Hubungan Status Ekonomi dan Pengetahuan Masyarakat terhadap Kanker Rongga Mulut di Kotamadya Medan 2014

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah wujud
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut terjadi melalui
panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan
peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior).8
Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai tingkatan yang berbeda
– beda. Secara garis besar pengetahuan dibagi dalam enam tingkat yaitu:
1. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada sebelumnya dari
seluruh bahan yang diperoleh atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menguraikan,
menyebut, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.8
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
suatu objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan apabila seseorang mampu untuk mengaplikasikan atau
menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi.8
4. Analisis
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan memisahkan
serta mencari hubungan antara komponen – komponen yang terdapat dalam suatu
masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah

Universitas Sumatera Utara

sampai pada tingkat ini adalah apabila orang tersebut dapat membedakan atau
mengelompokkan objek tersebut.8
5. Sintesis
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen – komponen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang telah ada.8
6. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.8

2.2 Status Ekonomi
Kelas sosial atau golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak
dipakai untuk menunjukan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Jadi,
definisi kelas sosial atau golongan sosial ialah sekelompok manusia yang menempati
lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.9
Status ekonomi paling sering dicirikan sebagai peringkat hirarkis individu
atau keluarga dalam sebuah komunitas atau masyarakat tertentu. Indikator-indikator
status ekonomi menegosiasikan status dalam masyarakat dan termasuk karakteristik
berwujud seperti tingkat pendidikan, pekerjaan prestise, otoritas, asosiasi kelompok,
tempat tinggal, dan kedudukan masyarakat. Beberapa indikator ekonomi utama
adalah aset berwujud dan termasuk gaji, kekayaan, kepemilikan rumah, dana pensiun,
dan kepemilikan harta.9
Kelas sosial berdasarkan status ekonomi dapat dibagi menjadi kelas atau
golongan menurut Aristoteles9, yaitu:
1. golongan sangat kaya
2. golongan kaya, dan
3. golongan miskin

Aristoteles9 menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:

Universitas Sumatera Utara

1. Golongan pertama: merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka
terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
2. Golongan kedua: merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
3. Golongan ketiga: merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka
kebanyakan rakyat biasa.
Marx9 juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis: adalah mereka yang menguasai tanah dan alat
produksi.
b. Golongan menengah: terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar: adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat
produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Pitirim A.Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis.  Menurut
Bouman10, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara
hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu. Pelapisan sosial

merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di mana pun, pelapisan
sosial selalu ada. Soemardjan dan Soemardi10 (1974) menyebutkan bahwa selama
dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan
sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan,
ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.10
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah
pembedaan antarwarga masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat.
Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat di antaranya ada kelas
sosial tinggi, sedang, dan rendah.10
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan dalam evaluasi status ekonomi.
Indikator yang paling penting adalah status pekerjaan, pendapatan dan tingkat
pendidikan. Status pekerjaan sangat relevan karena menentukan tempat orang-orang
dalam hirarki sosial. Pendekatan yang paling umum terdiri dari mengelompokkan
orang berdasarkan posisi mereka dalam tenaga kerja menjadi beberapa kelompok atau

Universitas Sumatera Utara

kelas sosial. Kelompok ini dapat dibagi seperti pekerja tingkat tinggi, tingkat rendah
dan pengangguran.11
Pendapatan adalah instrumen yang sering digunakan untuk mengukur status

ekonomi sosial, yang relevan untuk realisasi strategi kesehatan. Pendapatan dapat
dibagi atas tiga kelompok, kelompok pendapatan rendah yaitu kurang dari Rp.
1.375.000, kelompok pendapatan sedang antara Rp. 1.375.000 dan Rp. 14.000.000
dan kelompok pendapatan tinggi yaitu di atas Rp. 14.000.00. Ketidaksetaraan
pendapatan yang dihasilkan berhubungan dengan perbedaan dalam mortalitas dan
morbiditas,

termasuk

penyakit

kesehatan

mulut.

Pendapatan

yang

tinggi


memungkinkan akses ke layanan kesehatan mulut yang baik, lingkungan yang baik
untuk kesehatan dan menawarkan kesempatan untuk mengadopsi perilaku kesehatan
mulut yang tepat.11
Tingkat pendidikan, umumnya, ada hubungan proporsionalitas yang langsung
antara tingkat pendidikan dan kesehatan mulut yang berhubungan dengan kualitas
hidup.

Tingkat

pendidikan

yang

tinggi

menawarkan

kemungkinan


untuk

mendapatkan dan memahami informasi mengenai perilaku kesehatan mulut dan
promosi kesehatan gigi dan mulut. Banyak penelitian menegaskan hubungan antara
ketidaksetaraan dalam status ekonomi dan ketidaksetaraan dalam kesehatan mulut.
Hal ini terbukti bahwa ada perbedaan perilaku kesehatan mulut antara kaya dan yang
bukan kaya.11
Keluarga dengan status ekonomi rendah sering kekurangan keuangan,
dukungan sosial dan pendidikan. Status ekonomi rendah berkorelasi dengan
pendidikan rendah, kemiskinan, dan kesehatan yang buruk, akhirnya mempengaruhi
masyarakat kita secara keseluruhan.9,

12

Di Amerika Serikat ketidakadilan dalam

distribusi kekayaan dan kualitas hidup meningkat dan juga secara global.  Penelitian
menunjukan bahwa anak-anak dari rumah tangga status ekonomi rendah
mengembangkan kemampuan akademik lebih lambat dibandingkan dengan anak dari
kelompok status ekonomi yang lebih tinggi. Kemampuan akademik awal yang

berkorelasi dengan lingkungan rumah, di mana lingkungan literasi rendah dan stres
kronis negatif mempengaruhi keterampilan pre akademik anak. Sistem sekolah di

Universitas Sumatera Utara

masyarakat status ekonomi rendah sering menghadapi masalah kekurangan sumber,
lalu mengurangi perkembangan akademik mahasiswa. Pendidikan yang tidak
memadai dan meningkatnya angka berhenti sekolah mempengaruhi prestasi akademik
anak-anak, sehingga melangsungkan status rendah ekonomi masyarakat.9, 12
Sebaliknya, keluarga dari status ekonomi tinggi dapat menerima pendidikan
yang lebih baik sehingga pekerjaan yang dimiliki lebih baik dan pendapatan yang
lebih tinggi yang memungkinkan mereka untuk memiliki akses atau pengetahuan
yang lebih luas mengenai kesehatan.9

2.3 Kanker Mulut
2.3.1 Definisi
Kanker oral atau kanker mulut adalah istilah yang digunakan untuk
mengidentifikasi neoplasma ganas atau tumor yang berasal dari mukosa yang
melapisi rongga mulut.13 Kanker mulut dapat dibagi lagi menjadi entitas yang
berbeda didasarkan pada lokasi awal dari lesi lokal. Antara lokasi – lokasinya adalah

pada bibir, lidah, tonsil, gingiva, palatum keras, palatum lunak dasar mulut dan
permukaan bukal.13

2.3.2 Epidemiologi
Kanker mulut adalah kanker yang ke sebelas paling umum di dunia. Hal ini
terjadi sekitar 2,4 persen dari seluruh kanker dengan tingkat insidens tinggi di negara
berkembang.3 Lebih dari 90% kanker rongga mulut adalah kanker sel skuamosa. Di
Kanada, kanker mulut didiagnosis pada 3.200 orang dan telah menyebabkan
sebanyak 1.100 kematian pada tahun 2007. Pada saat ini di Kanada, lebih banyak
kasus kanker mulut yang didiagnosis dalam satu tahun dibandingkan serviks atau
kanker ovarium, dan lebih banyak kematian terjadi akibat kanker mulut dibandingkan
dari melanoma atau kanker rahim.14
Kanker mulut adalah kanker paling umum yang ke lima belas di Inggris
(2010). Ini adalah kanker yang ke sebelas paling umum di kalangan pria di Inggris

Universitas Sumatera Utara

dan kanker yang ke lima belas paling umum di kalangan wanita. Pada tahun 2010
terdapat 6539 kasus baru kanker mulut di Inggris 4307 (66%) pada pria dan 2232
(34%) pada wanita dengan perbandingan laki-laki: perempuan rasio 19:10.15

Di Malaysia, studi menunjukan kejadian kanker mulut bervariasi menurut
jenis kelamin dan kelompok etnis, dengan prevalensi tertinggi di antara kaum India.
Kanker mulut adalah kanker keenam yang paling umum di kalangan laki-laki India
(4,5%) dan kanker ketiga yang paling umum di antara wanita India (6,5%) di
Malaysia. Jika dibagi menurut jenis kelamin, kanker mulut merupakan kanker yang
kesembilan belas dan keenam belas antara pria dan wanita masing-masing.3

2.3.3 Etiologi
Etiologi kanker mulut sampai sekarang masih belum diketahui dengan pasti.
Ini disebabkan karena etiologi terjadinya kanker multifaktorial dan kompleks.16
Resiko terjadinya kanker akan lebih meningkat apabila digabung antara faktor –
faktor predisposisi, misalnya merokok dengan minum alkohol, dan menyirih dengan
tembakau.17
Usia, kejadian kanker mulut secara jelas berhubungan dengan usia, yang
mungkin mencerminkan penurunan pengendalian imunitas dengan usia. Orang-orang
di atas usia 40 memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker mulut. Kanker mulut dapat
terjadi pada semua usia, namun kejadian meningkat setelah umur lebih dari 40 tahun.
Individu yang berusia di atas 60 memiliki insiden tertinggi kanker mulut.18
Pengelompokan usia menurut Setyonegoro dan Mohammad19 adalah sebagai berikut:







Anak – anak , yaitu usia 0 sampai 10 tahun
Dewasa, yaitu usia 18 sampai 64 tahun dan,
Orang tua, dari 65 sampai 80 tahun
Merokok, selama bertahun tahun telah diasumsikan bahwa ada hubungan

dengan karsinoma mulut.16 Tembakau adalah bentuk lain dari iritasi kronis,
tampaknya berperan dalam stimulasi proses prakanker dan/atau kanker. Ketika
kontak langsung dengan membran mukosa mulut untuk jangka waktu yang lama,

Universitas Sumatera Utara

dapat menghasilkan leukoplakia dan kanker pada individu yang rentan. Ada bukti
mengatakan bahwa asap tembakau tidak langsung merangsang perkembangan lesi
ganas, namun ada juga kasus yang ditemui bahwa asap tembakau dari cerutu
merangsang perkembangan lesi ganas. Ada sedikit keraguan bahwa pada individu
tertentu yang merokok menyebabkan perkembangan leukoplakia yang dapat
memungkinkan terjadinya lesi prakanker yang berbahaya. Merokok harus dilarang di
mana adanya bukti iritasi mukosa kronis, malignan atau leukoplakia.13 Namun, tinggi
insiden karsinoma oral di India terjadi karena kebiasaan merokok yang sangat luas, di
mana merokok bidi menjadi signifikan.16 Penggunaan tembakau sangat terkait dengan
status ekonomi rendah. Prevalensi merokok saat ini tinggi di antara orang dewasa
dengan pekerjaan kelas pekerja, tingkat pendidikan rendah, dan berpenghasilan
rendah. Tingkat merokok juga bervariasi berdasarkan tingkat pendidikan. Di antara
orang dewasa di atas usia 25, orang-orang dengan diploma General Education
Development (GED) memiliki prevalensi tertinggi merokok (44%), diikuti oleh orang
dengan 9 sampai 11 tahun pendidikan (33,3%). Mereka yang memiliki gelar sarjana
(11,4%) atau sarjana (6,2%) memiliki prevalensi merokok terendah.20
Kebiasaan mengunyah paan atau mengunyah sirih adalah salah satu kebiasaan
mengunyah paling sering dilakukan di dunia, dan sangat umum terjadi di selatan timur Asia dan India.16 Kanker mulut menjadi umum di antara pengunyah sirih.13
Kebiasaan ini menyebabkan terjadinya leukoplakia karena sirih yang dikunyah
disimpan di dalam mulut dan transformasi menjadi maligna biasanya dibuktikan
secara klinis dengan adanya perkembangan papilliferous ataupun ulserasi.16 Namun,
penemuan terbaru dari India mengindikasikan bahwa pengunyah sirih saja tidak
menyebabkan kanker mulut kecuali bila sirih dicampurkan dengan tembakau dan diet
sehari – hari yang tidak memadai.13
Alkohol, studi epidemiologi di beberapa negara telah menunjukan bahwa
risiko terkena karsinoma oral 10 - 15 kali lebih besar pada peminum alkohol berat.
Namun, peran dari konsumsi alkohol sebagai etiologi kanker mulut sulit untuk dinilai
karena kebanyakan dari mereka yang mengkonsumsi alkohol juga perokok.16
Meminum alkohol dan merokok tembakau tampaknya memiliki efek sinergis dalam

Universitas Sumatera Utara

perkembangan karsinoma mulut dan kebiasaan gabungan ini telah terbukti akan
menyebabkan timbulnya karsinoma mulut 15 tahun atau lebih cepat.16  Individu dari
kelompok status ekonomi yang berbeda memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko
alkohol. Hal ini menunjukan bahwa individu dengan status ekonomi tinggi lebih
menyadari konsekuensinya. Yang lain berpendapat bahwa konsumsi alkohol yang
berlebihan juga mungkin akibat rendahnya pendapatan dan tingkat pendidikan.21
Faktor gigi, kebersihan mulut yang buruk, restorasi yang rusak, tepi gigi yang
tajam dan gigi palsu yang tidak sesuai telah dicurigai sebagai etiologi kanker mulut,
namun bukti – bukti untuk hal ini sedikit. Banyak pasien yang menjalani keganasan
di rongga mulut memiliki gigi yang buruk, selain mereka juga merokok dan peminum
berat.13  Kesehatan individu dari ekonomi rendah ternyata lebih buruk daripada
individu dari ekonomi tinggi.  Secara umum, kelompok penduduk yang status
kesehatan mulut buruk juga termasuk tingkat kemiskinan tertinggi dan berpendidikan
terendah. Pendapatan yang lebih tinggi memungkinkan orang untuk membeli rumah
yang lebih baik dan memungkinkan mencari akses ke perawatan medis.11
Malnutrisi, secara epidemiologis, kurang mengkonsumsi vitamin A dapat
berhubungan dengan terjadinya kanker rongga mulut, tetapi kekurangan β – kerotene
masih belum terbukti keterkaitannya dengan resiko terjadinya kanker rongga mulut.
Kurang mengkonsumsi buah – buahan dan sayur – sayuran, dapat meningkatkan
resiko terjadinya kanker di rongga mulut.22
Status ekonomi, baik dinilai dengan pendapatan, pendidikan dan pekerjaan
sangat berkaitaan dengan berbagai masalah kesehatan. Dinyatakan bahwa status
ekonomi rendah secara signifikan berhubungan dengan peningkatan risiko kanker
mulut.23

2.3.4 Gambaran Klinis
Lesi awal biasanya tidak bergejala dan memiliki penampilan berbeda.
Penampilan yang umum biasanya berupa leukoplakia (bercak putih), pertumbuhan
eksofitik kecil yang pada tahap awal mungkin tidak menunjukan ulserasi atau
eritema, lembam ulkus kecil atau daerah eritroplakia (bercak merah).16

Universitas Sumatera Utara

Seringkali awal dari keganasan ditandai oleh adanya ulkus. Apabila terdapat
ulkus yang tidak sembuh-sembuh dalam waktu 2 minggu, diameter kurang dari 2 cm,
maka keadaan ini sudah dapat dicurigai sebagai awal proses keganasan.25 Umumnya
kanker rongga mulut tahap dini tidak menimbulkan gejala, kebanyakan berwarna
merah dengan atau tanpa disertai komponen putih, licin, halus dan memperlihatkan
elevasi yang minimal.25  
Tanda-tanda dan gejala kanker mulut lain yang mungkin terjadi meliputi:
benjolan atau penebalan pada jaringan lunak rongga mulut, nyeri atau perasaan
bahwa ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan, kesulitan mengunyah atau
menelan, sakit telinga, kesulitan menggerakkan rahang atau lidah, suara serak, mati
rasa pada lidah atau daerah lain dari mulut, atau pembengkakan rahang.24
Pertumbuhan karsinoma bentuk ulkus tersebut disebut sebagai pertumbuhan
endofitik. Selain itu karsinoma mulut dapat juga terlihat sebagai pertumbuhan yang
eksofitik (lesi superfisial) yang dapat berbentuk bunga kol atau papiler, mudah
berdarah. Lesi eksofitik ini lebih mudah dikenali keberadaannya dan memiliki
prognosa lebih baik.25

Gambar 1: Leukoplakia26

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2: Eritroplakia27

Gambar 3: Kanker Mulut28
2.3.5 Patogenesis
Semua kanker bermula dari unit dasar kehidupan tubuh, yaitu sel. Untuk
memahami kanker, sangat membantu untuk mengetahui apa yang terjadi ketika sel
normal menjadi sel kanker. Tubuh terdiri dari banyak jenis sel. Sel-sel tumbuh dan
membelah dengan cara yang terkontrol untuk menghasilkan lebih banyak sel karena
diperlukan untuk menjaga tubuh sehat. Ketika sel-sel menjadi tua atau rusak, akan
mati dan diganti dengan sel-sel baru.29 Namun, terkadang proses yang teratur ini
berjalan salah. Bahan genetik (DNA) sel dapat rusak atau berubah, menghasilkan
mutasi yang mempengaruhi pertumbuhan sel normal dan pembelahan. Ketika ini
terjadi, sel-sel yang seharusnya mati tidak mati dan sel-sel baru terbentuk ketika
tubuh tidak membutuhkannya. Sel-sel ini, dapat membentuk suatu massa dari
jaringan yang disebut tumor.29

Universitas Sumatera Utara

Tidak semua tumor adalah kanker, tumor bisa jinak atau ganas.   Tumor jinak
tidak bersifat kanker, dapat dihilangkan dan dalam banyak kasus, tumor jinak ini
tidak datang kembali. Sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh. 
Tumor-tumor ganas adalah kanker, sel tumor ini dapat menyerang jaringan terdekat
dan menyebar ke bagian lain dari tubuh. Penyebaran kanker dari satu bagian tubuh ke
bagian lain disebut metastasis.29

2.3.6 Pengelolaan Kanker Rongga Mulut
Metode perawatan kanker terdiri dari empat tipe dasar: operasi, terapi
radioterapi, kemoterapi dan terapi kombinasi. Tahap awal penyakit sering dapat
diobati secara berhasil dengan hanya menggunakan satu terapi. Pemberantasan
lengkap penyakit yang lebih serius seringkali tergantung pada kombinasi operasi dan
radioterapi.30
Pengelolaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan kanker rongga mulut
adalah :
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan bentuk tertua dari pengobatan untuk kanker
mulut.30,31 Sejauh mana operasi yang dilakukan tergantung pada luasnya penyakit
yang dihadapi. Pembedahan preventif (atau profilaksis) dilakukan untuk mengangkat
jaringan tubuh yang tidak maligna tetapi ada kemungkinan untuk menjadi maligna.31
Operasi kuratif adalah pembuangan tumor ketika diketahui bahwa tumor terbatas
pada satu lokasi di mulut. Hal ini dapat dilakukan bila ada harapan membuang semua
jaringan kanker. Operasi kuratif dianggap sebagai pengobatan utama kanker. Operasi
ini dapat digunakan bersama dengan kemoterapi atau terapi radiasi, yang dapat
diberikan sebelum atau setelah operasi. Dalam beberapa kasus, digunakan juga
bersama dengan operasi (terapi radiasi intraoperatif).30, 31
2. Radioterapi
Radioterapi, juga disebut terapi radiasi, adalah pengobatan kanker dan
penyakit lain dengan radiasi ionisasi. Radiasi ionisasi deposit energi yang melukai
atau menghancurkan sel-sel di daerah yang sedang ditangani (jaringan target) dengan

Universitas Sumatera Utara

merusak materi genetik (DNA) dalam sel-sel individual, sehingga mustahil untuk
mereka terus tumbuh.32 Sebelum memulai pengobatan radioterapi sesi perencanaan
dilakukan. Ini melibatkan sinar-x khusus atau gambar CT scan dan pengukuran
daerah yang akan dirawat, serta penandaan (tahan lama, tetapi tidak tato permanen)
yang ditempatkan pada kulit pasien untuk membantu dengan penentuan posisi selama
perawatan yang sebenarnya.30, 32
Radioterapi diberikan dalam jumlah kecil setiap hari, biasanya lima hari
berturut-turut dengan dua hari istirahat setiap minggu. Biasanya, pengobatan
berlangsung sekitar 10 - 15 menit. Dosis harian harus cukup besar untuk
menghancurkan sel-sel kanker. Terapi ini dilakukan antara 2 – 8 minggu, agar sel
yang baru dapat tumbuh dan meminimalkan efek yang timbul akibat radiasi.30, 32
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan bahan kimia untuk menghancurkan sel-sel
kanker. Kemoterapi bekerja dengan mengganggu kemampuan sel kanker untuk
tumbuh. Ini adalah salah satu dari tiga metode utama yang digunakan untuk
mengobati kanker.33 Ia memiliki kemampuan untuk mengobati kanker yang tersebar
luas (metastasis), yang ada di lebih dari satu lokasi. Terdapat tujuh jenis bahan yang
digunakan untuk kemoterapi, di antaranya alkylating agent, nitrosaureous, anti –
metabolites, antitumour antibiotics, plant alkaloids, DNA – repair enzyme inhibitors,
dan hormon steroid.30, 33
Bahan alkylating agent bekerja dengan langsung menyerang sel DNA,
sehingga sel – sel tersebut tidak dapat melakukan replikasi. Contoh bahan ini adalah
Clycophosphomide dan Mechlorethamine dan ia diberikan secara oral atau intravena.
Bahan nitrosoureas mirip dengan alkylating agent, dan bekerja dengan menghambat
perubahan yang diperlukan untuk perbaikan DNA. Nitrosoureas juga diberikan
secara oral atau intravena. Contoh obat dalam kategori ini adalah Carmustine dan
Lomustin.30,

33

Bahan anti – metabolite pula menghambat pertumbuhan sel dengan

mengganggu sintesis DNA. Obat ini diberikan baik secara oral atau intravena. Contoh
dari bahan ini adalah 6-mercaptopurine dan 5-fluorouracil.30, 33

Universitas Sumatera Utara

Antitumour antibiotics bekerja dengan mengikat dengan DNA untuk
mencegah sintesis RNA. Ini juga mencegah pertumbuhan sel dengan mencegah
replikasi DNA. Contoh kategori ini adalah Doksorubisin dan Mitomycin-C dan obat
diberikan secara intravena.30, 33 Bahan plant alkaloids pula menghalangi pembelahan
sel, antaranya, Vincristine dan Vinblastine. Sementara bahan DNA – repair enzyme
inhibitor menyerang mekanisme perbaikan DNA misalnya, Etoposide atau
Tapotecan.30 Hormon steroid bekerja dengan memodifikasi pertumbuhan hormon
yang menyebabkan terjadinya kanker. Hormon ini diberikan secara oral. Beberapa
contoh kategori ini adalah Tamoxifen dan Flutamide.30, 33
4. Terapi kombinasi
Bagi pasien dengan pertumbuhan sel kanker yang telah menyebar luas dapat
dilakukan terapi kombinasi yang terdiri dari pembedahan, radioterapi dan
kemoterapi.22

2.3.7 Prognosa
Tingkat kelangsungan hidup karsinoma mulut tergantung pada sejumlah
faktor, tetapi diagnosis dini adalah yang paling penting. Lokasi tumor juga
merupakan faktor dan umumnya tumor yang jauh lebih di dalam mulut , mempunyai
prognosis yang lebih buruk . Ini mungkin karena tumor di bagian belakang mulut
cenderung tidak dapat didiagnosis pada tahap awal.16 Prognosis karsinoma sel
skuamosa adalah berkaitan dengan ukuran dan lokasi tumor dan ada atau tidak
adanya metastasis. Usia pasien dan kondisi kesehatan secara umum pada awal terapi
biasanya menentukan prognosis sampai batas tertentu. Bayi yang baru lahir dan
individu tua yang lemah biasanya memiliki kesempatan yang lebih rendah untuk
bertahan untuk jangka masa yang panjang dan memiliki prognosis buruk. Tanggapan
terhadap pengobatan, beberapa kanker secara genetik gagal untuk merespon terhadap
terapi. Ini membawa prognosis yang buruk.  Semakin kecil tumor pada saat
pengobatan, semakin baik prognosisnya.26

Universitas Sumatera Utara

2.4 KERANGKA TEORI

Status Ekonomi  

Golongan tinggi  

Golongan 
menengah  

Golongan rendah 

Pendapatan 

Tinggi

Menengah

Rendah

Pengetahuan 

Kanker Mulut  

Universitas Sumatera Utara

2.5 KERANGKA KONSEP

Status Ekonomi





Tinggi
Menengah
Rendah
Pengetahuan Kanker Mulut

Pendapatan

 





Tinggi
Menengah
Rendah

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Universitas Sumatera Utara