Dinamika Organisasi Koperasi Kredit: Bermodal Besar Dan Bermodal Kecil (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mandiri Dan Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Koperasi
Koperasi berasal dari kata cooperation yang artinya kerja sama. Secara
pragmatis, organisasi koperasi dapat didefinisikan sebagai organisasi yang
didirikan dengan tujuan utama menunjang kepentingan ekonomi para anggotanya
melalui suatu perusahaan bersama. Definisi organisasi koperasi secara nominalis
yang digunakan oleh Konferensi Buruh Internasional (1966): “Suatu organisasi
koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah orang yang bergabung secara
sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang sama melalui pembentukan suatu
organisasi yang diawasi secara demokratis melalui penyetoran suatu kontribusi
yang sama untuk modal yang diperlukan dan melalui pembagian resiko serta
manfaat yang wajar dari usaha, dimana para anggotanya berperan secara aktif”
(Partomo, 2009).
Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang
perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang
bergabung secara sukarela atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan
suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
anggotanya. Koperasi Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967
tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, Koperasi Indonesia adalah organisasi
ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, atau badan

hukum koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasar atas azaz kekeluargaan (Kartasapoetra, 2011).
Koperasi memiliki kedudukan yang strategis, yaitu:
a. Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat

7

b. Koperasi sebagai lembaga ekonomi yang berwatak sosial
c. Koperasi sebagai salah satu soko guru perekonomian nasional, untuk
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
pancasila dan UUD Tahun 1945 (Anonimus, 2012).
Secara garis besar jenis koperasi dibagi menjadi 5 golongan, yaitu
Koperasi Konsumsi, Koperasi Serba Usaha, Koperasi Produksi, Koperasi Jasa dan
Koperasi Kredit (Anoraga dan Widiyanti, 2007).
Koperasi Kredit
Koperasi kredit yang juga sering disebut "Credit Union” adalah koperasi
yang mempunyai usaha tunggal, yakni simpan-pinjam sebagai usaha atau bisnis
utamanya. Koperasi kredit ini biasanya muncul atas prakarsa dan mufakat

sekelompok orang yang merasa mempunyai kesamaan kebutuhan dan kepentingan
untuk menggerakkan suatu modal bersama, terutama yang berasal dari simpanan
untuk dipinjamkan di antara sesama mereka, dengan tingkat bunga yang memadai
sesuai dengan kesepakatan bersama pula. Pinjaman dapat diberikan atas dasar
keperluan darurat, usaha produktif (niaga atau investasi), atau untuk keperluan
kesejahteraan para anggota. Secara praktis ikatan yang mempersatukan mereka itu
dapat dibagi dalam tiga golongan. Pertama, ikatan kebersamaan lingkungan kerja.
Misalnya karyawan sesuatu instansi pemerintah atau swasta, guru, perawat.
Kedua, kesamaan tempat tinggal. Misalnya RT, RW, pendukuhan, kampung, desa.
Ketiga, keanggotaan sesuatu perkumpulan/organisasi. Misalnya himpunan petani,
himpunan nelayan, himpunan pecinta alam, perkumpulan mahasiswa. Pengalaman

8

menunjukkan bahwa ketiga jenis ikatan pemersatu sebagai dasar solidaritas
bersama

di

atas


mampu

memekarkan

kesamaan

pandangan

terhadap

pengembangan sikap hemat, saling percaya, penataan simpanan yang praktis
dalam lingkup swadaya, penggunaan uang secara lebih bijaksana, pelayanan
pinjaman secara cepat, tepat dan murah, tanpa keharusan adanya jaminan yang
tinggi bagi para anggotanya. Kecuali itu ikatan pemersatu itu memudahkan
pelaksanaan usaha pendidikan yang diberikan kepada para anggota dan calon
anggota.
Ada enam pilar/hal pokok bagi pengembangan koperasi kredit yakni yakni
swadaya, kerjasama, efisiensi, solidaritas, kesejahteraan bersama dan pendidikan
yang bersinambungan, Keenam hal itu biasanya dimasukkan dalam lingkup bahan

pendidikan, baik secara formal maupun secara informal, secara lisan maupun
tertulis.
Tujuan Koperasi Kredit :
a. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan
dengan syarat-syarat ringan.
b. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur
sehingga membentuk modal sendiri
c. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari
pendapatan mereka
d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian (Anonimus, 2013).
Prinsip Koperasi (Sitanggang, 1989) muncul atas prakarsa masyarakat,
dikelola oleh masyarakat dan melayani masyarakat, prinsip ini berkembang
menjadi prinsip CU yakni :

9

1. Keanggotaan terbuka dan sukarela.
2.

Pengendalian (kontrol) secara demokrasi, pengambilan keputusan

berdasarkan suara terbanyak yang sesuai dengan prinsip demokrasi.

3.

Tidak diskriminatif, CU tidak membedakan Ras, Kebangsaan, jenis
kelamin, Agama maupun Politik.

4.

Pelayanan kepada para anggota.

5.

Distribusi kepada para anggota

6.

Membangun stabilitas keuangan

7.


Pendidikan yang berkelanjutan

8.

Kerjasama antar Koperasi dan,

9.

Tanggung jawab sosial
Kegiatan Credit Union (CU) yang dimaksudkan adalah kegiatan utama

”simpan pinjam” kegiatan yang lain adalah penyuluhan pendidikan (Kursus
Koperasi)

dan

kegiatan

sosial


yang

berorientasikan

pada

peningkatan

kesejahteraan mesyarakat baik secara sosial dan ekonomi. Untuk mengetahui
perkembangan organisasi CU dilihat dari keragaman Koperasi yang meliputi
jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, modal serta SHU.
Keanggotaan Koperasi
Menurut Mulyana (1980) dalam Lubis (2008), penerimaan anggota dan
pendirian koperasi haruslah betul-betul dibentuk oleh rakyat yang bersangkutan
dan menyadari betul apa yang diharapkannya dengan pendirian koperasi tersebut,
sehingga kepedulian dan rasa memiliki anggotanya tinggi terhadap koperasinya
serta pengelolaannya pun akan dilakukan oleh dan untuk para anggotanya.

10


Faktor kualitas anggota khususnya tingkat pendidikan, pengalaman dan
kedudukan sosial akan sangat menentukan maju mundurnya koperasi. Faktor
sumber daya manusia menyangkut pendidikan, interaksi antara anggota dengan
bukan anggota, pola konsumsi, etika, maupun kesadaran demokrasi yang
mengutamakan keharmonisan interaksi sosial sesama anggota (Lubis, 2008).
Menurut

Hendrayogie

(1997)

dalam

Lubis

(2008),

kurangnya


kesetiaan/loyalitas anggota terhadap koperasi mengakibatkan baik anggota
maupun pengurus cenderung lebih mengutamakan kepentingan sendiri, kurang
adanya inisiatif untuk melakukan komunikasi, tidak ada pemberiandan
penerimaan informasi, sehingga tujuan antara anggota dan koperasi tidak sejalan.
Anggota berkedudukan sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna
jasa dari perusahaan koperasi. Anggota berpartisipasi aktif dalam pemupuk modal,
pemanfaatana pelayanan, menanggung resiko, dan terlibat aktif dalam
pengambilan keputusan. Partisipasi anggota dan manajemen koperasi menjadi
pilar keberhasilan koperasi. Setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang
sama, satu anggota satu suara (Anonimus, 2012).
Keanggotaan koperasi ditegaskan dalam pasal 17 Undang-Undang Nomor
25 Rapat Anggota merupakan kolektibilitas suara anggota sebagai pemilik
organisasi dan juga merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Rapat anggota
koperasi berfungsi:
a. Mengesahkan AD, ART dan peraturan khusus
b. Mengesahkan program kerja dan anggaran pendapatan serta belanja koperasi
c. Mengangkat dan memberhentikan pengawas
d. Mengangkat dan memberhentikan pengurus

11


e. Mengesahkan laporan pengawasan dan pengurus
f. Menetapkan pembagian dan penggunaan SHU
g. Menetapkan kebijakan di bidang organisasi, manajemen dan usaha
(Anonimus, 2012).
Pengurus merupakan wakil dari anggota yang dari dan oleh anggota untuk
menjalankan/mewakili anggota dalam menajalankan perusahaan koperasi.
Pengawas

koperasi

berperan

dan

berfungsi

sebagai:

melaporkan


hasil

pengawasannya kepada Rapat anggota, memeriksa pembukuan koperasi,
mengawasi jalannya usaha dan organisasi koperasi, mengawasi kebijakan
(Anonimus, 2012).
Pengawas diangkat oleh keputusan bersama dalam Rapat Anggota
koperasi. Adapun tugas pengawas yaitu bertugas untuk melaporkan hasil
pengawasannya kepada Rapat Anggota, memeriksa pembukuan koperasi,
mengawasi jalannya usaha dan organisasi koperasi, dan mengawasi kebijakan
pengurus (Anonimus, 2012).
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian Novika Dora Dyana (2013) tentang Dinamika
Organisasi Koperasi Serba Usaha (Studi Kasus : Koperasi Serba Usaha Palano
Jaya Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dinamika organisasi Koperasi KSU Palano Jaya secara keseluruhan berada
dalam Kriteria Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Koperasi KSU Palano Jaya
merupakan organisasi yang dinamis, hidup, bergerak, aktif dan efektif dalam
memanfaatkan potensi dan mencapai tujuan organisasi. Pada penelitian ini diteliti
hubungan antara karakteristik sosial ekonomi anggota koperasi dengan dinamika

12

organisasi, dan hasilnya tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur, masa
keanggotaan dan jumlah tanggungan terhadap dinamika koperasi, namun terdapat
hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan anggota dengan dinamika
organisasi koperasi.
Peneliti menuliskan pengaruh karakteristik terhadap dinamika koperasi,
dan hasilnya secara serempak, umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan
jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap dinamika organisasi
koperasi. Namun secara parsial, tingkat pendidikan anggota berpengaruh nyata
terhadap dinamika organisasi koperasi, sedangkan variabel umur, masa
keanggotaan, dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika
organisasi koperasi.
Landasan Teori
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga, kekuatan, selalu
bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap
keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interpendendi antara anggota
kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama
ada di dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis,
artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah-ubah (Shaw,
1971).
Dalam Ginting (2010), menurut Jenkins (1961), dinamika kelompok
adalah kekuatan-kekuatan atau tenaga yang ada dalam kelompok yang
menentukan perilaku kelompok serta anggotanya untuk mencapai tujuan
kelompok. Dinamika kelompok merupakan berbagai kekuatan dalam kelompok
yang menentukan perubahan perilaku anggota dan perubahan perilaku kelompok

13

yang menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam kelompok untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Dinamika mempelajari sebab-sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan
satu kelompok atau organisasi dapat dinamis, hidup, bergerak, aktif, efektif,
efisien dalam mencapai tujuan dan produktif untuk memajukan pengetahuuan
tentang kehidupan kelompok atau organisasi. Dinamika dapat dimanfaatkan untuk
memahami faktor-faktor yang dapat menumbuhkan terjadinya kondisi dinamis
suatu kelompok yang akan dibina. (Ginting, 2000)
Dinamika organisasi koperasi adalah kekuatan-kekuatan yang terdapat di
dalam maupun di lingkungan koperasi yang akan menentukan perilaku dari
anggota dan perilaku organisasi koperasi, untuk bertindak atau melaksanakan
kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan koperasi (Dummy, 2003).
Margono (1978) dalam Ginting (2000) menyebutkan bahwa tingkat
kedinamisan suatu organisasi/kelompok bergantung pada 9 faktor, yaitu:
a. Tujuan organisasi
Suatu keadaan yang ingin dicapai oleh organisasi yang merupakan sejumlah
cita-cita dari individual yang sama yang hendak dicapai secara bersama di
dalam organisasi.
b. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di dalam
organisasi yang menyangkut struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan,
struktur tugas atau pembagian pekerjaan dan struktur komunikasi yaitu
bagaimana aliran-aliran komunikasi terjadi.

14

c. Fungsi Tugas Organisasi
Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Menurut Slamet dalam
Ginting (1995) ada 6 indikator yang dipakai, yaitu : fungsi member informasi,
fungsi memuaskan anggota, fungsi menyelenggarakan organisasi, fungsi
menghasilkan inisiatif, fungsi mengajak untuk berpartisipasi, dan fungsi
menjelaskan.
d. Pemeliharaan Organisasi
Merupakan upaya menjaga agar organisasi tetap hidup atau orientasi kepada
kehidupan organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada enam usaha
mempertahankan kehidupan kelompok, yaitu: partisipasi semua anggota
kelompok, adanya fasilitas, adanya kegiatan kelompok, adanya control social,
adanya kesempatan untuk mendapatkan anggota baru, dan adanya sosialisasi.
e. Kekompakan Organisasi
Kekompakan organisasi tercipta dengan adanya rasa ketertarikan yang kuat di
antara para anggotanya terhadap organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting
(1995) ada tujuh indicator yang dipakai, yaitu: kepemimpinan, keanggotaan,
nilai tujuan, homogenitas anggota, keterpaduan kegiatan, jiwa kerjasama, dan
jumlah anggota.
f. Iklim atau suasana organisasi
Biasa disebut juga atmosfer organisasi yaitu keadaan moral, sikap dan
perasaaan-perasaan yang umum terdapat dalam organisasi. Menurut Slamet
dalam Ginting (1995) ada tiga indikator yang dipakai, yaitu: hubungan antara
anggota, kebebasan berpartisipasi, dan lingkungan fisik.

15

g. Tekanan pada organisasi
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam organisasi yang
diperlukan untuk menumbuihkan kedinamisan organisasi, tetapi tegangan
yang terlalu tinggi atau terlalu besar dapat mematikan kedinamisan organisasi.
Tekanan kepada organisasi dapat berasal dari dalam (intern) organisasi yaitu
tuntutan ataupun keinginan dari para anggotanya. Sumber dari dalam adalah
konflik, otoriter, persaingan dan lain-lain. Sedangkan tekanan dari luar
organisasi (ekstern) dapat berupa tuntutan-tuntutan dan harapan dari pihak
luar, yang dapat menimbulkan ketegangan yang akan mempengaruhi
kedinamisan organisasi yang sumbernya adalah berupa tantangan, kritikan,
sanksi, penghargaan, hukuman dan lain-lain.
h. Efektivitas organisasi
Efektivitas yang dapat diukur dari tercapainya kepuasan anggota dalam
mencapai dan setelah mencapai tujuan kelompok. Menurut Slamet dalam
Ginting (1995) ada tiga indicator, yaitu dapat diliohat dari segi produktivitas,
moral, dan kepuasan atau keberhasilan anggota dalam mencapai kebutuhan
pribadinya.
i. Agenda terselubung
Agenda terselubung adalah tujuan yang dirumuskan anggota namun tidak
tertulis tetapi diharapkan akan tercapai. Agenda terselubung penting artinya
bagi kehidupan organisasi dan dinamika organisasi, dengan mengabaikannya
tidak akan menolong jadi harus dipecahkan. Organisasi dapat bekerja untuk
maksud-maksud terbuka dan maksud terselubung pada waktu yang bersamaan.

16

Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika
kelompok, yaitu:


Kohesi/persatuan, yaitu tingkah laku anggota dalam kelompok seperti
proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok,
dan sebagainya.



Motif/dorongan, yaitu ketertarikan anggota terhadp kehidupan kelompok
seperti kesatuan kelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap
kelompok, dan sebagainya



Struktur, yaitu bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan
kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya



Pimpinan, yaitu bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, system
kepemimpinan, dan sebagainya



Perkembangan kelompok, yaitu perubahan dalam kelompok, snangnya
anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan
sebagainya (Santosa, 2004).
Koperasi tidak berbeda dengan usaha-usaha swasta non-koperasi, karena

koperasi juga memerlukan tenaga-tenaga yang baik, seperti tenaga pimpinan,
tenaga pelaksana, tenaga komersial yang jujur, cakap, lincah, dan berpandangan
jauh. Namun kesulitan koperasi pada awal mulanya adalah tiadanya kemampuan
untuk membayar tenaga yang cakap. Sehingga koperasi harus berhasil
mendapatkan orang-orang yang mempunyai jiwa kesosialan yang bersedia
menyumbangkan tenaganya.
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut.
Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin

17

turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur
tenaga kerja maka semakin berpengalaman dalam mengelola usahataninya
(Suratiyah, 2009).
Pengalaman dari anggota atau pengurus merupakan pendidikan mengenai
pentingnya kontak antara anggota. Pendidikan adalah salah satu jalan yang terbaik
untuk mempertinggi kesadaran berkoperasi dan meneguhkan keyakinan para
anggota betapa besar manfaat yang dapat diberikan koperasi kepada mereka untuk
meningkatkan taraf hidupnya (Widiyanti, 2010).
Menurut Soekartawi (1999) semakin banyak anggota keluarga akan
semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi.
Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam
berusahatani.
Semakin lama seseorang bekerja, maka akan semakin tinggi pula
pengalaman kerjanya sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi
pendapatan dan produktivitasnya (Suwita, 2011).
Kerangka Pemikiran
Koperasi merupakan suatu balai pendidikan yang memberikan rasa
tanggung jawab dan kepercayaan bagi anggotanya. Bahkan koperasi dijadikan
sebagai salah satu alat pemerintah dalam melaksanakan kebijakan pembangunan.
Koperasi dibentuk oleh anggota koperasi yang memiliki kegiatan dan
kepentingan ekonomi yang sama. Kepengurusan dan manajemen koperasi
disesuaikan dengan kegiatan usaha yang dilaksanakan koperasi. Mereka yang
ditunjuk haruslah orang-orang yang memiliki kejujuran, kemampuan dan
kepemimpinan agar koperasi dapat dijalankan dengan baik. Segala peraturan,

18

kegiatan dan keputusan di dalam organisasi ditentukan dalam Rapat Anggota yang
dihadiri oleh anggota dan pengurus koperasi.
Masing-masing anggota memiliki kriteria karakteristik yang berbeda-beda,
seperti: umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan
keluarga yang diduga berpengaruh terhadap organisasi koperasi yang berpengaruh
terhadap aktivitas organisasi koperasi, dan setiap komponen di dalam koperasi
memilikin peran dan tugas yang diharapkan dapat dikerjakan dengan baik dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi koperasi.
Dinamika organisasi dapat dilihat dari beberapa faktor sebagai berikut,
yaitu tujuan, struktur, fungsi tugas, pembinaan dan pengembangan, kekompakan,
suasana organisasi, tekanan dan efektivitas organisasi, dan agenda terselubung.
Agenda terselubung tidak dimasukkan dalam penelitian, peneliti hanya meneliti 8
faktor dinamika.
Setiap koperasi memiliki dinamika organisasi yang berbeda-beda satu
dengan yang lainnya. Dinamika koperasi dapat menggambarkan tentang harapan
atau tujuan sesuai atau tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Perbandingan
dinamika organisasi antara KKBB dan KKBK dapat dilihat pada skema kerangka
pemikiran sebagai berikut.

19

Lingkungan
KOPERASI
KREDIT
MANDIRI

NUSANTARA

ANGGOTA

ANGGOTA

KARAKTERISTIK:

KARAKTERISTIK:

-Umur
-Tingkat Pendidikan
-Masa Keanggotaan
-Jumlah Tanggungan
-SHU
-Simpanan
-Pinjaman

-Umur
-Tingkat Pendidikan
-Masa Keanggotaan
-Jumlah Tanggungan
-SHU
-Simpanan
-Pinjaman

DINAMIKA

Keterangan:

DINAMIKA

= menyatakan pengaruh
= menyatakan hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Perbandingan Dinamika Organisasi
KKBB dan KKBK.

20

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dan sesuai dengan
identifikasi masalah yang ada, maka diajukan beberapa hipotesis untuk diuji
sebagai berikut:
1. Ada perkembangan organisasi koperasi selama 10 tahun terakhir.
2. Karakteristik sosial ekonomi anggota koperasi beragam.
3. Dinamika organisasi pada KKBB lebih tinggi daripada KKBK.
4. Ada pengaruh karakteristik anggota koperasi terhadap dinamika organisasi
Koperasi Kredit.
5.

Ada hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan dinamika
organisasi.

Dokumen yang terkait

Analisis Harapan dan Persepsi Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Pada Koperasi Kredit (Credit Union) Mandiri Tebing Tinggi

1 76 95

Analisis Kredit pada Koperasi Kredit (Credit Union) / CU Hidup Baru Tebing Tinggi Deli

1 67 64

Penyelesaian Kredit Macet Dalam Pemberian Kredit Usaha Tani Melalui Koperasi Di Kabupaten Bengkalis

0 55 5

Dinamika Organisasi Koperasi Kredit: Bermodal Besar Dan Bermodal Kecil (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mandiri Dan Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi)

1 31 114

PERANAN KOPERASI ARTHA MANUNGGAL SURAKARTA DALAM PEMBERIAN KREDIT DI KALANGAN USAHA KECIL Peranan Koperasi Artha Manunggal Surakarta Dalam Pemberian Kredit Di Kalangan Usaha Kecil.

0 0 12

Dinamika Organisasi Koperasi Kredit: Bermodal Besar Dan Bermodal Kecil (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mandiri Dan Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi)

0 0 10

Dinamika Organisasi Koperasi Kredit: Bermodal Besar Dan Bermodal Kecil (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mandiri Dan Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi)

0 0 1

Dinamika Organisasi Koperasi Kredit: Bermodal Besar Dan Bermodal Kecil (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mandiri Dan Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi)

0 0 5

Dinamika Organisasi Koperasi Kredit: Bermodal Besar Dan Bermodal Kecil (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mandiri Dan Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi)

0 0 2

Dinamika Organisasi Koperasi Kredit: Bermodal Besar Dan Bermodal Kecil (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mandiri Dan Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi)

0 0 26