Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

1

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penyakit kulit sangat umum di negara berkembang terutama yang menular

seperti skabies. Skabies adalah penyakit infeksi kulit yang sering terjadi pada
anak-anak, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan untuk anak yang terinfeksi
dan juga untuk keluarga. Faktor utama dari penyakit ini seperti: kebersihan yang
rendah, kontak dangan orang lain yang mungkin terinfeksi, dan kepadatan rumah
tangga.1 Skabies dapat ditemukan di seluruh negara dengan prevalensi yang
berbeda-beda. Prevalensi terbanyak ditemukan di negara berkembang termasuk
Indonesia, skabies biasanya menghinggapi pasien yang hygiene buruk, miskin dan
hidup dalam lingkungan yang padat dan kumuh, cenderung lebih tinggi pada
anak-anak sampai dewasa.2
Sebanyak 18 studi prevalensi umum di negara-negara berkembang untuk
penyakit kulit sebanyak (21-87%), dan untuk skabies (0,2-24%). Angka

prevalensi di Asia Tenggara: India (9,7%- 13%), Bangladesh (23-30%). Asia
Timur (4,3% di Kamboja). Di Brazil (8,8%) dan di Afrika (1-2%). Disebuah
daerah pedesaan dekat Bamako 47% dari kasus skabies pada anak-anak
dilaporkan berlangsung selama lebih dari 4 bulan, 14% selama lebih dari 1
tahun.3
Prevalensi skabies di puskesmas Indonesia pada tahun 2008 adalah (5,6%12,95%). Prevalensi skabies pada tahun 2008 di berbagai pemukiman kumuh di
Jakarta termasuk di pondok pesantren mencapai (6,20%), di kabupaten Boyolali
(7,36%), di kabupaten Pasuruan sebesar (8,22%), dan di Semarang mencapai
(5,80%). Hasil dari sebuah penelitian di Semarang, kejadian skabies pada balita
sebanyak 18 (60,0%).4

Universitas Sumatera Utara

2

Skabies biasanya sering terjadi pada manusia yang berada dalam suatu komunitas
seperti pesantren atau asrama, dan mudah menular kepada orang di sekitar
penderita, karena faktor kebersihan diri, lingkungan, gizi, daya tahan tubuh, dan
kondisi ruangan yang terlalu lembab. Skabies menular dengan dua cara yaitu
dangan cara kontak langsung dan kontak tidak langsung. Kontak langsung terjadi

jika orang lain bersalaman, tidur bersama, dan berhungungan seks dengan
penderita yang positif skabies. Kontak tidak langsung yaitu menular dari pakaian,
handuk, sepatu, dan barang lain milik penderita.5
Dari hasil penelitian di pesantren X Jakarta Timur, pada penilaian berdasarkan
jenis kelamin dan usia, prevalensi skabies pada santri laki-laki (57,4%) lebih
tinggi dibanding santri perempuan (42,9%). Prevalensi skabies pada santri aliyah
(41,3%), sedangkan pada tsanawiyah (58,1%).6 Dari penelitian di pondok
pesantren Darul Hijrah di provinsi kalimantan selatan, mendapatkan hasil
frekuensi skabies adalah 23,01% (52 orang dari 226 orang yang bersedia sebagai
subyek penelitian) dan 48 orang diantaranya adalah siswa putra dan 4 orang
lainnya siswa putri yang secara klinis didiagnosa menderita skabies.7
Dari hasil sebuah penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan tentang
kesehatan yang kurang baik mempunyai risiko terhadap penyakit skabies sebesar
2,338 kali, dibanding dengan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang
baik. Dengan perilaku yang suka memakai pakaian bergantian dengan teman
dapat memudahkan penularan skabies, bergantian handuk mempunyai risiko
terkena penyakit skabies sebesar 2,719 kali, dibandingkan dengan yang tidak
bergantian handuk.8 Sebagian besar santri yang mempunyai personal hygiene
yang jelek mempunyai prevalensi penyakit skabies sebesar 73,70%, dibanding
dengan santri yang personal hygiene baik mempunyai prevalensi sebesar 48,00%.

Jelas sekali terdapat peran pengetahuan, dan perilaku personal hygiene dalam
penularan penyakit skabies.9

Universitas Sumatera Utara

3

Dari prevalensi tersebut masih banyak kejadian skabies yang terjadi di
Indonesia, skabies lebih sering terjadi pada orang yang hidup bersama seperti di
pesantren, dari hasil penelitian sebelumnya yang berjudul pengaruh pengetahuan
dan tindakan hygiene pribadi terhadap kejadian penyakit skabies di Pesantren ArRaudhatul Hasanah Medan di dapatkan santri yang pernah mendapatkan skabies
75%, sedangkan yang tidak hanya 25%.10 Dari hasil survey langsung peneliti di
Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin

Medan masih banyak santri yang

menderita skabies, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
gambaran pengetahuan, dan perilaku personal hygiene pada penderita skabies di
Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan.


1.2

Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan peneliti sebagai

berikut bagaimana gambaran pengetahuan, dan perilaku personal hygiene pada
penderita skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan tahun 2016.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, dan perilaku personal hygiene
pada penderita skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan tahun
2016.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan penderita skabies di Pesantren
Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan tahun 2016.
2. Untuk mengetahui gambaran perilaku personal hygiene penderita skabies
di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan tahun 2016.

3. Untuk mengetahui angka kejadian penyakit skabies di Pesantren
Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

4

1.4

Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, penulis bisa menambah ilmu pengetahuan tentang
penyakit skabies.
2. Bagi para santri di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin dan Masyarakat
Agar para santri maupun masyarakat umum lebih peduli tentang
kebersihan, kesehatan dan mengetahui tentang penyakit skabies, dan
gejalanya.

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Gambaran Persepsi Pemenuhan Dasar Personal Hygiene Pada Anak-Anak Jalanan Usia 6-12 Tahun Di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan

11 161 51

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

10 52 76

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN AS-SALAM Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesantren As-Salam Surakarta 2013.

0 1 14

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN AS-SALAM Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesantren As-Salam Surakarta 2013.

0 2 15

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

0 0 14

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

0 0 15

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

1 2 3

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

0 0 24

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI PUTRA PONDOK PESANTREN AL-LUQMANIYYAH YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 14