Perkembangan Fakultas Theologi Menjadi Sekolah Tinggi Theologi HKBP 1954-1978 Chapter III V

menciptakan peralihan masyarakat Batak dari cold society (masyarakat yang kurang
berkomunikasi dengan dunia luar) menjadi hot society (masyarakat yang
berkomunikasi dengan dunia luar).
3. Peningkatan status dan peranan kaum wanita
Meskipun ada perdebatan panjang apakah status kaum wanita Batak pada masa
zending cukup tinggi atau sebaliknya sangat rendah, tidak dapat dipungkiri bahwa
sejak awal kehadirannya para misionaris telah memberi perhatian besar kepada upaya
peningkatan status dan peranan kaum wanita Batak melalui jalur pendidikan dan
adanya upaya penyadaran masyarakat bahwa kaum wanita berhak memperoleh
kesempatan menikmati pendidikan dan mengejar kemajuan. Berkat upaya itulah dari
waktu ke waktu jumlah murid wanita semakin bertambah di sekolah-sekolah yang
didirikan.

BAB III
SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN (1954 – 1978)

Universitas Sumatera Utara

3.1 Sejarah Berdirinya Universitas HKBP Nommensen di Sumatera Utara
Dalam suatu masyarakat atau bangsa, pendidikan merupakan masalah yang
sangat penting untuk diperhatikan. Pada zaman abad pertengahan di Eropa,

pendidikan yang dilaksanakan merupakan pendidikan yang bercorak keagamaan.
Demikian pula halnya di Indonesia khususnya di Sumatera Utara pada umumnya.
Pada zaman tradisional pendidikan yang dilaksanakan juga pendidikan yang bercorak
keagamaan. Pendidikan pada masa itu biasanya diselenggarakan oleh misi keagamaan
seperti pendidikan yang diselenggarakan oleh missionaris penyebar agama Kristen
dan juga oleh para kaum Ulama.
Sebagian besar masyarakat telah sadar akan pentingnya pendidikan untuk
meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Dimana-mana tampak orang bersaing
atau pun berlomba untuk mendapatkan pendidikan, walaupun ada sejumlah orang tua
yang menolak menyekolahkan anaknya dengan alasan tidak mempunyai biaya. Bagi
masyarakat yang mampu, rata-rata berusaha untuk menyekolahkan anak-anak mereka
setinggi mungkin. Jika anak mereka tidak dapat masuk dalam perguruan tinggi
negeri, mereka berusaha memasukkan ke perguruan swasta. Kebutuhan akan
pendidikan ini bukan saja meningkat di kota-kota besar tetapi juga sampai ke daerah
desa.

Perguruan Tinggi merupakan suatu wadah atau tempat dimana para
mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan melalui teori maupun melalui praktek.
Dengan kata lain, perguruan tingi berfungsi untuk membentuk manusia yang


Universitas Sumatera Utara

berintelektual tinggi, mempunyai kepercayaan pada diri sendiri, bekerja keras dan
mempunyai pengertian serta pandangan yang luas 56.
Sebelum dekade 50-an sudah banyak pemuda HKBP yang telah menamatkan
pelajarannya dari sekolah-sekolah menengah tingkat atas dan banyak pula dari
mereka untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi ke perguruan
tinggi. Akan tetapi pada saat itu semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia berada
di pulau Jawa dan kebanyakan warga HKBP khususnya dan mayarakat Sumatera
Utara umumnya tidak mampu untuk mengirim anak-anak mereka ke Pulau Jawa
untuk belajar di Perguruan Tinggi. Walaupun sejak 1952 dua universitas yakni USU
dan UISU telah beroperasi di Medan akan tetapi daya tampungnya masih terbatas.
Selain dari masalah daya tampung, program-program perkuliahan yang tersedia pun
masih sangat terbatas.
Keadaan-keadaan seperti disebutkan diatas dan keinginan-keinginan para
tokoh-tokoh gereja HKBP saat itu untuk menyediakan sarana pendidikan yang
berlatar belakang kekristenan bagi penduduk Sumatera Utara adalah alasan-alasan
yang terpenting untuk mendirikan suatu universitas milik HKBP. Diprakarsai oleh
DR. Justin Sihombing sebagai Ephorus HKBP 57, rencana pendirian universitas ini
dicetuskan dalam Sinode Godang HKBP 58 tahun 1952 dan pada saat itu dibentuk

panitia persiapan pendirian universitas yang diketuai langsung oleh DR. Justin
56

Haradongan Sianturi, Perkembangan Universitas HKBP Nommensen dan Peranannya bagi
Masyarakat di Pematangsiantar (1975 – 2003),Skripsi S-1 belum diterbitkan , Medan: Departemen
Sejarah FIB USU, 2014.hlm. 12.
57
Sebutan untuk pimpinan tertinggi HKBP
58
Sinode Godang adalah rapat umum para pemimpin dan pengurus gereja HKBP seluruh
Indonesia yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali.

Universitas Sumatera Utara

Sihombing. Dalam kurun waktu dua tahun panitia pendirian universitas
merampungkan tugasnya dan melaporkan hasil kerja pada Sinode Godang 1954.
Dalam Sinode Godang ini diputuskan bahwa gereja HKBP akan mendirikan sebuah
universitas. Adapun ketetapan yang diambil mengenai pendirian universitas tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Universitas yang akan didirikan tersebut diberi nama Universitas HKBP

Nommensen, pemberian nama ini adalah sebagai penghargaan kepada DR.
Ingwer Ludwig Nommensen atas jasanya dalam pengembangan agama
Kristen di tanah Batak.
2. Universitas ini akan didirikan pada dua tempat yakni Medan dan Pematang
Siantar.
3. Peresmian Universitas ini dilakukan di Pematang Siantar pada tanggal 07
Oktober 1954 dan ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Universitas HKBP
Nommensen.
4. Bahwa motto universitas adalah PRO DEO ET PATRIA yang berarti untuk
Tuhan dan Tanah Air.
5. Universitas HKBP Nomensen adalah milik gereja HKBP.
6. Untuk penyelenggaraan universitas, gereja HKBP menyerahkan kepada satu
yayasan yang disebut dengan Yayasan Universitas HKBP Nommensen. 59
Adapun susunan pengurus Yayasan Universitas HKBP Nomensen adalah sebagai

59

Yayasan Universitas HKBP Nomensen, Rencana Induk Pengembangan Universitas HKBP Nomensen,
Medan, 1976, hlm. 20.


Universitas Sumatera Utara

berikut :
Ketua Dewan Pimpinan

: Ephorus HKBP

Sekretaris Dewan Pimpinan : Sekretaris Jenderal HKBP
Bendahara

: Bendahara HKBP

Anggota

: 75% (11 orang) dipilih oleh Sinode Godang dan 25%

lainnya dipilih oleh Dewan Pimpinan sendiri 60.
Peraturan terbaru yang mengatur masalah pendirian atau pembentukansebuah
universitas adalah UU No.22 tahun1961. Undang-undang ini berisikan hal-hal
mengenai proyek peningkatan perguruan tinggi swasta yang diusahakan oleh Dirjen

Pendidikan Tinggi yang lebih dikenal dengan “Pedoman Persyaratan Pendirian Badan
Hukum Penyelenggara”. Berarti sebelum dibentuknya sebuah universitas para
pendiriannya harus memiliki Badan Hukum Penyelenggara. Dalam pendirian badan
hukum penyelenggaraan tersebut, para pendiri diharuskan memenuhi 4 syarat yang
merupakan persyaratan pendirian Badan Hukum Penyelenggara 61. Adapun ke-4
syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Harus legal, yang dimaksud dengan legal dalam hal ini adalah bahwa para
pendiri memenuhi syarat hukum pendirian dan mendapat rekomendasi dari
Kopertis setempat.
2. Harus mempunyai organisasi dan administrasi, hal ini berguna untuk
memenuhi persyaratan dalam penyusunan anggaran dasar dan anggaran
60
Statuta
61

Universitas HKBP Nomensen, Pematang Siantar, 1954 hal. 7.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Tentang Pedoman Persyaratan Pendirian Badan
Hukum Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta, Jakarta, 1989, hal. 55.

Universitas Sumatera Utara


rumah tangga.
3. Harus memiliki finansial, maksudnya adalah memiliki modal yang meliputi
lahan areal kampus, penyediaan bangunan, sarana dan prasarana, menyusun
studi kelayakan pendidikan, rencana induk pengembangan dan statusnya serta
membiayai kegiatan persiapan lainnya disamping itu juga melakukan jaminan
bank
4. Memiliki personalia, sarana dan prasarana yakni pemimpin, pengajar, tenaga
teknis atau administrasi serta lahan gedung dan kampus.
Demikianlah uraian mengenai pedoman persyaratan pendirian badan hukum
penyelenggara perguruan tinggi swasta. Apabila suatu yayasan telah dapat memenuhi
persyaratan tersebut diatas maka yayasan tersebut telah dapat mendirikan sebuah
universitas atau perguruan tinggi swasta. Dari uraian diatas kita dapat mengetahui
apakah badan hukum seperti yayasan Universitas HKBP Nommensen layak
mendirikan sebuah universitas. Untuk mengetahuinya kita lihat apakah Yayasan
Universitas HKBP Nommensen telah memenuhi persyaratan badan hukum
penyelenggara, meskipun yayasan telah berdiri sebelum UU No. 22 tahun 1961 ini
disahkan.
Dimulai dari persyaratan legalitas, yayasan Universitas HKBP Nomensen
telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan seperti persyaratan hukum

pendirian universitas, dalam hal ini pihak Universitas HKBP Nommensen telah
mempunyai badan hukum penyelenggara yang berbentuk Yayasan Universitas
HKBPNommensen. Adapun bidang ilmu yang diselenggarakan yayasan Universitas

Universitas Sumatera Utara

HKBP Nommensen pada tahun pertama dibukanya adalah Theologi, Ekonomi dan
Hukum. Pihak yayasan juga telah memenuhi persyaratan umum seperti izin pendirian
yang diberikan oleh koordinator Perguruan Tinggi Swasta dan persyaratan khusus
seperti mempunyai gedung dan sarananya serta personil kepengurusan.
Selanjutnya persyaratan kedua adalah masalah organisasi dan administrasi
yang akan membantu pihak yayasan dalam menyusun anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga seperti masalah landasan hukum yang mencakup landasan hukum,
konstitusional dan landasan operasional. Dengan demikian yayasan menyesuaikan
landasan hukumnya dengan landasan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah.
Persyaratan yang ketiga yang telah dipenuhi oleh Yayasan Universitas HKBP
Nommensen adalah menyangkut masalah finansial seperti modal awal, kesanggupan
finansial dan jaminan bank. Modal awal yang dimaksud disini adalah lahan untuk
pendirian bangunan kampus, dalam hal ini pihak yayasan telah memiliki lahan yaitu
di Jalan Asahan Pematangsiantar dan di Jalan Sutomo Medan. Masalah penyediaan

bangunan, sarana dan fasilitas juga telah dimiliki oleh pihak yayasan seperti
bangunan, sarana dan fasilitas juga telah dimiliki oleh pihak yayasan seperti
bangunan kampus dan sarana lain yang mendukung perkuliahan. Masalah studi
kelayakan pendidikan, rencana induk pengembangan dan statusnya telah dilakukan
dan dijalankan pihak yayasan. Hal ini dapat kita lihat dalam usaha untuk menaikkan
status perguruan tinggi yang dibina oleh pihak yayasan tersebut.
Persyaratan yang keempat adalah masalah personalianya, sarana dan
prasarana. Personalianya yang dimaksudkan disini meliputi nama pemimpin

Universitas Sumatera Utara

tertinggi,nama pengajar dan nama tenaga teknis atau administrasi. Sarana dan
prasarana yang dimaksud disini meliputi lahan, gedung kampus, dan fasilitas-fasilitas
lainnya yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya proses belajar mengajar.
Sarana dan prasarana ini sudah sebagian besar dimiliki oleh pihak yayasan. Pendirian
Universitas HKBP Nommensen tidaklah terlepas dari dukungan jemaat gereja HKBP,
hal ini dapat kita lihat dengan sumbangan pertama dari gereja HKBP kepada yayasan
sebanyak sepuluh ribu rupiah sebagai dana awal operasional pendirian universitas
serta tanah dan bangunan yang nantinya akan digunakan sebagai tempat
berlangsungnya operasional universitas. Sesuai dengan ijin pemerintah melalui surat

ketetapan Menteri Kehakiman No J.A. 7/1/5 tanggal 26 Januari 1955 Universitas
HKBP Nomensen resmi pada awalnya membuka Fakultas Theologi, Ekonomi, dan
Hukum62.

3.2 Fakultas Theologi Universitas HKBP Nommensen
Seiring dengan berkembangnya jaman sesudah kemerdekaan bangsa
Indonesia, HKBP terpanggil untuk melayani jemaatnya dan membangun pendidikan
ditengah-tengah masyarakat khususnya jemaat gereja. Sesuai dengan putusan Sinode
62

Hasil wawancara dengan Patar M. Pasaribu. Wawancara dilakukan di Universitas HKBP
Nommensen, 1 Juni 2016, pkl 10.30

Universitas Sumatera Utara

Godang HKBP 1952, HKBP akan mendirikan sebuah universitas, dan pada 7 Oktober
1954 resmi berdiri Universitas HKBP Nommensen di Jalan Asahan No.4
Pematangsiantar. Fakultas Theologi merupakan salah satu fakultas yang ada
didalamnya. Fakultas ini awalnya dibuka untuk siswa calon-calon pendeta yang dasar
pendidikannya lulusan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) hingga tahun 1968

dan mulai tahun 1969 masa pendidikan dibagi atas dua bagian yaitu Sarjana Theologi
dan Sarjana Muda Theologi yang melanjutkan Sekolah Teologi Menengah (SThM)
dari Seminari Sipoholon yang dasar pendidikannya Sekolah Menengah Tingkat
Pertama (SMTP).
Perkembangan dan peningkatan pendidikan theologi di fakultas theologi
Universitas HKBP Nommensen diupayakan agar setara dengan perguruan theologi
yang ada di Indonesia. Pada awal berdirinya fakultas teologi, program pendidikan
untuk Sarjana Theologi dengan lama pendidikan 5 tahun, dengan kurikulum sebagai
berikut 63:

Tahun I
Bahasa Inggris

:

5 jam

Bahasa Yunani

:

6 jam

Sosiologi

:

2 jam

63

Panitia Expo, op.cit., hlm. 35-37.

Universitas Sumatera Utara

Bahasa Indonesia

:

3 jam

Bahasa Daerah

:

1 jam

Musika (Teori)

:

2 jam

Pembimbing Perjanjian Lama

:

2 jam

Pembimbing Perjanjian Baru

:

2 jam

:

23 jam/minggu

Tahun II
Sejarah Gereja

:

3 jam

Bahasa Ibrani

:

4 jam

Pembimbing Perjanjian Baru

:

2 jam

Bahasa Inggris

:

2 jam

Musik

:

2 jam

Pembimbing Filsafat

:

2 jam

Bahasa Yunani

:

2 jam

Pembimbing Perjanjian Lama

:

2 jam

Sosiologi

:

1 jam

Ilmu Agama

:

2 jam

Pembimbing PAK

:

2 jam

:

25 jam/minggu

Tahun III
Tafsir Perjanjian Baru

:

2 jam

Tafsir Perjanjian Lama

:

2 jam

Tafsir (Dogma)

:

2 jam

Universitas Sumatera Utara

Etika

:

2 jam

Sejarah Gereja

:

5 jam

Pendidikan Agama Kristen

:

2 jam

Ilmu Agama

:

2 jam

Bahasa Jerman

:

2 jam

Bahasa Inggris

:

2 jam

Pembimbing Filsafat

:

1 jam

Ilmu Jiwa

:

2 jam

Pembacaan Yunani

:

1 jam

:

25 jam/minggu

Tahun IV
Tafsir Perjanjian Baru

:

2 jam

Tafsir Perjanjian Lama

:

2 jam

Sejarah Gereja

:

4 jam

Ilmu Agama

:

2 jam

Ilmu Zending

:

2 jam

Teologi Perjanjian Baru

:

2 jam

Homiletik

:

1 jam

Azas-azas Hukum Gereja

:

2 jam

Pendidikan Agama Kristen

:

2 jam

Dogmatika

:

2 jam

Etika

:

2 jam

Ilmu Jiwa

:

1 jam

Pembacaan Yunani

:

1 jam

Universitas Sumatera Utara

:

25 jam/minggu

Tahun V
Tafsir Perjanjian Baru

:

2 jam

Teologi Perjanjian Lama

:

2 jam

Sejarah Gereja

:

3 jam

Dogmatika

:

2 jam

Etika

:

2 jam

Seminar

:

2 jam

Latihan Khotbah

:

2 jam

Liturgika

:

1 jam

Ilmu Agama

:

1 jam

Katekatika

:

2 jam

Ilmu Zending

:

1 jam

Oikumenika

:

1 jam

Azas-azas Hukum Gereja

:

1 jam

Homiletik

:

1 jam

Penggembalaan

:

1 jam

Pembacaan Yunani

:

1 jam

:

25 jam/minggu

Mulai tahun 1969 dengan dibaginya fakultas theologi menjadi dua bagian
yaitu tingkat pertama pendidikan untuk gelar Sarjana Muda Theologi dan tingkat

Universitas Sumatera Utara

kedua untuk gelar Sarjana Theologi, maka terjadi perubahan kurikulum fakultas
teologi sebagai berikut 64:
Tingkat I
Bahasa Yunani

:

4 jam

Bahasa Inggris

:

6 jam

Pembimbing Perjanjian Lama

:

2 jam

Pembimbing Perjanjian Baru

:

2 jam

Pembimbing Ilmu Teologi

:

1 jam

Musika

:

2 jam

Sosiologi

:

2 jam

Ilmu Jiwa

:

1 jam

Metodologi

:

1 jam

Pancasila

:

1 jam

Bahasa Indonesia

:

2 jam

Bahasa Daerah

:

1 jam

:

25 jam/minggu

Tingkat II
Pembimbing Perjanjian Baru

:

2 jam

Pembimbing Perjanjian Lama

:

2 jam

Tafsir Perjanjian Baru

:

2 jam

Bahasa Inggris

:

2 jam

Ilmu Jiwa

:

1 jam

64

Panitia Expo, ibid., hlm. 39-40.

Universitas Sumatera Utara

Sosiologi

:

1 jam

Musika

:

2 jam

Bahasa Ibrani

:

4 jam

Pendidikan Agama Kristen

:

2 jam

Ilmu Agama

:

2 jam

Filsafat

:

1 jam

Budaya Lokal

:

1 jam

Sejarah Gereja Umum

:

2 jam

:

25 jam/minggu

Tingkat III
Teologi Perjanjian Lama

:

2 jam

Tafsir Perjanjian Lama

:

2 jam

Teologi Perjanjian Baru

:

2 jam

Tafsir Perjanjian Baru

:

2 jam

Pro – Seminar Alkitab

:

2 jam

Sejarah Gereja Umum

:

2 jam

Sejarah Gereja Indonesia

:

2 jam

Dogmatika

:

2 jam

Etika

:

2 jam

Ilmu Agama

:

2 jam

Pendidikan Agama Kristen

:

2 jam

Ilmu Jiwa

:

1 jam

Bahas Inggris

:

2 jam

Batak Ortografi

:

1 jam

Karangan Seminar

:

2 jam

Universitas Sumatera Utara

:

28 jam/minggu

Tingkat IV
Tafsir Perjanjian Lama

:

2 jam

Teologi Lama

:

2 jam

Tafsir Perjanjian Baru

:

2 jam

Teologi Perjanjian Baru

:

2 jam

Sejarah Gereja Tetangga

:

2 jam

Missiologi

:

2 jam

Dogmatika

:

2 jam

Etika

:

2 jam

Homiletika

:

2 jam

Seni Berkhotbah

:

2 jam

Hukum Gereja

:

2 jam

Penggembalaan

:

2 jam

Pastoral Konseling

:

1 jam

Ilmu Agama

:

2 jam

Administrasi

:

1 jam
28 jam/minggu

Tingkat V
Keistimewaan Jurusan Pendalaman satu dari bidang teologi :
Perjanjian Lama

:

2 jam

Perjanjian Baru

:

2 jam

Sejarah Gereja

:

3 jam

Universitas Sumatera Utara

Dogmatika

:

2 jam

Etika

:

1 jam

Praktika

:

1 jam

Ilmu Agama

:

2 jam

Skripsi

:

13 jam/minggu

Dari kurikulum diatas, dapat kita lihat bahwa mata kuliah yang paling
menonjol dan memiliki bobot yang besar yaitu mata kuliah bahasa Ibrani, bahasa
Yunani dan Bahasa Inggris. Diharapkan para lulusan fakultas theologi ini memiliki
kemampuan untuk membaca dan memahami isi Alkitab dalam bahasa aslinya. Untuk
mata kuliah bahasa Inggris yang memiliki bobot yang besar dengan maksud agar
mahasiswa mampu membaca buku-buku theologi yang menggunakan bahasa
Inggris 65.
Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai mata kuliah bahasa yang
diajarkan kepada mahasiswa. Disatu pihak ada yang berpendapat bahwa bahasa tidak
perlu dipelajari dengan alasan sebagai berikut:
1. Sudah tersedianya Alkitab dalam terjemahan yang baru dan modern yang
cukup tepat memberikan pengertian yang asli.

65

Hasil wawancara dengan Jubil Raplan Hutauruk. Wawancara dilakukan di rumah pribadi
Jubil Raplan Hutauruk, Kompleks Pemda Tk II Jalan Flamboyan I, Medan9 Juni 2016, pkl 09.30

Universitas Sumatera Utara

2. Belajar bahasa memakan waktu yang terlalu banyak sehingga mata pelajaran
lain terabaikan.
3. Dalam pekerjaan dan tugasnya di jemaat, pendeta tidak mempunyai
kesempatan untuk memakai bahasa itu kecuali untuk membubuhi supaya
jemaat menghormati si pendeta sebagai orang yang terpelajar.
Pendapat lain mengenai pengajaran bahasa, harus tetap diteruskan sebagai matakuliah
mahasiswa theologi dengan alasan sebagai berikut :
1. Belajar bahasa Yunani, Ibrani dan Inggris menjadi disiplin mental yang sangat
bermanfaat.
2. Tidak mungkin seseorang dianggap sebagai seorang ahli dalam hal-hal yang
menyangkut Alkitab, kalau orang tersebut kurang mahir akan bahasa Yunani,
Ibrani dan Inggris.
3. Terjemahan Alkitab masih dirasa kurang tepat dan kurang memuaskan.
Tujuan didirikannya fakultas theologi ini sama dengan tujuan seminariseminari yang didirikan oleh Zending Barat. Tujuannya adalah mewujudkan
kemandirian dalam mengajarkan agama Kristen melalui orang pribumi serta
menghasilkan pendeta-pendeta yang berpengetahuan yang akademis, sesuai dengan
tuntutan jaman dan masyarakat khususnya jemaat gereja.
Pendidikan di Fakultas Theologi ini selama 5 tahun untuk mendapat gelar
Sarjana Teologia (S.Th). Pada awal berdirinya fakultas theologi, tenaga pengajar
berjumlah 16 orang yang berasal dari luar negeri. Dalam mengembangkan dan
meningkatkan pendidikan theologi haruslah ditunjang oleh tenaga pengajar. Tenaga

Universitas Sumatera Utara

pengajar ada yang dari pribumi dan tenaga pengajar daari luar negeri. dibukanya
Fakultas Theologi Universitas HKBP Nommensen tersebut secara tidak langsung
telah memberikan lapangan pekerjaan bagi para lulusan yang dahulunya menjalani
proses perkuliahan di seminari-seminari yang didirikan zending sebagai tenaga
pengajar dari kalangan pribumi. Berikut tabel dosen Fakultas Theologi sejak 1954 –
1978 :
No

Nama

Asal

1.

Dr. K. Bridston

USA

2.

Dr. A. Bendtz

USA

3.

Dr. G.O. Reitz

USA

4.

Pdt. A. Rutkowsky

Jerman

5.

Pdt. F. Tiemeyer

Jerman

6.

Rev. S. Devanesan

India

7.

Ms. Elisabeth nelson

USA

8.

Dr. W. Lempp

Jerman

9.

Ds. T. S. Sihombing

Indonesia

10. Dr. A. Lumbantobing

Indonesia

11. Dr. S. M. Hutagalung

Indonesia

12. Ds. F. Siregar

Indonesia

13. Pdt. M. P. Sitompul, MTh

Indonesia

14. Rev. R. Sweden

-

15. Rev. E. Nyhus

USA

Universitas Sumatera Utara

16. Rev. A. Tang

Norwegen

17. Pdt. A. Simorangkir

Indonesia

18. Rev. Amstrong
19. Rev. J. Wisley Day

USA

20. Dr. H. Parkin

USA

21. Ds. M. Vink

-

22. Dr. U. Beyer

-

23. Dr. L. Schreiner

-

24. Pdt. P. Demberger

-

25. Pdt. I.V.T Simatupang

Indonesia

26. Dr. J. Pardede

Indonesia

27. Dr. S. M. Siahaan

Indonesia

28. Dr. W. Sihite

Indonesia

29. Dr. A. A. Sitompul

Indonesia

30. Pdt. R. Gultom

Indonesia

31. Dr. J. A. Mcintosh

Anglican, Australia

32. Dr. F. A. Sianipar

Indonesia

33. Ds. G. H. M Siahaan

Indonesia

34. Dr. P. Sormin

Indonesia

35. Pdt. V. N. Hutapea, MTh

Indonesia

36. Dr. J. Woiner

USA

37. Rev. P. E. Lager

USA

Universitas Sumatera Utara

38. Pdt. A. Panggabean, MTh

Indonesia

39. Pdt. R. Rajagukguk, MST

Indonesia

40. Pdt. T. P. Simorangkir, MLS

Indonesia

41. Rev. David Ball

-

42. Rev. Gramsteadt

-

43. Rev. Marvin D. Jhonson

-

44. Rev. L. Persson

-

Sumber : STT HKBP
Dengan berdirinya Fakultas Theologi Universitas HKBP Nommensen,
diharapkan bagi para dosen-dosen beserta staf pengajar lainnya untuk dapat
mengaplikasikan ilmu-ilmu mereka yang dulunya mereka jalani selama masa
perkuliahan sebagai mahasiswa. Serta mengajarkan kepada para anak didik untuk
menuntut ilmu serta membawa nama baik bagi Fakultas Theologi Universitas HKBP
Nommensen itu sendiri.
Mahasiswa di fakultas theologi juga berbagai dari gereja daerah (HKBP,
GKPS, HKI, GBKP, BNKP, METHODIS, GPIB). Fakultas theologi terdaftar dalam
anggota PERSETIA (Persatuan Sekolah Teologi di Indonesia) 66.
Dengan hadirnya fakultas theologi di tengah-tengah masyarakat khususnya
gereja telah memikat hati pemuda/pemudi gereja. Dapat dilihat dari berkembanganya
66

Univeristas HKBP Nommensen, op.cit., hlm. 210.

Universitas Sumatera Utara

jumlah mahasiswa setiap tahun. Memang pada awalnya berdiri belum begitu banyak
mahasiswa di fakultas theologi ini. Bahwa pada tahun 1963 s/d 1964, ada terdaftar 80
orang mahasiswa, hingga pada tahun 1978 jumlahnya sudah meningkat menjadi 249
orang mahasiswa.
Mahasiswa fakultas theologi ini tidak hanya sebatas belajar di kampus,
mahasiswa ini terbuka keluar, artinya mahasiswa ini melayani sebagai guru agama
kristen pada Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), aktif dalam organisasi
pemuda gereja, mengajar sekolah minggu, dan mahasiswa tingkat akhir dilatih untuk
berkhotbah dalam kumpulan-kumpulan pendeta dan pada kebaktian gereja. Sesudah
mahasiwa ini menyelesaikan kuliahnya, mahasiwa menjalani masa praktek di gerejagereja daerah yang lamanya ditentukan oleh tiap gereja yang bersangkutan sebelum
akhirnya ditahbiskan menjadi pendeta 67.
Latar belakang mahasiswa yang belajar di fakultas theologi ini berasal dari
keluarga yang pada umumnya adalah keluarga kristen yang benar-benar merindukan
anak-anak mereka menjadi seorang pendeta. Status sosial ekonomi tergolong berasal
dari keluarga yang sederhana dan berkecukupan. Berbicara tentang daerah asal
mahasiswa, umumnya mahasiswa yang belajar di fakultas theologi berasal dari
pedesaan, dari daerah pinggiran kota, dan dari kota68.

67

Wawancara dengan L. Pardede, Sidamanik, 10 Mei 2016
Hasil wawancara dengan Jubil Raplan Hutauruk. Wawancara dilakukan di rumah pribadi
Jubil Raplan Hutauruk, Kompleks Pemda Tk II Jalan Flamboyan I, Medan 9 Juni 2016, pkl 09.30
68

Universitas Sumatera Utara

3.3 Rekrutmen Mahasiswa Fakultas Theologi Universitas HKBP Nommensen
Penerimaan mahasiwa yang memasuki fakultas theologi itu berdasarkan pada
panggilan dan dedikasi atau pembaktian/penyerahan diri. Ada 5 alasan dari
pemuda/pemudi gereja yang ingin menjadi pendeta/pelayan gereja :
1. Kedengaran akan firman Tuhan, artinya seseorang mendapat wahyu untuk
menjadi pendeta/pelayan gereja
2. Pelajaran yang mempelajari kitab suci, artinya ketertarikan dari isi-isi kitab
suci sehingga mereka tertarik menjadi pendeta/pelayan gereja.
3. Panggilan Gereja, artinya gereja yang menyuruhnya untuk menjadi
pendeta/pelayan.
4. Panggilan Orangtua, artinya atas arahan orang tua untuk menjadi
pendeta/pelayan gereja.
5. Melalui kegagalan, yang gagal memasuki Universitas Negeri dan sekolah
lainnya.
Fakultas Theologi Universitas HKBP Nommensen memiliki standar
persyaratan untuk penerimaan mahasiswa fakultas theologi, antara lain :
1. Ijazah Sekolah Lanjutan Atas (SLA) Negeri dan yang sederajat.
2. Surat keterangan atau surat rekomendasi dari jemaat gerejanya dan dari
orangtuanya.
3. Umur tidak lebih dari 24 tahun.
4. Memiliki jasmani dan rohani yang sehat.

Universitas Sumatera Utara

5. Mengikuti ujian masuk Universitas HKBP Nommensen 69.

BAB IV
PERKEMBANGAN FAKULTAS THEOLOGI MENJADI SEKOLAH TINGGI
THEOLOGI HKBP TAHUN 1954 – 1978

4.1 Berdirinya Sekolah Tinggi Theologi HKBP
Khusus dibidang theologi peningkatan mutu pendidikan theologi berkembang
dengan sangat pesat. Pendidikan theologi yang ada pada masa sekarang tidak terlepas
69

Univeristas HKBP Nommensen, op.cit., hlm. 173.

Universitas Sumatera Utara

dari pendidikan theologi pada masa zending-zending barat datang ke Tanah Batak.
Dimulai dari seminari Parausorat hingga berdirinya Sekolah Tinggi Theologi HKBP.
Sesuai dengan putusan Sinode Godang HKBP 28 Januari s/d 4 Februari 1978,
diputuskan bahwa Fakultas Theologi yang dibawah naungan Yayasan Universitas
HKBP telah ditetapkan menjadi Sekolah Tinggi Theologi HKBP. Tepat pada 12 April
1978, berdirilah Sekolah Tinggi Theologi HKBP. Peresmiannya dilakukan dengan
ibadah di Gereja HKBP Tomuan Pematangsiantar. Dengan resmi berdirinya Sekolah
Tinggi Theologi ini, maka Fakultas Theologi Universitas HKBP Nomensen resmi
ditutup.
Alasan yang melatarbelakangi Fakultas Theologi menjadi Sekolah Tinggi
Theologi HKBP yaitu pertama, adanya perbedaan pendapat antara Pimpinan Yasasan
Universitas HKBP Nommensen yang pada saat itu DR. T.D.Pardede menjabat
sebagai rektor dengan Pimpinan Pusat HKBP. Sebagian dari dosen dan mahasiswa
tidak mengakui lagi pimpinan Universitas HKBP Nommensen, termasuk pimpinan
Fakultas Theologi berpihak pada pimpinan pusat, namun ada juga yang masih
berpihak kepada Yayasan Universitas HKBP Nommensen. Dosen dan mahasiswa
yang berpihak pada pimpinan pusat memutuskan untuk keluar dari fakultas theologi,
namun lebih banyak dosen dan mahasiswa yang tetap melanjutkan pendidikan di
fakultas theologi70.

70

Hasil wawancara dengan Jubil Raplan Hutauruk. Wawancara dilakukan di rumah pribadi
Jubil Raplan Hutauruk, Medan 9 Juni 2016, pkl 09.30.

Universitas Sumatera Utara

Kedua, apabila masih tetap menjadi Fakultas Theologi, struktur organisasi akan ada
dibawah pimpinan pihak Yayasan Universitas HKBP, tidak langsung ke Kantor Pusat
HKBP.
Ketiga, agar Sekolah Tinggi Theologi ini berada dibawah naungan dan dikelola
langsung oleh Pimpinan Pusat HKBP. Karena Pimpinan HKBP ini lebih mengetahui
apa yang menajdi kebutuhan pendidikan theologi. Dan sesuai dengan putusan Sinode
Godang pada 1978 agar lebih dekat kepada jemaat gereja.
Sekolah Tinggi Theologi HKBP berdiri di Pematangsiantar. Alasan Sekolah
Tinggi Theologi ini didirikan di Pematangsiantar yaitu pertama, karena sejak awal
lokasi berdirinya fakultas theologi sudah di Pematangsiantar, di Jalan Asahan No.6.
Kota Pematangsiantar merupakan daerah yang strategis berada di tengah-tengah
merupakan kota transit untuk orang-orang Tapanuli yang akan menuju Tebing Tinggi,
Medan dan begitu sebaliknya, serta kota yang mulai berkembang pasca kemerdekaan
bangsa Indonesia
Kedua,

tidak mudah memindahkan suatu kampus ke daerah lain, karena

membutuhkan tenaga, lahan dan biaya yang sangat besar apabila di pindahkan ke
daerah lain. Selain itu fasilitas-fasilitas yang ada sudah lengkap seperti, gedung
perkuliahan, asrama mahasiswa, chapel 71 dan perpustakaan.

Tanah untuk lokasi

Universitas HKBP Nommensen dan STT HKBP merupakan tanah bekas Kompleks

71

Tempat ibadah umat Kristiani. Secara umum, chapel merupakan tempat ibadah dengan
ruangan yang sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk sedikit jemaat.

Universitas Sumatera Utara

Rumah Sakit Pantoan milik Marjanji Estate. Tanah ini diberikan secara gratis. Salah
satu yang berperan dalam memberikan tanah kepada pihak HKBP yaitu Kol. M.
Simbolon.
Ketiga, karena bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Batak Toba dan kota
Pematangsiantar masih merupakan wilayah yang kental dengan budaya Batak Toba.
Keempat, karena beberapa Kantor Pusat Gereja ada di kota Pematangsiantar, seperti
Kantor Pusat GKPS,GKPI, HKI. Dengan adanya kantor pusat di pematangsiantar
memudahkan interaksi Sekolah Tinggi Theologi dengan gereja tetangga 72.
Dengan berkembangnya fakultas theologi menjadi Sekolah Tinggi Theologi
ada dampak positif dan dampak negatif yang dapat kita lihat. Secara positif, pucuk
pimpinan HKBP dapat langsung berhubungan ke STT HKBP tanpa ada intervensi
dari pihak Yayasan Universitas HKBP Nommensen dan lulusannya nanti akan lebih
dekat dan mengeal jemaat-jemaatnya. Dampak negatifnya yaitu tanggung jawab
HKBP semakin besar dalam soal pendanaan ke STT HKBP. Penerimaan siswa
sebesar-besarnya dilakukan pada awal berdirinya STT HKBP. Penerimaan siswa
tidak membenakan baik itu pria ataupun wanita.
4.2 Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Theologi HKBP


Visi

72

Hasil wawancara dengan Viktor Tinambunan. STT HKBP Pematang Siantar, 10 Mei 2016,

pkl 10.00.

Universitas Sumatera Utara

Menjadi

pusat

pendidikan

dan

penelitian

theologi

yang

bermutu

untuk

mempersiapkan teolog dan pelayan yang hidup dalam firman Allah, memiliki
karakter kristiani dan berdedikasi tinggi untuk mengabarkan injil dan melayani di
gereja dan dimasyarakat.


Misi

Dengan tenaga pengajar yang memiliki kwalitas akademik yang memuaskan,
pengalaman pelayanan gereja yang baik dan spritualitas yang dewasa:
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang bermutu untuk
menghidupi firman Allah, membangun spritualitas yang bertumbuh,
karakter kristiani dan dedikasi yang tinggi.
b. Melaksanakan penelitian teologi dan sosial ditengah masyarakat
ekumenis, pluralistik dalam rangka penyebaran injil,
c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
d. Menata dan mengembangkan pesrektuan kampus yang harmonis dan
berlandaskan kasih.



Tujuan

Sekolah Tinggi Theologi HKBP sebagai tempat pembinaan pendidikan teologi untuk
melayani gereja dalam ketaatan kepada Tuhan melaksanakan tugas pekabaran injil di
tengah masyarakat di Indonesia dan di dunia umumnya.
Tujuan tersebut dicapai dengan cara :

Universitas Sumatera Utara

a. Membina calon-calon pelayan yang berorientasi pada gerak hidup
peribadahan, suasana persekutuan ekumenis. Dinamika misi pelayanan
dan hidup persekutan dalam kasih.
b. Memperlengkapi calon pelayan yang memiliki : (1) kematangan spritual
dan karakter kristiani, (2) kedalaman pengetahuan, (3) hati yang terbuka
untuk pelayanan pastoral, (4) semangat/kesungguhan dalam pekabaran
injil, (5) keterampilan dalam pengajaran, (6) kesediaan untuk bekerjasama
(7) pengembangan kepedulian akan kehidupan masyarakat

yang

senantiasa berubah.
c. Menebar pencapaian tujuan pada tiga proses pembentukan yaitu : (1)
pembentukan akademik, (2) pembentukan pelayanan praktis, (3)
pembentukan kerohanian 73.

4.3 Pendidikan di Sekolah Tinggi Theologi HKBP
Dengan berdirinya Sekolah Tinggi Theologi HKBP di Pematangsiantar telah
membantu masyarakat khususnya anggota jemaat gereja yang ingin memperoleh
pengetahuan di bidang theologi. Sebagai lembaga pendidikan teologi, seminari
memiliki fasilitas-fasilitas yang mendukung sehingga menarik perhatian anggota
jemaat gereja untuk menuntut ilmu disini.

73

Buku Panduan STT HKBP, 1978, hlm 10

Universitas Sumatera Utara

Siswa yang diterima di Sekolah Tinggi Theologi HKBP ini tidak hanya dari
kalangan orang Batak, ada yang dari Nias, Mentawai, Jawa dan bahkan Sulawesi.
Siswa di sekolah ini berasal dari latar belakang budaya, suku, ras yang berbeda-beda,
namun hal ini tidak membuat adanya perbedaan diantara kalangan siswa. Semua
siswa bersama-sama belajar di Sekolah Tinggi Theologi HKBP. Penerimaan siswa di
sekolah ini juga tidak membedakan pria atau wanita.
Tujuan pendidikan ialah mempersiapkan calon pelayan pimpinan HKBP
dengan pribadi yang utuh, ilmu pengetahuan alkitabiah-teologis serta memiliki
spiritualitas dalam pelayanan. Tujuan ini tidak berbeda dengan tujuan pendidikan
teologi jaman Zending, namun sistem pengajaran tidak jauh berbeda dengan jaman
Zending. Berikut akan dijelaskan kurikulum yang diberikan, fasilitas-fasilitas, serta
struktur organisasi.

4.3.1 Kurikulum
Sekolah ini benar-benar dipersiapkap untuk mendidik calon-calon pelayan
geraja. Para siswa akan dipersiapkan menjadi pelayan yang siap ditempatkan di
seluruh daerah di Indonesia. Pada awalnya Sekolah Tinggi Theologi HKBP masih
meneruskan kurikulum Fakultas Theologi. Hanya saja terjadi beberapa perubahan,
misalnya Bahasa Ibrani yang sebelumnya dipelajari pada tahun kedua, sekarang

Universitas Sumatera Utara

dipelajari pada tahun pertama, dan Bahasa Yunani yang dipelajari pada tahun pertama
sekarang dipelajari pada tahun kedua. Selain itu ada penambahan beberapa mata
kuliah.
Kurikulum Sekolah Tinggi Theologi HKBP 1978 adalah sebagai berikut 74 :
Tingkat I

: Sem 1

: Sem 2

Bahasa Ibrani

: 6 jam

: 2 jam

Pembimbing Perjanjian Lama

: -

: 2 jam

Sejarah Israel

: 2 jam

: 2 jam

Pembimbing Perjanjian Baru

: 2 jam

: 2 jam

Sejarah Gereja Indonesia

: 2 jam

: 2 jam

Musik Gereja

: 2 jam

: 2 jam

Perbandingan Agama

: 2 jam

: 2 jam

Bahasa Inggris

: 4 jam

: 4 jam

Bahasa Indonesia

: 2 jam

: 2 jam

Bahasa Daerah Toba

: 2 jam

: 2 jam

Pancasila – Kewiraan

: 2 jam

: 2 jam

26 jam/minggu

: 24 Jam/ minggu

Tingkat II

: Sem 3

: Sem 4

Arkeologi

: –

: 2 jam

Bahasa Yunani

: 4 jam

: 4 jam

74

Panitia Expo, op.cit., hlm. 42-44.

Universitas Sumatera Utara

Pembimbing Perjanjian Baru

: 2 jam

: 2 jam

Sejarah Gereja Umum

: 2 jam

: 2 jam

Sejarah Dogmatika

: 2 jam

: 2 jam

Filsafat

: 2 jam

: 2 jam

PAK – Ilmu Jiwa – Sosiologi

: 2 jam

: 2 jam

Ilmu Agama Islam

: 2 jam

: 2 jam

Bahasa Inggris

: 2 jam

: 2 jam

: 20 jam/minggu

: 20 Jam/minggu

Tingkat III

: Sem 5

: Sem 6

Tafsir Perjanjian Lama

: 2 jam

: 2 jam

Tafsir Perjanjian Baru

: 2 jam

: 2 jam

Teologia Perjanjian Lama

: 2 jam

: 2 jam

Teologia Perjanjian Baru

: 2 jam

: 2 jam

Sejarah Gereja Umum

: 2 jam

:

Sejarah Gereja Tetangga

:



: 2 jam

Dogmatika

: 2 jam

: 2 jam

Fisafat

: 2 jam

: 2 jam

Etika Kristen

:

: 2 jam

Antropologi

: 2 jam

: –

PAK – Ilmu Jiwa – Sosiologi

: 2 jam

: 2 jam

Homiletik/Liturgi

: 2 jam

: 2 jam

Penggembalaan

: 2 jam

: 2 jam

Islam

: 2 jam

:

Pancasila – Kewiraan

: 2 jam

: 2 jam







Universitas Sumatera Utara

: 26 jam /minggu

: 24 Jam/minggu

Tingkat IV

: Sem 7

: Sem 8

Tafsir Perjanjian Lama

: 2 jam

: 2 jam

Teologi Perjanjian Baru

: 2 jam

: 2 jam

Tafsir Perjanjian Baru

: 2 jam

: 2 jam

Teologi Perjanjian Baru

: 2 jam

: 2 jam

Sejarah Gereja Umum

:



: 2 jam

Oikumene

: 2 jam

: 2 jam

Missiologi

:



: 2 jam

Dogmatika

: 2 jam

: 2 jam

Etika – Kristen

: 2 jam

: 2 jam

PAK – Ilmu Jiwa – Sosiologi

: 2 jam

: 2 jam

Homiletik – Liturgi

: 2 jam

: 2 jam

Hukum Gereja/Administrasi Gereja : 2 jam

: 2 jam

Penggembalaan

: 2 jam

: 2 jam

Islam

: 2 jam

: 2 jam

Pancasila – Kewiraan

: 2 jam

: 2 jam

: 24 jam/minggu

: 28 jam /minggu

Tingkat V

: Sem 9

: Sem 10

Tafsir Perjanjian Lama

: 2 jam

: 2 jam

Teologi Perjanjian Lama

: 2 jam

: 2 jam

Tafsir Perjanjian Baru

: 2 jam

: 2 jam

Teologi Perjanjian Baru

: 2 jam

: 2 jam

Universitas Sumatera Utara

Missiologi

: 2 jam

: –

Oikumene

: –

: 2 jam

Seminar Sejarah Gereja

: 2 jam

: 2 jam

Seminar Dogmatika

: 2 jam

: 2 jam

Seminar Etika

: 2 jam

: 2 jam

Seminar Praktika

: 2 jam

: 2 jam

Seminar Ilmu Agama

: 2 jam

: 2 jam

: 20 jam/minggu

: 20 jam /minggu

Tingkat VI

: Sem 11

: Sem 12

Seminar Perjanjian Lama

: 2 jam

: –

Seminar Perjanjian Baru

: 2 jam

: –

Seminar Sejarah Gereja

: 2 jam

: –

Seminar Dogmatika

: 2 jam

: –

Seminar Etika

: 2 jam

: –

Seminar Praktika

: 2 jam

: –

Seminar Ilmu Agama

: 2 jam

: –

Bimbingan Penulisan Skripsi

: 2 jam

: –

Penulisan Skripsi

: –

: 2 jam

: 16 jam

: 2 jam/minggu

Semua mata kuliah di atas merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh
mahasiswa. Tetapi selain itu masih ada mata kuliah yang bersifat pilihan, yakni :
a. Pembacaan Ibrani

Universitas Sumatera Utara

b. Pembacaan Yunani
c. Pembacaan Arab
d. Pembacaan Jerman
e. Koor
4.3.2 Fasilitas
Sekolah Tinggi Theologi HKBP ini tidaklah berdiri sendiri, namun harus ada
fasilitas-fasilitas yang mendukung demi terlaksananya tujuan dari pendidikan
theologi dan menjadi sarana demi tercapai dan digenapinya tujuan pendidikan
theologi ini. Fasilitas yang ada di sekolah ini sangat besar artinya dalam aktivitas
belajar mengajar di Sekolah Tinggi Theologi HKBP.
Fasilitas-fasilitas yang ada di Sekolah Tinggi Theologi HKBP adalah sebagai
berikut :


Asrama

Setiap siswa Sekolah Tinggi Theologi HKBP diwajibkan untuk menetap dan
mematuhi segala peraturan asrama sesuai dengan perintah yang diberikan pimpinan
asrama. Disini semua siswa dilatih untuk hidup mandiri dan sederhana. Mulai dari
makanan sehari-hari sampai cara berpakaian yang sederhana. Siswa diwajibkan
bangun setiap hari pukul 05:00 WIB, melaksanakan ibadah pagi. Kebersihan asrama
juga harus dijaga dan diperhatikan oleh setiap siswa. Siswa harus membersihkan
asrama setiap pagi dan sore. Setiap siswa yang hendak meninggalkan asrama harus

Universitas Sumatera Utara

melapor dan meminta ijin kepada pimpinan asrama yang bertugas mengawasi asrama
dan siswa.


Ruang Kelas

Tiap-tiap siswa memperoleh pendidikan pada ruang kelas masing-masing. Ruangan
kuliah haruslah dibuat sedemikian rupa agar menjadi ruangan belajar yang nyaman
bagi para siswa. Setiap siswa juga harus menjaga kebersihan ruangan belajar.


Ruang Musik

Ruangan musik terpisah dari ruang belajar. Disini disediakan alat-alat musik seperti,
organ, terompet dan biola. Dengan belajar musik, para siswa yang kelak menjadi
pelayan gereja diharapkan mampu mengiringi lagu-lagu gereja ditengah-tengah
jemaat (gereja)


Perpustakaan

Perpustakaan adalah tempat siswa membaca buku. Perpustakaan menyediakan
berbagai jenis buku yang menunjang proses belajar mengajar. Buku-buku yang
disediakan di perpustakaan beragam, seperti: tafsiran alkitab, sejarah-sejarah gereja di
dunia, kamus bahasa Ibrani, Kamus Bahasa Yunani dan lain-lain. Buku-buku
diperoleh dari sumbangan-sumbangan missionaris yang sudah diterjemakan ke
bahasa Indonesia, dan dibeli oleh pihak STT HKBP.
Jam berkunjung ke perpustakaan mulai pukul 08:00 s/d 16.00. Suatu perguruan
theologi tanpa perpustakaan bagaikan sebuah benteng tanpa persenjataan


Chapel

Universitas Sumatera Utara

Chapel menyerupai gereja kecil. Chapel ini digunakan oleh siswa untuk melakukan
ibadah setiap malam. Ibadah malam dilaksanakan pukul 20:00 – 22: 00. Setiap siswa
wajib mengikuti ibadah. Jika ada siswa yang kedapatan tidak ibadah malam akan
dikenakan sanksi berupa hukuman membersihkan ruangan chapel dan ruangan kelas.
Selain itu chapel juga digunakan untuk melatih dan praktek khotbah. Tempat
peribadatan haruslah mencerminkan ketenangan serta rasa aman. 75


Aula

Aula di Sekolah Tinggi Theologi HKBP digunakan sebagai ruang yang digunak an
untuk pertemuan atau rapat oleh dosen dan mahasiswa 76.
4.3.3 Struktur Organisasi
Struktur dan pengorganisasian STT-HKBP mengacu pada Undang-Undang,
Peraturan, Ketetapan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perguruan Tinggi RI,
Persetia, Aturan dan Peraturan HKBP.
Struktur Organisasi STT-HKBP terdiri atas :
1. Senat STT-HKBP
2. Unsur Pimpinan : Ketua STT-HKBP dan Pembantu
3. Unsur Pelaksana Akademik
4. Unsur Pelaksana Admininistrasi
5. Unsur Pendukung
75

Universitas HKBP Nommensen, Konsultasi Pendidikan Teologia di Sumatera Utara,
Pematangsiantar: Lembaga Penelitian dan Studi Universitas HKBP Nommensen, 1976, hlm. 18.
76
Universitas HKBP Nommensen,ibid., hlm. 138.

Universitas Sumatera Utara

1. Senat STT-HKBP
Senat STT-HKBP adalah pengambil keputusan tertinggi di STT-HKBP dalam
bidang pembentukan akademik, pembentukan pelayanan praktis dan pembentukan
kerohanian. Senat ini beranggotakan semua dosen tetap STT-HKBP sesuai dengan
periodenya.
Tugas Pokok Senat STT-HKBP
a. Melaksanakan keputusan Sinode Agung, Rapat Majelis Pekerja Sinode, dan
Keputusan Pimpinan HKBP
b. Merencanakan, melaksanakan program dan anggaran tahunan untuk
selanjutnya diusulkan oleh fungsionaris STT-HKBP kepada Pimpinan HKBP
c. Menjalankan dan mengevaluasi kegiatan akedemik, administrasi umum dan
kemahasiswaan.
d. Merencanakan, menyusun, merumuskan dan melaksanakan kurikulum STTHKBP.
e. Menetapkan dan mensahkan anggaran belanja dan program Sarjana dan Pasca
Sarjana.
Senat STT-HKBP dipimpin oleh Ketua STT-HKBP bersama-sama dengan
Pemabantu Ketua I, II dan III, dan dibantu oleh Sekretaris Senat. Dalam senat STTHKBP ini ada beberapa jenis sidang yang rutin dilaksanakan yaitu : Sidang Senat

Universitas Sumatera Utara

Rutin, Sidang Senat Terbuka, Sidang Senat Judicium, Sidang Senat Tahunan dan
Sidang Senat Luar Biasa.
2. Unsur Pimpinan
Pimpinan dari STT-HKBP terdiri atas : Ketua dan para Pembantu Ketua.
Ketua dan Pembantu Ketua adalah dosen tetap di STT-HKBP. Ketua STT-HKBP
adalah pembantu Ephorus 77 HKBP sesuai dengan tugas pokok yang digariskan
Ephorus HKBP melalui keputusan rapat pimpinan HKBP. Periode masa jabatan
Ketua STT-HKBP lamanya 4 tahun, dan masa jabatan Ketua paling banyak 2 periode
berturut-turut.
Pembantu ketua ini memiliki bidangnya masing-masing, terdiri dari :
i.

Pembantu Ketua Bidang Akademik (Puket I), adalah pembantu yang bertugas
memimpin proses pelaksanaan Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat.

ii.

Pembantu Ketua Bidang Administrasi Umum (Puket II), adalah pembantu
yang bertugas memimpin proses pelaksanaan administrasi umum.

iii.

Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan (Puket III), adalah pembantu ketua
yang memimpin proses pelaksanaan program kegiatan kemahasiswaan.
3. Unsur Pelaksana Akademik
Pelaksana Akademik adalah sejumlah perangkat STT-HKBP, yang berfungsi

sebagai pelaksana proses pembelajaran akademik yang bertanggung jawab kepada

77

Sebutan untuk pimpinan tertinggi HKBP

Universitas Sumatera Utara

Ketua STT-HKBP. Perangkat ini terdiri dari : Bidang Pendidikan dan Pengajaran,
Pusat Penelitian dan Pengembangan dan Pusat Pengabdian pada Masyarakat.
a. Bidang Pendidikan dan Pengajaran : Bidang ini dilakukan oleh dosen yang
mengajar berdasarkan Surat Ketetapan Ephorus HKBP.
b. Bidang Pusat Penelitian dan Pengembangan : Bidang ini diorganisir oleh
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan yang merupakan dosen tetap
STT-HKBP dan dipilih oleh Senat STT-HKBP.
Tugas pokok dari Pusat Penelitian dan Pengembangan adalah :
1. Merencanakan dan memprogramkan bidang, judul penelitian yang relevan
terhadap

pengayaan

dan

pengembangan

muatan

kurikulum

dan

kemampuan berteologi jemaat, baik di bidang sosial maupun teologi.
2. Mengadakan kerjasama dengan jemaat-jemaat, lembaga pemerintahan,
lembaga sosial lainnya untuk meneliti masalah yang aktual dan spesifik.
3. Meningkatkan kompetensi para dosen dan melatih mahasiswa untuk
melaksanakan penelitian sosial dan teologi.
c. Bidang Pusat Pengabdian pada Masyarakat : Bidang ini diorganisir oleh
Kepala Pusat Pengabdian pada Masyarakat yang merupakan dosen tetap STTHKBP dan dipilih oleh Senat STT-HKBP.
Tugas Pokok dari Pusat Pengabdian pada Masyarakat adalah :
1. Merencanakan dan memprogramkan kegiatan pengabdian kepada jemaat,
masyarakat berdasarkan kebutuhan jemaat dan masyarakat

yang

bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

2. Mengadakan kerjasama dengan jemaat-jemaat, lembaga pemerintahan,
lembaga sosial untuk memfasilitasi pemberdayaan dan pembangunan
jemaat dan masyarakat.
3. Melatih mahasiswa untuk merefleksikan paham teologi yang diketahui.
4. Unsur Pelaksana Administrasi
Pelaksana Administrasi adalah perangkat pelaksana keseluruhan
administrasi STT-HKBP yang bertanggung jawab kepada Ketua STT-HKBP.
Pelaksana Administrasi terdiri dari :
a. Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) : Perangkat
pelaksana admisnistrasi akademik dalam naungan Puket I.
Tugas Pokok BAAK adalah :
1. Menyusun program rutin dan pengembangan administrasi akademik dan
kemahasiswaan.
2. Melaksanakan urusan teknis administrasi akademik dan kemahasiswaan.
3. Melaksanakan urusan registrasi dan statistik kemahasiswan.
4. Menyusun dan memperlengkapi data dasar kemahasiswaan.
b. Bagian Administrasi Umum (BAU) : Perangkat pelaksana administrasi umum
keuangan dan kepegawaian dalam naungan Puket II.
Tugas Pokok BAU adalah :
1. Melakukan urusan ketatausahaan
2. Melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan, administrasi
hubungan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

3. Melaksanakan urusan peningkatan kompetensi, keterampilan dan mutasi
pegawai.
4. Membuat konsep rencana anggaran 78.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Pendidikan adalah salah satu faktor kebutuhan yang mendasar bagi
perkembangan kehidupan manusia baik secara formal maupun informal. Dalam
perjalanannya menyebarkan agama Kristen, missionaris melakukan pendekatan
terhadap masyarakat lewat pendidikan. Peranan pendidikan sangat besar dalam proses
penginjilan serta membawa perubahan dan transformasi sosial di tengah masyarakat
Batak sendiri, maupun di tengah masyarakat yang lebih luas. Masyarakat Batak pada
tahun 1900-an pada umumnya masih banyak menganut aliran kepercayaan kepada
leluhur batak serta masih banyak yang belum mengecap pendidikan. Situasi dan
kondisi ini mendorong missionaris untuk menyebarkan agama Kristen lewat
pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai sarana yang sangat efektif

untuk

menyebarkan agama Kristen. Dalam hal pendidikan tetap memperhatikan nilai-nilai,
78

Buku Panduan STT HKBP, 1982, hlm 15

Universitas Sumatera Utara

situasi kondisi, dan kebutuhan masyarakat. Zending RMG mendirikan sekolahsekolah, dimulai dari Seminari Parausorat sampai pada semakin berkembangnya
agama Kristen, khususnya HKBP semakin terpanggil untuk membangun pendidikan
ditengah-tengah perkembangan masyarakat yang semakin maju dan mendirikan
Universitas HKBP Nommensen.
Universitas HKBP Nommensen diresmikan pada tanggal 7 Oktober 1954,
terletak di Jalan Asahan No. 4 Kota Pematangsiantar (Jalan Sangnawaluh No. 6).
Universitas HKBP Nommensen didirikan dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan
bagi masyarakat. Salah satu fakultas yang ada di Univeristas HKBP Nommensen
yaitu fakultas theologi.
Fakultas theologi memiliki tujuan yang sama dengan seminari-seminari yang
pernah didirikan oleh Zending Barat. Tujuannya adalah menghasilkan pendetapendeta yang berpengetahuan akademis, sesuai dengan tuntutan jaman dan
masyarakat

khususnya

jemaat

HKBP

dan

Gereja

pendukungnya.

Dalam

perkembangannya fakultas teologi tidak terlepas dari dukungan pemerintah,
masyarakat dan jemaat HKBP khususnya. Dalam perjalanannya fakultas ini tidak
selalu

mengarah kepada bentuk peningkatan, adakalanya juga

mengalami

kemunduran. Namun tetap mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan di
fakultas theologi.
Hingga pada tahun 1978, diadakan Sinode Godang HKBP 23-27 Januari 1978
di Seminari Sipoholon, No.36/SG/78. Dalam Sinode Godang diputuskan bahwa
fakultas theologi Universitas HKBP Nomensen diubah menjadi Sekolah Tinggi

Universitas Sumatera Utara

Teologi – HKBP dengan alasan agar pendidikan para calon pendeta lebih dekat
kepada Pimpinan Pusat HKBP.
STT HKBP resmi berdiri pada 12 April 1978. Peresmiannya dilakukan
dengan ibadah di Gereja HKBP Tomuan Pematangsiantar. Dengan resmi berdirinya
Sekolah Tinggi Theologi ini, maka Fakultas Theologi Universitas HKBP Nomensen
resmi ditutup.
5.2 Saran
Adapun saran-saran penulis untuk perbaikan kedepan melalui skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1. Penanganan universitas ini harus lebih dimaksimalkan dan ditangani secara
professional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2. STT HKBP harus selalu meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan serta fasilitas yang menunjang proses belajar mangajar.
3. Faktor eksternal dan internal yang mendukung proses penyelenggaraan dan
sumber daya universitas dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan harus
mendapat perhatian dari berbagai pihak
4. STT HKBP agar lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
khususnya jemaat HKBP semaksimal mungkin.

Universitas Sumatera Utara