Pengaruh Ameliorasi Terak Baja Dan Pengaturan Tinggi Muka Air Tanah Terhadap Sifat Biologi Gambut Perkebunan Kelapa Sawit

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Semakin berkembangnya kelapa sawit di Indonesia mendorong semua
pihak memanfaatkan lahan gambut sebagai budidaya kelapa sawit. Kelapa sawit
beradaptasi dengan baik di Indonesia, bahkan di lahan gambut yang memiliki
kemasaman tanah tinggi kelapa sawit dapat beradaptasi, namun membutuhkan
biaya yang mahal karena banyaknya masalah antara lain disebabkan pH rendah,
emisi karbon dan rawan kebakaran.
Dengan pemanfaatan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit lestari
dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Lahan gambut sebenarnya di
fungsikan untuk menahan, menyimpan air serta habitat bagi biota tanah. Suatu
perusahaan kelapa sawit dalam melakukan upaya pembukaan lahan harus tetap
bijaksana yaitu mementingkan aspek lingkungan. Hal ini karena pengembangan
pertanian sangat tergantung pada status kesuburan tanah. Konversi lahan gambut
yang menjadi lahan perkebunan akan berdampak pada ekosistem gambut asli.
Kerusakan ekosistem berpengaruh terhadap lingkungan, mulai dari polusi gas
rumah kaca, banjir, kekeringan hingga hilangnya keanekaragaman hayati (Agus et
al., 2008).
Salah satu cara yang bijaksana untuk meningkatkan kesuburan tanah yaitu
dengan pemberian terak baja. Terak baja adalah limbah yang dapat dijadikan

sebagai bahan amelioran atau pupuk untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah gambut. Meningkatnya pH tanah mempengaruhi mikroorganisme,
karena beberapa mikroorganisme mempunyai pH tertentu untuk dapat hidup.

1

Peranan organisme tanah membantu tanaman menyerap hara.
Terak baja mengandung mineral kalsium, silikat dan magnesium yang
mampu menetralkan kemasaman tanah seperti bahan kapur pertanian, kapasitas
tukar kation dan kehalusan terak baja menjadi bahan pertimbangan dalam
penggunaan untuk pertanian. Umumnya terak baja mempunyai kapasitas tukar
kation 80-100% dan sangat lambat bereaksi dengan kemasaman tanah kecuali
terak baja dihaluskan (Nontraditional soil amandements, 2010).
Hubungan antara kedalaman drainase dengan laju emisi tidak selalu linier.
Emisi tertinggi terjadi bila kedalaman muka air tanah sekitar 60 cm. Pada
kedalaman muka air tanah lebih dangkal, tanahnya terlalu jenuh dan pada
kedalaman air tanah lebih dalam, tanahnya terlalu kering sehingga tidak ideal
untuk aktivitas mikroba, artinya pada kondisi ini proses dekomposisi terhambat,
dan dapat berdampak pada penurunan emisi. Namun demikian, meskipun tingkat
emisi pada muka air tanah yang dalam mengalami penurunan, kondisi gambut

yang terlalu kering menjadi sangat mudah terbakar, sehingga resiko terjadinya
emisi juga tetap besar (Jauhiainen et al, 2008) berdasarkan permasalahan di atas
peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian terak baja dan kedalaman muka air
tanah terhadap sifat biologi tanah terutama fungi, jamur, fauna tanah.
1.2. Perumusan Masalah
Penggunaan terak baja sebagai amelioran dan pengelolaan tata air
merupakan faktor yang penting dalam pengelolaan lahan gambut. Adapun
masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah :
1. Pemberian dosis terak baja yang optimal untuk mempengaruhi sifat biologi
gambut.

2

2. Pengaturan tinggi muka air tanah gambut yang optimal untuk mempengaruhi
sifat biologi gambut.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1.Mengevaluasi peranan terak baja terhadap organisme tanah gambut di
perkebunan kelapa sawit.
2.Mengevaluasi kedalaman tinggi muka air tanah yang sesuai untuk kehidupan

organisme tanah gambut di perkebunan kelapa sawit.
3.Mengetahui pengaruh interaksi kedalaman muka air dan dosis amelioran
terhadap sifat biologi tanah gambut.
4.Mengetahui

peranan populasi organisme tanah di lahan gambut terhadap

kesuburan tanah.
1.4. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian ini adalah
1. Pengelolaan kedalaman muka air tanah mempengaruhi sifat biologi gambut.
2. Pemberian terak baja mempengaruhi sifat biologi gambut.
3. Interaksi pengelolaan kedalaman muka air dan pemberian terak baja dapat
mempengaruhi sifat biologi gambut.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini digunakan untuk membantu petani dan perusahaan dalam
meningkatkan produksi kelapa sawit.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam pengelolaan
gambut yang lestari.


3

3. Hasil penelitian ini digunakan sebagai alternatif pemanfaatan limbah untuk
pemupukan di lahan gambut.
4. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan gelar Magister Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
1.6 Kerangka Penelitian
Dengan penambahan/pemberian terak baja pada tanah gambut yang
memiliki tingkat kemasaman tanah tinggi diharapkan dapat menetralisir pH tanah.
Adanya perubahan pH tanah akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. pH
optimum bakteri 6,5 dan 7,5 namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam
keadaan sangat masam, sedangkan jamur berkembang pada pH 3-9,5 namun
jamur Trichoderma sanggup berkembang pada pH 2,1- 2,5 sedangkan fauna tanah
tertentu juga dapat menyesuaikan diri pada pH masam. Jika dengan penambahan
terak baja dan pengaturan tinggi muka air tanah dapat mempercepat proses
dekomposisi hal ini mengindikasikan terjadinya aktivitas mikroorganisme yang
merombak bahan organik menjadi bahan anorganik sehingga dapat diserap
tanaman. Mikroorganisme mengeluarkan asam- asam organik yang dapat
mengikat Al sehingga unsur-unsur yang di ikat oleh Al terlepas dan dapat diserap

tanaman.

4

1.7. Skema Penelitian

PENGELOLAAN
MUKA AIR
TANAH
GAMBUT

PEMUPUKAN
DALAM
PIRINGAN
A0=TANPA

TANAH
GAMBUT

W1=35-50 cm


PEMUPUKAN

W2=60-75 cm

A1= 3,15Kg/Pohon

W3=80-95 cm

A2=6,51Kg/Pohon
A3=9,86Kg/Pohon
LUAR PIRINGAN
A0=TANPA
PEMUPUKAN
A1=0,14 Kg/Pohon

BIOLOGI
TANAH

A2=0,29 Kg/Pohon

A3=0,44 Kg/Pohon

POPULASI

KESUBURAN

FAKTOR

ORGANISME TANAH

TANAH

ABIOTIK

Gambar 1. Skema Penelitian

5