Studi Pembuatan Tablet Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan Metode Granulasi Basah dan Cetak Langsung

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati,
memiliki hasil alam yang cukup melimpah terutama pada sektor pertanian.
Menurut World Health Organization (WHO), sebanyak 20.000 jenis tumbuhan di
bumi dapat dimanfaatkan sebagai obat dan 11 persen atau sebanyak lebih dari
2.200 jenis tumbuhan obat terdapat di Indonesia. Salah satu obat yang meliliki
potensi

dalam

peningkatan

nilai

tambah

adalah


temulawak

(Curcuma

xanthorrhiza Roxb.) (Munir, 2012).
Komponen-komponen

yang

terkandung

dalam

temulawak

dapat

digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu minyak atsiri dan golongan kurkuminoid.
Minyak atsiri atau minyak menguap merupakan komponen dalam temulawak
yang memberikan bau karateristik, sedangkan kurkuminoid terdiri dari beberapa

zat warna kuning (Oei, et al., 1985). Kurkuminoid dalam temulawak terdiri dari
kurkumin dan demetoksikurkumin. Disamping kedua zat aktif tersebut, rimpang
temulawak juga mengandung minyak atsiri, pati, protein, lemak, selulosa dan
mineral (Ketaren, 1998).
Temulawak merupakan salah satu tanaman obat yang telah diketahui
khasiatnya terutama menambah nafsu makan, pelancar ASI (air susu ibu), penurun
kadar kolestrol, melindungi lambung dan mengatasi gangguan pencernaan seperti
radang lambung, perut kembung, diare dan disentri, juga berkhasiat sebagai anti
radang dan anti bakteri yang efektif mengatasi peradangan seperti jerawat, radang
sendi dan asma serta membantu mengatasi gangguan hati dan empedu, sakit liver

1
Universitas Sumatera Utara

(kuning), demam, radang saluran nafas (bronkitis) yang telah dimanfaatkan
manyarakat sejak dahulu dalam bentuk jamu (Meilisa, 2009).
Pada dasarnya aktivitas temulawak pada hati berkaitan erat dengan
aktivitas kolagoga yang berepengaruh pada hati, yaitu meningkatkan produksi
empedu dalam hati dan merangsang pengosongan kandungan empedu. Disamping
itu temulawak dapat mengurangi aktivitas enzim glutamat oksalaasetat

transaminase (GOT) serta menurunkan aktivitas enzim glutamat piruvat
transaminase (GPT) baik secara praklinik in vitro dan in vivo maupun secara
klinik. Kurkuminoid yang terkandung dalam temulawak bekerja melindungi hati
(BPOM RI, 2005).
Obat tradisional bermanfaat bagi kesehatan dan kini dipromosikan
penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun
ketersediaannya dan efek samping yang relatif kecil dibandingkan dengan obat
kimia. Kelemahan utama mengkonsumsi obat tradisional adalah pada proses
peracikannya, yaitu masih dalam bentuk sediaan yang dianggap merepotkan
sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman untuk mengkonsumsinya. Bentuk
sediaan seperti tablet dan kapsul bertujuan untuk efisiensi, kemudahan dan praktis
dalam penggunaan, sehingga menjadi praktis untuk dikonsumsi (Suharmiati dan
Handayani, 2006). Sediaan kapsul telah tersedia di pasaran maka peneliti ingin
membuat sediaan tablet ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
dengan metode granulasi basah dengan variasi dosis dan cetak langsung dengan
variasi bahan pengisi.

2
Universitas Sumatera Utara


1.2 Perumusan Masalah
1.

Apakah ekstrak kering temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat
diformulasi menjadi tablet dengan berbagai variasi dosis ekstrak dengan
metode granulasi basah?

2.

Apakah ekstrak kering temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat
diformulasi menjadi tablet dengan berbagai variasi bahan pengisi dengan
metode cetak langsung?

1.3 Hipotesis
1.

Ekstrak kering temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat
diformulasi menjadi tablet dengan berbagai variasi dosis ekstrak dengan
metode granulasi basah


2.

Ekstrak kering temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat
diformulasi menjadi tablet dengan berbagai variasi bahan pengisi dengan
metode cetak langsung

1.4 Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui ekstrak kering temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.) dapat diformulasi menjadi tablet dengan berbagai variasi dosis
ekstrak dengan metode granulasi basah

2.

Untuk mengetahui ekstrak kering temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.) dapat diformulasi menjadi tablet dengan berbagai variasi bahan
pengisi dengan metode cetak langsung

3

Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian
Memberikan informasi pada industri obat tradisional tentang metode,
dosis dan bahan pengisi yang tepat untuk membuat sediaan tablet dari ekstrak
kering temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Secara skematis kerangka pikir penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Latar Belakang Penyelesaian Variabel bebas Variabel terikat Parameter

Temulawak
dalam bentuk
jamu telah
digunakan
sejak dahulu.
Temulawak
mengandung
minyak atsiri
dan

kurkuminoid.
Kurkumin
bermanfaat
sebagai
hepatoprotektor. Bentuk
sediaan
kapsul telah
tersedia di
pasaran.

Pembuatan
sediaan
tablet
ekstrak
temulawak

Variasi
jumlah
ekstrak
pada

metode
granulasi basah

Variasi
bahan
pengisi
pada
metode
cetak
langsun

Preformu
-lasi
granul

Evaluasi
tablet

Sudut diam
Waktu alir

Indeks tap

Keseragaman bobot
Friabilitas
Kekerasan
Waktu

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

4
Universitas Sumatera Utara