Kesimpulan ................................................................................ ….85 B. Saran ........................................................................................... ….86 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………....88 DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 17 Juli sampai dengan 17 September 2017 peneliti waktu itu mendapat tugas PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) dari Kampus di MTs. NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang. Di MTs NU Aswaja Tengaran

  selain menjalankan tugas sebagai pratikan peneliti mengamati berbagai persoalan yang ada di sekolah itu. Dan berkomunikasi langsung dengan pendidik dan tenaga kependidikan bagaimana cara menangani permasalahan- permasalahan yang berhubungan dengan peserta didik .

  Persoalan yang ada di MTs NU Aswaja sebenarnya banyak sekali antara lain kurangnya sarana prasarana, kurangnya pendidik yang berkompeten di bidangnya, kurang meningkatnya prestasi belajar siswa baik bidang akademik maupun nonakademik dibandingkan sekolah

  • –sekolah menengah pertama yang ada di sekitarnya. Sedangkan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan sistemik terhadap seluruh komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru sesuai dengan kompetensinya, kurikulum yang telah disempurnakan , sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh peran serta masyarakat (orang tua peserta didik) yang kooperatif dan memperhatikan seluruh perkembangan putra putrinya sehingga
terjadi kesinambungan proses pendidikan antara apa yang didapat di lembaga belajar (sekolah) dan di rumah.

  Banyak orang tua peserta didik di MTs NU Aswaja Tengaran yang masih mempunyai anggapan bahwasanya proses pendidikan, pencapaian prestasi belajar dan pembentukan kepribadian anak hanya tanggung jawab para guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Para orang tua disibukkan dengan berbagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya yang kemudian berimbas pada kurangnya perhatian terhadap prestasi putra putrinya. Lebih lanjut mereka beranggapan implementasi perhatian adalah pemenuhan kebutuhan materi semata. Mereka pergi ke sekolah hanya apabila di panggil pihak sekolah kalau ada anaknya yang mempunyai kasus di sekolah entah karena sering membolos atau adanya pelanggaran lainnya.

  Di sisi lain berbagai contoh kasus tentang sekian banyak prestasi

  • –prestasi akademik dan nonakademik yang berhasil diraih peserta didik bukan serta- merta karena peran pendidik dan tenaga kependidikan pada lembaga dimana anak tersebut menimba ilmu. Akan tetapi faktor orang tua dalam memberikan arahan, bimbingan dan juga kepedulian akan perkembangan putra putrinya memiliki andil yang cukup tinggi. Bagaimana kemudian orang tua menyediakan banyak waktu untuk perkembangan putra putrinya, perhatian yang cukup bahkan kepedulian tersebut diwujudkan dengan fasilitas- fasilitas penunjang proses belajar putra putrinya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh pola asuh orang tua dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, kiranya tepat jika peneliti mengkaji lebih jauh dengan mengadakan penelitian yang berjudul : KORELASI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NU ASWAJA TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017 – 2018.

B. Rumusan Masalah

  Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini dapat peneliti rumuskan berdasarkan variabel-variabel di atas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pola asuh orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja

  Tengaran, Kabupaten Semarang Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017

  • – 2018? 2.

  Bagaimana tingkat prestasi belajar siswa Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017

  • – 2018 ? 3.

  Adakah korelasi yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017

  • – 2018 ?

C. Tujuan Penelitian

  Agar penelitian ini lebih terarah dan mengena, maka peneliti menuliskan tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

  1. Untuk menemukan pola asuh orang tua siswa di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017 - 2018?

  2. Untuk menemukan prestasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017

  • 2018? 3.

  Untuk menemukan korelasi pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017 - 2018? D.

   Manfaat Hasil Penelitian

  Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat diantaranya :

1. Secara Teoritis

  Manfaat secara teoritis dari kegiatan ini adalah diperoleh pembuktian bahwa pola asuh orang tua sangat berkorelasi terhadap prestasi belajar peserta didik Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah NU Aswaja Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017-2018.

2. Secara Praktis

  Dengan penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :

  1. Bagi orang tua, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola asuh yang sesuai dengan kondisi anak guna meningkatkan prestasi belajar putra putrinya.

2. Bagi sekolah, untuk mengetahui betapa pentingnya peran orang tua dalam korelasi terhadap prestasi belajar siswa.

  3. Bagi peneliti, hasil dari apa yang diteliti dari sekolah dan dari berbagai sumber buku dapat menambah wawasan yang berkenaan dengan masalah metodologi pola asuh dan prestasi belajar siswa.

E. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul di atas, maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan penulis teliti, sehingga tidak terjadi pembiasan dalam permasalahan. Dalam hal ini, ada beberapa hal yang perlu diketahui maksud dari istilah dalam judul di atas, yaitu :

1. Korelasi

  Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat (Surayin, 2014 : 230). Sehingga kalau dilihat dari definisi judul di atas, maka yang dimaksud korelasi dalam hal ini yaitu hubungan timbal balik dari suatu pembelajaran yang timbul dari pola asuh orang tua yang memiliki kekuatan terhadap prestasi belajar siswa.

2. Pola asuh

  Menurut Imam Al-Ghazali metode melatih, mendidik, menjaga anak merupakan perkara yang penting dan paling utama. Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci merupakan perhiasan yang berharga. Bila ia dilatih untuk mengerjakan kebaikan, ia akan tumbuh menjadi orang yang baik dan bahagia di dunia akhirat. Sebaliknya, bila ia dibiarkan mengerjakan keburukan dan dibiarkan begitu saja,ia akan hidup sengsara. Dengan demikian pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua untuk mendidik anak supaya terwujud anak yang mempunyai akhlak mulia baik di hadapan manusia maupun Allah. Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak, mendidik dan mengajarkan akhlak yang baik serta menjaga dari teman

  • – teman yang buruk dan memberi keteladanan. Dengan demikian yang disebut dengan pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Cara mendidik secara langsung artinya bentuk-bentuk asuhan orang tua yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan dan ketrampilan yang dilakukan secara sengaja baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan situasi maupun pemberian hadiah sebagai alat pendidikan. Dalam situasi seperti ini yang diharapkan muncul dari anak adalah efek-instruksional yakni respon-respon anak terhadap aktivitas pendidikan itu.

  Pendidikan secara tidak langsung adalah berupa contoh atau keteladanan kehidupan sehari-hari baik tutur kata sampai adat kebiasaan dan pola hidup, hubungan antara orang tua dengan keluarga, masyarakat, hubungan suami istri. Semua ini secara tidak sengaja telah membentuk situasi dimana anak selalu bercermin terhadap kehidupan sehari-hari dari orang tuanya (Syaikh Jamal Abdurrahman, 2013 : xvii).

3. Prestasi Belajar Siswa

  Sari Yunita dalam bukunya Tips Membuat Anak Suka Belajar dan Berprestasi (2010 : 71) mendefinisikan prestasi sebagai berikut :

  Dalam konteks perkembangan anak, prestasi tidak cuma tercermin dari

  nilai akademik di sekolah. Tapi, setiap langkah positif yang mengarah pada peningkatan dan kemampuan.

  ” Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.

  Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, affektif dan psikomotorik.

  Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran (Sari Yunita , 2010 : 71).

  Prestasi belajar yang penulis maksud dalam proposal penelitian ini adalah rata-rata keseluruhan prestasi belajar siswa dari ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan semester yang tertuang dalam raport hasil prestasi pada semester pertama tahun pelajaran 2017-2018.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dijabarkan sebagai berikut :

  Bab I Pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar

  belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II Landasan Teori. Pada bab ini diuraikan berbagai pembahasan

  teori yang menjadi landasan teoritik penelitian tentang : Pengertian pola asuh orang tua, dasar pola asuh orang tua, bentuk-bentuk pola asuh, pengertian prestasi, pengertian belajar siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, evaluasi hasil belajar, korelasi pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

  Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini menguraikan tentang jenis

  penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, variable penelitian, instrument penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

  Bab IV Deskripsi dan Analisi Data. Pada bab ini akan dilakukan analisis

  terhadap data yang terkumpul dengan pentahapan yaitu deskripsi data dan analisi data yang berisi analisis data.

  Menganalisa pola asuh orang tua sebagai variabel bebas yang diberi simbul x, menganalisa prestasi hasil belajar siswa sebagai variabel terkait yang diberi simbol y, menganalisa korelasi antara pola asuh orang tua dengan hasil prestasi belajar siswa atau hubungan x dan y.

  Bab V Penutup. Pada bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan akhir

  penelitian, saran-saran yang berkorelasi dengan pihak-pihak terkait dari penelitian. Bagian akhir dari bab ini adalah daftar pustaka dan lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Setiap anak terlahir dalam keadaan tidak berdaya untuk mendidik dirinya

  sendiri. Ia membutuhkan bantuan orang tua dalam upaya mendidik dirinya sampai tumbuh dewasa, berkembang secara wajar menjadi pribadi yang mandiri.

  Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada pola asuh orang tua, prestasi belajar anak dan pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak. Adapun masalah yang akan di bahas meliputi : 1.

   Pengertian Pola Asuh Orang Tua

  Menurut Imam Al-Ghazali metode melatih, mendidik, menjaga anak merupakan perkara yang penting dan paling utama. Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci merupakan perhiasan yang berharga. Bila ia dilatih untuk mengerjakan kebaikan, ia akan tumbuh menjadi orang yang baik dan bahagia di dunia akhirat. Sebaliknya, bila ia dibiarkan mengerjakan keburukan dan dibiarkan begitu saja,ia akan hidup sengsara. Dengan demikian pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua untuk mendidik anak supaya terwujud anak yang mempunyai akhalak mulia baik di hadapan manusia maupun Allah. Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak, mendidik dan mengajarkan akhlak yang baik serta menjaga dari teman

  • – teman yang buruk dan memberi keteladanan. Dengan demikian yang disebut dengan pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Cara mendidik secara langsung artinya bentuk-bentuk asuhan orang tua yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan dan ketrampilan yang dilakukan secara sengaja baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan situasi maupun pemberian hadiah sebagai alat pendidikan. Dalam situasi seperti ini yang diharapkan muncul dari anak adalah efek-instruksional yakni respon-respon anak terhadap aktivitas pendidikan itu.

  Pendidikan secara tidak langsung adalah berupa contoh atau keteladanan kehidupan sehari-hari baik tutur kata sampai adat kebiasaan dan pola hidup, hubungan antara orang tua dengan keluarga, masyarakat, hubungan suami istri. Semua ini secara tidak sengaja telah membentuk situasi dimana anak selalu bercermin terhadap kehidupan sehari-hari dari orang tuanya (Syaikh Jamal Abdurrahman, 2013 : xvii).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang baik adalah di mana kesiapan orang tua untuk bisa menjadi orang tua itu sendiri yang siap secara mental dan materi sehingga bisa mendidik, merawat, memelihara, mengarahkan anak-anak dengan pola pengasuhan yang baik dan benar.

  Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

2. Dasar Pola Asuh Orang Tua

  Sebagaimana telah dikemukakan bahwa anak terlahir ke dunia dalam keadaan lemah, tidak berdaya sehingga membutuhkan orang lain untuk mendidik dan membesarkannya sampai tumbuh dewasa. Maka, terletak pada orang tua beban tanggung jawab itu sepenuhnya. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

  هع ىوي وىوم ل د ل مه وو ا يهع للها ه ع لله ىا قا ل قا ا ع للها ا ضر ر يرر ا ع لاع م ا ج نو سبه ل ر ,لا ,ء ميهيىا ا ن ا مد ,اناسجيموا ,انا وهي هاوباف , رطفىا )ىراخيىا هاور(

  Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. Seperti juga binatang buas menghasilkan kumpulannya. Apakah engkau merasakan adanya perbedaan?” (Kumpulan Materi Hadis 3 Semester 5, 2016 : 3).

  Dari hadits tersebut telah diperintahkan bagaimana seorang ayah dan juga ibu untuk mendidik, membimbing dan menjaga anaknya agar potensi-potensi yang dimilikinya dapat berkembang dengan baik sampai anak mampu menemukan dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

  Untuk mengasuh dan mendidik anak-anak adalah suatu hal yang mutlak, sejak mereka dapat mengenali apa saja yang dapat mereka kenali, mereka yang masih suci itu harus diberikan pendidikan yang tepat yang selanjutnya akan mewarnai seluruh bagian lukisan jiwa mereka.

  Suatu persoalan yang timbul dalam merealisasikan pendidikan untuk anak- anak itu umumnya berkisar pada : …“ Apa yang harus diberikan kepada mereka dan cara mana yang harus dipakai”. Dalam hal ini tentu saja orang tua harus menyadari bahwa anak mempunyai kemampuan dan potensi yang berbeda dengannya. Oleh karena itu metode yang diterapkan juga harus disesuaikan dengan kemampuan dan potensi anak dan harus menyadari bahwa belajar adalah sebuah proses.

  Menurut Muhammad Tholhah Hasan, ada tiga (3) tujuan dalam mendidik anak-anak, yaitu: membentuk manusia-manusia yang beriman, berilmu dan beramal (Muhammad Tholhah Hasan, 2005 : 15-17)

  Pertama : Untuk membentuk manusia-manusia yang beriman dan

  bertakwa kepada Allah, agar dengan demikian mereka betul-betul menjadi orang-orang beradab, dan berbudi luhur. Sesuai firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab.

  ااً ِثَد َا َّهىا َر َدَاَو َر َََِْا َمْو َ يْىاَو َا َّهىا و ُ ْرَ ي َنا َد ْ َمِى ٌ َ َسَح ٌ َوْوُأ ِاَّهىا ِقوُوَر ِفِ ْمُكَى َناَد ْ َقَى

  12 : بازحلأا ﴿

  Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia

banyak menyebut Allah SWT”. (QS. Al-Ahzab: 21)

  (Departemen Agama RI, 1994 : 670). Budi dan akhlak manusia hanya dapat dijamin keluhurannya jika di dalam hatinya terdapat keimanan dan rasa takwa kepada Allah SWT, dan suatu generasi hanya dapat dijamin kejayaannya jika di dalam jiwa mereka terpancar budi yang luhur.

  Kedua : Untuk mewujudkan manusia-manusia yang berilmu

  sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.

  

بهط ناف ينصىاب وىو مه,ىاويهطا قا مهوو ايهع للها هع بى ىا ع كهم ب سنأ ع

( قهييىا هاور( مهسم لد هع ,هيواف ضيرف مه,ىا

  Dan Anas bin Malik, Nabi Muhammad saw berkata: carilah ilmu

walaupun sampai ke negeri Cina, maka sesungguhnya mencari ilmu

adalah wajib bagi setiap muslim” (Buku Hafalan hadist dan doa harian

untuk RA (K3RA), 2010 : 13).

  Ketiga : Untuk melahirkan manusia-manusia yang mempunyai

  semangat beramal, memiliki etos kerja, sebab orang-orang yang di dalam jiwanya terdapat gairah untuk beramal dan bekerjalah yang mempunyai jaminan kuat untuk menjadi orang yang kuat, terhormat, maju, rajin, berusaha yang bermanfaat, percaya akan kemampuan dirinya dan tidak suka meminta-minta saja, tidak mau terpendam dalam kelemahan dan keputusasaan.

  Bagi orang tua maupun pendidik perlu mengambil sikap yang bijaksana dan hati-hati, membimbing dengan tepat yang bertujuan agar mereka tidak biasa melakukan sikap yang buruk, tetapi dalam membatasi sikap mereka tersebut tidak boleh berlebihan, kita harus memaklumi bahwa mereka bukan kita, umur dan kesadaran mereka juga bukan umur dan kesadaran kita. Oleh karena itu orang tua (pendidik) harus mendidik, membimbing dan menjaga anak-anak sesuai dengan kondisi mereka, agar mereka dapat berkembang dengan baik sampai mereka mampu menemukan dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas tindakannya sendiri.

  Dengan demikian, apabila telah lahir atau hadir seorang anak dalam keluarga maka sekaligus pula orang tua mengemban tugas untuk mengasuh dan mendidiknya. Orang tua secara sadar wajib membimbing anaknya hingga mencapai kedewasaan dan kemudian hari mampu mandiri.

3. Bentuk-bentuk Pola Asuh Orang Tua

  Ada berbagai bentuk perlakuan (pola asuh) yang diterima anak dan orang tuanya yang semuanya mempunyai implikasi sendiri-sendiri pada anak. secara garis besar pola asuh orang tua dapat dikelompokkan menjadi tiga (3) yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permissive (Agoes Dariyo, 2004 : 97). a.

  Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter merupakan cara mendidik anak dengan menggunakan “gaya otoritatif" yaitu dengan memasang banyak pembatasan dan mengharapkan ketaatan kaku tanpa memberi penjelasan kepada anak-anak (Agoes Dariyo, 2004 : 97).

  Orang tua yang otoriter mengasuh anak-anak mereka dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang di ajak berkomunikasi dan bertukar fikiran dengan orang tua, orang tua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu dipertimbangkan dengan anak.

  Pola asuh otoriter juga ditandai dengan penggunaan hukuman yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan meskipun sudah menginjak usia dewasa.

  Menurut Zakiah Darajat adalah kewajiban orang tua untuk menolong anak-anak dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, akan tetapi tidak boleh berlebih-lebihan dalam menolong sehingga anak tidak kehilangan kemampuan untuk berdiri sendiri nanti. Lebih lanjut dikemukakan bahwa ada orang tua yang suka mencampuri urusan anak sampai masalah yang kecil-kecil, misalnya mengatur jadwal perbuatan anaknya, jam istirahat, cara membelanjakan uang, warna pakaian yang cocok, memilihkan teman-teman untuk bermain, macam sekolah yang harus dimasuki. Anak yang dibesarkan dalam suasana semacam ini akan besar dengan sifat yang ragu-ragu, lemah kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang apa saja (Zakiah Darajat, 1978 : 52).

  Perlakuan orang tua yang kaku, juga menyebabkan anak merasa tertekan dan terikat atau merasa diremehkan. Bahkan mungkin menyebabkan terjadinya pertentangan antara anak dan orang tuanya, atau dengan anggota keluarga lainnya, bahkan mungkin dengan teman temannya. Keadaan itu semua menyebabkan kegelisahan dan tidak stabilnya perasaan anak (Zakiah Daradjat,1978 : 150).

  b.

  Pola Asuh Demokratis Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu bergantung kepada orang tua. Orang tua sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya (Agoes Dariyo, 2004 : 98).

  Sutari Imam Barnadib berpendapat bahwa mendidik anak yang baik tidak karena paksaan, tetapi karena kesadaran. Biasanya anak meniru apa yang dilihatnya dan kurang senang terhadap perintah larangan. Orang tua harus obyektif, tidak boleh terlalu melindungi atau membiarkannya (Sutari Imam Barnadib, 1984 : 122)

  Orang tua harus menyadari bahwa anak harus diberi peluang untuk melakukan eksplorasi kreatif atas ketertarikan individu dan bakat mereka, sambil belajar ketrampilan dan konsep yang dihargai melalui ragam potensi kecerdasan yang dimiliki. Tidak semua anak menunjukkan profil kecerdasan maupun ketertarikan yang sama.

  Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui keinginan anak- anak mereka. Dengan demikian proses pencerdasan yang dilakukan, mampu mendorong dan mengasah kapasitas individualnya secara optimal. Anak-anak akan merasa senang dan antusias dalam mengembangkan potensinya.

  c.

  Pola Asuh Permisive Pola asuh permisive yang biasanya disebut dengan “laissez-

  faire

  ” (bahasa Prancis artinya biarkan saja) ditandai dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak di beri kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anak. Orang tua yang permisif penuh dengan empati bagi anak-anak mereka dan mereka memberitahukan kepada anak bahwa apapun yang mereka alami, ayah dan ibu memperbolehkannya.

  Masalahnya adalah, orang tua permisif seringkali cenderung tidak terampil atau tidak bersedia memberikan bimbingan kepada anak-anak mereka. Orang tua mempunyai sedikit kesadaran tentang bagaimana menolong anak-anak mereka untuk belajar. Mereka tidak mengajarkan bagaimana memecahkan masalah kepada anak dan banyak yang merasa kesulitan menentukan batas-batas tentang tingkah laku.

  Ini semua karena mereka beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapat teguran, arahan atau bimbingan (Agoes Dariyo, 2004 : 78).

  Cara mendidik yang demikian mungkin dapat diterapkan kepada orang dewasa yang sudah matang pemikirannya, tetapi tidak sesuai jika diberikan kepada anak-anak, karena pada dasarnya ada tiga (3) aspek kebutuhan dasar anak, yaitu : 1)

  Pengasuhan Dalam kebutuhan dasar ini anak memerlukan makanan yang bergizi, pemukiman yang layak, sandang dan perawatan kesehatan.

  2) Kasih Sayang

  Kasih sayang dan perhatian dan orang tua dan anggota keluarga yang lain akan menciptakan ikatan batin yang enak yang amat penting untuk tumbuh kembang anak. 3)

  Pengasahan Pengasahan (stimulasi) adalah tindakan perangsangan dan latihan-latihan terhadap kecerdasan anak. Tujuan dan stimulasi adalah membantu anak agar mencapai tingkat perkembangan yang baik dan optimal. Stimulasi ini penting untuk perkembangan mental psikososial anak seperti budi pekerti, kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreatifitas, kepribadian dan produktivitas (Mimi Doe & Marsha Walch, 2001 : 247- 248).

  Perlakuan orang tua yang terlalu membiarkan anak berbuat sesuka hati, dengan sedikit kekangan dapat menciptakan suatu rumah tangga yang berpusat pada anak. Jika sikap permisif ini tidak berlebihan, ia mendorong anak untuk menjadi cerdik, mandiri dan berpenyesuaian sosial yang baik. Sikap ini juga menumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas dan sikap matang.

  Namun ketika permivitas berlebihan membuat anak egois, menuntut, dan sering tiranik. Mereka menuntut perhatian dan pelayanan dari orang lain. Perilaku yang menyebabkan penyesuaian sosial yang buruk di rumah dan diluar rumah (Mimi Doe & Marsha Walch, 2001 : 249).

  Dari keseluruhan pembahasan tentang pola asuh tersebut diatas, peneliti berasumsi bahwa pola yang kedua yaitu pola demokratis merupakan pola pengasuhan yang ideal kaitanya dengan responden penelitian ini.

  Pola ini juga menjadikan anak menjadi berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan belajarnya serta dapat mendorong anak untuk dapak mengembangkan dirinya sendiri.

4. Pengertian Prestasi

  Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, misalnya dalam kesenian, olahraga, pendidikan begitu juga belajar.

  Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) (Surayin, 2014 : 410).

  Menurut istilah prestasi adalah bukti kebenaran keberhasilan usaha yang dicapai (W.S Winkel, 1986 : 162). Menurut pengertian ini prestasi adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktifitas belajar.

  Prestasi adalah hasil belajar yang telah dicapai dan dapat dinyatakan dalam angka-angka maupun dengan kata-kata (Syaifuddin Anwar, 1992 : 13)

  Prestasi belajar adalah hasil yang telah di capai sebagai akibat dari adanya kegiatan peserta didik kaitannya dengan belajarnya. (M.Buchori, 1985 : 178).

  Prestasi belajar juga berarti hasil yang telah dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka, huruf, atau tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang telah dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu (M.Buchori, 1985 : 178).

  Berdasarkan pendapat diatas prestasi belajar juga merupakan hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa setelah mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar baik itu berupa angka maupun kata-kata dalam jangka waktu tertentu.

  Untuk memperoleh prestasi belajar yang diharapkan maka ada kriteria untuk menentukan tingkat keberhasilan atau prestasi belajar.

  Menurut Sari Yuanita, ada dua kriteria yang dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan hasil belajar yaitu : a.

  Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya b.

  Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya (Sari Yuanita, 2010 : 118).

  Dengan kriteria tersebut artinya bukan berarti mengejar hasil yang setinggi-tingginya sampai mengabaikan prosesnya, tetapi keduanya harus dicapai bersama-sama secara seimbang, sebab suatu hasil itu sendiri ditentukan oleh proses sebelumnya. Prestasi belajar ini biasanya berupa nilai yang diperoleh siswa melalui tes yang kemudian dimasukkan ke dalam buku raport. Dalam pengisian raport ini tidaklah dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu mengadakan pengukuran prestasi belajar siswa.

  Oleh karena itu di dalam memberikan nilai sebagai tolok ukur keberhasilan siswa, hendaknya menyangkut tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga hasilnya merupakan perwujudan prestasi yang sebenarnya. Karena prestasi yang sebenarnya adalah mengandung kompleksitas yang menyangkut berbagai macam pola tingkah laku sebagai hasil dari belajar.

  Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil perkembangan belajar siswa baik secara akademik maupun nonakademik dan proses setiap langkah positif yang mengarah pada peningkatan dan kemampuan diri.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PENDIDIKAN NON-FORMAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM BIDANG STUDI FIQIH DI KELAS VIII PONDOK PESANTREN ASY-SYARIF DESA AJUNG KABUPATEN JEMBER TAHUN 2012/2013

0 7 6

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK PAUD KARTINI DI KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 3 15

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK PAUD KARTINI DI KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 13 15

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK PAUD KARTINI DI KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 4 15

PENGARUH NILAI MATEMATIKA PADA HASIL UAS-BN SDMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII MTs HASAN KAFRAWI MAYONG JEPARA TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

0 1 86

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI POKOK HIMPUNAN DI MTS NU AL HIDAYAH KUDUS TAHUN PELAJARAN 20102011

0 1 195

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII MTS MUHAMMADIYAH BATANG TAHUN PELAJARAN 20102011 Skripsi

0 0 88

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NIDAUL HIKMAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

0 2 139

KORELASI SIKAP SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KALIANGKRIK KAB.MAGELANG TAHUN AJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 146

PADA PEMBELAJARAN FIKIH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

0 0 16