Balanced Scorecard Alternatif Pengukuran. pdf
Jurnal Cakrawala Akuntansi
Vol. 6 No.1, Februari 2014, hal. 16-31
ISSN 1979-4851
http://jca.unja.ac.id
BALANCED SCORECARD: ALTERNATIF PENGUKURAN KINERJA
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Dewi Fitriyani1)
1)
Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
dewi_fitriyani@unja.ac.id
Abstrak: Organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi sektor swasta.
Terdapat beberapa pendekatan dalam mengukur kinerja organisasi sektor publik yang lebih menekankan pada
ukuran keuangan. Pengukuran kinerja yang hanya berdasarkan segi keuangan tidak begitu cocok diterapkan
pada organisasi sektor publik. Balanced scorecard mengukur kinerja secara komprehensif dan berimbang dari
segi keuangan dan nonkeuangan yang dapat digunakan sebagai metode dalam pengukuran kinerja organisasi
sektor publik. Balanced scorecard mengukur kinerja berdasarkan empat perspektif yaitu perspektif finansial,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan
organisasi sektor swasta yang lebih berorientasi laba berbeda dengan tujuan organisasi sektor publik yang
melayani kebutuhan produk dan jasa publik, sehingga penerapan balanced scorecard pada organisasi sektor
publik memerlukan penyesuaian kembali.
Kata Kunci: balanced scorecard, pengukuran kinerja, organisasi sektor publik.
Kinerja
merupakan
suatu
gambaran
memiliki karakteristik yang berbeda dengan
keberhasilan pengelolaan dari suatu organisasi.
organisasi
Dalam kinerja tercermin pencapaian yang
menyebabkan pengukuran kinerja organisasi
telah diperoleh oleh suatu organsasi. Setiap
sektor publik pun harus menyesuaikan. Tujuan
organisasi termasuk organisasi sektor publik
utama
perlu mengetahui kinerjanya untuk mengetahui
memperoleh keuntungan yang maksimal untuk
hasil pencapaiannya. Organisasi sektor publik
kepentingan pemiliknya. Sedangkan pada
merupakan organisasi yang menggunakan
organisasi sektor publik keuntungan atau laba
dana publik untuk menyediakan kebutuhan
bukan menjadi prioritas utama melainkan
barang dan jasa publik. Sebagai organisasi
memberikan pelayanan yang optimal bagi
yang menggunakan dana publik maka publik
kepentingan publik.
perlu mengetahui
bagaimana
sektor
organisasi
swasta.
swasta
Hal
adalah
tersebut
untuk
Sistem pengukuran dan manajemen yang
pengelolaan
dananya. Pencapaian pengelolaan dana publik
komprehensif
seharusnya
dapat diketahui dari kinerja organisasi tersebut
keterkaitan
sehingga diperlukan adanya penilaian kinerja
layanan
pada organisasi sektor publik.
Penilaian ki-
produk dan jasa baru dengan peningkatan
nerja dilakukan dengan mengukur kesuksesan
kinerja finansial melalui penjualan yang lebih
atau tidaknya suatu kegiatan dalam organisasi.
tinggi, marjin operasi yang lebih besar, tingkat
Pada dasarnya organisasi sektor publik
perputaran aktiva yang lebih cepat, dan biaya
antara
pelanggan,
menjelaskan
peningkatan
serta
operasi,
pengembangan
swasta
operasi yang menurun (Kaplan dan Norton,
(Cahyono, 2000). Organisasi sektor publik
2000). Pengukuran kinerja yang baik adalah
amat
berbeda
dengan
organisasi
16
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
pengukuran kinerja yang dapat memberikan
menjelaskan bahwa ukuran kinerja keuangan
informasi
maupun
yang
komprehensif
mengenai
nonkeuangan
dilakukan
untuk
kinerja suatu organisasi. Informasi yang
menekan perilaku yang tidak semestinya serta
diberikan tidak hanya dari satu sisi saja namun
untuk merangsang dan menegakkan perilaku
juga mencakup unsur pembentuk kinerja yang
yang semestinya diinginkan melalui umpan
lain.
balik
Pengukuran
kinerja
yang
hanya
hasil
kinerja
dan
waktu
serta
berdasarkan segi keuangan seperti jumlah laba
penghargaan baik yang bersifat fisik maupun
yang
non-fisik.
diperoleh
tidaklah
begitu
cocok
Oleh
karena
artikel
membahas
Kinerja pada organisasi sektor publik juga
publik, pengukuran kinerja pada organisasi
menjadi
sektor publik, dan balanced scorecard sebagai
akuntabilitas
atau
pertanggungjawaban seorang manajer publik.
organisasi
ini
diterapkan pada organisasi sektor publik.
gambaran
karakteristik
itu
sektor
pengukuran kinerja organisasi sektor publik.
Oleh karena itu untuk mengukur kinerja suatu
organisasi sektor publik diperlukan pendekatan
PEMBAHASAN
selain pendekatan keuangan yaitu pendekatan
Organisasi Sektor Publik
nonkeuangan
seperti
balanced
Sektor publik seringkali dipahami
scorecard
sebagai segala sesuatu yang berhubungan
sebagai ukuran kinerja.
Balanced scorecard diperkenalkan oleh
dengan kepentingan umum dan penyediaan
Robert S. Kaplan dan David P. Norton melalui
barang atau jasa kepada publik yang dibayar
artikelnya
Harvard
melalui pajak atau pendapatan negara lain
Business Review tahun 1992. Pada mulanya
yang diatur dengan hukum (Mahsun, 2009).
balanced scorecard lebih ditujukan untuk
Organisasi sektor publik terkait dengan
mengukur kinerja pada organisasi
strategi dan kebijakan yang diambil untuk
yang
dimuat
dalam
bisnis.
Namun dalam perkembangannya balanced
pemenuhan
kebutuhan
publik.
Berbagai
untuk
organisasi yang tercakup dalam sektor publik
digunakan sebagai teknik pengukuran kinerja
diantarnya adalah pemerintah pusat maupun
organisasi sektor publik.
daerah dan perusahaan yang dimiliki oleh
scorecard
juga
dianggap
cocok
Balanced scorecard melengkapi ukuran
pemerintah (BUMN dan BUMD). Bastian
keuangan kinerja masa lalu dengan ukuran
(2010)
pendorong (drivers) kinerja masa depan
organisasi sektor publik di Indonesia, yaitu
(Kaplan
organisasi
dan
Norton,
2000).
Balanced
mengemukakan
pemerintah
beberapa
pusat,
jenis
organisasi
scorecard mengukur kinerja tidak hanya dari
pemerintah daerah, organisasi partai politik,
segi keuangan saja namun juga nonkeuangan.
organisasi
LSM,
Rudianto
organisasi
pendidikan
(2006)
mengemukakan
bahwa
organisasi
seperti
yayasan,
sekolah,
penilaian kinerja yang efektif menggunakan
organisasi kesehatan seperti puskemas dan
alat ukur baik ukuran kinerja keuangan
rumah sakit, dan organisasi tempat peribatan
maupun non keuangan. Lebih lanjut Rudianto
seperti masjid, gereja, vihara dan pura.
17
18 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
Selanjutnya Bastian (2010) mengungkapkan karakteristik organisasi sektor publik sebagai
berikut:
Tabel 1 Karakteristik Organisasi Sektor Publik
Tujuan
Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan
dasar, dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani
Pelayanan publik (public services) seperti dalam bidang pendidikan,
kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transportasi publik, dan penyediaan
pangan
Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba
perusahan negara, pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-lain yang sah
dan tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku
Bertanggungjawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan
masyarakat, seperti dalam organisasi pemerintahan yang meliputi Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) seta dalam yayasan dan LSM seperti
dewan pengampu
Bersifat birokratis, formal dan berjenjang
Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan
anggaran program publik dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh
masyarakat. Dan, akhirnya, disahkan oleh wakil masyarakat di DPR, DPD,
DPRD, majelis syuro partai, dewan pengurus LSM, atau dewan pengurus
yayasan
Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai organisasi, para
kreditor, para investor, lembaga-lembaga internasional termasuk lembaga
donor internasional seperti Bank Dunia (World Bank), International Monetary
Fund (IMF), Asian Development Bank (ADB), Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), United Nation Development Program (UNDP), USAID, dan
pemerintah luar negeri.
Aktivitas
Sumber Pembiayaan
Pola Pertanggungjawaban
Kultur Organisasi
Penyusunan Anggaran
Stakeholders
Sumber: Bastian (2010)
Menurut Mahsun (2009) berdasarkan
karakteristiknya
organisasi
LSM,
rumah
sakit,
puskesmas,
dapat
sekolah, partai politik dan rumah peribadatan.
dibedakan menjadi dua, yaitu pure nonprofit
Instansi pemerintah dan badan usaha milik
dan
organizations
publik
seperti
quasi
nonprofit
organizations. Mahsun (2009) menjelaskan
negara/daerah merupakan contoh dari quasi
nonprofit organizations.
bahwa pure nonprofit organizations adalah
Organisasi sektor publik sebagai suatu
organisasi adalah organisasi publik yang
aktivitas yang memberikan pelayanan baik
menyediakan atau menjual barang dan/atau
berupa produk atau jasa kepada publik
jasa dengan maksud untuk melayani dan
(masyarakat) memiliki tujuan yang berbeda
meningkatkan
masyarakat,
dengan organisasi sektor swasta (bisnis).
organizations
Aktivitas organisasi sektor publik bergerak
sedangkan
kesejahteraan
quasi
merupakan
nonprofit
organisasi
yang
dalam pelayanan publik seperti pendidikan,
menyediakan atau menjual barang dan/atau
kesehatan, keamanan, dan transportasi. Bastian
jasa
melayani
(2010) menyatakan bahwa organisasi sektor
masyarakat dan memperoleh keuntungan
publik bertujuan memenuhi kesejahteraan
(surplus). Organisasi sektor publik yang
masyarakat,
merupakan
sektor swasta adalah mencari keuntungan.
dengan
maksud
pure
publik
untuk
nonprofit
organizations
sedangkan
tujuan
organisasi
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
Lebih lanjut Bastian mengemukakan karena
ukuran-ukuran keuangan hanya menekankan
kepemilikan dan motif labanya berbeda,
pada hasil, bukan proses operasional yang
budaya atau kultur di organisasi sektor publik
menfasilitasi
berbeda
kebijakan penurunan kos. Kedua, metode
dengan
kultur
organisasi
bisnis
(swasta). Dalam organisasi publik, manajemen
penilaian
dan
keterbatasan
anggota
mencapai
organisasi
satu
tujuan
bekerja
yakni
untuk
pemenuhan
pengendalian
kinerja
organisasi
tradisional
dalam
di
kualitas
dan
mempunyai
memprediksi
kondisi
mendatang.
Ketiga,
masa
pelayanan publik. Dalam organisasi swasta
meskipun penilaian kinerja tradisional metode
(bisnis), segala aktivitas dan sumber daya
ini sangat efektif biaya, bisa jadi sangat
manusianya terfokus pada keuntungan dari
berbahaya dalam jangka panjang perusahaan
persaingan antarorganisasi dan produk yang
manfaat
dihasilkan.
Horngren (2004) dalam Kristanti (2006)
Organisasi sektor publik memiliki
yang
bersangkutan.
Menurut
terdapat dua alasan adanya perhatian pada
cakupan wilayah kerja yang luas, dari kota
ukuran-ukuran
non
besar hingga ke sudut desa terkecil. Luasnya
Mendukung
keputusan.
cakupan membuktikan besarnya peran dan
keuangan berfokus pada hasil dari keputusan
pengaruh
pada
yang dibuat dalam kondisi yang berisiko atau
masyarakat. Organisasi sektor publik yang
ketidakpastian; b). Perhatian pada ukuran-
memiliki kinerja yang baik akan dapat
ukuran
memperbaiki kehidupan masyarakat. Untuk itu
menurunkan tekanan yang berlebihan oleh
perlu adanya perhatian yang lebih terhadap
manajer
peningkatan kinerja organisasi sektor publik.
Indriantoro (2000) dalam Cahyono (2000)
organisasi
sektor
publik
Penilaian organisasi sektor publik
kinerja
pada
keuangan,
yaitu:
Ukuran-ukuran
non-keuangan
jangka
a).
pendek.
dapat
Menurut
dalam organisasi nirlaba ukuran kinerja dalam
tidak hanya dapat diukur dalam nilai ekonomis
perspektif
saja, namun juga dari pelayanan kepada
keberhasilan organisasi nirlaba harus diukur
masyarakat.
pada
dengan seberapa efektif dan efisien mereka
bersifat
memenuhi kebutuhan konstituentinya, tujuan
komprehensif dan menggambarkan pencapaian
tangible (berwujud harus didefinisikan untuk
hasil dari banyak unsur. Pengukuran kinerja
pelanggan dan konstituenti.
organisasi
Pengukuran
sektor
kinerja
publik
harus
yang baik tidak hanya mengukur unsur
keuangan
saja
namun
juga
unsur
non
finansial
menjadi
kendala,
Ukuran kinerja yang baik tidak hanya
mampu
meningkatkan
kinerja
organisasi
keuangan. Pengukuran kinerja dari unsur
namun juga membawa perubahan positif
keuangan
dalam
terkadang
dicapai
dengan
memenuhi
harapan
publik
atas
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
pelayanan yang diberikan. Lynch dan Cross
Hsu (2005) mengemukakan bahwa ukuran-
(1992) dalam Kristanti (2006) mengemukakan
ukuran keuangan seperti laba, return on
bahwa ukuran kinerja yang baik dapat: a)
investment, atau return on asset yaitu pertama,
meningkatkan
kinerja
untuk
memenuhi
19
20 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
harapan pelanggan, mendekatkan perusahaan
publik
kepada pelanggan dan membuat setiap orang
dimaksudkan untuk: 1). Pengukuran kinerja
dalam
mempertimbangkan
sektor publik dimaksudkan untuk membantu
kepuasan pelanggan, b) melayani pelanggan
memperbaiki kinerja pemerintah, 2). Ukuran
internal dan pemasok sebagai cross-functional
kinerja
teams yang bekerja pada tujuan yang sama, c)
pengalokasian sumber daya dan pembuatan
mengidentifikasi
oleh
keputusan, dan 3). Ukuran kinerja sektor
dan
publik
perusahaan
keterlambatan,
pemborosan
kerusakan,
kesalahan,
menurut
sektor
Mardiasmo
publik
dimaksudkan
(2009)
digunakan
untuk
untuk
mewujudkan
mengarah untuk menurunkan pemborosan, d)
pertanggungjawaban publik dan memperbaiki
membuat tujuan strategik yang kabur menjadi
komunikasi kelembagaan.
konkrit, sehingga mempercepat tingkat belajar
Pengukuran kinerja dalam organisasi
organisasi, e) membangun konsensus untuk
sektor publik memiliki beberapa manfaat.
berubah melalui penghargaan pada perilaku
BPKP
yang benar.
menjelaskan manfaat pengukuran kinerja baik
Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor
untuk internal maupun eksternal organisasi,
Publik
antara lain:
Setiap aktivitas atau kegiatan dalam
organisasi
dilakukan
untuk
mendukung
program atau tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Tercapainya program atau tujuan
tercermin dalam kinerja organisasi. Kinerja
(2000)
dalam
Mahsun
(2009)
1. Memastikan pemahaman para pelaksana
akan
ukuran
yang
digunakan
untuk
pencapaian kinerja.
2. Memastikan tercapainya rencana kinerja
yang telah disepakati
dipengaruhi oleh banyak faktor. Kinerja dapat
3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
dipengaruhi tidak hanya orang namun juga
kinerja dan membandingkannya dengan
kegiatan yang dilakukan sehingga pengukuran
rencana kerja serta melakukan tindakan
kinerja harus dapat mencakup banya faktor
untuk memperbaiki kinerja
Kinerja
4. Memberikan penghargaan dan hukuman
organisasi publik diidentifikasi dengan
yang obyektif atas prestasi pelaksana yang
keberhasilan organisasi tersebut dalam
telah
memenuhi kebutuhan masyarakat.
pengukuran kinerja yang telah disepakati
tersebut
secara
komprehensif.
Pengukuran kinerja merupakan suatu
instrumen yang digunakan untuk menilai
luaran dari suatu kegiatan terhadap target dan
tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran
kinerja menjelaskan secara kuantitatif maupun
kualitatif berdasarkan luaran yang dicapai.
Pengukuran kinerja pada organisasi sektor
diukur
sesuai
dengan
sistem
5. Menjadi alat komunikasi antar bawahan
dan pimpinan dalam upaya memperbaiki
kinerja organisasi
6. Mengidentifikasi
apakah
kepuasan
pelanggan sudah terpenuhi
7. Membantu memahami proses kegiatan
instansi pemerintah
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan
dilakukan secara obyektif
9. Menunjukkan
artikel ini hanya fokus membahas balanced
scorecard
peningkatan
yang
perlu
dilakukan
dibandingkan ketiga pendekatan
pengukuran kinerja yang lain. Berikut uraian
mengenai beberapa pengukuran kinerja pada
10. Mengungkapkan
permasalahan
yang
terjadi.
organisasi sektor publik.
Analisis Anggaran
Anggaran dalam organisasi sektor publik
Pengukuran kinerja pada organisasi sektor
kinerja
merupakan suatu hal yang penting karena
organisasi baik secara kuantitatif maupun
menggambarkan perencanaan kegiatan suatu
kualitatif. Organisasi sektor publik memiliki
oganisasi untuk mencapai tujuan yang telah
karakteristik yang berbeda dengan organisasi
ditetapkan.
sektor swasta (bisnis) yang lebih berorientasi
membandingkan
pada pencapaian laba. Untuk itu pengukuran
ditetapkan dengan realisasinya. Tolok ukur
kinerja yang hanya mengandalkan pendekatan
kinerja
keuangan, tidak begitu tepat digunakan pada
keberhasilan organisasi dalam mencapai setiap
organisasi sektor publik. Dalam organisasi
program yang telah direncanakan dalam
sektor
anggaran.
publik
harus
publik,
dapat
menjelaskan
pengukuran
kinerja
juga
Anggaran
dalam
dianalisis
antara
analisis
dengan
anggaran
anggaran
yang
adalah
menjelaskan efektivitas dan efisiensi kebijakan
Analisis anggaran lebih ditujukan untuk
yang diambil oleh manajer publik. Pengukuran
mengetahui kinerja pengelolaan keuangan
kinerja
juga
dana publik baik oleh pemerintah maupun
pertang-
organisasi sektor publik lainnya. Sebagai alat
organisasi
mencerminkan
sektor
publik
akuntabilitas
gungjawaban atas tindakan atau kebijakan
ukur
manajer publik sebagai pengelola organisasi
anggaran perlu memperhatikan mulai dari
sektor publik. Mardiasmo (2009) menjelaskan
perencanaan,
bahwa sistem pengukuran kinerja adalah suatu
pengawasan yang dilakukan.
sistem
Analisis Rasio Laporan Keuangan
yang
bertujuan
untuk
membantu
manajer publik menilai pencapaian suatu
kinerja,
melakukan
analisis
pelaksanaan/realisasi
serta
Organisasi sektor publik menyusun laporan
strategi melalui alat ukur sektor publik
keuangan
financial dan non-financial.
keuangan
Terdapat beberapa metode yang sering
dalam
untuk
memberikan
kepada
informasi
pihak-pihak
yang
berkepentingan untuk pengambilan keputusan.
kinerja
Pada sektor publik, pengambilan keputusan
organisasi sektor publik. Mahsun (2009)
tidak hanya di bidang ekonomi saja, namun
mengemukakan
juga di bidang sosial, politik, dan keamanan.
digunakan
dalam
pengukuran
beberapa
pendekatan
pengukuran kinerja organisasi sektor publik
Tidak
seperti analisis anggaran, analisis rasio laporan
memahami akuntansi yang merupakan alat
keuangan, performance audit
untuk
(value
for
money) dan balanced scorecard. Namun
semua
pemangku
menghasilkan
laporan
kepentingan
keuangan
21
22 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
sehingga menurut Mahmudi (2007) perlu
Balanced Scorecard
Balanced scorecard dikembangkan oleh
dibantu analisis laporan keuangan.
keuangan
Kaplan dan Norton. Meskipun pada awalnya
bervariasi tergantung pada perspektif pemakai
ditujukan untuk pengukuran kinerja pada
laporan keuangan dan keinginan apa yang
organisasi
diharapkan
laporan
balanced scorecard dapat digunakan sebagai
2008).
alat ukur kinerja pada organisasi sektor
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan
publik. Penerapan balanced scorecard pada
membandingkan hubungan antar item dalam
pengukuran
laporan keuangan. Teknik analisis laporan
bertujuan
keuangan yang paling sering digunakan adalah
keseimbangan antara berbagai ukuran internal
analisis rasio keuangan. Pengukuran kinerja
dan eksternal (Sari, 2013). Oskar (2007)
yang didasarkan atas penghitungan rasio-rasio
dalam Sari (2013) menjelaskan bahwa tujuan
keuangan, misalnya rasio likuiditas, rasio
penerapan
aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio pasar
organisasi
(Mahsun, 2009).
pemberdayaan institusi, penganggaran yang
Performance Audit (Value for Money)
lebih
Tujuan
analisis
oleh
keuangan
laporan
analisis
(Fraser
dan
data
Ormiston,
Value for money merupakan pendekatan
sektor
swasta
kinerja
untuk
organisasi
rasional,
meningkatkan
adanya
scorecard
publik
namun
publik
menyatakan
balanced
sektor
bisnis,
adalah
peningkatan
pada
untuk
kinerja,
komunikasi
kepada
pengukuran kinerja yang mengutamakan nilai
stakeholders, dan penyediaan data untuk
dari uang. Nilai uang pada organisasi sektor
acuan. Melalui balanced scorecard, kinerja
publik mengacu pada nilai produk atau
organisasi sektor publik diukur dari beberapa
layanan
kepada
aspek secara menyeluruh, yang terdiri dari
money mengukur
empat perspektif, yaitu perspektif finansial,
kinerja berdasarkan unsur efisiensi, efektivitas
perspektif pelanggan, perspektif proses
dan ekonomi dalam pengelolaan organisasi
bisnis
sektor publik. Efisiensi diukur dari hasil
pembelajaran dan pertumbuhan.
jasa
yang
diberikan
masyarakat. Value for
perbandingan output terhadap input. Suatu
organisasi dianggap efisien apabila rasio
efisiensi cenderung di atas satu (Bastian,
2010). Efektivitas adalah tingkat pencapaian
hasil outcome terhadap output.. Ekonomi
adalah perbandingan harga yang dikeluarkan
terhadap perolehan input. Ekonomi juga
mengandung
mengurangi
diperlukan.
arti
aktivitas
menghilangkan
atau
biaya
atau
tidak
internal,
dan
perspektif
Balanced scorecard sebagai suatu sistem
manajemen, pengukuran dan pengendalian
yang secara komprehensif yang digunakan
organisasi
dalam
berkomunikasi
untuk
mencapai tujuan jangka pendek maupun
jangka
panjang.
Balanced
scorecard
membantu organisasi menerjemahkan dan
mengkomunikasikan visi dan strategi kepada
pihak manajemen dan anggota organisasi
untuk secara bersama mencapainya. Balanced
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
memberi saran kepada pihak
yang terpadu dan berimbang. Keseimbangan
manajemen sebuah kerangka kerja yang
sasaran strategik yang ditetapkan dalam
komprehensif untuk menerjemahkan visi dan
perencanaan strategik digambarkan berikut
strategi ke dalam seperangkat ukuran kinerja
ini.
scorecard
.
Process-Centric
Perspektif Proses
Perspektif Keuangan
Long-term
Shareholder Value
Productive and
Cost Effective
Processes
Internal Focus
External Focus
Human Capital,
Information Capital,
Organization
Capital
Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan
Perspektif Customer
Customer Value
People-Centric
Gambar 1 Keseimbangan Sasaran Strategik yang Ditetapkan dalam Perencanaan Strategik
Sumber : Mulyadi, 2007
balanced scorecard diperlukan komitmen
Konsep Balanced Scorecard
alat
organisasi dan anggota organisasi dalam
manajemen kontemporer yang didesain untuk
pencapaian visi dan strategi yang telah
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
ditetapkan sebelumnya. Secara komprehensif
melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa
dan
secara
mengukur
Balanced
merupakan
scorecard
berkesibambungan
(sustainable
berimbang,
balanced
kinerja
scorecard
organisasi
dalam
outstanding financial performance) (Mulyadi,
pencapaian visi, misi dan strategi tersebut.
2007).
yang
Balanced scorecard menerjemahkan misi dan
dengan
strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran
perhatian pada pelanggan,
yang tersusun ke dalam empat perspektif:
meningkatkan produktivitas, proses yang
finansial, pelanggan, proses bisnis internal,
efisien
meningkatkan
serta pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan
sumberdaya
dan Norton, 2000). Balanced scorecard
Kinerja
keuangan
berkesinambungan
meningkatkan
dan
kemampuan
dicapai
efektif,
dan
serta
komitmen
manusia.
menekankan semua ukuran keuangan dan
Balanced
didasarkan pada
scorecard
nonkeuangan dalam pencapaian visi dan
serangkaian hubungan sebab akibat yang
strategi
timbul dari strategi, yang meliputi antara lain
penting pada setiap tingkatan organisasi.
estimasi
waktu
tanggap
dan
besarnya
menjadi
Balanced
bagian informasi
scorecard
memiliki
yang
empat
ukuran
perspektif yang digunakan dalam pengukuran
scorecard (Kaplan dan Norton, 2000). Dalam
kinerja suatu organisasi dari segi keuangan dan
keterkaitan
di
antara
berbagai
23
24 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
non keuangan. Empat perspektif diukur secara
komprehensif
dan
seimbang
(balanced).
Peningkatan
diukur
dengan
kinerja
keuangan
pertumbuhan
dapat
pendapatan,
Empat perspektif balanced scorecard terdiri
peningkatan
dari perspektif finansial/keuangan, perspektif
asset/equity (ROA/ROE), return on capital
pelanggan, perspektif proses bisnis internal
employed (ROCE) atau economic value added
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
(EVA), efektivitas penggunaan aset, dan
Perspektif Finansial
efisiensi biaya. Pada organisasi sektor publik
Perspektif finansial berkaitan dengan
kinerja
laba
operasi,
keuangan
return
berorientasi
on
pada
kinerja keuangan yang dicapai organisasi.
peningkatan pendapatan yang dapat diukur
Pada organisasi yang berorientasi keuntungan,
dengan
balanced scorecard mendorong organisasi
anggaran
untuk mengaitkan tujuan keuangan dengan
pendapatan asli daerah pada pemerintah
strategi. Pihak manajemen harus menentukan
daerah, perolehan realisasi pajak, efisiensi
ukuran keuangan yang sesuai untuk strategi.
produksi dan peningkatan laba pada BUMN/D.
Tujuan dan ukuran finansial berperan ganda
Perspektif Pelanggan
rasio
keuangan,
dengan
realisasi,
perbandingan
peningkatan
Perspektif pelanggan mengukur kinerja
yaitu menentukan kinerja keuangan yang
diharapkan dari strategi, dan menjadi sasaran
organisasi
akhir tujuan dan ukuran perspektif scorecard
pelanggan. Pelanggan terutama pelanggan
lainnya (Kaplan dan Norton, 2000). Kinerja
yang loyal merupakan sumber pendapatan bagi
keuangan yang dihasilkan dalam pemuasan
perusahaan. Kepuasan pelanggan atas produk
kebutuhan pelanggan, kinerja peningkatan
atau layanan jasa yang diberikan menjadi
proses bisnis internal dan kinerja SDM yang
potensi pendapatan perusahaan. Pelanggan
produktif dan memiliki komitmen (Rangkuti,
yang puas akan kembali menggunakan produk
2013).
atau jasa perusahaan. Pelanggan yang puas
Ukuran
keuangan
menunjukkan
dalam
melayani
kebutuhan
juga dapat menjadi sarana promosi yang
untuk
efektif karena pelanggan tersebut biasanya
meningkatkan laba. Ukuran kinerja keuangan
akan merekomendasikan produk atau jasa
memberikan
yang
pencapaian
implementasi
strategi
petunjuk
dan
perusahaan
apakah
strategi,
pelaksanaannya
digunakannya.
Pada
akhirnya,
pendapatan yang diperoleh dari pelanggan
memberikan kontribusi atau tidak kepada
harus dikelola
peningkatan laba perusahaan (Kaplan dan
menghasilkan kinerja keuangan yang optimal.
Norton, 2000). Terdapat tiga aspek strategi
Pada
dengan
organisasi
baik agar
sektor
merupakan
dapat
publik,
yang perlu diperhatikan dalam aspek finansial
publik/masyarakat
pelanggan.
seperti pertumbuhan pendapatan atau laba,
Memuaskan kebutuhan masyarakat berarti
penurunan dan peningkatan produktivitas dan
memberi kepuasan kepada pelanggan. Untuk
penggunaan aset secara optimal.
mencapai kepuasan masyarakat diperlukan
perhatian terhadap sarana dan prasarana dalam
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
pelayanan kebutuhan masyarakat. Oleh karena
Proses bisnis internal bertujuan untuk
itu, bagi organisasi sektor publik perspektif
menerjemahkan strategi yang berkaitan dengan
pelanggan merupakan hal yang penting selain
proses di dalam organisasi baik berupa
perspektif finansial.
inovasi, proses pelaksanaan hingga respon atas
Perspektif pelanggan dapat diukur dari
umpan balik dari publik. Terdapat tiga proses
pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi
bisnis utama dalam perspektif proses bisnis
pelanggan,
dan
internal yaitu inovasi, operasi dan layanan
profitabilitas pelanggan (Kaplan dan Norton,
purna jual. Inovasi dapat mengandung arti
2000). Pangsa pasar menggambarkan proporsi
pengembangan atau penciptaan produk atau
bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di
jasa yang baru dalam memenuhi kebutuhan
pasar
jumlah
masyarakat yang selama ini belum diperoleh.
pelanggan, uang yang dibelanjakan, atau
Proses operasi menunjukkan tempat dan cara
volume satuan yang terjual. Retensi pelanggan
produk atau jasa dihasilkan dan disampaikan
adalah mempertahankan dan meningkatkan
kepada pelanggan. Menurut Kaplan dan
pelanggan.
mengukur
Norton (2000), layanan purna jual mencakup
dalam bentuk relatif atau absolut, keberhasilan
garansi dan berbagai aktivitas perbaikan,
unit
penggantian produk yang rusak dan yang
kepuasan
tertentu
pelanggan
(dalam
Akuisisi
bisnis
bentuk
pelanggan
menarik
atau
pelanggan
atau
bisnis
memenangkan
baru.
Kepuasan
pelanggan menilai tingkat kepuasan atas
dikembalikan,
serta
proses
pembayaran,
seperti administrasi kartu kredit.
Pada organisasi sektor publik, perspektif
kriteria kinerja tertentu di dalam proposisi
mengukur
proses bisnis internal dapat diukur melalui
keuntungan bersih yang diperoleh pelanggan
pengembangan dan kebermanfaatan sistem
atau segmen tertenu setelah dihitung berbagai
terpadu yang digunakan untumempermudah
pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi
dan memperluas akses pelayanan terhadap
kebutuhan pelanggan tersebut.
masyarakat, proses administrasi yang andal
Perspektif Proses Bisnis Internal
dan tepat waktu, jumlah keluhan yang masuk,
nilai.
Profitabilitas
Perspektif
pelanggan
proses
bisnis
internal
menekankan pada proses internal yang akan
ketepatan dan kecepatan mengatasi keluhan.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
memiliki pengaruh besar terhadap kepuasan
pelanggan dan pencapaian tujuan finansial.
mengembangkan
Dalam perspektif ini para manajer publik perlu
untuk mencapai ketiga perspektif sebelumnya.
mengidentifikasi berbagai proses internal yang
Perspektif ini berfokus pada pertumbuhan atau
perlu direncanakan dan dilakukan untuk
kinerja jangka panjang dan menekankan pada
memenuhi kebutuhan publik/masyarakat dan
tiga
memuaskan
sumberdaya
informasi,
organisasi.
Sumberdaya
publik,
baik berupa
kebijakan ataupun layanan jasa.
produk
aspek
berupa
konstruksi
yaitu
budaya
infrastruktur
sumberdaya
dan
manusia,
sumberdaya
organisasi
organisasi,
prosedur
dapat
dan
25
26 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
kebijakan
yang
ditetapkan
organisasi.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
meningkatkan
kinerja
peningkatan
informasi,
kapabilitas
motivasi,
pengukuran lainnya (Kaplan dan Norton,
2000).
organisasi
melalui
Kepuasan pekerja dapat diketahui melalui
pekerja,
sistem
angket yang disebar kepada pekerja sedangkan
dan
retensi pekerja berkaitan dengan kemampuan
pemberdayaan
keselarasan.
organisasi mempertahan karyawannya dalam
Perspektif
pembelajaran
memandang
jangka waktu yang lama. Produktivitas pekerja
penting sumberdaya manusia. Sumberdaya
merupakan hasil dari komitmen pekerja,
manusia merupakan pekerja atau karyawan
efektivitas pekerja dan kepuasan pekerja yang
dalam suatu organisasi. Sumberdaya manusia
dapat diketahui dari perbandingan jumlah
mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.
pendapatan yang diperoleh dengan jumlah
Dalam mencapai tujuan organisasi diperlukan
pekerja dan jumlah pendapatan per pekerja.
karyawan yang memiliki kapabilitas dan
Balanced Scorecard sebagai Pengukuran
kompeten. Peningkatan kualitas karyawan
Kinerja Organisasi Sektor Publik
akan juga membantu meningkatkan kinerja
Kaplan dan Norton memperkenalkan
organisasi. Oleh karena itu organisasi perlu
pertama kali balanced scorecard
merencanakan program atau kegiatan yang
organisasi
dapat meningkatkan kompetensi sumberdaya
memiliki perbedaan karakteristik dan tujuan
manusia baik berupa pendidikan, pelatihan,
dengan organisasi sektor publik. Organisasi
magang, atau kursus.
sektor publik bertujuan untuk menyediakan
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
akan
berdampak
(bisnis)
yang
produk dan jasa kepada publik dengan dana
publik yang dikelolanya sehingga perspektif
dihasilkan dan kualitas layanan terhadap
pelanggan (dalam hal ini publik) menjadi
pelanggan dan memberi citra yang baik bagi
prioritas utama sehingga penerapan balanced
organisasi di mata pelanggan. Peningkatan
scorecard sebagai pengukuran kinerja pada
kualitas sumberdaya manusia juga mampu
organisasi sektor publik perlu penyesuaian
mengembangkan
bisnis
kembali. Tujuan utama organisasi sektor
menghasilkan
swasta yang bermotif meningkatkan laba
produk yang berkualitas dan layanan jasa yang
sehingga menempatkan pencapaian perpektif
prima.
keuangan sebagai puncak dari perspektif
sehingga
Dalam
perspektif
mampu
perspektif
produk
swasta
yang
internal
terhadap
sektor
untuk
proses
pembelajaran
dan
lainnya.
Ilustrasi
penerapan
balanced
pertumbuhan terdapat tiga pengukuran utama
scorecard pada organisasi sektor swasta
seperti kepuasan pekerja, retensi pekerja, dan
(bisnis)
produktivitas
peningkatan laba (ukuran finansial) berikut
pekerja.
Dalam
kelompok
pengukuran ini, tujuan kepuasan pekerja
umumnya dipandang sebagai pendorong kedua
ini.
yang
lebih
mengutamakan
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
ROCE
Perspektif Finansial
Perspektif Pelanggan
Loyalitas
Pelanggan
Penyerahan
Tepat Waktu
Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses Waktu
Siklus
Proses Mutu
Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan
Keahlian Pekerja
Gambar 2 Penerapan Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Swasta (Bisnis)
Sumber: Kaplan dan Norton, 2000
Walaupun
fokus
dan
awal
Baharuddin (2006) dalam Sari (2013)
balanced scorecard adalah sektor swasta
mengungkapkan bahwa ada empat aspek
(perusahaan pencari laba), peluang scorecard
organisasi publik yang sangat relevan apabila
untuk dipakai dalam memperbaiki manajemen
dihubungkan dengan balanced scorecard dan
perusahaan
memungkinkan untuk diadakan pengukuran,
pemerintah
aplikasi
dan
perusahaan
nirlaba mungkin bahkan menjadi lebih besar
antara lain:
(Kaplan dan Norton, 2000). Lebih lanjut
1. Aspek
pelayanan,
yaitu
sejauhmana
Kaplan dan Norton (2000) menyatakan bahwa
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
sukses bagi perusahaan pemerintah dan
yang diberikan pemerintah. Kepuasan
perusahaan nirlaba seharusnya diukur dengan
tersebut dapat diukur dengan jumlah
seberapa efektif dan efisien perusahaan
keluhan
memenuhi berbagai aturan pokok. Dalam
terhadap pelayanan publik yang diberikan
artian ini perspektif finansial dapat menjadi
oleh pemerintah melalui aspirasi yang
pendorong namun jarang menjadi tujuan
disampaikan di DPR/DPRD, di media
utama sehingga perlu ada modifikasi untuk
massa, media elektronik, dll.
menyesuaikan penerapan balanced scorecard
pada organisasi sektor publik.
dan
komplain
masyarakat
2. Aspek bisnis internal dikaitkan dengan
proses internal pada organisasi publik,
27
28 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
yakni
kinerja
pegawai,
sejauhmana
yang
dimiliki.
Dengan
adanya
organisasi publik mengadakan inovasi,
pelaksanaan kegiatan atau produk layanan
maksimalisasi produk kebijakan dalam
yang baik selanjutnya akan memperoleh
pelayanan
interaksi
hasil respon positif dari masyarakat dalam
pelayanan yang
bentuk pembayaran pajak dari retribusi
internal
serta
masyarakat terhadap
diberikan.
daerah atau sumber lainnya.
3. Aspek pembelajaran dan pertumbuhan di
dalam
organisasi
tentang
publik
pemberdayaan
mencakup
alat
pengukuran
kinerja
tetap
harus
daya
berpedoman pada tujuan organisasi (Mahsun,
sebagai perangkat dari organisasi publik.
2009). Pada organisasi sektor publik yang
Pendidikan
bertujuan pada kepuasan pelanggan dan
diberikan
dan
pembelajaran
perlu
karyawan
agar
peningkatan
dan
organizations),
kepada
termotivasi
sumber
Implementasi balanced scorecard sebagai
memiliki
keahlian
laba
(quasi
balanced
nonprofit
scorecard
keterampilan kerja memperbaiki pola
menempatkan
kerja, sistem kerja, sikap dan perilaku di
perspektif pelanggan sejajar di puncak diikuti
dalam bekerja.
oleh perspektif proses bisnis internal dan
4. Aspek
keuangan/finansial
merupakan
hasil dari suatu proses yang berlanjut
selanjutnya
perspektif
perspektif
finansial
pembelajaran
dan
dan
pertumbuhan.
karena adanya peningkatan sumber daya
Perspektif Finansial
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Gambar 3. Model Balanced Scorecard untuk Quasi Nonprofit Organizations
Sumber: Mahsun, 2009
Organisasi sektor publik (pure nonprofit
organizations)
memberikan
mempunyai
pelayanan
tujuan
publik.
utama
Balanced
scorecard pada pure nonprofit organizations
menempatkan perspektif pelanggan dipuncak
perspektif lainnya seperti yang digambarkan
berikut.
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
Perspektif Pelanggan
Perspektif Finansial
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran dan
Perumbuhan
Gambar 4. Model Balanced Scorecard untuk Pure Nonprofit Organizations
Sumber: Mahsun, 2009
Kaplan dan Norton (2000) menunjukkan
Norton menjelaskan bahwa scorecard ini tetap
penerapan balanced scorecard pada organisasi
mempertahankan
sektor publik di Amerika Serikat tahun 1993,
tradisional
yaitu Performance Measurement Action Team
menekankan
(PMAT), sebuah gugus tugas antar instansi
dijalankan para pekerja federal di dalam
yang
perlindungan
pendekatan baru instansi pemerintah yang
Procurement Executive Association (PEA)
lebih berfokus pada pelanggan. Berikut ini
Federal untuk mengevaluasi kelayakan sistem
adalah ilustrasi penerapan balanced scorecard
procurement diberbagai instansi. Kaplan dan
bagi sistem procurement federal.
dibentuk
di
bawah
keempat
balanced
peran
perspektif
scorecard,
penting
dengan
yang
Perspektif
Finansial
Perspektif Pelanggan
Perspektif
Pemberdayaan
Pekerja
Perspektif Bisnis
Internal
Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
Gambar 5 Ilustrasi Penerapan Balanced Scorecard bagi Sistem Procurement Federal
Sumber: Kaplan dan Norton, 2000.
harus
29
30 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
Rincian penerapan balanced scorecard pada sistem procurement federal (Mulyadi, 2000):
Tabel 2 Perspektif Finansial pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Finansial
Tujuan
Ukuran
Memaksimalkan nilai pada Rasio cost-spend
harga terendah
Memaksimalkan penghematan Penghematan yang terkait
biaya
dengan pembelian
Pembayaran tepat waktu
Sanksi tunggakan pembayaran
Memaksimalkan produktivitas Rasio
Tabel 3 Perspektif Pelanggan pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Pelanggan
Ukuran
Mengirimkan tepat waktu
sesuai permintaan pelanggan
Mutu
Mutu produk jasa sesuai
permintaan pelanggan
Pelayanan/Kemitraan
Daya
tanggap
sesuai
permintaan pelanggan
Tujuan
Ketepatan waktu
Tabel 4 Perspektif Perspektif Proses Bisnis Internal pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Proses Bisnis Internal
Tujuan
Ukuran
Akuisisi yang handal
Pengkajian
sistem
mutu
internal
Pengumpulan
data
yang Pengkajian sistem informasi
akurat, tepat waktu dan efektif manajemen
Tabel 5 Perspektif Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tujuan
Ukuran
Memenuhi tujuan misi saat ini Penilaian diri untuk perbaikan
yang berkesinambungan
Memenuhi tujuan misi depan
Penilaian
diri
bagi
perencanaan strategis/taktis
Tabel 6 Perspektif Pemberdayaan Pekerja pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Pemberdayaan Pekerja
Tujuan
Ukuran
Tenaga kerja bermutu
Penilaian diri
Lingkungan kerja bermutu
Mutu lingkungan pekerjaan
sesuai yang ditentukan pekerja
Kepemimpinan eksekutif
Mutu
dan
integritas
kepemimpinan
sesuai
ketentuan pekerja
Berdasarkan penerapan balanced scorecard
scorecard dapat diterapkan pada organisasi
pada Sistem Procurement Federal di Amerika
sektor publik, tidak hanya di organisasi sektor
Serikat
swasta (bisnis) saja. Balanced scorecard dapat
membuktikan
bahwa
balanced
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
dimodifikasi menyesuaikan dengan visi dan
publik juga menjadi gambaran akuntabilitas
strategi yang dikembangkan organisasi untuk
atau pertanggungjawaban seorang manajer
mencapai tujuannya.
publik.
Untuk
mengukur
kinerja
suatu
organisasi sektor publik diperlukan pendekatan
SIMPULAN
selain pendekatan keuangan yaitu pendekatan
Organisasi sektor publik memiliki
karakteristik
yang
berbeda
dengan
nonkeuangan
seperti
balanced
scorecard
sebagai ukuran kinerja.
organisasi sektor swasta. Hal tersebut
Balanced scorecard mengukur kinerja
menyebabkan pengukuran kinerja pun
melalui empat perspektif yang komprehensif
harus
dan
menyesuaikan.
Untuk
dapat
diterapkan pada organisasi sektor publik.
Balanced scorecard merupakan salah
berimbang,
terdiri
dari
perspektif
finansial, perspektif pelanggan, perspektif
proses
bisnis
internal
dan
perspektif
satu alternatif dalam pengukuran kinerja
pembelajaran dan pertumbuhan. Penerapan
organisasi
Pengukuran
balanced scorecard dapat dimodifikasi
kinerja organisasi sektor publik umumnya
beradaptasi dengan jenis organisasi, visi
lebih menekankan pada ukuran kinerja
dan strategi yang ditetapkan.
sektor
publik.
keuangan. Kinerja pada organisasi sektor
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Cahyono, Dwi. 2000. Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard untuk Organisasi Sektor Publik.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2 No.3 Edisi Desember.
Fraser, Lyn M., dan Aileen Ormiston. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: Indeks.
Handoko, Jesica. 2006. Pengaruh Emosi Negatif dalam Pemilihan Alternatif Investasi Modal:
Perbandingan Keputusan Individu dan Kelompok. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10,
No.3:303-320.Hsu, K. 2005. Using Balanced Scorecard and Fuzzy Data Envelopment Analysis
for Multinational R&D Project Performance Assessment. The Journal of American Academy of
Business. Vol. 7(1): 189-196.
Hsu, K. 2005. Using Balanced Scorecard and Fuzzy Data Envelopment Analysis for Multinational
R&D Project Performance Assessment. The Journal of American Academy of Business. Vol.
7(1): 189-196
Kaplan, Robert S., dan David P. Norton. 2000. Menerapkan Strategi menjadi Aksi Balanced
Scorecard. Jakarta: Erlangga.
Kristanti, Putriana. 2006. Pengukuran Kinerja dan Perannya dalam Meningkatkan Kinerja
Perusahaan, Kajian Bisnis, Vol. 14 No. 2, Edisi Mei – Agustus.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Mahsun, Mohamad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi. 2007. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Rangkuti, Freddy. 2013. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen .
Jakarta: Grasindo.
Sari, Lia. 2013. Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik (Sebuah Studi Literatur). Ilmiah,
Vol. V No.I1.
31
Vol. 6 No.1, Februari 2014, hal. 16-31
ISSN 1979-4851
http://jca.unja.ac.id
BALANCED SCORECARD: ALTERNATIF PENGUKURAN KINERJA
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Dewi Fitriyani1)
1)
Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
dewi_fitriyani@unja.ac.id
Abstrak: Organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi sektor swasta.
Terdapat beberapa pendekatan dalam mengukur kinerja organisasi sektor publik yang lebih menekankan pada
ukuran keuangan. Pengukuran kinerja yang hanya berdasarkan segi keuangan tidak begitu cocok diterapkan
pada organisasi sektor publik. Balanced scorecard mengukur kinerja secara komprehensif dan berimbang dari
segi keuangan dan nonkeuangan yang dapat digunakan sebagai metode dalam pengukuran kinerja organisasi
sektor publik. Balanced scorecard mengukur kinerja berdasarkan empat perspektif yaitu perspektif finansial,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan
organisasi sektor swasta yang lebih berorientasi laba berbeda dengan tujuan organisasi sektor publik yang
melayani kebutuhan produk dan jasa publik, sehingga penerapan balanced scorecard pada organisasi sektor
publik memerlukan penyesuaian kembali.
Kata Kunci: balanced scorecard, pengukuran kinerja, organisasi sektor publik.
Kinerja
merupakan
suatu
gambaran
memiliki karakteristik yang berbeda dengan
keberhasilan pengelolaan dari suatu organisasi.
organisasi
Dalam kinerja tercermin pencapaian yang
menyebabkan pengukuran kinerja organisasi
telah diperoleh oleh suatu organsasi. Setiap
sektor publik pun harus menyesuaikan. Tujuan
organisasi termasuk organisasi sektor publik
utama
perlu mengetahui kinerjanya untuk mengetahui
memperoleh keuntungan yang maksimal untuk
hasil pencapaiannya. Organisasi sektor publik
kepentingan pemiliknya. Sedangkan pada
merupakan organisasi yang menggunakan
organisasi sektor publik keuntungan atau laba
dana publik untuk menyediakan kebutuhan
bukan menjadi prioritas utama melainkan
barang dan jasa publik. Sebagai organisasi
memberikan pelayanan yang optimal bagi
yang menggunakan dana publik maka publik
kepentingan publik.
perlu mengetahui
bagaimana
sektor
organisasi
swasta.
swasta
Hal
adalah
tersebut
untuk
Sistem pengukuran dan manajemen yang
pengelolaan
dananya. Pencapaian pengelolaan dana publik
komprehensif
seharusnya
dapat diketahui dari kinerja organisasi tersebut
keterkaitan
sehingga diperlukan adanya penilaian kinerja
layanan
pada organisasi sektor publik.
Penilaian ki-
produk dan jasa baru dengan peningkatan
nerja dilakukan dengan mengukur kesuksesan
kinerja finansial melalui penjualan yang lebih
atau tidaknya suatu kegiatan dalam organisasi.
tinggi, marjin operasi yang lebih besar, tingkat
Pada dasarnya organisasi sektor publik
perputaran aktiva yang lebih cepat, dan biaya
antara
pelanggan,
menjelaskan
peningkatan
serta
operasi,
pengembangan
swasta
operasi yang menurun (Kaplan dan Norton,
(Cahyono, 2000). Organisasi sektor publik
2000). Pengukuran kinerja yang baik adalah
amat
berbeda
dengan
organisasi
16
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
pengukuran kinerja yang dapat memberikan
menjelaskan bahwa ukuran kinerja keuangan
informasi
maupun
yang
komprehensif
mengenai
nonkeuangan
dilakukan
untuk
kinerja suatu organisasi. Informasi yang
menekan perilaku yang tidak semestinya serta
diberikan tidak hanya dari satu sisi saja namun
untuk merangsang dan menegakkan perilaku
juga mencakup unsur pembentuk kinerja yang
yang semestinya diinginkan melalui umpan
lain.
balik
Pengukuran
kinerja
yang
hanya
hasil
kinerja
dan
waktu
serta
berdasarkan segi keuangan seperti jumlah laba
penghargaan baik yang bersifat fisik maupun
yang
non-fisik.
diperoleh
tidaklah
begitu
cocok
Oleh
karena
artikel
membahas
Kinerja pada organisasi sektor publik juga
publik, pengukuran kinerja pada organisasi
menjadi
sektor publik, dan balanced scorecard sebagai
akuntabilitas
atau
pertanggungjawaban seorang manajer publik.
organisasi
ini
diterapkan pada organisasi sektor publik.
gambaran
karakteristik
itu
sektor
pengukuran kinerja organisasi sektor publik.
Oleh karena itu untuk mengukur kinerja suatu
organisasi sektor publik diperlukan pendekatan
PEMBAHASAN
selain pendekatan keuangan yaitu pendekatan
Organisasi Sektor Publik
nonkeuangan
seperti
balanced
Sektor publik seringkali dipahami
scorecard
sebagai segala sesuatu yang berhubungan
sebagai ukuran kinerja.
Balanced scorecard diperkenalkan oleh
dengan kepentingan umum dan penyediaan
Robert S. Kaplan dan David P. Norton melalui
barang atau jasa kepada publik yang dibayar
artikelnya
Harvard
melalui pajak atau pendapatan negara lain
Business Review tahun 1992. Pada mulanya
yang diatur dengan hukum (Mahsun, 2009).
balanced scorecard lebih ditujukan untuk
Organisasi sektor publik terkait dengan
mengukur kinerja pada organisasi
strategi dan kebijakan yang diambil untuk
yang
dimuat
dalam
bisnis.
Namun dalam perkembangannya balanced
pemenuhan
kebutuhan
publik.
Berbagai
untuk
organisasi yang tercakup dalam sektor publik
digunakan sebagai teknik pengukuran kinerja
diantarnya adalah pemerintah pusat maupun
organisasi sektor publik.
daerah dan perusahaan yang dimiliki oleh
scorecard
juga
dianggap
cocok
Balanced scorecard melengkapi ukuran
pemerintah (BUMN dan BUMD). Bastian
keuangan kinerja masa lalu dengan ukuran
(2010)
pendorong (drivers) kinerja masa depan
organisasi sektor publik di Indonesia, yaitu
(Kaplan
organisasi
dan
Norton,
2000).
Balanced
mengemukakan
pemerintah
beberapa
pusat,
jenis
organisasi
scorecard mengukur kinerja tidak hanya dari
pemerintah daerah, organisasi partai politik,
segi keuangan saja namun juga nonkeuangan.
organisasi
LSM,
Rudianto
organisasi
pendidikan
(2006)
mengemukakan
bahwa
organisasi
seperti
yayasan,
sekolah,
penilaian kinerja yang efektif menggunakan
organisasi kesehatan seperti puskemas dan
alat ukur baik ukuran kinerja keuangan
rumah sakit, dan organisasi tempat peribatan
maupun non keuangan. Lebih lanjut Rudianto
seperti masjid, gereja, vihara dan pura.
17
18 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
Selanjutnya Bastian (2010) mengungkapkan karakteristik organisasi sektor publik sebagai
berikut:
Tabel 1 Karakteristik Organisasi Sektor Publik
Tujuan
Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan
dasar, dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani
Pelayanan publik (public services) seperti dalam bidang pendidikan,
kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transportasi publik, dan penyediaan
pangan
Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba
perusahan negara, pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-lain yang sah
dan tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku
Bertanggungjawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan
masyarakat, seperti dalam organisasi pemerintahan yang meliputi Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) seta dalam yayasan dan LSM seperti
dewan pengampu
Bersifat birokratis, formal dan berjenjang
Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan
anggaran program publik dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh
masyarakat. Dan, akhirnya, disahkan oleh wakil masyarakat di DPR, DPD,
DPRD, majelis syuro partai, dewan pengurus LSM, atau dewan pengurus
yayasan
Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai organisasi, para
kreditor, para investor, lembaga-lembaga internasional termasuk lembaga
donor internasional seperti Bank Dunia (World Bank), International Monetary
Fund (IMF), Asian Development Bank (ADB), Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), United Nation Development Program (UNDP), USAID, dan
pemerintah luar negeri.
Aktivitas
Sumber Pembiayaan
Pola Pertanggungjawaban
Kultur Organisasi
Penyusunan Anggaran
Stakeholders
Sumber: Bastian (2010)
Menurut Mahsun (2009) berdasarkan
karakteristiknya
organisasi
LSM,
rumah
sakit,
puskesmas,
dapat
sekolah, partai politik dan rumah peribadatan.
dibedakan menjadi dua, yaitu pure nonprofit
Instansi pemerintah dan badan usaha milik
dan
organizations
publik
seperti
quasi
nonprofit
organizations. Mahsun (2009) menjelaskan
negara/daerah merupakan contoh dari quasi
nonprofit organizations.
bahwa pure nonprofit organizations adalah
Organisasi sektor publik sebagai suatu
organisasi adalah organisasi publik yang
aktivitas yang memberikan pelayanan baik
menyediakan atau menjual barang dan/atau
berupa produk atau jasa kepada publik
jasa dengan maksud untuk melayani dan
(masyarakat) memiliki tujuan yang berbeda
meningkatkan
masyarakat,
dengan organisasi sektor swasta (bisnis).
organizations
Aktivitas organisasi sektor publik bergerak
sedangkan
kesejahteraan
quasi
merupakan
nonprofit
organisasi
yang
dalam pelayanan publik seperti pendidikan,
menyediakan atau menjual barang dan/atau
kesehatan, keamanan, dan transportasi. Bastian
jasa
melayani
(2010) menyatakan bahwa organisasi sektor
masyarakat dan memperoleh keuntungan
publik bertujuan memenuhi kesejahteraan
(surplus). Organisasi sektor publik yang
masyarakat,
merupakan
sektor swasta adalah mencari keuntungan.
dengan
maksud
pure
publik
untuk
nonprofit
organizations
sedangkan
tujuan
organisasi
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
Lebih lanjut Bastian mengemukakan karena
ukuran-ukuran keuangan hanya menekankan
kepemilikan dan motif labanya berbeda,
pada hasil, bukan proses operasional yang
budaya atau kultur di organisasi sektor publik
menfasilitasi
berbeda
kebijakan penurunan kos. Kedua, metode
dengan
kultur
organisasi
bisnis
(swasta). Dalam organisasi publik, manajemen
penilaian
dan
keterbatasan
anggota
mencapai
organisasi
satu
tujuan
bekerja
yakni
untuk
pemenuhan
pengendalian
kinerja
organisasi
tradisional
dalam
di
kualitas
dan
mempunyai
memprediksi
kondisi
mendatang.
Ketiga,
masa
pelayanan publik. Dalam organisasi swasta
meskipun penilaian kinerja tradisional metode
(bisnis), segala aktivitas dan sumber daya
ini sangat efektif biaya, bisa jadi sangat
manusianya terfokus pada keuntungan dari
berbahaya dalam jangka panjang perusahaan
persaingan antarorganisasi dan produk yang
manfaat
dihasilkan.
Horngren (2004) dalam Kristanti (2006)
Organisasi sektor publik memiliki
yang
bersangkutan.
Menurut
terdapat dua alasan adanya perhatian pada
cakupan wilayah kerja yang luas, dari kota
ukuran-ukuran
non
besar hingga ke sudut desa terkecil. Luasnya
Mendukung
keputusan.
cakupan membuktikan besarnya peran dan
keuangan berfokus pada hasil dari keputusan
pengaruh
pada
yang dibuat dalam kondisi yang berisiko atau
masyarakat. Organisasi sektor publik yang
ketidakpastian; b). Perhatian pada ukuran-
memiliki kinerja yang baik akan dapat
ukuran
memperbaiki kehidupan masyarakat. Untuk itu
menurunkan tekanan yang berlebihan oleh
perlu adanya perhatian yang lebih terhadap
manajer
peningkatan kinerja organisasi sektor publik.
Indriantoro (2000) dalam Cahyono (2000)
organisasi
sektor
publik
Penilaian organisasi sektor publik
kinerja
pada
keuangan,
yaitu:
Ukuran-ukuran
non-keuangan
jangka
a).
pendek.
dapat
Menurut
dalam organisasi nirlaba ukuran kinerja dalam
tidak hanya dapat diukur dalam nilai ekonomis
perspektif
saja, namun juga dari pelayanan kepada
keberhasilan organisasi nirlaba harus diukur
masyarakat.
pada
dengan seberapa efektif dan efisien mereka
bersifat
memenuhi kebutuhan konstituentinya, tujuan
komprehensif dan menggambarkan pencapaian
tangible (berwujud harus didefinisikan untuk
hasil dari banyak unsur. Pengukuran kinerja
pelanggan dan konstituenti.
organisasi
Pengukuran
sektor
kinerja
publik
harus
yang baik tidak hanya mengukur unsur
keuangan
saja
namun
juga
unsur
non
finansial
menjadi
kendala,
Ukuran kinerja yang baik tidak hanya
mampu
meningkatkan
kinerja
organisasi
keuangan. Pengukuran kinerja dari unsur
namun juga membawa perubahan positif
keuangan
dalam
terkadang
dicapai
dengan
memenuhi
harapan
publik
atas
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
pelayanan yang diberikan. Lynch dan Cross
Hsu (2005) mengemukakan bahwa ukuran-
(1992) dalam Kristanti (2006) mengemukakan
ukuran keuangan seperti laba, return on
bahwa ukuran kinerja yang baik dapat: a)
investment, atau return on asset yaitu pertama,
meningkatkan
kinerja
untuk
memenuhi
19
20 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
harapan pelanggan, mendekatkan perusahaan
publik
kepada pelanggan dan membuat setiap orang
dimaksudkan untuk: 1). Pengukuran kinerja
dalam
mempertimbangkan
sektor publik dimaksudkan untuk membantu
kepuasan pelanggan, b) melayani pelanggan
memperbaiki kinerja pemerintah, 2). Ukuran
internal dan pemasok sebagai cross-functional
kinerja
teams yang bekerja pada tujuan yang sama, c)
pengalokasian sumber daya dan pembuatan
mengidentifikasi
oleh
keputusan, dan 3). Ukuran kinerja sektor
dan
publik
perusahaan
keterlambatan,
pemborosan
kerusakan,
kesalahan,
menurut
sektor
Mardiasmo
publik
dimaksudkan
(2009)
digunakan
untuk
untuk
mewujudkan
mengarah untuk menurunkan pemborosan, d)
pertanggungjawaban publik dan memperbaiki
membuat tujuan strategik yang kabur menjadi
komunikasi kelembagaan.
konkrit, sehingga mempercepat tingkat belajar
Pengukuran kinerja dalam organisasi
organisasi, e) membangun konsensus untuk
sektor publik memiliki beberapa manfaat.
berubah melalui penghargaan pada perilaku
BPKP
yang benar.
menjelaskan manfaat pengukuran kinerja baik
Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor
untuk internal maupun eksternal organisasi,
Publik
antara lain:
Setiap aktivitas atau kegiatan dalam
organisasi
dilakukan
untuk
mendukung
program atau tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Tercapainya program atau tujuan
tercermin dalam kinerja organisasi. Kinerja
(2000)
dalam
Mahsun
(2009)
1. Memastikan pemahaman para pelaksana
akan
ukuran
yang
digunakan
untuk
pencapaian kinerja.
2. Memastikan tercapainya rencana kinerja
yang telah disepakati
dipengaruhi oleh banyak faktor. Kinerja dapat
3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
dipengaruhi tidak hanya orang namun juga
kinerja dan membandingkannya dengan
kegiatan yang dilakukan sehingga pengukuran
rencana kerja serta melakukan tindakan
kinerja harus dapat mencakup banya faktor
untuk memperbaiki kinerja
Kinerja
4. Memberikan penghargaan dan hukuman
organisasi publik diidentifikasi dengan
yang obyektif atas prestasi pelaksana yang
keberhasilan organisasi tersebut dalam
telah
memenuhi kebutuhan masyarakat.
pengukuran kinerja yang telah disepakati
tersebut
secara
komprehensif.
Pengukuran kinerja merupakan suatu
instrumen yang digunakan untuk menilai
luaran dari suatu kegiatan terhadap target dan
tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran
kinerja menjelaskan secara kuantitatif maupun
kualitatif berdasarkan luaran yang dicapai.
Pengukuran kinerja pada organisasi sektor
diukur
sesuai
dengan
sistem
5. Menjadi alat komunikasi antar bawahan
dan pimpinan dalam upaya memperbaiki
kinerja organisasi
6. Mengidentifikasi
apakah
kepuasan
pelanggan sudah terpenuhi
7. Membantu memahami proses kegiatan
instansi pemerintah
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan
dilakukan secara obyektif
9. Menunjukkan
artikel ini hanya fokus membahas balanced
scorecard
peningkatan
yang
perlu
dilakukan
dibandingkan ketiga pendekatan
pengukuran kinerja yang lain. Berikut uraian
mengenai beberapa pengukuran kinerja pada
10. Mengungkapkan
permasalahan
yang
terjadi.
organisasi sektor publik.
Analisis Anggaran
Anggaran dalam organisasi sektor publik
Pengukuran kinerja pada organisasi sektor
kinerja
merupakan suatu hal yang penting karena
organisasi baik secara kuantitatif maupun
menggambarkan perencanaan kegiatan suatu
kualitatif. Organisasi sektor publik memiliki
oganisasi untuk mencapai tujuan yang telah
karakteristik yang berbeda dengan organisasi
ditetapkan.
sektor swasta (bisnis) yang lebih berorientasi
membandingkan
pada pencapaian laba. Untuk itu pengukuran
ditetapkan dengan realisasinya. Tolok ukur
kinerja yang hanya mengandalkan pendekatan
kinerja
keuangan, tidak begitu tepat digunakan pada
keberhasilan organisasi dalam mencapai setiap
organisasi sektor publik. Dalam organisasi
program yang telah direncanakan dalam
sektor
anggaran.
publik
harus
publik,
dapat
menjelaskan
pengukuran
kinerja
juga
Anggaran
dalam
dianalisis
antara
analisis
dengan
anggaran
anggaran
yang
adalah
menjelaskan efektivitas dan efisiensi kebijakan
Analisis anggaran lebih ditujukan untuk
yang diambil oleh manajer publik. Pengukuran
mengetahui kinerja pengelolaan keuangan
kinerja
juga
dana publik baik oleh pemerintah maupun
pertang-
organisasi sektor publik lainnya. Sebagai alat
organisasi
mencerminkan
sektor
publik
akuntabilitas
gungjawaban atas tindakan atau kebijakan
ukur
manajer publik sebagai pengelola organisasi
anggaran perlu memperhatikan mulai dari
sektor publik. Mardiasmo (2009) menjelaskan
perencanaan,
bahwa sistem pengukuran kinerja adalah suatu
pengawasan yang dilakukan.
sistem
Analisis Rasio Laporan Keuangan
yang
bertujuan
untuk
membantu
manajer publik menilai pencapaian suatu
kinerja,
melakukan
analisis
pelaksanaan/realisasi
serta
Organisasi sektor publik menyusun laporan
strategi melalui alat ukur sektor publik
keuangan
financial dan non-financial.
keuangan
Terdapat beberapa metode yang sering
dalam
untuk
memberikan
kepada
informasi
pihak-pihak
yang
berkepentingan untuk pengambilan keputusan.
kinerja
Pada sektor publik, pengambilan keputusan
organisasi sektor publik. Mahsun (2009)
tidak hanya di bidang ekonomi saja, namun
mengemukakan
juga di bidang sosial, politik, dan keamanan.
digunakan
dalam
pengukuran
beberapa
pendekatan
pengukuran kinerja organisasi sektor publik
Tidak
seperti analisis anggaran, analisis rasio laporan
memahami akuntansi yang merupakan alat
keuangan, performance audit
untuk
(value
for
money) dan balanced scorecard. Namun
semua
pemangku
menghasilkan
laporan
kepentingan
keuangan
21
22 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
sehingga menurut Mahmudi (2007) perlu
Balanced Scorecard
Balanced scorecard dikembangkan oleh
dibantu analisis laporan keuangan.
keuangan
Kaplan dan Norton. Meskipun pada awalnya
bervariasi tergantung pada perspektif pemakai
ditujukan untuk pengukuran kinerja pada
laporan keuangan dan keinginan apa yang
organisasi
diharapkan
laporan
balanced scorecard dapat digunakan sebagai
2008).
alat ukur kinerja pada organisasi sektor
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan
publik. Penerapan balanced scorecard pada
membandingkan hubungan antar item dalam
pengukuran
laporan keuangan. Teknik analisis laporan
bertujuan
keuangan yang paling sering digunakan adalah
keseimbangan antara berbagai ukuran internal
analisis rasio keuangan. Pengukuran kinerja
dan eksternal (Sari, 2013). Oskar (2007)
yang didasarkan atas penghitungan rasio-rasio
dalam Sari (2013) menjelaskan bahwa tujuan
keuangan, misalnya rasio likuiditas, rasio
penerapan
aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio pasar
organisasi
(Mahsun, 2009).
pemberdayaan institusi, penganggaran yang
Performance Audit (Value for Money)
lebih
Tujuan
analisis
oleh
keuangan
laporan
analisis
(Fraser
dan
data
Ormiston,
Value for money merupakan pendekatan
sektor
swasta
kinerja
untuk
organisasi
rasional,
meningkatkan
adanya
scorecard
publik
namun
publik
menyatakan
balanced
sektor
bisnis,
adalah
peningkatan
pada
untuk
kinerja,
komunikasi
kepada
pengukuran kinerja yang mengutamakan nilai
stakeholders, dan penyediaan data untuk
dari uang. Nilai uang pada organisasi sektor
acuan. Melalui balanced scorecard, kinerja
publik mengacu pada nilai produk atau
organisasi sektor publik diukur dari beberapa
layanan
kepada
aspek secara menyeluruh, yang terdiri dari
money mengukur
empat perspektif, yaitu perspektif finansial,
kinerja berdasarkan unsur efisiensi, efektivitas
perspektif pelanggan, perspektif proses
dan ekonomi dalam pengelolaan organisasi
bisnis
sektor publik. Efisiensi diukur dari hasil
pembelajaran dan pertumbuhan.
jasa
yang
diberikan
masyarakat. Value for
perbandingan output terhadap input. Suatu
organisasi dianggap efisien apabila rasio
efisiensi cenderung di atas satu (Bastian,
2010). Efektivitas adalah tingkat pencapaian
hasil outcome terhadap output.. Ekonomi
adalah perbandingan harga yang dikeluarkan
terhadap perolehan input. Ekonomi juga
mengandung
mengurangi
diperlukan.
arti
aktivitas
menghilangkan
atau
biaya
atau
tidak
internal,
dan
perspektif
Balanced scorecard sebagai suatu sistem
manajemen, pengukuran dan pengendalian
yang secara komprehensif yang digunakan
organisasi
dalam
berkomunikasi
untuk
mencapai tujuan jangka pendek maupun
jangka
panjang.
Balanced
scorecard
membantu organisasi menerjemahkan dan
mengkomunikasikan visi dan strategi kepada
pihak manajemen dan anggota organisasi
untuk secara bersama mencapainya. Balanced
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
memberi saran kepada pihak
yang terpadu dan berimbang. Keseimbangan
manajemen sebuah kerangka kerja yang
sasaran strategik yang ditetapkan dalam
komprehensif untuk menerjemahkan visi dan
perencanaan strategik digambarkan berikut
strategi ke dalam seperangkat ukuran kinerja
ini.
scorecard
.
Process-Centric
Perspektif Proses
Perspektif Keuangan
Long-term
Shareholder Value
Productive and
Cost Effective
Processes
Internal Focus
External Focus
Human Capital,
Information Capital,
Organization
Capital
Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan
Perspektif Customer
Customer Value
People-Centric
Gambar 1 Keseimbangan Sasaran Strategik yang Ditetapkan dalam Perencanaan Strategik
Sumber : Mulyadi, 2007
balanced scorecard diperlukan komitmen
Konsep Balanced Scorecard
alat
organisasi dan anggota organisasi dalam
manajemen kontemporer yang didesain untuk
pencapaian visi dan strategi yang telah
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
ditetapkan sebelumnya. Secara komprehensif
melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa
dan
secara
mengukur
Balanced
merupakan
scorecard
berkesibambungan
(sustainable
berimbang,
balanced
kinerja
scorecard
organisasi
dalam
outstanding financial performance) (Mulyadi,
pencapaian visi, misi dan strategi tersebut.
2007).
yang
Balanced scorecard menerjemahkan misi dan
dengan
strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran
perhatian pada pelanggan,
yang tersusun ke dalam empat perspektif:
meningkatkan produktivitas, proses yang
finansial, pelanggan, proses bisnis internal,
efisien
meningkatkan
serta pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan
sumberdaya
dan Norton, 2000). Balanced scorecard
Kinerja
keuangan
berkesinambungan
meningkatkan
dan
kemampuan
dicapai
efektif,
dan
serta
komitmen
manusia.
menekankan semua ukuran keuangan dan
Balanced
didasarkan pada
scorecard
nonkeuangan dalam pencapaian visi dan
serangkaian hubungan sebab akibat yang
strategi
timbul dari strategi, yang meliputi antara lain
penting pada setiap tingkatan organisasi.
estimasi
waktu
tanggap
dan
besarnya
menjadi
Balanced
bagian informasi
scorecard
memiliki
yang
empat
ukuran
perspektif yang digunakan dalam pengukuran
scorecard (Kaplan dan Norton, 2000). Dalam
kinerja suatu organisasi dari segi keuangan dan
keterkaitan
di
antara
berbagai
23
24 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
non keuangan. Empat perspektif diukur secara
komprehensif
dan
seimbang
(balanced).
Peningkatan
diukur
dengan
kinerja
keuangan
pertumbuhan
dapat
pendapatan,
Empat perspektif balanced scorecard terdiri
peningkatan
dari perspektif finansial/keuangan, perspektif
asset/equity (ROA/ROE), return on capital
pelanggan, perspektif proses bisnis internal
employed (ROCE) atau economic value added
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
(EVA), efektivitas penggunaan aset, dan
Perspektif Finansial
efisiensi biaya. Pada organisasi sektor publik
Perspektif finansial berkaitan dengan
kinerja
laba
operasi,
keuangan
return
berorientasi
on
pada
kinerja keuangan yang dicapai organisasi.
peningkatan pendapatan yang dapat diukur
Pada organisasi yang berorientasi keuntungan,
dengan
balanced scorecard mendorong organisasi
anggaran
untuk mengaitkan tujuan keuangan dengan
pendapatan asli daerah pada pemerintah
strategi. Pihak manajemen harus menentukan
daerah, perolehan realisasi pajak, efisiensi
ukuran keuangan yang sesuai untuk strategi.
produksi dan peningkatan laba pada BUMN/D.
Tujuan dan ukuran finansial berperan ganda
Perspektif Pelanggan
rasio
keuangan,
dengan
realisasi,
perbandingan
peningkatan
Perspektif pelanggan mengukur kinerja
yaitu menentukan kinerja keuangan yang
diharapkan dari strategi, dan menjadi sasaran
organisasi
akhir tujuan dan ukuran perspektif scorecard
pelanggan. Pelanggan terutama pelanggan
lainnya (Kaplan dan Norton, 2000). Kinerja
yang loyal merupakan sumber pendapatan bagi
keuangan yang dihasilkan dalam pemuasan
perusahaan. Kepuasan pelanggan atas produk
kebutuhan pelanggan, kinerja peningkatan
atau layanan jasa yang diberikan menjadi
proses bisnis internal dan kinerja SDM yang
potensi pendapatan perusahaan. Pelanggan
produktif dan memiliki komitmen (Rangkuti,
yang puas akan kembali menggunakan produk
2013).
atau jasa perusahaan. Pelanggan yang puas
Ukuran
keuangan
menunjukkan
dalam
melayani
kebutuhan
juga dapat menjadi sarana promosi yang
untuk
efektif karena pelanggan tersebut biasanya
meningkatkan laba. Ukuran kinerja keuangan
akan merekomendasikan produk atau jasa
memberikan
yang
pencapaian
implementasi
strategi
petunjuk
dan
perusahaan
apakah
strategi,
pelaksanaannya
digunakannya.
Pada
akhirnya,
pendapatan yang diperoleh dari pelanggan
memberikan kontribusi atau tidak kepada
harus dikelola
peningkatan laba perusahaan (Kaplan dan
menghasilkan kinerja keuangan yang optimal.
Norton, 2000). Terdapat tiga aspek strategi
Pada
dengan
organisasi
baik agar
sektor
merupakan
dapat
publik,
yang perlu diperhatikan dalam aspek finansial
publik/masyarakat
pelanggan.
seperti pertumbuhan pendapatan atau laba,
Memuaskan kebutuhan masyarakat berarti
penurunan dan peningkatan produktivitas dan
memberi kepuasan kepada pelanggan. Untuk
penggunaan aset secara optimal.
mencapai kepuasan masyarakat diperlukan
perhatian terhadap sarana dan prasarana dalam
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
pelayanan kebutuhan masyarakat. Oleh karena
Proses bisnis internal bertujuan untuk
itu, bagi organisasi sektor publik perspektif
menerjemahkan strategi yang berkaitan dengan
pelanggan merupakan hal yang penting selain
proses di dalam organisasi baik berupa
perspektif finansial.
inovasi, proses pelaksanaan hingga respon atas
Perspektif pelanggan dapat diukur dari
umpan balik dari publik. Terdapat tiga proses
pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi
bisnis utama dalam perspektif proses bisnis
pelanggan,
dan
internal yaitu inovasi, operasi dan layanan
profitabilitas pelanggan (Kaplan dan Norton,
purna jual. Inovasi dapat mengandung arti
2000). Pangsa pasar menggambarkan proporsi
pengembangan atau penciptaan produk atau
bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di
jasa yang baru dalam memenuhi kebutuhan
pasar
jumlah
masyarakat yang selama ini belum diperoleh.
pelanggan, uang yang dibelanjakan, atau
Proses operasi menunjukkan tempat dan cara
volume satuan yang terjual. Retensi pelanggan
produk atau jasa dihasilkan dan disampaikan
adalah mempertahankan dan meningkatkan
kepada pelanggan. Menurut Kaplan dan
pelanggan.
mengukur
Norton (2000), layanan purna jual mencakup
dalam bentuk relatif atau absolut, keberhasilan
garansi dan berbagai aktivitas perbaikan,
unit
penggantian produk yang rusak dan yang
kepuasan
tertentu
pelanggan
(dalam
Akuisisi
bisnis
bentuk
pelanggan
menarik
atau
pelanggan
atau
bisnis
memenangkan
baru.
Kepuasan
pelanggan menilai tingkat kepuasan atas
dikembalikan,
serta
proses
pembayaran,
seperti administrasi kartu kredit.
Pada organisasi sektor publik, perspektif
kriteria kinerja tertentu di dalam proposisi
mengukur
proses bisnis internal dapat diukur melalui
keuntungan bersih yang diperoleh pelanggan
pengembangan dan kebermanfaatan sistem
atau segmen tertenu setelah dihitung berbagai
terpadu yang digunakan untumempermudah
pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi
dan memperluas akses pelayanan terhadap
kebutuhan pelanggan tersebut.
masyarakat, proses administrasi yang andal
Perspektif Proses Bisnis Internal
dan tepat waktu, jumlah keluhan yang masuk,
nilai.
Profitabilitas
Perspektif
pelanggan
proses
bisnis
internal
menekankan pada proses internal yang akan
ketepatan dan kecepatan mengatasi keluhan.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
memiliki pengaruh besar terhadap kepuasan
pelanggan dan pencapaian tujuan finansial.
mengembangkan
Dalam perspektif ini para manajer publik perlu
untuk mencapai ketiga perspektif sebelumnya.
mengidentifikasi berbagai proses internal yang
Perspektif ini berfokus pada pertumbuhan atau
perlu direncanakan dan dilakukan untuk
kinerja jangka panjang dan menekankan pada
memenuhi kebutuhan publik/masyarakat dan
tiga
memuaskan
sumberdaya
informasi,
organisasi.
Sumberdaya
publik,
baik berupa
kebijakan ataupun layanan jasa.
produk
aspek
berupa
konstruksi
yaitu
budaya
infrastruktur
sumberdaya
dan
manusia,
sumberdaya
organisasi
organisasi,
prosedur
dapat
dan
25
26 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
kebijakan
yang
ditetapkan
organisasi.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
meningkatkan
kinerja
peningkatan
informasi,
kapabilitas
motivasi,
pengukuran lainnya (Kaplan dan Norton,
2000).
organisasi
melalui
Kepuasan pekerja dapat diketahui melalui
pekerja,
sistem
angket yang disebar kepada pekerja sedangkan
dan
retensi pekerja berkaitan dengan kemampuan
pemberdayaan
keselarasan.
organisasi mempertahan karyawannya dalam
Perspektif
pembelajaran
memandang
jangka waktu yang lama. Produktivitas pekerja
penting sumberdaya manusia. Sumberdaya
merupakan hasil dari komitmen pekerja,
manusia merupakan pekerja atau karyawan
efektivitas pekerja dan kepuasan pekerja yang
dalam suatu organisasi. Sumberdaya manusia
dapat diketahui dari perbandingan jumlah
mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.
pendapatan yang diperoleh dengan jumlah
Dalam mencapai tujuan organisasi diperlukan
pekerja dan jumlah pendapatan per pekerja.
karyawan yang memiliki kapabilitas dan
Balanced Scorecard sebagai Pengukuran
kompeten. Peningkatan kualitas karyawan
Kinerja Organisasi Sektor Publik
akan juga membantu meningkatkan kinerja
Kaplan dan Norton memperkenalkan
organisasi. Oleh karena itu organisasi perlu
pertama kali balanced scorecard
merencanakan program atau kegiatan yang
organisasi
dapat meningkatkan kompetensi sumberdaya
memiliki perbedaan karakteristik dan tujuan
manusia baik berupa pendidikan, pelatihan,
dengan organisasi sektor publik. Organisasi
magang, atau kursus.
sektor publik bertujuan untuk menyediakan
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
akan
berdampak
(bisnis)
yang
produk dan jasa kepada publik dengan dana
publik yang dikelolanya sehingga perspektif
dihasilkan dan kualitas layanan terhadap
pelanggan (dalam hal ini publik) menjadi
pelanggan dan memberi citra yang baik bagi
prioritas utama sehingga penerapan balanced
organisasi di mata pelanggan. Peningkatan
scorecard sebagai pengukuran kinerja pada
kualitas sumberdaya manusia juga mampu
organisasi sektor publik perlu penyesuaian
mengembangkan
bisnis
kembali. Tujuan utama organisasi sektor
menghasilkan
swasta yang bermotif meningkatkan laba
produk yang berkualitas dan layanan jasa yang
sehingga menempatkan pencapaian perpektif
prima.
keuangan sebagai puncak dari perspektif
sehingga
Dalam
perspektif
mampu
perspektif
produk
swasta
yang
internal
terhadap
sektor
untuk
proses
pembelajaran
dan
lainnya.
Ilustrasi
penerapan
balanced
pertumbuhan terdapat tiga pengukuran utama
scorecard pada organisasi sektor swasta
seperti kepuasan pekerja, retensi pekerja, dan
(bisnis)
produktivitas
peningkatan laba (ukuran finansial) berikut
pekerja.
Dalam
kelompok
pengukuran ini, tujuan kepuasan pekerja
umumnya dipandang sebagai pendorong kedua
ini.
yang
lebih
mengutamakan
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
ROCE
Perspektif Finansial
Perspektif Pelanggan
Loyalitas
Pelanggan
Penyerahan
Tepat Waktu
Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses Waktu
Siklus
Proses Mutu
Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan
Keahlian Pekerja
Gambar 2 Penerapan Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Swasta (Bisnis)
Sumber: Kaplan dan Norton, 2000
Walaupun
fokus
dan
awal
Baharuddin (2006) dalam Sari (2013)
balanced scorecard adalah sektor swasta
mengungkapkan bahwa ada empat aspek
(perusahaan pencari laba), peluang scorecard
organisasi publik yang sangat relevan apabila
untuk dipakai dalam memperbaiki manajemen
dihubungkan dengan balanced scorecard dan
perusahaan
memungkinkan untuk diadakan pengukuran,
pemerintah
aplikasi
dan
perusahaan
nirlaba mungkin bahkan menjadi lebih besar
antara lain:
(Kaplan dan Norton, 2000). Lebih lanjut
1. Aspek
pelayanan,
yaitu
sejauhmana
Kaplan dan Norton (2000) menyatakan bahwa
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
sukses bagi perusahaan pemerintah dan
yang diberikan pemerintah. Kepuasan
perusahaan nirlaba seharusnya diukur dengan
tersebut dapat diukur dengan jumlah
seberapa efektif dan efisien perusahaan
keluhan
memenuhi berbagai aturan pokok. Dalam
terhadap pelayanan publik yang diberikan
artian ini perspektif finansial dapat menjadi
oleh pemerintah melalui aspirasi yang
pendorong namun jarang menjadi tujuan
disampaikan di DPR/DPRD, di media
utama sehingga perlu ada modifikasi untuk
massa, media elektronik, dll.
menyesuaikan penerapan balanced scorecard
pada organisasi sektor publik.
dan
komplain
masyarakat
2. Aspek bisnis internal dikaitkan dengan
proses internal pada organisasi publik,
27
28 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
yakni
kinerja
pegawai,
sejauhmana
yang
dimiliki.
Dengan
adanya
organisasi publik mengadakan inovasi,
pelaksanaan kegiatan atau produk layanan
maksimalisasi produk kebijakan dalam
yang baik selanjutnya akan memperoleh
pelayanan
interaksi
hasil respon positif dari masyarakat dalam
pelayanan yang
bentuk pembayaran pajak dari retribusi
internal
serta
masyarakat terhadap
diberikan.
daerah atau sumber lainnya.
3. Aspek pembelajaran dan pertumbuhan di
dalam
organisasi
tentang
publik
pemberdayaan
mencakup
alat
pengukuran
kinerja
tetap
harus
daya
berpedoman pada tujuan organisasi (Mahsun,
sebagai perangkat dari organisasi publik.
2009). Pada organisasi sektor publik yang
Pendidikan
bertujuan pada kepuasan pelanggan dan
diberikan
dan
pembelajaran
perlu
karyawan
agar
peningkatan
dan
organizations),
kepada
termotivasi
sumber
Implementasi balanced scorecard sebagai
memiliki
keahlian
laba
(quasi
balanced
nonprofit
scorecard
keterampilan kerja memperbaiki pola
menempatkan
kerja, sistem kerja, sikap dan perilaku di
perspektif pelanggan sejajar di puncak diikuti
dalam bekerja.
oleh perspektif proses bisnis internal dan
4. Aspek
keuangan/finansial
merupakan
hasil dari suatu proses yang berlanjut
selanjutnya
perspektif
perspektif
finansial
pembelajaran
dan
dan
pertumbuhan.
karena adanya peningkatan sumber daya
Perspektif Finansial
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Gambar 3. Model Balanced Scorecard untuk Quasi Nonprofit Organizations
Sumber: Mahsun, 2009
Organisasi sektor publik (pure nonprofit
organizations)
memberikan
mempunyai
pelayanan
tujuan
publik.
utama
Balanced
scorecard pada pure nonprofit organizations
menempatkan perspektif pelanggan dipuncak
perspektif lainnya seperti yang digambarkan
berikut.
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
Perspektif Pelanggan
Perspektif Finansial
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran dan
Perumbuhan
Gambar 4. Model Balanced Scorecard untuk Pure Nonprofit Organizations
Sumber: Mahsun, 2009
Kaplan dan Norton (2000) menunjukkan
Norton menjelaskan bahwa scorecard ini tetap
penerapan balanced scorecard pada organisasi
mempertahankan
sektor publik di Amerika Serikat tahun 1993,
tradisional
yaitu Performance Measurement Action Team
menekankan
(PMAT), sebuah gugus tugas antar instansi
dijalankan para pekerja federal di dalam
yang
perlindungan
pendekatan baru instansi pemerintah yang
Procurement Executive Association (PEA)
lebih berfokus pada pelanggan. Berikut ini
Federal untuk mengevaluasi kelayakan sistem
adalah ilustrasi penerapan balanced scorecard
procurement diberbagai instansi. Kaplan dan
bagi sistem procurement federal.
dibentuk
di
bawah
keempat
balanced
peran
perspektif
scorecard,
penting
dengan
yang
Perspektif
Finansial
Perspektif Pelanggan
Perspektif
Pemberdayaan
Pekerja
Perspektif Bisnis
Internal
Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
Gambar 5 Ilustrasi Penerapan Balanced Scorecard bagi Sistem Procurement Federal
Sumber: Kaplan dan Norton, 2000.
harus
29
30 Fitriyani, Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran ....
Rincian penerapan balanced scorecard pada sistem procurement federal (Mulyadi, 2000):
Tabel 2 Perspektif Finansial pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Finansial
Tujuan
Ukuran
Memaksimalkan nilai pada Rasio cost-spend
harga terendah
Memaksimalkan penghematan Penghematan yang terkait
biaya
dengan pembelian
Pembayaran tepat waktu
Sanksi tunggakan pembayaran
Memaksimalkan produktivitas Rasio
Tabel 3 Perspektif Pelanggan pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Pelanggan
Ukuran
Mengirimkan tepat waktu
sesuai permintaan pelanggan
Mutu
Mutu produk jasa sesuai
permintaan pelanggan
Pelayanan/Kemitraan
Daya
tanggap
sesuai
permintaan pelanggan
Tujuan
Ketepatan waktu
Tabel 4 Perspektif Perspektif Proses Bisnis Internal pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Proses Bisnis Internal
Tujuan
Ukuran
Akuisisi yang handal
Pengkajian
sistem
mutu
internal
Pengumpulan
data
yang Pengkajian sistem informasi
akurat, tepat waktu dan efektif manajemen
Tabel 5 Perspektif Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tujuan
Ukuran
Memenuhi tujuan misi saat ini Penilaian diri untuk perbaikan
yang berkesinambungan
Memenuhi tujuan misi depan
Penilaian
diri
bagi
perencanaan strategis/taktis
Tabel 6 Perspektif Pemberdayaan Pekerja pada Sistem Procurement Federal
Perspektif Pemberdayaan Pekerja
Tujuan
Ukuran
Tenaga kerja bermutu
Penilaian diri
Lingkungan kerja bermutu
Mutu lingkungan pekerjaan
sesuai yang ditentukan pekerja
Kepemimpinan eksekutif
Mutu
dan
integritas
kepemimpinan
sesuai
ketentuan pekerja
Berdasarkan penerapan balanced scorecard
scorecard dapat diterapkan pada organisasi
pada Sistem Procurement Federal di Amerika
sektor publik, tidak hanya di organisasi sektor
Serikat
swasta (bisnis) saja. Balanced scorecard dapat
membuktikan
bahwa
balanced
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Vol. 6 No. 1, Februari 2014, hal. 16-31
dimodifikasi menyesuaikan dengan visi dan
publik juga menjadi gambaran akuntabilitas
strategi yang dikembangkan organisasi untuk
atau pertanggungjawaban seorang manajer
mencapai tujuannya.
publik.
Untuk
mengukur
kinerja
suatu
organisasi sektor publik diperlukan pendekatan
SIMPULAN
selain pendekatan keuangan yaitu pendekatan
Organisasi sektor publik memiliki
karakteristik
yang
berbeda
dengan
nonkeuangan
seperti
balanced
scorecard
sebagai ukuran kinerja.
organisasi sektor swasta. Hal tersebut
Balanced scorecard mengukur kinerja
menyebabkan pengukuran kinerja pun
melalui empat perspektif yang komprehensif
harus
dan
menyesuaikan.
Untuk
dapat
diterapkan pada organisasi sektor publik.
Balanced scorecard merupakan salah
berimbang,
terdiri
dari
perspektif
finansial, perspektif pelanggan, perspektif
proses
bisnis
internal
dan
perspektif
satu alternatif dalam pengukuran kinerja
pembelajaran dan pertumbuhan. Penerapan
organisasi
Pengukuran
balanced scorecard dapat dimodifikasi
kinerja organisasi sektor publik umumnya
beradaptasi dengan jenis organisasi, visi
lebih menekankan pada ukuran kinerja
dan strategi yang ditetapkan.
sektor
publik.
keuangan. Kinerja pada organisasi sektor
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Cahyono, Dwi. 2000. Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard untuk Organisasi Sektor Publik.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2 No.3 Edisi Desember.
Fraser, Lyn M., dan Aileen Ormiston. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: Indeks.
Handoko, Jesica. 2006. Pengaruh Emosi Negatif dalam Pemilihan Alternatif Investasi Modal:
Perbandingan Keputusan Individu dan Kelompok. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10,
No.3:303-320.Hsu, K. 2005. Using Balanced Scorecard and Fuzzy Data Envelopment Analysis
for Multinational R&D Project Performance Assessment. The Journal of American Academy of
Business. Vol. 7(1): 189-196.
Hsu, K. 2005. Using Balanced Scorecard and Fuzzy Data Envelopment Analysis for Multinational
R&D Project Performance Assessment. The Journal of American Academy of Business. Vol.
7(1): 189-196
Kaplan, Robert S., dan David P. Norton. 2000. Menerapkan Strategi menjadi Aksi Balanced
Scorecard. Jakarta: Erlangga.
Kristanti, Putriana. 2006. Pengukuran Kinerja dan Perannya dalam Meningkatkan Kinerja
Perusahaan, Kajian Bisnis, Vol. 14 No. 2, Edisi Mei – Agustus.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Mahsun, Mohamad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi. 2007. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Rangkuti, Freddy. 2013. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen .
Jakarta: Grasindo.
Sari, Lia. 2013. Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik (Sebuah Studi Literatur). Ilmiah,
Vol. V No.I1.
31