ANALISIS PERTUMBUHAN ASET RISIKO BISNIS

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

ANALISIS PERTUMBUHAN ASET, RISIKO BISNIS, DAN
PROFITABILITAS YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN INDUSTRI JASA YANG TERDAFTAR PADA BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013
(STUDI KASUS PADA SEKTOR RESTAURANT, HOTEL AND
TOURISM)
1

KT. Lanang Saputra,1Edy Sujana, 2Nyoman Ary Surya Darmawan.
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia.

e-mail: {lanangsaputra905@yahoo.com, edysujana_bali@yahoo.com,
arysuryadharmawan@yahoo.com}
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap
pertumbuhan aset, risiko bisnis, dan profitabilitas. Penelitian ini dilakukan pada

perusahaan jasa dan penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi
penelitian ini yakni seluruh perusahaan jasa yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) 2009-2013 pada sektor restaurant, hotel, and tourism, sedangkan sampel dalam
penelitian ini yakni 10 perusahaan industri jasa. Metode pemilihan sampel
menggunakan purposive sampling. Periode pengamatan dalam penelitian ini selama 5
tahun yaitu dari tahun 2009-2013. Sumber data yang digunakan adalah laporan
keuangan tahunan yang diproleh melalui www.idx.co.id. Data dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linier sederhana dan diolah dengan menggunakan
bantuan software SPSS versi 19.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) Pertumbuhan Aset tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. (2) Risiko Bisnis berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal. (3) Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
Kata Kunci: Pertumbuhan Aset, Risiko Bisnis, Profitabilitas dan Struktur Modal.
Abstract
This study was aimed at finding out the effect of capital structure on asset
growth, business risk, and profitability. This study was done in service industry
corporations and was a quantitative research. The population consisted of all the
service industry corporations registered in Bursa Efek Indonesia (BEI) in 2009- 2013 in
restaurant, hotel and tourism sectors, while the sample consisted of 10 service industry

corporations. The sample was selected through purposive sampling technique. The
period of observation lasted for 5 years obtained through www.idx.co.id. The data were
analyzed by simple linear regression analysis and processed by SPSS version 19.
The results showed that (1) Asset growth does not significantly influence capital
structure, (2) Business risk significantly influences capital structure and (3) profitability
significantly influences capital structure.
Keywords: Asset Growth, Business Risk, Profitability and Capital Structure

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN

Semua

perusahaan
didirikan
dengan berbagai tujuan yang hendak
dicapai. Tujuan utama dari perusahaan yang
harus di capai adalah untuk memaksimalkan
kemakmuran

bagi
para
pemegang
sahamnya. Salah satu cara untuk mencapai
tujuan
perusahaan
adalah
dengan
meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
Tujuan
lain
dari
perusahaan
yaitu
mendapatkan laba dari tahun ke tahun serta
menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam
kaitannya
dengan
kelangsungan hidup perusahaan tersebut,

salah satu keputusan yang dihadapi oleh
manajer keuangan adalah keputusan
pendanaan yaitu suatu keputusan keuangan
yang berkaitan dengan komposisi hutang,
saham preferen dan saham biasa yang
harus digunakan perusahaan. Penentuan
proporsi
hutang
dan
modal
dalam
penggunaannya sebagai sumber dana
perusahaan berkaitan erat dengan istilah
struktur modal.
Struktur modal merupakan masalah
yang dianggap penting bagi setiap
perusahaan, karena baik buruknya struktur
modal perusahaan akan mempunyai efek
yang langsung terhadap posisi finansialnya.
Suatu perusahaan yang mempunyai struktur

modal yang tidak baik, dimana mempunyai
hutang yang sangat besar akan memberikan
beban yang berat kepada perusahaan
tersebut.
(Suad Husnan, 2004) menyatakan
Struktur modal adalah perimbangan atau
perbandingan antara jumlah hutang jangka
panjang dengan modal sendiri. Struktur
modal
yang
optimal
merupakan
perimbangan antara penggunaan modal
sendiri dengan penggunaan pinjaman
jangka
panjang,
maksudnya
adalah
seberapa besar modal sendiri dan seberapa
besar hutang jangka panjang yang akan

digunakan sehingga bisa optimal.
Ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi struktur modal antara lain
pertumbuhan asset (growth of assets), risiko
bisnis (business risk) dan profitabilitas
(profitability).
Pertumbuhan
asset
merupakan variabel yang dipertimbangkan
dalam keputusan hutang. Perusahaan yang
tingkat
pertumbuhannya
lebih
tinggi

cenderung lebih banyak menggunakan
hutang.

Perusahaan yang mempunyai tingkat
pertumbuhan
tinggi
cenderung
menggunakan sumber dana dari luar.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang
cepat
harus
lebih
banyak
mengandalkan modal eksternal misalkan
hutang, dari pada perusahaan yang lambat
pertumbuhannya.
Untuk
variabel
pertumbuhan
asset,
penelitian
yang

dilakukan oleh Saidi (2004) menunjukkan
hasil
bahwa
pertumbuhan
asset
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Dalam perusahaan resiko bisnis
akan meningkat jika menggunakan hutang
yang tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan
kemungkinan kebangrutan. Hasil penelitian
membuktikan bahwa perusahaan dengan
resiko
yang
tinggi
seharusnya
menggunakan hutang yang lebih sedikit
untuk
menghindari
kemungkinan
kebangkrutan.

Setiap
perusahaan
akan
menghadapi risiko sebagai akibat dari
dilakukannya kegaitan operasi perusahaan.
Makin
besar
risiko
yang
dihadapi
perusahaan maka makin rendah rasio
hutang yang digunakan perusahaan, karena
semakin besar risiko bisnis, penggunaan
hutang jangka panjang akan mempersulit
perusahaan dalam mengembalikan hutang
mereka. Selain itu Saidi (2004) menemukan
hubungan negatif antara risiko perusahaan
terhadap
struktur
modal.

Hal
ini
bertentangan dengan penelitian mengenai
struktur modal yang dilakukan oleh Arli
Warzuqni Fadhli (2010), Laksmi Indri
Hapsari
(2010),
dan
Yulinda
Rachmawardani (2007) yang menyatakan
bahwa risiko bisnis berpengaruh signifikan
positif dengan struktur modal.
Penetapan besarnya modal kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda,
salah satunya bergantung pada jenis
perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam
mengelola jumlah modal secara tepat akan
mengakibatkan keuntungan, sedangkan
akibat dari penanaman modal kerja yang
kurang tepat akan mengakibatkan kerugian.

Analisis rasio terhadap modal kerja
perusahaan pun sangat perlu dilakukan
untuk mengetahui dan menginterpretasikan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
posisi keuangan jangka pendek perusahaan
serta meneliti efisiensi dan penggunaan
modal kerja dalam perusahaan. Apabila
jumlah aktiva lancar terlalu kecil, maka akan
menimbulkan situasi illikuid, sedangkan
apabila jumlah aktiva lancar yang terlalu
besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar
atau dana yang menganggur.
Tingkat
profitabilitas
suatu
perusahaan menjadi salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam kebijakan struktur
modal. Seringkali perusahaan dengan
tingkat pengembalian yang tinggi cenderung
menggunakan hutang. Tetapi perusahaan
dengan tingkat pengembalian yang rendah
cenderung menggunakan hutang jangka
panjang
untuk
membiayai
aktivitas
perusahaan. Penelitian terdahulu yang
menghubungkan
profitabilitas
terhadap
kebijakan struktur modal yang dilakukan
oleh Arli Warzuqni Fadhli (2010) yang
menyatakan
bahwa
profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal.
Penelitian ini akan membahas
beberapa faktor yang mempengaruhi
struktur modal yakni risiko bisnis (business
risk), pertumbuhan asset (growth of assets)
dan profitabilitas (profitability). Faktor ini
dipilih karena faktor-faktor ini berpengaruh
terhadap struktur modal dan masih
menunjukkan hasil yang berbeda bahkan
bertentangan antara hasil penelitian yang
satu dengan lainnya. Selain itu juga terdapat
perbedaan hasil penelitian dengan teori
yang ada. Hal inilah yang kemudian menjadi
research gap pada penelitian ini. Karena hal
tersebut peneliti melakukan penelitian
selanjutnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi
struktur
modal
pada
perusahaan jasa.
Oleh karena itu penelitian ini
diharapkan dapat menjawab pertanyaan
tentang pengaruh risiko bisnis (business
risk), pertumbuhan asset (growth of assets)
dan profitabilitas (profitability) terhadap
struktur modal pada perusahaan jasa di
Indonesia. Perusahaan jasa meliputi banyak
sektor yang terdaftar di bursa efek
indonesia, salah satunya sektor pariwisata,
hotel dan restoran.
Penelitian ini merupakan replikasi
dan
pengembangan
dari
penelitian
terdahulu, variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pertumbuhan aset,
risiko bisnis, dan profitabilitas yang diuji
pengaruhnya terhadap struktur modal,
periode pengamatan yang digunakan 20092013 dan sampel perusahaan yang
digunakan perusahaan jasa yang terdaftar di
BEI pada sektor Restaurant, Hotel and
Tourism. Dari uraian tersebut, maka judul
dari penelitian ini adalah pengaruh
pertumbuhan asset, risiko bisnis, dan
profitabilitas terhadap struktur modal
perusahaan industry jasa yang terdaftar
pada bursa efek Indonesia periode 20092013 (study kasus pada sektor restaurant,
hotel, and tourism).
Sesuai dengan masalah yang telah
dirumuskan, Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah : (1) untuk mengetahui apakah
pengaruh pertumbuhan aset terhadap
struktur modal perusahaan jasa sektor
restaurant, hotel and tourism yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia tahun 20092013 (2) untuk mengetahui pengaruh risiko
bisnis terhadap struktur modal perusahaan
jasa sektor restaurant, hotel and tourism
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
tahun 2009-2013 (3) Mengetahui pengaruh
profitabilitas terhadap struktur modal
perusahaan jasa sektor restaurant, hotel
and tourism yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2013.
Dalam menghadapi pertumbuhan
perusahaan
ini,
teori
agensi
mengasumsikan bahwa manusia yang
memiliki sifat mementingkan dirinya sendiri
(self interest) dan memiliki keterbatasan
rasionalitas
(bounded
rationality)
menyebabkan
manajer
mempunyai
kecenderungan
untuk
memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya dengan
biaya pihak lain.
Untuk hubungan pertumbuhan aktiva
dengan struktur modal, peneliti mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh Saidi
(2004)
yang
menyatakan
bahwa
pertumbuhan aset berpengaruh positif
terhadap struktur modal.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
tinggi, kemungkinan akan kekurangan
pendapatan untuk mendanai pertumbuhan
tinggi tersebut secara internal. Dari uraian
diatas maka peneliti mengambil hipotesis
kedua:

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
H1

:

Pertumbuhan aset berpengaruh
terhadap struktur modal.
Saidi (2004) menyatakan bahwa
dalam perusahaan resiko bisnis akan
meningkat jika menggunakan hutang yang
tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan
kemungkinan kabangrutan. Hasil penelitian
membuktikan bahwa perusahaan dengan
risiko yang tinggi seharusnya menggunakan
hutang yang lebih sedikit untuk menghindari
kemungkinan kebangrutan.
Terdapat perbedaan hasil penelitian
yang dilakukan beberapa peneliti. Penelitian
ini mengacu pada penelitian yang dilakukan
Rachmawardani
(2007)
menyimpulkan
bahwa risiko bisnis berpengaruh positif
terhadap struktur modal. Dari uraian di atas
peneliti mengambil hipotesis yang ketiga
yaitu:
H2 : Risiko bisnis berpengaruh terhadap
struktur modal.
Pecking order theory menyebukan
bahwa perusahaan menyukai internal
financing (pendanaan dari hasil operasi
perusahaan berwujud laba ditahan). Saidi
(2004)
mengatakan bahwa perusahaan
dengan tingkat pengembalian yang tinggi
atas investasi menggunakan hutang yang
relatif kecil. Tingkat pengembalian yang
tinggi memungkinkan perusahaan untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan dana
dengan dana yang dihasilkan secara
internal. Penelitian ini mengacu pada
penelitian yang dilakukan Saidi (2004)
menyatakan
profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal
H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap
struktur modal.
METODE
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek
Indonesia (BEI) atau dengan mengakses
data sekunder yang berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan industri jasa,
ICMD yang diperoleh melalui situs
homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
www.idx.co.id.
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Sasaran pengamatan difokuskan
untuk
mengetahui dan
membuktikan
bagaimana pengaruh antara variabel (X1)
Pertumbuhan Aset (Growth Of Assets), (X2)
Risiko Bisnis (Business Risk), (X3)
Profitabilitas (Profitability) terhadap (Y)

Struktur Modal (Debt To Equity Ratio) pada
perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2009– 2013.
Populasi yang berkaitan dengan
masalah penelitian ini adalah seluruh
perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Metode pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling
yaitu
teknik
pengambilan
dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:85).
Sesuai kriteria yang telah ditetapkan jumlah
perusahaan yang digunakan sebagai
sampel dalam penelitian ini sebanyak 10
perusahaan yaitu perusahaan jasa yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2009 sampai 2013 berturut-turut.
Sebelum dapat melakukan analisis
data simple regression dengan mnggunakan
bantuan program SPSS versi 19,0, maka
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
Karena sebuah model regresi akan dapat
dipakai untuk prediksi jika memenuhi
sejumlah asumsi, yang disebut dengan
asumsi klasik (Santoso, 2010). Adapun uji
asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji normalitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Metode analisis data yang digunakan
adalah Pengujian asumsi klasik merupakan
syarat
yang
harus
dipenuhi
untuk
menggunakan
analisa
regresi
linear
sederhana. Uji asumsi klasik yang
dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu : uji
normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji
apakah model regresi, variabel terikat
dengan variabel bebas mempunyai distribusi
normal
atau
tidak
normal.
Uji
heteroskedastisitas
bertujuan
menguji
apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain dan
Uji autokorelasi Menurut Gujarati (2003)
dalam
Ghozali
(2007:
99–100)
uji
autokorelasi ini dapat didefinisikan sebagai
korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu
(seperti dalam data time series) atau ruang
(seperti data cross section).
Perhitungan statistik penelitian ini
menggunakan SPSS (Statistic Program for
Social Science) versi 19.0 for Windows.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan kriteria sampel yang
telah ditetapkan, diperoleh sebanyak 10
perusahaan jasa untuk selama 5 tahun

yakni dari tahun 2009 sampai dengan 2013
yang menghasilkan 50 amatan. Deskriptif
variabel penelitian dapat ditemukan pada
tabel 1:

Tabel 1. Statistik Deskripsi Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
Pertumbuhan_Asset
Resiko_Bisnis
Profitabilitas
Struktur_Modal
Valid N (listwise)
(Sumber : Data diolah, 2014)

N
50
50
50
50
50

Minimum
-.15
.22
-.98
.03

Tabel 1 yakni menunjukkan statistik
deskriptif diperoleh berdasarkan data hasil
dari olahan data SPSS. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan
aset dari 50 sampel penelitian ternyata nilai
rata-rata (mean) sebesar 0,1972 sedangkan
nilai maximum 3,24 dan yang terendah –
0,15. Kemudian risiko bisnis nilai ratarata(mean) sebesar 12,9830, sedangkan
nilai maximum sebesar 47,42 dan yang
terendah
0,22.
Variabel
profitabilitas
memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar
8,0963, sedangkan nilai maximum sebesar
64,24 dan yang terendah -0,98. Selanjutnya
dilihat dari struktur modal dimana nilai ratarata (mean) sebesar 0,8188 dan nilai
tertinggi dari 50 sampel penelitian sebesar
2,92 dan terendah sebesar 0,03.
Uji asumsi klasik pertama yaitu
normalitas.
Hasil
Uji
Normalitas
menggunakan uji One Sample KolmogorovSmirnov setelah dilakukan transformasi data
menggunakan logaritma, data dinyatakan
berdistribusi
normal,
karena
tingkat
signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05
yaitu 0,212 untuk variabel pertumbuhan
aktiva (growth of assets) (X1), 0,400 untuk
variabel risiko bisnis (business risk) (X2),
0,619
untuk
variabel
profitabilitas
(profitability) (X3) dan 0,122 untuk struktur
modal (Y).

Maximum
3.24
47.42
64.24
2.92

Mean
.1972
12.9830
8.0963
.8188

Std. Deviation
.47615
12.47543
11.20014
.64714

Uji asumsi klasik kedua yaitu
Heterorkedastisitas,
Apabila
koefisien
regresi
dari
masing-masing
variabel
independen ada yang signifikan pada tingkat
kekeliruan 5%, mengindikasikan adanya
heteroskedastisitas. nilai signifikansi setiap
koefisien regresi variabel bebas terhadap
nilai absolut dari residual Hasil uji
heteroskedastisitas
menggunakan
pendekatan uji Gletser menunjukkan bahwa
varians dari residual homogen (tidak
terdapat heteroskedastisitas). Hal ini
ditunjukan oleh hasil regresi X1, X2, dan X3
terhadap nilai absolut persamaan 1 dari
residual (error) tidak signifikan pada level
5%. terhadap nilai absolut dari residual
(error) tidak signifikan pada level 5%.
Diperoleh nilai signifikansi untuk X1 sebesar
0,892 lebih besar dari 0,05, untuk X2
sebesar 0,056 lebih besar dari 0,05 dan
untuk X3 sebesar 0,870 lebih besar dari 0,05
sebagai batas tingkat kekeliruan.
Uji asumsi klasik ketiga yaitu Uji
autokorelasi,Penelitian ini meneliti 50
sampel penelitian dengan 1 variabel bebas,
maka nilai dU 1,7214. terlihat bahwa uji
Durbin-Watson menghasilkan nilai 1,782,
1,728 dan 1,1818. Nilai ini lebih besar
daripada nilai dU = 1,7214 dan lebih kecil
dari nilai 4 – 1,7214 (4-dU) = 2,2786. Jadi
dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi
dalam model regresi yang diprediksi.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Tabel 2. Uji Koefisien Determinasi Model 1 (X1 terhadap Y)
Model Summaryb
Model
R
R Square
a
1
.159
.025
a. Predictors: (Constant), logx1
b. Dependent Variable: logy
(Sumber : Data diolah 2014)

Adjusted R
Square
.005

Std. Error of the
Estimate
.46692

Durbin-Watson
1.782

Tabel 3. Uji Koefisien Determinasi Model 2 (X2 terhadap Y)
Model Summaryb
Model
R
R Square
a
1
.543
.294
a. Predictors: (Constant), logx2
b. Dependent Variable: logy
(Sumber : Data diolah 2014)

Adjusted R
Square
.280

Std. Error of the
Estimate
.39727

Durbin-Watson
1.738

Tabel 4. Uji Koefisien Determinasi Model 3 (X3 terhadap Y)
Model Summaryb
Model
R
R Square
1
.377a
.142
a. Predictors: (Constant), logx3
b. Dependent Variable: logy
(Sumber : Data diolah 2014)

Adjusted R
Square
.124

Pada tabel diatas adalah hasil uji
koefisien determinasi variabel struktur modal
yang ditunjukkan oleh tabel 2, 3, dan 4
berikut.
Pada tabel 2 dari hasil Uji Koefesien
Determinasi bahwa Nilai R Square yang
diperoleh
sebesar
0,025,
hal
ini
menunjukkan bahwa perubahan struktur
modal perusahaan jasa yang terdaftar di BEI
mampu
dijelaskan
oleh
perubahan
pertumbuhan asset perusahaan sebesar
2,5% sedangkan sisanya 97,5% dijelaskan
oleh faktor lain di luar penelitian ini. Pada
table 3 dari hasil Uji Koefesien Determinasi
bahwa Nilai R Square yang diperoleh

Std. Error of the
Estimate
.43810

Durbin-Watson
1.818

sebesar 0,294, hal ini menunjukkan bahwa
perubahan struktur modal perusahaan jasa
yang terdaftar di BEI mampu dijelaskan oleh
perubahan risiok bisnis perusahaan sebesar
29,4% sedangkan sisanya 70,6% dijelaskan
oleh faktor lain di luar penelitian ini.pada
table 4 dari hasil Uji Koefesien Determinasi
bahwa Nilai R Square yang diperoleh
sebesar 0,142, hal ini menunjukkan bahwa
perubahan struktur modal perusahaan jasa
yang terdaftar di BEI mampu dijelaskan oleh
perubahan profitabilias perusahaan sebesar
14,2% sedangkan sisanya 85,8% dijelaskan
oleh faktor lain di luar penelitian ini.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Tabel 5. Hasil Regresi SederhanaPertumbuhan Asset terhadap Struktur Modal

Coefficientsa

Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
-.223
.077
-.704
.632
-.159

Model
1
(Constant)
Logx1
a. Dependent Variable: logy

t
-2.910
-1.113

Sig.
.005
.271

Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
1.000

1.000

(Sumber : Data diolah 2014)
Tabel 6. Hasil Regresi Sederhana Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-.746
.121
Logx2
.518
.116
.543
a. Dependent Variable: logy
(Sumber : Data diolah 2014)

t
-6.160
4.474

Sig.
.000
.000

Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
1.000

1.000

Tabel 7. Hasil Regresi Sederhana Pertumbuhan Asset terhadap Struktur Modal
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
t
1
(Constant)
-.060
.096
-.628
Logx3
-.301
.107
-.377 -2.816
a. Dependent Variable: logy
(Sumber : Data diolah 2014)
Berdasarkan dengan data yang ada
pada tabel 4, 5, dan 6 yakni hasil olahan
data regresi, maka persamaan regresi dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Y= -0,223 – 0,704 X1 ................................................. (1)
Y= -0,746 + 0,518 X2................................................. (2)
Y= -0,060 -0,301 X3.................................................... (3)
Pengaruh Pertumbuhan Aset terhadap
Struktur Modal
Hasil pengujian hipotesis pertama
dengan menggunakan analisis regresi
sederhana menghasilkan persamaan regresi
berganda Y= -0,223 – 0,704 X1. Untuk hasil
pengujian
hipotesis
diketahui
bahwa
nilaisignifikansi
pada
uji
t
variabel
pertumbuhan aset lebih besar daripada nilai
signifikan yang ditetapkan (0,271>0,05)
sehingga H1 ditolak dengan tingkat
signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama

Sig.
.533
.007

Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
1.000

1.000

diperoleh nilai thitungyang diperoleh adalah
sebesar 1,113, karena nilai thitung lebih kecil
dari ttabel (1,113 1,679) maka H0 ada di
daerah penolakan, berarti H2 diterima
artinya risiko bisnis berpengaruh signifikan
terhadap strukur modal pada perusahaan
jasa yang terdaftar di BEI 2009-2013. Selain
itu dilihat dari nilai signifikansi pada uji t
variabel risiko bisnis lebih kecil daripada
nilai signifikan yang ditetapkan (0.000 1,679) maka H0 ada di
daerah penolakan, berarti H3 diterima
artinya profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap strukur modal pada perusahaan
jasa yang terdaftar di BEI 2009-2013. Selain
itu dilihat dari nilai signifikansi pada uji t
variabel profitabilitas lebih kecil daripada
nilai signifikan yang ditetapkan (0.007