Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Danau Toba (studi deskriptif di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sektor pariwisata sebagai sektor yang vital terus menerus dikembangkan pemerintah sebagai pilar pembangunan nasional karena mampu menopang perekonomian nasional pada saat dunia sedang mengalami krisis. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dinyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Adapun tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia yang merupakan program utama Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan enam kegiatan pokok, yaitu peningkatan perancangan destinasi dan investasi pariwisata, pengembangan industri pariwisata, pemberdayaan masyarakat di destinasi wisata, pengembangan wisata minat khusus, konvensi, insentif dan event serta dukungan manajemen dan tugas teknis pengembangan destinasi pariwisata lainnya.

Kegiatan pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana, atau untuk mendapat perjalanan baru. Menurut Burkat dan Medlik dalam Hazrul (2010) menjelaskan pariwisata sebagai suatu transformasi orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ketujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup dan


(2)

bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal ditempat-tempat tujuan itu.

Kegiatan pariwisata telah di mulai sejak di mulainya peradaban manusia, ditandai oleh adanya pergerakan manusia yang melakukan ziarah dan perjalanan agama lainnya. Sebagai fenomena modern, tonggak-tonggak bersejarah dalam pariwisata dapat ditelusuri dari perjalanan Marcopolo (1254-1324) yang menjalani Eropa, sampai ke Tiongkok, untuk kemudian kembali ke Venesia, yang kemudian disusul perjalanan Pangeran Henry (1394-1460), Christoper Colombus (1451-1506) dan Vasco da Gama (Akhir Abad XV). Namun, sebagai kegiatan ekonomi,pariwisata baru berkembang pada awal Abad 19 dan industri internasional pariwisata dimulai tahun 1869.

Di dalam pengembangan pariwisata harus ada perencanaan yang menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan kultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Di samping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum ke luar negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka yang perlu diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan


(3)

infrasruktur dan sarana-sarana pariwisata. Sektor pariwisata memiliki 10 (sepuluh) daya tarik, yaitu alam, sosial-budaya, sejarah-peninggalan purbakala, agama, kegiatan masyarakat, fasilitas rekreasi, fasilitas kesehatan, fasilitas berbelanja, fasilitas hiburan, infrastruktur dan fasilitas pangan dan akomodasi.

Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor ekonomi penting. Disamping sebagai mesin penggerak ekonomi, sektor pariwisata adalah wahana yang menarik untuk mengurangi angka penganguran. Sektor pariwisata memberi dampak yang sangat besar bagi masyarakat, terutama masyarakat yang berada di kawasan atau lokasi yang menjadi tujuan wisata. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2011 sektor pariwisata menciptakan devisa sebesar USS8,55 miliar atau meningkat 12,5% dari tahun 2010. Kenaikan ini bersumber dari peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang dan peningkatan rata-rata pengeluaran wisman selama di Indonesia.

Keberhasilan pembangunan pariwisata tidak terlepas dari adanya peran stakeholders yakni pemerintah daerah, masyarakat dan pihak swasta atau pengusaha (Santoso,2004:12). Dalam hal ini pemerintah daerah melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan berlandaskan asas desentralisasi menjadi lebih partisipatif dalam percepatan pelaksanaan pembangunan di daerah. Sehingga nantinya daerah dapat mencapai kemandirian yang stabil dan berada pada tingkat yang diharapkan.

Partisipasi merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional. Untuk menciptakan landasan bagi tahap pembangunan


(4)

perlu diusahakan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan dukungan serta partisipasi aktif dan luas dari masyarakat. Kreatifitas dan peran aktif masyarakat sangat berpengaruh dalam mengembangkan dan memajukan daerahnya. Dalam hal ini partisipasi sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata.

Danau Toba merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang sangat banyak dikunjungi wisatawan di Sumatera Utara karena keindahan alamnya. Keindahan alam danau toba dilengkapi dengan adanya pulau vulkanik yaitu pulau samosir di tengah danau tersebut. Pulau Samosir adalah sebuah pulau di dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter diatas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi pulau yang sangat menarik perhatian para turis dan wisatawan. Danau Toba sendiri memiliki panjang 100 km dengan lebar 30 km dan kedalaman bisa mencapai 505 m yang berada di ketinggian 900 meter. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan danau vulkanologi terbesar di dunia. Pulau Samosir sendiri memiliki luas 640 km2 dan merupakan pulau tengah danau kelima terbesar di dunia.

Danau Toba dan Pulau Samosir terbentuk dari letusan gunung berapi maha dahsyat sekitar 69000 sampai 77000 tahun yang lalu dengan skala 8.0 Volcanic Explosivity Index (VEI) . Skala 8.0 VEI dideskripsikan sebagai letusan supervulkanologi sangat dahsyat yang memuntahkan >1000 km3 material letusan dengan ketinggian letusan mencapai 50 km dan mempengaruhi suhu dan kondisi di lapisan toposphere dan stratosphere bumi.


(5)

Salah satu objek wisata yang ada di danau toba adalah terletak di Kelurahan Parapat. Parapat merupakan tujuan wisata yang letaknya di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara tepi Danau Toba. Seperti yang kita ketahui Danau Toba memiliki wisata alam yang sangat spektakuler, wisata sejarah, spiritual, arsitektur serta kuliner. Suasana yang menyegarkan dan sejuk, hamparan air yang jernih serta pemandangan yang indah nan mepesona ditambah dengan pegunungan nan hijau.

Parapat sebagai kota pariwisata memiliki peranan yang penting sebagai penggerak ekonomi dan pembangunan. Peranan partisipasi masyarakat sebagai masukan pembangunan ditetapkan dalam GBHN. Partisipasi diartikan sebagai dana, daya yang dapat disediakan atau kontribusi masyarakat Parapat terhadap proyek pemerintah. Walaupun tekad pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang berlandaskan partisipasi rakyat sudah ada tetapi dilapangan, tekad tersebut belum dapat terwujud sempurna. Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa rendahnya pertumbuhan ekonomi bagi suatu daerah adalah kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam membangun prasarana wilayahnya yang potensial memberikan masukan (input) bagi pertumbuhan ekonominya, salah satunya pembangunan pariwisata dan kajian sosiologi pariwisata.

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Simalungun serta pemerintah daerah sekitar Danau Toba telah mengadakan berbagai event-event sebagaimana yang diprogramkan dalam program-program pembangunan dan pengembangan pariwisata. Diantaranya, mengadakan Festival Danau Toba yang diselenggarakan setiap tahunnya. Festival Danau Toba merupakan acara


(6)

rutin tahunan hasil kerja sama pemerintah daerah Sumatera Utara dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Acara ini digelar antara bulan Agustus-September. Acara ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten Simalungun, tokoh adat Batak Toba dan juga tokoh-tokoh penting yang ada di Sumatera Utara. Selain daripada itu, acara ini juga turut di meriahkan oleh artis-artis papan atas ibu kota. Dalam acara Festival Danau Toba biasanya diadakan berbagai macam pertunjukan seni budaya dan juga lomba bagi masyarakat seperti lomba “Manortor”(tarian suku Batak Toba) , lomba perahu hias dan berbagai atraksi-atraksi lainnya dan juga beragam kuliner, serta kain ulos pada saat acara berlangsung. Keberlangsungan event ini sangat tergantung kepada partisipasi masyarakat sebagai kelompok yang memegang peranan penting dalam membantu progam pemerintah dalam sektor pariwisata di Danau Toba. Festival Danau Toba merupakan salah satu contoh nyata dari bentuk partisipasi masyarakat desa Parapat. Bentuk partisipasi lainnya adalah masyarakat Parapat sebagai pemilik atraksi budaya yang akan di konsumsi oleh wisatawan, penyedia akomodasi dan jasa guiding, kerajinan tangan dan kebersihan yang merupakan daya tarik wisata.

Berdasarkan observasi sementara, peneliti melihat bahwa pengelolaan objek wisata Danau Toba belumlah efektif. Hal ini terlihat jelas dengan tidak adanya pembangunan yang terjadi di Kelurahan Parapat seperti perbaikan jalan, penambahan fasilitas wisata yang memadai dan lain-lain.Peneliti juga melihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Parapat sangat sedikit.Belum efektifnya pengelolaan objek wisata Danau Toba di Parapat disebabkan karena anggapan masyarakat Parapat bahwa pemerintahlah yang mempunyai peran


(7)

penting dalam melaksanakan pembangunan pariwisata. Padahal partisipasi masyarakat juga tidak kalah penting dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata.

Partisipasi masyarakat sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat hendaknya menjalin keharmonisan hubungan kerja, saling menghargai, saling menghormati, saling mempercayai, saling membantu dan saling menasehati satu sama lain, saling memberikan dan menerima (take and give) dan saling mau menerima pendapat dan pandangan orang lain manakala kepentingan umum lebih besar dari kepentingan pribadi dan kelompok (Santoso dalam Pitana :2006).

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan topik ataupun judul penelitian yang akan di jawab dan mencari jalannya pemecahannya. Selain itu, batasan permasalahan ini mengarahkan peneliti agar terfokus dan tidak lari dari jalur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Wisata Alam Danau Toba di Parapat?


(8)

2. Bagaimanakah cara meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba yang ada di desa Parapat?

3. Faktor pendukung atau faktor penghambat apa saja yang terjadi pada partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba? 1.2.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba di Parapat.

1.3.Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki 2 manfaat yaitu : 1.3.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis yaitu untuk memperkaya penelitian-penelitian sejenis yang telah ada yang dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian-penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan peneliti untuk mengetahui bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata Alam Danau Toba di Parapat.

1.3.2. Manfaat Praktis

Secara praktis rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan meningkatkan kemampuan penulis dalam menulis karya ilmiah serta menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti. Hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Simalungun dalam memberdayakan masyarakatnya serta melihat dan mengembangkan potensi wisata alam Danau Toba.


(9)

1.4.Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi, situasi dan hal-hal sejenis (Silalahi,2009 : 12). Untuk menghindari salah penertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan obyek penelitian maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna-makna konsep yang diteliti. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut dengan defenisi konsep. Defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011 : 138).Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Partisipasi Masyarakat .

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation, take a part artinya peran serta atau ambil bagian dalam kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan bagian yang integral yang harus ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging) rasa tanggung jawab.

Menurut Sutrisno dalam Salladien (2009) partisipasi adalah dukungan masyarakat terhadap rencana atau proyek pembangunan yang dirancang dan tujuannya ditentukan oleh perencana. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, merupakan kerja sama yang erat antara perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam penelitian ini, partisipasi masyarakat yang dimaksud adalah dengan bentuk


(10)

partisipasi masyarakat dalam penyedia atraksi wisata, penyedia akomodasi, penyedia jasa guiding, kerajinan tangan dan juga menjaga kebersihan lingkungan serta menjaga keramah-tamahan dengan wisatawan.

2. Pengelolaan

Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam mengelola, menjaga dan mengembangkan.Dalam hal ini pengelolaan yang di maksud adalah supaya masyarakat menjaga akirifan lokal dengan cara tidak mengekploitasi wisatawan atas setiap interaksi yang terjadi di daerah tujuan wisata.

3. Pariwisata

Pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Hidup seolah-olah didesain untuk produksi dan pekerjaan, sehingga tidak jarang mengakibatkan orang stress. Pariwisata kemudian menjadi kanal yang tepat untuk membebaskan masyarakat dari tekanan tersebut (Janianton:2006)

4. Wisata Alam

Wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati keindahan alam baik yang


(11)

masih alami atau sudah ada budidaya, agar ada daya tarik wisata ke tempat tersebut. Wisata alam layak digunakan sebagai penyeimbang hidup setelah melakukan aktivitas yang sangat padat, dan suasana keramaian kota. Danau Toba merupakan salah satu contoh dari wisata alam yang alami.


(1)

rutin tahunan hasil kerja sama pemerintah daerah Sumatera Utara dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Acara ini digelar antara bulan Agustus-September. Acara ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten Simalungun, tokoh adat Batak Toba dan juga tokoh-tokoh penting yang ada di Sumatera Utara. Selain daripada itu, acara ini juga turut di meriahkan oleh artis-artis papan atas ibu kota. Dalam acara Festival Danau Toba biasanya diadakan berbagai macam pertunjukan seni budaya dan juga lomba bagi masyarakat seperti lomba “Manortor”(tarian suku Batak Toba) , lomba perahu hias dan berbagai atraksi-atraksi lainnya dan juga beragam kuliner, serta kain ulos pada saat acara berlangsung. Keberlangsungan event ini sangat tergantung kepada partisipasi masyarakat sebagai kelompok yang memegang peranan penting dalam membantu progam pemerintah dalam sektor pariwisata di Danau Toba. Festival Danau Toba merupakan salah satu contoh nyata dari bentuk partisipasi masyarakat desa Parapat. Bentuk partisipasi lainnya adalah masyarakat Parapat sebagai pemilik atraksi budaya yang akan di konsumsi oleh wisatawan, penyedia akomodasi dan jasa guiding, kerajinan tangan dan kebersihan yang merupakan daya tarik wisata.

Berdasarkan observasi sementara, peneliti melihat bahwa pengelolaan objek wisata Danau Toba belumlah efektif. Hal ini terlihat jelas dengan tidak adanya pembangunan yang terjadi di Kelurahan Parapat seperti perbaikan jalan, penambahan fasilitas wisata yang memadai dan lain-lain.Peneliti juga melihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Parapat sangat sedikit.Belum efektifnya pengelolaan objek wisata Danau Toba di Parapat disebabkan karena anggapan masyarakat Parapat bahwa pemerintahlah yang mempunyai peran


(2)

penting dalam melaksanakan pembangunan pariwisata. Padahal partisipasi masyarakat juga tidak kalah penting dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata.

Partisipasi masyarakat sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat hendaknya menjalin keharmonisan hubungan kerja, saling menghargai, saling menghormati, saling mempercayai, saling membantu dan saling menasehati satu sama lain, saling memberikan dan menerima (take and give) dan saling mau menerima pendapat dan pandangan orang lain manakala kepentingan umum lebih besar dari kepentingan pribadi dan kelompok (Santoso dalam Pitana :2006).

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan topik ataupun judul penelitian yang akan di jawab dan mencari jalannya pemecahannya. Selain itu, batasan permasalahan ini mengarahkan peneliti agar terfokus dan tidak lari dari jalur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Wisata Alam Danau Toba di Parapat?


(3)

2. Bagaimanakah cara meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba yang ada di desa Parapat?

3. Faktor pendukung atau faktor penghambat apa saja yang terjadi pada partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba? 1.2.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata alam Danau Toba di Parapat.

1.3.Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki 2 manfaat yaitu : 1.3.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis yaitu untuk memperkaya penelitian-penelitian sejenis yang telah ada yang dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian-penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan peneliti untuk mengetahui bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata Alam Danau Toba di Parapat.

1.3.2. Manfaat Praktis

Secara praktis rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan meningkatkan kemampuan penulis dalam menulis karya ilmiah serta menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti. Hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Simalungun dalam memberdayakan masyarakatnya serta melihat dan mengembangkan potensi wisata alam Danau Toba.


(4)

1.4.Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi, situasi dan hal-hal sejenis (Silalahi,2009 : 12). Untuk menghindari salah penertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan obyek penelitian maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna-makna konsep yang diteliti. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut dengan defenisi konsep. Defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011 : 138).Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Partisipasi Masyarakat .

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation, take a part artinya peran serta atau ambil bagian dalam kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan bagian yang integral yang harus ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging) rasa tanggung jawab.

Menurut Sutrisno dalam Salladien (2009) partisipasi adalah dukungan masyarakat terhadap rencana atau proyek pembangunan yang dirancang dan tujuannya ditentukan oleh perencana. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, merupakan kerja sama yang erat antara perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam penelitian ini, partisipasi masyarakat yang dimaksud adalah dengan bentuk


(5)

partisipasi masyarakat dalam penyedia atraksi wisata, penyedia akomodasi, penyedia jasa guiding, kerajinan tangan dan juga menjaga kebersihan lingkungan serta menjaga keramah-tamahan dengan wisatawan.

2. Pengelolaan

Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam mengelola, menjaga dan mengembangkan.Dalam hal ini pengelolaan yang di maksud adalah supaya masyarakat menjaga akirifan lokal dengan cara tidak mengekploitasi wisatawan atas setiap interaksi yang terjadi di daerah tujuan wisata.

3. Pariwisata

Pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Hidup seolah-olah didesain untuk produksi dan pekerjaan, sehingga tidak jarang mengakibatkan orang stress. Pariwisata kemudian menjadi kanal yang tepat untuk membebaskan masyarakat dari tekanan tersebut (Janianton:2006)

4. Wisata Alam

Wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati keindahan alam baik yang


(6)

masih alami atau sudah ada budidaya, agar ada daya tarik wisata ke tempat tersebut. Wisata alam layak digunakan sebagai penyeimbang hidup setelah melakukan aktivitas yang sangat padat, dan suasana keramaian kota. Danau Toba merupakan salah satu contoh dari wisata alam yang alami.


Dokumen yang terkait

Analisis Daya Dukung Sektor Pertanian Dalam Pengelolaan Obyek Wisata Di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun

4 52 149

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Danau Toba (studi deskriptif di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

18 120 118

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Danau Toba (studi deskriptif di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

7 38 118

PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN TERHADAP PENGHASILAN KEGIATAN USAHA WARGA MASYARAKAT DI KAWASAN OBJEK WISATA DANAU TOBA DI KECAMATAN GIRSANG SIPANGAN BOLON PARAPAT.

0 3 26

PERAN PARTAI POLITIKDEMOKRAT DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DIKECAMATAN GIRSANG SIPANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 2 24

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Danau Toba (studi deskriptif di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

0 0 7

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Danau Toba (studi deskriptif di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

0 0 1

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Danau Toba (studi deskriptif di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

0 0 38

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Danau Toba (studi deskriptif di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

0 0 3

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Danau Toba (studi deskriptif di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

0 0 3