Jurnal Penilaian pembelajaran id. docx

Penilaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(Menurut Standar Penilaian)
Oleh:
PENY ABADIAN PANGASTUTI
E-mail: cool.elang@yahoo.co.id
ABSTRAK
Assessment is a series of activities to acquire , analyze , and interpret
data about the process and the learning outcomes of students who performed a
systematic and continuous , so that into meaningful information in decision
making . Education Assessment Standards assessment prepared as a reference
for educators , education unit , and the Government on education units for
primary and secondary education .As described Permendikbud 66 in 2013 and
the Regulation of the Minister of Religion 2 of 2008 according to the
Regulation of the Minister of Religious Affairs of the Republic of Indonesia
Number 000 912 2013. Each subject has its own characteristics , because the
assessment must be adapted to these characteristics . Similarly, assessment of
learning outcomes for a group of religious subjects and noble character
Kata Kunci: Penilaian Pembelajaran, Standar Penilaian
PENDAHULUAN
Penilaian merupakan proses untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan, prestasi, dan kinerja peserta didik yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan.
Sebagai ajaran yang integral dan sempurna, agama Islam memberikan
perhatian terhadap sistem penilaian pendidikan. Al-Qur’an mengajarkan kepada
umat Islam, bahwa penilaian terhadap peserta didik merupakan tugas penting
dalam rangkaian proses pendidikan yang dilaksanakan. Isyarat ini dinyatakan
Allah dalam firman-Nya Surat al-Baqarah ayat 31-32, yaitu: 1) Allah Swt telah
bertindak sebagai pendidik yang memberikan pelajaran kepada Nabi Adam. 2)
Karena Malaikat tidak menerima pelajaran sebagaimana yang diterima Adam,
maka ia tidak dapat menyebutkan isi pelajaran yang diberikan kepada Adam. 3)
Allah meminta Nabi Adam agar mendemonstrasikan pelajaran yang diterimanya
di hadapan para malaikat. 4) Mengisyaratkan perlunya penilaian dilakukan secara

sistematis, konsisten dan sesuai dengan materi yang telah diajarkan pada proses
pembelajaran.1
Penyusunan standar penilaian pendidikan di lingkungan Sekolah/Madrasah
dimaksudkan sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang Pendidikan Dasar, Menengah
Pertama dan seterusnya.
Dalam Jurnal ini akan dibahas tentang “Penilaian Pembelajaran PAI
menurut Standar penilaian”

PEMBAHASAN
A. Penilaian Pembelajaran
Penilaian

merupakan

serangkaian

kegiatan

untuk

memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.2
penilaian dalam pendidikan adalah keputusan-keputusan yang diambil
dalam proses pendidikan secara umum; baik mengenai perencanaan, pengelolaan,
proses dan tindak lanjut pendidikan atau yang menyangkut perorangan, kelompok,

maupun kelembagaan.3
Penilaian merupakan proses untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan, prestasi, dan kinerja peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan. Data yang diperoleh peserta didik selama
pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan
alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. 4
Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai
sejumlah standar kompetensi dan kompetensi inti yang tercantum dalam
kurikulum.

11 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013,80
22Trianto, Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: kencana,
2010), 252-253
33Arif, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Press, 2002), 54
44Kementrian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta didik MTs,
(Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama
RI, 2010), 3

B. Standar Penilaian

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.5
Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin:
a. Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;
b. Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya;
c. Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
Standar Penilaian Pendidikan disusun sebagai acuan penilaian bagi
pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah. 6
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kopetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/ madrasah. 7
Sebagaimana yang dijelaskan Permendikbud No.66 Tahun 2013 adalah
sebagai berikut:

1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk
penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar
kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
55Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta:BNSP,2007),5
66Salinan Lampiran Permendikbud No.66 Tahun 2013 Tentang standar Penilaian,1
77Ibid,2

pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk

menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhirn
semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti

pada tingkat kompetensi tersebut.
10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka
menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan
secara nasional.
11. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.8
Standar Penilaian dalam BNSP meliputi tiga hal yaitu: Pelaksanaan dan
Pelaporan Penilaian oleh Pendidik, Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh
Satuan Pendidikan dan Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah.
1) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan
dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal
semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih

teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan

88Ibid,2

instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik
penilaian yang dipilih.
b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan
penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran
dilakukan
dengan
menggunakan
teknik
bertanya
untuk
mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan
tingkat kemampuan peserta didik.
c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan
mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.
d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk

mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada
peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang
mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan
dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk: 1) nilai dan/atau
deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi
pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran
tematik-terpadu. 2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial.
f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas
guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode
yang ditentukan.
g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh
semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan
dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru
kelas.
2) Pelaksanaan danPelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan

sebagai berikut:
a. menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi
dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata
pelajaran;
b. mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat
kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah;
c. menyelenggarakan ujian
sekolah/madrasah
dan
menentukan
kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan
POS Ujian Sekolah/Madrasah;
d. menentukan kriteria kenaikan kelas;
e. melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat
kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku
rapor;
f. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang
terkait;


g. melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali
peserta didik dan dinas pendidikan.
h. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2. mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan
ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk
kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan
3. lulus ujian akhir sekolah/madrasah
4. lulus Ujian Nasional
i. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap
peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional;
j. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
3) Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian
Nasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan
hal-hal berikut.
a. Ujian Nasional
1. Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu
sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
2. Hasil UN digunakan untuk:
a) salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan
b) salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya
c) pemetaan mutu
d) pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu
3. Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi
bersifat nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah,
sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan
oleh Pemerintah.
4. Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh
Pemerintah.
5. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan
membuat peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya
kepada pihak yang berkepentingan.
b. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
1) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada
seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan
penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.
2) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga

hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran.
3) Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat
Kompetensi mampu memberikan hasil yang komprehensif
sebagaimana hasil studi lain dalam skala internasional. 9
C. Penilaian Pembelajaran PAI
Setiap mata pelajaran memiliki karaktreristik masing-masing, karena itu
penilaian harus disesuaikan dengan karakteristik tersebut.
Penilaian hasil belajar untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dilakukan melalui:
a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik, afeksi dan kepribadian peserta didik,
pengetahuan dan ketrampilan.
b. Ujian, ulagan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta
didik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama No.2 tahun 2008, Pendidikan
agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: AlQur`an Hadist, Aqidah Akhlaq, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. 10
Sedikit perubahan dengan Peranturan Menteri Agama No.2 Tahun 2008
menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun
2013 tentang standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah
struktur kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
dalam kurikulum Madrasah meliputi: 1) Al-Qur’an Hadis, 2) Akidah Akhlak, 3)
Fikih, 4) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan 5) Bahasa Arab.11
1. Al-Qur`an Hadis
Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis adalah:
a. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap al-Qur'an dan hadis.
b. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur'an dan
hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.

99Ibid,6-9
1010Kementrian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta didik MTs,
(Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama
RI, 2010), 3
1111Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013

c. Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih salat,
dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan
surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca. 12
2.

Akidah-Akhlaq
Tujuan mata pelajaran Akidah-Akhlaq adalah:
a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT.

b. Mewujudkan

manusia

Indonesia

yang

berakhlak

mulia

dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan
nilai-nilai akidah Islam. 13
3. Fiqih
Tujuan mata pelajaran Fiqih adalah:
a. mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam
mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia
dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia
dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.
Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan
hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam
kehidupan pribadi maupun sosial. 14
4. Sejarah Kebudayaan Islam
Tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah:
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam

yang telah

1212Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013,26
1313Ibid,26
1414Ibid,27

dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa
lampau.
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah
dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,
politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam. 15
5. Bahasa Arab
Tujuan mata pelajaran Bahasa Arab adalah:
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik
lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni
menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan
menulis (kitabah).
b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai
salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya
dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa
dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian,
peserta didik

diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan

melibatkan diri dalam keragaman budaya. 16
Untuk menilai akhlak peserta didik, pendidik agama melakukan
pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik didalam kelas maupun diluar
kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang
1515Ibid,27
1616Ibid,28

menyangkut pengalaman agamanya seperti kedisiplinan, kebersihan, tanggung
jawab, sopan santun, hubungan sosial, kejujuran dan pelaksanaan ibadah. Tabel
berikut menampilkan dimensi dan indikator penilaian akhlak mulia.
Contoh dimensi dan Indikator sebagai rambu-rambu penilaian akhlak
mulia. 17
No
.
1

Dimensi

Indikator

Disiplin

Datang dan pulang tepat waktu
Mengikuti kegiatan dengan tertib
Membuang sampah pada tempatnya
Mencuci tangan sebelum makan
Membersihkan tempat kegiatan
Merawat kebersihan diri
Menyelesaikan tugas pada waktunya
Berani menanggung resiko
Berbicara dengan sopan
Bersikap hormat pada orang lain
Berpakaian sopan
Berposisi duduk sopan
Menjalin hubungan baik dengan pendidik
Menjalin hubungan baik sesama teman
Menolong teman
Mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif
Menyampaikan pesan apa adanya
Mengatakan apa adanya
Tidak berlaku curang
Melaksanakan sholat
Menunaikan ibadah puasa
Berdoa

Kebersihan
2
3

Tanggung Jawab
Sopan Santun

4
Hubungan Sosial
5
Jujur
6
7

Pelaksanaan
Ibadah

Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik , prilaku peserta didik
dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas,
gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan
dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant
effect) dari pembelajaran.18

1718Kementrian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta didik MTs, 9
1817Ibid,77

Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh pendidik

untuk

merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai
bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran
dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
Sedangkan penilaian yang mengacu pada hasil pembelajaran dilakukan setiap
selesai pembelajaran satu kompetensi dasar.
Metode

Penilaian

autentik

sangat

berkaitan

dengan

aktivitas

pembelajaran. Semakin banyak aktifitas pembelajaran mampu dinilai dalam
portofolio, semakin baik pula hasil pembelajaran tersebut. Penilaian autentik perlu
dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari siswa melalui
kegiatan pembelajaran. Untuk itu, ranah yang perlu dinilai adalah ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Ketiga ranah tersebut secara administratif direkam
dalam sebuah portofolio.
Alur penilaian autentik atau prosesfolio
PROSESOLIO
Penilaian Berbasis Proses

AKTIVITAS BELAJAR
Proses Belajar

PORTOFOLIO
Alat untuk merangkum/me-record penilaian pada proses
pembelajaran

KOGNITIF

PSIKOMOTORIK

D. Contoh Instrumen Penilaian PAI
1. Penilaian Sikap (Observasi)
a. Rubrik Penilaian Sikap
N

Nam

Kreteria

AFEKTIF

o

a
Sisw
a

B
T

M
T

Jujur
M
B

M
K

B
T

Sopan
M
M
T
B

M
K

B
T

Kerja sama
M
M
T
B

M
K

Keterangan:
Aktifitas dapat disesuaikan dengan kebutuhan seperti sikap: tolongmenolong, disiplin, jujur, sopan santun dll
MK= Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
MB= Mulai berkembang (apabila peserta didik memperlihatkan tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator mulai konsisten)
MT= Mulai terlihat (apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator namun belum
konsisten)
BT= Belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator)
Rekap Penilaian Sikap
N
o
1.
2
3

Nama Siswa

Jujur

Sopan

Kerja sama

......

Diskripsi cukup diberikan pada sikap yang paling menonjol dan yang
paling kurang. Diskripsi disiapkan untuk mengisi raport

b. Diskusi (Rubrik)
Rubrik
No

Aspek yang dinilai

Penilaian

1
1
2
3

2

3

4

Keaktifan
Ide
Kerja sama

Keterangan:
Aspek yang
dinilai

No
1

Keaktifan

2

Ide

3

Kerja sama

1
Tidak ada
aktifitas/diam
Tidak
mengeluarkan
ide
Tiadak ada
kerja sama

Penilaian
2
3
Beraktifitas
Selalu
bila diminta
beraktifitas
Sesekali
Selalu
mengeluarka
mengeluarka
n ide
ide
Menunjukka
Masih malu
n kerja sama
nerinteraksi
yang baik

4

c. Penilaian Pengetahuan (Tes dan Non Tes)
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui ulangan harian, ulangan
tengah semester dan ulangan akhir semester.
Ulanga harian lebih baik dilakukan setiap selesai satu sub tema
Langkah-langkah yang harus dilakukan:
 Menganalisis KD pada tema, sub tema dan pembelajaran atau
pemetaan KD, indikator dalam setia Pembelajaran.
Contoh: Analisis KD, Indikator dan Pembelajaran
Kelas

:1/1

Mapel

: Agama Islam dan Budi Pekerti

MAPE
L
PAI

KD

INDIKATOR

PEMBELAJARAN
1 2

3

4

5

KE
T

6

3.1 Mengenal 3.1.13.1.23.1
pesan-pesan
.3
yang
terkandung
3.1.4
di
dalam
surah
al 3.115
fatihah,
al
ikhlas
dan 3.1.6
al`alaq/96:15
 Menyusun kis-kisi tiap mapel sesuai KD aspek K3 (Untuk
Ulangan harian, UTS)

 Menyusun soal sesuai kisi-kisi
 Melaksanakan ulangan
 Menganalisis hasil ulangan untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan.
Contoh analisis soal
Kelas : VI
Mapel : Agama dan Budi Pekerti
Mata
Pelajaran
PAI

Kompetensi Dasar

Indikator

3.5
Memahami
hikmah zakat, inaq
dan sedekah sebagai
implementasi
dari
rukun islam

3.5.1
Menjelaskan
pengertian zakat
3.5.2.... dst

No Butir Soal

d. Penilaian Ketrampilan (Praktik)
Penilaian Kegiatan Praktik (Ketrampilan) pada Pendidikan Agama Islam
adalah berupa kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan program
pembentukan akhlak siswa. Kegiatan penilaian ketrampilan ini dapat
dilakukan terdapat unsur pokok ibadah. Al-Qur`an dan akhlak.
Misalnya pada unsur pokok ibadah: kegiatan penilaian diokuskan untuk
melatih siswa dalam praktik wudhu dan shalat, sedangkan untuk materi AlQur`an adalah latihan membaca dengan tajwid serta menghaat surat.
Contoh Instrumen Praktik
 Rekap Nilai Unjuk Kerja
Praktik menulis indah (KHOT)
No
1
2
3

Aspek yang dinilai
Keindahan Khot
Keindahan Tulisam
Keterbacaan Tulisan

 Rubrik Kerja

Penilaian
1
2
3

Ket

Aspek yang
dinilai/
Nama Siswa

N
o

Keindahan Khot
1

2

3

4

Kelengkapan
Tulisan
1 2 3 4

Keterbacaan
Tulisan
1 2 3 4

1
2
3
Keterangan:
Keindahan khot
4 = Jika keindahan khot sesuai kaidah penulisan dan terbaca
3 = Jika keindahan khot sesuai kaidah penulisan kurang terbaca
2 = Jika indah dan kurang terbaca
1 = Jika kurang indah dan kurang terbaca...dst
e. Menceritakan kisan Nabi
N
o

Nam
a
Sisw
a

Komunika
si

Penilaian
Sistem
Keberania
penyampaia
n
n

Penampila
n

1
2
3
Keterangan:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor Maksimal = Jumlah Skor yang diperoleh × 100
Kriteria Nilai:
A = 80 – 100

: Baik Sekali

B = 70 – 79

: Baik

C = 60 – 69

: Cukup

D = < 60

: Kurang

Jumla
h skor

Nila
i

KESIMPULAN
1. Penilaian merupakan

proses

untuk

mendapatkan

informasi

tentang

perkembangan, prestasi, dan kinerja peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan.
2. Standar Penilaian dalam BNSP meliputi tiga hal yaitu: Pelaksanaan dan
Pelaporan Penilaian oleh Pendidik, Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh
Satuan Pendidikan dan Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah.
3. Penilaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam disesuaikan dengan masingmasing mata pelajaran. Untuk menilai akhlak peserta didik, pendidik agama
melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik didalam kelas
maupun diluar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku
peserta didik yang menyangkut pengalaman agamanya seperti kedisiplinan,
kebersihan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial, kejujuran dan
pelaksanaan ibadah. Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan
penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik ,
prilaku peserta didik dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran, dan hasil
belajar secara utuh.
DAFTAR RUJUKAN
Arif, Armai,2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Ciputat Press
Kementrian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta didik
MTs, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI, 2010)
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan
Salinan Lampiran Permendikbud No.66 Tahun 2013 Tentang standar Penilaian
Trianto, 2010,Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta:
Kencana