Makalah Biologi Klasifikasi Tentang Duni

Tugas Makalah Biologi
Klasifikasi Tentang Dunia Tumbuhan

Disusun Oleh : Valencia.N

MAKALAH KLASIFIKASI TUMBUHAN
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan atas segala Rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “Klasifikasi Tumbuhan”.
Makalah ini menganalisis tentang apa yang dimaksud dengan
klasifikasi dan peranannya untuk kehidupan manusia. Metode
yang saya gunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan
menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk yang kompleks
sehingga dengan mudah diterima oleh masyarakat.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
bagi pembaca pada umumnya.

Penyusun.

DAFTAR ISI

1. Kata
pengantar……………………………………………………………. i
2. Daftar Isi………………………………………………………………… ii
3. BAB I Pendahuluan…………..…….…………………………………….
1
Latar belakang…………………………………………………………1
Rumusan masalah……………………………………………………..2
4. BAB II Pembahasan………..
…………………………………………….. 3
Pengertian Klasifikasi…………………………………..…………….. 3
Dasar Klasifikasi Tumbuhan………………………...……………….. 4
Tumbuhan lumut / Bryophyta……………..………………………….. 8
Alga / Ganggang ……………………...……………………………...10
Tumbuhan paku / Pteridophyta ………...
……………………………..16

Tumbuhan biji / Spermatophyta…...
…………………………………..18
Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
……………………………….22

Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil) ……………..……………………
26
Metoda Untuk menjelaskan pada anak didik……….
………………….29
5. BAB III Penutup………………....………………………...
……………………30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik.
Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak
dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah,
sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang
jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena
jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan
mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari
makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan
mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk
mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari
makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan /

pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas
secara lebih mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat
kurangnya pengetahuan tentang bagaimana pengelompokan –
pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu
bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki
daun yang lebat dan batang yang kuat , pada hal banyak hal
yang belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae).
Khususnya sebagai calon guru kita juga harus mengetahui apa
itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi
tidak hanya di gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam
kehidupan sehari - haripun tanpa disadari kita telah melakukan
klasifikasi, misal pada saat mencuci alat – alat dapur, setelah
mencuci kita menempatkan piring,sendok,garpu,gelas, cangkir

sesuai dengan tempat dan ukurannya masing – masing. Jadi
untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu klasifikasi ?
1.2.2 Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi ?

1.2.3 Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi ?
1.2.4 Bagaimanakah dasar klasifikasi tumbuhan?
1.2.5 Tujuan penulisan
1.3 Untuk mengetahui apa yang dimagsud dengan klasifikasi
1.3.1 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasi
1.3.2 untuk mengetahui tentang klasifikasi tumbahan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klasifikasi.
Kegiatan mengelompokan mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi,
dengan kata lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau
tumbuhan kedalam golongan / takson melalui keseragaman dalam
keanekaragaman.
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam
dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut.
Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan diantara makhluk
hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam
mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita pelajari. Selain itu

klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau
populasi individu.
2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Klasifikasi.
1. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek
studi yang sama.
2. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan.
3. Perkembangan Iptek.

4. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi
5. Perbedaan tujuan klasifikasi
2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi makhluk hidup dilakukan para ahli yaitu :
1. Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan
(kingdom Plantae) dan dunia hewan (kingdom Animalia).
2. Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae
(tumbuhan) dan Animalia (hewan). Perbedaannya dengan Aristoteles adalah
Linnaeus dapat mengklasifikasikan makhluk hidup kemudian memberikan mana
ilmiah dengan system tatanama Binominal Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus
adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar klasifikasi , sehingga Carolus
Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi. Sehingga Ilmu yang mempelajari

tentang klasifikasi (pengelompokan / penggolongan) disebut Taksonomi. Sebelum
adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang mula – mula dilakukan oleh
orang – orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi pada tumbuhan
berdasarkan hal – hal sebagai berikut :
I. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman
perdu, pohon, semak, dan rerumputan.
II. Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat –
obatan, sandang dan hias.
III. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi
tanaman kering (xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).
IV. Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman saprofit,
parasit, epifit.
Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih sering
orang – orang menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah dibuat
oleh Carolus Linnaeus.Carolus Linnaeus meletakan dasar / kriteria klasifikasi
makhluk hidup yaitu:
I. Jumlah sel penyusun tubuh: uniseluler / multiseluler
II. Organ perkembangbiakan
III. Habitus (kenampakan) tumbuhan waktu hidupnya: tegak, merambat, menjalar.
IV. Ada tidaknya biji, bunga, dan buah.

V. Dari morfologi(struktur tubuh luar) dan anatomi (struktur tubuh dalam).
Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama di kelompokkan ke dalam
satu golongan. Makin banyak persamaan ciri dan sifat yang ada pada makhluk
hidup, makin dekat kekerabatannya. Berdasarkan persamaan ciri dan sifat makhluk
hidup maka dapat dibentuk kelompok – kelompok. Kelompok – kelompok yang

terbentuk diatur dalam urutan dan tingkat tertentu. Carolus Linnaeus membuat
urutan klasifikasi dari tingkat yang terkecil hingga tingkat yang terbesar yaitu sebagai
berikut :
I. Unit dasar terkecil dalam klasifikasi adalah jenis – jenis (spesies).
II. Jenis – jenis yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu
kelompok yang disebut marga (Genus).
III. Beberapa marga yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu
kelompok yang disebut suku (familia).
IV. Beberapa suku yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu
kelompok yang disebut bangsa (ordo).
V. Beberapa bangsa yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu
kelompok yang disebut kelas (classis).
VI. Beberapa kelas yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu
kelompok yang disebut phylum (division).

VII. Beberapa divisio yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu
kelompok yang disebut kerajaan (kingdom).
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan
ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan
perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang
lain , para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H.
Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian
besar biologiwan . Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan
dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker
memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak melakukan
fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu fungi berbeda
dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur tubuhnya dan cara
reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera
(bakteri dan cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir), Fungi, Plantae , dan
Animalia.
Menurut para ahli , ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah
Myxomycetes atau jamur lendir . jamur ini menghabiskan hidupnya sebagai
organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan jamur ini adalah
bakteri dan protozoa, dan zat – zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini
dapat berpindah – pindah mencari makan, jamur ini digolongkan ke kingdom

tersendiri yaitu kingdom fungi.
Adapun ciri – ciri kingdom plantae sebagai berikut :
1. Tersusun atas sel – sel eukariotik.
2. Bersifat autotof (membuat makanan sendiri).

3. Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar).
4. Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun .
Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae)
kedalam lima divisio yaitu :
1. Tumbuhan belah / Schizophyta.
2. Tumbuhan thalus / Thallophyta.
3. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
4. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
5. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae
di golongkan menjadi empat divisio yaitu :
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
2. Alga / Ganggang
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.

Bagan klasifikasi Kingdom Plantae.
Lumut Hati / Hepaticae
Bryophyta Lumut sejati / Musci
Lumut Tanduk /Anthoceratopsida
Ganggang Hijau / Chlorophyta
Ganggang Pirang / Chrysophyta
Ganggang Ganggang Cokelat / Phaeophyta
Ganggang Merah / Rhodophyta
Plantae Psilotophyta
Pteridophyta Licophyta
Sphetophyta
Pterophyta
Spermatophyta T. biji terbuka / Gymnospermae.
T. biji tertutup / Angiospermae.
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun.
Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati.
Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus.
Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai
klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak

terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan

juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran
keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora.
Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin
(gamet).
Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat
menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab,
spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada
beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema
tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit.
Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium menghasilkan
sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoid).
Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh
menjadi tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang
disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut
induk.
Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh
menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas,
yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)

Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat

dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun
teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum
dan Polytrichum.
Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida

b. Lumut Hati (Hepaticea)

Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati
tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh
lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia.
Klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae
Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae

Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
c. Lumut Tanduk (Anthoceratop

Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa
kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp
2. Alga / Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain
yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang
mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk
lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang
biasanya melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar
perairan disebut neustonik.
Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)

b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas: a.Ganggang
Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena
naik turun air akibat pasang susrut.
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar
perairan.
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism
lainnya yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang
platimonas sp, hidup bersama cacing pipih convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni
berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament.
Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil),
dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang
membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk
alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut
dinamakan pelekat.
Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau
pipih tanpa pelekat.
Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan
pembentukan zoozpora, sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui
isogami dan oogami.
Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing – masing akan
menjadi individu baru, terjadi pada ganggang bersel tunggal.
Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang
berupa filament, reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah –
pecahnya koloni menjadi beberapa bagian.
Berdasarkan dominasi pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi bebrapa
kelompok yaitu ganggang coklat, ganggang merah , ganggang keemasan dan

ganggang hijau.

1. Ganggang coklat (paeophiceae)

warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara
dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga
mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin, b-karioten,
diadinoxcatin, dan fukosantin.
a. Ciri – ciri talus
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang
berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan
discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian
luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate
atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan
jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.
b. Habitat
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan

sedang.
c. Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang
dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.
d. Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari
ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep,
pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan
nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
e. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi,
sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
1. Focus serratus
2. Makro cystis pyrefera
3. Sargassum vulgare
4. Turbinsaris decurrens
2. Ganggang merah (Rodophyceae)

Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung
atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk cakram atau
lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna
lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan

fluoresensi
a. Ciri talus
1. Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
2. Tidak berflagella.
3. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis.
4. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam
koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil
asimilasi.
b. Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang
tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.
c. Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup
diperairan tawar.
d. Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung –
ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa
spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi
gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu karkospofrafit.
Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
Contoh anggota ganggang merah antara lain: porallina, parmalia,
bateracospermum moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan skinaia
furkellata.
e. Peran ganggang merah pada kehidupan.
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma
spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media
pertumbuhan bakteri.

3. Ganggang keemasan (Chrysophayceae)

Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan
tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a , klorofil c, karoten dan xactofil.
a. Ciri talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella
jheterodinamik yaitu sebagai berikut,
a) Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella
seperti ini disebut pleuronematik.
b) Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik,
mengarah ke posterior.
3. Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan
tempat persediaan makanan.
b. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat yang basah, dan merupakan
anggota penyusun plankton.
c. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis
makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri.
e. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit,
membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan

piringan hitam.
4. Ganggang hijau (chlorophyceae)

a. Ciri talus
1. Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni )
2. Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai
tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis,
3. Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti
busa, seperti jala, dan seperti bintang,
4. Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel
reproduktif yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah).
5. Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya,
vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
6. Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut
eukarion.
7. Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang,
macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik.
b. Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula
yang hidup di tempat – tempat kering.
c. Cara hidup
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan
organisme lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.

d. Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang
dapat bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara
konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu zigospora .
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas,
vulva dan stigeoslonium.
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling
sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ
reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut
berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis,
korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa
rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku
pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung.
Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai,
tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar,
bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi.
Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil.
Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil

berfungsi untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut
sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium.
Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga
yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku
homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku
heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran
besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku
rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora
menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin
contoh : paku ekor kuda.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki
daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan
sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin
betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku
juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan
antara paku homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
I.Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas
di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan
daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II.Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya
dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah
selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi
gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora.
Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora
(megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan).
III.Sphenophyta,
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai
akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika.
Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
IV.Pterophyta

Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan
subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada
sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk
hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang
burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
A. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak
tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak
dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu
bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat
bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut
tumbuhan biji telanjang.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa cirri tumbuhan biji terbuka
(Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan
pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel
pemula (inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang
Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan
pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu
mengadakan pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus,
misalnya pada pakis haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan
belinjo.
3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang
daun sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun
menyirip (misalnya pada belinjo).
Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna dalam
fotosintesis, yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan O2 dengan
bantuan ebergi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota

bunga, mahkota berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi
tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang
akan menghasilkan sel-sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan
menghasilkan sel-sel kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu
kelompok seperti kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat
kelamin jantan disebut mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat
kelamin ini menghasilakan mikrospora (serbuk sari). Alat kelamin betina disebut
megasporofil yang terdapat pada strobilus betina. Alat ini menghasilkan megaspora.
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa tumbuhan
yang strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal pada
pakis haji. Tumbuhan seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang
strobilus jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.
Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke
Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon
palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta
berdaun majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan
uniseksual (berkelamin tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).
Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics.
Tumbuhan ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya.
Anggota Cycadinae yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang
berasal dari afrika ini, merupakan tanaman berumah dua yang dapat digunakan
untuk tanaman hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara
cina). Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan
sebagai tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan
terhadap udara tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan
lunak. Tumbuhan jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki

bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah
dua, serta berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas
Gnetinae adalah belinjo (Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat
tumbuhan Welwitschia mirabilis yang termasuk anggota kelas Gnetinae.
Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya tumbuhan
lain yang mempunyai banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis mempunyai satu
pasang daun yang liat seperti kulit. Letak daun berhadapan dan terbentang di atas
tanah yang berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-daun ini
terbelah-belah membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam
tanah dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.
5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih
dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen).
Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi.
Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat,
misalnya kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek
api dan getah dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman
Abies balsamea dapat digunakan sebagian bahan balsam.
B. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya
tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang
sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga
sejati.
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan
pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang
sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan
pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut
air dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi
untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian

tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae
berdasarkan umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari
setahun, misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi,
wortel, dan seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya
kelapa, karet, durian, dan jati.
3. Daun
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk
lurus, sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena
mengandung klorofil.
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga
berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga)
dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah
bunga yang memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak
ada salah satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya
alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan
bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang
sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki
salah satu alat kelamin (benang sari atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari diatas
kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur. Hasil
pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung
oleh daun. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Tabel Perbedaan antara Gimnospermae dan Angiospermae
No Bagian tubuh Gimnospermae Angiospermae
1 Alat reproduksi Berupa strobilus, antara strobilus jantan dan betina Berupa bunga
dengan benang sari dan putik. Benang sari dan putik ada yang terdapat dalam satu
bunga.
2 Ikatan pembuluh Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakheida dan floem
tidak disertai sel pengiring. Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakea dan
floem disertai sel panjang

3 Bakal biji Tidak terlindung oleh daun buah. Terlindung oleh daun buah
4 Pembuahan Tunggal Ganda
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan
menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai
dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya
mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan
monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai
satu keeping biji.
Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Susunan akarnya berupa akar serabut.
b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas.
c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.
d. Bagian bunga, misalnya mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.
e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.
f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai
cambium, kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya
nanas seberang dan palem raja.
Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap
bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan
monokotil yang penting adalah sebagai berikut:
a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan
berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar.
Daun melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir.
Beberapa bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh
angin. Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang, batang
segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di
pangkal batang. Contohnya: rumput teki.
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini

merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi
daum berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk
bahan kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang
dimanfaatkan untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun
menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya:
kelapa, aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi
sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai
bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan
berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun
berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang
bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan
ini kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas
tanah. Contohny: pandan wangi.
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang
semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang
aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak
dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan
dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Akar tunggang.
d. Tulang daun menjari.

Ciri-ciri lain tumbuhan dikotil antara lain sebagai berikut:
a. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.
b. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang
berpelepah.
c. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
d. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
e. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari
dengan jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupukupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh:
kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau
membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga
berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh:
Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku johar)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat.
Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan
kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan
bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan
jambu biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun
penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan
mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)

Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk
nipis.
j. Rubiaceae
Dunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang.
Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik.
Contoh: durian.
m. Apocynaceae (suku kamboja)
Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan
alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timuntimunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang menpunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga
tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.
2.5 Cara / metoda yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang Klasifikasi
Pada usia anak Sekolah Dasar yaitu pada umur 7 – 11 tahun menurtut Piaget
adalah periode operasional konkret dimana mereka dalam belajar harus melihat ,
mengamati, memegang sesuatu yang mereka pelajari agar materi pelajaran terserap
dengan optimal. Karena itu kami mengajarkan klasifikasi melalui pengenalan
langsung pada alam pengenalannyapun bertahap dari yang lebih sederhana ke
materi yang lebih rumit. Setelah pengenalan kami akan menugaskan siswa untuk
mencari masing – masing contoh klasifikasi tumbuhan yang telah di jelaska. Kami
juga menggunakan media tabel dan gambar seperti berikut :
Tumbuhan dikotil dan monokotil Hutan terdiri dari berbagai tumbuhan
Ganggang hijau 29 Ganggang merah

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu
banyak dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi
membantu setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar /
kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme .
3.1.2 Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk
melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar – dasar klasifikasi yang
sudah ada.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi para pembaca untuk mengenal makhluk hidup secara benar kita harus
melakukan klasifikasi.
3.2.2 Bagi calon guru kita harus mengajarkan dasar / kriteria yang benar dalam
klasifikasi agar memperoleh hasil yang benar .
Daftar Pustaka
Ditulis oleh Valencia. N