Analisis Kelayakan Finansial Ikan Koi (Cyprinus Carpio) di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan
pemeliharaan ikan di kolam, di sungai, di danau, atau di laut, melainkan usaha
yang mencakup berbagai aspek organisme (sumber hayati) di perairan secara
keseluruhan. Usaha perikanan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu usaha
perikanan darat dan perikanan laut. Usaha perikanan darat disebut juga usaha
perikanan air tawar. Perikanan air tawar biasanya menggunakan tempat seperti
sungai, danau, bendungan, rawa, empang, kolam, sawah, serta tambak di tepi
pantai (Evy, 2001).
Budidaya ikan merupakan alternative yang tepat dalam upaya peningkatan
produksi perikanan baik kuantitas maupun kualitas. Usaha budidaya telah
berkembang dengan pesat sejak tahun 1980-an, terutama budidaya air tawar dan
air payau, kemudian diikuti dengan kegiatan budidaya laut, akan tetapi sampai
kini usaha tersebut semakin mengalami kendala teknis, biologis maupun tingginya
beban lingkungan ( Handajani dan Samsundari, 2005).
Kegiatan budidaya perikanan, khususnya usaha pembenihan ikan hias air tawar,
membutuhkan input berupa uang sebagai modal dan juga sarana lain yang
nilainya tidak sedikit. Oleh karena itu, sebelum memulai usaha persiapan harus

dilakukan sungguh-sungguh agar usaha ini terhindar dari resiko kegagalan
(Daelami, 2001)

1
Universitas Sumatera Utara

2

Ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang potensial dalam
menghasilkan devisa bagi negara dan mensejahterakan masyarakat perikanan
(pembudidaya). Pangsa pasar ikan hias Indonesia di dunia saat ini sebesar 7,5 %,
lebih kecil dibandingkan dengan pasar Singapura yang mencapai 22,8 %,
sedangkan potensi ikan hias Indonesia jauh melebihi negara tetangga tersebut.
Potensi ikan hias di Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, dan Papua (Bachtiar dan Tim Lentera,2004).
Potensi ikan hias asli Indonesia cukup menggiurkan. Indonesia memiliki 250 jenis
ikan hias bernilai ekonomis. Angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan
Negara Srilanka yang mempunyai 165 jenis, Filipina 109, Ethiopia 112, Kenya 95
dan Hawai 60 jenis. Selain itu Indonesia juga memiliki daya jual yang cukup
besar baik di dalam maupun di luar negeri. Namun sangat disayangkan bahwa

potensi ini belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh petani dan pengusaha kita,
sehingga daya saing yang cukup kuat bagi komoditas ikan hias Indonesia di luar
negeri kurang mendapatkan dorongan (Liviawaty dan Afrianto, 1990).
Ikan hias terdiri atas dua jenis yaitu, ikan hias laut dan ikan hias air tawar. Usaha
ikan hais air tawar lebih diminati dibandingkan ikan hias air laut. Hal ini terjadi
karena pemeliharaan ikan hias air tawar lebih mudah dibandingkan dengan ikn
hias air laut. Namun, ditingkat pembudidaya bisnis ikan air tawar sering mendapat
keluhan yaitu maraknya permainan orang-orang tertentu untuk mengimpor ikan
hias air tawar dari luar negeri yang menyebabkan turunnya harga ikan hias air
tawar. Para importer ikan hias air tawar berdalih bahwa ikan hias lokal warnanya
kalah menarik dengan ikan hias impor (Susanto, 2006).

Universitas Sumatera Utara

3

Bisnis ikan hias memang mampu memberikan jaminan keuntungan yang lebih
dari cukup bagi petani pengelolanya. Selain harganya yang cukup tinggi, siklus
pemijahannya relatif pendek (1-11/2 bulan) sehingga dalam jangka waktu satu
tahun dapat dilakukan 8 – 10 kali pemijahan untuk sepasang induk ikan

(Liviawaty dan Afrianto, 1990).
Selama ini sebagian besar komoditas ikan hias dari negara kita diekspor kenegaranegara Eropa Barat, Singapura dan Amerika Serikat. Tampaknya permintaan
konsumen diluar negeri belum dapat dipenuhi oleh para eksportir Indonesia yang
bergerak dalam bidang ikan hias, hal ini terlihat dari peningkatan ekspor dari
Negara kita yang masih dapat di serap oleh penggemarnya di negara lain
(Liviawaty dan Afrianto,1990)
Salah satu jenis ikan air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat adalah ikan
koi (Cyprinus carpio). Ikan koi berasal dari Jepang di kenal dengan nama
nishikigoio (Cyprinus carpio koi) dan digunakan untuk hiasan kolam-kolam
dirumah karena memiliki bentuk warna indah, selain itu di percaya mampu
menghilangkan stress yang dialami pemiliknya. Warna-warna yang cerah dan
menawan pada sisik koi yang dapat menenangkan pikiran, emosi dan hati. Oleh
karena itu banyak sekali penggemar ikan koi.
Ikan koi memiliki ciri khas warna yang menarik serta variasi jenis yang
beranekaragam. Secara garis besar ikan koi diklasifikasikan dalam 13 kategori
yaitu Kohaku, Sanke, Showa, Bekko, Utsurimono, Asagi, Shusui, Tancho, Hikari,
Koromo, Ogon, Kinginrin, dan Kawarimono. Ikan koi termasuk jenis ikan hias air
tawar bernilai ekonomis tinggi, baik di pasaran nasional maupun internasional,

Universitas Sumatera Utara


4

sehingga banyak para penggemar ikan di Indonesia yang tertarik untuk
memelihara ikan ini.
Melihat prospek pasar yang cukup tinggi dan menjanjikan maka usaha ikan koi
tampaknya akan mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi. Namun untuk
menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi ini dibutuhkan bibit ikan yang
unggul. Oleh karena itu diperlukan adanya pengetahuan, keterampilan, softskil
dan wawasan yang tinggi tentang pemeliharaan dan pembiakan ikan koi.
Tabel 1.1 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan
Utama Yang Diusahakan Pada Tahun 2013
No.
Jenis Ikan Utama
Jumlah Rumah Tangga
1
Koi
3.384
2
Arowana Super Red

1.887
3
Mas Koki
1.709
4
Cupang/Beta Hias
1.461
5
Cupang/Beta Laga
540
6
Gapi
275
7
Manvis
252
8
Moli
213
9

Arowana Silver
212
Sumber: Data Sensus Pertanian 2013 – Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa banyaknya jumlah rumah tangga yang
membudidayakan ikan hias di Sumatera Utara. Tabel diatas juga memperlihatkan
bahwa ikan koi menjadi usaha yang paling banyak diusahakan yaitu sebanyak
3.384 rumah tangga.
Pada daerah penelitian yaitu di Kecamatan Beringin melalui pra survey yang
dilakukan oleh peneliti banyak petani yang memulai usaha pembiakan ikan hias
khususnya ikan koi. Banyak terjadi alih fungsi lahan dari sawah menjadi kolam
untuk pembiakan ikan hias. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang bagaimana proses budidaya, biaya

Universitas Sumatera Utara

5

yang dikeluarkan, perhitungan pendapatan dan analisis kelayakan finansial dari
usaha ikan koi di daerah penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa biaya yang dikeluarkan dalam usahatani ikan koi di daerah penelitian?
2. Berapa pendapatan petani ikan koi dalam pembudidayaan ikan koi yang
dilakukan didaerah penelitian?
3. Bagaimana kelayakan finansial usaha ikan koi yang dilakukan didaerah
penelitian dilihat dari BEP, R/C Ratio?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan dalam usahatani ikan koi yang
dilakukan didaerah penelitian.
2. Untuk mengetahui berapa pendapatan petani ikan koi dalam usahatani ikan koi
di daerah penelitian
3. Untuk menganalisis kelayakan finansial usaha ikan koi di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai

bahan

informasi


bagi

pihak

yang

membutuhkan

dalam

mengembangkan usaha budidaya ikan koi
2. Bahan masukan bagi pemerintah dan lembaga terkait lainnya dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan yang berkaitan dengan usaha budidaya
ikan koi.

Universitas Sumatera Utara

6


3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti mengenai kelayakan
finansial ikan koi, baik untuk kepentingan akademis maupun ekonomis.

Universitas Sumatera Utara