Hubungan Paparan Gas Karbon Monoksida (CO) dengan Tekanan Darah pada Pekerja Perparkiran Sun Plaza Medan Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin

dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun
2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengandung nilai perlindungan tenaga
kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dalam undang-undang nomor 36
tahun 2009 pasal 164 mengenai kesehatan kerja dijelaskan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Paradigma

baru dalam

aspek keselamatan dan kesehatan kerja


mengupayakan agar tenaga kerja mencapai derajat kesehatan yang optimal salah
satunya melalui upaya preventif yang ditujukan ke arah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit akibat kerja (A. M. Sugeng Budiono, 2003).
Bila terjadi penyakit akibat kerja maka salah satu upaya preventif perlu dilakukan
dengan pengendalian terhadap faktor lingkungan kerja (Suma’mur P.K, 1996).
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar tenaga kerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaaan
yang dibebankan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi lingkungan
dan pekerja di tempat kerja yang harus diperhatikan agar dapat dikategorikan
sebagai tempat kerja yang bebas dari bahaya, yaitu (a) faktor fisik, (b) faktor

1
Universitas Sumatera Utara

2

kimia, (c) faktor biologi, (d) faktor ergonomi dan (e) faktor psikologis (Santoso,
2004).
Salah satu kondisi lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan bagi pekerjanya adalah lingkungan kerja yang terpapar oleh gas karbon

monoksida (CO). Gas tersebut merupakan racun yang berasal dari mesin berbahan
bakar bensin, selain itu gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri (Saputra,
2009). Konsentrasi tinggi gas karbon monoksida dalam darah seseorang dalam
hitungan menit dapat menyebabkan distress pernapasan dan kematian. Dilaporkan
banyak terjadi keracunan gas CO setiap tahunnya berupa kasus kematian, baik
keracunan karna kecelakaan atau bahkan dijadikan salah satu metode bunuh diri
dan pembunuhan, di dalam rumah atau garasi mobil maupun pencemaran udara
oleh gas buang industri. Di dunia diperkirakan 1.500 orang mati setiap tahunnya
karena gas CO (Depkes RI,2009).
Pencemaran udara sebagian besar muncul karena adanya proses
pembakaran. Adapun pengertian dari pembakaran adalah proses oksidasi yang
cepat suatu bahan bakar dan pembakaran yang komplit hanya mungkin terjadi jika
ada oksigen yang cukup. Tujuan dari pembakaran yang baik adalah melepaskan
seluruh panas yang terdapat dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan dengan
pengontrolan “tiga T” pembakaran yaitu temperature atau suhu yang cukup tinggi
untuk menyalakan dan menjaga penyalaan bahan bakar, turbulence time atau
turbulensi atau pencampuran oksigen dan bahan bakar yang baik, dan time atau
waktu yang cukup untuk pembakaran yang sempurna. Terlalu banyak atau terlalu
sedikitnya bahan bakar pada jumlah udara pembakaran tertentu dapat


Universitas Sumatera Utara

3

mengakibatkan tidak terbakarnya bahan bakar dan terbentuknya karbon
monoksida (Anggraeni, 2009).
Komponen utama bahan bakar fosil, yang beberapa di antaranya
digunakansebagai bahan bakar kendaraan bermotor adalah hidrogen (H) dan
karbon (C). Pada pembakaran bahan bakar yang sempurna maka yang dihasilkan
adalah gas CO2 dan H2O. Pembakaran yang sempurna ini terjadi hanya jika ada
pasokan oksigen yang cukup. Jika tidak sempurna, maka akan dihasilkan senyawa
hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), timbal, serta
nitrogen oksida (NOx) pada kendaraan berbahan bakar bensin.sedangkan pada
kendaraan berbahan bakar solar, gas buangnya mengandung sedikit HC dan CO
tetapi lebih banyak sulfur oksida (SOx) (Anggraeni, 2009).
Diantara gas-gas yang beracun tersebut, yang perlu lebih banyak mendapat
perhatian adalah gas CO (karbon monoksida) karena pengaruhnya yang besar
terhadap kesehatan manusia (Anggraeni, 2009). Gas karbon monoksida yang
diabsorpsi tubuh, memiliki afinitas dengan hemoglobin yang sangat kuat di darah
sehingga membentuk ikatan karboksihemoglobin (COHb). Akibatnya terjadi

kompetisi dengan O2 untuk berikatan dengan Hb sehingga konsentrasi COHb di
darah meningkat, sehingga meningkatkan kekentalan darah yang berdampak pada
gangguan aliran darah. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan pada tekanan
darah (Harrianto, 2009).
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem
sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah
dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Tekanan darah dipengaruhi

Universitas Sumatera Utara

4

oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan
lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari berbeda, paling
tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari (Joyce dkk,
2008).
Berdasarkan hasil penelitian Ningsih (2012) di terminal Tirtonadi
Surakarta, diperoleh kadar paparan gas karbon monoksida yang ada di lingkungan
terminal tersebut rata-rata 21 ppm dan melebihi baku mutu udara di lingkungan,
sedangkan hasil pengukuran tekanan darah responden, sebanyak 38 dari 60

responden mengalami tekanan darah tinggi. Hasil uji chi square menunjukan
terdapat pengaruh yang signifikan antara paparan gas karbon monoksida dengan
tekanan darah pekerja jasa becak di terminal tirtonadi surakarta (p = 0,001).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2016) di Pusat Grosir
Solo, dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson kadar COHb dengan kelelahan
menunjukkan bahwa ada korelasi signifikan (p value = 0.009, r = 0.418) dengan
nilai arah korelasi positif (+) atau searah dan kekuatan korelasi sedang antara
kedua variabel. Hal tersebut mempunyai arti bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kadar COHb dengan kelelahan pada pedagang kuliner di depan PGS
Surakarta.
Sun Plaza merupakan salah satu dari berbagai pusat perbelanjaan
dengan target pasar menengah ke atas di kawasan komersial strategis kota
Medan, Sumatera Utara. Didirikan pada tahun 2003, pusat perbelanjaan ini
berupa bangunan 6 lantai yang dirancang dengan konsep mall keluarga. Sun
Plaza dibuka sejak pertengahan tahun 2004 dan sudah banyak dikunjungi

Universitas Sumatera Utara

5


penduduk setempat bahkan sebelum diadakannya grand launching. Sun Plaza
2

dibangun di atas lahan seluas lebih dari 29.000 m . Total luas bangunan adalah
2

2

lebih dari 87.000 m dengan total area yang disewakan lebih dari 62.000 m .
Bangunan yang megah dan fasilitas yang tersedia di plaza ini menjadi daya
tarik tersendiri bagi masyarakat menengah keatas untuk berbelanja di plaza
tersebut. Kebanyakan dari pengunjung Sun Plaza memiliki kendaraan pribadi.
Kendaraan pribadi tersebut tentunya diparkirkan di tempat parkir yang sudah di
sediakan oleh pihak perusahaan. Parkiran ini dibangun satu ruangan dengan 6
lantai. Dalam area parker tersebut tidak tersedia alat penghisap udara (exhaust
fan) yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara dalam ruangan. Pada akhir
pekan, biasanya jumlah kendaraan yang diparkirkan di parkiran ini bisa mencapai
2000 kendaraan. Namun juga tidak menutup kemungkinan jumlah mobil yang
dipakirkan dapat lebih dari jumlah lot yang disediakan oleh pihak plaza. Semakin
banyak kendaraan yang di parkirkan maka semakin tinggi juga kadar CO di

parkiran tersebut.
Pekerja perpakiran yang bekerja di Sun Plaza berjumlah 76 orang. Mereka
umumnya sudah bekerja selama 1 bulan hingga 1 tahun. Mereka dibagi menjadi 3
shift kerja yaitu shift kerja pagi bekerja pada pukul 07.00 WIB - pukul 15.00 WIB
dengan jumlah pekerja sebanyak 22 orang, middle shift (shift kerja siang) bekerja
pada pukul 10.00 WIB - pukul 18.00 WIB dengan jumlah pekerja sebanyak 32
orang dan shift sore bekerja pada pukul 15.00 WIB - pukul 23.00 WIB dengan
jumlah pekerja 22 orang. Masing-masing shift kerja memiliki waktu istirahat
selama 1 jam yang biasanya dipergunakan untuk sholat dan makan oleh pekerja.

Universitas Sumatera Utara

6

Selama jam kerja, pekerja berada di area parkir tanpa menggunakan APD seperti
masker yang dapat menurunkan resiko terhirupnya gas karbon monoksida oleh
pekerja. Pada masing-masing shift, pekerja dibagi menjadi 4 sampai 6 orang di
setiap lantai.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada pekerja parkir Sun
Plaza di kota Medan, peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan. Dari

pertanyaan tersebut, mereka mengaku sering mengalami pusing, berkunangkunang, cepat merasa lelah dan tidak nyaman. Gejala tersebut sering dirasakan
khususnya pada saat ramai pengunjung yaitu di hari Jumat, Sabtu dan Minggu.
Dari informasi yang didapatkan dari pihak pengelola perparkiran di Sun Plaza ini,
jumlah kendaraan yang biasa diparkirkan pada hari Jum’at, Sabtu dan Minggu
bisa mencapai 400 lebih kendaraan setiap jamnya. Hal ini akan konstan terjadi
khususnya pada pukul 10.00 WIB hingga 18.00 WIB yaitu di jam kerja middle
shift. Oleh karena itu, peneliti berkeinginan untuk melakukan suatu penelitian
yang berjudul “Hubungan Paparan Gas Karbon Monoksida dengan Tekanan
Darah pada Pekerja Perparkiran di Sun Plaza Medan Tahun 2017”.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan paparan gas karbon monoksida
dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran di Sun Plaza Medan tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara


7

1.3

Tujuan penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan paparan

gas karbon monoksida dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran Sun Plaza
Medan tahun 2017.
1.3.2

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui besarnya paparan gas karbon monoksida di area parkir
Sun Plaza Medan.
2. Untuk mengetahui besarnya tekanan darah pada pekerja di area parkir Sun

Plaza Medan.
3. Untuk mengetahui hubungan paparan gas karbon monoksida dengan
tekanan darah pada pekerja perparkiran Sun Plaza Medan.

1.4

Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis

penelitian ini adalah terdapat hubungan paparan gas karbon monoksida dengan
tekanan darah pada pekerja perparkiran Sun Plaza Medan tahun 2017.
Tolak hipotesis nol (H0) apabila nilai signifikansi chi square ) dari nilai chi square tabel.
H0 : Tidak ada hubungan antara paparan gas karbon monoksida dengan tekanan
darah pekerja.
H1 : Ada hubungan antara paparan gas karbon monoksida dengan tekanan darah
pekerja.

Universitas Sumatera Utara

8


1.5

Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada berbagai pihak yaitu :
1. Memberikan informasi kepada tenaga kerja perparkiran di Sun Plaza

Medan tentang hubungan paparan gas karbon monoksida terhadap
gangguan kesehatan seperti tekanan darah. Dengan begitu, diharapkan
pekerja dapat meningkatkan kesehatannya.
2. Memberikan masukan bagi perusahaan agar dapat melakukan tindakan
preventif terhadap pekerja perparkiran Sun Plaza Medan dalam hal
pengendalian terjadinya penyakit akibat kerja.
3. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk diadakan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara