S GEO 1200547 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN

A.

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kota Bogor. Kota Bogor merupakan salah satu

kota yang berjarak kurang lebih 56 km ke arah selatan dari Jakarta. Adapun batas
administratifnya meliputi:
Sebelah Utara

: Kecamatan Sukaraja, Kemacatan Bojong Gede dan
Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Sebelah Barat

: Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor

Sebelah Selatan


: Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin, Kabupaten
Bogor

Sebelah Timur

: Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi, Kabupaten
Bogor

Berdasarkan letak geografis Kota Bogor terletak antara 1060 43’ 30” –
106051’00’’ BT dan 60 30’ 30” LS– 6041’00” LS dengan luas wilayah sebesar
118,5 km2. Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 meter dan
maksimum 330 meter dari permukaan laut (mean sea level), serta memiliki curah
hujan rata-rata sebesar 4.000 mm/tahun, tingginya curah hujan di Kota Bogor
tersebut menyebabkan kota ini dijuluki “kota hujaN
B.

Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu teknis atau cara dalam menyusun


sebuah penelitian karena metode penelitian itu sendiri akan membantu peneliti
dalam mencapai hasil penelitian. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Sukmadinata (2007, hlm. 317) bahwa metode penelitan (research method) adalah
cara-cara yang digunakan dalam peneliti dalam merancang, melaksanakan,
pengolahan data dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian
tertentu.
Metode penelitian memiliki berbagai metode yang dapat digunakan tetapi
harus sesuai tujuan penelitian. Berdasarkan hal tersebut peneliti akan
29
Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan sebuah
gambar, faktual tentang fenomena yang ada pada masa sekarang. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan penelitian deskriptif seperti yang diungkapkan oleh Nazir
(2009, hlm.63) bahwa metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti

suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang.
Adapun data yang akan di deskripsikan dalam penelitian ini adalah pola rute
angkutan kota, alasan supir/pemilik dalam pemilihan rute dilihat dari modal, biaya
dan pendapatan, kemudian penumpang dilihat dari tarif, keamanan, kenyamanan
dan ketepatan waktu dalam menggunakan angkutan kota. Lalu, peneliti akan
menggunakan aplikasi Arcgis dengan network analysis untuk membuat peta
rekomendasi rute terbaik angkutan kota di Kota Bogor
C.

Pendekatan Geografi
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena geosfer, seperti yang

telah dijelaskan oleh Bintarto dalam ilmu geografi terdapat tiga pendekatan yaitu
pendekatan keruangan, ekologi dan regional atau kewilayahan. Dalam tiga
pendekatan tersebut dapat digunakan untuk menganalisis perbedaan dan
persamaan yang ada di permukaan bumi.
Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan salah satu dari ketiga pendekatan
tersebut yaitu pendekatan keruangan. Pendekatan keruangan Yunus (2010, hlm.4)
mengungkapkan bahwa pendekatan keruangan suatu metode untuk memahami

gejala tertentu agar mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam melalui media
ruang yang dalam hal ini variabel ruang mendapat posisi utama dalam setiap
analisis. Dititik dari dimensi praktis, ruang dapat diartikan sebagian bagian
tertentu dari permukaan bumi yang mampu mengakomodasikan berbagai bentuk
kegiatan manusia dalam memenuhi kehidupannya. Peneliti menggunakan
pendekatan keruangan karena peneliti akan membahas fenomena keruangannya
seperti titik dimensi berbentuk pola dan kenampakan garis, yang digambarkan
dalam sebuah peta.

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

D.

Populasi dan Sampel


1. Populasi
Sugiyono (2010, hlm. 117) mengungkapkan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulan. Sedangkan, Morissan (2012, hlm. 109) mengemukakan bahwa
populasi dapat di definisikan sebagai suatu kumpulan subjek, variabel, konsep
atau fenomena. Berdasarkan penjabaran tersebut tentang populasi maka dalam
penelitian ini menggunakan populasi wilayah dan populasi manusia
Adapun populasi wilayah dan populasi manusia yang akan diambil penelitian
ini, yaitu:
a. Populasi wilayah dari peneliti seluruh jalur angkutan kota yang ada di
Kota Bogor pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Rute dan Panjang Lintasan Angkutan Kota di Kota Bogor
Panjang
Kode
Lintasan
No.
Trayek
Trayek
Trayek PP

(km)
1. AK 01
Cipinang Gading-Terminal Merdeka
27,66
2. AK 02
Sukasari-Terminal Bubulak
28,8
3. AK 03
Terminal Baranangsiang-Terminal Bubulak
22,6
4. AK 04
Warung Nangka-Ramayana
32
5. AK 05
Ramayana-Cimahpar
17,8
6. AK 06
Ramayana-Ciheluet
10,4
7. AK 07

Terminal Merdeka-Ciparigi
28,2
8. AK 08
Warung Jambu-Ramayana
14,2
9. AK 09
Sukasari-Ciparigi
20,3
10. AK 10
Bantar Kemang-Terminal Merdeka
17,5
11. AK 11
Pajajaran Indah-Pasar Bogor
14,6
12. AK 12
Pasar Anyar-Cimanggu
19,6
13. AK 13
Bantar Kemang-Ramayana
15

14. AK 14
Sukasari-Terminal Bubulak
25,3
15. AK 15
Sindang Barang Jero-Terminal Merdeka
17,8
16. AK 16
Pasar Anyar-Salabenda
24
17. AK 17
Pomad-Bina Marga
18,4
18. AK 18
Ramayana-Mulyaharja
18
19. AK 19
Terminal Bubulak-Kencana
19
20. AK 20
Pasar Anyar-Vila Mutiara

19,2
21. AK 21
Terminal Baranangsiang- Ciawi
16
22. AK 22
Pasar Anyar-Pondok Rumput
13,8
23. AK 23
Ramayana-Wr.Jambu
14
Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Jumlah
Sumber: Dinas Angkutan Jalan dan Lalu Lintas Tahun 2015


454,16

b. Populasi Manusia
Populasi manusia pada penelitian ini adalah seluruh pengguna angkutan
kota di Kota Bogor khusunya yang terdiri supir atau pengemudi angkutan
kota, kemudian pemilik angkutan kota dan seluruh penumpang yang
melakukan aktivitas menggunakan angkutan kota. Jumlah populasi manusia
ini untuk pemilik dan supir angkutan di dapat dari Data Dinas Perhubungan
sesuai dengan jumlah kendaraan yang ada saat ini. Kemudian populasi
penumpang didapat dari hasil wawancara terlebih dahulu ke supir angkutan.
Oleh karena itu, dapat dilihat jumlah kendaraan yang beroperasi saat ini
seperti pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Rute dan Jumlah Kendaraan yang Beroperasi
Kode
Jumlah
No.
Trayek
Trayek
Kendaraan
1. AK 01

Cipinang Gading-Terminal Merdeka
52
2. AK 02
Sukasari-Terminal Bubulak
562
3. AK 03
Terminal
Baranangsiang-Terminal
382
Bubulak
4. AK 04
Warung Nangka-Ramayana
180
5. AK 05
Ramayana-Cimahpar
162
6. AK 06
Ramayana-Ciheluet
157
7. AK 07
Terminal Merdeka-Ciparigi
216
8. AK 08
Warung Jambu-Ramayana
146
9. AK 09
Sukasari-Ciparigi
141
10. AK 10
Bantar Kemang-Terminal Merdeka
100
11. AK 11
Pajajaran Indah-Pasar Bogor
53
12. AK 12
Pasar Anyar-Cimanggu
180
13. AK 13
Bantar Kemang-Ramayana
154
14. AK 14
Sukasari-Terminal Bubulak
120
15. AK 15
Sindang Barang Jero-Terminal Merdeka
105
16. AK 16
Pasar Anyar-Salabenda
219
17. AK 17
Pomad-Bina Marga
55
18. AK 18
Ramayana-Mulyaharja
58
19. AK 19
Terminal Bubulak-Kencana
38
20. AK 20
Pasar Anyar-Vila Mutiara
22
21. AK 21
Terminal Baranangsiang- Ciawi
170
22. AK 22
Pasar Anyar-Pondok Rumput
54
23. AK 23
Ramayana-Wr.Jambu
80
Jumlah
3406
Sumber: Dinas Angkutan Jalan dan Lalu Lintas Tahun 2015

2. Sampel

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

Sugiyono (2010 hlm. 118) mengungkapkan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan
populasi, maka akan mengambil sampel untuk penelitian ini. Dan sampel pada
penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sampel wilayah dan sampel manusia.
Sedangkan Arikunto (2006, hlm. 113) yang menyatakan bahwa banyaknya sampel
yang diambil tergantung pada (a) kemampuan peneliti dalam segi waktu, tenaga
dan biaya, (b) sempit dan luasnya pengamatan setiap sampel karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data dan besar kecilnya resiko yang ditanggung
peneliti. Pemilihan sampel ini akan disesuaikan berdasarkan populasi yang ada,
yaitu terdapat sampel wilayah dan sampel manusia.
a. Sampel Wilayah
Pengambilan sampel wilayah ini akan menggunakan teknik Sampling NonAcak (Non Probability Sampling) dengan metode pengambilan sampel yaitu
Sampling Purposif (Purposive Sampling/Judgemental Sampling). Menurut Yunus.
(2010, hlm. 302) sampling purposif adalah karakter anggota sampel karena
pertimbangan mendalam dianggap/diyakini oleh peneliti akan benar-benar
mewakili karakter populasi/subpopulasi. Penelitian ini menggunakan metode
sampling purposif karena pengambilan sampel wilayah diperoleh dari hasil
pengklasifikasian terlebih dahulu yang meliputi rute angkutan kota yang
mengalami overlapp di ruas jalan kemacetan. Adapun pengkalsifikasian
berdasarkan peta overlay rute angkutan dengan ruas jalan kemacetan seperti pada
Tabel 3.3 berikut.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 3.3 Klasifikasi Ruas Jalan dan Angkutan Kota
Ruas Jalan
Angkutan Kota
Jalan Merdeka
01,02,15
Jalan Veteran
01, 03, 07 dan 10
Jalan Kapten Muslihat
01, 02, 03, 07
Jalan Otto Iskandardinata
01, 21, 03, 06, 11 dan 13
Jalan Ir, H. Juanda
01, 02, 03, 05, 06, 07, 08, dan 13
Jalan Pajajaran
21, 06, 08, 11, 13
Sumber: Hasil Analisis Peneliti 2016

Maka berdasarkan klasifikasi tersebut sampel wilayah dalam penelitian ini
berdasarkan kategori yang ada di atas peneliti akan mengambil 5 angkutan kota
yang melewati ruas jalan kemacetan, yaitu:

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

1. Angkutan Kota 01
2. Angkutan Kota 03
3. Angkutan Kota 08
4. Angkutan Kota 13
5. Angkutan Kota 15
a. Sampel Manusia
Pengambilan sampel manusia pada penelitian ini akan menggunakan teknik
Sampling Non-Acak (Non Probability Sampling) dengan metode pengambilan
sampel yaitu Sampling Aksidental (Accidental Sampling). Menurut Yunus. (2010,
hlm. 303) sampling aksidental dilakukan apabila peneliti tidak mengetahui
sampling frame dan sulit menemukan atau menemui anggota populasi yang dapat
dipilih menjadi anggota sampel sehingga untuk maksud memperoleh gambaran
mengenai populasi, peneliti memutuskan untuk memilih siapa saja yang
memenuhi kriteria yang telah di tetapkan dan yang dapat ditemui.
Dalam penelitian menggunakan teknik aksidental berdasarkan faktor
spontanitas yang artinya siapa saja tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan
sesuai dengan karakteristik atau klasifikasi, maka orang tersebut dapat diambil
sebagai sampel atau responden (Wawang, 2008, hlm.33). Adapun klasifikasi
pengguna angkutan kota di Kota Bogor seperti pengemudi/supir/pemilik dan
jumlah penumpang sebagai berikut:
1. Pengemudi/supir Angkutan Kota
Jumlah pengemudi atau supir angkutan kota dilihat dari jumlah kendaraan yang
beroperasi. Data tersebut didapat dari Dinas Perhubungan. Oleh karena itu maka
akan dijelaskan seperti pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Pengemudi Supir Angkutan Kota
Angkutan Jumlah Kendaraan
No.
Kota
Operasi
1.
01
35
2.
03
255
3.
15
105
4.
08
146
5.
13
77
Total
618
Sumber: Dinas Perhubungan Tahun 2015

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

Dari data supir angkutan kota tersebut berjumlah 618 orang, untuk
memudahkan mendapatkan sampel supir/pemilik maka peneliti akan menghitung
dengan rumus Slovin (Darmawan, 2013, hlm. 156) berikut ini:
n=
Dimana : n

= Jumlah sampel

N

= Jumlah populasi

E

= Taraf siginifikan

Tingkat keyakinan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 90% sehingga
Taraf signifikan penarikan sampel ditentukan 0,1. Maka dari perhitungan rumus
Slovin tersebut dapat diperoleh sampel yang dibutuhkan yaitu:
n=
n=
n=
n=
n = 86
Oleh karena itu, untuk pengambilan sampel secara accidental sampling
supir angkutan/pemilik sebanyak 86 orang.
Kemudian untuk sampel penumpang diambil dari wawancara terlebih
dahulu pada responden supir dimana rata-rata penumpang didapatkan 40 orang
per hari. Untuk mendapatkan jumlah responden penumpang juga akan dihitung
dengan rumus Slovin (Darmawan, 2013, hlm. 156) berikut ini:
n=
Dimana : n

= Jumlah sampel

N

= Jumlah populasi

E

= Taraf siginifikan

Tingkat keyakinan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 90% sehingga
Taraf signifikan penarikan sampel ditentukan 0,1. Maka dari perhitungan rumus
Slovin tersebut dapat diperoleh sampel yang dibutuhkan yaitu:

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

n=
n=
n=
n=

n = 28,57
n = 29

Oleh karena itu, untuk pengambilan sampel secara accidental sampling
untuk penumpang sebanyak 29 orang
E.

Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan langkah-langkah yang dibuat peneliti pada

sebuah penelitian untuk melaksanakan penelitian dari mulai perencanaan hingga
mendapatkan hasil dan kesimpulan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Nazir (2009, hlm. 99) bahwa desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu, desain
penelitian memiliki beberapa tahapan yang akan dilakukan peneliti seperti berikut.
1. Pra Penelitian
Identifikasi kondisi lalu lintas di Kota Bogor, mendapatkan data-data sekunder
ke beberapa instansi terkait seperti data jaringan jalan, data rute angkutan kota,
data jumlah supir berdasarkan kendaraan angkutan kota yang beroperasi serta data
jumlah penumpang dengan wawancara terlebih dahulu ke supir/pemilik angkutan.
2. Penelitian
a. Rute Angkutan Kota Eksisting
Untuk mengetahui pola rute angkutan kota di Kota Bogor berdasarkan
indeks konektivitas
b. Wawancara Sosial-Ekonomi Supir/Pemilik Angkutan Kota
Untuk mengetahui mengenai modal, biaya dan pendapatan
c. Wawancara Pengguna Angkutan Kota seperti Penumpang
Untuk mengetahui tarif, kenyamanan, keamanan dan ketepatan waktu
selama menggunakan angkutan kota
3. Pasca penelitian
Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

Rekomendasi, pada tahap rekomendasi ini yang dihasilkan adalah rekomendasi
untuk penentuan rute terbaik agar tidak terjadi penumpukan atau kemacetan lalu
lintas.
F.

Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm.2) variabel adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya.
Dimana dalam suatu penelitian harus memperhatikan beberapa variabel dari setiap
variabel memiliki indikator yang akan di teliti. Pada penelitian ini hanya memiliki
satu variabel dan beberapa indikator. Adapun yang menjadi variabel dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5

Variabel

Evaluasi Rute
Transportasi
Angkutan Kota

G.

Tabel 3.5 Variabel Penelitian
Rumusan Masalah
Indikator
1. Rute Eksisting
Pola Rute Angkutan Kota
2. Panjang Lintasan
3. Waktu Tempuh
Supir:
1. Biaya Tetap : Modal,
STNK, BAN, Suku
Cadang dan Pelumas
2. Biaya Tidak Tetap :
BBM, DLLAJ dan Cuci
Faktor-Faktor Yang
Mobil
Mempengaruhi Pemilihan
3. Pendapatan
Rute
Penumpang
1. Tarif
2. Keamanan
3. Kenyamanan
4. Ketepatan Waktu
Sumber: Hasil Analisis Peneliti 2016

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan peneliti
ini sangatlah penting untuk mengetahui keadaan di lapangan yang sebenarnya
dengan menjawab semua permasalahan penelitian. Hal ini sesuai yang

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 102). Oleh karena itu, adapun instrumen
yang akan digunakan peneliti yaitu:
1. Alat
Alat yang akan digunakan penelitian ini sebagai berikut:
a. Laptop dengan aplikasi ArcGis 10.8
b. Lembar Wawancara
c. Kamera Nikon D300
d. Software Microsoft Word 2010
e. Software Microsoft Excel 2010
2. Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Peta Jaringan Jalan Kota Bogor
b. Data Rute Angkutan Kota di Kota Bogor dari Dinas Perhubungan
c. Data Supir/Pemilik Angkutan Kota berdasarkan Jumlah Kendaraan yang
beroperasi
H.

Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 62) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling startegis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah data. Lihat seperti Tabel 3.6
Tabel 3.6 Sumber Data Penelitian
Sumber
Data
Data
Primer Sekunder




Instrumen

No
.

Variabel

Data yang diperlukan

1.

Pola Rute
Angkutan
Kota

2.

Faktor
Pemilihan
Rute

1. Rute Eksisting

2. Panjang Lintasan

3. Waktu Tempuh

Supir:


1. Modal
2. Biaya


3. Pendapatan


Penumpang:


1. Tarif
2. Keamanan


3. Kenyamanan


4. Ketepatan Waktu


Sumber: Hasil Analisis Peneliti 2016

Wawancara

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

Berdasarkan

pada

Tabel

3.6

diatas

menunjukkan

bahwa

teknik

pengumpulan data penelitian ini hanya menggunakan instrumen wawancara.
Sumber data yang akan diambil juga meliputi data primer dan data sekunder.
Dimana cara pengambilan data tersebut sangat berbeda. Oleh karena itu, akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk tujuan tertentu
agar mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden
dengan bertatap muka. Pada tahap wawancara ini agar mendapatakan data primer
dan data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan peneliti ini adalah data
wawancara ke Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk mengetahui rute
eksisting, panjang lintasan dan waktu tempuh angkutan kota di Kota Bogor. Lalu
data primer yang akan digunakan peneliti adalah wawancara ke responden yang
meliputi supir/pemilik dan penumpang mengenai biaya dan pendapatan. kemudian
wawancara penumpang untuk mengetahui tarif, keamanan, kenyamanan dan
ketepatan waktu dalam menggunakan angkutan kota. Setelah itu hasil dari
wawancara tersebut akan di deskripsikan.
I.

Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2008, hal 142) teknik analisis data adalah proses

pengelompokan data berdasarkan variabel dan respon, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan tiap data dan variabel
yang diteliti dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
Berdasarkan pernyataan diatas maka dalam menjawab rumusan masalah ada
beberapa teknik analisis yaitu :
1.

Analisis Indeks Konektivitas
Nilai konektivitas digunakan untuk mengetahui transportasi angkutan kota

pada setiap kecamatan dapat menunjang kebutuhan aktivitas manusia untuk
melakukan perjalanan. Menurut K.J Kansky dalam Nursyid, Sumaatmadja (2010,
hlm.153) rumus indeks konektivitas, yaitu:  =
Keterangan:

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

 : Indeks Konektivitas
e : Jumlah jaringan jalan

v : Jumlah rute

Hasil perhitungan tersebut dapat diartikan dalam dua kategori seperti pada
Tabel 3.7 berikut.
No.
1.
2.

Tabel 3.7 Kategori Indeks Konektivitas
Hasil
Kategori
Pola Jaringan Pohon
Nilai indeks () 1
Sumber: K.J Kansky dalam Sumaatmadja,
Nursyid (2010,hlm.153)

2. Analisis Persentase
Analisis

presentase

digunakan

untuk

mengetahui

kecenderungan-

kecenderungan jawaban responden yang digunakan berdasarkan metode
presentase menurut Santoso (2001, hlm. 299) dengan rumus P
Keterangan: P

= x 100%

= Persentase

F
= Data yang di dapat
n
= Jumlah seluruh data
100%
= Bilangan konstan
Perhitungannya dengan memasukan angka ke dalam rumus tersebut
kemudian akan diperoleh hasil jawaban responden terhadap pertanyaan yang
diajukan, kemudian hasil perhitungannya dibandingkan dengan kriteria yang
sudah ditentukan. Adapun penjabaran dari kriteria hasil perhitungannya yaitu
menggunakan persentase hasil penelitian seperti pada Tabel 3.8
Tabel 3.8 Persentase Hasil Penelitian
Persentase
Kriteria
0
Tidak ada
1-24
Sebagian kecil
25-49
Hampir setengahnya
50
Setengahnya
51-74
Sebagian besar
75-99
Hampir seluruhnya
100
Seluruhnya
Sumber: Arikunto (2006, hlm.57)

3. Analisis Deskriptif

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil wawancara
supir/pemilik angkutan mengenai biaya dan pendapatan. Biaya terbagi menjadi
dua yaitu biaya tetap yang meliputi modal, stnk, ban, suku cadang dan pelumas,
kemudian biaya tidak tetap yang meliputi biaya bbm, dllaj, cuci mobil. Dan yang
terakhir yaitu biaya pendapatan. Selain itu, wawancara penumpang mengenai
tarif, keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu selama menggunakan
angkutan kota.
4.

Analisis Perangkat Lunak Sistem Informasi Geografis
Untuk perangkat lunak sistem informasi geografis di dalamnya terdapat

network analysis. Dimana network analyst ini dapat memecahkan masalah seperti
rute terbaik, fasilitas dan servis area. Cara penentuan rute terbaik dapat dilihat dari
waktu tempuh dan jarak. Namun, peneliti cara pengambilan rute terbaik itu
menggunakan titik kemacetan agar angkutan kota tersebut tidak melalui rute atau
jalur yang macet agar mendapatkan hasil rute terbaik, terefisien dan terefektif
demi kenyamanan penumpang dengan menggunakan network analysis ini.
J. Alur Penelitian
Alur penelitian merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam
penulisan skripsi agar data yang dikumpulkan memiliki tahapan. Ketika pada
penelitian ini dilakukan secara sistematis makan akan memudahkan peneliti untuk
mengolah data agar tujuan peneliti dapat tercapai sesuai dengan keinginan dan
menjadikan simpulan. Adapun alur penelitian evaluasi rute transportasi angkutan
kota dengan menggunakan sistem informasi geografis (Studi kasus di Kota
Bogor). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Berdasrkan Gambar 3.1 penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rute terbaik
di Kota Bogor dengan menggunakan aplikasi Arcgis yaitu network analysis.
Langkah-langkah yang akan dijelaskan pada tahapan pertama yaitu pertama
membuat peta rute dan titik kemacetan kemudian di overlay sehingga
mendapatkan peta overlay rute angkutan dan titik kemacetan di Kota Bogor. Dari
peta tersebut dapat dilihat rute yang mengalami overlapping dan melewati ruas
jalan yang mengalami kemacetan. Lalu, tahap selanjutnya pengumpulan data
dengan wawancara ke pihak Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk
Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

mengetahui rute eksisting, jarak dan jumlah angkutan agar dapat dianalisis
menggunakan indeks konektivitas untuk mengetahui pola rute angkutan kota.
Selanjutnya wawancara ke supir/pemilik angkutan untuk pemilihan rute
berdasarkan modal, biaya dan pendapat. Kemudian wawancara ke penumpang
untk mengetahui tarif, keamanan, kenyamanan dan ketepatan waktu. Setelah
mendapatkan hasil di analisis secara deskriptif. Tahap terakhir yaitu semuanya di
korelasikan antara biaya dan pendapatan terhadap rute angkutan kota sehingga
akan menentukan rute terbaik untuk angkutan kota dengan menggunakan network
analysis sebagai rekomendasi rute.

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42
Peta Rute
Angkutan Kota
Overlay

Peta Overlay Rute Angkutan
dan Titik Kemacetan di Kota
Bogor

Peta Titik
Kemacetan
Pengumpulan
Data

Wawancara

Wawancara

Rute Eksiting

Pola Rute Eksisting
Angkutan Kota

Analisis Indeks
Konektivitas

Panjang Lintasan

Data biaya tetap,
biaya tidak tetap
dan pendapatan
supir/pemilik
angkutan kota

Data tarif, keamanan,
kenyamanan dan
ketepatan waktu
untuk penumpang

Waktu Tempuh

Analisis Deskriptif

Penentuan Rute Terbaik
Angkutan Kota dengan
menggunakan Network Analysis

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Peta Rekomendasi Rute
Angkutan Kota di Kota Bogor

43

Ghina Fadhillah, 2016
EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu