Pola Penyebaran Vascular Bundles Terhadap Kadar Air. Dibawah bimbingan RUDI HARTONO dan ERWINSYAH

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Potensi Tanaman Kelapa Sawit
Menurut

Hadi

(2004)

pengklasifikasian

kelapa

sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang tergolong :
Kingdom

: Plantae

Divisi


: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Ordo

: Arecales

Familia

: Arecaceae

Genus

: Elaeis

Spesies


: Elaeis guineensis Jacq.

Luas Areal Kelapa Sawit
Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu produk yang berkembang
dengan pesat di Indonesia.Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang dari
tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan akan produk
olahannya. Luas areal perkebunan kelapa sawit pada tahun 1967 tercatat 105.808
hektar dan dikelola seluruhnya oleh perkebunan besar Negara maupun perkebunan
swasta. Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dimulai tahun 1979 dengan luas areal 3.125
hektar. Menurut data Kementerian Pertanian (2016) pada tahun 2015 luas areal
perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai lebih dari 11,3 juta ha untuk
seluruh luasan di Indonesia. Dibawah ini tabel luasan areal perkebunan kelapa
sawit untuk level nasional.:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Luas perkebunan kelapa sawit berdasarkan level nasional
Lokasi
Aceh

Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Jawa Barat
Banten
Kalimantan Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan

Sulawesi
Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Papua Barat
Papua

2010
329,562
1,054,849
353,412
2,031,817
488,911
777,716
274,728
157,402
164,482
8,488
12,323

15,734
750,948
911,441

2011
354,615
1,175,078
374,211
1,912,009
625,974
820,787
299,886
117,67
178,408
6,216
9,196
16,491
683,276
1,003,100


2012
363,660
1,192,466
376,858
2,037,733
687,892
821,391
309,723
144,466
197,586
8,932
9,039
20,044
885,075
1,024,973

2013
396,644
1,340,348
364,208

2,193,721
657,929
1,060,573
290,633
158,045
201,091
19,036
13,611
20,101
914,835
1,099,692

2014
420,173
1,396,273
376,474
2,290,736
692,967
923,002
293,800

184,914
206,207
19,001
13,624
19,724
936,407
1,115,933

2015
319,167
[4]
1,057,769
[4]
347,800
[4]
1,949,061
[4]
494,078
[4]
789,065

[4]
226,754
[4]
154,766
[4]
143,909
[4]
0
[4]
12,301
[4]
15,370
[4]
621,986
[4]
1,143,114

353,724

420,158


423,208

475,739

512,897

[4]

446,094
0
55,214
19,853
25,485

676,395
0
95,820
23,416
38,660


716,662
0
112,661
41,982
40,041

816,257
0
140,882
36,262
45,418

733,397
153,315
147,912
50,914
45,206

[4]

0
95,770
0
21,798
35,664

0
100,059
0
23,575
35,502

0
94,819
0
23,575
39,928

0
96,318
33,981
38,976
50,720

4,306
106,365
10,297
49,597
51,360

[4]

[4]

324,096

554,716
0
[4]
66,575
[4]
17,500
[4]
23,335
[4]

0
108,083
[4]
0
[4]
31,543
[4]
26,376
[4]

Sumber : Kementerian Pertanian, 2016

Sifat-sifat Kelapa Sawit
1. Sifat Anatomi
Tanaman kelapa sawit termasuk dalam kelas monokotil. Dalam
pertumbuhannya, tanaman monokotil berbeda dengan tanaman dikotil karena
tidak dijumpai adanya meristem lateral, sehingga pada monokotil pertumbuhan
hanya ditentukan oleh meristem apikal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk batang
yang tidak mengalami penambahan diameter sepanjanghidupnya (Killmann dan
Choon 1985; Prayitno 1991).
Erwinsyah (2008) mengemukakan bahwa struktur vascular bundles terdiri
dari 1 atau 2 vessels pada zona peripheral dan 2 atau 3 vessels pada zona

Universitas Sumatera Utara

centraldan inner. Vessels tersebut dibagi juga menjadi 2 bagian yaitu vessels
besar dan kecil. Vessel besar memiliki dinding tebal dan diduga sebagai
komponen utama untuk transportasi nutrisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 1 dan Gambar 2.

(a) Vascular bundles dengan 1 buah vessel besar
besar

(b) Vascular bundles dengan 3 buah vessel

Gambar 1. Vascular bundlesdengan 1 buah vessel besar (a) dan 3 buah vessel
besar (b) pada bidang lintang menggunakan light microscopy (sumber
Erwinsyah 2008)

Gambar 2.

Struktur vascular bundles BKS pada bidang lintang dengan
keberadaan jaringan parenchymatous ground, vessels, fibres dan
phloem (foto oleh E. Bäucker 2005 dalam Erwinsyah 2008)

Universitas Sumatera Utara

Rahayu (2001) dan Erwinsyah (2008) mengemukakan bahwa komponen
utama penyusun BKS adalah vascular bundles dan parenkim, maka bila pada
lokasi tertentu dijumpai vascular bundles dalam jumlah yang banyak, akibatnya
proporsi parenkim akan berkurang. Luasan vascular bundles di bagian tepi
lebihtinggi dan semakin berkurang ke arah pusat, sebaliknya di bagian tepi luasan
parenkim lebih rendah dan semakin meningkat ke arah pusat.
Variasi luasan vascular bundles menurut arah kedalaman dan ketinggian
diduga ada kaitannya dengan jaringan phloem dan xylem yang dikelilingi oleh
parenchyme, serta terkait pula dengan umur dan fungsi jaringan dalam batang.
Pada bagian batang yang masih muda (bagian pusat dan ujung batang) dimana
jaringan penyusun kayunya masih aktif, sel-sel parenchyme lebih mendominasi
dibandingkan vascular bundles. Sedangkan di bagian batang yang sel-sel
penyusunya sudah tidak aktif khususnya bagian tepi dan pangkal batang, vascular
bundles yang lebih dominan (Rahayu, 2001).
Erwinsyah (2008) membagi penampang lintang batang menjadi 3 bagian
yaitu peripheral, central dan inner zone.Zona peripheral merupakan zona paling
luar batang sebelum kulit dan korteks dan hanya 30% dari seluruh total
area.Vascular bundles pada area ini sangat padat, sedangkan sel parenkim sangat
sedikit dibandingkan wilayah lainnya. Secara visual, daerah ini terlihat agak
gelap.Zona central merupakan daerah paling lebar sekitar 50 % dari total seluruh
area.Orientasi vascular bundles pada area ini adalah random atau acak. Zona inner
hanya 20 % dari total area dan memiliki kandungan sel parenkim yang tinggi.
Kandungan vascular bundlespada area ini paling sedikit dibandingkan area
lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Sulaiman, dkk.(2012) menyatakan bahwa zona periperal merupakan
daerah dekat dengan lapisan parenkim dan banyak vascular bundles yang
memberikan kekuatan batang kelapa sawit. Wilayah ini mencakup sekitar 20%
dari total luas penampang dengan jumlah vascular bundles sekitar 87/cm2. Zona
central mencakup sekitar 80% dari total area dan terdiri dari vascular bundles
yang tersebar di daerah lebih luas dan terdapat di dalam jaringan parenkim tipis.
Lim dan Khoo (1986) dalam Sulaiman (2012) memperkirakan jumlah vascular
bundles adalah sekitar 37/cm2.
Menurut Lim dan Gan (2005) dan Erwinsyah (2008) Jumlah vascular
bundles

berhubungan

dengan

kekuatan

batang

kelapa

sawit

yang

dihasilkan.Kekuatan batang kelapa sawit semakin menurun seiring dengan
meningkatnya ketinggian batang kelapa sawit. Menurut Lim dan Khoo (1986)
dalam Abdullah (2010) menyatakan jumlah vascular bundles per satuan luas
mengalami penurunan menuju zona dalam dan mengalami peningkatan dari ujung
menuju pangkal batang.
Balfas (2009) juga menyatakan bahwa bagian luar kayu sawit dari pohon
tua memiliki jumlah vascular bundles sekitar 40% lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah jaringan pada kayu sawit bagian luar dari pohon muda. Perbedaan
jumlah vascular bundles antara kayu dari pohon tua dan pohon muda tampak
lebih ekstrim pada bagian kayu tengah dan dalam. Perbedaaan jumlah jaringan
vaskular pada kedua bagian tersebut dapat mencapai lebih dari 100%. Demikian
juga Hartono, dkk (2011) mengemukakan bahwa perbedaan nilai kerapatan antara
bagian tepi ke arah pusat batang terkait dengan distribusi vascular bundles dalam
batang.

Universitas Sumatera Utara

2. Sifat Fisis dan Mekanis
Menurut Choon dkk, (1991), kerapatan kayu kelapa sawit di tiga zona
yang berbeda pada berbagai tinggi batang.Nilai kerapatan secara bertahap
meningkat dari zona dalam ke zona pheriperal.Kecenderungan ini serupa untuk
semua posisi ketinggian batang.Kayu zonasi kelapa sawit pada bagian melintang
sangat signifikan mempengaruhi kepadatan kayu. Perbedaan nilai densitas pada
satu zona ke yang lain tergantung posisinya dibagian melintang.
Kadar air (KA) batang kelapa sawit bervariasi antara 100-500%. Kenaikan
KA yang bertahap ini diindikasikan terhadap ketinggian dan kedalaman posisi
batang, yang bagian terendah dan luar batang memiliki nilai yang sangat jauh
dengan 2 bagian batang lainnya.Kecenderungan kenaikan KA ini dapat
dijelaskan dengan mempertimbangkan distribusi jaringan parenkim yang
berfungsi menyimpan atau menahan lebih banyak air daripada jaringan pembuluh
(Choon dkk, 1991).
Menurut Prayitno (1995) dalam Rahayu (2001) kadar air kayu akan turun
dari pangkal kebeberapa meter di atas pangkal dan kemudian naik menuju bagian
ujung. Selain itu kadar air ini juga akan turun dari bagian pusat kayu ke bagian
kulit pada semua ketinggian batang. Hal ini disebabkan pada bagian pusat dan
bagian ujung memiliki persentase jumlah parenkim yang lebih besar daripada
vascular bundles.sedangkan parenkim memiliki kemampuan untuk mengikat air
lebih banyak daripada vascular bundles..
Lim dan Gan (2005) menyatakan bahwa kadar air batang bisa berkisar
120 % bahkan lebih dari 500 % pada bagian kulit (pheripheral) menuju empulur
atau bagian pusat. Gun, dkk.dalamLim dan Gan (2005) juga menyatakan bahwa

Universitas Sumatera Utara

kadar air bervariasi dari 76,5 % sampai 575,4 % dengan rata-rata
326,2 ± 115,7 %. Variasi kadar air ini dapat dilihat dari jumlah vascular bundles
dan jaringan parenkim dalam batang kelapa sawit.
Sifat mekanis kayu batang kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 2 dengan
membandingkan beberapa sifat mekanis batang kelapa sawit dengan beberapa
spesies kayu dan 2 jenis monokotil.Beberapa sifat penting dari batang kelapa
sawit untuk setiap bagian batang disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Perbandingan sifat Elaeis guineensis Jacq dengan beberapa jenis kayu
Spesies
Kerapatan
MOE
MOR
Tekan // Kekerasan
(kering
(Mpa)
(Mpa)
Serat
(N)
oven)
(MPa)
Kg/cm3
Kelapa sawit
220-550
800-8000
8-45
5-25
350-2450
(30 tahun)
Kayu kelapa
250-850
3100-11400
26-105
19-49
520-4400
(60 tahun)
Cengal
820
19600
149
75
9480
Kapur
690
13200
73
39
5560
Kayu karet
530
8800
58
26
4320
Sumber : Choon (1991)

Tabel 3. Sifat-sifat dasar batang kelapa sawit
Sifat-sifat penting
Bagian dalam batang
Tepi
Tengah
Berat Jenis
0,35
0,28
Kadar Air %
156
257
2
Kekakuan lentur, kg/ cm
29996
11421
Keteguhan lentur, kg/ cm2
295
129
Susut volume, %
26
39
Kelas awet
V
V
Kelas kuat
III-V
V
Sumber : Bakar (2003).

Pusat
0,20
365
6980
67
48
V
V

Bakar (2003) mengemukakan bahwa berat jenis, kadar air, modulus patah
(MOE), modulus elastisitas (MOR), susut volume dan kelas kuat pada
batangkelapa sawit sangat bervariasi, tergantung pada bagian batang. Umumnya

Universitas Sumatera Utara

bagian tepi batang kelapa sawit lebih baik kualitasnya daripada bagian tengah dan
pusat.

METODE PENELITIAN

a. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai Agustus 2016.
Pengukuran vascular bundles dan kadar air dilakukan di laboratorium Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan.

b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang kelapa sawit
berasal dari Kebun Aek Pancur milik PPKS yang telah dipotong menjadi disc.
Alat yang digunakan adalah chainsaw yang berfungsi untuk memotong batang
kelapa sawit, circular saw yang berfungsi untuk membelah disc menjadi
berukuran 2x2 cm, oven, desikator, kaliper, kamera digital, timbangan elektrik,
dan juga alat tulis.

Prosedur penelitian
1. Penebangan pohon
Tanaman kelapa sawit yang berumur 30 tahun dan 40 tahun dengan
diameter berkisar antara 74,5 cm dan 80,25 cm berasal dari desa Aek Pancur,
kabupaten Deli Serdang ditebang sebanyak dua batang. Dari setiap batang
diambil potongan berupa disc setebal 5 cm pada setiap ketinggian 0,5m, 2m,
3,5m, 5m, 6,5 m, 8m, dan 9,5m.

Universitas Sumatera Utara