Gambaran Tingkat Stres Kerja Pada Pekerja Tetap Industri Peleburan Logam
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
STRES
2.1.1. Pengertian Stres
Stres adalah suatu kondisi yang dialami manusia selama hidupnya, dan
dalam setiap kegiatan manusia berupa tekanan mental,yang dapat mengganggu
keseimbangan karena suatu masalah atau tuntutan penyesuaian diri. Stres juga
memiliki arti sebagai respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap
tuntutan kebutuhan yang ada pada dirinya (Selye H. dalam Sunaryo, 2004). Stres
dapat juga mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan
individu terhadap situasi yang disebut respon stres. Saat individu dihadapkan
pada situasi stres maka individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun
psikologis. (Atkinson, 2000)
2.1.2. Faktor Pencetus Stres
Kondisi sehat dapat dipertahankan karena individu mempunyai ketahanan
tubuh yang baik. Stres terjadi karena tidak adekuatnya kebutuhan dasar manusia
yang akan bermanifestasi pada perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi, dan
perilaku (Gunawan, 2007).
Stres dapat berasal dari tiga sumber, yaitu:
1)
Katastrofi
Katastrofi adalah kejadian besar yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak
dapat diprediksi. Contoh dari katastrofi adalah bencana alam dan perang.
2)
Perubahan kehidupan
Perubahan kehidupan seseorang dapat memicu terjadinya stres. Contoh
dari kejadian yang dapat mengubah hidup seseorang adalah perceraian,
kematian orang yang dicintai, dan kehilangan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
4
3)
Kejadian sehari-hari
Kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan stres misalnya jadwal kerja
yang padat, lalu lintas yang macet, dan antrian yang panjang di kasir, loket,
atau bank (Myers, 1996).
Hal – hal yang dapat mencetuskan stres disebut stressor. Dan stressor ini
sendiri memiliki beragam jenis, antara lain:
1)
Stresor biologik
Stresor biologik dapat berupa bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan,
dan berbagai macam makhluk hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Tumbuhnya jerawat, demam, dan digigit binatang dipersepsikan dapat
menjadi stresor dan mengancam konsep diri individu.
2)
Stresor fisik
Stresor fisik dapat berupa perubahan iklim, suhu, cuaca, geografi, dan
alam. Letak tempat tinggal, demografi, jumlah anggota dalam keluarga,
nutrisi, radiasi, kepadatan penduduk, imigrasi, dan kebisingan juga dapat
menjadi stresor.
3)
Stresor kimia
Stresor kimia dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Contoh
stresor yang berasal dari dalam tubuh adalah serum darah dan glukosa
sedangkan stresor yang berasal dari luar tubuh misalnya obat, alkohol,
nikotin, kafein, polusi udara, gas beracun, insektisida, pencemaran
lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan pengawet, pewarna, dan lainlain (Brannon dan Feist, 2007).
4)
Stresor sosial dan psikologik
Stresor sosial dan psikologik misalnya rasa tidak puas terhadap diri
sendiri, kekejaman, Tidak Stres diri, emosi yang negatif, dan kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
5
5)
Stresor spiritual
Stresor spiritual yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai keTuhanan. Tidak hanya stresor negatif yang dapat menyebabkan stres, tetapi
stresor positif seperti kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh kembang,
menikah, dan mempunyai anak juga dapat menyebabkan stres.
2.1.3. Tipe – Tipe Stres
Stres berdasarkan tipe dapat dibagi menjadi stres akut, stres episodik, dan
stres kronik. Stres akut adalah stres yang terjadi hanya sesaat setelah seseorang
mengalami suatu kejadian. Stres episodik sering terjadi pada mahasiswa yang
akan mengikuti ujian. Mereka akan mengalami stres yang dimulai pada saat
pengumuman waktu ujian sampai ujian tersebut selesai. Stres kronik adalah stres
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama (Payne & Hahn, 2002).
2.1.4. Tingkatan Stres
Stres dibagi menjadi tiga tingkatan. Stres ringan adalah stres yang tidak
merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh
setiap orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan
biasanya hanya terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak
akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.
Stres sedang dan stres berat dapat memicu terjadinya penyakit. Stres
sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Contoh dari
stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum
selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota
keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.
Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai
beberapa tahun. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah
hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik
yang lama (Rasmun, 2004).
Universitas Sumatera Utara
6
2.2.
STRES KERJA
2.1.1. Pengertian Stres Kerja
Secara awam, stres dapat diartikan dalam banyak hal dan umumnya
menyatakan suatu keadaan yang bersifat negatif dan cenderung tidak
menyenangkan. Dalam dunia bekerja sendiri khususnya terdapat suatu keadaan
atau kondisi yang tidak menyenangkan, yang dapat mencetuskan stres itu sendiri.
Stres kerja definisikan sebagai keadan respon fisik dan emosi yang
muncul ketika persyaratan–persyaratan kerja tidak sesuai dengan kapasitas
sumber daya atau kebutuhan pekerja (NIOSH Research, 1998). stres kerja adalah
suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik,
atau lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol
(Morgan & King, 1986) dan bisa diakibatkan oleh jenis kerja yang mengancam
pegawai (Caplan, et al dalam Rice, 1992).
Stres kerja tidak selalu membuahkan hasil yang buruk dalam kehidupan
manusia. stresdapat dibedakan menjadi 2 yaitu distress yang destruktif dan
eustress yang merupakan kekuatan positif (Selye dalam Rice, 1992). Stres
diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Demikian pula sebaliknya
stres kerja dapat menimbulkan efek yang negatif, namun, pada umumnya gejalagejala yang ditimbulkan oleh stres kerja memiliki lebih banyak dampak yang
merugikan diri pegawai maupun perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti akan
berfokus pada distress yang sifatnya destruktif seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.
2.1.2. Sumber Stres Kerja
Ada beberapa sumber – sumber dari stres kerja, yaitu:
Sumber stres yang bersifat pribadi
Hal – hal pribadi ini seperti masalah hubungan, keuangan, banyaknya
tanggungan si pekerja, dan hal pribadi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
7
Sumber stres yang berasal dari lingkungan kerja
Lingkungan kerja ini meliputi hal – hal seperti tempat kerja yang kurang
menyenangkan, pola kerja yang berubah, adanya proyek baru, atasan yang
tidak disukai, masalah pada rekan kerja, dan lain – lain.
Sumber stres kombinasi keduanya (Towner, 2002).
Pendapat lainnya seperti dari Sutherland dan Cooper (Smet, 1994) sumber
stres kerja berasal langsung dari pekerjaan dan interaksi antara lingkungan
sosial dengan pekerjaan, meliputi:
1. Stressor yang ada dalam pekerjaan itu sendiri. (contoh: beban kerja,
fasilitas kerja yang kurang, proses pengambilan keputusan yang lama)
2. Konflik peran, peran didalam kerja yang tidak jelas, tanggung jawab yang
tidak jelas.
3. Masalah dalam hubungan dengan orang lain. (contoh: hubungan dengan
atasan, rekan sejawat, dan pola hubungan atasan dengan bawahan).
4. Perkembangan karir: under/ over – promotion, dan keselamatan kerja.
5. Iklim dan struktur organisasi.
6. Adanya konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga.
2.1.3. Dampak Stres Kerja
Dampak stres kerja bagi individu,antara lain :
i.
Kesehatan
Tubuh manusia pada dasarnya dilengkapi sistem kekebalan untuk
mencegah serangan penyakit. Tubuh manusiah dalam mencegah dan mengatasi
pengaruh penyakit tertentu, dengan cara memproduksi antibodi sehingga orang
yangterkena stres mudah pula terkena penyakit.
Universitas Sumatera Utara
8
ii.
Psikologis
Stres akan menyebabkan kekwatiran atau ketegangan secara terus
menerus.Hal tersebutdapat membuat individu merasa hopeless dan helpless
sehingga dapat menimbulkan perasaan ingin bunuh diri atau kematian pada
penderita stres.
iii.
Interaksi Interpersonal
Karyawan yang bekerja di suatu organisasi menunjukan bahwa stres kerja
menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik antara pihak karyawan dengan
pihak manejemen. Tingginya emosi berpotensi menghambat kerja sama antara
individu satu dengan yang lain (Luthans, 2005).
2.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah :
I.
Kondisi kerja yang kurang baik, seperti penerangan yang kurang baik,
bising,terlalu dingin atau panas, dan polusi udara.
II.
Beban pekerjaan yang berlebihan, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Tugas
yang berlebihan secara kuantitatif terjadi bila
penyelesaian suatu pekerjaan dalam waktu yang singkat. Sedangkan tugas
yang berlebihan secara kualitatif bila tuntutan pekerjaan lebih tinggi dari
pada pengetahuan danketrampilan pekerja.
III.
Desakan waktu. Desakan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan tidak cukup sehingga pekerjaan selesai pada waktu yang
ditentukan.
IV.
Bahaya fisik, yang berupa kondisi kerja yang membahayakan, seperti
membersihkan kaca jendela gedung bertingkat atau adanya lingkungan
Universitas Sumatera Utara
9
kerja yang membahayakan. Contohnya bekerja di tempat ketinggian dan
pemakaian mesin-mesin pemotong.
V.
Spesialisasi pekerjaan. Pada pekerjaan yang rutin dan sempit, para pekerja
sulit untuk mempersepsikan pekerjaannya sehingga pekerjaan menjadi
menarik dan tidak membosankan pekerja (Lazarus, 1985).
Pada penelitian yang dilakukan oleh NIOSH research (1998) penyebab
stres kerja dapat dibagi dua yaitu yang berasal dari dalam individu dan dari luar
individu antara lain:
a)
Dari diri individu adalah usia, kondisi fisik dan faktor kepribadian, apakah
kepribadian tipe A atau tipe B, pribadi ekstrovert atau introvert yang
secarakeseluruhan dituangkan dalam lima faktor kepribadian (Big Five
Factor Personality yang meliputi ektraversia, emotional stability,
agrecables,danoperres to experience) dalam hal ini emotional stability
berhubungan denganmudah tidaknya seorang mengalami stres.
b)
Faktor dari luar individu adalah lingkungan baik lingkungan keluarga
maupun lingkungan kerja, cita-cita. Lingkungan mendorong kondisi kerja
penuh dengan stres yang disebut streskerja dan dapat langsung
mempengaruhi keamanan pekerja dan kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor- factor
yang menyebabkan stres kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a)
Faktor internal antara lain faktor individu, faktor individu seperti keluarga,
ekonomi, kepribadian.
b)
Faktor eksternal antara lain faktor lingkungan dan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
10
Faktor lingkungan berupa keamanan dan keselamatan dalam lingkungan
pekerjaan, perilaku manejer terhadap bawahan, kurangnya kebersamaan dalam
lingkungan pekerjaan. Faktor organisasional seperti tuntutan tugas yang
berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu
2.1.5. Hal – Hal Yang Dapat Mengurangi Stres Kerja
Stres kerja dapat berujung ke banyak hal yang cenderung kurang baik,
apabila penanganannya tidak baik, stres kerja yang sifatnya kurang baik dapat
dicegah atau bahkan diubah menjadi stres kerja yang baik sekagligus
menghindari kejenuhan dalam bekerja melalui beberapa metode (Goliszek,1992),
yaitu:
a.
Berbicara dengan diri Anda secara positif.
b.
Bayangkan hasil yang positif.
c.
Bersikap cukup fleksibel untuk berubah.
d.
Ambil waktu untuk istirahat.
e.
Carilah waktu kerja dan lingkungan yang terbaik.
f.
Olahraga.
g.
Jangan tinggal di masa lalu.
h.
Ubahlah atau hindari situasi.
i.
Kenali pola energi Anda dan sesuaikan jadwal kerja Anda dengan pola itu.
j.
Jangan pernah menjadwalkan lebih dari satu kegiatan penuh stres pada
waktu yang sama.
k.
Belajar untuk mengatakan „tidak‟.
l.
Tingkatkan keterampilan Anda.
m.
Belajar untuk rileks.
Jadi peneliti berkesimpulan bahwa stres kerja adalah suatu respon dari
seseorang, baik secara fisik maupun secara psikis, yang merupakan wujud dari
adanya rasa takut, cemas, tidak puas, tidak nyaman, dan lain sebagainya di
Universitas Sumatera Utara
11
lingkungan kerja, baik pada rekan kerja, atasan, lingkungan kerja itu sendiri,
bahkan dapat pula bersumber dari si pekerja sendiri.
Untuk sebab dari stres kerja itu sendiri peneliti menggunakan pernyataan
Towner (2002), yaitu stres yang berasal dari pribadi si pekerja, lalu stres yang
berasal dari lingkungan kerja, dan yang terakhir adalah gabungan dari kedua
sumber tersebut. Untuk dampak dari stres, faktor – faktornya dan bagaimana cara
mengurangi rasa – rasa dari emosi itu sendiri peneliti mengikuti pendapat –
pendapat dari ahli yang sudah dicantumkan sebelumnya.(Luthans, 2005; Lazarus
dalam Freaser, 1985; Goliszek,1992).
Langkah selanjutnya, peneliti akan meneliti seberapa tinggi stres
pekerjaan pekerja dan seberapa besar dampaknya bagi si pekerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
STRES
2.1.1. Pengertian Stres
Stres adalah suatu kondisi yang dialami manusia selama hidupnya, dan
dalam setiap kegiatan manusia berupa tekanan mental,yang dapat mengganggu
keseimbangan karena suatu masalah atau tuntutan penyesuaian diri. Stres juga
memiliki arti sebagai respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap
tuntutan kebutuhan yang ada pada dirinya (Selye H. dalam Sunaryo, 2004). Stres
dapat juga mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan
individu terhadap situasi yang disebut respon stres. Saat individu dihadapkan
pada situasi stres maka individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun
psikologis. (Atkinson, 2000)
2.1.2. Faktor Pencetus Stres
Kondisi sehat dapat dipertahankan karena individu mempunyai ketahanan
tubuh yang baik. Stres terjadi karena tidak adekuatnya kebutuhan dasar manusia
yang akan bermanifestasi pada perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi, dan
perilaku (Gunawan, 2007).
Stres dapat berasal dari tiga sumber, yaitu:
1)
Katastrofi
Katastrofi adalah kejadian besar yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak
dapat diprediksi. Contoh dari katastrofi adalah bencana alam dan perang.
2)
Perubahan kehidupan
Perubahan kehidupan seseorang dapat memicu terjadinya stres. Contoh
dari kejadian yang dapat mengubah hidup seseorang adalah perceraian,
kematian orang yang dicintai, dan kehilangan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
4
3)
Kejadian sehari-hari
Kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan stres misalnya jadwal kerja
yang padat, lalu lintas yang macet, dan antrian yang panjang di kasir, loket,
atau bank (Myers, 1996).
Hal – hal yang dapat mencetuskan stres disebut stressor. Dan stressor ini
sendiri memiliki beragam jenis, antara lain:
1)
Stresor biologik
Stresor biologik dapat berupa bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan,
dan berbagai macam makhluk hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Tumbuhnya jerawat, demam, dan digigit binatang dipersepsikan dapat
menjadi stresor dan mengancam konsep diri individu.
2)
Stresor fisik
Stresor fisik dapat berupa perubahan iklim, suhu, cuaca, geografi, dan
alam. Letak tempat tinggal, demografi, jumlah anggota dalam keluarga,
nutrisi, radiasi, kepadatan penduduk, imigrasi, dan kebisingan juga dapat
menjadi stresor.
3)
Stresor kimia
Stresor kimia dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Contoh
stresor yang berasal dari dalam tubuh adalah serum darah dan glukosa
sedangkan stresor yang berasal dari luar tubuh misalnya obat, alkohol,
nikotin, kafein, polusi udara, gas beracun, insektisida, pencemaran
lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan pengawet, pewarna, dan lainlain (Brannon dan Feist, 2007).
4)
Stresor sosial dan psikologik
Stresor sosial dan psikologik misalnya rasa tidak puas terhadap diri
sendiri, kekejaman, Tidak Stres diri, emosi yang negatif, dan kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
5
5)
Stresor spiritual
Stresor spiritual yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai keTuhanan. Tidak hanya stresor negatif yang dapat menyebabkan stres, tetapi
stresor positif seperti kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh kembang,
menikah, dan mempunyai anak juga dapat menyebabkan stres.
2.1.3. Tipe – Tipe Stres
Stres berdasarkan tipe dapat dibagi menjadi stres akut, stres episodik, dan
stres kronik. Stres akut adalah stres yang terjadi hanya sesaat setelah seseorang
mengalami suatu kejadian. Stres episodik sering terjadi pada mahasiswa yang
akan mengikuti ujian. Mereka akan mengalami stres yang dimulai pada saat
pengumuman waktu ujian sampai ujian tersebut selesai. Stres kronik adalah stres
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama (Payne & Hahn, 2002).
2.1.4. Tingkatan Stres
Stres dibagi menjadi tiga tingkatan. Stres ringan adalah stres yang tidak
merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh
setiap orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan
biasanya hanya terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak
akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.
Stres sedang dan stres berat dapat memicu terjadinya penyakit. Stres
sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Contoh dari
stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum
selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota
keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.
Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai
beberapa tahun. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah
hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik
yang lama (Rasmun, 2004).
Universitas Sumatera Utara
6
2.2.
STRES KERJA
2.1.1. Pengertian Stres Kerja
Secara awam, stres dapat diartikan dalam banyak hal dan umumnya
menyatakan suatu keadaan yang bersifat negatif dan cenderung tidak
menyenangkan. Dalam dunia bekerja sendiri khususnya terdapat suatu keadaan
atau kondisi yang tidak menyenangkan, yang dapat mencetuskan stres itu sendiri.
Stres kerja definisikan sebagai keadan respon fisik dan emosi yang
muncul ketika persyaratan–persyaratan kerja tidak sesuai dengan kapasitas
sumber daya atau kebutuhan pekerja (NIOSH Research, 1998). stres kerja adalah
suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik,
atau lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol
(Morgan & King, 1986) dan bisa diakibatkan oleh jenis kerja yang mengancam
pegawai (Caplan, et al dalam Rice, 1992).
Stres kerja tidak selalu membuahkan hasil yang buruk dalam kehidupan
manusia. stresdapat dibedakan menjadi 2 yaitu distress yang destruktif dan
eustress yang merupakan kekuatan positif (Selye dalam Rice, 1992). Stres
diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Demikian pula sebaliknya
stres kerja dapat menimbulkan efek yang negatif, namun, pada umumnya gejalagejala yang ditimbulkan oleh stres kerja memiliki lebih banyak dampak yang
merugikan diri pegawai maupun perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti akan
berfokus pada distress yang sifatnya destruktif seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.
2.1.2. Sumber Stres Kerja
Ada beberapa sumber – sumber dari stres kerja, yaitu:
Sumber stres yang bersifat pribadi
Hal – hal pribadi ini seperti masalah hubungan, keuangan, banyaknya
tanggungan si pekerja, dan hal pribadi lainnya.
Universitas Sumatera Utara
7
Sumber stres yang berasal dari lingkungan kerja
Lingkungan kerja ini meliputi hal – hal seperti tempat kerja yang kurang
menyenangkan, pola kerja yang berubah, adanya proyek baru, atasan yang
tidak disukai, masalah pada rekan kerja, dan lain – lain.
Sumber stres kombinasi keduanya (Towner, 2002).
Pendapat lainnya seperti dari Sutherland dan Cooper (Smet, 1994) sumber
stres kerja berasal langsung dari pekerjaan dan interaksi antara lingkungan
sosial dengan pekerjaan, meliputi:
1. Stressor yang ada dalam pekerjaan itu sendiri. (contoh: beban kerja,
fasilitas kerja yang kurang, proses pengambilan keputusan yang lama)
2. Konflik peran, peran didalam kerja yang tidak jelas, tanggung jawab yang
tidak jelas.
3. Masalah dalam hubungan dengan orang lain. (contoh: hubungan dengan
atasan, rekan sejawat, dan pola hubungan atasan dengan bawahan).
4. Perkembangan karir: under/ over – promotion, dan keselamatan kerja.
5. Iklim dan struktur organisasi.
6. Adanya konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga.
2.1.3. Dampak Stres Kerja
Dampak stres kerja bagi individu,antara lain :
i.
Kesehatan
Tubuh manusia pada dasarnya dilengkapi sistem kekebalan untuk
mencegah serangan penyakit. Tubuh manusiah dalam mencegah dan mengatasi
pengaruh penyakit tertentu, dengan cara memproduksi antibodi sehingga orang
yangterkena stres mudah pula terkena penyakit.
Universitas Sumatera Utara
8
ii.
Psikologis
Stres akan menyebabkan kekwatiran atau ketegangan secara terus
menerus.Hal tersebutdapat membuat individu merasa hopeless dan helpless
sehingga dapat menimbulkan perasaan ingin bunuh diri atau kematian pada
penderita stres.
iii.
Interaksi Interpersonal
Karyawan yang bekerja di suatu organisasi menunjukan bahwa stres kerja
menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik antara pihak karyawan dengan
pihak manejemen. Tingginya emosi berpotensi menghambat kerja sama antara
individu satu dengan yang lain (Luthans, 2005).
2.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah :
I.
Kondisi kerja yang kurang baik, seperti penerangan yang kurang baik,
bising,terlalu dingin atau panas, dan polusi udara.
II.
Beban pekerjaan yang berlebihan, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Tugas
yang berlebihan secara kuantitatif terjadi bila
penyelesaian suatu pekerjaan dalam waktu yang singkat. Sedangkan tugas
yang berlebihan secara kualitatif bila tuntutan pekerjaan lebih tinggi dari
pada pengetahuan danketrampilan pekerja.
III.
Desakan waktu. Desakan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan tidak cukup sehingga pekerjaan selesai pada waktu yang
ditentukan.
IV.
Bahaya fisik, yang berupa kondisi kerja yang membahayakan, seperti
membersihkan kaca jendela gedung bertingkat atau adanya lingkungan
Universitas Sumatera Utara
9
kerja yang membahayakan. Contohnya bekerja di tempat ketinggian dan
pemakaian mesin-mesin pemotong.
V.
Spesialisasi pekerjaan. Pada pekerjaan yang rutin dan sempit, para pekerja
sulit untuk mempersepsikan pekerjaannya sehingga pekerjaan menjadi
menarik dan tidak membosankan pekerja (Lazarus, 1985).
Pada penelitian yang dilakukan oleh NIOSH research (1998) penyebab
stres kerja dapat dibagi dua yaitu yang berasal dari dalam individu dan dari luar
individu antara lain:
a)
Dari diri individu adalah usia, kondisi fisik dan faktor kepribadian, apakah
kepribadian tipe A atau tipe B, pribadi ekstrovert atau introvert yang
secarakeseluruhan dituangkan dalam lima faktor kepribadian (Big Five
Factor Personality yang meliputi ektraversia, emotional stability,
agrecables,danoperres to experience) dalam hal ini emotional stability
berhubungan denganmudah tidaknya seorang mengalami stres.
b)
Faktor dari luar individu adalah lingkungan baik lingkungan keluarga
maupun lingkungan kerja, cita-cita. Lingkungan mendorong kondisi kerja
penuh dengan stres yang disebut streskerja dan dapat langsung
mempengaruhi keamanan pekerja dan kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor- factor
yang menyebabkan stres kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a)
Faktor internal antara lain faktor individu, faktor individu seperti keluarga,
ekonomi, kepribadian.
b)
Faktor eksternal antara lain faktor lingkungan dan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
10
Faktor lingkungan berupa keamanan dan keselamatan dalam lingkungan
pekerjaan, perilaku manejer terhadap bawahan, kurangnya kebersamaan dalam
lingkungan pekerjaan. Faktor organisasional seperti tuntutan tugas yang
berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu
2.1.5. Hal – Hal Yang Dapat Mengurangi Stres Kerja
Stres kerja dapat berujung ke banyak hal yang cenderung kurang baik,
apabila penanganannya tidak baik, stres kerja yang sifatnya kurang baik dapat
dicegah atau bahkan diubah menjadi stres kerja yang baik sekagligus
menghindari kejenuhan dalam bekerja melalui beberapa metode (Goliszek,1992),
yaitu:
a.
Berbicara dengan diri Anda secara positif.
b.
Bayangkan hasil yang positif.
c.
Bersikap cukup fleksibel untuk berubah.
d.
Ambil waktu untuk istirahat.
e.
Carilah waktu kerja dan lingkungan yang terbaik.
f.
Olahraga.
g.
Jangan tinggal di masa lalu.
h.
Ubahlah atau hindari situasi.
i.
Kenali pola energi Anda dan sesuaikan jadwal kerja Anda dengan pola itu.
j.
Jangan pernah menjadwalkan lebih dari satu kegiatan penuh stres pada
waktu yang sama.
k.
Belajar untuk mengatakan „tidak‟.
l.
Tingkatkan keterampilan Anda.
m.
Belajar untuk rileks.
Jadi peneliti berkesimpulan bahwa stres kerja adalah suatu respon dari
seseorang, baik secara fisik maupun secara psikis, yang merupakan wujud dari
adanya rasa takut, cemas, tidak puas, tidak nyaman, dan lain sebagainya di
Universitas Sumatera Utara
11
lingkungan kerja, baik pada rekan kerja, atasan, lingkungan kerja itu sendiri,
bahkan dapat pula bersumber dari si pekerja sendiri.
Untuk sebab dari stres kerja itu sendiri peneliti menggunakan pernyataan
Towner (2002), yaitu stres yang berasal dari pribadi si pekerja, lalu stres yang
berasal dari lingkungan kerja, dan yang terakhir adalah gabungan dari kedua
sumber tersebut. Untuk dampak dari stres, faktor – faktornya dan bagaimana cara
mengurangi rasa – rasa dari emosi itu sendiri peneliti mengikuti pendapat –
pendapat dari ahli yang sudah dicantumkan sebelumnya.(Luthans, 2005; Lazarus
dalam Freaser, 1985; Goliszek,1992).
Langkah selanjutnya, peneliti akan meneliti seberapa tinggi stres
pekerjaan pekerja dan seberapa besar dampaknya bagi si pekerja.
Universitas Sumatera Utara