S GEO 1200547 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian
Transportasi merupakan kegiatan yang berperan sebagai penggerak

pembangunan

dan

perekonomian

suatu

daerah.

Upaya

pengembangan


pembangunan dan perekonomian dalam transportasi harus didukung dengan
adanya jalur pergerakan secara nasional atau internasional, baik melalui
transportasi darat, laut maupun udara agar terciptanya suatu tujuan pembangunan
dan perekonomian dapat berjalan dengan tertib, aman, lancar dan nyaman.
Transportasi merupakan permintaan dan penawaran jasa. Permintaan jasa
dapat digunakan untuk pemindahan barang atau manusia dari suatu wilayah ke
wilayah lainnya. Permintaan jasa transportasi ini akan timbul apabila ada hal-hal
di balik permintaan itu, misalnya keinginan untuk rekreasi, keinginan untuk ke
sekolah atau untuk berbelanja, keinginan untuk menengok keluarga yang sakit dan
sebagainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Nasution
(2004, hlm. 15). Oleh karena itu, untuk penawaran jasa transportasi dilihat dari
aspek kapasitas fasilitas transportasi yang mampu melayani permintaan
transportasi.
Salah satu prasarana transportasi perkotaan bagi masyarakat yaitu angkutan
umum. Angkutan umum ini memegang peranan yang penting dalam melayani
pengguna, dimana dalam pemilihan penggunaan jenis moda transportasi perlu
dipersiapkan untuk tempat moda tersebut seperti jalan raya, rel kereta api,
pelabuhan laut dan bandar udara. Pemilihan moda dan penggunaan jenis moda
dapat dipergunakan pula untuk pemilihan rute.

Angkutan kota merupakan salah satu jenis dari angkutan umum yang
mempunyai fungsi sebagai sarana pergerakan manusia untuk berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain. Angkutan kota dalam sarana pergerakan manusia sebaiknya
mampu menyediakan aksebilitas yang baik bagi penggunanya. Aksebilitas yang

1
Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

baik dapat dilihat dari faktor waktu tempuh dan faktor biaya perjalanan dari suatu
asal tinggal ke tujuan tempat.
Kota Bogor merupakan salah satu kota besar di Indonesia dengan jumlah
penduduk yang terus mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Data penduduk
dari Kota Bogor Dalam Angka pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kota Bogor
hanya 987.315 jiwa, tahun 2012 meningkat menjadi 1.004.831 jiwa, tahun 2013
pun meningkat menjadi 1.013.019 sehingga tahun 2014 Kota Bogor memiliki

jumlah penduduk menjadi 1.030.720 jiwa. Apabila di suatu wilayah perkotaan
tersebut mengalami peningkatan jumlah penduduk yang tinggi maka angkutan
umum yang sudah ada perlu ditingkatkan lagi untuk jumlah angkutannya agar
apabila penduduk yang akan menggunakan angkutan umum untuk melakukan
perjalanan tidak terjadi kekurangan moda transportasi, hal ini sesuai yang
diungkapkan oleh Warpani (1990, hlm. 4) yaitu kebutuhan bergerak dari suatu
tempat ke tempat lainnya merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia.
Perpindahan manusia tersebut didasari kenyataan bahwa sumber kehidupan
manusia tidak terdapat di sembarang tempat. Untuk itu diperlukan sarana atau
transportasi

guna

mendukung

pergerakan

manusia

dalam


pemenuhan

kebutuhannya.
Selain dari kebutuhan transportasi maka dari segi infrasktur harus
diperhatikan juga seperti jalan. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1980
tentang jalan, jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk
apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalulintas. Berdasarkan data untuk
panjang jalan menurut keadaan dan status jalan di Kota Bogor sampai akhir 2015
yaitu 757.393 km. Pelayanan transportasi di Kota Bogor ini didukung oleh sistem
angkutan umum salah satunya adalah angkutan kota.
Pada tahun 1970 angkutan kota di Kota Bogor memiliki 13 trayek angkutan
kota dengan jumlah kendaraan 2.858 (berdasarkan SK Walikota Bogor No.
551.2/SK.225-Ekon/97). Kemudian pada tahun 1995 dan 2006 terjadi
penambahan trayek sehingga angkutan kota di Kota Bogor memiiki 23 rute
dengan jumlah kendaraan 3.406. Setiap angkutan kota memiliki rute masingGhina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


3

masing, suatu rute angkutan kota yang optimal dapat dilihat dari segi jarak
ataupun waktu tempuh hal ini didasari oleh pendapat Tamin (2000, hlm. 45)
bahwa penentuan rute optimal berdasarkan waktu tempuh dilakukan dengan
memperhatikan kepadatan jalan yang terjadi. Kepadatan jalan pada waktu tertentu
dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya waktu tempuh yang dibutuhkan selama
perjalanan. Jika, kepadatan jalan melampaui kapasitas ruas jalan maka akan
menimbulkan masalah transportasi yaitu kemacetan sesuai dengan pendapat yang
dijelaskan oleh Susantono (2014, hlm. 108-109) mengatakan bahwa kemacetan
terjadi akibat pertambahan kendaraan yang terus menerus dengan kondisi
penambahan jaringan jalan relatif tetap.
Dari permasalahan kemacetan, Menurut Adler (1983, hlm. 67) menyatakan
ada beberapa faktor penyebab kemacetan yaitu keadaan prasarana jalan raya pada
umumnya kurang memuaskan yaitu sempit dan kualitasnya di bawah standar,
jumlah kendaraan bermotor bertambah terus setiap tahunnya dengan laju
pertumbuhan yang sangat pesat tidak sebanding dengan jalan yang tersedia,
banyaknya kendaraan yang berkecepatan lambat seperti dokar dan becak
seringkali menimbulkan terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas,

kedisiplinan kesopanan dan kesadaran lalu lintas para pemakai jalan raya masih
kurang sehingga seringkali mengakibatkan kesemerawutan lalu lintas dan
sebagian pengaturan lalu lintas masih dirasakan belum mampu menjamin
kelancaran arus lalu lintas.
Sesuai dengan penjelasan Adler diatas, adapun faktor penyebab kemacetan
yang ada di Kota Bogor ini salah satunya yaitu jika dilihat berdasarkan jumlah
rute yang ada ternyata mengalami overlapp rute yang mengakibatkan kemacetan
lalu lintas dapat dilihat pada Gambar 1.1 Peta Overlapp Rute angkutan kota di
Kota Bogor dan Titik Kemacetan. Ada 6 ruas jalan kemacetan di Kota Bogor
yaitu di ruas Jalan Merdeka yang dilewati oleh dua angkutan kota seperti
angkutan kota 01 dan angkutan kota 02, di ruas Jalan Veteran yang dilewati oleh
empat angkutan kota seperti angkutan kota 02, angkutan kota 03, angkutan kota
07 dan angkutan kota 10, di ruas Jalan Kapten Muslihat yang dilewati oleh empat
angkutan kota seperti angkutan kota 01, angkutan kota 02, angkutan kota 03 dan
Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4


angkutan kota 07, di ruas Jalan Otto Iskandardinata yang dilewati oleh enam
angkutan kota seperti angkutan kota 01, angkutan kota 21, angkutan kota, 03,
angkutan kota 06, angkutan kota 11 dan angkutan kota 13, di ruas jalan
Ir.H.Juanda yang dilewati oleh delapan angkutan kota seperti angkutan kota 01,
angkutan kota 02, angkutan kota 03, angkutan kota 05, angkutan kota 06,
angkutan kota 07, angkutan kota 08 dan angkutan kota 13, dan di ruas Jalan
Pajajaran dilewati oleh lima angkutan kota seperti angkutan kota 21, angkutan
kota 06, angkutan kota 08, angkutan kota 11 dan angkutan kota 13.
Kemacetan lalu lintas yang terjadi ini sangat merugikan bagi pengguna
kendaraan karena jika dilihat dari waktu maka akan menggunakan waktu yang
lebih lama di perjalanan, kerugian ekonomi seperti biaya bahan bakar (BBM)
maka akan mengeluarkan beberapa liter bensin dan mahal. Hal ini sesuai yang
diungkapkan oleh Wardana (2012, hlm.2), bahwa kemacetan lalu lintas
memberikan dampak negatif yang sangat besar bagi penduduk, seperti
pemborosan bahan bakar, terbuangnya waktu secara percuma, dan kerusakan
lingkungan akibat polusi udara yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
Kemudian setelah dilihat dari masalah pada bidang transportasi seperti
kemacetan lalu lintas ini, Aplikasi Sistem Informasi Geografis dapat membantu
untuk memecahkan masalah tersebut untuk kemacetan lalu lintas ini

menggunakan analisis jaringan (network analysis). Hal ini sesuai yang
diungkapkan oleh Prahasta (2014, hlm. 330) bahwa pada aplikasi Sistem
Informasi Geografis untuk mengurangi kemacetan lalu lintas menggunakan
analisis spasial sistem jaringan yaitu analisis jaringan (network analysis). Subanalisis spasial yang ada di dalamnya yaitu penentuan jalur terpendek atau
penentuan jalur optimum dan terbaik dari jarak tempuhnya. Selain itu juga
Soesono (2012, hlm.14) mengungkapkan pendapatnya bahwa analisi jaringan
sangat berguna untuk inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute
alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan
kemacetan dan kecelakaan.
Berdasarkan kondisi yang sudah dijelaskan tersebut maka penting untuk
dilakukan suatu penelitian untuk mengevaluasi rute yang baik pada angkutan kota
Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

di Kota Bogor agar tidak terjadi overlapp rute dan kemacetan lalu lintas. Oleh
karena itu, penelitian kali ini akan mengambil judul “EVALUASI RUTE

TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM INFROMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus di Kota Bogor)

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Gambar 1.1
Peta Overlay Rute Angkutan Kota dan Titik Kemacetan
B.

Rumusan Masalah Penelitian
Permasalahan utama pada latar belakang penelitian adalah masalah

transportasi seperti kemacetan lalu lintas di Kota Bogor. Adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini yang hendak dikaji antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana rute angkutan kota eksisting di Kota Bogor menggunakan

indeks konektivitas?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan rute angkutan kota
di Kota Bogor?
3. Bagaimana rekomendasi rute angkutan kota di Kota Bogor berdasarkan
analisis Sistem Informasi Geografis?

C.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut:
1. Mengetahui rute angkutan kota di Kota Bogor
2. Mengidentifikasi pemilihan rute angkutan kota di Kota Bogor
3. Memberikan rekomendasi rute angkutan kota yang baik untuk Kota Bogor

D.

Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian dianggap baik ketika memang mempunyai manfaat bagi


setiap elemen masyarakat, dilihat dari urgensinya ada beberapa manfaat yang
dapat diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat untuk
memperkaya konsep atau teori ilmu geografi khususnya di bidang Geografi
Transportasi dan Sistem Informasi Geografis.
2. Manfaat praktis
a. Untuk masyarakat
Hasil penelitian ini untuk masyarakat sebagai bahan masukan masyarakat
setempat dalam mengevaluasi rute agar menjadi efisien dan efektifitas
bagi pengguna angkutan kota

b. Untuk pemerintahan
Hasil penelitian ini untuk pemerintahan yang diharapkan dapat diketahui
hasilnya oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk memberikan
solusi maupun perbaikan bagaimana upaya yang seharusnya digunakan
untuk menentukan rute terbaik dan optimal sehingga tidak memunculkan
masalah kemacetan lalu lintas.
c. Untuk peneliti lain
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan atau referensi dalam
penelitian yang akan dilakukan di tempat lain yang meneliti tentang
evaluasi rute transportasi angkutan kota dengan menggunakan Sistem
Informasi Geografis.

E.

Definisi Operasional
1. Evaluasi
Menurut buku Metode Riset Evaluasi, Hadi (2011, hlm13) mendefinisikan
evaluasi sebagai proses mengumpulkan informasi mengenai suatu objek,
menilai suatu objek dan membandingkannya dengan kriteria, standar dan
indikator.
2. Rute Transportasi
Rute transportasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
suatu jarak atau arah yang harus diturut (ditempuh,dilalui). Adapun rute
merupakan suatu jalur yang dilewati oleh seluruh transportasi yang

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

mempunyai asal dan tujuan perjalanan yang tetap sehingga dapat menempuh
kesatu jalan yang akan dituju, kemudian untuk rute transportasi harus
memiliki lintasan yang tetap, jadwal perjalanan tetap atau tidak terjadwal,
klasifikasi jalan yang sesuai dengan jumlah transportasi.
3. Angkutan Kota
Menurut Setijowarno dan Frazila (2001, hlm.211) angkutan kota adalah
angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam wilayah suatu kota dengan
menggunakan mobil bis umum dan atau mobil penumpang umum yang terikat
pada trayek tetap dan teratur. Dapat juga angkutan kota berupa angkutan
massal atau mass rapid transit yang dapat mengangkut penumpang dalam
jumlah banyak dalam satu kali perjalanan.
4. Sistem Informasi Geografis
Menurut Prahasta (2014, hlm.101) Sistem Informasi Geografis adalah
sistem

komputer

untuk

memanipulasi

data

geografis.

Sistem

ini

diimplemantasikan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak
komputer yang berfungsi untuk: (a) akusisi dan verifikasi data, (b) kompilasi
data, (c) penyimpanan data, (d) perubahan dan updating data, (e) manajemen
dan pertukaran data, (f) manipulasi data, (g) pemanggilan dan presentasi data
dan (h) analisa data.

F.

Strukutur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap

bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari bab I hingga bab V. Urutan
penulisan bab yang akan disajikan adalah sebagai berikut:
BAB I

: Pendahuluan
Merupakan garis besar, arah tujuan dan alasan penelitian yang
mendorong melakukan penelitian dan meliputi: Latar Belakang
Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian (Manfaat Teoritis dan Manfaat Praktis),
Struktur Organisasi Skripsi serta Definisi Operasional

BAB II

: Tinjauan Pustaka

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Mengkaji atau memperkaya lebih jauh mengenai teori yang
menjadi landasan penulis yang meliputi: Teori dan konsep dalam
bidang yang dikaji
BAB III

: Metode Penelitian
Menguraikan tentang: Lokasi Penelitian, Metode Penelitian,
Pendekatan Geografi, Populasi dan Sampel Penelitian, Desain
Penelitian, Variabel Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Alur Penelitian

BAB IV

: Temuan dan Pembahasan
Menguraikan hasil temuan dan pembahasan yang berisikan yang
menjawab dari rumusan masalah.

BAB V

: Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi
Merupakan bab penutup, yang berisi simpulan, implikasi dan
rekomendasi yang diambil dari hasil penelitian yang berguna bagi
penyempurnaan penelitian pada skripsi ini

G.

Penelitian Terdahulu (Tabel 1.1)
Keaslian penelitian ini untuk mengetahui persamaan dan perbedaan

penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini berjudul
Evaluasi Rute Transportasi Angkutan Kota Dengan Menggunakan Sistem
Informasi Geografis (Studi Kasus di Kota Bogor). Kota Bogor merupakan kota
yang memiliki banyak rute angkutan kota, namun masih adanya rute yang
overlapp dan mengalami masalah transportasi seperti kemacetan lalu lintas.
Kemudian dengan bantuan aplikasi Arcgis analisis jaringan (network analysis)
dapat membantu memberikan rekomendasi rute yang optimal.
Dapat dilihat penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Agus Kuntarto, Nina Ratnangirum dan Raden Harya Andriyanto,
Putri Nurpratiwi, Lina Nurul Ikhsan dan Deny Aditya Puspasari yang terletak
pada analisis yang digunakan yaitu Analisis Jaringan. Penelitian yang dilakukan
Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

oleh Agus : 2010 dilakukan di Kabupaten Sleman, penelitian yang dilakukan Nina
: 2014 dilakukan di Kota Semarang dan penelitian yang dilakukan oleh Raden :
2013 dilakukan di Kota Semarang.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Agus :
2010 : menggunakan analisa jaringan sebagai perencanaan rute wisata. Penelitian
yang dilakukan oleh Nina : 2014 menggunakan analisa jaringan sebagai jalur
optimal menuju stasiun kereta api dan penelitian yang telah dilakukan oleh Raden
: 2013 menggunakan analisa jaringan sebagai penentuan rute efektif
pengangkutan sampah TPS. Oleh karena itu, untuk mengetahui perbedaan dan
persamaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya
secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.1

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No
1.

Nama
Achendri M.K1
Wicaksono2
Agus
Suharyanto3
(Universitas
Brawijaya)

Tahun
2010

Judul Penelitian
Evaluasi
Rute
Angkutan
Kota
Berbasis
Kebutuhan
Pergerakan
Masyarakat
dengan Metode
(GIS) di Kota
Malang

Tujuan
1. Mengetahui kinerja rute eksisting
angkutan kota TST, ABG dan GM di
Kota Malang
2. Mengetahui pergerakan masyarakat
kota Malang pada rute TST, ABG
dan GM
3. Mengertahui kinerja
rute eksisting berbasis kebutuhan
pergerakan masyarakat kota malang
pada rute TST, ABG dan GM
dengan menggunakan analisis GIS

Metode
Metode
yang
digunakan
peneliti
adalah
metode
GIS

11
Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil
Hasil overlay menunjukkan bahwa luas area yang belum
terlayani seluas 11,45 km. Mayoritas masyarakat pada
rute TST masih bersedia menggunakan angkot dengan
jarak maksimal 200m. Luas wilayah kelurahan yang
dilalui rute ABH seluas 21,325 km2. Lua scoverage area
19,12 km. Luas coverage area bersih tanpa adanya
overlapping seluas 0 km2. Sehingga hasil overlay
menunjukkan bahwa luas area yang belum terlayani seluas
2,208 km2. Mayoritas masyarakat pada rute ABH masih
bersedia menggunakan angkot dengan jarak maksimal
100m. Luas wilayah kelurahan yang dilalui rute HM
seluas 12,998 km. Luas coverage area 11,87 km. Luas
coverage area bersih tanpa adanya overlapping seluas
1,496 km. Sehingga hasil overlay menujukkan bahwa luas
area yang belum terlayani seluas 1,123 km. Masyarakat
pada rute HM masih bersedia menggunakan angkot
dengan jarak maksimal 200m

12

2.

Agus Kuntarto
(Universitas
Sleman)

2010

Penggunaan
Analisa Jaringan
Sistem Informasi
Geografis untuk
Perencanaan Rute
Wisata
di
Kabupaten
Sleman

Penelitian ini dilaksanakan
dengan tujuan membangun basis data
jaringan
jalan
dan wisata, membangun model sistem
informasi rute wisata dan membuat
perencanaan rute wisata menggunakan
analisis jaringan SIG

Metode
penelitian
yang
digunakan
yaitu
Analisa
Jaringan

Hasil Analisa rute perjalanan dari Hotel Hyat menuju
Candi Prambanan diperoleh hasil yaitu (1) rute tercepat
menempuh waktu 11 menit dengan jarak 17,7 km, (2)
pemandangan samping jalan menempuh waktu 24 menit
dengan jarak 19,9 km, (3) rute hambatan samping jalan
menempuh waktu 33 menit dengan jarak 40 km, dan (4)
rute optimal menempuh waktu 24 menit dengan jarak 18,1
km.

3.

Nina
Ratnaningrum1
Bambang
Darmo
Yuwono2
Mochammad
Awaluddin3
(Universitas
Diponegoro)

2014

Penentuan Jalur
Optimal Menuju
Stasiun
Kereta
Api Tawang Kota
Semarang
Menggunakan
Analisis Jaringan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh informasi mengenai
perkiraan waktu perjalanan lalu lintas
yang akan sangat berguna bagi para
pengguna jalan pada rute yang telah
ditentukan menuju Stasiun Kereta Api
Tawang Kota Semarang dengan
menggunakan parameter waktu tempuh
kendaraan sepanjang jalan.

Metode
penelitian
yang
digunakan
yaitu
Analisa
Jaringan
Sistem
Informasi
Geografis

4.

Reski Yuliya

2012

Analisis

Hasil jalur optimal setiap rute antara lain:
a). Rute Terminal Mangkang – Stasiun Tawang : Jalur via
Jl. Imam Bonjol melalui segmen jalan: Jl. Walisongo,Jl.
Siliwangi, Jl. Bundaran Kalibanteng, Jl. Jend. Sudirman, Jl.
Bundaran Indraprasta, Jl. Indraprasta, Jl. Imam Bonjol, Jl.
Pemuda, Jl. Mpu Tantular,Jl. Merak, dan Jl. Tawang Rute
Terminal Terboyo – Stasiun Tawang : Jalur via Jl. Letjend
Suprapto melalui segmen jalan: Jl. Kaligawe, Jl. Raden
Patah, Jl. Letjend Suprapto, Jl. Cendrawasih, Jl. Merak, dan
Jl. Tawang. b). Rute Terminal Penggaron – Stasiun Tawang
: Jalur via Jl. Soekarno Hatta melalui segmen jalan:
Jl.Majapahit,Jl.
Soekarno
Hatta,
Jl.
Citarum,Jl.
Pattimura,Jl.
MT.
Haryono,
Jl.BundaranJohar,Jl.
Cendrawasih, Jl. Merak, dan Jl. Tawang. c).Rute Terminal
Banyumanik–Stasiun Tawang : Jalur via Jl. MT. Haryono
melalui segmen Jl.Perintis Kemerdekaan, Jl. Setiabudi, Jl.
Teuku Umar, Jl. DR. Wahidin,Jl.Mataram,Jl. MT.
Haryono, Jl. Bundaran Johar, Jl. Cendrawasih, Jl. Merak,
dan Jl. Tawang.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan

Kinerja Tujuan

dari

penelitian

ini

yaitu: Metode

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13

5.

Raden
Harya
Andriyanto1
Putri
Nurpratiwi2
Lina
Nurul
Ikhsani3
Deny
Aditya
4
Puspasari
(Universitas
Diponegoro)

2013

dan
Pemetaan
Rute Bus Damri
Bandaran dengan
GIS Open Source
Kota Makassar

Mengidentifikasi karakteristik demand
bus damri Bandara Sultan Hasanuddin,
menganalisis tingkat pelayanan bus
damri Bandara Sultan Hasanudin
melayani pengguna, menganalisis biaya
operasional
kendaraan
dan
merencanakan rute damri dan halte
bandara sultan hasanuddin.

yang
digunakan
pada
penelitian
ini
yaitu
wawancara

didapatkan hasil Zona dengan kepadatan tertinggi adalah
zona 4, sedangkan kepadatan terendah yaitu pada zona 1.
Asal tujuan dan guna lahan yang dilalui bus damri dari
bandara terlihat bahwa jumlah pergerakan penduduk
sangat bervariasi dengan faktor muat pada hari kerja Bus
Damri bandara dari pagi – sore rata-rata adalah 41% dan
diluar hari kerja rata- rata 31%

Penentuan Rute
Efektif
Pengangkutan
Sampah
TPS
Kecamatan
Semarang Barat
Menuju
TPA
dengan Network
Analysis

Tujuan ini adalah untuk memudahkan
dalam menentukan rute tercepat dan
efektif untuk pengangkutan sampah
dengan
analisis
spatial
yang
memperhatikan aksebilitas dan lokasi
dari fasilitas

Metode
yang
digunakan
adalah
Network
Analyst

Jalur pengangkutan dibuat menjadi 2 untuk membagi jalur
pengangkutan Kecamatan Semarang Barat bagian utara
dan selatan. Pembagian ini dimaksudkan agar jalur yang
dilewati truk pengangkut sampah lebih singkat dan lebih
mudah. Kedua rute tersebut menghindari barrier berupa
jalan rusak dan titik kemacetan yang berada di Kecamatan
Semarang Barat menuju ke TPA Jatibarang,Mijen.
Dengan adanya 2 rute ini terdapat perbedaan waktu
tempuh dan moda pengangkutan sampah yang digunakan
pada tiap rute. Rute pertama melalui jalan sepanjang 12,3
km dengan waktu tempuh adalah 23 menit. Sedangkan
rute kedua melalui jalan sepanjang 14 km dengan waktu
tempuh adalah 26 menit. Selanjutnya moda transportasi
yang ada yaitu 7 buah truk armroll juga dibagi mejadi 2
untuk tiap rute. Rute pertama mempunyai 3 truk dengan
jumlah pengangkutan 6 kali yang dilakukan pada pagi dan
sore hari. Begitu dengan mempunyai 4 moda truk
mengangkut 5 kali yang dilakukan pagi dan sore hari.

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14

6.

Ghina Fadhillah
(Universitas
Pendidikan
Indonesia)

2016

Evaluasi
Rute
Transportasi
Angkutan
Kota
dengan
Menggunakan
Sistem Informasi
Geografis (Studi
Kasus di Kota
Bogor)

1. Untuk
mengetahui
pola
rute
angkutan kota dengan indeks
konektivitas
2. Untuk mengetahui alasan supir dan
penumpang dalam pemilihan rute
angkutan kota
3. Merekomendasi rute optimal dengan
menggunakan network analyst dari
aplikasi Argis 10.2

Metode
Hasil yang diharapkan yaitu:
yang
1. Peta Pola Rute eksisting yang menggunakan indeks
konektivitas
digunakan
2. Hasil wawancara supir/pemilik angkutan mengenai
pada
biaya dan pendapatan, serta wawancara penumpang
penelitian
mengenai tarif, keamanan, kenyamanan dan ketepatan
ini
yaitu
waktu menggunakan angkutan kota
deskriptif.
3. Peta rekomendasi rute yang terbaik menggunakan
network analysis

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu