Gambaran Tingkat Stres Kerja Pada Pekerja Tetap Industri Peleburan Logam
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ikrar Rananta Simanjuntak
Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 28 Juni 1994
Agama : Islam
Alamat : Komplek Taman Setia Budi 2 Blok 3 No 88, Medan
Riwayat Pendidikan :
1. 1999 – 2005 SD Negri No 173651 Porsea 2. 2005 – 2008 SMP Swasta Harapan 2 Medan 3. 2008 – 2011 SMA Swasta Harapan 1 Medan 4. 2011 – Sekarang Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara
Riwayat Organisasi :
1. Anggota SCOPH PEMA FK USU periode 2011/2012 2. Panitia Porseni FK USU tahun 2010 dan 2011 3. Panitia Dies Natalis FK USU ke-6
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PADA KARYAWAN DAN KARYAWATI PT INDONESIA ASAHAN ALUMUNIUM
TENTANG STRES PEKERJAAN
Dengan hormat,
Saya Ikrar Rananta Simanjuntak, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Saya sedang melakukan penelitian dengan judul
Gambaran Tingkat Stres Pekerjaan Pada Pekerja Tetap Industri Peleburan
Logam .Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres pekerjaan yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari alami selama bekerja, dan tindakan – tindakan apa saja yang Anda lakukan untuk meredakan stres pekerjaan.
Sebagai peneliti saya sangat berharap akan kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menjadi sampel dalam penelitian saya. Saya akan memberikan beberapa pertanyaan menggunakan kuisioner mengenai identitas Anda dan hal – hal yang berkaitan dengan stres pekerjaan itu sendiri. Data yang Anda berikan akan saya rahasiakan dan tidak akan disebarluaskan.
Demikian surat persetujuan ini saya sampaikan, atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sekalian saya ucapkan terima kasih.
Medan, 2014
Peneliti Responden
(3)
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Umur :
Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
Medan, 2014
Peneliti Responden
(4)
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Suku :
Pendidikan terakhir :
Status Pernikahan :
Jumlah Anak :
Lama Bekerja :
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering. 3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara selama satu minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran Bapak/Ibu/ Saudara.
(5)
0 1 2 3
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering.
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif. 4
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi. 7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ‟copot‟). 8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
9
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika semua ini berakhir.
10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
12 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan. 14
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas, menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.
17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
19
Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas. 21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
(6)
a) Stres normal, jika total skor 0-14 b) Stres ringan, jika total skor 15-18 c) Stres sedang, jika total skor 19-35 d) Stress parah jika total skor 26-33 e) Stress sangat parah jika total skor >34
(7)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki - laki 44 88.0 88.0 88.0
Perempuan 6 12.0 12.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kategori Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 19 - 30 15 30.0 30.0 30.0
31 - 40 15 30.0 30.0 60.0
41 - 50 9 18.0 18.0 78.0
51 keatas 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Batak 9 18.0 18.0 18.0
Padang 9 18.0 18.0 36.0
Jawa 27 54.0 54.0 90.0
Melayu 4 8.0 8.0 98.0
Aceh 1 2.0 2.0 100.0
(8)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sudah Menikah 41 82.0 82.0 82.0
Belum Menikah 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada anak 37 74.0 74.0 74.0
Tidak ada anak 13 26.0 26.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Interpretasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Stres Sangat Parah 3 6.0 6.0 6.0
Stres Parah 5 10.0 10.0 16.0
Stres Sedang 5 10.0 10.0 26.0
Stres Ringan 6 12.0 12.0 38.0
Stres Normal 31 62.0 62.0 100.0
(9)
Kategori Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 19 - 30 15 30.0 30.0 30.0
31 - 40 15 30.0 30.0 60.0
41 - 50 9 18.0 18.0 78.0
51 keatas 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tahun Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baru bekerja 24 48.0 48.0 48.0
20 tahun kerja 10 20.0 20.0 68.0
30 tahun kerja 6 12.0 12.0 80.0
Akan Pensiun 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid S1 14 28.0 28.0 28.0
D3 17 34.0 34.0 62.0
SMA 19 38.0 38.0 100.0
(10)
1. Persiapan Proposal
Tinta Print 2 x @ Rp 15.000,- Rp 30.000,-
Kertas A4 1 x @ Rp 30.000,- Rp 30.000,-
Memperbanyak proposal awal dan revisi
8 x @ Rp 6.000,- Rp 48.000,-
Jilid Proposal 5 x @ Rp 2.000,- Rp 10.000,-
TOTAL Rp 118.000,-
2. Taksasi pengumpulan data
Memperbanyak kuisioner 50 x @ Rp 200,- Rp 10.000,-
Memperbanyak lembar penjelasan 50 x @ Rp 100,- Rp 5.000,-
Memperbanyak lembar persetujuan
50 x @ Rp 100,- Rp 5.000,-
Suvenir untuk responden penelitian
50 x @ Rp 2.000,- Rp 100.000,-
TOTAL Rp 220.000,-
3. Taksasi analisis data dan revisi
Tinta Print 2 x @ Rp 15.000,- Rp 30.000,-
Kertas A4 1 x @ Rp 30.000,- Rp 30.000,-
Memperbanyak hasil dan revisi 8 x @ Rp 12.000,- Rp 96.000,-
Jilid KTI softcover (sebelum revisi)
5 x @ Rp 2.000,- Rp 10.000
Jilid KTI softcover (setelah revisi) 6 x @ Rp 15.000,- Rp 90.000
TOTAL Rp 256.000,-
4. Transportasi Rp 200.000,-
(11)
(12)
(13)
SIT 04 1 31 10 3 4 1 1 1 2 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 0 30 2 2 1
SIT 05 1 23 4 3 1 1 2 1 1 0 1 0 2 0 1 1 0 1 2 1 1 0 2 1 1 0 1 0 34 1 1 1
SPC 01 1 34 10 2 3 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5 2 1
SPC 02 1 25 2 2 3 2 2 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 18 4 1 1
SPC 03 1 23 2 3 4 1 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 6 5 1 1
SPC 04 2 27 1 2 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 1
SSS 01 1 49 25 2 4 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 16 4 3 3
SSS 02 1 40 13 2 3 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 16 4 2 2
SSS 03 2 30 11 2 3 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 14 5 1 2
SSS 04 1 23 2 2 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8 5 1 1
SPM 01 1 54 28 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 4 3
SPM 02 1 42 11 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 3 2
SPM 03 1 20 2 2 4 2 2 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 5 1 1
SMB 01 1 44 16 2 3 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 6 5 3 2
SMB 02 1 36 11 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 14 5 2 2
SMB 03 1 33 10 2 1 1 1 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 5 2 1
SMB 04 1 24 1 2 3 2 2 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 12 5 1 1
SMB 05 1 53 34 3 3 1 1 1 2 0 0 3 1 0 1 1 0 1 1 1 2 0 0 0 1 0 0 0 30 2 4 4
SMB 06 1 52 31 3 3 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14 5 4 4
SGA 01 1 49 25 2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 14 5 3 3
SGA 02 1 32 10 2 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 10 5 2 1
SGA 03 1 54 33 3 3 1 1 1 2 1 0 0 1 0 2 3 0 1 1 1 2 0 0 1 1 0 0 1 36 1 4 4
SGA 04 1 52 33 3 3 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 0 1 0 0 0 2 0 1 0 22 3 4 4
SGA 05 1 52 34 3 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 5 4 4
SGA 06 2 54 33 3 3 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 2 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 28 2 4 4
SGA 07 1 49 28 3 2 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 2 0 3 1 0 3 0 0 0 1 0 0 0 26 2 3 3
IIA 01 1 34 10 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 24 3 2 1
IIA 02 1 35 8 2 5 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 14 5 2 1
IIA 03 1 38 10 2 3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 16 4 2 1
IIA 04 1 52 33 3 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4 5 4 4
SCG 01 1 38 11 2 3 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5 2 2
SCG 02 2 24 1 2 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14 5 1 1
SCG 03 1 22 1 3 2 2 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 5 1 1
SCD 01 1 39 10 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 2 1
SCD 02 1 29 3 2 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 1
SCD 03 1 22 1 2 3 2 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 5 1 1
SCD 04 1 25 1 2 3 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5 1 1
SCD 05 2 52 34 3 3 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 5 4 4
SCD 06 1 23 2 3 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 5 1 1
STO 01 1 41 16 2 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 2 1 2 0 0 0 0 1 0 0 26 2 3 2
STO 02 1 38 8 2 3 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 14 5 2 1
STO 03 1 46 25 3 3 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 22 3 3 3
STO 04 1 53 31 3 3 1 1 1 1 2 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 24 3 4 4
(14)
DAFTAR PUSTAKA
Annastya, Windya., 2011. ”Analisis Pengaruh Brand Awareness Terhadap
Keputusan Pembelian Produk KFC pada Warga Alam Indah RT 001/07
Tangerang”. Tesis Doktor pada Universitas Bina Nusantara.
Atkinson, R.L., dkk., 2000. Hilgards Introduction to Psychology. ( 13th ed). Editor : Smith, Carolyn D. Harcourt College Publishers.
Ariawan, Iwan., 1998. Besar dan Metode Smpel pada Penelitian Kesehatan.
Depok” Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Azwar, S., 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brannon, L. & Feist, J., 2007. The Nervous System and the Physiology of Stress.
In: Health Psychology: An Introduction to Behaviour and Health 6thEdition.
USA: Thomson Wadsworth, 99-122.
Clerq, L.D & Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan. Semarang: Unika Soegijapranata
Depression Anxiety Stres Scales (DASS)., 2010. DASS FAQ (Frequently Asked
Questions). Available online at:
http://www2.psy.unsw.edu.au/groups/dass/DASSFAQ.htm#_14.What_does_the_ stres scale_mea [diakses 11 Mei 2014]
Joseph, Joel Nathaniel Richard., 2013. Efektivitas Dance/Movement Therapy
Terhadap Penurunan Tingkat Stres Mahasiswa Matrikulasi Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012 Berdasarkan Depression, Anxiety and Stress Scale. Skripsi Sarjana pada
(15)
Gunawan, K., 2007. Stres Dalam Kesehatan. Jakarta: HIR Medica
Gozliek, Andrew., 1992. 60 Stress Managemen. Terj. Dominicus Rusdin ,Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Freaser, T.M.., 1985. Stres dan Kepuasan Kerja. Jakarta; PT.Pustaka Binaman Pressindo.
Hadi, S., 2000. Metodologi Research (1-4). Yogyakarta: Andi Offset.
Luecken, Linda J. MA., dkk. 1997. Stress in Employed Women: Impact of Marital
Status and Children at Home on Neurohormone Output and Home Strain.
Psychosomatic Medicine: July/August 1997 - Volume 59 - Issue 4 - pp 352-359. American Psychosomatic Society.
Luthans,F., 2005. Organization Behavior (10.Ed). New York; Mc. Graw Hill
Mondal, Jaita., dkk. 2011. School Teachers: Job Stress and Job Satisfaction. International Journal of Occupational Safety and Health, Vol 1 (2011). Available Online at http://nepjol.info/index.php/IJOSH [diakses 2 Desember 2014]
Morgan, C.T., King, RA., Weiz, JR., & Schopler, J., 1986. Introduction to
Psychology.( 6th ed). New York ; Mc.Graw Hill
Myers, D.G., 1996. Stress and Health. In: Exploring Psychology 3rdEdition. New
York: Worth Publisher, 356-363.
Nursalam., 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
(16)
Payne, W.A., & Hahn, D.B., 2002. Managing Stress. In: Understanding Your
Health 7thEdition. USA: Mc Graw Hill, 54-66.
Pin, Tan Lee. 2011. Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Tingkat Stres
pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2008.
Medan: FK USU
Rasmun., 2004. Pengertian Stres, Sumber Stres, dan Sifat Stresor. Dalam: Stres,
Koping, dan Adaptasi Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto, 9-26.
Ravichandran, R., & Rajendran, R., 2007. Perceived sources of stress among the
teacher”, Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 33(1), pp. 133 -136,.
Rice, P.L., 1992. Stress and Health 2nd ed. California. Wadsworth, Inc.
Singh,Indoo., 2014. Predictors of Occupational Stress among the Faculty
Members of Private Medical and Engineering Colleges: A Comparative Study,
International Journal of Science and Research (IJSR) Vol.3 Issue 2, February 2014 [diakses 2 Desember 2014]
Sunaryo., 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Towner, Lesley., 2002. Managing Employee Stres.Terj. Andre I , Jakarta: PT Elex Media Computindo.
Tunjungsani, P., 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia ( Persero ) Bandung, Jurnal Vol. 1 No.1 Maret 2011
(17)
Whidhiyastuty, Hardani., 2002. Studi meta Analisis Tentang Hubungan Antara
Stres Kerja dengan Prestasi Kerja, Jurnal Psikologi Tahun XXVIII Nomor 1
(18)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3. 1. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini kerangka konsepnya adalah sebagai berikut:
3. 2. Definisi Operational
Di Bab II sebelumnya peneliti akan meneliti mengenai seberapa tinggi tingkat stres kerja yang dialami oleh para pekerja industri, apa saja sebab – sebab dan faktor - faktor yang paling mempengaruhi stres pekerjaan tersebut dan seberapa besar dampaknya bagi si pekerja. Dalam melakukan penelitian ini, untuk mengukur seberapa tinggi tingkat stres dari pekerja industri, peneliti akan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah Depression, Anxiety
and Stress Scale (DASS) 21. DASS 21 ini adalah kuesioner yang berisi 21
pertanyaan yang berkaitan dengan stres yang berdampak pada keseharian para pekerja. Peneliti akan menilai kuesioner yang dijawab oleh responden menggunakan sistem skoring. Setiap kejadian tersebut diukur berdasarkan frekuensi terjadinya, dalam bentuk skala sebagai berikut :
PEKERJA
INDUSTRI
TINGKAT STRES:
-
Tidak Stres
-
Stres Ringan
-
Stres Sedang
-
Stres Berat
-
Stres Sangat Berat
(19)
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang. 2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau
lumayan sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Hasil pengukuran yang diperoleh berupa skor dari kuesioner DASS 21 diakumulasikan lalu diinterpretasikan ke tingkatan stres sebagai berikut:
a) Tidak stres, jika total skor 0-14 b) Stres ringan, jika total skor 15-18 c) Stres sedang, jika total skor 19-35 d) Stress parah jika total skor 26-33 e) Stress sangat parah jika total skor >34
Selain dari pertanyaan dari DASS 21, peneliti akan menanyakan hal – hal lain yang berkaitan dengan stres para pekerja, seperti upaya – upaya yang mereka lakukan untuk menurunkan tingkat stres nya, harapan para pekerja pada lingkungan kerjanya, baik pada rekan kerja,atasan, perusahaan,dan lain sebagainya. Pertanyaan – pertanyaan ini berkatian dengan tujuan peneliti di bab sebelumnya yaitu untuk meneliti hal – hal apa saja yang dapat menurunkan tingkat stres dari para pekerja. Pertanyaan – pertanyaan tidak memiliki skor.
(20)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari bagaimana gambaran stres pekerjaan pada pekerja industri pabrik peleburan logam. Dengan demikian, penulis akan memilih studi deskriptif dengan metode cross sectional dalam penelitian ini, studi deskriptif dipilih karena merupakan merupakan metode yang menggambarkan dengan sistematik dan akurat, fakta dengan tidak bermaksud menjelaskan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun implikasi (Azwar, 1999) dan bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi, tanpa bermaksud mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum (Hadi, 2000).
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober 2014.
4.2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat Pabrik Peleburan PT Inalum, Kuala Tanjung.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi target adalah seluruh karyawan PT Inalum yg bekerja di Kantor Pusat Pabrik Peleburan PT Inalum, bagian Produksi.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel untuk penelitian adalah subyek yang diambil dari populasi, dengan teknik simple random sampling dan syarat memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini.
(21)
Dalam penelitian ini, kriteria inklusi dan eksklusi adalah: 5.1.Kriteria Inklusi
a) Karyawan tetap PT Inalum yang bekerja di bagian pabrik peleburan.
b) Masih aktif bekerja. c) Sehat jasmani dan rohani. d) Bersedia mengikuti penelitian.
5.2.Kriteria Eksklusi
a) Karyawan PT Inalum yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak bersedia mengikuti penelitian.
b) Kuisioner yang tidak diisi lengkap.
Dalam menentukan besarnya sampel, digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus estimasi dalam presisi mutlak (Ariawan, 1998)
n : Jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian
Z21-α/2 : standar deviasi normal sesuai dengan derajat kepercayaan 1,64 untuk derajat kepercayaan 90%
1,96 untuk derajat kepercayaan 95% 2,58 untuk derajat kepercayaan 99%
N : Populasi (jumlah karyawan PT Inalum yang menjadi sampel)
P : perkiraan proporsi pada populasi (jika tidak diketahui, disarankan untuk menggunakan P = 0,5
d : penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan sebesar 10% (0,1)
Z
2 1-α/2P (1-P)N
N =
(22)
Dalam penelitian, sampel yang memenuhi persyaratan ada 370 orang. Maka, dengan rumus diatas hasilnya adalah:
Dari perhitungan di atas didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 42 responden. Menurut Guilford (1987) dalam Supranto (2006) dalam Annastya (2011), di mana semakin besar sampel (makin besar nilai n = banyaknya elemen sampel) akan memberikan hasil yang lebih akurat, maka sampel ditambah 10% dari jumlah sampel minimal (42) yaitu 4 responden, jadi jumlah sampel yang diambil sebanyak 46 responden.
4.4. Pengumpulan Data
4.4.1. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu hasil perhitungan skor dari kuisioner yang dibagikan ke sampel, dan data sekunder, yaitu seluruh karyawan PT Inalum di bagian produksi.
N =
N =
N =
(23)
4.4.2. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini,instrumen yang digunakan adalah kuisioner.
4.4.3. Uji Validitas dan Reablitias
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar dalam mengukur apa yang diukur. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat ukur, dan kuisioner yang digunakan adalah Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS)21, yang selanjutnya akan dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap kuisioner ini. Uji ini bertujuan untuk menilai apakah pertanyaan yang tercantum dalam kuisioner cukup relevan atau tidak dalam penelitian. Uji dilakukan dengan cara membagi kuisioner ke populasi yang tidak termasuk dalam sampel, dengan jumlah sebanyak 20 sampel. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (cronbach alpha) menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
Bila kuisioner dinyatakan valid maka peneliti akan mulai membagikan kuisioner kepada sampel yang sudah ditentukan sebelumnya, sebanyak jumlah sampel yang diperlukan.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data 4.5.1. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu (Wahyuni dalam Joseph, 2013). Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Langkah – langkahnya yaitu :
(24)
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
2. Coding
Data yang telah dikumpul dan dikoreksikan ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer.
3. Entry
Data dibersihkan kemudian dimasukkan ke program komputer .menggunakan program SPSS.
4. Cleaning data
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisa.
4.5.2. Analisa Data
Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap. Pertama mengecek kelengkapan data dari responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah terisi kemudian data yang sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. (Nursalam, 2008)
Statistik univariat digunakan untuk menyajikan data – data demografi pekerja, contohnya seperti jenis kelamin, umur, agama, suku, pendidikan terakhir
(25)
responden, lama responden bekerja, beban kerja dan stres kerja pekerja yang akan dinilai berdasarkan kuisioner yang diterima.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat Pabrik Peleburan (
Smelting Plant Main Office) PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) dan
ditujukan ke pekerja atau karyawan yang bekerja khusus di Smelting Plant tersebut. Lokasi penelitian ini memiliki luas kurang lebih 200 Ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Lokasi berjarak kurang lebih 110 km dari kota Medan.
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini terdapat 50 responden yang bersedia mengikuti penelitian ini. Keseluruhan responden terbagi dalam beberapa karakteristik. Pada tabel 5.1 berikut dapat dilihat pembagian responden berdasarkan jenis kelamin, usia, suku, lama bekerja, pendidikan terakhir, status pernikahan dan ada tidaknya anak.
(26)
Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Pria 44 88
Wanita 6 12
Usia
19 – 30 15 30
31 – 40 15 30
41 – 50 9 18
51 keatas 11 22
Suku
Batak 9 18
Padang 9 18
Jawa 27 54
Melayu 4 8
Aceh 1 2
Tingkat Pendidikan
S1 14 28
D3 17 34
SMA 19 38
Lama Bekerja
1 – 10 tahun kerja 24 48 11 – 20 tahun kerja 10 20
21 - 30 tahun kerja 6 12
31 tahun kerja keatas 10 20
Status Pernikahan
Sudah Menikah 41 82
(27)
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
5.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1. Hasil Analisis Data
Hasil uji pada responden di PT Inalum yang telah dilakukan dengan menggunakan kuisioner dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi hasil skoring responden berdasarkan interpretasi hasil kuisioner
Tingkat Stres Jumlah Frekuensi (%)
Sangat Parah 3 6
Parah 5 10
Sedang 5 10
Ringan 6 12
Tidak Stres 31 62
Total 50 100
Dari Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 50 responden ternyata sebanyak 31 orang (62%) tergolong tidak stres, sementara untuk stres ringan sebanyak 6 orang (12%), untuk stres sedang sebanyak 5 orang (10%), stres parah sebanyak 5 orang (10%) dan untuk golongan stres sangat parah sebanyak 3 orang (6%).
Untuk selanjutnya untuk distribusi frekuensi tingkat stres tersebut diatas berdasarkan jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Ada Tidaknya Anak
Ada Anak 37 74
Tidak Ada Anak 13 26
(28)
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Tingkat Stres Sangat
Parah Parah Sedang Ringan
Tidak
Stres Total
F % F % F % F % F % F %
Pria 3 6,0 4 8,0 5 10,0 6,0 12,0 26 52,0 44 100
Wanita 0 0 1 2,0 0 0 0 0 5 10,0 6 100
Total 3 6,0 5 10,0 5 10,0 6 12,0 31 62,0 50 100
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 31 responden yang tidak stres, ternyata sebanyak 26 responden (52,0%) merupakan pria, dari 6 (12,0%) responden yang tergolong stres ringan keseluruhannya merupakan pria. Sama halnya dengan 5 responden yang tergolong dalam kategori stres sedang, seluruhnya dialami responden pria (12,0%). Untuk 5 orang yang tergolong dalam stres parah, 4 (8,0%) diantaranya merupakan pria. Dan untuk stres sangat parah dialami oleh 3 responden (6,0%) yang keseluruhannya adalah pria.
Untuk distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.4.
(29)
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan usia
Usia
Tingkat Stres Sangat
Parah Parah Sedang Ringan
Tidak
Stres Total
F % F % F % F % F % F %
19 – 30 1 2,0 0 0 0 0 1 2,0 13 26,0 15 30,0
31 – 40 0 0 1 2,0 1 2,0 4 8,0 9 18,0 15 30,0
41 – 50 1 2,0 2 4,0 2 4,0 1 2,0 3 6,0 9 18,0
51 keatas 1 2,0 2 4,0 2 4,0 0 0 6 12,0 11 22,0
Total 3 6,0 5 10,0 5 10,0 6 12,0 31 62,0 50 100
Pada Tabel 5.4 dapat kita lihat dari 31 responden yang tergolong memiliki tidak stres, responden yang berusia 19 sampai 30 tahun merupakan kelompok responden dengan tingkat stres Tidak Stres tertinggi, sebanyak 13 responden (26,0%). Untuk golongan stres ringan kelompok tertinggi dimiliki oleh rentang usia 31 sampai 40 sebanyak 4 responden (8,0%) dari total 6 responden.
Tabel 5.5 berikut akan mencantumkan hasil distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan lama bekerja responden di perusahaan yang bersangkutan.
(30)
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan lama bekerja
Lama Bekerja
Tingkat Stres Sangat
Parah Parah Sedang Ringan
Tidak
Stres Total
F % F % F % F % F % F %
Baru
Bekerja 1 2,0 1 2,0 1 2,0 2 4,0 19 38,0 24 48,0
20 tahun
kerja 0 0 1 2,0 1 2,0 3 6,0 5 10,0 10 20,0
30 tahun
kerja 1 2,0 1 2,0 1 2,0 1 2,7 2 4,0 6 12,0
Akan
Pensiun 1 2,0 2 4,0 2 4,0 0 0 5 10,0 10 20,0 Total 3 6,0 5 10,0 5 10,0 6 12,0 31 62,0 50 100
Dari keseluruhan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 31 responden yang tergolong tidak stres, 19 diantaranya (38,0%) merupakan responden yang baru bekerja, 5 diantaranya merupakan responden yang akan pensiun. Sementara itu di kelompok lainnya responden tersebar hampir merata.
Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan tingkat pendidikan akan dipaparkan pada Tabel 5.6 berikut
(31)
abel 5.6 Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Stres Sangat
Parah Parah Sedang Ringan
Tidak
Stres Total
F % F % F % F % F % F %
S1 0 0 0 0 2 4,0 3 6,0 9 18,0 14 28,0 D3 0 0 1 2,0 0 0 3 6,0 13 26,0 17 34,0 SMA 3 6,0 4 8,0 3 6,0 0 0 9 18,0 19 28,0
Total 3 6,0 5 10,0 5 10,0 6 12,0 31 62,0 50 100
31 dari keseluruhan responden tergolong tidak stres, dimana yang tertinggi didapat pada responden dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak 13 responden (26,0%), untuk S1 dan SMA memiliki jumlah responden yang sama, yaitu 9 responden (18,0%). Untuk responden yang memiliki tingkat stres sangat parah, semuanya merupakan responden dengan tingkat pendidikan SMA, sebanyak 3 orang (6,0%).
Tabel 5.7 dan 5.8 akan menampilkan distribusi hasil berdasarkan status pernikahan responden dan ada tidaknya anak.
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan status pernikahan
Status Pernikahan
Tingkat Stres Sangat
Parah Parah Sedang Ringan
Tidak
Stres Total
F % F % F % F % F % F %
(32)
Menikah
Belum
Menikah 0 0 0 0 0 0 1 10,0 8 16,0 9 18,0 Total 3 6,0 5 10,0 5 10,0 6 12,0 31 62,0 50 100
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan ada tidaknya anak Ada
Tidaknya Anak
Tingkat Stres Sangat
Parah Parah Sedang Ringan
Tidak
Stres Total
F % F % F % F % F % F %
Ada Anak
2 4,0 5 10,0 5 10,0 5 10,0 20 40,0 31 74,0
Tidak
Ada Anak 1 2,0 0 0 0 0 1 2,0 11 22,0 17 26,0
Total 3 6,0 5 10,0 5 10,0 6 12,0 31 62,0 50 100
Dari Tabel 5.13 dan 5.14 diatas hasil dari keduanya hampir tidak ada perbedaan yang mencolok. Dari 31 responden yang tidak stres, 23 responden (46,0%) merupakan responden yang telah menikah, dan 8 responden (16,0%) sisanya belum menikah. Untuk frekuensi berdasarkan ada tidaknya anak sebanyak 31 responden, 20 responden (40,0%) memiliki anak, dan 11 lainnya (22,0%) belum memiliki anak.
5.4.3. Pembahasan
Dari 50 responden yang ikut serta sebanyak 31 orang (62,0%) tergolong dalam stres Tidak Stres, untuk stres ringan sebanyak 6 orang (12%), untuk stres sedang sebanyak 5 orang (10%), stres parah sebanyak 5 orang (10%) dan untuk
(33)
golongan stres sangat parah sebanyak 3 orang (6%). Selanjutnya peneliti akan melakukan pembahasan dari hasil interpretasi ke beberapa karakteristik diatas.
a. Tingkat stres berdasarkan jenis kelamin
Dalam penelitian ini, didapati bahwa responden pria lebih banyak yang memiliki tingkat stres yang cenderung tinggi. Peneliti berkesimpulan bahwa pria lebih mudah stres daripada wanita. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Nepal dimana hasilnya adalah tingkat stres yang dimiliki oleh pria cenderung lebih tinggi dari wanita (Mondal dkk, 2011), tetapi penelitian lain yang dilakukan di Chennai memiliki kesimpulan bahwa wanita lebih mudah terpicu stresnya dibandingkan pria (Ravichandran dan Rajendran, 2007). Di lain hal, penelitian lain memaparkan bahwa stres dari wanita dan pria cenderung sama (Singh, 2014) hanya tingkat dan pemicunya berbeda.
b. Tingkat stres berdasarkan usia
Peneliti mendapatkan tingkat stres keempat golongan usia cenderung Tidak Stres, walaupun semua golongan usia tersebut diatas memiliki beberapa responden yang memiliki tingkat stres yang tergolong dalam stres parah dan bahkan sangat parah. Jadi dalam penelitian ini usia tidak terlalu berpengaruh dalam tingkat stres seseorang, karena tiap individu memiliki masalah yang berbeda dalam tahapan usianya dan memiliki metode yang berbeda pula untuk mengatasinya. Penelitian yang dilakukan di Chennai (Ravichandran dan Rajendran, 2007) juga memiliki hasil yang sama, dimana usia dinilai tidak terlalu berpengaruh. Tetapi penelitian yang dilakukan di Inggris (Smith, 2000) menunjukkan bahwa rentang usia dari 25 hingga 54 tahun cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi dibanding rentang umur lainnya.
c. Tingkat stres berdasarkan lama bekerja
Dari 31 responden yang tergolong stres Tidak Stres, 19 diantaranya (38,0%) merupakan responden yang baru 1 sampai 10 tahun bekerja, dan 5 responden lainnya merupakan responden yang berada dalam rentang 31 tahun
(34)
kerja dan seterusnya. Sementara itu di kelompok lainnya responden tersebar hampir merata. Peneliti menarik kesimpulan bahwa stressor dapat timbul bila seorang pekerja mulai masuk ke dunia kerja atau sudah merasa jenuh akan pekerjaannya.
d. Tingkat stres berdasarkan pendidikan terakhir
Pada tabel diatas didapati bahwa responden dengan pendidikan S1,D3 dan SMA merupakan responden dengan tingkat stres yang Tidak Stres, tetapi didapati juga bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMA berada pada tingkat stres sangat parah. Dari tabel diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa jenjang pendidikan yang tinggi mempengaruhi tingkat stres seseorang, ia akan lebih mudah dalam mengatasi beban kerja yang diberikan kepadanya karena ia sudah memiliki ilmu dan keterampilan. Kesimpulan ini didukung oleh pernyataan Santrock (dalam Pin, 2012) dimana ia berpendapat bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan seorang individu, ia mudah menghadapi tantangan dalam kesehariannya, sehingga tingkat stres yang ia miliki juga cenderung lebih rendah.
e. Tingkat stres berdasarkan status pernikahan
Dari Tabel 5.13 diatas hasil dari keduanya hampir tidak ada perbedaan yang mencolok. Dari 31 responden yang tidak stres, 23 responden (46,0%) merupakan responden yang telah menikah, dan 8 responden (16,0%) sisanya belum menikah, tetapi stres sedang hingga stres sangat parah sebagian besar dialami oleh responden yang telah menikah. Dari hasil ini peneliti menyimpulkan bahwa status pernikahan dapat menjadi pemicu stres, tetapi bisa juga menjadi faktor yang menurunkan stres itu sendiri. Penelitian lainnya mendapati bahwa
(35)
status pernikahan dapat menjadi stressor bagi seorang individu (Ravichandran dan Rajendran, 2007).
f. Tingkat stres berdasarkan ada tidaknya anak
Untuk frekuensi berdasarkan ada tidaknya anak sebanyak 31 responden berada dalam kategori tidak stres, 20 responden (40,0%) memiliki anak, dan 11 lainnya (22,0%) belum memiliki anak. Tetapi sama seperti pembahasan sebelumnya, responden yang memiliki anak juga ditemui pada tingkat stres yang lebih tinggi. Dari penelitian ini kesimpulannya adalah bahwa anak dapat menjadi faktor yang mencetuskan dan dapat juga menghilangkan stres itu sendiri.Tetapi, hasil ini bertentangan dengan sebuah penelitian di Amerika (Luecken, Linda J., 1997) mendapatkan hasil bahwa orang tua karir yang memiliki anak cenderung memiliki stres yang tinggi.
(36)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang sudah diperoleh, peneliti berkesimpulan dalam penelitian ini bahwa:
1. Pria cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dari wanita 2. Usia bukan merupakan faktor pencetus stres
3. Individu yang baru mulai bekerja cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah.
4. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, tingkat stresnya cenderung rendah.
5. Status pernikahan dan ada tidaknya anak dapat menjadi suatu faktor pencetus stress.
6.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran – saran yang direkomendasikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
6.3.1. Bagi Perusahaan
Saran peneliti bagi perusahaan adalah untuk menciptakan suasana kerja dan komunikasi yang baik antarpekerja sehingga tingkat stres yang cukup baik tersebut dapat dipertahankan. Adanya program family gathering dan jalan santai setiap bulan untuk pekerja dan keluarga, diberlakukannya Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3), merupakan beberapa faktor yang menjaga stres kerja ini tidak timbul sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
(37)
6.3.2. Bagi Pekerja
Bagi pekerja yang merasa memiliki stres akibat pekerjaannya dapat melakukan konseling pada tempat kerja jika tersedia, bisa juga berbicara dengan atasan apabila stres ini menyangkut perihal lingkungan kerja atau jika tidak, dapat juga melakukan beberapa hal – hal yang dapat menurunkan tingkat stres seperti berolahraga dan berpikir positif akan suatu hal, seperti yang telah dicantumkan sebelumnya di Bab II.
6.3.3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel lainnya.
(38)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. STRES
2.1.1. Pengertian Stres
Stres adalah suatu kondisi yang dialami manusia selama hidupnya, dan dalam setiap kegiatan manusia berupa tekanan mental,yang dapat mengganggu keseimbangan karena suatu masalah atau tuntutan penyesuaian diri. Stres juga memiliki arti sebagai respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada pada dirinya (Selye H. dalam Sunaryo, 2004). Stres dapat juga mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan individu terhadap situasi yang disebut respon stres. Saat individu dihadapkan pada situasi stres maka individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun psikologis. (Atkinson, 2000)
2.1.2. Faktor Pencetus Stres
Kondisi sehat dapat dipertahankan karena individu mempunyai ketahanan tubuh yang baik. Stres terjadi karena tidak adekuatnya kebutuhan dasar manusia yang akan bermanifestasi pada perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi, dan perilaku (Gunawan, 2007).
Stres dapat berasal dari tiga sumber, yaitu:
1) Katastrofi
Katastrofi adalah kejadian besar yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi. Contoh dari katastrofi adalah bencana alam dan perang.
2) Perubahan kehidupan
Perubahan kehidupan seseorang dapat memicu terjadinya stres. Contoh dari kejadian yang dapat mengubah hidup seseorang adalah perceraian, kematian orang yang dicintai, dan kehilangan pekerjaan.
(39)
3) Kejadian sehari-hari
Kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan stres misalnya jadwal kerja yang padat, lalu lintas yang macet, dan antrian yang panjang di kasir, loket, atau bank (Myers, 1996).
Hal – hal yang dapat mencetuskan stres disebut stressor. Dan stressor ini sendiri memiliki beragam jenis, antara lain:
1) Stresor biologik
Stresor biologik dapat berupa bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan, dan berbagai macam makhluk hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan. Tumbuhnya jerawat, demam, dan digigit binatang dipersepsikan dapat menjadi stresor dan mengancam konsep diri individu.
2) Stresor fisik
Stresor fisik dapat berupa perubahan iklim, suhu, cuaca, geografi, dan alam. Letak tempat tinggal, demografi, jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi, kepadatan penduduk, imigrasi, dan kebisingan juga dapat menjadi stresor.
3) Stresor kimia
Stresor kimia dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Contoh stresor yang berasal dari dalam tubuh adalah serum darah dan glukosa sedangkan stresor yang berasal dari luar tubuh misalnya obat, alkohol, nikotin, kafein, polusi udara, gas beracun, insektisida, pencemaran lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan pengawet, pewarna, dan lain-lain (Brannon dan Feist, 2007).
4) Stresor sosial dan psikologik
(40)
5) Stresor spiritual
Stresor spiritual yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai ke-Tuhanan. Tidak hanya stresor negatif yang dapat menyebabkan stres, tetapi stresor positif seperti kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh kembang, menikah, dan mempunyai anak juga dapat menyebabkan stres.
2.1.3. Tipe – Tipe Stres
Stres berdasarkan tipe dapat dibagi menjadi stres akut, stres episodik, dan stres kronik. Stres akut adalah stres yang terjadi hanya sesaat setelah seseorang mengalami suatu kejadian. Stres episodik sering terjadi pada mahasiswa yang akan mengikuti ujian. Mereka akan mengalami stres yang dimulai pada saat pengumuman waktu ujian sampai ujian tersebut selesai. Stres kronik adalah stres yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama (Payne & Hahn, 2002).
2.1.4. Tingkatan Stres
Stres dibagi menjadi tiga tingkatan. Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.
Stres sedang dan stres berat dapat memicu terjadinya penyakit. Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.
Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama (Rasmun, 2004).
(41)
2.2. STRES KERJA
2.1.1. Pengertian Stres Kerja
Secara awam, stres dapat diartikan dalam banyak hal dan umumnya menyatakan suatu keadaan yang bersifat negatif dan cenderung tidak menyenangkan. Dalam dunia bekerja sendiri khususnya terdapat suatu keadaan atau kondisi yang tidak menyenangkan, yang dapat mencetuskan stres itu sendiri.
Stres kerja definisikan sebagai keadan respon fisik dan emosi yang muncul ketika persyaratan–persyaratan kerja tidak sesuai dengan kapasitas sumber daya atau kebutuhan pekerja (NIOSH Research, 1998). stres kerja adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik, atau lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol (Morgan & King, 1986) dan bisa diakibatkan oleh jenis kerja yang mengancam pegawai (Caplan, et al dalam Rice, 1992).
Stres kerja tidak selalu membuahkan hasil yang buruk dalam kehidupan manusia. stresdapat dibedakan menjadi 2 yaitu distress yang destruktif dan
eustress yang merupakan kekuatan positif (Selye dalam Rice, 1992). Stres
diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Demikian pula sebaliknya stres kerja dapat menimbulkan efek yang negatif, namun, pada umumnya gejala-gejala yang ditimbulkan oleh stres kerja memiliki lebih banyak dampak yang merugikan diri pegawai maupun perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti akan berfokus pada distress yang sifatnya destruktif seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
2.1.2. Sumber Stres Kerja
Ada beberapa sumber – sumber dari stres kerja, yaitu:
Sumber stres yang bersifat pribadi
Hal – hal pribadi ini seperti masalah hubungan, keuangan, banyaknya tanggungan si pekerja, dan hal pribadi lainnya.
(42)
Sumber stres yang berasal dari lingkungan kerja
Lingkungan kerja ini meliputi hal – hal seperti tempat kerja yang kurang menyenangkan, pola kerja yang berubah, adanya proyek baru, atasan yang tidak disukai, masalah pada rekan kerja, dan lain – lain.
Sumber stres kombinasi keduanya (Towner, 2002).
Pendapat lainnya seperti dari Sutherland dan Cooper (Smet, 1994) sumber stres kerja berasal langsung dari pekerjaan dan interaksi antara lingkungan sosial dengan pekerjaan, meliputi:
1. Stressor yang ada dalam pekerjaan itu sendiri. (contoh: beban kerja, fasilitas kerja yang kurang, proses pengambilan keputusan yang lama) 2. Konflik peran, peran didalam kerja yang tidak jelas, tanggung jawab yang
tidak jelas.
3. Masalah dalam hubungan dengan orang lain. (contoh: hubungan dengan atasan, rekan sejawat, dan pola hubungan atasan dengan bawahan).
4. Perkembangan karir: under/ over – promotion, dan keselamatan kerja. 5. Iklim dan struktur organisasi.
6. Adanya konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga.
2.1.3. Dampak Stres Kerja
Dampak stres kerja bagi individu,antara lain :
i. Kesehatan
Tubuh manusia pada dasarnya dilengkapi sistem kekebalan untuk mencegah serangan penyakit. Tubuh manusiah dalam mencegah dan mengatasi pengaruh penyakit tertentu, dengan cara memproduksi antibodi sehingga orang yangterkena stres mudah pula terkena penyakit.
(43)
ii. Psikologis
Stres akan menyebabkan kekwatiran atau ketegangan secara terus menerus.Hal tersebutdapat membuat individu merasa hopeless dan helpless sehingga dapat menimbulkan perasaan ingin bunuh diri atau kematian pada penderita stres.
iii. Interaksi Interpersonal
Karyawan yang bekerja di suatu organisasi menunjukan bahwa stres kerja menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik antara pihak karyawan dengan pihak manejemen. Tingginya emosi berpotensi menghambat kerja sama antara individu satu dengan yang lain (Luthans, 2005).
2.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah :
I. Kondisi kerja yang kurang baik, seperti penerangan yang kurang baik, bising,terlalu dingin atau panas, dan polusi udara.
II. Beban pekerjaan yang berlebihan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Tugas yang berlebihan secara kuantitatif terjadi bila penyelesaian suatu pekerjaan dalam waktu yang singkat. Sedangkan tugas yang berlebihan secara kualitatif bila tuntutan pekerjaan lebih tinggi dari pada pengetahuan danketrampilan pekerja.
III. Desakan waktu. Desakan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tidak cukup sehingga pekerjaan selesai pada waktu yang ditentukan.
IV. Bahaya fisik, yang berupa kondisi kerja yang membahayakan, seperti membersihkan kaca jendela gedung bertingkat atau adanya lingkungan
(44)
kerja yang membahayakan. Contohnya bekerja di tempat ketinggian dan pemakaian mesin-mesin pemotong.
V. Spesialisasi pekerjaan. Pada pekerjaan yang rutin dan sempit, para pekerja sulit untuk mempersepsikan pekerjaannya sehingga pekerjaan menjadi menarik dan tidak membosankan pekerja (Lazarus, 1985).
Pada penelitian yang dilakukan oleh NIOSH research (1998) penyebab stres kerja dapat dibagi dua yaitu yang berasal dari dalam individu dan dari luar individu antara lain:
a) Dari diri individu adalah usia, kondisi fisik dan faktor kepribadian, apakah kepribadian tipe A atau tipe B, pribadi ekstrovert atau introvert yang secarakeseluruhan dituangkan dalam lima faktor kepribadian (Big Five
Factor Personality yang meliputi ektraversia, emotional stability, agrecables,danoperres to experience) dalam hal ini emotional stability
berhubungan denganmudah tidaknya seorang mengalami stres.
b) Faktor dari luar individu adalah lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan kerja, cita-cita. Lingkungan mendorong kondisi kerja penuh dengan stres yang disebut streskerja dan dapat langsung mempengaruhi keamanan pekerja dan kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor- factor yang menyebabkan stres kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a) Faktor internal antara lain faktor individu, faktor individu seperti keluarga, ekonomi, kepribadian.
(45)
Faktor lingkungan berupa keamanan dan keselamatan dalam lingkungan pekerjaan, perilaku manejer terhadap bawahan, kurangnya kebersamaan dalam lingkungan pekerjaan. Faktor organisasional seperti tuntutan tugas yang berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu
2.1.5. Hal – Hal Yang Dapat Mengurangi Stres Kerja
Stres kerja dapat berujung ke banyak hal yang cenderung kurang baik, apabila penanganannya tidak baik, stres kerja yang sifatnya kurang baik dapat dicegah atau bahkan diubah menjadi stres kerja yang baik sekagligus menghindari kejenuhan dalam bekerja melalui beberapa metode (Goliszek,1992), yaitu:
a. Berbicara dengan diri Anda secara positif. b. Bayangkan hasil yang positif.
c. Bersikap cukup fleksibel untuk berubah. d. Ambil waktu untuk istirahat.
e. Carilah waktu kerja dan lingkungan yang terbaik. f. Olahraga.
g. Jangan tinggal di masa lalu. h. Ubahlah atau hindari situasi.
i. Kenali pola energi Anda dan sesuaikan jadwal kerja Anda dengan pola itu. j. Jangan pernah menjadwalkan lebih dari satu kegiatan penuh stres pada
waktu yang sama.
k. Belajar untuk mengatakan „tidak‟.
l. Tingkatkan keterampilan Anda. m. Belajar untuk rileks.
Jadi peneliti berkesimpulan bahwa stres kerja adalah suatu respon dari seseorang, baik secara fisik maupun secara psikis, yang merupakan wujud dari adanya rasa takut, cemas, tidak puas, tidak nyaman, dan lain sebagainya di
(46)
lingkungan kerja, baik pada rekan kerja, atasan, lingkungan kerja itu sendiri, bahkan dapat pula bersumber dari si pekerja sendiri.
Untuk sebab dari stres kerja itu sendiri peneliti menggunakan pernyataan Towner (2002), yaitu stres yang berasal dari pribadi si pekerja, lalu stres yang berasal dari lingkungan kerja, dan yang terakhir adalah gabungan dari kedua sumber tersebut. Untuk dampak dari stres, faktor – faktornya dan bagaimana cara mengurangi rasa – rasa dari emosi itu sendiri peneliti mengikuti pendapat – pendapat dari ahli yang sudah dicantumkan sebelumnya.(Luthans, 2005; Lazarus dalam Freaser, 1985; Goliszek,1992).
Langkah selanjutnya, peneliti akan meneliti seberapa tinggi stres pekerjaan pekerja dan seberapa besar dampaknya bagi si pekerja.
(47)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat seorang pekerja menerima suatu pekerjaan, pekerja biasanya memiliki suatu pemikiran apa yang diharapkan dari peran mereka pekerja mungkin memiliki deskripsi kerja, spesifikasi pekerjaan, syarat dan kondisi kerja dan informasi yang didapat dari suatu wawancara. Namun seringkali,setelah memulai bekerja, semuanya mulai tidak dapat diterima atau bahkan berubah drastis. Contohnya, beban kerja yang bervariasi, tugas menjadi otomatis dan jam kerja diperpanjang, alur pelaporan diubah, peran yang tidak jelas. Pekerja sendiri mungkin mengubah pandangan mereka :penggantian k e rja menjadi berat, pekerjaannya menjadi membosankan dan terlalu banyak diulang. Perusahaan seharusnya dapat memastikan bahwa kepentingan minimal organisasi dari pekerja terpenuhi. Namun tanpa adanya komitmen pekrerja,makapekerja tidak dapatmemenuhi tujuan tersebut. Jika pekerja tidak bahagia dalam melakukan pekerjaannya, maka itu akantercemin pada hasil kerja mereka.
Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk memastikan bahwa perusahaan tahu kapan seorang pekerja merasa tidak bahagia dengan aspek fundamental kerja mereka. Pekerja mungkin secara diam–diam berfikir bahwa pekerjaan itu tidak lagi tepat bagi pekerja itu sendiri. Pekerja mungkin merasa bingung,merasa direndahkan dan sepertinya pekerja menyimpan pikiran itu sendiri.
Perlakuanyangtidakadil,membual, perilaku yang tidak masuk akal, pelecehan,serangandan konflik personal semuanya tidak layak ditempat kerja atau dimanapun juga,namun hal tersebut biasanya dan dapat menimbulkan stres bagi yang mengalami maupun yang menanganinya (Atkinson, 2000).
(48)
menyebabkan individu merasa takut,cemas,rasa bersalah,marah,sedih, putus asa,dan bosan (Lazarusdalam Freaser, 1985).
Kemudian untuk dampak dari stres kerja dalam kesehatan, tampak dari
symptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka
menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami gangguan pencernaan (Mangkunegara dalam Tunjungsani, 2011).
Peneliti ingin mengetahui apakah pada pekerja pabrik mengalami stres kerja, beserta gambaran dan hal-hal yang mempengaruhi stres tersebut, sehingga dalam kesempatan ini peneliti bermaksud untuk meneliti gambarantingkat stres kerja pada pekerja tetap industri peleburan logam.
2.1 Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat stres pekerjaan dan gambarannya pada pekerja industri peleburan logam?
3.1 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum
Untuk melihat tingkat stres pekerjaan pada pekerja industri . b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui faktor – faktor pencetus stres berdasarkan beberapa variabel seperti: jenis kelamin, usia, suku, lama bekerja, pendidikan terakhir, status pernikahan dan ada tidaknya anak.
4.1 Manfaat Penelitian
Harapan peneliti dalam penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai stres pekerjaan pada pekerja.
Untuk perusahaan agar dapat membantu mengatasi stres pekerjaan pada para pekerjanya.
(49)
ABSTRAK
Latar Belakang : Dalam kesehariannya, seorang individu akan menghadapi suatu kondisi yang dinamakan stres. Stres ini sendiri timbul pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan individu terhadap situasi yang disebut respon stres. Saat individu dihadapkan pada situasi stres maka individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun psikologis. Dalam dunia bekerja, stres ini dinamakan dengan stres kerja, dan akan dihadapi oleh seluruh pekerja dengan latar belakang apapun.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat stres yang dialami oleh para pekerja di PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) beserta faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi tinggi Tidak Stresnya tingkat stres tersebut.
Metode :Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. menggunakan metode cross
sectional Penelitian dilakukan di Kantor Pusat Pabrik Peleburan PT Inalum pada
bulan Oktober 2014, pengambilan data menggunakan kuesioner Depression,
Anxiety and Stress Scale (DASS) yang dibagi ke 50 responden.
Hasil : Hasil dari penelitian ini adalah dari 50 responden didapati hasil sebanyak 31 orang (62%) tergolong tidak stres, sementara untuk stres ringan sebanyak 6 orang (12%), untuk stres sedang sebanyak 5 orang (10%), stres parah sebanyak 5 orang (10%) dan untuk golongan stres sangat parah sebanyak 3 orang (6%).
Kesimpulan : Dari hasil ini peneliti mengkorelasikannya dengan faktor-faktor yang sudah ditanyakan sebelumnya, dan diapati bahwa pria, latar belakang pendidikan Tidak Stres, status pernikahan, ada tidaknya anak cenderung lebih mudah tercetus stres. Khususnya pada faktor ada tidaknya anak dapat menjadi faktor penurun stres. Secara umum tingkat stres di PT Inalum ini cukup Tidak Stres.
(50)
ABSTRACT
Background :In his daily life, a person will face some condition which called
stress. Stress itself is occur on some event that felt endangering a person safety which called stress response. When a person faced with a stressful situation, he will react either physiologically or psychologically. In world of working, this stress is called an occupational stress, and will be faced by all workers with any background.
Objective: The objective on this research is to measure the stress level on PT
Indonesia Asahan Alumunium (Persero)’s workers and which factors is contributing on a person stress level.
Method :This research is a descriptive type research, using cross sectional
method. This research held on Main Office Smelting Plant PT Inalum on October 2014, data were retrieved using the Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS) questionaire which spread to 50 respondents.
Result : The results from this research is from 50 respondents, 31 respondents
(62%) are on normal stress level, while 6 (12%) respondents on mild stress level, 5 respondents (10%) for severe stress level and 3 respondents (6%) for very severe stress level.
Conclusion :From this results, researcher will correlate it with some factors
which asked beforehand, and its concluded that males, poor educational background,marital status, and having a child are making someone easier getting stressed. Especially on having a child as a factor it may either raising or lowering a person stress level. Generally, the stress level in PT Inalum is pretty low.
Keywords: Stress, Occupational Stress, Smelting plant worker, DASS
(51)
GAMBARAN TINGKAT STRES KERJA PADA PEKERJA
TETAP INDUSTRI PELEBURAN LOGAM
oleh:
IKRAR RANANTA SIMANJUNTAK
110100353
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(52)
GAMBARAN TINGKAT STRES KERJA PADA PEKERJA
TETAP INDUSTRI PELEBURAN LOGAM
Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
oleh:
IKRAR RANANTA SIMANJUNTAK
110100353
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(53)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Gambaran Tingkat Stres Kerja Pada Pekerja Tetap Industri Peleburan Logam
Nama : Ikrar Rananta Simanjuntak NIM : 110100353
Pembimbing
(dr R. Lia Kusumawati, MS, SpMK(K)) NIP:196706221996032001
Penguji I
(dr Farhat, SpTHT-KL) NIP: 197003162002121002
Penguji II
(dr Noni Soeroso, SpP) NIP :197811202005012002
Medan, Januari 2015 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(54)
ABSTRAK
Latar Belakang : Dalam kesehariannya, seorang individu akan menghadapi suatu kondisi yang dinamakan stres. Stres ini sendiri timbul pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan individu terhadap situasi yang disebut respon stres. Saat individu dihadapkan pada situasi stres maka individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun psikologis. Dalam dunia bekerja, stres ini dinamakan dengan stres kerja, dan akan dihadapi oleh seluruh pekerja dengan latar belakang apapun.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat stres yang dialami oleh para pekerja di PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) beserta faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi tinggi Tidak Stresnya tingkat stres tersebut.
Metode :Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. menggunakan metode cross
sectional Penelitian dilakukan di Kantor Pusat Pabrik Peleburan PT Inalum pada
bulan Oktober 2014, pengambilan data menggunakan kuesioner Depression,
Anxiety and Stress Scale (DASS) yang dibagi ke 50 responden.
Hasil : Hasil dari penelitian ini adalah dari 50 responden didapati hasil sebanyak 31 orang (62%) tergolong tidak stres, sementara untuk stres ringan sebanyak 6 orang (12%), untuk stres sedang sebanyak 5 orang (10%), stres parah sebanyak 5 orang (10%) dan untuk golongan stres sangat parah sebanyak 3 orang (6%).
Kesimpulan : Dari hasil ini peneliti mengkorelasikannya dengan faktor-faktor yang sudah ditanyakan sebelumnya, dan diapati bahwa pria, latar belakang pendidikan Tidak Stres, status pernikahan, ada tidaknya anak cenderung lebih mudah tercetus stres. Khususnya pada faktor ada tidaknya anak dapat menjadi faktor penurun stres. Secara umum tingkat stres di PT Inalum ini cukup Tidak Stres.
(55)
ABSTRACT
Background :In his daily life, a person will face some condition which called
stress. Stress itself is occur on some event that felt endangering a person safety which called stress response. When a person faced with a stressful situation, he will react either physiologically or psychologically. In world of working, this stress is called an occupational stress, and will be faced by all workers with any background.
Objective: The objective on this research is to measure the stress level on PT
Indonesia Asahan Alumunium (Persero)’s workers and which factors is contributing on a person stress level.
Method :This research is a descriptive type research, using cross sectional
method. This research held on Main Office Smelting Plant PT Inalum on October 2014, data were retrieved using the Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS) questionaire which spread to 50 respondents.
Result : The results from this research is from 50 respondents, 31 respondents
(62%) are on normal stress level, while 6 (12%) respondents on mild stress level, 5 respondents (10%) for severe stress level and 3 respondents (6%) for very severe stress level.
Conclusion :From this results, researcher will correlate it with some factors
which asked beforehand, and its concluded that males, poor educational background,marital status, and having a child are making someone easier getting stressed. Especially on having a child as a factor it may either raising or lowering a person stress level. Generally, the stress level in PT Inalum is pretty low.
Keywords: Stress, Occupational Stress, Smelting plant worker, DASS
(56)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Gambaran Tingkat Stres Kerja Pada Pekerja Tetap Industri Peleburan Logam”. Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, saya banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu dr. R. Lia Kusumawati, MS, SpMK(K), selaku Dosen Pembimbing, Bapak dr Farhat, Sp THT-KL, dan Ibu dr Noni Soeroso,SpP selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, saran serta masukan kepada saya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Terima kasih sebanyak-banyaknya saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, Ibunda tercinta, Ratna Wilys, Ayahanda tercinta, Moranta Simanjuntak, yang telah memberi dukungan penuh dan semangat tiada henti kepada saya dalam menyelesaikan tahap-tahap pendidikan, khususnya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
4. Teman seperjuangan saya Natasya Ryani Purba yang membantu saya dan memberi semangat dalam penyusunan dan pengerjaan karya tulis ilmiah ini.
5. Seluruh karyawan dan karyawati PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) yang telah membantu administrasi perizinan untuk penelitian
(57)
saya dan atas kesediaan partisipasinya dalam pengumpulan data penelitian saya.
6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada teman-teman Tim KTI; Tesar Akbar Nugraha, M. Gusti Haryandi, M. Dana Arwanda, Mukhammad Faried, Muhammad Iqbal, Alvin Rinaldi Rambe, Muhammad Hendy, Catur Fariadhy, Fakhri Amin Nasution, Muhammad Ihsan Nasution, Muhammad Ikhsan Chan, yang senantiasa saling membantu dan bekerja keras memberi dukungan penuh dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
8. Kepada teman-teman WKW, Aditya Nugraha Siregar, M. Irvan Lubis, M. Ragil Pratama, M. Rizky Multazam, M Archie Amanta, Taufik Karunia, dan lainnya yang telah memberi dukungan semangat dan tenaga.
9. Seluruh teman – teman Stambuk 2011 FK USU lainnya, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
10.Untuk teman – teman dan pihak – pihak lainnya yang tidak tersebutkan di atas, saya ucapkan terima kasih atas bantuan semangat dan doanya.
Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada saya selama penelitian ini, saya ucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan pahala yang sebesar-besarnya.
Saya menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah saya ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, Januari 2015 Hormat saya,
(58)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
LAMPIRAN ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
2.1 Rumusan Masalah... 2
3.1 Tujuan Penelitian ... 2
4.1 Manfaat Penelitian ... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI
... 3
2.1. STRES ... 3
2.1.1. Pengertian Stres ... 3
2.1.2. Faktor Pencetus Stres ... 3
2.1.3. Tipe – Tipe Stres ... 5
2.1.4. Tingkatan Stres ... 5
2.2. STRES KERJA ... 6
2.1.1 Pengertian Stres Kerja ... 6
2.1.2 Sumber Stres Kerja ... 6
2.1.3 Dampak Stres Kerja ... 7
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja ... 8
(59)
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
... 12
3. 1. Kerangka Konsep ... 12
3. 2. Definisi Operational ... 12
BAB 4 METODE PENELITIAN
... 14
4.1. Jenis Penelitian ... 14
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 14
4.2.1. Waktu Penelitian ... 14
4.2.2. Lokasi Penelitian ... 14
4.3. Populasi dan Sampel ... 14
4.3.1. Populasi... 14
4.3.2. Sampel Penelitian ... 14
4.4. Pengumpulan Data ... 16
4.4.1. Metode Pengumpulan Data ... 16
4.4.2. Instrumen Penelitian ... 17
4.4.3. Uji Validitas dan Reablitias ... 17
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 17
4.5.1. Pengolahan Data ... 17
4.5.2. Analisa Data ... 18
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
... 19
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 19
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 19
5.3.1. Hasil Analisis Data ... 21
5.4.3. Pembahasan ... 26
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 30
DAFTAR PUSTAKA ... 32
LAMPIRAN
(1)
ABSTRAK
Latar Belakang : Dalam kesehariannya, seorang individu akan menghadapi suatu
kondisi yang dinamakan stres. Stres ini sendiri timbul pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan individu terhadap situasi yang disebut respon stres. Saat individu dihadapkan pada situasi stres maka individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun psikologis. Dalam dunia bekerja, stres ini dinamakan dengan stres kerja, dan akan dihadapi oleh seluruh pekerja dengan latar belakang apapun.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat stres yang dialami
oleh para pekerja di PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) beserta faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi tinggi Tidak Stresnya tingkat stres tersebut.
Metode :Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. menggunakan metode cross sectional Penelitian dilakukan di Kantor Pusat Pabrik Peleburan PT Inalum pada
bulan Oktober 2014, pengambilan data menggunakan kuesioner Depression,
Anxiety and Stress Scale (DASS) yang dibagi ke 50 responden.
Hasil : Hasil dari penelitian ini adalah dari 50 responden didapati hasil sebanyak
31 orang (62%) tergolong tidak stres, sementara untuk stres ringan sebanyak 6 orang (12%), untuk stres sedang sebanyak 5 orang (10%), stres parah sebanyak 5 orang (10%) dan untuk golongan stres sangat parah sebanyak 3 orang (6%).
Kesimpulan : Dari hasil ini peneliti mengkorelasikannya dengan faktor-faktor
yang sudah ditanyakan sebelumnya, dan diapati bahwa pria, latar belakang pendidikan Tidak Stres, status pernikahan, ada tidaknya anak cenderung lebih mudah tercetus stres. Khususnya pada faktor ada tidaknya anak dapat menjadi faktor penurun stres. Secara umum tingkat stres di PT Inalum ini cukup Tidak Stres.
(2)
ABSTRACT
Background :In his daily life, a person will face some condition which called stress. Stress itself is occur on some event that felt endangering a person safety which called stress response. When a person faced with a stressful situation, he will react either physiologically or psychologically. In world of working, this stress is called an occupational stress, and will be faced by all workers with any background.
Objective: The objective on this research is to measure the stress level on PT
Indonesia Asahan Alumunium (Persero)’s workers and which factors is
contributing on a person stress level.
Method :This research is a descriptive type research, using cross sectional method. This research held on Main Office Smelting Plant PT Inalum on October 2014, data were retrieved using the Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS) questionaire which spread to 50 respondents.
Result : The results from this research is from 50 respondents, 31 respondents (62%) are on normal stress level, while 6 (12%) respondents on mild stress level, 5 respondents (10%) for severe stress level and 3 respondents (6%) for very severe stress level.
Conclusion :From this results, researcher will correlate it with some factors which asked beforehand, and its concluded that males, poor educational background,marital status, and having a child are making someone easier getting stressed. Especially on having a child as a factor it may either raising or lowering a person stress level. Generally, the stress level in PT Inalum is pretty low.
Keywords: Stress, Occupational Stress, Smelting plant worker, DASS questionaire
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Gambaran Tingkat Stres Kerja Pada
Pekerja Tetap Industri Peleburan Logam”. Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, saya banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu dr. R. Lia Kusumawati, MS, SpMK(K), selaku Dosen Pembimbing, Bapak dr Farhat, Sp THT-KL, dan Ibu dr Noni Soeroso,SpP selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, saran serta masukan kepada saya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Terima kasih sebanyak-banyaknya saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, Ibunda tercinta, Ratna Wilys, Ayahanda tercinta, Moranta Simanjuntak, yang telah memberi dukungan penuh dan semangat tiada henti kepada saya dalam menyelesaikan tahap-tahap pendidikan, khususnya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
4. Teman seperjuangan saya Natasya Ryani Purba yang membantu saya dan memberi semangat dalam penyusunan dan pengerjaan karya tulis ilmiah ini.
5. Seluruh karyawan dan karyawati PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) yang telah membantu administrasi perizinan untuk penelitian
(4)
saya dan atas kesediaan partisipasinya dalam pengumpulan data penelitian saya.
6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada teman-teman Tim KTI; Tesar Akbar Nugraha, M. Gusti Haryandi, M. Dana Arwanda, Mukhammad Faried, Muhammad Iqbal, Alvin Rinaldi Rambe, Muhammad Hendy, Catur Fariadhy, Fakhri Amin Nasution, Muhammad Ihsan Nasution, Muhammad Ikhsan Chan, yang senantiasa saling membantu dan bekerja keras memberi dukungan penuh dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
8. Kepada teman-teman WKW, Aditya Nugraha Siregar, M. Irvan Lubis, M. Ragil Pratama, M. Rizky Multazam, M Archie Amanta, Taufik Karunia, dan lainnya yang telah memberi dukungan semangat dan tenaga.
9. Seluruh teman – teman Stambuk 2011 FK USU lainnya, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
10.Untuk teman – teman dan pihak – pihak lainnya yang tidak tersebutkan di atas, saya ucapkan terima kasih atas bantuan semangat dan doanya.
Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada saya selama penelitian ini, saya ucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan pahala yang sebesar-besarnya.
Saya menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah saya ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, Januari 2015 Hormat saya,
(5)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
LAMPIRAN ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
2.1 Rumusan Masalah... 2
3.1 Tujuan Penelitian ... 2
4.1 Manfaat Penelitian ... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI
... 3
2.1. STRES ... 3
2.1.1. Pengertian Stres ... 3
2.1.2. Faktor Pencetus Stres ... 3
2.1.3. Tipe – Tipe Stres ... 5
2.1.4. Tingkatan Stres ... 5
2.2. STRES KERJA ... 6
2.1.1 Pengertian Stres Kerja ... 6
2.1.2 Sumber Stres Kerja ... 6
2.1.3 Dampak Stres Kerja ... 7
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja ... 8
(6)
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
... 12
3. 1. Kerangka Konsep ... 12
3. 2. Definisi Operational ... 12
BAB 4 METODE PENELITIAN
... 14
4.1. Jenis Penelitian ... 14
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 14
4.2.1. Waktu Penelitian ... 14
4.2.2. Lokasi Penelitian ... 14
4.3. Populasi dan Sampel ... 14
4.3.1. Populasi... 14
4.3.2. Sampel Penelitian ... 14
4.4. Pengumpulan Data ... 16
4.4.1. Metode Pengumpulan Data ... 16
4.4.2. Instrumen Penelitian ... 17
4.4.3. Uji Validitas dan Reablitias ... 17
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 17
4.5.1. Pengolahan Data ... 17
4.5.2. Analisa Data ... 18
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
... 19
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 19
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 19
5.3.1. Hasil Analisis Data ... 21
5.4.3. Pembahasan ... 26