Pengaruh Ameliorasi Terak Baja Dan Pengaturan Tinggi Muka Air Tanah Terhadap Sifat Biologi Gambut Perkebunan Kelapa Sawit
DAFTAR PUSTAKA
Agus, F. dan I.G. M. Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan
Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry
Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia.
Amador, J.A. And R.D. Jones. 1993. Nutrient limitation on microbial
respiration in
peat soil with different total phosphorus
content. Soil
Biology
and
Biochemistry.25:793-801.
Ambriyanto, K. S., 2010, Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob Pendegradasi
Selulosa dari Serasah Daun Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum
Schaum), Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Anas, I. 1989. Biologi Tanah Dalam Praktek. Pusat Antar Universitas
Bioteknologi IPB, Bogor.
Arifin, M dan Subagyono, K. 2011. Ulat Bulu, Serangga Hama yang Mudah
Dikendalikan. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Bogor.
Baehaki, 2012. Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi. Angkasa. Bandung.
Balai Penelitian Tanah, 2007. Pengaruh Tinggi Muka Air Saluran Drainase,
Pupuk dan Amelioran Terhadap Emisi CO2 pada Perkebunan Kelapa
Sawit Di Lahan Gambut. Jurnal Littri 19(2).
Barnes, B. V., Donald R. Z., Shirley R. D. and Stephen H. S. 1997. Forest
Ecology. 4th Edition. New York.
Blakemore Robert J. 2002. Cosmopolitan Earthworms an Eco-Taxonomic Guide
to the Peregrine Species of the World. Published by Vermecology.
Australia.
Cabral,M.R. 2012. Relation and Change Over Time of CN-Ratios Throughout
Swedish Peatlands and in Seven Fertility Classes. [Thesis]. Swedish
University of Agricultural Sciences. Swedia.
Curry, J.P. & J.A. Good. 1992. Soil fauna degradation and restoration. Advances
in Soil Science. 17: 171-215.
Double, B.M and Scmidt. 1998. Can The Abundance or Activity of Soil
Macrofauna BeUsed To Indicate The Biological Health of Soil. Dalam
59
Biological Indicator of Soil Health. C. E Pankhrust, B.M Double and
V.V.S.R Gupta (Ed). CAB International.
Edwards, C.A. & J.R. Lofty. 1972. Biology of Earthworms. Chapman and Hall.
London.
Figuera, E.M.A.P., A.I.G. Lima and S.I.A. Pereira. 2005. Cadmium Tolerance
Plasticity in Rhizobium leguminosarum bv. Viciae: Glutathione as a
Detoxifying Agent. Can. J. Microbiol. 51: 7-14
Foth, H.D. 1991. Dasar-dasar Ilmu Tanah Edisi Ketujuh. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Gusmawartati, Hapsoh dan Wanda putra dinata rambe. 2013. Pemberian
Mikroorganisme Selulolitik (Mos) Dan Pupuk Anorganik Pada
Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di TBM. Jurnal
Agroteknologi. Vol 3 No.2, Februari 2013:21-26. Fakultas Pertanian
Universitas Riau.
Hakim N, Nyakpa MY, Lubis AM, Nugroho SG, Diha MA, Hong GM, Bailey.
HH. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hanafiah, K.A. 2004. Dasar Ilmu Tanah. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Handayani, E. P. 2009. Emisi Karbon Dioksida (co2) dan Metan (CH4) pada
Perkebunan Kelapa Sawit di Lahan Gambut yang Memiliki Keragaman
Dalam KetebalanGgambut dan Umur Tanaman. [disertasi]. Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Handayanto, E, dan K.Hairiah. 2007. Biologi Tanah (Landasan Pengelolaan
Tanah Sehat). Pustaka Adipura. Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 1986. Sumber Daya Fisik Wilayah dan Tata Guna Lahan:
Histosol. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Hasibuan, B. E. 2009. Pupuk dan Pemupukan. Departemen Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hou, J, Q. Yanyun, L. Guangqing & R. Dong. 2005. The Influence of
Temperature, Ph and C/N Ratio on the Growth and Survival of Earthworm
in Municipal Solid Waste. Agricultural Engineering International. 7:1-6
Huffaker and Messenger. 1989. Theory and Practice of Biological Control.
Diterjemahkan oleh Soeprapto Mangoendihardjo. UI Press. Jakarta.
Kurnain, A., T. Notohadikusumo, B. Radjagukguk & M. Rasmadi. 2004.
Acidifiying Processes in Peat On Cultivated and Fire Damaged Tropical
Peatlands. Proceeding of the 12 th internationalPeat Congress.
60
Isroi. 2004. Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik. Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Indonesia.
Jumar, 1997. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta
Khairiah Emma, Siti Khotimah dan Ahmad Mulyadi. 2013. Karakterisasi dan
Kepadatan Bakteri Pendegradasi Selulosa pada Tanah Gambut di Desa
Parit Banjar Kabupaten Pontianak. Fakultas MIPA, Universitas
Tanjungpura. Protobiont 2013 Vol 2 (2): 87 – 92. Pontianak.
Lay B,W. 1994. Analisis Mikroba di laboratorium. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Lazcano C, Brandon MG, Jorge D. 2008. Comparison of the effectiveness of
composting and vermicomposting for the biological stabilization of cattle
manure. Chemosphere 72:1013 -1019.
Listyawan B., Aprianto, D.A. Siddik, Z. Badruzzaman,dan Sudrajat. 1998.
Teknologi VAP-BL. PT Vermi Alam Prima Lestari. Bandung.
Magnuson, T. 1993. Carbon Dioxide and Methane Formation in Forest Mineral
and Peat Soils During Aerobic and Anaerobic Incubations. Soil Biology.
Melling, L.KJ Goh; C. Beavies, R. Hatanto. 2007. Carbon Flow and budget in A
young mature oil palm agroekosistem on deep tropical peat. Proceding of
international symposium on tropical peat land. Jakarta.
Minnich, Y. 1997. The Earthworm Book. Press Emnous. Rodale Britania.
Muhammad, A. & Y. Kono. 2012. The role of ants and termites in peat
decomposition process. Proceeding of The Association for Tropical
Biology & Biodiversity Conservation’s Asia-Pacific Chapter Annual
Meeting. Xishuangbanna. Page 63.
Nontraditional Soil Aendements. 2010. Slag. Part 1, section 9 nontraditional
amendements. http://agguide.agronomy.psu.edu/CM/Sec9 diakses 12 Juni
2014.
Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut Potensi dan Kendala. Kanisius.
Yogyakarta.
Noviana Lailia dan Budi Raharjo, 2009. Viabilitas Rhizobakteri Bacillus sp.
DUCC-BR-K1.3 pada Media Pembawa Tanah Gambut Disubstitusi
dengan Padatan Limbah Cair Industri Rokok. Biologi FMIPA Undip.
BIOMA, Juni 2009. Vol. 11, No. 1, Hal. 30-39
Nurmayani, D, 2009, Isolasi dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal
Tanah Gambut dan Kayu Sedang Melapuk Dalam Mendekomposisikan
61
Kayu, Skripsi, Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Nyffeler M, Sunderland KD. 2003. Composition, abundance and pest control
potential of spider communities in agroecosystem: a comparison of
European and US studies. Agriculture, Ecosystem & Environment.
Paimin, F.B. 1999. Mengatasi permasalahan Beternak Jangkrik. Cetakan I.
Penerbit PT Penebar Swadaya. Jakarta
Pelczar, M. J. and Chan, E. C. S. 2005. Elements of Microbiology. Ahli bahasa :
Hadioetomo, dkk. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Parmelee, R.W., M.H. Beare, W. Cheng, P.F. Hendrix, S.J.Rider, D.A. Crossley Jr
and D.C.Coleman. 1990. Earthworm and Enchytraeids in conventional
and no-tillage agroecosystems: A biocide approach to asses their role in
organic matter breakdown. Biol. Fertil.
Rachim, A. 1996. Diktat Pembinaan Uji Tanah dan Analisis Tanaman dalam
Pelatihan Pembinaan Uji Tanah dan Analisis Tanaman. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Rukmana, H.R. 1999, Budi Daya Cacing Tanah, Penerbit Kanisius (Anggota
IKAPI), Yogyakarta.
Sabiham, S, Wahyunto, Nugroho, Subiksa dan Sukarman, 2008. Laporan Tahunan
2008. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian, Bogor.
Saragih, E.S. 1996. Pengendalian Asam-Asam Organik Meracun Dengan
Penambahan Fe (III) Pada Tanah Gambut Dari Jambi. Tesis Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor.
Schlegel, H.G. dan Schmidt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Schread JC. 1950. Oriental Earthworm and Its Control. USGA Journal.
Sugiyarto. 2000. Keanekaragaman Makrofauna Tanah Pada Baerbagai Umur
Tegakan Sengon di RPH Jatirejo Kabupaten Kediri. Biodiversitas. 1 (2) :
11-15.
Sugiyarto, Manan Efendi, dan Lily Agustina. 2007. Preferensi Berbagai Jenis
Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan Organik Tanaman pada
Intensitas Cahaya Berbeda.Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
62
Suhara, 2009. Semut Rangrang (Oecophylla smaradigna). Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA. Universitas Pendidikan
Indonesia
Suhardjono, Yayuk Rahayuningsih.Deharveng, Louis. Bedos Anne. 2012.
Collembola (Ekor Pegas). Cibubur : Vegamedia.
Sumarsih S.2003. Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPN Veteran.
Yogyakarta
Suin, N.M. 1991. Perbandingan Komunitas Hewan Permukaan Tanah Antara
Ladang dan Hutan di Bukit Pinang-Pinang Padang. Laporan Penelitian
Universitas Andalas, Padang.
Suin, N.M. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Universitas Andalas,
Padang.
Suriadikarta, R.D.M dan Simanungkalit, D.A. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk
Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Susanto, P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan
Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No. 3979 Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Susetya, Darma. 2012. Panduan Lengkap Pembuatan Pupuk Organik. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Suwarno and I. Goto. 1997. Effect of Indonesia Electric Furnace Slag on the Rice
Yield and Chemical Properties of Soils. pp 803-804. In Plant Nutrition for
Sustainable Food Production and Environment. Kluwer Academic
Publisher
Sutedjo, M. M., A. G. Kartasapoetra, dan R. D. S. Sastroatmodjo. 1996.
Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Suwondo, S. Sabihan, Sumardjo, dan B. Paramudya. 2010. Analisis Lingkungan
Biofisik Lahan Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Hidrolitan.
1(3): 20-28.
Tie, Y.L, dan J.S. Lim. 1992. Tropical Peat, Proceedings of the International
Symposium on Tropical Peatland. Kuching. Malaysia. hlm. 107-113.
Wallwork, J.A. 1970. Ecology of Soil Animal. Mc.Graw Hill Book Company.
London. pp. 58-74.
Wibowo, Agus Supriyanto, Sucipto Hariyanto. 2010. Eksplorasi Bakteri
Penambat Nitrogen Dan Bakteri Pelarut Fosfat Pada Tanah Gambut Di
63
Provinsi Kalimantan Timur. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Widyati E. 2008. Peranan Mikroba Tanah Pada Kegiatan Rehabilitasi Lahan
Bekas Tambang Info Hutan Vol. V (2). Hal : 151-160.
Widyati Enny, 2011. Kajian Optimasi Pengelolaan Lahan Gambut dan Isu
Perubahan Iklim. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi. Jurnal
Tekno Hutan Tanaman Vol.4 No.2, Agustus 2011, 57 – 68. Bogor.
64
Agus, F. dan I.G. M. Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan
Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry
Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia.
Amador, J.A. And R.D. Jones. 1993. Nutrient limitation on microbial
respiration in
peat soil with different total phosphorus
content. Soil
Biology
and
Biochemistry.25:793-801.
Ambriyanto, K. S., 2010, Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob Pendegradasi
Selulosa dari Serasah Daun Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum
Schaum), Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Anas, I. 1989. Biologi Tanah Dalam Praktek. Pusat Antar Universitas
Bioteknologi IPB, Bogor.
Arifin, M dan Subagyono, K. 2011. Ulat Bulu, Serangga Hama yang Mudah
Dikendalikan. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Bogor.
Baehaki, 2012. Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi. Angkasa. Bandung.
Balai Penelitian Tanah, 2007. Pengaruh Tinggi Muka Air Saluran Drainase,
Pupuk dan Amelioran Terhadap Emisi CO2 pada Perkebunan Kelapa
Sawit Di Lahan Gambut. Jurnal Littri 19(2).
Barnes, B. V., Donald R. Z., Shirley R. D. and Stephen H. S. 1997. Forest
Ecology. 4th Edition. New York.
Blakemore Robert J. 2002. Cosmopolitan Earthworms an Eco-Taxonomic Guide
to the Peregrine Species of the World. Published by Vermecology.
Australia.
Cabral,M.R. 2012. Relation and Change Over Time of CN-Ratios Throughout
Swedish Peatlands and in Seven Fertility Classes. [Thesis]. Swedish
University of Agricultural Sciences. Swedia.
Curry, J.P. & J.A. Good. 1992. Soil fauna degradation and restoration. Advances
in Soil Science. 17: 171-215.
Double, B.M and Scmidt. 1998. Can The Abundance or Activity of Soil
Macrofauna BeUsed To Indicate The Biological Health of Soil. Dalam
59
Biological Indicator of Soil Health. C. E Pankhrust, B.M Double and
V.V.S.R Gupta (Ed). CAB International.
Edwards, C.A. & J.R. Lofty. 1972. Biology of Earthworms. Chapman and Hall.
London.
Figuera, E.M.A.P., A.I.G. Lima and S.I.A. Pereira. 2005. Cadmium Tolerance
Plasticity in Rhizobium leguminosarum bv. Viciae: Glutathione as a
Detoxifying Agent. Can. J. Microbiol. 51: 7-14
Foth, H.D. 1991. Dasar-dasar Ilmu Tanah Edisi Ketujuh. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Gusmawartati, Hapsoh dan Wanda putra dinata rambe. 2013. Pemberian
Mikroorganisme Selulolitik (Mos) Dan Pupuk Anorganik Pada
Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di TBM. Jurnal
Agroteknologi. Vol 3 No.2, Februari 2013:21-26. Fakultas Pertanian
Universitas Riau.
Hakim N, Nyakpa MY, Lubis AM, Nugroho SG, Diha MA, Hong GM, Bailey.
HH. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hanafiah, K.A. 2004. Dasar Ilmu Tanah. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Handayani, E. P. 2009. Emisi Karbon Dioksida (co2) dan Metan (CH4) pada
Perkebunan Kelapa Sawit di Lahan Gambut yang Memiliki Keragaman
Dalam KetebalanGgambut dan Umur Tanaman. [disertasi]. Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Handayanto, E, dan K.Hairiah. 2007. Biologi Tanah (Landasan Pengelolaan
Tanah Sehat). Pustaka Adipura. Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 1986. Sumber Daya Fisik Wilayah dan Tata Guna Lahan:
Histosol. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Hasibuan, B. E. 2009. Pupuk dan Pemupukan. Departemen Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hou, J, Q. Yanyun, L. Guangqing & R. Dong. 2005. The Influence of
Temperature, Ph and C/N Ratio on the Growth and Survival of Earthworm
in Municipal Solid Waste. Agricultural Engineering International. 7:1-6
Huffaker and Messenger. 1989. Theory and Practice of Biological Control.
Diterjemahkan oleh Soeprapto Mangoendihardjo. UI Press. Jakarta.
Kurnain, A., T. Notohadikusumo, B. Radjagukguk & M. Rasmadi. 2004.
Acidifiying Processes in Peat On Cultivated and Fire Damaged Tropical
Peatlands. Proceeding of the 12 th internationalPeat Congress.
60
Isroi. 2004. Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik. Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Indonesia.
Jumar, 1997. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta
Khairiah Emma, Siti Khotimah dan Ahmad Mulyadi. 2013. Karakterisasi dan
Kepadatan Bakteri Pendegradasi Selulosa pada Tanah Gambut di Desa
Parit Banjar Kabupaten Pontianak. Fakultas MIPA, Universitas
Tanjungpura. Protobiont 2013 Vol 2 (2): 87 – 92. Pontianak.
Lay B,W. 1994. Analisis Mikroba di laboratorium. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Lazcano C, Brandon MG, Jorge D. 2008. Comparison of the effectiveness of
composting and vermicomposting for the biological stabilization of cattle
manure. Chemosphere 72:1013 -1019.
Listyawan B., Aprianto, D.A. Siddik, Z. Badruzzaman,dan Sudrajat. 1998.
Teknologi VAP-BL. PT Vermi Alam Prima Lestari. Bandung.
Magnuson, T. 1993. Carbon Dioxide and Methane Formation in Forest Mineral
and Peat Soils During Aerobic and Anaerobic Incubations. Soil Biology.
Melling, L.KJ Goh; C. Beavies, R. Hatanto. 2007. Carbon Flow and budget in A
young mature oil palm agroekosistem on deep tropical peat. Proceding of
international symposium on tropical peat land. Jakarta.
Minnich, Y. 1997. The Earthworm Book. Press Emnous. Rodale Britania.
Muhammad, A. & Y. Kono. 2012. The role of ants and termites in peat
decomposition process. Proceeding of The Association for Tropical
Biology & Biodiversity Conservation’s Asia-Pacific Chapter Annual
Meeting. Xishuangbanna. Page 63.
Nontraditional Soil Aendements. 2010. Slag. Part 1, section 9 nontraditional
amendements. http://agguide.agronomy.psu.edu/CM/Sec9 diakses 12 Juni
2014.
Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut Potensi dan Kendala. Kanisius.
Yogyakarta.
Noviana Lailia dan Budi Raharjo, 2009. Viabilitas Rhizobakteri Bacillus sp.
DUCC-BR-K1.3 pada Media Pembawa Tanah Gambut Disubstitusi
dengan Padatan Limbah Cair Industri Rokok. Biologi FMIPA Undip.
BIOMA, Juni 2009. Vol. 11, No. 1, Hal. 30-39
Nurmayani, D, 2009, Isolasi dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Asal
Tanah Gambut dan Kayu Sedang Melapuk Dalam Mendekomposisikan
61
Kayu, Skripsi, Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Nyffeler M, Sunderland KD. 2003. Composition, abundance and pest control
potential of spider communities in agroecosystem: a comparison of
European and US studies. Agriculture, Ecosystem & Environment.
Paimin, F.B. 1999. Mengatasi permasalahan Beternak Jangkrik. Cetakan I.
Penerbit PT Penebar Swadaya. Jakarta
Pelczar, M. J. and Chan, E. C. S. 2005. Elements of Microbiology. Ahli bahasa :
Hadioetomo, dkk. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Parmelee, R.W., M.H. Beare, W. Cheng, P.F. Hendrix, S.J.Rider, D.A. Crossley Jr
and D.C.Coleman. 1990. Earthworm and Enchytraeids in conventional
and no-tillage agroecosystems: A biocide approach to asses their role in
organic matter breakdown. Biol. Fertil.
Rachim, A. 1996. Diktat Pembinaan Uji Tanah dan Analisis Tanaman dalam
Pelatihan Pembinaan Uji Tanah dan Analisis Tanaman. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Rukmana, H.R. 1999, Budi Daya Cacing Tanah, Penerbit Kanisius (Anggota
IKAPI), Yogyakarta.
Sabiham, S, Wahyunto, Nugroho, Subiksa dan Sukarman, 2008. Laporan Tahunan
2008. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian, Bogor.
Saragih, E.S. 1996. Pengendalian Asam-Asam Organik Meracun Dengan
Penambahan Fe (III) Pada Tanah Gambut Dari Jambi. Tesis Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor.
Schlegel, H.G. dan Schmidt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Schread JC. 1950. Oriental Earthworm and Its Control. USGA Journal.
Sugiyarto. 2000. Keanekaragaman Makrofauna Tanah Pada Baerbagai Umur
Tegakan Sengon di RPH Jatirejo Kabupaten Kediri. Biodiversitas. 1 (2) :
11-15.
Sugiyarto, Manan Efendi, dan Lily Agustina. 2007. Preferensi Berbagai Jenis
Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan Organik Tanaman pada
Intensitas Cahaya Berbeda.Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
62
Suhara, 2009. Semut Rangrang (Oecophylla smaradigna). Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA. Universitas Pendidikan
Indonesia
Suhardjono, Yayuk Rahayuningsih.Deharveng, Louis. Bedos Anne. 2012.
Collembola (Ekor Pegas). Cibubur : Vegamedia.
Sumarsih S.2003. Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPN Veteran.
Yogyakarta
Suin, N.M. 1991. Perbandingan Komunitas Hewan Permukaan Tanah Antara
Ladang dan Hutan di Bukit Pinang-Pinang Padang. Laporan Penelitian
Universitas Andalas, Padang.
Suin, N.M. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Universitas Andalas,
Padang.
Suriadikarta, R.D.M dan Simanungkalit, D.A. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk
Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Susanto, P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan
Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No. 3979 Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Susetya, Darma. 2012. Panduan Lengkap Pembuatan Pupuk Organik. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Suwarno and I. Goto. 1997. Effect of Indonesia Electric Furnace Slag on the Rice
Yield and Chemical Properties of Soils. pp 803-804. In Plant Nutrition for
Sustainable Food Production and Environment. Kluwer Academic
Publisher
Sutedjo, M. M., A. G. Kartasapoetra, dan R. D. S. Sastroatmodjo. 1996.
Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Suwondo, S. Sabihan, Sumardjo, dan B. Paramudya. 2010. Analisis Lingkungan
Biofisik Lahan Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Hidrolitan.
1(3): 20-28.
Tie, Y.L, dan J.S. Lim. 1992. Tropical Peat, Proceedings of the International
Symposium on Tropical Peatland. Kuching. Malaysia. hlm. 107-113.
Wallwork, J.A. 1970. Ecology of Soil Animal. Mc.Graw Hill Book Company.
London. pp. 58-74.
Wibowo, Agus Supriyanto, Sucipto Hariyanto. 2010. Eksplorasi Bakteri
Penambat Nitrogen Dan Bakteri Pelarut Fosfat Pada Tanah Gambut Di
63
Provinsi Kalimantan Timur. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Widyati E. 2008. Peranan Mikroba Tanah Pada Kegiatan Rehabilitasi Lahan
Bekas Tambang Info Hutan Vol. V (2). Hal : 151-160.
Widyati Enny, 2011. Kajian Optimasi Pengelolaan Lahan Gambut dan Isu
Perubahan Iklim. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi. Jurnal
Tekno Hutan Tanaman Vol.4 No.2, Agustus 2011, 57 – 68. Bogor.
64