Pembuatan Tablet Ekstrak Temulawak Dengan Menggunakan Beberapa Jenis Bahan Pengembang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sedian sarian(galenik), atau campuran dari bahanbahan

tersebut

yang

secara

tradisional

telah

digunakan

untuk


pengobatanberdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah dikenal dan banyak
digunakan secara turun temurun oleh masyarakat. Umumnya, pemanfaatan obat
tradisional lebih diutamakan sebagai upaya preventif untuk menjaga kesehatan
dan dapat juga digunakan untuk pengobatan(Ditjen POM RI, 1994).
Obat tradisional bermanfaat bagi kesehatan dan penggunaan saat ini sedang
digalakkan karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun
ketersediaannya. Kendala utama mengkonsumsi obat tradisional adalah proses
peracikan yang dianggap kurang efisien. Sekarang produk obat tradisional telah
dimodifikasi lebih lanjut menjadi berbagai bentuk sediaan seperti bentuk kapsul
dan tablet sehingga lebih praktis untuk dikonsumsi (Suharmiati dan Lestari,
2001).
Dalam upaya mengembangkan obat tradisional, ditentukan oleh faktor yang
menentukan keberhasilan pengembangan adalah ketersediaan bahan baku,
ketersediaan obat dalam jenis dan jumlah yang cukup, keterjaminan kebenaran
khasiat, mutu dan keabsahan obat yang beredar, serta perlindungan masyarakat
dari penyalahgunaan obat yang dapat merugikan/membahayakan masyarakat.
Dalam kondisi saat ini, upaya yang paling tepat adalah mendorong pengembangan

1


Universitas Sumatera Utara

obat tradisional ke arah fitofarmaka, dengan harapan dapat mengurangi
ketergantungan terhadap obat modern yang bahan bakunya masih diimpor
(Suharmiati dan Lestari, 2001)
Salah satu bahan baku yang digunakan sebagai obat tradisional adalah
temulawak. Temulawak (Curcuma xanthorrihza Roxb) merupakan tanaman asli
Indonesia dan selain itu temulawak merupakan sumber bahan pangan,
pewarna,bahan baku industri(seperti kosmetika), maupun dibuat makanan atau
minuman segar (Dalimartha, 2000). Bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang.
Rimpang temulawak mengandung zat tepung, kurkumin dan minyak atsiri.
Temulawak dapat mengobati penyakit diantaranya jerawat, meningkatkan nafsu
makan, antikolesterol, antiinflamasi, anemia, antioksidan, pencegah kanker dan
anti mikroba (Hidayat dan Rodame, 2015).
Dalam penelitian pada tahun 2006, clinical Gastroenterology and
Hepatologi menyatakan bahwa pasien yang mengalami gangguan kesehatan pada
ulcerative colitis (pencernaan) mendapati penyakitnya semakin membaik dengan
mengkonsumsi suplemen temulawak secara teratur (Akbar,2015). Masyarakat
mengkonsumsi temulawak dalam bentuk rebusan. Kini temulawak dapat
diformulasi dalam bentuk suspensi dan serbuk instan. Dalam rangka

pengembangan obat tradisional maka temulawak dibuat menjadi ekstrak untuk
selanjutnya diformulasi menjadi bentuk tablet.
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan
merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat

2

Universitas Sumatera Utara

dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan
baja. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan
permukaan tergantung pada desain cetakan (Ditjen POM RI, 2010).Bahan
pengembang menentukan sifat fisika tablet terutama untuk evaluasi waktu hancur
yang baik adalah yang tidak melebihi yang tertera pada Farmakope Indonesia
edisi III. Beberapa desintegran yang digunakan dalam tablet ialah Starch, Asam
Alginat, selulosa mikrokristalen, sodium lauril sulfat, starch pragelatination
(Reksohadiprodjo, 1994). Oleh karena itu dalam penelitian ini di gunakan
beberapa bahan pengembang di antaranya cornstarch, Na-CMC dan amilum

pragelatinasi.

1.2 Permasalahan
1. Apakah

perbedaan

jenis

dan

konsentrasi

bahan

pengembang

mempengaruhi sifat fisik granul dan tablet ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.)?
2. Formula manakah yang menunjukkan hasil evaluasi sifat fisik tablet

terbaik?

1.3 Hipotesis
1. Perbedaan jenis dan konsentrasi bahan pengembang mempengaruhi sifat
fisik granul dan tablet ekstrak temulawak.
2. Pada Formula tertentu tablet menunjukkan hasil evaluasi sifat fisik terbaik.

3

Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengikat terhadap
sifat fisik tablet ekstrak temulawak
2. Untuk mengetahui Formula yang menunjukkan hasil evaluasi sifat fisik
tablet ekstrak temulawak yang terbaik.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai bahan informasi tentang pengaruh
jenis dan konsentrasi bahan pengembang terhadap sifat fisik tablet ekstrak

temulawak serta untuk mengetahui formula terbaik dalam pembuatan tablet
ekstrak temulawak

4

Universitas Sumatera Utara