Analisis Sumber-Sumber dan Distribusi Pendapatan Masyarakat Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pertanian Indonesia, dulu hanya diarahkan untuk pencukupan makanan
atau pangan. Padahal, pertanian dapat menyediakan bahan mentah untuk industri
pengolahan, untuk industri ukir-ukiran, kayu anyaman, dan lain–lain, di samping
untuk bahan bangunan. Selain itu, pertanian pun dapat diarahkan untuk
meningkatkan

devisa

sekaligus

memproduksi

barang

substitusi


impor.

Agroindustri (pertanian, perikanan, peternakan), industri ini terbukti dapat
bertahan bahkan tumbuh pada kondisi krisis ekonomi dan moneter sehingga dapat
menjadi penggerak pembangunan dimasa datang dengan peran yang lebih besar,
lahan yang tersedia masih cukup besar, potensi kekayaan laut masih sangat besar,
baru termanfaatkan 25 persen, sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari
dan menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, dan merupakan pendukung
ketahanan pangan nasional (Mangunwidjaja dan Sailah, 2002).
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kedelai telah dikenal sejak lama
sebagai salah satu tanaman sumber protein nabati dengan kandungan 39-41%
yang diolah menjadi bahan makanan, minuman serta penyedap cita rasa makanan,
misalnya yang sangat terkenal adalah tempe, tahu, kecap, tauco dan tauge. Bahkan
diolah secara modern menjadi susu dan minuman sari kedelai yang dikemas
dalam karton khusus atau botolan. Selain itu kedelai berperan penting dalam
beberapa kegiatan industri dan peternakan (Santoso, 1993).

Universitas Sumatera Utara


2

Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara sedang
berkembang seperti Indonesia ini, tidaklah dapat dihindarkan. Karena Indonesia
beranjak dari negara agraris menuju negara Industri yang maju, maka peranan
sektor pertanian masih tetap mewarnai kemajuan di sektor industri, karena itulah
diperlukan suatu kondisi struktur ekonomi yang seimbang antara bidang industri
yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh (Soekartawi,1999).
Salah satu usaha kecil yang potensial dikembangkan adalah industri
pembuatan tahu. Kalau usaha itu dijalankan serius pasti akan menguntungkan
karena konsumen tahu sangat luas, mencakup semua strata sosial. Tahu tidak
hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas bawah dan menengah saja, tetapi juga
kelas atas. Ini terlihat telah masuknya produk tahu di pasar swalayan. Selain itu,
tahu dan tempe termasuk lauk yang bergizi tinggi dan rendah kolesterol
(Sarwono dan Saragih, 2001).
Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi , Dan Rata-Rata Produktivitas kedelai di
Sumatera Utara Tahun 2000-2012
Luas Panen
Rata-rata
Produksi

Tahun
(Ha)
Produtivitas
(Ton)
(Kw/Ha)
2002
9.705
10,51
10 197
2003
9.910
10,56
10 466
2004
11.706
10,54
12 333
2005
13.787
11,46

15 793
2006
6.311
11,16
7 042
2007
3.747
11,60
4345
2008
9.597
12,14
11 647
2009
11.494
12,36
14 206
2010
7.803
12,10

9 439
2011
11.413
10,01
11 426
2012
5.475
9,90
5 419
Berdasarkan tabel di atas terlihat ketidak stabilan luas panen dan produksi
kacang kedelai setiap tahun di Sumatera Utara, dan cenderung mengalami
penurunan. Dimana pada tahun 2002 luas panen kacang kedelai di Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

3

seluas 9.705 Ha dan dan jumlah produksinya 10.197 ton, dan saat tahun 2012 luas
panen kacang kedelai seluas 5.475 Ha dan jumlah produksinya 5.419 ton.
Tahu sebagai salah satu makanan dari olahan kedelai yang terus berinovasi,

mulai dari gorengan tahu yang di jual di penggir jalan hingga sekarang digunakan
pada menu-menu masakan di restoran besar. Masyarakat Indonesia kurang minat
mengkonsumsi kacang kedelai langsung tanpa diolah, mereka lebih menyukai
produk olahannya, salah satunya adalah tahu. Hal ini dapat dilihat dari tabel
berikut :
Tabel 1.2 Jumlah dan Nilai Produksi Industri Tempe Kedele dan Tahu
Kedele di Indonesia Tahun 2013
No
Deskripsi
Satuan
Banyaknya
Nilai- (000 Rp)
Industri
Tempe
Kedelai
1
Tempe dari kedele
*
785.660
6.830.878

2
Tempe dari kedele
Buah
3.598.100
7.751.479
3
Tempe dari kedele
*
63.105
6.901.964
4
Tempe dari kedele
Batang
1.223.304
18.194.390
5
Tempe dari kedelai
Buah
453.481
1.412.966

6
Tempe gembus
*
5.500
1.389
7
Tempe gembus
Kg
9.268.481
9.664.941
8
Tempe gembus
Ton
47
372
Jumlah
xxx
50.758.379
Industri Tahu Kedelai
1

Tahu dari kedele
*
356.343.663
250.697.761
2
Tahu dari kedele
Buah
158.400
6.019.200
3
Tahu dari kedele
*
152.897
7.523.417
4
Tahu dari kedele
Batang
1.614.189.143
379.966.477
5

Tahu dari kedelai
Buah
44.141.772
434.267.335
6
Tahu dari kedelai
*
7.225
5.299.500
7
Tahu dari kedelai
Kg
1.722.000
8
Tahu dari kedelai
Ton
329
3.648.328
9
Tahu dari kedelai

Tube
211.860
5.321.500
10
Tahu
*
5.356.488
104.317.170
11
Tahu
Ampul
1.800
792.000
12
Tahu
Buah
19.176.440
9.892.792
13
Tahu
Kg
17.120.884
87.105.874
14
Tahu
Kw
584
3.798.470
15
Tahu ”Muncul”
Kg
505.000
1.515.000
16
Tahu “H”
Kg
294.780
884.340
17
Tahu Besar
Buah
666.000
140.055
Jumlah
Xxx
1.302.911.219

Universitas Sumatera Utara

4

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwasannya produksi tahu di Indonesia
pada tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan produksi tempe dan jenisnya
pun lebih banyak. Nilai dari industri tempe di Indonesia pada tahun 2013 sebesar
Rp. 50.758.379.000 sedangkan nilai dari industri tahu di Indonesia pada tahun
2013 sebesar Rp. 1.302.911.219.000
Dengan latar belakang diatas penulis ingin membahas nilai tambah yang di
dapatkan dari pengolahan kacang kedelai menjadi tahu di daerah penelitian yang
telah ditetapkan oleh peneliti.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan kacang kedelai menjadi produk tahu ?
2. Berapa rasio nilai tambah yang dihasilkan akibat dari proses pengolahan
kacang kedelai menjadi tahu ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan kacang kedelai untuk
menghasilkan produk olahan di daerah penelitian.
2.

Untuk mengetahui rasio nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan
kacang kedelai di daerah penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan informasi mengenai nilai
tambah produk tahu, terutama bagi produsen tahu.

Universitas Sumatera Utara

5

2. Bagi pemerintah dan pihak terkait, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran dalam menentukan kebijakan
terhadap dalam pengembangan usaha pengolahan tahu.
3. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan dan
pengalaman mengenai analisis usaha pengolahan dan nilai tambah produk
hasil olahan terutama produk tahu.

Universitas Sumatera Utara