Pengaruh Masa Perawatan (Curing) pada Beton yang Menggunakan Serbuk Bata Merah sebagai Substitusi Semen terhadap Kuat Tekan dan Absorpsi Beton
LAMPIRAN I - PEMERIKSAAN BAHAN
Universitas Sumatera Utara
ANALISA AYAKAN PASIR UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 136 – 84a)
Diameter
Ayakan
(mm)
9,52
4,76
2,38
1,19
0,60
0,30
0,15
Pan
Total
Berat Fraksi (gr)
Sampel
I
30
21
45
94
264
113
312
121
1000
Sampel
II
15
18
50
98
273
123
313
110
1000
Fineness Modulus (FM)
=
Rata-rata
(gr)
% Ratarata
Kumulatif
Tertahan
(%)
22,5
19,5
47,5
96
268,5
118
312,5
115,5
1000
2,25
1,95
4,75
9,6
26,85
11,8
31,25
11,55
100
2,25
4,2
8,95
18,55
45,4
57,2
88,45
100
325
ΣPersentasiKumulatifTerta
hanAyakan
100
225
= 100
= 2,25
Maka, pasir tergolong pasir halus dengan klasifikasi FM : 2,2 < FM < 2,6
84
Universitas Sumatera Utara
BERAT ISI AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 29/ C 29 M – 90)
1. Calibration of Measure
Suhu Ruangan
Suhu Air
Berat Bejana
Berat Air
Berat Isi Air
28
27
0,461
1,807
996,505
0
C
C
kg
kg
kg/m3
0
2. Hasil Pemeriksaan
Pasir
Pasir + Bejana (kg)
Bejana + Air (kg)
Berat Pasir (kg)
Berat Isi Pasir (kg/m3)
Rata-rata (kg/m3)
Cara Merojok
Sampel I
Sampel II
2,915
2,921
2,268
2,268
2,454
2,460
1353,306
135,614
1354,960
Cara Menyiram
Sampel I Sampel II
2,569
2,568
2,268
2,268
2,108
2,107
1162,497 1161,946
1162,222
85
Universitas Sumatera Utara
BERAT JENIS DAN ABSORPSI AGREGAT HALUS
UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 128 – 88)
Pasir
Berat Agregat Keadaan SSD (gr)
Berat Piknometer + Agregat + Air (gr)
Berat Kering Oven Agregat (gr)
Berat Piknometer + Air (gr)
Berat Jenis Kering
Berat Jenis Keadaan SSD
Berat Jenis Semu
Absorpsi (%)
Sampel
I
500
954
471
665
2,232
2,369
2,588
6,157
Sampel
II
500
952
467
665
2,192
2,347
2,594
7,066
Ratarata
500
953
469
665
2,212
2,358
2,591
6,612
86
Universitas Sumatera Utara
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DAN KADAR LIAT
AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL
(ASTM C 117 - 90 / ASTM C 142 - 78)
1. Pemeriksaan Kadar Lumpur
Pasir
Berat Mula-mula (gr)
Berat Kering Agregat Setelah Dicuci (gr)
Kandungan Lumpur (gr)
Persentase Kandungan Lumpur (%)
Sampel Sampel
I
II
500
500
479
477
21
23
4,2
4,6
Ratarata
500
478
22
4,4
2. Pemeriksaan Kadar Liat (Clay Lump)
Pasir
Berat Mula-mula (gr)
Berat Kering Clay Lump (gr)
Kandungan Liat (gr)
Persentase Kandungan Liat (%)
Sampel Sampel
I
II
479
477
475
473
4
4
0,835
0,839
Ratarata
478
474
4
0,837
87
Universitas Sumatera Utara
PENGUJIAN COLORIMETRIC KANDUNGAN BAHAN ORGANIK
AGREGAT HALUS
(ASTM C 40 – 84c)
Keterangan
Perbandngan Terhadap Lebih Terang
Warna Standar
Sama
Gardner
Lebih Gelap
Sampel
No. 3
-
88
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS
Pemeriksaan
Analisa Ayakan
Berat Jenis
Berat Isi
Kadar Lumpur
Kadar Liat
Hasil
FM = 2,25
SSD = 2,358
UW = 1162,222 kg/m3
4,4 %
0,837 %
Colorimetric Test
No. 3
Spesifikasi
2,2 – 3,2
Kering < SSD < Semu
> 1125 kg/m3
< 5%
< 1%
≤ No. 3, standar warna
gardner
Kontrol
OK
OK
OK
OK
OK
OK
89
Universitas Sumatera Utara
ANALISA AYAKAN AGREGAT KASAR
UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 136 – 84a & ASTM D 448 – 46)
Diameter
Ayakan (mm)
38,1
19,1
9,52
4,76
2,38
1,19
0,60
0,30
0,15
Pan
Total
Berat Fraksi (gr)
Sampel
Sampel
I
II
0
78
1282
568
0
0
0
0
0
72
2000
Fineness Modulus (FM)
Rata-rata
(gr)
% Ratarata
%
Kumulatif
0
71,25
1268
580,5
0
0
0
0
0
80,25
2000
0
3,5625
63,4
29,025
0
0
0
0
0
4,0125
100
0
3,5625
66,9625
95,9875
95,9875
95,9875
95,9875
95,9875
95,9875
100
746,45
0
64,5
1254
593
0
0
0
0
0
88,5
2000
=
=
ΣPersentasiKumulatifTertahanAyakan
100
646,5
100
= 6,465
90
Universitas Sumatera Utara
BERAT ISI AGREGAT KASAR UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 29/C 29 M – 90)
1. Calibration of Measure
Suhu Ruangan
Suhu Air
Berat Bejana
Berat Air
Berat Isi Air
28
27
0,5
9,2
996,505
0
C
C
kg
kg
kg/m3
0
2. Hasil Pemeriksaan
Batu Pecah
Berar Batu Pecah + Bejana (kg)
Berat Bejana + Air (kg)
Berat Batu Pecah (kg)
Berat Isi Batu Pecah (kg/m3)
Cara Merojok
21
14,2
16
1733,052
Cara Menyiram
20,2
14,2
15,2
1646,400
91
Universitas Sumatera Utara
BERAT JENIS DAN ABSORPSI AGREGAT KASAR
UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 127 – 88)
Batu Pecah
Berat Batu Pecah Keadaan SSD (gr)
Berat Batu Pecah dalam Air (gr)
Berat Kering Oven Agregat (gr)
Berat Jenis Kering
Berat Jenis Keadaan SSD
Berat Jenis Semu
Absorpsi (%)
Sampel
I
1250
772
1223
2,559
2,615
2,712
2,208
Sampel
II
1250
778
1231
2,608
2,648
2,717
1,543
Ratarata
1250
775
1227
2,584
2,632
2,715
1,876
92
Universitas Sumatera Utara
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR
UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 117 – 90)
Batu Pecah
Berat Mula-mula (gr)
Berat Kering Agregat Setelah Dicuci (gr)
Kandungan Lumpur (gr)
Persentase Kandungan Lumpur (%)
Sampel Sampel
I
II
1000
1000
994
991
6
9
0,6
0,9
Ratarata
1000
992,5
7,5
0,75
93
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR
Pemeriksaan
Analisa Ayakan
Berat Jenis
Berat Isi
Kadar Lumpur
Hasil
FM = 6,465
SSD = 2,632
UW = 1646,4 kg/m3
0,75 %
Spesifikasi
5,5 – 7,5
Kering < SSD < Semu
> 1250 kg/m3
< 1%
Kontrol
OK
OK
OK
OK
94
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN II - PERENCANAAN CAMPURAN BETON
(CONCRETE MIX DESIGN)
Universitas Sumatera Utara
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
(CONCRETE MIX DESIGN)
1. Data Material
Semen
: Semen Padang Tipe I
Agregat halus
: Sei Wampu, Binjai
Agregat kasar
: Sei Wampu, Binjai
Air
: PDAM
2. Kuat Tekan Rencana
Mutu (f’c)
: K-250 (≈ 21 Mpa)
3. Menetapkan Nilai Standar Deviasi
Pada SNI 2847:2013 (Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung),
disebutkan apabila data untuk menetapkan standar deviasi tidak tersedia, maka
kuat tekan rata perlu (f’cr) ditetapkan berdasarkan kuat tekan yang diisyaratkan
(f’c).
Tabel 5.3.2.2Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untukmenetapkan
deviasi standar benda uji
Persyaratan kuat tekan f’c
( MPa )
Kuat tekan rata-rata perlu f’cr
( MPa )
Kurang dari 21
f’c + 7
21 sampai dengan 35
f’c + 8.5
Lebih dari 35
1,1f’c + 5
4. Menghitung Kuat Tekan Rata-rata Perlu
K’br
= K + 8,5/0,83
= 25 + 8,5/0,83
= 35,24 MPa
97
Universitas Sumatera Utara
3. Menentukan Faktor Air Semen
Faktor air semen ditentukan
SNI 03-2834-2000 (Tata Cara Pembuatan
Rencana Beton Normal)pada tabel 2 dan Grafik 2 sebagai berikut :
Tabel 2Perkiraan kekuatan tekan (MPa) beton dengan faktor air semen, dan
agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia
Jenis
semen
Jenis agregat kasar
Kekuatan tekan (MPa)
Pada umur (hari)
Bentuk
3
7
28 91 benda uji
Semen
Batu tak dipecahkan
17
23
33
40
tipe I atau
Batu pecah
19
27
37
45
semen tipe
Batu tak dipecahkan
20
28
40
48
II, V
Batu pecah
23
32
45
54
Batu tak dipecahkan
21
28
38
44
Semen
Batu pecah
25
33
44
48
tipe III
Batu tak dipecahkan
25
31
46
53
Batu pecah
30
40
53
60
Silinder
Kubus
Silinder
Kubus
98
Universitas Sumatera Utara
Grafik 2 Hubungan antara kuat tekandan faktor air semen (benda uji berbentuk
kubus 150 x 150 x 150 mm)
Maka, Faktor Air Semen yang digunakan
: 0,59
4. Menentukan Nilai Faktor Air Semen Maksimum
Nilai faktor air semen maksimum ditentukan SNI 03-2834-2000 (Tata Cara
Pembuatan Rencana Beton Normal)pada tabel 4 sebagai berikut :
99
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum
untukberbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus
Dari tabel di atas diperoleh faktor air semen maksimum 0,6 dan jumlah semen
maksimum 325 kg/m3.
5. Menentukan Kadar Air Bebas
Slump yang ditetapkan
: 60 – 180 mm
Ukuran butir agregat maksimum : 40 mm
Perkiraan kadar air bebas dapat dilihat pada tabel 3, SNI 03-2834-2000 (Tata
Cara Pembuatan Rencana Beton Normal)
Tabel 3 Perkiraan kadar air bebas (kg/m3) yang dibutuhkan untuk beberapa
tingkat kemudahan pengerjaan adukan beton
100
Universitas Sumatera Utara
Sehingga, kadar air bebas menjadi :
Kadar air bebas
= 2/3(205) + 1/3(175)
= 195 kg/m3
6. Menghitung Kebutuhan Semen
Kebutuhan Semen = Kadar air bebas / faktor air semen
= 195/0,59
= 330,5 kg/m3
7. Menentukan Persentase Agregat Halus dan Agregat Kasar
Daerah gradasi pasir
: Zona II
Faktor air semen
: 0,59
Nilai slump
: 60 – 180 mm
Ukuran agregat maksimum
: 40 mm
Berdasarkan data di atas maka, persentase agregat halus dan agregat kasar
dapat ditentukan dengan menggunakan grafik 15 pada SNI 03-2834-2000 (Tata
Cara Pembuatan Rencana Beton Normal).
101
Universitas Sumatera Utara
Grafik 15 Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan untuk ukuran
butir maksimum 40 mm
Dari grafik diperoleh nilai antara 33,4% - 44,4%
Maka,
Persentase agregat halus
= (33,4 + 44,4)/2 = 38,9 %
Persentase agregat kasar
= 100 – 38,9 = 61,1 %
8. Menghitung Berat Jenis SSD (Saturated Surface Dry) Gabungan
Berat jenis SSD batu pecah
= 2,632
Berat jenis SSD pasir
= 2,358
Berat Jenis gabungan
= (0,389 x 2,358) + (0,611 x 2,632)
= 2,525
102
Universitas Sumatera Utara
9. Menentukan Berat jenis Beton
Untuk menentukn berat jenis beton diperkirakan dengan menggunakan grafik
16 pada SNI 03-2834-2000 (Tata Cara Pembuatan Rencana Beton Normal).
Grafik 16 Perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai didapatkan
Dari grafik di atas maka didapat berat jenis beton sebesar 2315 kg/m3.
10. Menghitung Berat Masing-masing Agregat
Berat agregat gabungan
= berat beton – berat semen – berat air
= 2315 – 330,5 – 195
= 1789,5 kg/m3
Berat agregat halus
= 0,389 x 1789,5
= 696,115 kg/m3
Berat agregat kasar
= 0,611 x 1789,5
= 1093,385 kg/m3
103
Universitas Sumatera Utara
11. Proporsi Campuran
Proporsi campuran
Semen
(Kg)
Air
(Kg)
Pasir
(Kg)
Untuk 1 m3 beton segar
370
195
696,115
Batu
Pecah
(Kg)
1093,385
0,00405
0,00405
3
Volume Kubus (m )
FS = 1,2
0,00405 0,00405
Untuk 1 benda uji kubus
(s = 15 cm)
1,339
0,790
2,819
4,428
Untuk 20 benda uji
kubus (s = 15 cm)
26,771
15,795
56,385
88,564
Perbandingan
1
0,59
2,11
3,31
104
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ANALISA AYAKAN PASIR UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 136 – 84a)
Diameter
Ayakan
(mm)
9,52
4,76
2,38
1,19
0,60
0,30
0,15
Pan
Total
Berat Fraksi (gr)
Sampel
I
30
21
45
94
264
113
312
121
1000
Sampel
II
15
18
50
98
273
123
313
110
1000
Fineness Modulus (FM)
=
Rata-rata
(gr)
% Ratarata
Kumulatif
Tertahan
(%)
22,5
19,5
47,5
96
268,5
118
312,5
115,5
1000
2,25
1,95
4,75
9,6
26,85
11,8
31,25
11,55
100
2,25
4,2
8,95
18,55
45,4
57,2
88,45
100
325
ΣPersentasiKumulatifTerta
hanAyakan
100
225
= 100
= 2,25
Maka, pasir tergolong pasir halus dengan klasifikasi FM : 2,2 < FM < 2,6
84
Universitas Sumatera Utara
BERAT ISI AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 29/ C 29 M – 90)
1. Calibration of Measure
Suhu Ruangan
Suhu Air
Berat Bejana
Berat Air
Berat Isi Air
28
27
0,461
1,807
996,505
0
C
C
kg
kg
kg/m3
0
2. Hasil Pemeriksaan
Pasir
Pasir + Bejana (kg)
Bejana + Air (kg)
Berat Pasir (kg)
Berat Isi Pasir (kg/m3)
Rata-rata (kg/m3)
Cara Merojok
Sampel I
Sampel II
2,915
2,921
2,268
2,268
2,454
2,460
1353,306
135,614
1354,960
Cara Menyiram
Sampel I Sampel II
2,569
2,568
2,268
2,268
2,108
2,107
1162,497 1161,946
1162,222
85
Universitas Sumatera Utara
BERAT JENIS DAN ABSORPSI AGREGAT HALUS
UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 128 – 88)
Pasir
Berat Agregat Keadaan SSD (gr)
Berat Piknometer + Agregat + Air (gr)
Berat Kering Oven Agregat (gr)
Berat Piknometer + Air (gr)
Berat Jenis Kering
Berat Jenis Keadaan SSD
Berat Jenis Semu
Absorpsi (%)
Sampel
I
500
954
471
665
2,232
2,369
2,588
6,157
Sampel
II
500
952
467
665
2,192
2,347
2,594
7,066
Ratarata
500
953
469
665
2,212
2,358
2,591
6,612
86
Universitas Sumatera Utara
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DAN KADAR LIAT
AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL
(ASTM C 117 - 90 / ASTM C 142 - 78)
1. Pemeriksaan Kadar Lumpur
Pasir
Berat Mula-mula (gr)
Berat Kering Agregat Setelah Dicuci (gr)
Kandungan Lumpur (gr)
Persentase Kandungan Lumpur (%)
Sampel Sampel
I
II
500
500
479
477
21
23
4,2
4,6
Ratarata
500
478
22
4,4
2. Pemeriksaan Kadar Liat (Clay Lump)
Pasir
Berat Mula-mula (gr)
Berat Kering Clay Lump (gr)
Kandungan Liat (gr)
Persentase Kandungan Liat (%)
Sampel Sampel
I
II
479
477
475
473
4
4
0,835
0,839
Ratarata
478
474
4
0,837
87
Universitas Sumatera Utara
PENGUJIAN COLORIMETRIC KANDUNGAN BAHAN ORGANIK
AGREGAT HALUS
(ASTM C 40 – 84c)
Keterangan
Perbandngan Terhadap Lebih Terang
Warna Standar
Sama
Gardner
Lebih Gelap
Sampel
No. 3
-
88
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS
Pemeriksaan
Analisa Ayakan
Berat Jenis
Berat Isi
Kadar Lumpur
Kadar Liat
Hasil
FM = 2,25
SSD = 2,358
UW = 1162,222 kg/m3
4,4 %
0,837 %
Colorimetric Test
No. 3
Spesifikasi
2,2 – 3,2
Kering < SSD < Semu
> 1125 kg/m3
< 5%
< 1%
≤ No. 3, standar warna
gardner
Kontrol
OK
OK
OK
OK
OK
OK
89
Universitas Sumatera Utara
ANALISA AYAKAN AGREGAT KASAR
UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 136 – 84a & ASTM D 448 – 46)
Diameter
Ayakan (mm)
38,1
19,1
9,52
4,76
2,38
1,19
0,60
0,30
0,15
Pan
Total
Berat Fraksi (gr)
Sampel
Sampel
I
II
0
78
1282
568
0
0
0
0
0
72
2000
Fineness Modulus (FM)
Rata-rata
(gr)
% Ratarata
%
Kumulatif
0
71,25
1268
580,5
0
0
0
0
0
80,25
2000
0
3,5625
63,4
29,025
0
0
0
0
0
4,0125
100
0
3,5625
66,9625
95,9875
95,9875
95,9875
95,9875
95,9875
95,9875
100
746,45
0
64,5
1254
593
0
0
0
0
0
88,5
2000
=
=
ΣPersentasiKumulatifTertahanAyakan
100
646,5
100
= 6,465
90
Universitas Sumatera Utara
BERAT ISI AGREGAT KASAR UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 29/C 29 M – 90)
1. Calibration of Measure
Suhu Ruangan
Suhu Air
Berat Bejana
Berat Air
Berat Isi Air
28
27
0,5
9,2
996,505
0
C
C
kg
kg
kg/m3
0
2. Hasil Pemeriksaan
Batu Pecah
Berar Batu Pecah + Bejana (kg)
Berat Bejana + Air (kg)
Berat Batu Pecah (kg)
Berat Isi Batu Pecah (kg/m3)
Cara Merojok
21
14,2
16
1733,052
Cara Menyiram
20,2
14,2
15,2
1646,400
91
Universitas Sumatera Utara
BERAT JENIS DAN ABSORPSI AGREGAT KASAR
UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 127 – 88)
Batu Pecah
Berat Batu Pecah Keadaan SSD (gr)
Berat Batu Pecah dalam Air (gr)
Berat Kering Oven Agregat (gr)
Berat Jenis Kering
Berat Jenis Keadaan SSD
Berat Jenis Semu
Absorpsi (%)
Sampel
I
1250
772
1223
2,559
2,615
2,712
2,208
Sampel
II
1250
778
1231
2,608
2,648
2,717
1,543
Ratarata
1250
775
1227
2,584
2,632
2,715
1,876
92
Universitas Sumatera Utara
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR
UNTUK MATERIAL BETON
(ASTM C 117 – 90)
Batu Pecah
Berat Mula-mula (gr)
Berat Kering Agregat Setelah Dicuci (gr)
Kandungan Lumpur (gr)
Persentase Kandungan Lumpur (%)
Sampel Sampel
I
II
1000
1000
994
991
6
9
0,6
0,9
Ratarata
1000
992,5
7,5
0,75
93
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR
Pemeriksaan
Analisa Ayakan
Berat Jenis
Berat Isi
Kadar Lumpur
Hasil
FM = 6,465
SSD = 2,632
UW = 1646,4 kg/m3
0,75 %
Spesifikasi
5,5 – 7,5
Kering < SSD < Semu
> 1250 kg/m3
< 1%
Kontrol
OK
OK
OK
OK
94
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN II - PERENCANAAN CAMPURAN BETON
(CONCRETE MIX DESIGN)
Universitas Sumatera Utara
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
(CONCRETE MIX DESIGN)
1. Data Material
Semen
: Semen Padang Tipe I
Agregat halus
: Sei Wampu, Binjai
Agregat kasar
: Sei Wampu, Binjai
Air
: PDAM
2. Kuat Tekan Rencana
Mutu (f’c)
: K-250 (≈ 21 Mpa)
3. Menetapkan Nilai Standar Deviasi
Pada SNI 2847:2013 (Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung),
disebutkan apabila data untuk menetapkan standar deviasi tidak tersedia, maka
kuat tekan rata perlu (f’cr) ditetapkan berdasarkan kuat tekan yang diisyaratkan
(f’c).
Tabel 5.3.2.2Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untukmenetapkan
deviasi standar benda uji
Persyaratan kuat tekan f’c
( MPa )
Kuat tekan rata-rata perlu f’cr
( MPa )
Kurang dari 21
f’c + 7
21 sampai dengan 35
f’c + 8.5
Lebih dari 35
1,1f’c + 5
4. Menghitung Kuat Tekan Rata-rata Perlu
K’br
= K + 8,5/0,83
= 25 + 8,5/0,83
= 35,24 MPa
97
Universitas Sumatera Utara
3. Menentukan Faktor Air Semen
Faktor air semen ditentukan
SNI 03-2834-2000 (Tata Cara Pembuatan
Rencana Beton Normal)pada tabel 2 dan Grafik 2 sebagai berikut :
Tabel 2Perkiraan kekuatan tekan (MPa) beton dengan faktor air semen, dan
agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia
Jenis
semen
Jenis agregat kasar
Kekuatan tekan (MPa)
Pada umur (hari)
Bentuk
3
7
28 91 benda uji
Semen
Batu tak dipecahkan
17
23
33
40
tipe I atau
Batu pecah
19
27
37
45
semen tipe
Batu tak dipecahkan
20
28
40
48
II, V
Batu pecah
23
32
45
54
Batu tak dipecahkan
21
28
38
44
Semen
Batu pecah
25
33
44
48
tipe III
Batu tak dipecahkan
25
31
46
53
Batu pecah
30
40
53
60
Silinder
Kubus
Silinder
Kubus
98
Universitas Sumatera Utara
Grafik 2 Hubungan antara kuat tekandan faktor air semen (benda uji berbentuk
kubus 150 x 150 x 150 mm)
Maka, Faktor Air Semen yang digunakan
: 0,59
4. Menentukan Nilai Faktor Air Semen Maksimum
Nilai faktor air semen maksimum ditentukan SNI 03-2834-2000 (Tata Cara
Pembuatan Rencana Beton Normal)pada tabel 4 sebagai berikut :
99
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum
untukberbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus
Dari tabel di atas diperoleh faktor air semen maksimum 0,6 dan jumlah semen
maksimum 325 kg/m3.
5. Menentukan Kadar Air Bebas
Slump yang ditetapkan
: 60 – 180 mm
Ukuran butir agregat maksimum : 40 mm
Perkiraan kadar air bebas dapat dilihat pada tabel 3, SNI 03-2834-2000 (Tata
Cara Pembuatan Rencana Beton Normal)
Tabel 3 Perkiraan kadar air bebas (kg/m3) yang dibutuhkan untuk beberapa
tingkat kemudahan pengerjaan adukan beton
100
Universitas Sumatera Utara
Sehingga, kadar air bebas menjadi :
Kadar air bebas
= 2/3(205) + 1/3(175)
= 195 kg/m3
6. Menghitung Kebutuhan Semen
Kebutuhan Semen = Kadar air bebas / faktor air semen
= 195/0,59
= 330,5 kg/m3
7. Menentukan Persentase Agregat Halus dan Agregat Kasar
Daerah gradasi pasir
: Zona II
Faktor air semen
: 0,59
Nilai slump
: 60 – 180 mm
Ukuran agregat maksimum
: 40 mm
Berdasarkan data di atas maka, persentase agregat halus dan agregat kasar
dapat ditentukan dengan menggunakan grafik 15 pada SNI 03-2834-2000 (Tata
Cara Pembuatan Rencana Beton Normal).
101
Universitas Sumatera Utara
Grafik 15 Persen pasir terhadap kadar total agregat yang dianjurkan untuk ukuran
butir maksimum 40 mm
Dari grafik diperoleh nilai antara 33,4% - 44,4%
Maka,
Persentase agregat halus
= (33,4 + 44,4)/2 = 38,9 %
Persentase agregat kasar
= 100 – 38,9 = 61,1 %
8. Menghitung Berat Jenis SSD (Saturated Surface Dry) Gabungan
Berat jenis SSD batu pecah
= 2,632
Berat jenis SSD pasir
= 2,358
Berat Jenis gabungan
= (0,389 x 2,358) + (0,611 x 2,632)
= 2,525
102
Universitas Sumatera Utara
9. Menentukan Berat jenis Beton
Untuk menentukn berat jenis beton diperkirakan dengan menggunakan grafik
16 pada SNI 03-2834-2000 (Tata Cara Pembuatan Rencana Beton Normal).
Grafik 16 Perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai didapatkan
Dari grafik di atas maka didapat berat jenis beton sebesar 2315 kg/m3.
10. Menghitung Berat Masing-masing Agregat
Berat agregat gabungan
= berat beton – berat semen – berat air
= 2315 – 330,5 – 195
= 1789,5 kg/m3
Berat agregat halus
= 0,389 x 1789,5
= 696,115 kg/m3
Berat agregat kasar
= 0,611 x 1789,5
= 1093,385 kg/m3
103
Universitas Sumatera Utara
11. Proporsi Campuran
Proporsi campuran
Semen
(Kg)
Air
(Kg)
Pasir
(Kg)
Untuk 1 m3 beton segar
370
195
696,115
Batu
Pecah
(Kg)
1093,385
0,00405
0,00405
3
Volume Kubus (m )
FS = 1,2
0,00405 0,00405
Untuk 1 benda uji kubus
(s = 15 cm)
1,339
0,790
2,819
4,428
Untuk 20 benda uji
kubus (s = 15 cm)
26,771
15,795
56,385
88,564
Perbandingan
1
0,59
2,11
3,31
104
Universitas Sumatera Utara