Pengaruh Masa Perawatan (Curing) pada Beton yang Menggunakan Serbuk Bata Merah sebagai Substitusi Semen terhadap Kuat Tekan dan Absorpsi Beton

ABSTRAK
Semen merupakan komposisi utama dalam pembuatan beton. Dengan
demikian kebutuhan akan bahan baku semen dan material campuran lainnya
seperti agreat kasar, agregat halus, air serta bahan tambahan lainnya akan
meningkat pula. Pemakaian semen portland sebagai bahan pengikat utama yang
digunakan untuk membuat beton saat ini yang memberikan kontribusi yang cukup
signifikan terhadap emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Pemanfaatan serbuk
bata merah dinilai mampu menjadi bahan pengisi (filler) pengganti semen pada
beton. Serbuk bata merah merupakan pozolan aktif yang dapat bereaksi dengan
kapur bebas untuk membentuk tobermorite, yang merupakan massa padat di
dalam beton.
Perawatan pada beton merupakan salah satu hal penting dalam pencapaian
kekuatan yang direncanakan. Lamanya proses perawatan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang diantaranya adalah jenis semen dan bahan pengisi yang
digunakan.
Pada Penelitian ini perawatan beton dilakukan pada 7, 14 dan 28 hari
dengan variasi substitusi semen menggunakan serbuk bata merah yang berbedabeda,. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan kekuatan beton selama
proses tersebut dan hubungannya dengan nilai absorpsi pada beton.
Secara umum nilai absorpsi beton dengan atau tanpa serbuk bata merah
sebagai substitusi semen menunjukkan peningkatan nilai absorpsi seiring dengan
penambahan substitusi serbuk bata merah. Dari hasil pengujian Beton mengalami

penurunan kuat tekan seiring dengan penambahan variasi serbuk bata merah
sebagai substitusi semen pada campuran beton untuk setiap jenis metode dan
durasi perawatan.Beton dengan perawatan rendam (water curing) menghasilkan
kuat tekan lebih tinggi dibandingkan dengan perawatan menggunakan curing
compound dan perawatan kering (dry curing) pada durasi perawatan 7, 14, dan 28
hari.Pemanfaatan serbuk bata merah sebagai substitusi semen dapat digunakan
sebesar 10% pada perawatan rendam (water curing) dengan nilai kuat tekan
sebesar 23,240 MPa (110,667%) dan 5% pada perawatan kering (dry curing) dan
perawatan mengunakan curing compound dengan nilai kuat tekan masing-masing
sebesar 22,143 MPa (105,444%) dan 24,224 MPa (115,351%). Persentase kuat
tekan kuat tekan didapat dari hasil perbandingan nilai kuat tekan dengan mutu
rencana K-250 (21 MPa).
Kata kunci : serbuk bata merah,kuat tekan beton, absorpsi

i

Universitas Sumatera Utara