Pendapatan operasional dan Biaya Bank
Pendapatan dan Biaya Bank
Pendapatan dan Biaya pada dasarnya diakui secara accrual basis, kecuali untuk
pendapatan yang berasal dari kredit atau debitur yang diklasifikasikan sebagai non
performing loan yaitu yang digolongkan sebagai debitur kurang lancar, diragukan dan
macet.
Pendapatan dan biaya yang diterima dan dikeluarkan harus dipertimbangkan apakah
memang harus dimasukkan dalam pendapatan dan biaya pada periode berjalan atau tidak.
Bila pendapatan diterima dimuka untuk beberapa periode, maka akan ditangguhkan dan
dibukukan sebagai pos kewajiban yang akan diamortisasikan atau dialokasikan secara
proporsional ke dalam pos pendapatan setiap periode.
Bila biaya diterima di muka, maka akan ditangguhkan dan dibukukan sebagai pos aktiva
untuk kemudian dialokasikan ke dalam pos biaya secara periodik.
Dapat disimpulkan bahwa pendapatan dan biaya yang dibukukan untuk periode berjalan
adalah pendapatan atau biaya yang tidak dapat memberikan manfaat untuk masa yad.
I.
Pendapatan Bank
Diantaranya meliputi: Pendapatan bunga, pendapatan provisi dan kredit pendapatan lain
sebagai akibat dari transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama atau bukan.
Akuntansi Pendapatan bank: Pengakuan Pendapatan scr accrual basis dan cash basis.
Pendapatan Bank terdiri dari:
Pendapatan Bunga.
Pendapatan Bunga Debitur dari aktiva produktif non performing tidak diakui sebagai
pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non performing. Dan
akan dicatat ke dalam rek administrative karena merupakan peristiwa kontijensi.
Kasus : Pendapatan bunga debitur performing selama bulan juli dihitung sebesar Rp
100 jt, dan dari debitur non performing Rp 23 juta. Maka pencatatannya :
Accrual basis:
D: Pendapatan debitur YMH diterima
K: Pendapatan bunga debitur
Rp 100 juta
Rp 100 juta
Pada saat menerima hasil bunga akan dicatat :
D: Kas
K: Pendapatan debitur YMH diterima
Rp 100 juta
Cash basis:
D: Rek. administratif Rp – Tunggakan bunga
Rp 23 juta
Pada saat menerima hasil bunga akan dicatat :
D: Kas
K: Pendapatan bunga debitur
Rp 100 juta
Rp 23 juta
Rp 23 juta
1
Komisi dan provisi.
Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui
sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank.
Komisi merupakan beban yang diperhitungkan kepada nasabah bank yang
mempergunakan jasa bank.
Kasus: Bank Omega menyetujui kredit untuk PT CVD sebesar Rp 200 juta selama
jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0.6 % dari pagu kredit. Maka
pencatatannya :
D: Kas
Rp 1.200.000
K: Provisi kredit Diterima dimuka
Rp 1.200.000
Transaksi di atas berkaitan dengan kegiatan dan terkait dengan jangka waktu, oleh
karena itu perlu dialokasikan pendapatan bulanan :
D: Provisi Kredit diterima dimuka
K: Pendapatan Provisi Kredit
Rp 20.000
Rp 20.000
Kasus: Bank Omega membebankan Komisi kepada nasabah giro atas jasa ATM
yang dipergunakan sebesar Rp 20.000.
D: Giro
K: Pendapatan komisi ATM
Rp 20.000
Rp 20.000
Pendapatan atas Transaksi Valuta Asing
Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal dari selisih kurs.
Selisih kurs akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba rugi. Dan
diakui sebagai pendapatan atau biaya pada periode berjalan.
Seringkali suatu bank memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalm
jumlah yang besar berupaya untuk menghindari adanya kerugian akibat sellih kurs.
Upaya ini biasanya disebut sebagai Hedging. Contoh hedging diantaranya: forward
dan swap.
Forward adalah pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka. Hutang dan
piutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate),
sedangkan hutang atau piutang rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate),
yaitu kurs pertukaran mata uang asing dihari kemudian yang ditentukan berdasarkan
perjanjian. Akibat perbedaan kurs yang berbeda dapat menimbulkan selisih kurs baik
diskonto maupun premium yang harus diamortisasi secara proporsional sesuai dengan
jangka waktu transasksi valuta berjangka.Laba atau rugi kurs yang timbul sebagai
akibat perbedaan kurs tunai tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya
transaksi valuta harus diakui pada periode ybs. Sehingga akan terjadi dua macam
laba atau rugi akibat transaksi berjangka dalam valuta asing ini, yaitu diskonto dan
pengakuan laba-rugi karena perbedaan neraca dan transaksi berjangka tersebut.
Swap adalah gadai valuta asing. Terdiri dari transaksi swap suku bunga dalam rangka
pendanaan (selisih kurs disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana dan
diamortisasikan secara proporsional selama jangka waktu kontrak) dan transaksi swap
2
suku bunga dalam rangka trading (selisih kurs diakui sbg laba atau rugi pada akhir
masa kontrak).
Pendapatan Operasional lainnya (penerimaan dividen dari anak perusahaan) dan
Pendapatan non operasional (pendapatan penjualan aktiva).
Pendapatan luar biasa (windfall profit). Pendapatan luar biasa harus memenuhi 2
kriteria:
bersifat tidak normal dan
tidak sering terjadi.
Koreksi masa lalu
Pengaruh kumulatif Perubahan Prinsip Akuntansi.
II. Biaya Bank
Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka
menciptakan atau memperoleh pendapatan. Diakui secara accrual basis, apabila terdapat
biaya dibayar dimuka maka harus dialokasikan ke rek biaya secara proporsional.Biaya
bank terdiri dari biaya operasional, biaya non operasional, rugi luar biasa, koreksi masa
lalu dan pajak penghasilan.
Biaya operasional adalah biaya bunga, biaya valuta asing, biaya overhead, biaya
pegawai, biaya kegiatan kantor, biaya penyusutan
Ciri biaya overhed bank:
tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan, karena
biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank
menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya
biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberi manfaat untuk masa yad.
Contoh biaya overhead: gaji dan tunjangan pegawai, biaya penyusutan, biaya kegiatan
kantor, biaya listrik, biaya air, biaya alat tulis kantor dll
Biaya non operasional: Biaya yang terjadi di luar kegiatan utama bank. Misalnya
kerugian penjualan aktiva tetap.
Pos luar biasa: biaya luar biasa kejadiannya tidak normal dan tidak berhubungan dengan
kegiatan perusahaan sehari-hari serta tidak sering terjadi. Contoh : kerusakan aktiva
akibat gempa bumi, sunami dll.
Koreksi masa lalu : Koreksi yang berkaitan dengan unsur laba rugi karena kesalahan
alam perhitungan atau penerapan prinsip akuntansi. Koreksi ini harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
Pajak Penghasilan : biaya yang dihitung terakhir, karena PPh dihitung berdasarkan laba.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK
Tujuan utama penyajian Lap Keuangan bank : untuk memberikan gambaran mengenai
hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu.
3
Fungsi Lap Keuangan : alat pertanggungjawaban manajemen, dapat digunakan sebagai
alat pengambilan keputusan.
Analisis Laporan Keuangan Bank terdiri dari Analsis Neraca dan Analsis laba-Rugi
I. Analisis Neraca
A. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan Pihak Ketiga
Membandingkan jumlah simpanan masyarakat yang telah diikatkan kepada pinjaman
oleh manajemen Bank.
Rasio :
Pinjaman
Simpanan
Pinjaman: Pinjaman bersih (kredit yang disalurkan) terdiri dari
Pinjaman (kredit yang disalurakn + cad. Kerugian + penyertaan.
Simpanan : total simpanan pihak ketiga
B. Rasio Modal terhadap Aktiva
1. Rasio modal pemegang saham terhadap aktiva
2. Rasio modal pemegang saham + surat utang yang dapat dikonfersi surat saham
terhadap aktiva
3. Rasio modal pemegang saham + surat utang yang dapat dikonfersi surat saham
+cad kerugian pinjaman terhadap aktiva
Kebutuhan minimal modal bank dianggap sangat penting baik bagi otoritas moneter,
penyelenggarabank maupun para deposan. Misalnya ditetapkan rasio modal terhadap
aktaiva 6%, maka didalamnya 5,5% harus terdiri dari modal primer.
Modal primer terdiri dari saham biasa, saham preferen, agio saham, laba ditahan,
cadangan modal, utang yang dapat dikonversi surat saham, kepentingan minoritas
berdasarkan neraca konsolidasi perush afiliasi, hasil bersih dividen dan bunga
obligasi serta cad kerugian pinjaman.
Modal sekunder terdiri dari utang-utang subordinasi, obligasi dan saham preferen
yang terbatas jangka waktunya. Biasanya modal sekunder dibatasi sampai jumlah
50% dari modal primer.
Berdasarkan rasio ini terdapat beberapa pengelompokan bank:
1.total modal terhadap total aktiva sebesar 7% dianggap mempunyai modal yang
mencukupi dengan syarat tersedia modal primer sesuai dengan ketentuan.
2.6-7% dianggap memenuhi syarat minimal dengan syarat ditunjang faktor-faktor
keuangan lainnya
3.dibawah 6% dianggap kurang memenuhi kebutuhan permodalan tanpa
memperhatikan faktor ekstern yang mungkin mempengaruhinya.
C. Cadangan Kerugian Pinjaman
1. Rasio cadangan kerugian pinjaman terhadap penghapusan pinjaman.
Rasio penghapusan piutang terhadap pinjaman
4
Misalnya Rasio penghapusan piutang terhadap pinjaman adalah 4% dan ratarata kolekatibilitas pinjaman 2,5 tahun berarti cadangan yang diperlukan
minimal 2,3 x 4% = 10%
2. Rasio Cadangan kerugian pinjaman terhadap pinjaman yang tak tertagih.
II. Analisis Laba Rugi
A. Pendapatan atas rata-rata Aktiva produktif
Pendapatan bunga
Aktiva produktif rata-rata
B. Bunga yang dibayar atas dana-dana
Biaya bunga
Hutang rata-rata yang berbeban bunga
C. Analisi margin bunga
Selisish antara rata-rata bunga yang diterima dengan rata-rata benga yang dibayar
merupakan margin bunga atau interenst spreed
Pendapatan bunga – biaya bunga
Aktiva Produktiv rata-rata
D. Rasio laba bersih Terhadap Rata-rata Aktiva
Merupakan ukuran kemampuan manajemen untuk menciptakan laba bersih.
Laba bersih
Rata-rata Aktiva
E. Rasio laba bersih terhadap rata-rata Modal
Merupakan ukuran lain untuk menilai kemampuan manajemen untuk menciptakan
laba bersih.
Laba bersih
Rata-rata modal Pemegang saham
F. Biaya Pegawai
Rasio antara besarnya biaya pegawai terhadap simpanan masyarakat dapat merupakan
petunjuk tingkat efisiensi opersional bank.
biaya pegawai
simpanan masyarakat
Rasio lainya adalah perbandingan simpanan masyarakat terhadap banyaknya
pegawai.
5
Pendapatan dan Biaya pada dasarnya diakui secara accrual basis, kecuali untuk
pendapatan yang berasal dari kredit atau debitur yang diklasifikasikan sebagai non
performing loan yaitu yang digolongkan sebagai debitur kurang lancar, diragukan dan
macet.
Pendapatan dan biaya yang diterima dan dikeluarkan harus dipertimbangkan apakah
memang harus dimasukkan dalam pendapatan dan biaya pada periode berjalan atau tidak.
Bila pendapatan diterima dimuka untuk beberapa periode, maka akan ditangguhkan dan
dibukukan sebagai pos kewajiban yang akan diamortisasikan atau dialokasikan secara
proporsional ke dalam pos pendapatan setiap periode.
Bila biaya diterima di muka, maka akan ditangguhkan dan dibukukan sebagai pos aktiva
untuk kemudian dialokasikan ke dalam pos biaya secara periodik.
Dapat disimpulkan bahwa pendapatan dan biaya yang dibukukan untuk periode berjalan
adalah pendapatan atau biaya yang tidak dapat memberikan manfaat untuk masa yad.
I.
Pendapatan Bank
Diantaranya meliputi: Pendapatan bunga, pendapatan provisi dan kredit pendapatan lain
sebagai akibat dari transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama atau bukan.
Akuntansi Pendapatan bank: Pengakuan Pendapatan scr accrual basis dan cash basis.
Pendapatan Bank terdiri dari:
Pendapatan Bunga.
Pendapatan Bunga Debitur dari aktiva produktif non performing tidak diakui sebagai
pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non performing. Dan
akan dicatat ke dalam rek administrative karena merupakan peristiwa kontijensi.
Kasus : Pendapatan bunga debitur performing selama bulan juli dihitung sebesar Rp
100 jt, dan dari debitur non performing Rp 23 juta. Maka pencatatannya :
Accrual basis:
D: Pendapatan debitur YMH diterima
K: Pendapatan bunga debitur
Rp 100 juta
Rp 100 juta
Pada saat menerima hasil bunga akan dicatat :
D: Kas
K: Pendapatan debitur YMH diterima
Rp 100 juta
Cash basis:
D: Rek. administratif Rp – Tunggakan bunga
Rp 23 juta
Pada saat menerima hasil bunga akan dicatat :
D: Kas
K: Pendapatan bunga debitur
Rp 100 juta
Rp 23 juta
Rp 23 juta
1
Komisi dan provisi.
Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui
sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank.
Komisi merupakan beban yang diperhitungkan kepada nasabah bank yang
mempergunakan jasa bank.
Kasus: Bank Omega menyetujui kredit untuk PT CVD sebesar Rp 200 juta selama
jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0.6 % dari pagu kredit. Maka
pencatatannya :
D: Kas
Rp 1.200.000
K: Provisi kredit Diterima dimuka
Rp 1.200.000
Transaksi di atas berkaitan dengan kegiatan dan terkait dengan jangka waktu, oleh
karena itu perlu dialokasikan pendapatan bulanan :
D: Provisi Kredit diterima dimuka
K: Pendapatan Provisi Kredit
Rp 20.000
Rp 20.000
Kasus: Bank Omega membebankan Komisi kepada nasabah giro atas jasa ATM
yang dipergunakan sebesar Rp 20.000.
D: Giro
K: Pendapatan komisi ATM
Rp 20.000
Rp 20.000
Pendapatan atas Transaksi Valuta Asing
Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal dari selisih kurs.
Selisih kurs akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba rugi. Dan
diakui sebagai pendapatan atau biaya pada periode berjalan.
Seringkali suatu bank memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalm
jumlah yang besar berupaya untuk menghindari adanya kerugian akibat sellih kurs.
Upaya ini biasanya disebut sebagai Hedging. Contoh hedging diantaranya: forward
dan swap.
Forward adalah pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka. Hutang dan
piutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate),
sedangkan hutang atau piutang rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate),
yaitu kurs pertukaran mata uang asing dihari kemudian yang ditentukan berdasarkan
perjanjian. Akibat perbedaan kurs yang berbeda dapat menimbulkan selisih kurs baik
diskonto maupun premium yang harus diamortisasi secara proporsional sesuai dengan
jangka waktu transasksi valuta berjangka.Laba atau rugi kurs yang timbul sebagai
akibat perbedaan kurs tunai tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya
transaksi valuta harus diakui pada periode ybs. Sehingga akan terjadi dua macam
laba atau rugi akibat transaksi berjangka dalam valuta asing ini, yaitu diskonto dan
pengakuan laba-rugi karena perbedaan neraca dan transaksi berjangka tersebut.
Swap adalah gadai valuta asing. Terdiri dari transaksi swap suku bunga dalam rangka
pendanaan (selisih kurs disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana dan
diamortisasikan secara proporsional selama jangka waktu kontrak) dan transaksi swap
2
suku bunga dalam rangka trading (selisih kurs diakui sbg laba atau rugi pada akhir
masa kontrak).
Pendapatan Operasional lainnya (penerimaan dividen dari anak perusahaan) dan
Pendapatan non operasional (pendapatan penjualan aktiva).
Pendapatan luar biasa (windfall profit). Pendapatan luar biasa harus memenuhi 2
kriteria:
bersifat tidak normal dan
tidak sering terjadi.
Koreksi masa lalu
Pengaruh kumulatif Perubahan Prinsip Akuntansi.
II. Biaya Bank
Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka
menciptakan atau memperoleh pendapatan. Diakui secara accrual basis, apabila terdapat
biaya dibayar dimuka maka harus dialokasikan ke rek biaya secara proporsional.Biaya
bank terdiri dari biaya operasional, biaya non operasional, rugi luar biasa, koreksi masa
lalu dan pajak penghasilan.
Biaya operasional adalah biaya bunga, biaya valuta asing, biaya overhead, biaya
pegawai, biaya kegiatan kantor, biaya penyusutan
Ciri biaya overhed bank:
tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan, karena
biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank
menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya
biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberi manfaat untuk masa yad.
Contoh biaya overhead: gaji dan tunjangan pegawai, biaya penyusutan, biaya kegiatan
kantor, biaya listrik, biaya air, biaya alat tulis kantor dll
Biaya non operasional: Biaya yang terjadi di luar kegiatan utama bank. Misalnya
kerugian penjualan aktiva tetap.
Pos luar biasa: biaya luar biasa kejadiannya tidak normal dan tidak berhubungan dengan
kegiatan perusahaan sehari-hari serta tidak sering terjadi. Contoh : kerusakan aktiva
akibat gempa bumi, sunami dll.
Koreksi masa lalu : Koreksi yang berkaitan dengan unsur laba rugi karena kesalahan
alam perhitungan atau penerapan prinsip akuntansi. Koreksi ini harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
Pajak Penghasilan : biaya yang dihitung terakhir, karena PPh dihitung berdasarkan laba.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK
Tujuan utama penyajian Lap Keuangan bank : untuk memberikan gambaran mengenai
hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu.
3
Fungsi Lap Keuangan : alat pertanggungjawaban manajemen, dapat digunakan sebagai
alat pengambilan keputusan.
Analisis Laporan Keuangan Bank terdiri dari Analsis Neraca dan Analsis laba-Rugi
I. Analisis Neraca
A. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan Pihak Ketiga
Membandingkan jumlah simpanan masyarakat yang telah diikatkan kepada pinjaman
oleh manajemen Bank.
Rasio :
Pinjaman
Simpanan
Pinjaman: Pinjaman bersih (kredit yang disalurkan) terdiri dari
Pinjaman (kredit yang disalurakn + cad. Kerugian + penyertaan.
Simpanan : total simpanan pihak ketiga
B. Rasio Modal terhadap Aktiva
1. Rasio modal pemegang saham terhadap aktiva
2. Rasio modal pemegang saham + surat utang yang dapat dikonfersi surat saham
terhadap aktiva
3. Rasio modal pemegang saham + surat utang yang dapat dikonfersi surat saham
+cad kerugian pinjaman terhadap aktiva
Kebutuhan minimal modal bank dianggap sangat penting baik bagi otoritas moneter,
penyelenggarabank maupun para deposan. Misalnya ditetapkan rasio modal terhadap
aktaiva 6%, maka didalamnya 5,5% harus terdiri dari modal primer.
Modal primer terdiri dari saham biasa, saham preferen, agio saham, laba ditahan,
cadangan modal, utang yang dapat dikonversi surat saham, kepentingan minoritas
berdasarkan neraca konsolidasi perush afiliasi, hasil bersih dividen dan bunga
obligasi serta cad kerugian pinjaman.
Modal sekunder terdiri dari utang-utang subordinasi, obligasi dan saham preferen
yang terbatas jangka waktunya. Biasanya modal sekunder dibatasi sampai jumlah
50% dari modal primer.
Berdasarkan rasio ini terdapat beberapa pengelompokan bank:
1.total modal terhadap total aktiva sebesar 7% dianggap mempunyai modal yang
mencukupi dengan syarat tersedia modal primer sesuai dengan ketentuan.
2.6-7% dianggap memenuhi syarat minimal dengan syarat ditunjang faktor-faktor
keuangan lainnya
3.dibawah 6% dianggap kurang memenuhi kebutuhan permodalan tanpa
memperhatikan faktor ekstern yang mungkin mempengaruhinya.
C. Cadangan Kerugian Pinjaman
1. Rasio cadangan kerugian pinjaman terhadap penghapusan pinjaman.
Rasio penghapusan piutang terhadap pinjaman
4
Misalnya Rasio penghapusan piutang terhadap pinjaman adalah 4% dan ratarata kolekatibilitas pinjaman 2,5 tahun berarti cadangan yang diperlukan
minimal 2,3 x 4% = 10%
2. Rasio Cadangan kerugian pinjaman terhadap pinjaman yang tak tertagih.
II. Analisis Laba Rugi
A. Pendapatan atas rata-rata Aktiva produktif
Pendapatan bunga
Aktiva produktif rata-rata
B. Bunga yang dibayar atas dana-dana
Biaya bunga
Hutang rata-rata yang berbeban bunga
C. Analisi margin bunga
Selisish antara rata-rata bunga yang diterima dengan rata-rata benga yang dibayar
merupakan margin bunga atau interenst spreed
Pendapatan bunga – biaya bunga
Aktiva Produktiv rata-rata
D. Rasio laba bersih Terhadap Rata-rata Aktiva
Merupakan ukuran kemampuan manajemen untuk menciptakan laba bersih.
Laba bersih
Rata-rata Aktiva
E. Rasio laba bersih terhadap rata-rata Modal
Merupakan ukuran lain untuk menilai kemampuan manajemen untuk menciptakan
laba bersih.
Laba bersih
Rata-rata modal Pemegang saham
F. Biaya Pegawai
Rasio antara besarnya biaya pegawai terhadap simpanan masyarakat dapat merupakan
petunjuk tingkat efisiensi opersional bank.
biaya pegawai
simpanan masyarakat
Rasio lainya adalah perbandingan simpanan masyarakat terhadap banyaknya
pegawai.
5