S TE 09072013 Chapter3

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.1.

Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 12 Bandung yang berlokasi di

Jalan Pajajaran No.92 Bandung, Jawa Barat.

3.1.2.

Populasi dan Sampel
Sugiyono (2011, hlm.117) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-E di SMK Negeri 12
Bandung semester tahun ajaran 2013/2014. Teknik sampling adalah teknik
pengambilan sampel. Dalam penarikan sampel dilakukan dengan teknik sampling
puposive. “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu” (Sugiyono, 2011, hlm. 124). Teknik purposive sampling digunakan dalam
penelitian ini, karena jumlah sampel yang diambil hanya pada siswa kelas X yang
sedang menempuh mata pelajaran basic skill. Sampel dalam penelitian yaitu kelas XE sebanyak 30 siswa.

3.2.

Metode penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian pendidikan dapat diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2011, hlm. 6).
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif, dengan

desain

penelitian

one-group

pretest-postest

design

pada

pre-experimental

design(nondesign).
Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19


20

Alur dari penelitian

yaitu setelah membuat penilaian selesai maka kelas

eksperimen diberi pretest sebelum diberi perlakukan (treatment) yaitu dengan
menggunakan penilaian kinerja dan posttest setelah diberikan perlakuan, lalu siswa
diberi lembar angket, rubrik penilaian pada guru dan lembar wawancara guru guna
mengetahui hasil belajar dengan penerapan penilaian kinerja.
Secara sederhana desain penelitian one-group pretest-posttest design dapat
dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Pretest
01

Treatment
X


Posttest
02
Sumber: Sugiyono. (2011)

Keterangan:
01=tes awal dilakukan sebelum dilakukan penerapan penilaian kinerja
X=perlakuan (treatment) pembelajaran dengan penerapan penilaian kinerja
02=tes akhir soal dilakukan setelah digunakan penerapan penilaian kinerja

3.3.

Definisi Operasional
Definisi operasional dari judul skripsi dimaksudkan untuk memperjelas istilah-

istilah dan memberi batasan ruang lingkup penelitian sehingga tidak menimbulkan
penafsiran lain. Adapun penegasan istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai
berikut:
1.

Implementasi

Implementasi secara harfiah dapat dikatakan sebagai penerapan. Penerapan
adalah suatu perbuatan mempraktekan suatu teori, metode dan hal lain untuk
mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu
kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

2.

Penilaian Kinerja
Berdasarkan pendapat Majid(2006, hlm.88), penilaian kinerja merupakan
penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta
untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuanyang
mendalam serta keterampilan dalam didalam berbagai konteks.

3.

Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotor yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman

Oktabriliand Nuridzqy, 2016

IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21

belajarnya. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dapat dikuasai dari materi
yang telah diajarkan.

3.4.

Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah “alat yang digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang diteliti” (Sugiyono, 2011, hlm. 133). Instrumen penelitian yang
digunakan terdiri dari instrumen tes hasil belajar siswa berupa soal pretest dan
posttest, instrumen angket, rubrik penilaian kinerja dan wawancara. Instrumen tes
hasil belajar siswa digunakan untuk pengambilan data hasil belajar ranah kognitif
didukung rubrik penilaian kinerja, angket serta wawancara untuk data hasil belajar
afektif dan psikomotor.


1.

Instrumen tes
Instrumen tes dalam penenlitian ini sebagai produk yang dihasilkan.Tes yang

dibuat pilihan ganda.Sebelum tes diujicobakan dilakukan revisi terlebih dahulu.Revisi
terhadap tes yang dihasilkan menggunakan validitas isi dan validitas item.Sugiyono
(2011, hlm.182) mengatakan validitas isi dilakukan dengan membandingkan isi
instrumen dengan materi pembelajaran. Sedangkan validitas item dilakukan dengan
melakukan analisis butir soal secara kuantitatif untuk mengetahui nilai validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.Setelah tes direvisi berdasarkan hasil
uji ahli dan analisis butir soal maka tes diujicobakan untuk skala kecil (uji coba
terbatas) kepada sampel yang digunakan dalam penelitian untuk selanjutnya dapat
diketahui kualitas dari tes berdasarkan deskripsi hasil ujicoba tersebut.

2.

Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa setelah melakukan


pembelajaran praktikum yang menerapkan penilaian kinerja. Untuk menjaring respon
yang relevan dengan penelitian, angket yang digunakan dalam bentuk daftar cocok
(check list). Yang dimaksud daftar cocok adalah deretan pertanyaan dimana
responden yang dievaluasi hanya membutuhkan tanda cocok ditempat yang sudah
disediakan (Arikunto, 2009, hlm.28). Angket ini digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap kegiatan praktikum dan terhadap asesmen kinerja dalam

Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

pembelajaran. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
penggunaan evaluasi pembelajaran penilaian kinerja

3.

Wawancara
Metode wawancara yang diambil adalah metode interview bebas, responden


diberi kebebasan untuk mengutarakan pendapat-pendapatnya (Arikunto

2009,

hlm.30). Pedoman wawancara guru disusun untuk mengetahui informasi mengenai
tanggapan guru mengenai pelaksanaan penilaian kinerja dalam kegiatan praktikum.
4.

Rubrik Penilaian pembelajaran dan tugas mandiri
Rubrik penilaian dalam penelitian ini sebagai produk yang dihasilkan. Rubrik

yang dibuat adalah rubrik analitik dengan skor 1-4 dengan menggunakan pedoman
sebagai instrumen pengamatan.
Penelitian ini menggunakan pengujian validitas konstrak (construct validity)
yaitu pengujian menggunakan pendapat dari ahli (expert judgment). Dalam hal ini
setelah instrumen dikonstruksi dengan aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan
teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli, Sugiyono (2011,
hlm.177). Pedoman asesmen kinerja merupakan instrumen penelitian yang digunakan
untuk menilai kinerja siswa selama kegiatan praktikum berlangsung. Pedoman ini

berisi kegiatan yang dilakukan siswa saat melakukan pembelajaran kalibrasi voltmeter
dan amperemeter serta pengukuran tegangan AC dan DC. Didalam pedoman tersebut
terdapat tugas (task) dan rubrik penilaian kinerja (rubrik) atau kriteria penilaian.
Bentuk penilaian kinerja yang digunakan berupa daftar checklist. Rubrik penilaian
pembelajaran dan tugas mandiri yang digunakan adalah sebagai berikut:
4.1. Pengukuran Ranah Afektif
Selain pengukuran ranah kognitif untuk memperoleh data, dalam
penelitian ini dilakukan pula pengukuran ranah afektif peserta didik.Sudjana
(2012) menyebutkan tujuan dari pengukuran ranah afektif, yaitu:
1.

Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun siswa
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan
program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.

Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23


2.

Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai yang
antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku anak didik,
pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau tidaknya anak
didik.

3.

Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai
dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.

4.

Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak
didik.
Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif adalah
perilaku anak didik, bukan pengetahuannya.Aspek yang dinilai pada penelitian ini
meliputi aspek kerjasama, keterbukaan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
tugas mandiri.

4.2. Pengukuran Ranah Psikomotor
Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang
berupa penampilan. Aspek yang dinilai yaitu persiapan pembelajaran, kinerja,
keterampilan menggunakan alat-alatpada saat pembelajaran dan ketepatan waktu.
Lalu untuk acuan rubrik penilaian secara keseluruhan untuk ranah psikomotor
dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Aspek Psikomotor
PROSENTASE BOBOT KRITERIA PENILAIAN
Tahap
Tahap
Tahap
Tugas
Kriteria
persiapan pelaksanaan akhir
mandiri
20
30
20
30
Bobot (%)

Nilai pembelajaran

Skor pembelajaran
Skor kriteria
Nilai kriteria
Keterangan:
1. Bobot diisi dengan prosentase setiap kriteria. Besarnya presentase setiap kriteriaditetapkan
sesuai karakteristik program keahlian
2. Skor pembelajaran adalah skor mentah siswa
3. Skor kriteria adalah perkalian dari skor rata-rata kriteria dari dengan banyaknya sub
kriteria
4. Nilai kriteria adalah perkalian dari skor kriteria dengan bobot
5. Nilai pembelajaran adalah jumlah dari hasil perhitungan nilai kriteria
Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

Sedangkan rubrik penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah
psikomotor siswa dapati dilihat pada tabel 3.3. Kriteria penilaian dalam pemberian
skor kinerja siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Lembar Rubrik Penilaian Kinerja
Pencapaian
No

Kompetensi

Kriteria/ Sub kriteria penilaian
4

3

2

Skor
1

Tahap persiapan pembelajaran
1

Menaati peraturan

2

Mendiskusikan kata-kata sulit

3

4
5

Membawa dan menyiapkan alat kerja voltmeter analog,
amperemeter analog, dan jobsheet
Memeriksa kelengkapan alat kerja serta komponen sebelum
kegiatan praktikum
Membuat kelompok dan melakukan kegiatan praktikum
Skor rata-rata kriteria
Tahap pelaksanaan

6

Menyiapkan empat set voltmeter analog

7

Kalibrasi salah satu voltmeter dengan kalibrasi ohmmeter standar
Pencapaian

No

Kompetensi

Kriteria/ Sub kriteria penilaian
4

8
9

3

2

Skor

1

Siapkan voltmeter standar (tingkat ketelitian 0,1-0,5%)
Mengatur range selector dengan batas ukur yang ditetapkan
(contoh 50 volt)

10

Merangkai rangkaian kalibrasi tegangan sesuai dengan gambar

11

Mengukur rangkaian kalibrasi tegangan sesuai dengan gambar

12

Mengukur dengan posisi pembacaan meter yang baik dan benar

13

Menggambar rangkaian kalibrasi tegangan

14

Membuat tabel dan mencatat pengukuran

Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

15

Mendiskusikan masalah dan menarik kesimpulan
Skor rata-rata kriteria
Tahap akhir

16

Penggunaan waktu

17

Mematikan atau memutar range selector pada posisi “OFF”

18

Merapikan dan mengembalikan peralatan praktikum

19

Membuat laporan praktikum

20

Mengerjakan tugas mandiri

21

Mempresentasikan hasil belajar
Skor rata-rata kriteria

Aspek proses dalam asesmen kinerja merupakan penilaian terhadap aktivitas
siswa selama kegiatan praktikum berlangsung secara individu. Aspek proses yan
dimaksud merupakan penilaian terhadap aspek psikomotor siswa. Aspek produk
dalam asesmen kinerja merupakan penilaian terhadap produk yang dihasilkan siswa
setelah kegiatan praktikum, yaitu berupa hasil produk dari praktikum. Disini peneliti
menggunakan task. Task yang disusun merupakan salah satu bentuk penilaian kinerja
dalam bentuk tugas. Task mengharuskan siswa untuk menangani hal-hal yang
kompleks melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu dalam
bentuk yang paling nyata (Zainul 2001, hlm.11). Task ini akan diisi oleh masingmasing siswa. Penyusunan task ini mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta pembuatannya dari berbagai sumber.
Adapun kriteria penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut:
Tabel 3.4. Kriteria penilaian
Nilai

Predikat

Kategori

x > 95
A
Sangat
baik
90 < x ≤ 95
A86 < x ≤ 90
B+
Baik
80 < x ≤ 86
B
74 < x ≤ 80
B69 < x ≤ 74
C+
Cukup
64 < x ≤ 69
C
59 < x ≤ 64
C54 < x ≤ 59
D+
Kurang
x ≤ 54
D
Sumber : SMKN 12 Bandung. (2013). Bimbingan Teknis Kurikulum 2013
Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

3.5.

Pengujian Instrumen Penelitian

3.5.1.

Uji Validitas
Data tes, hasil data tes berupa data kuantitatif. Analisis data untuk instrumen

tes yang dikembangkan adalah dengan melakukan analisis butir soal, analisis butir soal
meliputi :
1.

Validitas Isi
Hasil data dari validitas isi ini berdasarkan pendapat para ahli dari hasil uji ahli

(expert judment).
2.

Validitas Item (Butir)
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 187).
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka uji validitas mempunyai tujuan untuk
menguji shahih tidaknya instrumen penelitian. Validitas yang harus diukur adalah
validitas soal secara keseluruhan tes dan validitas butir soal.
Pada penelitian ini, cara untuk menghitung validitas instrumen adalah dengan
menghitung koefisien validitas menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai
berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2009: 213)
Keterangan:
r = Koefisien antara variabel X dan variabel Y
X = Skor tiap item dari responden uji coba variabel X
Y = Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y
N = Jumlah responden
Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

Setelah koefisien korelasi (r) diketahui, kemudian dilanjutkan dengan taraf
signifikan korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut:
� �−

t = √√ −�

( Sugiyono, 2011 hlm 259)

Keterangan:
t = nilai t hitung
n = banyaknya peserta tes
r = validitas tes
Kriterianya adalah jika thitung

ttabel maka koefisien item soal tersebut valid

dan jika thitung < ttabel maka koefisien item soal tersebut tidak valid. ttabel diperoleh pada
taraf kepercayaan 95% (∝ = , 5 dengan derajat kebebasan (dk) = n-2.

3.5.2.Uji Realibilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Suharsimi Arikunto, 2009: 154). Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan suatu alat
dalam mengukur apa yang akan diukur. Uji reliabilitas pada penelitian :ini menggunakan
rumus K-R.20 yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson. Sesuai dengan pendapat
Suharsimi Arikunto (2009: 100) yang mengatakan bahwa “Rumus yang digunakan untuk
mencari reliabilitas dan banyak digunakan orang ada dua rumus yaitu rumus K-R. 20 dan
rumus K-R. 21”. Pada penelitian ini, penulis menggunakan rumus KR.20 (Kuder
Richardson).


r11 = [�− ] [

�� − ∑ piqi
]
��

(Sugiyono, 2011 hlm. 132)

Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
pi = Proposisi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
q i = 1 - pi
∑ piqi = jumlah hasil perkalian antara pi dan qi

k = Jumlah item dalam instrumen
St2 = Varians total

Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

Untuk mendapatkan Varians total, maka rumus yang digunakan sebagai berikut:
�� =

Dimana

��

= varians total



= jumlah siswa

���

�� = ��� −

��


(Sudijono, 2012, hlm. 254)

���


(Sudijono, 2012, hlm. 257)

= jumlah skor seluruh siswa

Kemudian r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel dengan tingkat

kepercayaan 95 % dengan dk = n-2. Penafsiran dari harga koefisien korelasi ini yaitu:
r11

rtabel maka instrumen tersebut reliabel dan r11 < rtabel maka instrumen tersebut tidak

reliabel. Adapun kriteria indeks reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kriteria reliabilitas tes
Rentang Reliabilitas Tes
(� )
0,80 < �11 1,00
0,60 < �11

Kriteria
Reliabilitas sangat tinggi

0,80

Reliabilitas tinggi

0,40 < �11

0,60

Reliabilitas sedang

0,40

Reliabilitas rendah

0,00

0,20

Reliabilitas sangat rendah
(Arikunto, 2009, hlm. 162)

0,20 < �11
�11

3.5.3.Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
Tingkat kesukaran butir soal dapat diketahui dengan cara melihat proporsi yang
menjawab benar untuk setiap butir soal, persamaan yang digunakan sebagai berikut.

P

B
JS
(Arikunto, 2009, hlm. 208)

Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik

sehingga perlu

direvisi, digunakan kriteria seperti ditunjukkan pada Tabel 3.6.
Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

Tabel 3.6 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran dan Klasifikasinya
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Klasifikasi

0,70  TK  1,00

Mudah

0,30  TK < 0,70

Sedang

0,00  TK < 0,30

Sukar
(Nana Sudjana, 2011, hlm. 137)

Cara menentukkan nilai daya pembeda (D). Analisis daya adalah kemampuan suatu soal
untuk membedakan siswa antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. (Arikunto, 2012: 211)
Formulasi daya pembeda item dapat ditulis sebagai berikut.

D

B A BB

 PA  PB
JA JB
(Arikunto, 2009,hlm. 213)

Keterangan:
D = indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Indeks diskriminasi yang ideal adalah sebesar mungkin mendekati angka 1. Sedangkan
indeks diskriminasi yang berada di sekitar 0 menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai
daya diskriminasi yang rendah sedangkan harga d yang negatif menunjukkan bahwa item
tersebut tidak ada gunanya. Pada Tabel 3.7 menunjukkan tabel klasifikasi daya pembeda.
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda
No.

Rentang Nilai D

Klasifikasi

1.

D 0,7

Tinggi

g
g < 0,3

0,7

Sedang
Rendah
(Hake, 1998)

Setelah pengolahan data pretest, posttest, dan gain selanjutnya adalah
menganalisis data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik. Adapun
Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

langkah-langkah dalam mengolah data adalah pengujian asumsi-asumsi statistik, yaitu
uji normalitas distribusi, uji homogenitas kemudian uji hipotesis.

3.7.2.Uji Normalitas
“Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang
diperoleh dari hasil penelitian.Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2).Uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan
dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul
pada gambar 3.1 (b) dengan kurva normal baku/standar pada gambar 3.1(a)” (Sugiyono,
2011, hlm.241).
(a)

2,7% 13,53% 34,13%

34,13% 13,53% 2,7%

(b)
?
?

?

?

?

?

Gambar 3.1 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva Distribusi Data yang akan Diuji
Normalitasnya
Sugiyono (2011) menjabarkan langkah-langkah untuk menghitung besarnya nilaichikuadrat, yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan chi-kuadrat,
jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal Baku).
2. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:

3. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi
Tabel 3.10 Tabel Distribusi Frekuensi
Oktabriliand Nuridzqy, 2016
IMPLEMENTASI PENILAIAN KINERJA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILL DI SMKN 12 BANDUNG Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Interval

fo

fh

fo – fh

(fo – fh)2

Keterangan :
fo : frekuensi/jumlah data hasil observasi
fh : frekuensi/jumlah yang diharapkan(persentase luas tiap bidang

dikalikan

dengan n)

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)
5. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung hargaharga (fo – fh) dan
chi-kuadrat ( χ2).

fo − fh 2
fh

dan menjumlahkannya. Harga

fo − fh 2
fh

merupakan harga

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan
ketentuan :
Jika :
� hitung ≤� tabel, maka data terdistribusi normal

� hitung>� tabel, maka data terdistribusi tidak normal

3.7.3.Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
H0

: pengembangan penilaian kinerja pada mata pelajaran basic skill dianggap
efektif jika perolehan rata-rata hasil belajar siswa lebih besar atau sama
dengan 75(KKM).

Ha

: pengembangan penilaian kinerja pada mata pelajaran basic skill tidak
efektif jika perolehan rata-rata hasil belajar siswa kurang dari 75(KKM).
π ≥75

H0

:

Ha

: π