Analisis determinan struktur modal dan pengaruhnya Terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Asia Tenggara Periode 2013-2015)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Para investor dalam melakukan investasi saham menginginkan keuntungan
yaitu berupa dividend yield maupun capital gain, akan tetapi dalam berinvestasi
saham juga mengandung risiko. Karena itu untuk menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya berupa saham dengan cara menawarkan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan investasi
lainnya yang kurang berisiko. Dalam hal ini investor membutuhkan berbagai
informasi yang dapat dijadikan sebagai sinyal untuk menilai prospek perusahaan
yang bersangkutan seperti melihat nilai perusahaan yaitu dengan menganalisis
laporan keuangan.
Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai
perusahaan (Salvatore, 2005). Nilai perusahaan adalah sangat penting karena
dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran
pemegang saham (Bringham and Gapensi, 2006). Nilai perusahaan merupakan
persepsi investor untuk melihat sebuah perusahaan, yang sering dikaitkan dengan
harga saham perusahaan tersebut. Harga saham yang tinggi bisa membuat nilai
perusahaan juga tinggi. Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar
percaya bahwa prospek perusahaan di masa depan akan bagus (Brigham dan

Houston, 2006).
Dalam kenyataannya tidak semua perusahaan menginginkan harga saham
perusahaan tinggi, karena perusahaan merasa takut saham tidak laku dijual atau

Universitas Sumatera Utara

tidak menarik perhatian investor untuk membelinya. Hal ini bisa dilihat dengan
adanya perusahaan-perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia yang
melakukan stock split (memecah saham). Dengan itu harga saham haruslah di
buat seoptimal mungkin, tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Gambar 1.1. Diagram Harga Saham Perusahaan Manufaktur beberapa
Negara di Kawasan Asia Tenggara periode 2013-2015
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa jika melihat data harga saham
perusahaan manufaktur beberapa negara di kawasan asia tenggara periode 20132015, harga saham mengalami penurunan dari tahun ke tahun terutama pada tahun
2015 semua perusahaan mengalami penurunan harga saham. Penurunan tersebut

Universitas Sumatera Utara

mengindikasikan bahwa terjadi masalah nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur beberapa negara di kawasan Asia Tenggara jika dilihat dari harga
saham perusahaan tersebut yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Adapun faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu kebijakan
struktur

modal

dimulai

sejak

Modigliani

dan

Miller

(1958)

yang


mempublikasikan isu mengenai struktur modal dan menjadi salah satu topik yang
menarik minat dari para akademisi dunia. Lebih dari setengah abad lamanya,
berbagai riset yang dilakukan oleh para akademisi untuk menjelaskan hubungan
antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus
mampu menentukan struktur modalnya yaitu seberapa besar yang harus dipinjam
dari pihak ketiga dengan mempertimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan
utang. Terdapat beberapa perkembangan teori mengenai struktur modal yaitu
Modigliani & Miller Theory, Trade-off Theory, Pecking Order Theory dan
Signaling Theory.
Penelitian tentang determinan struktur modal yang dijelaskan sebelumnya
banyak

dilakukan

dinegara-negara

maju

namun


terbatas untuk

negara

berkembang. Padahal terdapat perbedaan kondisi perusahaan antara negara maju
dan berkembang. Dengan melihat terbatasnya penelitian di negara berkembang
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menentukan struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek negaranegara yang tergabung dalam asosiasi ASEAN (Association of South East Asian
Nations). Penelitian ini fokus pada negara di kawasan Asia Tenggara karena
sebagaimana diketahui, sejak krisis ekonomi 2008 pusat kekuatan ekonomi dunia
secara dari negara-negara barat yaitu Eropa dan Amerika Utara perlahan bergeser

Universitas Sumatera Utara

ke Asia. Di Asia sendiri, salah satu zona perekonomian yang berkembang pesat
adalah Asia Tenggara.
Untuk melihat pengaruh determinan struktur modal perusahaan terhadap
nilai perusahaan manufaktur di negara kawasan Asia Tenggara maka penulis
mencantumkan 15 perusahaan manufaktur yaitu tiga perusahaan mewakili satu

negara. Alasan menggunakan data keuangan 15 perusahaan manufaktur tersebut
untuk mewakili perusahaan manufaktur di negara kawasan Asia Tenggara adalah
karena perusahaan manufaktur tersebut merupakan perusahaan yang utangnya
rata-rata mengalami kenaikan setiap tahunnya dimana utang bisa menjelaskan
struktur modal. Peningkatan hutang dan harga saham setiap tahunnya selama 3
tahun terhitung sejak tahun 2013-2015 dapat ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 1.1
Daftar Harga Saham dan Hutang Perusahaan Manufaktur beberapa Negara
di Kawasan Asia Tenggara periode 2013-2015
No

1

2

3

Nama
Negara


Kode

Nama Perusahaan

CPF

Charoen Pokphand Foods
Public Company Limited

Thailand BANPU

Banpu Public Company
Limited

PTTEP

PTT. Exploration and
Production
Public
Company Limited


Malaysia

PHB

Paldini
Berhand [S]

BPIB

Bright Packaging Industry
Berhand

JCPB

Jerasia Capital Berhand

AMFG

Asahimas Flat Glass Tbk


Indonesia ADES

BATA

Holdings

Akasha Wira International
Tbk Tbk
Sepatu Bata Tbk

Tahun

Harga
Saham
(USD)

Hutang
(USD)


2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014

2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015

0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890

0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890

7.679.912.560,47
7.785.876.977,45
9.383.824.434,63
4.945.683.485,59
4.568.180.751,14
4.741.297.956,55
10.536.895.990,53
10.906.032.921,44
11.418.885.934,80
43.963.456,39
55.458.496,82
54.001.745,42
2.224.258,66
1.348.291,82
2.885.351,79
18.772.405,92
22.201.240,52
25.079.384,88
71.197.883,34
67.900.723,47
63.794.998,19
14.462.712,28
16.948.954,98
23.548.749,55
23.490.331,36
28.078.254,90
17.982.657,92

Kenaikan
dan
Penurunan
Hutang
(%)
1,4%
20,5%
-7,6%
3,8%
3,5%
4,7%
26,1%
-2,6%
-39,4%
114,0%
18,3%
13,0%
-4,6%
-6,0%
17,2%
38,9%
19,5%
-36,0%

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 1.1
Daftar Harga Saham dan Hutang Perusahaan Manufaktur beberapa Negara
di Kawasan Asia Tenggara periode 2013-2015
No

Nama
Negara

Kode

P74

4

5

Singapore

Filipina

BKW

Nama Perusahaan

Swing Media Tech

Datapulse Tech

A04

ASL Marine

EMP

Emperador Inc.

AGI

Alliance
Inc.

H2O

Philippine H2O Ventures
Corp.

Global Group,

Tahun

Harga
Saham
(USD)

Hutang
(USD)

2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015

0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890
0,5648
0,5447
0,3890

275.983.668,25
254.754.537,15
244.023.842,86
8.104.809,40
13.320.832,97
8.033.543,64
573.278.418,38
632.296.402,33
570.415.459,69
1.020.275.883,86
1.208.778.435,68
1.059.265.356,23
3.353.001.423,33
4.328.441.556,86
4.783.364.758,64
5.993.188,05
10.485.725,96
16.346.471,58

Kenaikan
dan
Penurunan
Hutang
(%)
-7,7%
-4,2%
64,4%
-39,7%
10,3%
-9,8%
18,5%
-12,4%
29,1%
10,5%
75,0%
55,9%

Sumber: Diolah (Bursa Efek masing-masing negara, 2016)

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah hutang perusahaan
manufaktur pengelola makanan di lima negara kawasan Asia Tenggara rata-rata
meningkat terutama pada tahun 2015. Peningkatan hutang yang paling tinggi yaitu
pada perusahaan Bright Packaging Industry Berhand (Malaysia) pada tahun 2015
sedangkan hutang yang mengalami penurunan paling tajam yaitu pada perusahaan
Datapulse Tech (Singapura) pada tahun 2015.
Pada perusahaan di negara Thailand peningkatan hutang pada dua
perusahaan berbanding terbalik dengan harga sahamnya yaitu perusahaan Charoen
Pokphand Foods Public Company Limited dan PTT. Exploration and Production
Public Company Limited dimana disaat hutang perusahaan meningkat, harga
saham mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai tahun 2015 yaitu jumlah
hutang meningkat 1,4% dari tahun 2013 ke tahun 2014 dan 20,5% dari tahun 2014
ke tahun 2015 pada perusahaan Charoen Pokphand Foods Public Company
Limited, pada perusahaan PTT. Exploration and Production Public Company

Universitas Sumatera Utara

Limited jumlah hutang meningkat 3,5% dari tahun 2013 ke tahun 2014 dan 4,7%
dari tahun 2014 ke tahun 2015 sedangkan pada perusahaan Banpu Public
Company Limited peningkatan hutangnya mengalami fluktuasi dimana hutang
menurun dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 7,6% kemudian meningkat
sebesar 3,8% dari tahun 2014 ke tahun 2015. Dari penjelasan tersebut
mengindikasikan bahwa peningkatan hutang perusahaan manufaktur di negara
Thailand akan dapat menurunkan harga sahamnya.
Pada perusahaan di negara Malaysia peningkatan hutang pada perusahaan
Jerasia Capital Berhand berbanding terbalik dengan harga sahamnya dimana
disaat hutang perusahaan meningkat, harga saham mengalami penurunan dari
tahun 2013 sampai tahun 2015 yaitu jumlah hutang meningkat 18,3% dari tahun
2013 ke tahun 2014 dan 13% dari tahun 2014 ke tahun 2015, pada perusahaan
Paldini Holdings Berhand [S]

dan Bright Packaging Industry Berhand

peningkatan hutangnya mengalami fluktuasi dimana pada perusahaan Bright
Packaging Industry Berhand hutang menurun dari tahun 2013 ke tahun 2014
sebesar 39,4% kemudian meningkat dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 114%
sedangkan pada perusahaan Paldini Holdings Berhand [S] hutang meningkat dari
tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 26,1% kemudian menurun dari tahun 2014 ke
tahun 2015 sebesar 2,6%. Dari penjelasan tersebut mengindikasikan bahwa
peningkatan hutang perusahaan manufaktur di negara malaysia akan dapat
menurunkan harga sahamnya.
Pada perusahaan di negara Indonesia peningkatan hutang pada perusahaan
Akasha Wira International Tbk berbanding terbalik dengan harga sahamnya
dimana disaat hutang perusahaan meningkat, harga saham mengalami penurunan

Universitas Sumatera Utara

dari tahun 2013 sampai tahun 2015 yaitu jumlah hutang meningkat 17,2% dari
tahun 2013 ke tahun 2014 dan 38,9% dari tahun 2014 ke tahun 2015, Perusahaan
Asahimas Flat Glass Tbk hutangnya mengalami penurunan dimana hutang
menurun dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 4,6% dan 6% dari tahun 2014 ke
tahun 2015 yang mengindikasikan pada perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk
penurunan jumlah hutang dapat menurunkan harga saham perusahaan tersebut,
sedangkan pada perusahaan Sepatu Bata Tbk hutang meningkat dari tahun 2013
ke tahun 2014 sebesar 19,5% kemudian menurun dari tahun 2014 ke tahun 2015
sebesar 36%. Dari penjelasan tersebut mengindikasikan bahwa peningkatan dan
penurunan jumlah hutang perusahaan manufaktur di negara Indonesia belum bisa
diprediksi apakah akan menurunkan atau menaikkan harga sahamnya.
Pada perusahaan di negara Singapura penurunan hutang pada perusahaan
Swing Media Tech searah dengan harga sahamnya dimana disaat hutang
perusahaan menurun, harga saham mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai
tahun 2015 yaitu jumlah hutang menurun 7,7% dari tahun 2013 ke tahun 2014 dan
4,2% dari tahun 2014 ke tahun 2015, sedangkan pada perusahaan Datapulse Tech
dan ASL Marine hutang meningkat dari tahun 2013 ke tahun 2014 kemudian
menurun pada tahun 2015. Dari penjelasan tersebut mengindikasikan bahwa
peningkatan dan penurunan jumlah hutang perusahaan manufaktur di negara
Singapura juga belum bisa diprediksi apakah akan menurunkan atau menaikkan
harga sahamnya.
Pada perusahaan di negara Filipina peningkatan hutang pada perusahaan
Alliance Global Group, Inc. dan Philippine H2O Ventures Corp. berbanding
terbalik dengan harga sahamnya dimana disaat hutang perusahaan meningkat,

Universitas Sumatera Utara

harga saham mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai tahun 2015, pada
perusahaan Emperador Inc peningkatan jumlah hutangnya mengalami fluktuasi
dimana jumlah hutang meningkat dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 18,5%
kemudian menurun 12,4% dari tahun 2014 ke tahun 2015. Dari penjelasan
tersebut mengindikasikan bahwa peningkatan hutang perusahaan manufaktur di
negara filipina akan dapat menurunkan harga sahamnya.
Jika dilihat dari harga saham perusahaan manufaktur di negara kawasan
Asia Tenggara mulai tahun 2013-2015 mengalami penurunan. Dari penjelasan ini
dapat dilihat bahwa perusahaan yang meningkatkan utang setiap tahunnya tidak
memiliki akibat yang sama di negara kawasan Asia Tenggara dengan kata lain
struktur modal pada perusahaan di negara kawasan Asia Tenggara memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap nilai perusahaannya.
Penjelasan sebelumnya diperkuat dengan hasil studi empiris yg
menunjukkan hasil yang berlawanan mengenai pengaruh struktur modal terhadap
nilai perusahaan. Kelompok peneliti yang mendukung yaitu penelitian yang
dilakukan oleh (Hamidy, 2014; Masidonda, 2013) yang menyimpulkan bahwa
struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan
penelitian yang dilakukakn oleh (Sujono,

2010;

Sumiati, 2011) yang

menyimpulkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan.
Sedangkan menurut peneliti ada beberapa faktor yang menentukan struktur
modal antara lain profitabilitas, asset tangibility (FATA), tingkat pertumbuhan,
ukuran perusahaan (size) dan non-debt tax shield (NDTS). Untuk melihat hal

Universitas Sumatera Utara

tersebut yaitu faktor yang menentukan struktur modal pada perusahaan
manufaktur di kawasan Asia Tenggara dapat ditampilkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.2
Daftar dan Persentase Hutang, Total Aset, Aset Tetap, Depresiasi dan
Amortisasi, Laba Bersih Perusahaan Manufaktur beberapa Negara di
Kawasan Asia Tenggara periode 2013-2015
No

1

Nama
Negara

Thailand

Nama Perusahaan

Tahun

Charoen
Pokphand
Foods Public Company
Limited

2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015

Banpu
Public
Company Limited
PTT. Exploration and
Production
Public
Company Limited
Padini
Holdings
Berhand [S]

2

Malays ia

Bright
Packaging
Industry Berhand
Jerasia
Berhand

Capital

Asahimas Flat Glass
Tbk
3

Indonesia

Akasha
Wira
International Tbk Tbk
Sepatu Bata Tbk

Swing Media Tech

4

Singapore

Datapulse Tech

ASL Marine

Emperador Inc.

5

Filipina

Alliance
Group, Inc.
Philippine
Ventures Corp.

Global

H2O

Total Aset
(USD)
11.261.490.769,46
11.405.736.030,87
12.790.429.713,57
7.345.153.251,27
6.655.556.528,84
6.591.696.439,47
23.091.124.765,43
23.645.051.700,56
23.386.931.968,62
160.752.339,55
174.090.827,23
165.116.517,81
23.165.316,54
33.415.297,07
35.759.399,03
56.345.299,73
59.957.300,45
61.824.253,72
292.204.774,80
317.212.620,58
309.552.374,05
36.185.413,08
40.433.279,74
47.352.229,07
55.844.208,71
62.290.280,31
57.648.276,48
1.224.191.263,11
1.281.968.302,87
1.332.723.519,41
33.875.168,57
45.092.395,15
42.875.669,96
897.542.095,10
961.312.314,81
916.605.973,97
830.719.625,72
2.242.861.694,32
2.160.587.991,99
7.838.998.003,15
9.227.922.469,57
9.866.912.359,73
14.142.249,23
18.970.909,37
25.550.631,12

Aset Tetap
(USD)
3.618.643.168,69
3.833.250.461,40
4.379.555.383,20
1.558.269.962,29
1.351.548.009,31
1.246.778.218,94
13.563.987.308,58
11.682.613.734,98
10.197.787.966,53
27.698.869,49
33.269.406,15
33.724.177,40
3.419.510,95
20.928.851,06
22.350.176,80
12.314.983,08
11.903.397,04
11.752.909,10
121.268.931,00
123.057.556,27
132.141.790,50
11.613.586,02
13.768.649,52
20.614.715,48
17.238.856,59
19.712.699,92
17.016.759,04
683.379.676,99
630.255.989,89
580.381.312,64
13.119.638,27
16.101.965,67
12.438.473,41
382.778.986,21
428.760.719,91
424.533.845,22
88.467.367,79
258.347.550,92
313.715.637,42
982.510.233,73
1.221.443.341,54
1.457.289.793,62
8.541.641,58
11.944.935,01
18.610.322,46

Depresiasi dan
Amortisasi (USD)
278.724.425,87
306.916.443,54
463.889.781,07
226.638.279,94
220.679.033,09
188.687.193,33
1.722.100.646,35
2.837.770.480,61
2.867.387.055,34
6.959.779,83
7.231.215,61
8.385.503,71
181.917,51
178.663,97
1.522.548,28
2.093.487,46
2.036.768,73
2.420.741,41
14.799.901,55
16.168.729,90
15.360.710,40
14.592.173,27
16.467.363,34
17.039.942,01
1.884.995,65
2.800.960,53
2.370.273,72
114.877.039,35
123.450.086,84
126.650.954,26
2.539.458,23
3.300.043,63
2.520.810,64
30.270.868,78
36.727.423,81
33.270.223,16
7.375.823,18
8.438.013,02
11.800.099,99
101.866.258,38
96.720.155,58
98.645.106,59
399.380,33
451.373,65
520.394,27

Laba bersih
(USD)
230.473.497,25
325.288.268,64
323.747.395,36
102.787.868,77
82.529.536,28
44.915.554,70
1.831.808.673,31
661.881.257,07
924.819.541,45
26.792.736,40
27.821.053,94
21.975.377,77
2.168.166,57
504.025,83
216.066,42
2.194.759,76
1.004.958,72
2.747.095,89
38.079.579,95
37.311.254,02
24.744.182,67
4.566.084,17
2.493.649,52
2.380.500,18
3.640.469,19
5.727.204,90
9.388.868,87
46.342.346,59
65.669.998,78
20.947.111,21
8.170.342,03
640.292,16
1.190.315,63
36.724.410,40
16.401.503,43
5.434.206,86
137.507.976,79
139.768.297,86
153.043.184,54
543.717.322,87
475.560.486,05
476.855.418,02
514.207,47
704.801,13
729.304,60

Sumber: Diolah (Bursa Efek masing-masing negara, 2016)

Tabel 1.2 tersebut menampilkan informasi tentang laba bersih dan total
aktiva untuk mengetahun tingkat return on asset (ROA) manufaktur di negara
kawasan Asian Tenggara, dengan formula total laba bersih dibagi dengan total
aktiva. Demikian juga dengan asset tangibility (FATA), diperoleh dari hasil

Universitas Sumatera Utara

pembagian aset tetap dibagi dengan total aktiva. Tingkat pertumbuhan (growth)
diperoleh dari total aktiva pada tahun ini dikurang total aktiva tahun sebelumnya
dibagi total aktiva tahun sebelumnya. Ukuran Perusahaan (size) diperoleh dengan
mencari logaritma natural dari total aset. Sedangkan non-debt tax shield (NDTS)
diperoleh dari total biaya depresiasi dan amortisasi dibagi dengan total aktiva.
Sehingga diperoleh return on asset (ROA), asset tangibility (FATA), tingkat
pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (size) dan non-debt tax shield (NDTS)
sebagaimana pada tabel 1.3. berikut ini.
Tabel 1.3.
Daftar Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA), Asset Tangibility (FATA),
Tingkat Pertumbuhan (Growth), Ukuran Perusahaan (Size), Non-Debt Tax
Shield (NDTS) Perusahaan Manufaktur beberapa Negara di Kawasan Asia
Tenggara periode 2013-2015
No

1

Nama
Negara

Thailand

Kode

Nama Perusahaan

CPF

Charoen Pokphand Foods
Public Company Limited

BANPU
PTTEP

2

3

Malaysia

Indonesia

Singapore

Company

PTT.
Exploration and
Production
Public
Company Limited

PHB

Padini
Berhand [S]

BPIB

Bright Packaging Industry
Berhand

JCPB

Jerasia Capital Berhand

Holdings

AMFG

Asahimas Flat Glass Tbk

ADES

Akasha Wira International
Tbk

BATA

Sepatu Bata Tbk

P74

4

Banpu Public
Limited

BKW

A04

Swing Media Tech

Datapulse Tech

ASL Marine

Tahun

ROA

FATA

Growth

Size

NDTS

2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015

2,0%
2,9%
2,5%
1,4%
1,2%
0,7%
7,9%
2,8%
4,0%
16,7%
16,0%
13,3%
9,4%
1,5%
0,6%
3,9%
1,7%
4,4%
13,0%
11,8%
8,0%
12,6%
6,2%
5,0%
6,5%
9,2%
16,3%
3,8%
5,1%
1,6%
24,1%
1,4%
2,8%
4,1%
1,7%
0,6%

32,1%
33,6%
34,2%
21,2%
20,3%
18,9%
58,7%
49,4%
43,6%
17,2%
19,1%
20,4%
14,8%
62,6%
62,5%
21,9%
19,9%
19,0%
41,5%
38,8%
42,7%
32,1%
34,1%
43,5%
30,9%
31,6%
29,5%
55,8%
49,2%
43,5%
38,7%
35,7%
29,0%
42,6%
44,6%
46,3%

11,2%
1,3%
10,8%
68,9%
-10,4%
-1,0%
16,3%
2,3%
-1,1%
2,2%
7,7%
-5,4%
21,0%
30,7%
6,6%
2,1%
6,0%
3,0%
-10,3%
7,9%
-2,5%
-11,2%
10,5%
14,6%
-6,3%
10,3%
-8,1%
11,9%
4,5%
3,8%
12,6%
24,9%
-5,2%
23,8%
6,6%
-4,9%

23,14
23,16
23,27
22,72
22,62
22,61
23,86
23,89
23,88
18,90
18,98
18,92
16,96
17,32
17,39
17,85
17,91
17,94
19,49
19,58
19,55
17,40
17,52
17,67
17,84
17,95
17,87
20,93
20,97
21,01
17,34
17,62
17,57
20,62
20,68
20,64

2,5%
2,7%
3,6%
3,1%
3,3%
2,9%
7,5%
12,0%
12,3%
4,3%
4,2%
5,1%
0,8%
0,5%
4,3%
3,7%
3,4%
3,9%
5,1%
5,1%
5,0%
40,3%
40,7%
36,0%
3,4%
4,5%
4,1%
9,4%
9,6%
9,5%
7,5%
7,3%
5,9%
3,4%
3,8%
3,6%

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 1.3.
Daftar Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA), Asset Tangibility (FATA),
Tingkat Pertumbuhan (Growth), Ukuran Perusahaan (Size), Non-Debt Tax
Shield (NDTS) Perusahaan Manufaktur beberapa Negara di Kawasan Asia
Tenggara periode 2013-2015
No

5

Nama
Negara

Filipina

Kode

Nama Perusahaan

EMP

Emperador Inc.

AGI

Alliance
Inc.

H2O

Philippine H2O Ventures
Corp.

Global

Group,

Tahun

ROA

FATA

Growth

Size

2013
2014
2015
2013
2014
2015
2013
2014
2015

16,6%
6,2%
7,1%
6,9%
5,2%
4,8%
3,6%
3,7%
2,9%

10,6%
11,5%
14,5%
12,5%
13,2%
14,8%
60,4%
63,0%
72,8%

12,0%
63,0%
-3,8%
15,3%
15,1%
6,5%
31,7%
25,5%
25,8%

20,54
21,53
21,49
22,78
22,95
23,01
16,46
16,76
17,06

Ket: ROA= Return On Asset FATA= Asset Tangibility
Growth= Tingkat Pertumbuhan
Sumber: Diolah (Bursa Efek masing-masing negara, 2016)

NDTS
0,9%
0,4%
0,5%
1,3%
1,0%
1,0%
2,8%
2,4%
2,0%

NDTS= Non-Debt Tax Shield
Size= Ukuran Perusahaan

Berdasarkan Tabel 1.3 menjelaskan bahwa rasio antara laba bersih dengan
total aktiva (ROA) mengalami fluktuasi diperusahaan manufaktur (1) Charoen
Pokphand Foods Public Company Limited, (2) PTT. Exploration and Production
Public Company Limited, (3) Jerasia Capital Berhand, (4) Swing Media Tech, (5)
Datapulse Tech, (6) Emperador Inc, dan (7) Philippine H2O Ventures Corp.
Perusahaan manufaktur yang mengalami penurunan Return on Asset (ROA) dari
tahun ke tahun yaitu: (1) Banpu Public Company Limited, (2) Padini Holdings
Berhand [S], (3) Bright Packaging Industry Berhand, (4) Asahimas Flat Glass
Tbk, (5) Akasha Wira International Tbk, (6) ASL Marine dan (7) Alliance Global
Group, Inc sedangkan Return on Asset (ROA) pada perusahaan manufaktur yang
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu (1) Sepatu Bata Tbk. Berarti
fluktuasi yang terjadi pada return on asset (ROA) pada perusahaan di negara
kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan masih belum bisa dilihat apakah
berpengaruh positif atau negatif terhadap struktur modal.
Penyataan ini dapat diperkuat hasil studi empiris yang menunjukkan hasil
yang berlawanan mengenai pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.

Universitas Sumatera Utara

Kelompok yang mendukung terhadap teori pecking order yaitu perusahaan lebih
memilih sumber pendanaan internal (laba ditahan) guna mendanai kegiatan
investasi perusahaan yaitu dimana hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
(Muhajir dan Triyono, 2010; Saleem et.al, 2013) yang menyimpulkan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal. Kelompok yang tidak
mendukung teori pecking order yaitu hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
(Huang and Song, 2006; Barros and Silveira, 2007) yang menyimpulkan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Tabel 1.3 jika dilihat dari asset tangibility (FATA) perusahaan dengan
melihat rasio antara aktiva tetap dengan total aktiva mengalami fluktuasi
diperusahaan manufaktur (1) Bright Packaging Industry Berhand, (2) Asahimas
Flat Glass Tbk, (3) Akasha Wira International, (4) Sepatu Bata Tbk. Perusahaan
manufaktur yang mengalami penurunan asset tangibility (FATA) dari tahun ke
tahun yaitu: (1) Banpu Public Company Limited, (2) PTT. Exploration and
Production Public Company Limited, (3) Padini Holdings Berhand [S], (4) Jerasia
Capital Berhand, (5) Swing Media Tech, (6) Datapulse Tech sedangkan asset
tangibility (FATA) pada perusahaan manufaktur yang mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun yaitu (1) Charoen Pokphand Foods Public Company Limited,
(2) ASL Marine, (3) Emperador Inc, (4) Alliance Global Group Inc, (5) Philippine
H2O Ventures Corp. Berarti fluktuasi asset tangibility (FATA) pada perusahaan
di negara kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan masih belum bisa dilihat
apakah berpengaruh positif ataupun negatif terhadap struktur modal.
Penyataan ini dapat diperkuat hasil studi empiris yang menunjukkan hasil
yang berlawanan mengenai pengaruh asset tangibility (fixed asset to total asset)

Universitas Sumatera Utara

terhadap struktur modal. Kelompok peneliti yang mendukung yaitu penelitian
yang dilakukan oleh ( Liem dkk. 2013; Um, 2001) yang menyimpulkan bahwa
asset tangibility (aset nyata) berpengaruh positif terhadap struktur modal (utang).
Kelompok peneliti yang tidak menundukung pendapat ini yaitu penelitian yang
dilakukan oleh (Booth et. al., 2001; dan Huang & Song, 2002) yang
menyimpulkan bahwa asset tangibility (aset nyata) berpengaruh negatif terhadap
struktur modal (utang).
Tabel 1.3. jika dilihat dari tingkat pertumbuhan (growth) dengan
membandingkan total aktiva dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa
pertumbuhan total asetnya mengalami fluktuasi diperusahaan manufaktur (1)
Charoen Pokphand Foods Public Company Limited, (2) Banpu Public Company
Limited, (3) Padini Holdings Berhand [S], (4) Bright Packaging Industry Berhand,
(5) Jerasia Capital Berhand, (6) Asahimas Flat Glass Tbk, (7) Sepatu Bata Tbk,
(8) Datapulse Tech, (9) ASL Marine, (10) Emperador Inc, (11) Philippine H2O
Ventures Corp, (12) Asahimas Flat Glass Tbk.
Perusahaan manufaktur yang mengalami penurunan tingkat pertumbuhan
(growth) dari tahun ke tahun yaitu: (1) PTT. Exploration and Production Public
Company Limited, (2) Swing Media Tech, (3) Alliance Global Group, Inc
sedangkan tingkat pertumbuhan (growth) pada perusahaan manufaktur yang
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu: (1) Akasha Wira International
Tbk. Berarti fluktuasi tingkat pertumbuhan perusahaan dilihat dari nilai asetnya
pada perusahaan di negara kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan masih
belum bisa dilihat apakah berpengaruh positif atau pun negatif terhadap struktur
modal.

Universitas Sumatera Utara

Penyataan ini dapat diperkuat hasil studi empiris yang menunjukkan hasil
yang berlawanan mengenai pengaruh tingkat pertumbuhan terhadap struktur
modal. Kelompok peneliti yang mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh
(Margaretha dan Ramadhan, 2010; Booth et. al., 2001) yang menyimpulkan
bahwa tingkat pertumbuhan berpengaruh positif terhadap struktur modal (utang).
Kelompok peneliti yang tidak mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh
(Chung, 1993; dan Rajan & Zingales, 1995) yang menyimpulkan bahwa tingkat
pertumbuhan berpengaruh negatif terhadap struktur modal (utang).
Tabel 1.3. jika dilihat dari ukuran perusahaan (size) dengan melihat total
asetnya dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa total asetnya mengalami
fluktuasi diperusahaan manufaktur: (1) Padini Holdings Berhand [S], (2)
Asahimas Flat Glass Tbk, (3) Sepatu Bata Tbk, (4) Datapulse Tech, (5) ASL
Marine, (6) Emperador Inc. Perusahaan manufaktur yang mengalami penurunan
ukuran perusahaan (size) dari tahun ke tahun yaitu: (1) Banpu Public Company
Limited (2) PTT. Exploration and Production Public Company Limited sedangkan
ukuran perusahaan (size) pada perusahaan manufaktur yang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun yaitu: (1) Charoen Pokphand Foods Public
Company Limited, (2) Bright Packaging Industry Berhand, (3) Jerasia Capital
Berhand, (4) Akasha Wira International Tbk, (5) Swing Media Tech, (6) Alliance
Global Group, Inc, (7) Philippine H2O Ventures Corp. Berarti fluktuasi ukuran
perusahaan dilihat dari total asetnya pada perusahaan di negara Kawasan Asia
Tenggara secara keseluruhan masih belum bisa dilihat apakah berpengaruh positif
atau pun negatif terhadap struktur modal.

Universitas Sumatera Utara

Hasil studi empiris yang menunjukkan hasil yang berlawanan mengenai
pengaruh ukuran perusahan terhadap struktur modal. Kelompok peneliti yang
mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Setyawan et.al., 2007; Booth et.
al., 2001 dan Huang & Song, 2006) yang menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal (utang) sedangkan
penelitian yang tidak mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Bevan &
Danbolt, 2002; Sunarsih, 2004) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
negatif antara utang jangka pendek dengan ukuran perusahaan, sedangkan utang
jangka panjang berhubungan positif terhadap ukuran perusahaan.
Tabel 1.3. jika dilihat dari non-debt tax shield (NDTS) dengan
membandingkan

jumlah

depresiasi dan

amortisasi dengan

total aktiva

menunjukkan bahwa non-debt tax shield mengalami fluktuasi diperusahaan
manufaktur: (1) Banpu Public Company Limited, (2) Padini Holdings
Berhand [S], (3) Bright Packaging Industry Berhand, (4) Jerasia Capital Berhand,
(5) Akasha Wira International Tbk, (6) Sepatu Bata Tbk, (7) Swing Media Tech,
(8) ASL Marine, (9) Emperador Inc.
Perusahaan manufaktur yang mengalami penurunan non-debt tax shield
(NDTS) dari tahun ke tahun yaitu: (1) Asahimas Flat Glass Tbk, (2) Datapulse
Tech, (3) Philippine H2O Ventures Corp sedangkan non-debt tax shield (NDTS)
pada perusahaan manufaktur yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
yaitu (1) Charoen Pokphand Foods Public Company Limited, (2) PTT.
Exploration and Production Public Company Limited, (3) Alliance Global Group,
Inc. Berarti peningkatan non-debt tax shield pada perusahaan di negara kawasan

Universitas Sumatera Utara

Asia Tenggara masih belum bisa dilihat apakah berpengaruh positif ataupun
negatif terhadap struktur modal.
Penyataan ini dapat diperkuat hasil studi empiris yang menunjukkan hasil
yang berlawanan mengenai pengaruh non-debt tax shield (NDTS) terhadap
struktur modal. Kelompok peneliti yang mendukung yaitu penelitian yang
dilakukan oleh (Sulistyowati, 2009; Moh’d et. al., 1988 dan Balakrishan & Fox,
1993) yang menyimpulkan bahwa NDTS berpengaruh positif terhadap struktur
modal, terdapat juga peneliti yang dilakukan oleh (Sudarma, 2004: Ramlall 2009)
yang menyimpulkan bahwa NDTS berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Zou & Xiao, 2006 dan Masidonda,
2013) menyimpulkan bahwa NDTS tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Berdasarkan penjelasan latarbelakang maka dapat disimpulkan nilai
perusahaan dipengaruhi oleh struktur modal masih berbeda dalam penelitian. Dari
hasil pembahasan dan beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal diatas
yang masih berbeda satu sama lain, maka peneliti tertarik untuk menguji kembali
semua faktor yang mempengaruhi struktur modal dan juga nilai perusahaan.
Karena beberapa hasil penelitian sebelumnya masih ditemukan hasil yang berbeda
sehingga peneliti tertarik untuk menguji faktor diatas kembali. Sehingga proposal
ini berjudul “Analisis Determinan Struktur Modal Dan Pengaruhnya
Terhadap Nilai Perusahaan: Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di
Asia Tenggara Periode 2013-2015”.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas maka
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah profitabilitas, asset tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran
perusahaan, non-debt tax shield secara simultan berbengaruh signifikan
terhadap struktur modal?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal?
3. Apakah asset tangibility berpengaruh signifikan terhadap struktur modal?
4. Apakah tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal?
5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal?
6. Apakah non-debt tax shield berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal?
7. Apakah profitabilitas, asset tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran
perusahaan, non-debt tax shield dan struktur modal secara simultan
berbengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?
8. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?
9. Apakah

asset

tangibility

berpengaruh

signifikan

terhadap

nilai

perusahaan?
10. Apakah tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?
11. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?

Universitas Sumatera Utara

12. Apakah non-debt tax shield berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?
13. Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?
14. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
melalui struktur modal?
15. Apakah asset tangibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
melalui struktur modal?
16. Apakah tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan melalui struktur modal?
17. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan melalui struktur modal?
18. Apakah non-debt tax shield berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan melalui struktur modal?
19. Bagaimana perbedaaan pengaruh profitabilitas, asset tangibility, tingkat
pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax shield terhadap struktur
modal di negara Indonesia dan negara lainnya?
20. Bagaimana perbedaan pengaruh profitabilitas, asset tangibility, tingkat
pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax shield terhadap nilai
perusahaan manufaktur melalui struktur modal di negara Indonesia dan
negara lainnya?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka tujuan penelitian ini
adalah:

Universitas Sumatera Utara

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas, asset
tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax shield
secara simultan terhadap struktur modal.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap
struktur modal.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh asset tangibility terhadap
struktur modal.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan
terhadap struktur modal.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran

perusahaan

terhadap struktur modal.
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh non-debt tax shield
terhadap struktur modal.
7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas, asset
tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax shield
dan struktur modal secara simultan terhadap nilai perusahaan?
8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
9. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh asset tangibility terhadap
nilai perusahaan.
10. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan
terhadap nilai perusahaan.
11. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

12. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh non-debt tax shield
terhadap nilai perusahaan.
13. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur modal terhadap
nilai perusahaan.
14. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan melalui struktur modal.
15. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh asset tangibility terhadap
nilai perusahaan melalui struktur modal.
16. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan
terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal.
17. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan melalui struktur modal.
18. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh non-debt tax shield
terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal.
19. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaaan pengaruh profitabilitas,
asset tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax
shield terhadap struktur modal di negara Indonesia dan negara lainnya.
20. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan pengaruh profitabilitas,
asset tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax
shield terhadap nilai perusahaan manufaktur melalui struktur modal di
negara Indonesia dan negara lainnya.

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam
bidang ekonomi khususnya mengenai analisis determinan struktur modal dan
pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
2. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi untuk kajian akademik mengenai analisis determinan struktur modal
dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi
bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
permasalahan ini.
4. Bagi perusahaan manufaktur di kawasan Asia Tenggara diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan untuk memperbaiki kinerja
perusahaan dalam hal meningkatkan nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

DETERMINAN STRUKTUR MODAL PADA DETERMINAN STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA.

0 4 14

Analisis determinan struktur modal dan pengaruhnya Terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Asia Tenggara Periode 2013-2015)

0 1 20

Analisis determinan struktur modal dan pengaruhnya Terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Asia Tenggara Periode 2013-2015)

0 0 2

Analisis determinan struktur modal dan pengaruhnya Terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Asia Tenggara Periode 2013-2015)

0 1 35

Analisis determinan struktur modal dan pengaruhnya Terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Asia Tenggara Periode 2013-2015) Chapter III V

0 3 129

Analisis determinan struktur modal dan pengaruhnya Terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Asia Tenggara Periode 2013-2015)

0 2 6

Analisis determinan struktur modal dan pengaruhnya Terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Asia Tenggara Periode 2013-2015)

0 1 52

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI ASIA TENGGARA ARTIKEL IMIAH

0 0 17

Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan struktur Modal terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan manufaktur Di asia tenggara - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

Pengaruh Profitabilitas, Asset Tangibility, Tingkat Pertumbuhan, dan Non-Debt Tax Shield Terhadap Struktur Modal serta Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Asia Tenggara)

0 1 5