PENGARUH NILAI MATEMATIKA PADA HASIL UAS-BN SDMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII MTs HASAN KAFRAWI MAYONG JEPARA TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

  

PENGARUH NILAI MATEMATIKA PADA HASIL UAS-BN

SD/MI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PESERTA DIDIK KELAS VII MTs HASAN KAFRAWI MAYONG

JEPARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh :

  

IMAMUL HAKIM

NIM: 073511076

FAKULTAS TARBIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Imamul Hakim NIM : 073511076 Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

  Semarang, 12 Desember 2011 Saya yang menyatakan,

  Imamul Hakim

  NIM: 073511076 ii iii

  Semarang, 29 November 2011

NOTA PEMBIMBING

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu ’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : “Pengaruh Nilai Matematika Pada Hasil UAS-BN SD/MI

  Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas

  VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011

  Nama : Imamul Hakim NIM : 073511076 Jurusan : Tadris Matematika Program Studi : Tadris Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah.

  Wassalamu ’alaikum wr. wb.

  Saminanto, S.Pd., M. Sc. NIP. 19720604 200312 1 002

  iv

  Semarang, 29 November 2011

NOTA PEMBIMBING

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu ’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : “Pengaruh Nilai Matematika Pada Hasil UAS-BN SD/MI

  Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas

  VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011

  Nama : Imamul Hakim NIM : 073511076 Jurusan : Tadris Matematika Program Studi : Tadris Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah.

  Wassalamu ’alaikum wr. wb.

  H. Fakhrur Rozi, M.Ag NIP. 19691220 199503 1 0

  v

  

ABSTRAK

  Judul : Pengaruh Nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI Terhadap Prestasi Belajar matematika Peserta Didik Kelas VII M.Ts.

  Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011

  Penulis : Imamul Hakim NIM : 073511076

  Skripsi ini membahas pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika. Kajiannya dilatarbelakangi oleh banyaknya penyimpangan-penyimpangan pada pelaksanaan UAS-BN sehingga nilai yang di dapat pada hasil UAS-BN bukan dari kemampuanya sendiri tetapi masih banyak juga yang melaksanakan UAS-BN sesuai dengan peraturan sehingga nilai yang di peroleh berasal dari kemampuannya sendiri. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan: adakah pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika. Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 27 peserta didik yang di peroleh dari 25% seluruh populasi, sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling, yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas pada seluruh populasi. Pengumpulan data diperoleh hanya dengan metode dokumentasi yaitu pengumpulan nilai matematika pada raport semester ganjil yang digunakan untuk menguji normalitas dan homogenitas, nilai matematika pada hasil UAS-BN serta nilai matematika murni pada hasil ujian semester genap.

  Data penelitian yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: ada pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs. Hasan kafrawi Mayong Jepara tahun pelajaran

   > F

  2010/2011, ditunjukkan oleh F hitung tabel , yaitu F hitung = 14,93 dan F tabel = 4,24 pada taraf kesalahan 5% dan F = 7,77 pada taraf kesalahan 1%. Besar pengaruh tabel nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs. Hasan kafrawi Mayong Jepara tahun pelajaran 2010/2011 adalah sebesar 37,38%, ditunjukkan oleh koefisien determinasi 0,3738 pada taraf

    signifikan ,

  05 . Hal ini menunjukkan bahwa 37,38% prestasi belajar

  matematika kelas VII dipengaruhi oleh nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI dengan variasi skor nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar

  ˆ Y

  X

  matematika melalui fungsi taksiran 

  11 , 37  6 , 09 .

  vi

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul

  “Pengaruh Nilai Matematika pada

Hasil UAS-BN SD/MI terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik

Kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011

  ”.

  Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Program Studi Matematika. Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

  1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

  2. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

  3. Saminanto, S.Pd, M.Sc., selaku dosen wali dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

  4. H. Fakhrur Rozi, M.Ag., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

  5. Dosen Tadris Matematika, dosen dan staf pengajar di Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan.

  6. KH. Tahrir Nawawi, selaku kepala MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  7. Segenap guru, kepala TU beserta staf, karyawan dan peserta didik MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara yang selalu membantu dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi. vii

  8. Bapak dan ibu tersayang yang tiada hentinya, tidak ada rasa capeknya memberikan do’a, nasihat, dan motivasi serta kasih sayang dalam mendidik penulis dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

  9. Mbak ichwati dewi yang selalu memberikan dukungan materi dan spiritnya dengan penuh keikhlasan dan tanpa sedikitpun diiringi dengan keluhan.

  10. Saudara-saudara (Mbak Siti dan Kang Muhamad, Mbak Zul dan kang Mukhlis, Kak Kamal dan Mbak Maludah) yang selalu memberikan do’a dan dukungan.

  11. Keponakan-keponakan (Rizky serta kakak-kakaknya, Sidiq serta kakak- kakaknya , Intan, dan ziyad) yang selalu mengembangkan senyum keceriaan.

  12. Calon Isteri tersayang dan tercinta (Sulistiyani) yang tiada henti dan tiada capeknya memberikan motivasi, dukungan, serta bantuan sampai terselesaikannya skripsi.

  13. Bapak dan Ibu dari Juwana serta Mas dan Mbak dari Kudus yang telah memberikan do’a serta dukungan.

  14. Bapak Sarwono beserta Isteri dan kedua putrinya (Mbak Diah dan Tutik) yang telah mmberi tempat tinggal kepada penulis selama menuntut ilmu IAIN Walisongo Semarang.

  15. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 yang senantiasa menjadi penyemangat dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini.

  16. Bang Nadhif yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis, serta teman-teman kos (Dapid, Kholis, Pudin, dan Billa) yang menjadi teman seperantauan.

  17. Rombongan sarung (Fa’an, ghofur, Bekan, Likun, Qomar, huda, Zabidi, Alamin, Lubis, dan Alm. Azhar Aniq) yang banyak memberikan inspirasi.

  18. Teman-teman seperjuangan yang telah menemani penulis dalam suka dan duka bersama selama melaksanakan perkuliahan di kampus tercinta Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

  19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

  Semarang, Desember 2011 Penulis, viii

  ix

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii PENGESAHAN .................................................................................................. iii NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv ABSTRAK .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

  BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 BAB II : LANDASAN TEORI ....................................................................... 5 A. Kajian Pustaka ............................................................................. 5 B. Kerangka Teoritik ....................................................................... 6 C. Rumusan Hipotesis ..................................................................... 18 BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 19 A. Jenis Penelitian ............................................................................ 19 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 19 C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 20 D. Variabel Penelitian ...................................................................... 20 E. Pengumpulan Data Penelitian ..................................................... 21 F. Analisis Data Penelitian .............................................................. 22

  x

  

BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................... 28

A. Deskripsi data Hasil Penelitian ................................................... 28 B. Phasil Penelitian .......................................................................... 29 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 47 D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 49 BAB V : PENUTUP

  ........................................................................................ 50 A. Simpulan ..................................................................................... 50 B.

  Saran ............................................................................................ 50 C. Penutup ........................................................................................ 51

  DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ujian nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui BSNP

  (Badan Standar Nasional Pendidikan) mempunyai sejarah yang cukup panjang. Sampai dengan tahun 2000, pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional) telah menyelenggarakan apa yang disebut dengan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). Namun evaluasi ini masih banyak kelemahan-kelemahan di dalam pelaksanaanya sehingga mendapat

  1 kritikan dari masyarakat.

  Berdasarkan kritikan yang terjadi dan masukan-masukan dari berbagai pihak yang terkait, akhirnya pemerintah menghapus EBTANAS untuk SD, SDLB, SLB tingkat dasar, dan MI dengan SK. Mendiknas Nomor 011/U/2002 tanggal 28 Januari 2002. Selanjutnya Mendiknas mengeluarkan SK.No.047/U/2002 tanggal 04 April 2002 dan istilah EBTANAS untuk SMP, SMPLB, SMU, SMLB, MA dan SMK diganti menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Namun demikian UAN juga masih banyak mendapat kritikan sama halnya dengan EBTANAS.

  Mengingat begitu gencarnya kritikan terhadap UAN, maka dikeluarkanlah Peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang standar pendidikan, terutama pada pasal 66 sampai dengan pasal 72 yang tentang BSNP. Dengan kata lain, untuk menyelenggarakan ujian nasional tersebut, maka Menteri Pendidikan Nasional membentuk suatu badan yang bersifat mandiri dan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pada tahun 2006/2007 mulai dilaksanakan UN yang diperkuat oleh Permendiknas No.22/2006 tentang standar isi, Permendiknas No.23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendiknas 1 No.45/2006 tentang Kriteria Kelulusan.

  Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rodaskarya, 2009), hlm. 61-67

  Pelaksanaan UN juga tidak sepenuhnya sempurna dan masih banyak kritikan yang bermunculan maka berdasarkan kritikan dan masukan dari masyarakat tentang UN dan memperhatikan pula program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, pada tahun 2008/2009 mulai dilaksanakan Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional (UAS-BN) untuk sekolah dasar dan yang sederajat. Maksudnya, pembuatan soal dilakukan oleh guru SD di bawah bimbingan dan pengarahan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah serta BSNP. Dari berbagai perubahan yang terjadi dari bentuk ujian nasional, dalam pelaksanaannya dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar selama mengikuti pendidikan di sekolah, mata pelajaran yang diikutkan dalam ujian nasional meliputi Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

  Dari berbagai mata pelajaran yang diujikan, yang paling mendapat sorotan adalah matematika. Matematika merupakan ilmu pasti dan ilmu dasar dari berbagai ilmu lain. Matematika sering dijadikan momok oleh peserta didik karena mereka kesulitan untuk mempelajarinya sehingga dalam pelaksanaan ujian nasional peserta didik muncul rasa ketakutan serta tidak percaya diri dalam mengerjakan soal ujian dan akhirnya banyak peserta didik yang menggantungkan dan menunggu jawaban dari peserta didik lain yang dianggap lebih bisa. Hal itu menunjukkan hasil nilai yang dicapai tidak berasal dari potensi/kemampuan diri sendiri.

  Di samping itu juga dari berbagai perubahan bentuk dan pelaksanaan ujian nasional masih banyak guru yang melakukan kecurangan. Seperti, memberikan jawaban pada saat ujian, pengaturan tempat duduk sebagai strategi untuk mempermudah kerja sama seperti yang baru-baru ini terjadi di SDN Gadel II Surabaya sesuai dengan berita yang ditulis dalam surat kabar Jawa Pos terbitan hari Rabu, 15 Juni 2011. Di situ disebutkan bahwa pada saat pelaksanaan Ujian Nasional di SDN Gadel II Surabaya salah satu peserta didiknya disuruh untuk memberikan jawaban kepada teman-temannya sehingga terjadilah sontek massal. Selain itu juga penyimpangan yang sering terjadi adalah membocorkan soal ujian, dan yang lebih parah lagi ada juga yang mengkatrol nilai ujian supaya peserta didiknya dapat lulus dengan nilai yang bagus. Tentu hal itu menunjukkan hasil yang akan dicapai peserta didik tidak berasal dari potensi/kemampuannya sendiri dan peserta didik juga nantinya pasti akan merasa terpaksa mengikuti skema/strategi yang menyimpang dalam menghadapi ujian. Keadaan seperti itu tentu tidak sesuai dengan semangat pendidikan nasional.

  Semua itu dilakukan supaya peserta didiknya dapat melampaui standar kelulusan mimimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan mudah serta bertujuan memberikan modal awal bagi peserta didik untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya karena pada masa sekarang nilai hasil ujian yang terkumpul dalam suatu wadah yang disebut DANEM menjadi modal awal dan dijadikan tolok ukur kemampuan peserta didik ketika melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya.

  MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara merupakan salah satu sekolah lanjutan dari SD/MI. MTs Hasan Kafrawi Mayong juga mempunyai karakteristik peserta didik yang heterogen dan tersebar di masing-masing kelas. MTs Hasan Kafrawi Mayong tidak menerapkan sistem kelas unggulan sehingga peserta didik mempunyai kemampuan kelas yang relatif sama.

  Berdasarkan uraian di atas dan melihat kecurangan-kecurangan pada pelaksanaan ujian nasional, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Nilai Matematika pada Hasil UAS-BN SD/MI terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.

  B. RUMUSAN MASALAH 1.

  Bagaimana nilai matematika pada hasil UAS-BN SD/MI? 2. Bagaimana prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII? 3. Apakah ada pengaruh nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Hasan Kafrawi

  Mayong Jepara?

  C. MANFAAT PENELITIAN

  Sesuai dengan judul yang telah diangkat oleh peneliti, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:

  1. Nilai matematika pada hasil UAS-BN masih dapat dijadikan tolok ukur kemampuan peserta didik/tidak.

  2. Prestasi belajar matematika kelas VII berbanding lurus dengan nilai matematika pada hasil UAS-BN/tidak.

  3. Ada/tidaknya pengaruh antara nilai matematika pada hasil UAS-BN terhadap prestasi belajar Matematika peserta didik kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara.

BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka ini digunakan sebagai bahan pertimbangan baik mengenai kelebihan maupun kekurangan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, kajian terdahulu juga mempunyai andil besar dalam

  mendapatkan informasi yang ada sebelumnya mengenai teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan sebagai landasan teori ilmiah, kajian terdahulu juga bisa digunakan untuk membedakan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang sudah ada (distingsi), disamping itu juga digunakan untuk menghindari duplikasi dengan penelitian-penelitian yang sudah ada.

  Dalam skripsi yang ditulis oleh Siti Khomsatun NIM 0701060097 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jurusan Matematika angkatan 2007 dengan judul “Hubungan antara Danem SMP dengan prestasi belajar peserta did ik di SMA”, menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan.

  Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Nur Hamiyah NIM 0103550039 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jurusan Matematika angkatan 2001 yang berjudul “Hubungan antara Nilai Matematika pada Danem SD dengan Prestasi Belajar Siswa di kelas 1 SLTP Negeri 2 Malang pada Materi Segitiga”, juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan.

  Berangkat dari hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh Nilai Matematika pada Hasil UAS-BN

  SD/MI terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas VII MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011, diharapkan akan adanya pengaruh yang positif.

  Perbedaan antara penelitian ini dengan kedua penellitian di atas adalah:

  1. Penelitian ini bersifat global artinya tidak terpaku pada suatu materi matematika tertentu.

  2. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sedangkan kedua penelitian di atas untuk mengetahui hubungan atau korelasi.

  3. Variabel bebas dalam penelitian ini diambil dari hasil nilai semesteran, sedangkan pada penelitian yang dilakukan Nur Hamiyah variabel bebasnya diambil dari salah satu materi pokok matematika.

B. KERANGKA TEORITIK

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

  Belajar merupakan upaya sadar atau upaya yang disengaja untuk mendapat kepandaian. Banyak definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah

  2 laku.

  “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

  3

  sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungan Belajar ”. diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya

  4 atau karakteristik seseorang sejak lahir.

  Dari pengertian belajar yang sudah dikemukakan, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh individu dalam pengalamannya yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Salah satu 2 pertanda bahwa seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah

  Herman Hudojo, Pengembangnan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang, 2003), ed. Revisi, hlm. 83. 3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 5, hlm.2.

  4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), Cet. 2, hlm. 16 laku pada diri orang itu yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

  Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta

  5

  didik serta antara peserta didik dengan peserta didik. Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah

  6

  menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dengan sengaja dilakukan dengan menciptakan berbagai kondisi yang diarahkan untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan kurikulum.

  Adapun pengertian belajar yang diberikan oleh beberapa ahli pendidikan ialah sebagai berikut: a.

  Clifford T.Morgan (dalam Drs. H. Mustaqim, M.Pd, 2009)

  “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”

  Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu.

  b.

  Harold Spears (dalam Drs. H. Mustaqim, M.Pd, 2009)

  “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.

  Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri

  7

  tentang sesuatu, mendengar, mengikuti petunjuk c. Menurut Howard L. Kingsley (dalam Abu Ahmadi dan 5 Widodo Supriyono, 2004) sebagai berikut:

  Amin Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matemátika I, (Semarang: Pendidikan Matemátika Unnes, 2004), hlm. 2. 6 7 Trianto, Mendesain, hlm. 17.

  Drs. H. Mustaqim, M.Pd., Psikologi Pendidikan, (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009)hlm. 39-40

  Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated changed through practice or training.

  (belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas)

  8 ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).

b. Teori-teori belajar 1) Teori Belajar Humanistik Proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia.

  Pada kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada gagasan tentang belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang telah diamati dalam dunia keseharian. Karena itu, teori ini bersifat eklektif, artinya teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk memanusiakan manusia (mencapai aktualisasi diri) dapat tercapai. Empat pakar lain yang termasuk ilmuwan kubu humanistik adalah Kolb, Honey,

  9 Mumford, Hubermas dan Carl Rogers.

2) Teori Belajar Carl Rogers

  Carl Roger mengemukakan bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas, peserta didik diharapkan mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang diambilnya sendiri. Dalam konteks tersebut Rogers mengemukakan 5 hal penting daalam proses belajar humanistik, yaitu sebagai berikut:

  a) Hasrat untuk belajar: hasrat untuk belajar disebabkan 8 adanya hasrat ingin tahu manusia yang terus menerus

  Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Ed. Revisi, hlm. 127 9 Evelina Siregar, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 34-35.

  terhadap dunia sekelilingnya. Dalam proses mencari jawabnya, seseorang mengalami aktivitas belajar.

  b) Belajar bermakna: seseorang yang beraktivitas akan selalu menimbang-nimbang apakah aktivitas tersebut mempunyai makna bagi dirinya. Jika tidak, tentu tidak akan dilakukannya.

  c) Belajar tanpa hukuman: belajar yang terbebas dari ancaman hukuman mengakibatkan anak bebas melakukan apa saja, mengadakan eksperimentasi hingga menemukan sendiri sesuatu yang baru.

  d) Belajar dengan inisiatif sendiri: menyiratkan tingginya motivasi internal yang dimiliki. Peserta didik yang banyak berinisiataif, mampu mengarahkan dirinya sendiri, menentukan pilihannya sendiri, serta berusaha menimang sendiri hal yang baik bagi dirinya.

  e) Belajar dan perubahan: dunia terus berubah, karena itu peserta didik harus belajar untuk menghadapi kondisi dan situasi yang terus berubah dengan demikian belajar yang hanya sekedar mengingat fakta atau menghafal sesuatu dipandang tak cukup.

  10

  2. Evaluasi belajar dan pembelajaran

  Scriven, seorang teoritisi evaluasi mengamati bahwa evaluasi terdiri dari penetapan nilai. Karena itu, evaluasi pendidikan terdiri dari penetapan nilai sehubungan dengan fenomena pendidikan. Penetapan nilai yang kita maksudkan adalah penentuan manfaat atau kebaikan relatif dari segala sesuatu yang kita evaluasi. Misalnya para evaluator pendidikan seringkali berusaha mengetahui nilai atau manfaat prosedur-prosedur instruksional dari berbagai bentuk yang brekembang. Dalam hal ini evaluator tersebut melakukan kegiatan yang sama dengan peneliti pendidikan. Bedanya tugas seorang evaluator tidaklah hanya mengukur perlakuan instruksional yang memberikan hasil lebih besar, tetapi untuk sampai pada suatu pertimbangan seberapa baiklah hasil yang diperoleh.sekali yang perlu kita ingat bahwa evaluasi terdiri dari penentuan manfaat dan pengkuran terdiri penentuan status.

  10 Evelina Siregar, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 37.

  Pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan mempunyai manfaat yang luas, tidak sekedar mengukur keberhasilan proses belajar akan tetapi dapat memberikan manfaat dalam berbagai kegiatan lain baik dari guru maupun bagi peserta didik (Nurkancana, 1986). Beberapa fungsi atau manfaat evaluasi pendidikan dan pembelajaran tersebut adalah untuk; a.

  Membandingkan apakah prestasi yang di capai anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.

  Hasil UAS-BN sering disebut dengan Danem. Danem adalah wadah dari berbagai nilai mata pelajaran yang diujiankan/di-UASBN- kan. Danem mulai dikenal pada saat Ujian Nasional menggunakan nama EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasonal) di mana Danem memiliki kepanjangan Daftar Nilai Ebtanas Murni. Di dalamnya hanya terdapat nilai-nilai mata pelajaran yang di- EBTANAS-kan, namun Danem tidak hanya digunakan pada saat EBTANAS saja sampai sekarangpun pada UAS-BN (Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional) istilah Danem masih digunakan untuk 11 Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 211-214

  11

  Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang dipergunakan dalam pendidikan.

  Untuk mengadakan seleksi. i.

  h.

  Untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk dilepaskan ke dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

  g.

  f.

  Mengetahui taraf kesiapan anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu.

  Mendapatkan bahan-bahan informasi apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula.

  e.

  Mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk pesrta didik.

  d.

  Mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat dilanjutkan dengan bahan yang baru ataukah harus mengulang pelajaran-pelajaran yang telah lampau.

  c.

  Mengetahui seberapa jauh hasil yang telah di capai dalam proses pendidikan.

  b.

3. Hasil UAS-BN

  menyebutkan daftar nilai Mata Pelajaran yang telah diuji. Ini tidak melihat kepanjangan dari Danem itu sendiri tetapi karena kesamaan fungsi, yaitu sama-sama sebagai wadah dari nilai-nilai yang diujiankan. Pada Danem hanya terdapat empat mata pelajaran saja untuk SD/MI. Yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .

  Danem yang terangkum dalam Surat Keterangan Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional sering dijadikan patokan, tolok ukur prestasi peserta didik. Ini terbukti pada masa sekarang Danem memiliki peranan penting untuk masuk jenjang sekolah selanjutnya, karena banyak sekolah yang menjadikan Danem sebagai prasyarat.

  Banyak sekolah yang memasang target Danem untuk bisa memasuki sekolah tersebut. Danem memang bukan puncak prestasi tapi salah satu indikator yang mudah untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik. Terbukti mereka yang memiliki NEM tinggi mudah menerima materi pelajaran sedangkan yang memiliki NEM rendah susah menerima materi pelajaran. Peserta didik yang memperoleh NEM tinggi tentunya menguasai dan memahami seluruh materi yang diujikan, karena soal-soal yang telah diujikan tentunya mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.

  23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang di dalamnya berisi tentang Standar Kompetensi Lulusan Matematika SD/MI yaitu: a.

  Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

  b.

  Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur- unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

  c.

  Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. d.

  Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari.

  e.

  Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan kehidupan sehari-hari.

  f.

  Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan.

  12 g.

  Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.

  Di samping itu juga sebelum pelaksanaan Ujian Nasional tiap sekolah mendapatkan Kisi-kisi soal Ujian Nasional yang sudah disesuaikan menurut Standar kompetensi, Kompetensi Dasar beserta indikator-indikatornya dan juga sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Mata Pelajaran yang telah diujikan. Hal itu tentunya sangat membantu guru dalam penyampaian materi agar lebih efisien, lebih mengarah ke target sehingga peserta didik lebih siap dan mudah dalam menghadapi Ujian Nasional.

  Melihat fenomena tersebut sangat jelas bahwa Danem merupakan indikator prestasi dari peserta didik, dan menandakan yang menjadi acuan keberhasilan pendidikan di negeri kita adalah angka- angka yang tertulis dalam berbagai laporan penilaian pendidikan.

  Dengan berkembang dan berakarnya sistem nilai sosial masyarakat kita yang memandang keberhasilan pendidikan melalui data angka kuantitatif baik dalam raport, ijazah ataupun Danem, jadilah nilai kantitatif yang berupa angka-angka mati yang tidak menginformasikan keseluruhan kualitas seseorang menjadi orientasi utama dalam proses pendidik.

4. Prestasi Belajar Matematika Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

  Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti 12 “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan

  Anggota IKAPI perpustakaan nasional, Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), (Bandung: NUANSA AULIA, 2010), hal. 256

  “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, di samping itu juga banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam

  13 kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

  Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: a.

  Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

  b.

  Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

  Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.

  c.

  Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik

  (feedback ) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

  d.

  Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

  e.

  Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh

  14 materi pelajaran.

  Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka 13 betapa pentingnya kita mengetahui dan memahami prestasi belajar 14 Zaenal Arifin, Evaluasi, hlm. 12.

  Zaenal Arifin, Evaluasi, hlm. 13. peserta didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok. Sebab fungsi peserta didik tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Di samping itu, prestasi belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik.

  Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cronbach bahwa kegunaan prestasi bela jar banyak ragamnya, antara lain “sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan bimbingan dann penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi

  15

  kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah”.

  Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki berbagai komponen yang saling berinteraksi dan beriterpendensi. Salah satu komponen pembelajaran adalah evaluasi. Begitu juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah yang harus ditempuh guru adalah evaluasi. Dengan demikian, dilihat dari berbagai konteks pembelajaran, evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran itu

  16 sendiri.

  Prestasi belajar adalah hasil belajar seseorang yang dicapai dengan kemampuan maksimal yang akhirnya mengalami perubahan

  17 tingkah laku secara tetap baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok.

  Usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh guru untuk 15 meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan memanfaatkan 16 Zaenal Arifin, Evaluasi, hlm. 14. 17 Zaenal Arifin, Evaluasi, hlm. 12-13 Ardhi Prabowo, Keefektifan , hlm. 10

  fasilitas-fasilitas serta kelebihan-kelebihan yang ada di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut: a.

  Meningkatkan ketrampilan guru atau peserta didik dengan menggunakan alat bantu belajar.

  b.

  Meningkatkan ketrampilan guru dalam menggunakan metode yang tepat.

  c.

  Memanfaatkan alat bantu yang tersedia dan mudah didapat sebagai

  18 sumber belajar.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut: a.

  Faktor-faktor stimulasi belajar, meliputi: panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.

  b.

  Faktor-faktor metode belajar, maliputi: Kegiatan berlatih atau praktek,

  overlearning dan driil, resitasi selama belajar, pengenalan tentang

  hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian- bagian, penggunaan modalitet indera, bimbingan dalam belajar (bimbingan belajar), kondisi-kondisi insentif.

  c.

  Faktor-faktor individual, meliputi: kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani,

  19 motivasi.

C. KERANGKA BERPIKIR

  Dari berbagai perubahan bentuk ujian nasional mulai dari EBTANAS, UAN, UN, sampai dengan UAS-BN yang berlaku pada saat 18 sekarang setiap perubahannya itu dimaksudkan untuk mendapatkan suatu 19 Zaenal Arifin,Evaluasi, hlm. 10 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

  hlm. 138-146. sistem bentuk ujian nasional yang paling baik serta efisien dan dalam pelaksanaannya dimaksudkan untuk mengukur dan mengetahui hasil belajar selama dalam suatu sekolah. Hal itu dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional atau yang sekarang dikenal dengan istilah UAS-BN (Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional) berupa nilai yang terangkum dalam suatu wadah yang dikenal dengan Danem.

  Danem dapat digunakan untuk melihat gambaran tentang peta mutu pendidikan dan peta mutu tamatan antar jenis satuan pendidikan dan antar wilayah dari waktu ke waktu, dan bisa juga untuk melihat kemampuan awal peserta didik pada permulaan jenjang sekolah.

  Danem memang bukan puncak prestasi tapi salah satu indikator yang mudah untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik. Terbukti mereka yang memiliki nilai ujian tinggi mudah menerima materi pelajaran sedangkan yang memiliki nilai ujian yang rendah susah menerima materi pelajaran.

  Pada masa sekarang Danem juga memiliki peranan penting untuk masuk jenjang sekolah selanjutnya, karena banyak sekolah yang menjadikan Danem sebagai prasyarat. Banyak sekolah yang memasang target Danem untuk bisa memasuki sekolah tersebut. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan sekolah-sekolah tertentu berambisi agar peserta didiknya dapat lulus dengan mudah melampaui standar minimal kelulusan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah (Departemen Pendidikan) serta memperoleh nilai ujian tinggi supaya masuk disekolah favorit.

  Untuk mememenuhi ambisi itu banyak sekolah melalui gurunya melakukan penyimpangan dan kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional di antaranya: memberikan jawaban pada saat ujian berlangsung, peserta didik disuruh mengikuti skema pengaturan tempat duduk supaya mudah memperoleh jawaban dari yang peserta didik yang pintar, membocorkan soal, dan mengkatrol nilai ujian nasional agar memperoleh nilai yang tinggi dan memuaskan walaupun tidak dari hasil pengerjaan peserta didik itu sendiri.

  Keadaan yang seperti itu tidak sesuai dengan teori belajar Carl Roger mengemukakan bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas, peserta didik diharapkan mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab atas

  20

  keputusan-keputusan yang diambilnya sendiri. Keadaan seperti itu juga menunjukkan suatu bentuk belajar yang tidak memanusiakan manusia karena peserta didik tentunya merasa terpaksa dan tidak diberi kebebasan untuk menentukan pilihan sesuai pemikirannya, hal ini juga tidak sesuai dengan teori belajar Humanistik.

  Di samping itu masalah ketakutan dan ketidak percayaan diri juga menjadi penyebab peserta didik melakukan penyimpangan, ketakutan dan ketidak percayaan diri ini sering terjadi pada salah satu mata pelajaran yang diujikan yaitu matematika. Matematika sering dianggap sebagai momok peserta didik karena mereka merasa sulit untuk mempelajarinya. Oleh sebab itu banyak peserta didik yang tidak percaya pada jawabannya sendiri karena merasa tidak bisa dan mereka cenderung minta dan menunggu jawaban dari peserta didik lain yang dianggap bisa, tentunya hasil yang telah di capai bukan dari hasil pengerjaannya sendiri dan hal itu tidak bisa dijadikan tolok ukur presasi belajar.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATEMATIKA KELAS IV SDN LABUHAN RATU IX TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 55

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI KARANG TARUNA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 17 31

PENGARUH DISIPLIN DALAM BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAMPOLAWA

0 0 12

STUDI KASUS PENDEKATAN MODEL KONSELING BEHAVIOR UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs WALISONGO KAYEN PATI TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 16

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DAKON BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ARTIKEL PENELITIAN

0 2 12

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 2 GIRISUBO GUNUNGKIDUL TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 6

PENGARUH PENGGUNAAN METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG

0 1 103

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MTs SWASTA MUHAMMADIYAH-13 TANJUNG MORAWA SKRIPSI

1 4 113

PENGARUH PEMBELAJARAN 5 HARI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 BAE KUDUS

1 2 13

DIAGNOSIS TINGKAT KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP ASKHABUL KAHFI MIJEN SEMARANG BERDASARKAN HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20102011

0 3 92