PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM OPERASION (1)

PEDOMAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM OPERASIONAL
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DIREKTORAT PEMBINAAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2013

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Bab I Pasal 1 poin 19 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu seperti yang termaktub

dalam pasal tersebut adalah tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Standar
Nasional Pendidikan.
Kurikulum disusun dalam satu kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: a. peningkatan iman dan takwa; b. peningkatan akhlak mulia; c. peningkatan
potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan; e.
tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f. tuntutan dunia kerja; g. perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama; i. dinamika perkembangan global; j. persatuan nasional
dan nilai-nilai kebangsaan.
Selaras dengan komitmen penerapan sistem desentralisasi pendidikan, muncul tuntutan
terhadap pembaharuan sistem pendidikan, termasuk pembaharuan dalam kurikulum, yaitu
‘penganekaragaman’ kurikulum (diversifikasi) untuk melayani peserta didik dan potensi daerah
yang beragam. Untuk mewadahi keberagaman tersebut, kurikulum operasional dikembangkan oleh
satuan pendidikan, atau dikenal dengan pengembangan kurikulum berbasis lembaga.
Kurikulum berbasis lembaga adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di satuan pendidikan termasuk satuan pendidikan anak usia dini (PAUD). Dengan
merujuk pada kebijakan tersebut, setiap satuan PAUD memiliki kewenangan dan keleluasaan untuk
mengembangkan kurikulum di satuannya secara mandiri dengan tetap mengacu/mempertimbangkan
rambu-rambu yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Ketersediaan kurikulum pada suatu satuan pendidikan merupakan suatu keharusan karena
kurikulum merupakan jantung dari terselenggaranya seluruh kegiatan pendidikan atau pembelajaran

di suatu satuan pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk membantu pendidik dan seluruh
komponen satuan pendidikan dalam memberikan pengalaman belajar kepada anak secara positif,
bermakna, fungsional, membekas, serta memperlancar keseluruhan proses pembelajaran yang selaras
dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dilayani.
Mengingat begitu penting dan besarnya kegunaan kurikulum, pengembangan kurikulum untuk
satuan pendidikan anak usia dini harus dilakukan dengan hati-hati, cermat dan penuh bertanggung
jawab. Satuan pendidikan PAUD menangani peserta didik pada kelompok usia potensial yang sekaligus
sebagai usia kritis, yaitu usia emas (golden ages). , pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan
kurikulum pendidikan anak usia dini harus merupakan orang-orang yang betul-betul peduli, mencintai,
dan bersedia sepenuh hati dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. , citacita pembangunan pendidikan anak usia dini Indonesia, yaitu mengantarkan generasi yang cerdas
komprehenship secara bertahap dan simultan dapat diwujudkan.
Untuk keperluan itulah, diterbitkan pedoman pengembangan kurikulum operasional PAUD.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan para pendidik, pengelola, penyelenggara dalam
mengembangkan kurikulum yang efektif dalam menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak
di satuannya.

2

B. Tujuan
Pedoman Pengembangan Kurikulum Operasioal PAUD ini diharapkan dapat menjadi acuan

dalam menyusun kurikulum bagi penyelenggara, pengelola, pendidik (guru) serta para pengembang
kurikulum di setiap satuan pendidikan PAUD yang tersebar di seluruh Indonesia.
C. Dasar
Penyusunan pedoman pengembangan Kurikulum Operasional PAUD ini mengacu dan
merujuk pada dasar legal formal sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini
D. Sasaran
Sasaran pengguna pedoman pengembangan Kurikulum Operasioal PAUD ini adalah berbagai
pihak yang terlibat, secara langsung maupun tidak langsung dalam bidang pengembangan
kurikulum pendidikan anak usia dini. Pihak-pihak yang dapat menjadi anggota tim pengembang
kurikulum, antara lain: pendidik, pengelola, penyelenggara, penilik/pengawas, orang
tua/masyarakat, dan pemangku kepentingan lain.
E. Sistematika
Pedoman disusun secara sistematis dan logis agar
yang menggunakannya dapat
mengikutinya secara mudah dan terarah. Penyajian pedoman ini secara berurutan meliputi

Bagian pertama berupa pendahuluan yang menyajikan tentang latar belakang lahirnya
pedoman pengembangan kurikulum operasional satuan PAUD, tujuan penulisan pedoman, dasar
penulisan pedoman sasaran pengguna pedoman, serta sistematika penyajian pedoman.
Bagian kedua, berisi tentang konsep PAUD Indonesia. Hal ini sengaja disajikan agar arah
pedoman ini menjadi lebih jelas, tegas, dan terarah. Bagian ini berisi tiga hal utama, yaitu
pengertian PAUD, satuan dan sistem penyelenggaraan PAUD di Indonesia serta pentingnya satuan
pendidikan PAUD memiliki kurikulum berkualitas.
Bagian ketiga berisi tentang pengertian, landasan dan rujukan, serta prinsip pengembangan
kurikulum operasional PAUD. Terdapat tiga hal yang dipaparkan, yaitu pengertian, landasan dan
rujukan kurikulum operasional PAUD serta prinsip-prinsip pengembangan kurikulum operasional
PAUD. Paparan ini sengaja disajikan agar para pengembang kurikulum operasional PAUD lebih
terkendali, terukur, dan tepat sasaran.
Bagian keempat berisi tentang komponen-komponen kurikulum operasional PAUD yang
dapat dikembangkan. Bagian ini memuat dua paparan, yaitu komponen inti kurikulum operasional
PAUD serta komponen penyempurna kurikulum operasional PAUD.
Bagian kelima berisi tentang langkah-langkah pengembangan kurikulum operasional PAUD.
Bagian ini berisi lima paparan tentang tahapan utama dalam pengembangan kurikulum operasional
PAUD, yaitu tahap persiapan dan koordinasi, tahap analisis konteks dan potensi, tahap
pengembangan komponen inti kurikulum operasional PAUD, tahap pengembangan komponen
penyempurna kurikulum operasional PAUD, serta tahap pengemasan naskah akhir kurikulum

operasional PAUD.
Bagian keenam merupakan bagian pengambilan keputusan, yaitu berisi tentang pengesahan
dan pemberlakuan kurikulum operasional PAUD. Terdapat tiga hal yang dipaparkan, yaitu

3

pengesahan kurikulum operasional PAUD, pemberlakuan kurikulum operasional PAUD serta masa
revisi dan perbaikan kurikulum operasional PAUD yang telah dikembangkan.
Bagian ketujuh merupakan bagian penyempurna pedoman ini, yaitu penutup. Pada bagian ini
mengingatkan kembali betapa pentingnya satuan pendidikan PAUD memiliki kurikulum operasional
yang sempurna karena dampaknya begitu besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selama
hidupnya. Semoga setiap satuan pendidikan PAUD dapat melahirkan kurikulum operasional PAUD
yang terbaik bagi setiap anak Indonesia.

4

BAB II
DASAR-DASAR PENGEMBANGAN
KURIKULUM OPERASIONAL PAUD
A. Pengertian

Kurikulum Operasional PAUD adalah suatu kurikulum yang dikembangkan dan dilaksanakan
oleh setiap satuan PAUD sesuai dengan kondisi, potensi, serta daya dukung yang tersedia dan dapat
diupayakan di satuan PAUD masing-masing.
B. Landasan dan Rujukan
Satuan PAUD di mana pun di Indonesia penting memiliki kurikulum yang komprehensif dan
berkualitas sebagai acuan penyelenggaraan, pengelolaan standar dan patokan pengukuran
keberhasilan pencapaian tujuan, serta keseluruhan kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
Landasan dan rujukan utama dalam pengembangan kurikulum operasional PAUD adalah
Standar Nasional PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Terdapat empat standar yang harus dipedomani, yaitu (1) Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan (STPP); (2) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPTK);
(3) Standar Isi, Proses, dan Penilaian (SIPP); serta (4) Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan,
dan Pembiayaan (S2P3).
Standar Nasional PAUD dalam konteks pengembangan kurikulum operasional PAUD berfungsi
sebagai SPM (Standar Pencapaian/Pelayanan Minimum). Penyelenggara/Pengelola satuan PAUD
diharapkan dapat menyusun kurikulum operasional yang bermutu dengan keunggulan masingmasing sesuai dengan misi dan misi lembaganya. Penyelenggara/Pengelola dapat melengkapi atau
menambahkan standar atau rujukan lainnya, dengan memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut.
1. Standar atau rujukan lain berfungsi memberi penguatan pencapaian Standar Nasional PAUD

sebagaimana yang dituangkan dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009.

2. Standar atau rujukan lain dapat berupa nilai, kajian filosofis, kajian teoretis maupun semboyan

tertentu yang tidak bertentangan dengan dasar hukum, kebijakan pengembangan PAUD di
Indonesia, kaidah sosial-budaya, dan perkembangan IPTEK yang diakui dan diterima di
Indonesia. Standar tersebut dapat bersumber dari kitab suci (seperti Al-Qur’an dan Alkitab, ),
dari pandangan filsafat, penggalian nilai budaya, kajian riset-empiris (best practices), dan
sebagainya.
3. Dalam keadaan khusus, satuan PAUD dapat mengakomodasi dan/atau menggunakan kurikulum

yang bersumber dari luar negeri. Kurikulum hendaklah diselaraskan dengan Standar Nasional
PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam Permendiknas Nomor 58/2009 tersebut. Upayaupaya penyelarasan dapat dilakukan secara mandiri oleh penyelenggara/pengelola atau melalui
bantuan dan advokasi khusus dari dinas pendidikan setempat.
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional PAUD
Beberapa prinsip pengembangan kurikulum yang harus dipegang dan dijunjung tinggi agar
lebih terfokus, tepat sasaran, dan terkendali adalah sebagai berikut.
1. Prinsip Umum Pengembangan

5

Prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum operasional

PAUD di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Menyeluruh (Holistik Integratif)

Komponen kurikulum yang dikembangkan mencakup keseluruhan ranah perkembangan
peserta didik (holistik), minimum sesuai dengan tuntutan perkembangan yang dituangkan
dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPP) yang digariskan dalam
Permendiknas Nomor 58/2009.
Integratif dimaksudkan adalah segala upaya yang dilakukan dengan menggunakan langkah
terpadu, baik pada upaya pemenuhan layanan pedagogis, layanan kesehatan, layanan gizi
maupun layanan perlindungan. Layanan pedagogis berfokus pada stimulasi perkembangan
anak terutama pada stimulasi perkembangan mental-intelektual dan sosial-emosional; layanan
kesehatan dan gizi terutama ditujukan untuk membantu pertumbuhan anak, sedangkan
layanan perlindungan ditujukan agar tumbuh-kembang lebih optimal, yaitu dengan cara
dukungan kondisi dan lingkungan nyaman (savety) dan aman (security), yaitu yang ramah,
bersahabat, bebas dari kecemasan, tekanan, dan rasa takut.
b. Relevan
Pengembangan kurikulum selaras dengan tujuan pendidikan di Indonesia, nilai (values),
moral, dan budaya, serta visi-misi lembaga, juga selaras dengan tahap perkembangan anak.
Pengembangan kurikulum juga harus relevan dengan kemajuan perkembangan keilmuan dan
teknologi yang mendukung optimalnya layanan PAUD.

c. Memadai
Kurikulum menempatkan anak sebagai pusat tujuan. Kurikulum operasional PAUD yang
dikembangkan memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan
tingkat usia anak (age appropriateness), memenuhi perkembangan sosial dan budaya anak
(social and cultural appropriateness), serta selaras dengan karakteristik dan kekhasan
perkembangan individu anak (individual appropriateness).
d. Sistematis
Kurikulum memuat komponen-komponen yang berperan dalam pengembangan program
PAUD. Komponen-komponen dalam kurikulum operasional membentuk satu keutuhan yang
saling terkait dan memberi pengaruh dalam mendukung terjadinya keutuhan kurikulum
operasional PAUD yang dikembangkan.
e. Kontinuitas
Memiliki kesinambungan dalam pengembangan kurikulum/program layanan, baik secara
vertikal (antarlevel kurikulum dalam melayani setiap tahapan usia perkembangan, dari usia
paling rendah, menuju usia yang lebih tinggi), maupun secara horizontal (di setiap level
kurikulum atau dalam melayani setiap tahapan/kelompok perkembangan anak: pada masa
bayi, batita, balita, prasekolah, dan seterusnya. Intinya setiap tahapan terlayani secara
komprehensif/holistik).

f. Konsisten

Konsisten adalah taat asas atau ajek pada kaidah dan rambu-rambu pengembangan kurikulum
PAUD yang semestinya dan telah digariskan. Kurikulum harus konsisten, baik dengan
kebijakan, kerangka pengembangan maupun kaidah-kaidah yang terkait dengan pendidikan
6

anak usia dini, seperti Penerapan Layanan yang berpusat pada anak, penerapan bermain
dalam kegiatan anak, penerapan pembelajaran terpadu (tematik), integrasi pendidikan
karakter, pengakuan hak anak dalam kegiatan, mengakomodasi layanan kesehatan dan gizi,
serta mengintegrasikan dukungan keluarga/orang tua dalam pengembangan kurikulum
operasionalnya.
g. Fleksibel
Yang dimaksud dengan fleksibel adalah bahwa keseluruhan komponen kurikulum dapat
mengakomodasi keragaman konteks dan dinamika yang ada/terjadi, baik peserta didik,
pendidik, potensi satuan PAUD, lingkungan budaya, harapan masyarakat (orang tua), serta
berbagai perubahan/pembaharuan yang terjadi, baik secara internal di satuan pendidikan
PAUD, maupun secara eksternal dalam lingkup bidang PAUD pada umumnya.
h. Penerapan Pendekatan Bermain
Bermain dijadikan sarana dan media utama dalam menfasilitasi pertumbuhan, perkembangan,
dan membangun pengetahuan pada setiap anak. Bermain yang dikembangkan adalah bermain
yang memberi dampak pertumbuhan dan perkembangan pada anak (developmentally

impacts) serta yang membantu berkembangnya potensi belajar setiap anak (learning
impacts). Oleh karena itu, bermain untuk anak usia dini hendaklah dirancang yang betul-betul
dapat menjadi sarana yang bersifat menyenangkan, fungsional, dan efektif membelajarkan
anak (joyful learning activities). Dengan demikian, kurikulum operasional PAUD yang
dikembangkan dapat menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan melalui kegiatan
bermain.
i. Penggunaan Pendekatan Tematik
Tema adalah gagasan utama atau konsep kunci (key concepts) yang dapat memayungi
keseluruhan ‘tindakan kurikulum’ yang akan diberikan kepada anak. Tema merupakan
gagasan pengikat, baik untuk mengikat kemampuan, materi, maupun kegiatan yang akan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kurikulum yang dikembangkan dalam Kurikulum
Operasional PAUD. Tema-tema yang digunakan dalam Kurikulum Operasional PAUD
hendaklah sesuai dengan karakteristik pendidikan anak usia dini, yaitu menfasilitasi anak usia
0-6 tahun. Persyaratan secara khusus dapat disimak pada bagian pengembangan tema pada
Bab V.
j. Penerapan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan kunci dari seluruh wujud Kurikulum Operasional PAUD,
dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Kurikulum Operasional PAUD yang
dikembangkan hendaklah dikemas dan diwarnai oleh pendidikan karakter secara bermakna.
Dengan demikian, sasaran pertumbuhan dan perkembangan anak bukan hanya kematangan,
tetapi membangun anak Indonesia yang matang secara komprehenship. Dengan kata lain,
Kurikulum Operasional PAUD menjadi cikal-bakal mengantarkan anak Indonesia yang
cerdas komprehensif. Jika diterjemahkan secara lebih operasional, cerdas komprehensif di
sini meliputi 1) terjadinya pertumbuhan anak yang sehat, 2) perkembangan anak yang
matang, serta 3) terbentuknya kepribadian anak yang berkarakter.
2. Prinsip Khusus Pengembangan
Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan Kurikulum Operasional PAUD mengacu kepada
pengoptimalan prinsip umum, sebagai berikut.
a. Selektif dan Sistematis.

7

b.

c.

d.

e.

f.

Kurikulum dirancang secara selektif dan sistematis dari merencanakan hingga evaluasi, baik
saat memilih tujuan, teknik, konten, prosedur maupun metode pembelajarannya, yang
diselaraskan dengan cara, gaya, dan minat belajar anak, serta sejalan dengan sistem
evaluasi/penilaiannya.
Jelas, Terukur, dan Mudah Dipahami
Tujuan, teknik, konten, prosedur, metode pembelajaran, serta teknik evaluasi yang dipilih dalam
kurikulum disusun secara jelas dan terukur serta dipahami oleh semua komponen yang terlibat
dalam pembelajaran di satuan PAUD, bukan hanya dipahami oleh pengelola dan guru semata
tetapi juga oleh pegawai administratif dan orang tua.
Membuka Kesempatan Belajar Anak Membangun Pengalamannya
Kurikulum dirancang untuk membuka kesempatan belajar anak membangun pengalamannya
dalam proses transmisi, transaksi, dan transformasi keterampilan, nilai-nilai, dan karakter di
bawah bimbingan guru. Proses penerapan kurikulum bersifat aktif ketika anak menjadi
penggagas dan pelaksana kegiatan bermain, menggunakan ide-ide baru yang diperoleh dari
pengalaman untuk belajar pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sederhana.
Berdampak Jangka Panjang
Kurikulum dirancang untuk membangun pengetahuan yang bermakna bukan hanya sekadar
untuk dapat menjawab tes-tes, ujian, kuis, atau pengetahuan jangka pendek, melainkan
dirancang untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang berdampak jangka panjang dan
bersifat proses aplikasi pengetahuan yang sederhana hingga kompleks, serta keterampilan
fungsional.
Berpusat pada Komunitas Lingkungan
Kurikulum dirancang dengan memasukkan lingkungan fisik dan budaya ke dalam proses
pembelajaran untuk membangun kesesuaian antara pengalaman yang sudah dimiliki anak
dengan pengalaman baru tentang lingkungan dan norma-norma komunitas di dalamnya. Norma
lingkungan harus mendorong anak untuk belajar dari satu sama lain dan mendukung satu sama
lain.
Penilaian Berpusat pada Anak Dan Lingkungan
Kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi fokus utama penilaian. Jenis,
prosedur, dan teknik penilaian dipilih selaras dengan tujuan dan kebutuhan pembelajaran yang
nyata. Umpan balik diberikan secara konsisten sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan
kondisi anak, sehingga kualitas layanan/kurikulum, semakin hari semakin fungsional dan
relevan dengan kondisi anak dan lingkungannya.

8

BAB III
KOMPONEN-KOMPONEN
KURIKULUM OPERASIONAL PAUD
Komponen Kurikulum Operasional PAUD merupakan hal-hal pokok yang penting tertuang
dalam kurikulum yang dimiliki dan dikembangkan pada setiap satuan PAUD. Komponen Kurikulum
Operasional PAUD, baik yang penyelenggaraannya dengan model tersendiri maupun dengan model
terpadu jumlah komponen minimalnya sama. Terdapat dua pengelompokan komponen Kurikulum
Operasional PAUD, yaitu 1) komponen inti dan 2) komponen pelengkap/penunjang. Kedua kelompok
komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kedua kelompok komponen
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
A. Komponen Inti Kurikulum Operasional

Komponen inti adalah komponen utama yang harus ada dan tersedia dalam Kurikulum
Operasional PAUD yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan atau satuan PAUD. Terdapat tujuh
komponen inti Kurikulum Operasional PAUD, seperti berikut ini.
1. Landasan dan Rujukan
Berisi landasan dan rujukan yang dijadikan acuan atau inspirasi dalam pengembangan Kurikulum
Operasional PAUD. Landasan dan rujukan utama adalah Permendiknas Nomor 58/2009 tentang
Standar Nasional PAUD, sedangkan landasan dan rujukan lainnya dapat digunakan, sesuai dengan
rambu-rambu dan ketentuan sebagaimana yang telah dipaparkan di bagian awal.
2. Visi, Misi, dan Tujuan
Berisi paparan dan penyajian tentang visi, misi dan tujuan satuan pendidikan PAUD.
a. Visi Lembaga
Visi merupakan cita-cita satuan pendidikan yang bersifat jauh ke depan, ideal, dan bernilai mulia.
Muatan visi biasanya merupakan mimpi dari para penyelenggara atau pendiri satuan pendidikan
PAUD. Visi yang dirumuskan dapat menjadi motivasi bagi semua pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan PAUD. Secara teknis, rumusan suatu visi satuan pendidikan PAUD
hendaklah padat, bermakna, dan bermuatan nilai tinggi serta mengandung kekhasan/keunggulan
yang dibangun dari potensi lokal (local wisdom).
b. Misi Lembaga
Misi adalah upaya umum yang ditempuh oleh satuan pendidikan PAUD dalam rangka
mewujudkan visi satuan pendidikan yang telah dirumuskan. Unsur misi biasanya menyangkut tiga
hal utama, yaitu wujud konkret outcome, wujud konkret pengelolaan, serta wujud konkret bentuk
satuan pendidikan. Secara teknis, rumusannya lebih banyak dari jumlah rumusan visi, setidaknya
minimal dua rumusan.

c. Tujuan Lembaga
9

Tujuan lembaga adalah perumusan secara umum tentang gambaran perilaku dan kemampuan dari
anak sebagai peserta didik dan merupakan dampak dari layanan yang disediakan oleh satuan PAUD.
Dampak akhirnya adalah dapat mengantarkan setiap peserta didik menjadi anak Indonesia harapan,
sebagaimana yang dicita-citakan dalam kerangka pembanguan PAUD di Indonesia.
3. Struktur dan Muatan
Struktur dan muatan kurikulum berisi bidang pengembangan yang dikembangkan dan menjadi
target pencapaian, baik bidang pengembangan utama sesuai dengan Permendiknas Nomor 58/2009,
maupun bidang pengembangan penunjang (muatan lokal atau tambahan) yang dikembangkan secara
terintegrasi oleh satuan pendidikan PAUD ke dalam Kurikulum Operasional PAUD yang dibuatnya.
4. Program dan rencana pembelajaran
Program dan rencana pembelajaran berisi program/perencanaan yang dikembangkan sesuai
dengan jeda kurikulum yang ditentukan oleh satuan pendidikan atau satuan PAUD yang
mengembangkan Kurikulum Operasional. Sekurang-kurangnya terdapat lima jeda program, yaitu
program tahunan, program semester, program bulanan, program mingguan, dan program harian.
5. Strategi dan Pengelolaan Pembelajaran
Strategi dan pengelolaan pembelajaran berisi tentang segenap upaya dan cara-cara yang
ditempuh dalam pengelolaan pembelajaran atau kegiatan oleh pendidik dalam memberikan
pengalaman, mengenalkan konsep pengetahuan, keterampilan, serta membentuk perilaku yang
sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangan anak.
6. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin berisi jadwal harian, rangkaian kegiatan yang akan diterapkan pada satuan PAUD
dan diikuti anak selama satu hari serta memuat materi-materi/nilai-nilai yang akan ditanamkan
kepada peserta didik secara berulang-ulang sepanjang tahun, dalam rangka pembentukan perilaku
dan pembiasaan yang mendukung melekatnya karakter positif peserta didik.
7. Evaluasi /Penilaian
Evaluasi/penilaian berisi tentang cara, bentuk/jenis penilaian yang digunakan, format dan bentuk
raport, serta mekanisme penyampaian perkembangan anak kepada orang-tua dan pemangku
kepentingan.
B. Komponen Pelengkap/Penunjang Kurikulum Operasional

Komponen pelengkap/penunjang adalah komponen penyempurna yang menggenapi
kelengkapan naskah Kurikulum Operasional dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
penyajian maupun pengesahan dokumen Kurikulum Operasional PAUD yang dikembangkan oleh
setiap satuan PAUD. Minimal terdapat empat komponen pelengkap/penunjang yang dapat
digabungkan dengan komponen inti, yaitu: 1) Profil Satuan Pendidikan (penyelenggara, pengelola
dan pendidik), 2) Sejarah Singkat Satuan Pendidikan, 3) Alamat dan Peta Lokasi Satuan Pendidikan,
serta 4) Status Satuan Pendidikan (negeri/swasta, izin operasional, akreditasi, dll)
Keempat komponen tersebut dapat dikembangkan lebih jauh sesuai dengan kekhasan, potensi,
dan cita-cita satuan pendidikan yang bersangkutan. Jadi, komponennya dapat saja bertambah sesuai
dengan kebutuhan satuan pendidikan. Di samping itu, secara teknis, naskah Kurikulum Operasional
PAUD yang telah disusun dapat dilengkapi dengan kata pengantar, lembar pengesahan, daftar isi,
kepustakaan/sumber, dan lampiran-lampiran yang diperlukan. Yang jelas, komponen penyempurna
ini hendaklah selaras dengan komponen inti dari Kurikulum Operasional PAUD.

10

BAB IV
LANGKAH PENGEMBANGAN
KURIKULUM OPERASIONAL PAUD
Dalam pengembangan kurikulum operasional PAUD ditempuh melalui lima langkah. Kelima
langkah dalam pengembangan Kurikulum Operasional PAUD, yaitu: 1) Persiapan dan Koordinasi, 2)
Analisis Konteks dan Potensi, 3) Pengembangan Komponen Inti Kurikulum Operasional PAUD, 4)
11

Pengembangan Komponen Penyempurna Kurikulum Operasional PAUD, dan 5) Naskah Akhir
Kurikulum Operasional PAUD.
Kelima langkah pengembangan Kurikulum Operasional PAUD tersebut hendaklah dilakukan
secara simultan dan terus-menerus sehingga membentuk siklus. Tahapan tersebut secara simultan dapat
disajikan sebagai berikut.

Secara terperinci setiap langkah pengembangan Kurikulum Operasional PAUD tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
A.Persiapan dan Koordinasi
Tahap persiapan diawali dengan pembentukan tim pengembang kurikulum. Tim pengembang
kurikulum di setiap satuan PAUD adalah para guru, staf dan unsur satuan pendidikan lain (kepala
satuan/pengelola, penyelenggara) yang bekerja di satuan PAUD tersebut. Akan tetapi, untuk
keperluan pengembangan kurikulum yang lebih jauh, tim pengembang dapat dilengkapi dengan
pihak-pihak yang dianggap kompeten dan relevan, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Penilik/pengawas
Penilik atau pengawas sebagai pembina dan pengendali mutu setiap satuan pendidikan PAUD,
perlu menguasai sebaik-baiknya pedoman ini sehingga arah pembinaan menjadi lebih efektif
dalam peningkatan mutu setiap satuan pendidikan yang berada di bawah binaannya.
2. Orang Tua/Masyarakat
Orang tua dan masyarakat sebagai pihak yang menitipkan anaknya pada satuan pendidikan
PAUD perlu memahami pedoman ini juga sehingga dapat memberikan masukan pada saat
kurikulum dikembangkan pada suatu satuan pendidikan atau satuan PAUD.
3. Pemangku Kepentingan Lain
Pemangku kepentingan lain, terutama pihak-pihak yang terkait langsung dengan peningkatan
mutu PAUD hendaklah dapat mempelajari pedoman ini sebaik-baiknya. Di antara pihak tersebut
adalah pimpinan/pejabat dinas pendidikan, penggiat PAUD, pemerhati PAUD, serta pakar dan
peneliti bidang PAUD.
Agar pengembangan Kurikulum Operasional PAUD dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, maka membutuhkan persiapan dan koordinasi dengan berbagai pihak. Persiapan
12

berkaitan dengan pengaturan jadwal dan mengumpulkan bahan informasi yang dibutuhkan, baik
berupa perundangan/peraturan, buku referensi maupun dokumen-dokumen penting lainnya. Di
antara dokumen penting yang harus dipersiapkan adalah:
1.Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
2.Kerangka pembangunan PAUD Indonesia atau Renstra Pembangunan PAUD di daerah
3.buku-buku terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
4.buku-buku terkait dengan dasar teori dan pandangan tentang pendidikan anak usia dini
5.buku-buku tentang pemenuhan kesehatan dan gizi anak usia dini
6.buku-buku tentang sumber inspirasi tentang nilai dan karakter, baik berupa kitab suci, seperti AlQur’an, Kumpulan Hadits dan Alkitab
7.buku pedoman pengembangan Kurikulum Operasional PAUD
8.buku lain yang dianggap perlu dan dapat dijadikan referensi
Koordinasi dilakukan bertujuan memastikan pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam
pengembangan Kurikulum Operasional PAUD dapat menyamakan persepsi, berpartisipasi, dan
berkontribusi secara optimal.
B. Analisis Konteks dan Potensi
Analisis terkait dengan konteks dan potensi amat penting untuk dilakukan dengan cermat.
Terkait dengan analisis konteks biasanya diarahkan pada ruang kebijakan, peraturan, landasan,
rujukan, nilai serta hal yang berkaitan dengan rasional pengembangan Kurikulum Operasional
PAUD. Analisis konteks sangat penting dilakukan agar kurikulum yang dikembangkan dapat
diterima, lebih sesuai dengan kaidah peraturan serta tidak menyimpang dari landasan, payung
kebijakan pengembangan dan nilai-nilai yang ada dan dijunjung tinggi. Secara kontekstual hal yang
menjadi prioritas untuk dianalisis, di antaranya:
1.Arah Kebijakan Pembangunan dan Pengembangan PAUD di Indonesia, baik arah dan kebijakan
jangka pendek maupun yang jauh ke depan;
2.standar pendidikan yang akan dijadikan rujukan pengembangan Kurikulum Operasional PAUD.
Untuk saat ini mengacu pada Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
3.acuan akademik, terutama terkait dengan dasar keilmuan yang terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini. Acuan akademik dapat merujuk kepada pandangan ahli
perkembangan dan ahli anak usia dini;
4.analisis filosofis tentang pandangan perilaku, hakikat dan cara belajar anak. Sama halnya, dengan
analisis akademik, analisis filosofis boleh merujuk pada satu pandangan saja atau pada beragam
pandangan;
5.analisis nilai-nilai dasar yang akan digunakan, baik nantinya akan mendukung rumusan visi-misi
maupun dalam mendukung rumusan setiap aspek kurikulum secara keseluruhan. Nilai tersebut
dapat diturunkan dari pandangan kitab suci, atau dari sumber lainnya;
6.analisis hasil evaluasi lembaga dan hasil evaluasi perkembangan anak.
Jika analisis konteks telah cukup dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis potensi. Analisis
potensi merupakan analisis terhadap keseluruhan daya dukung yang diperkirakan dapat potensial
digunakan dalam pengembangan dan penyuksesan kurikulum yang dikembangkan. Analisis potensi
menindaklanjuti segala rasional yang telah diputuskan melalui analisis konteks. Berbagai potensi
yang harus dianalisis, di antaranya potensi sumber daya manusia yang meliputi tenaga pendidik dan
tenaga lainnya yang terlibat dalam pengelolaan satuan PAUD, potensi anggaran atau keuangan,
potensi material, barang, dan kebendaan, potensi sosial, budaya dan kemasyarakatan, serta potensi
lainnya yang dianggap berharga.

13

C.Pengembangan Komponen Inti Kurikulum Operasional PAUD
Bagian ini adalah bagian utama dalam keseluruhan penggunaan pedoman ini. Terdapat tujuh
komponen Inti Kurikulum Operasional PAUD yang perlu dikembangkan, yaitu: 1) landasan dan
rujukan, 2) visi, misi, dan tujuan, 3) struktur, konsep, dan strategi pembelajaran, 4) muatan/materi
kurikulum, 5) program rutin, 6) program pembelajaran, serta 7) evaluasi/penilaian yang digunakan.
Komponen-komponen tersebut cara pengembangannya akan dipaparkan satu per satu.
1. Pengembangan Landasan dan Rujukan
Pengembangan landasan dan rujukan dimaksudkan adalah menentukan landasan dan rujukan
yang dijadikan acuan dan inspirasi dalam pengembangan Kurikulum Operasional PAUD. Landasan
dan rujukan yang dimaksudkan adalah yang bersifat yuridis, empiris, atau operasional.
Landasan dan rujukan utama dalam pengembangan KTSP PAUD adalah Standar Nasional
PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58
Tahun 2009. Terdapat empat standar yang harus dipedomani, yaitu (1) standar tingkat pencapaian
perkembangan (STPP); (2) standar pendidik dan tenaga kependidikan (SPTK); (3) standar isi, proses,
dan penilaian (SIPP); dan (4) standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan (S2P3).
Secara lengkap, rumusannya dapat dilihat pada lampiran.
Standar Nasional PAUD dalam konteks pengembangan Kurikulum Operasional PAUD
berkedudukan sebagai SPM (Standar Pencapaian/Pelayanan Minimum). Penyelenggara/Pengelola
satuan PAUD diharapkan dapat menyusun kurikulum operasional yang bermutu dengan keunggulan
masing-masing sesuai dengan visi, misi, dan tujuan lembaganya. Penyelenggara/Pengelola dapat
melengkapi atau menambahkan standar atau rujukan lainnya, dengan memperhatikan rambu-rambu
sebagai berikut.
a. Standar atau rujukan lain yang berfungsi memberi penguatan pencapaian Standar Nasional

PAUD sebagaimana yang dituangkan dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009.
b. Standar atau rujukan lain dapat berupa nilai, kajian filosofis, kajian teoretis maupun atau

semboyan tertentu yang tidak bertentangan dengan dasar hukum, kebijakan pengembangan
PAUD di Indonesia, kaidah sosial-budaya, dan perkembangan IPTEK yang diakui dan diterima di
Indonesia. Standar tersebut dapat bersumber dari kitab suci (seperti: Al-Qur’an dan Alkitab, dll),
dari pandangan filsafat, penggalian nilai budaya, kajian riset-empiris (best practices), dan
sebagainya.
c. Dalam keadaan khusus, satuan PAUD yang mengakomodasi dan/atau menggunakan kurikulum

yang bersumber dari luar negeri, hendaklah juga diselaraskan dengan Standar Nasional PAUD
sebagaimana yang dituangkan dalam Permendiknas Nomor 58/2009 tersebut. Upaya-upaya
penyelarasan dapat dilakukan secara mandiri oleh penyelenggara/pengelola atau melalui bantuan
dan advokasi khusus dari dinas pendidikan setempat.

2. Pengembangan Visi, Misi, dan Tujuan
Pengembangan visi, misi, dan tujuan yang dimaksudkan dalam Kurikulum Operasional PAUD
adalah pengembangan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan atau satuan PAUD.
Visi merupakan cita-cita satuan pendidikan yang bersifat jauh ke depan, ideal, dan bernilai
mulia. Muatan visi biasanya merupakan mimpi dari para penyelenggara atau pendiri Satuan PAUD.
Visi yang dirumuskan dapat menjadi motivasi bagi semua pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan PAUD. Secara teknis, rumusan suatu visi satuan pendidikan

14

PAUD hendaklah padat, bermakna, dan bermuatan nilai yang tinggi. Oleh karena itu, rumusan
kalimatnya hendaklah tidak terlalu panjang dan mudah diingat.
Misi adalah upaya umum yang ditempuh oleh satuan pendidikan PAUD dalam rangka
mewujudkan visi satuan pendidikan yang telah dirumuskan. Unsur misi biasanya menyangkut tiga
hal utama, yaitu wujud konkret outcome berupa hasil keluaran proses pendidikan, wujud konkret
pengelolaan berupa tercapainya tujuan secara efektif dan efisien, serta wujud konkret bentuk satuan
pendidikan berupa gambaran mutu lembaga yang hendak dicapai. Secara teknis, rumusannya lebih
banyak daripada jumlah rumusan visi, setidaknya minimal dua rumusan.
Tujuan satuan pendidikan adalah tujuan yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan berkaitan
dengan profil akhir output/ keluaran/ hasil peserta didik yang difasilitasi di satuan pendidikan
PAUD. Berarti wujud profil output yang dirumuskan amat tergantung dari usia anak yang dilayani.
Jika satuan PAUD melayani anak usia 4 – 6 tahun misalnya di TK, profil output yang dirumuskan
adalah profil output untuk anak yang telah dilayani di TK. Jika satuan pendidikan PAUD adalah
Kelompok Bermain profil output yang dirumuskan adalah profil output untuk anak yang telah
dilayani di Kelompok Bermain. Rumusan tujuan satuan pendidikan dapat dirumuskan ke dalam dua
tingkatan, yaitu rumusan yang bersifat umum atau yang bersifat khusus.
3. Pengembangan Struktur, Konsep Muatan, dan Strategi Pembelajaran
Pengertian Struktur Kurikulum adalah penjabaran lingkup pengembangan yang akan dicapai
pada bidang pengembangan dalam kurikulum setiap satuan PAUD.
Struktur dan muatan kurikulum pada pendidikan anak usia dini berbeda dengan struktur dan
muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Struktur dan muatan kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berlandaskan muatan bidang ajar/pelajaran,
sedangkan pada pendidikan anak usia dini berlandaskan pada bidang perkembangan. Hal tersebut
disebabkan pembelajaran pada jenjang pendidikan anak usia dini berbasis tumbuh-kembang, atau
harus diselaraskan dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik (developmentally
appropriate practices).
Selaras dengan prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Operasional yang mengacu kepada
pertimbangan karakteristik, kondisi, kebutuhan, dan kekhasan setiap satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum setiap satuan pendidikan atau satuan PAUD di kelompokkan menjadi dua bagian
utama, yaitu struktur dan muatan kurikulum inti dan struktur dan muatan kurikulum khas satuan
pendidikan. Struktur dan muatan kurikulum inti adalah bidang pengembangan yang sesuai dengan
Standar Nasional Paud sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 58/2009,
seperti yang dituangkan dalam STTP (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak).
Sementara itu, struktur dan muatan kurikulum khas satuan pendidikan adalah muatan plus, lokal,
unggulan atau khas yang dianggap selaras dengan VISI, MISI, TUJUAN satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Struktur dan muatan kurikulum inti merupakan standar minimal yang harus dirumuskan dan
dicapai oleh setiap satuan pendidikan atau satuan PAUD yang ada di Indonesia. Sementara itu,
struktur dan muatan kurikulum khas adalah merupakan pengembangan dengan kriteria sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

selaras dengan struktur kurikulum dan muatan kurikulum inti,
merupakan penguatan untuk mewujudkan kurikulum muatan inti,
selaras dengan kebutuhan dan karakteristik perkembangan anak;
tidak bertentangan dengan landasan dan nilai pengembangan kurikulum yang ada;
tidak memberatkan anak dan orang tua sebagai komponen utama dalam penerapan kurikulum;
mengedepankan potensi dan dukungan lingkungan sekitar serta sumber daya yang tersedia;
dapat diterapkan dengan optimal dan bertanggung jawab.
15

Untuk mendapatkan struktur kurikulum yang lebih jelas dan terukur, hendaklah dijabarkan ke
dalam sub lingkup perkembangan yang lebih rinci. Teknis pengembangan struktur dan muatan
kurikulum PAUD pada setiap satuan pendidikan PAUD sebagai berikut.
a. Bidang Perkembangan




Perkembangan Perilaku
Perkembangan Kemampuan Dasar
Perkembangan Bakat dan Minat (penambahan oleh Lembaga sesuai dengan kekhasan atau
unggulan lembaga).

b. Lingkup Perkembangan



Lingkup Perkembangan Nilai Agama dan Moral, dan Sosial-Emosional termasuk dalam
Bidang Perkembangan Perilaku (Pendidikan Karakter).
Lingkup Perkembangan Motorik, Kognitif, Bahasa, dan Seni termasuk dalam Bidang
Perkembangan Kemampuan Dasar.

c. Sub Lingkup Perkembangan
Sub Lingkup Perkembangan merupakan jabaran dari Lingkup Perkembangan. Sub lingkup
perkembangan dalam pedoman ini memperkuat dan melengkapi Sub Lingkup Perkembangan di
dalam Standar PAUD. Penjabaran sub lingkup perkembangan adalah sebagai berikut:


Sub Lingkup Perkembangan Nilai Agama dan Moral:
 Hubungan diri dengan Pencipta
Konsep yang dikembangkan dalam Sub Lingkup Perkembangan ini adalah bagaimana
anak sejak usia dini mengenal dan memahami bahwa dirinya adalah makhluk yang
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Pencipta. Tuhan dengan sifat-sifat Nya yang penuh
kasih sayang selalu menuntun ke arah kebaikan dan keselamatan. Dengan keyakinan ini
muncul kerelaan dan kesadaran untuk menjalani ajaran-ajaran yang ditetapkan dalam
agama-Nya.
 Hubungan diri dengan sesama
Konsep yang dikembangkan dalam Sub Lingkup Perkembangan ini adalah mengenalkan
pada anak bahwa ia merupakan bagian dari lingkungannya. Anak dikenalkan dengan
kemajemukan tetapi tetap saling menghargai perbedaan, termasuk perbedaan dalam
menjalankan ibadah agama. Dengan demikian anak biasa berteman dengan siapapun
yang memiliki keyakinan agama yang berbeda dengan dirinya.



Sub Lingkup Perkembangan Sosial-Emosional:
 Mengenal Diri Sendiri
Sub Lingkup Perkembangan ini memiliki banyak aspek yang perlu dikembangkan pada anak
yakni membangun kemampuan anak memahami dirinya sendiri (mengetahui apa yang
diinginkan dan tidak diinginkan, kemauan menolong diri sendiri, kemampuan beradaptasi
dengan lingkungan, mengelola emosi dan perasaan diri), membangun keteguhan diri (tidak
mudah putus asa, gigih melakukan sesuatu dari awal hingga akhir, memiliki rasa ingin tahu

16

dan berinisiatif melakukan hal-hal baru, berani ambil resiko, memiliki pengaturan/regulasi
diri, dan mencari solusi dari setiap masalah).
 Perilaku Prososial
Sub Lingkup Perkembangan ini membangun sikap dan perilaku anak yang dapat diterima
(well being), hidup bersama (to be life together) dalam kelompok dan masyarakat yang lebih
luas. Perilaku yang dimaksud adalah jujur, tanggung jawab, disiplin, menghargai,
menghormati, sopan santun, , adaptif, toleransi dan cinta damai, tolong menolong,
kerjasama, , partisipatif, kontributif, dan empati.


Sub Lingkup Perkembangan Motorik:
 Kemampuan Motorik Kasar
Konsep yang dikembangkan dalam Sub Lingkup Perkembangan ini adalah kemampuan
gerakan otot-otot besar untuk dapat melakukan banyak kegiatan menyenangkan. Latihan
gerakan motorik kasar untuk melatih kekuatan otot besar, kestabilan, keseimbangan,
kelincahan, dan kelenturan tubuh melalui kegiatan bermain yang menyenangkan.
 Kemampuan Motorik Halus
Konsep yang dikembangkan dalam Sub Lingkup Perkembangan ini adalah kekuatan otot
tangan, yang meliputi kelenturan gerakan pergelangan tangan jari-jari, koordinasi gerakan
tangan dan mata, koordinasi mata dan kaki. Gerakan-gerakan ini diperlukan untuk
koordinasi dalam melakukan banyak kegiatan yang mendukung kemandirian dan kesiapan
anak masuk sekolah.
 Kesehatan Fisik
Konsep yang dikembangkan dalam Sub Lingkup Perkembangan ini adalah pembiasaan
anak tentang kebiasaan hidup bersih dan kebiasaan mengkomsumsi makanan bersih, sehat
dan bergizi sebagai usaha menjaga kesehatan diri.



Sub Lingkup Perkembangan Kognitif:
 Pengetahuan Umum dan Sains
Konsep yang dikembangkan dalam Sub Lingkup Perkembangan ini fokus mengenalkan
kepada anak tentang pengetahuan umum dan sains, terutama terkait dengan lingkungan
yang ada di sekitarnya, baik lingkungan alam maupun sosial-ekonomi-budaya termasuk
mengenal orang-orang di sekitarnya, mata pencaharian, tempat-tempat fasilitas umum di
sekitarnya dan bagaimana mencapai tempat tersebut, seni dan atribut budaya.
Sub Lingkup Pengetahuan Umum dan Sains ini juga membangun pengetahuan tentang
hewan dan tumbuhan (makhluk hidup) yang ada di sekitarnya antara lain tentang cara
hidup, siklus kehidupan, rantai makanan, ekosistem, gejala alam (iklim, cuaca, siang
malam, perubahan suhu), dan lain-lain). Proses pemerolehan pengetahuan ini dilakukan
dengan cara observasi, memprediksi (memperkirakan), mencoba, menguji, menguraikan,
memanfaatkan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
 Pengetahuan Dasar Matematika
Pengenalan pengetahuan dasar matematika berupa logika dan pemecahan masalah yang
mencakup mengenal bentuk, membilang, mengukur, membandingkan, mengurutkan,
mengelompokkan, menghubungkan, membuat pola, mengenal waktu, dan mengenal posisi.
17

 Pengenalan Keterampilan Teknologi Sederhana
Pengenalan teknologi untuk membangun pemahaman dan keterampilan anak tentang
kegunaan dan cara kerja berbagai alat yang memudahkan manusia yang dapat dijumpai di
sekitarnya secara tepat, aman, dan benar.


Sub Lingkup Perkembangan Bahasa:
 Kemampuan Menerima Bahasa
Konsep yang dikembangkan dalam Sub Lingkup Perkembangan ini fokus pada membangun
kemampuan anak dalam memahami percakapan untuk mendapatkan informasi. yang benar.
Kemampuan menerima bahasa dibangun sejak usia dini yang dimulai dari kemampuan
membedakan bunyi, mendengarkan kosakata memahami arti kata yang berbeda intonasi,
hingga mengerti arahan sederhana.
 Mengungkapkan Bahasa
Konsep yang dikembangkan dalam Sub Lingkup Perkembangan ini fokus pada membangun
kemampuan anak mengungkapkan bahasa, kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan
berbicara yang jelas dan benar.
 Mengenal Keaksaraan Awal
Keaksaraan merupakan salah satu keterampilan dasar yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan anak di sekolah. Sub Lingkup Perkembangan ini tidak diartikan mengajarkan
membaca dan menulis sejak dini, tetapi membangkitkan dan memfasilitasi munculnya
kemampuan keaksaraan awal pada anak. Kemampuan keaksaraan awal membaca dimulai dari
anak mulai tertarik dengan buku bergambar, pura-pura membaca buku, mengidentifikasi
huruf-huruf yang ada pada namanya, mengenal simbol-simbol benda atau tempat yang
dikenalnya, tertarik dengan tulisan, meminta dibacakan tulisan secara berulang, hingga
akhirnya ia bisa membaca sendiri. Kemampuan keaksaraan menulis dimulai dengan coratcoret tak beraturan, coretan yang terarah, tulisan rumput, menjiplak huruf atau simbol,
menulis acak, hingga akhirnya dapat menulis dengan tepat.


Sub Lingkup Perkembangan Seni
.......................

d. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran berisi tentang segenap upaya dan cara-cara pengelolaan pembelajaran
atau kegiatan yang digunakan pendidik untuk memberi pengalaman, mengenalkan konsep
pengetahuan, keterampilan, serta membentuk perilaku yang sesuai dengan karakteristik dan tahap
perkembangan anak. Strategi pembelajaran meliputi model, pendekatan, metode, dan/atau teknik
yang diaplikasikan dalam proses pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat secara aktif,
eksploratif, konkret, kreatif dan menyenangkan yang dikemas dalam kegiatan bermain.
4. Pengembangan Muatan/Materi Kurikulum
Muatan dalam kurikulum operasional PAUD adalah penjabaran
konsep pengetahuan dan
keterampilan yang akan dikenalkan pada anak selama melakukan aktivitas di satuan PAUD.
Kedalaman dan keluasan muatan kurikulum mempertimbangkan tingkat perkembangan anak, visi,
misi, dan tujuan lembaga. Muatan kurikulum digali dari Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
yang tertera pada Permendiknas no. 58 tahun 2009 dan dapat diperkaya oleh satuan PAUD. Dengan
18

demikian, pengembangan muatan/materi kurikulum sangat terbuka dengan adanya perbedaan
keluasan dan kedalaman muatan kurikulum antar satuan PAUD.
Secara khusus, setiap pengetahuan dan keterampilan yang dipilih dan akan diberikan kepada peserta
didik sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Merupakan bagian dari kehidupan anak,
b. Membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
c. Bermakna bagi anak dan kehidupannya
d. Sesuai tahapan perkembangan
e. Mengembangkan istilah atau kosa kata yang bermanfaat.
f.
Memungkinkan dieksplorasi oleh anak dengan baik
g. Berupa konsep dan prinsip yang mendasar.
h. Berupa pengetahuan umum yang sering digunakan di lingkungan anak

19

5

Kegiatan Pembelajaran
Pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh satuan PAUD dikelompokkan ke
dalam kegiatan pembelajaran pembiasaan, terprogram dan spontan. Kegiatan
pembelajaran mencerminkan upaya pencapaian visi, dan misi lembaga Satuan PAUD,
yang diimplementasikan dalam Jadwal Kegiatan Harian Satuan PAUD.
a. Kegiatan Pembelajaran Pembiasaan

Kegiatan pembelajaran pembiasaan adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
selama/sepanjang tahun ajaran berlangsung untuk menanamkan pembiasaan dan
pembentukan karakter pada anak. Pengetahuan dan keterampilan yang dimasukkan ke
dalam kegiatan pembelajaran pembiasaan merupakan bagian dari muatan/materi
kurikulum yang sudah ditetapkan oleh lembaga satuan PAUD. Contoh pengetahuan dan
keterampilan yang dimasukkan ke dalam kegiatan pembelajaran pembiasaan misalnya
mengucapkan salam saat bertemu, berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu,
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama anak, mencuci tangan sebelum dan setelah
melakukan kegiatan, membuang sampah di tempatnya, dan lain sebagainya.
b. Kegiatan Pembelajaran Spontan

Kegiatan pembelajaran spontan adalah kegiatan pembelajaran yang berlangsung tanpa
direncanakan disebabkan adanya peristiwa/kejadian khusus. Peristiwa/kejadian khusus
yang mungkin terjadi misalnya, saat terjadi pembelajaran tiba-tiba ada pawai di jalan,
maka anak dapat diajak untuk melihat dan mendiskusikan sehingga dapat dilanjutkan ke
dalam pembelajaran atau ketika sekelompok anak menemukan ikan mati di bak, maka
rasa keingintahuan anak dapat dikembangkan lebih jauh ke dalam pembelajaran. Contoh
lainnya pada saat anak bermain mengalami suatu kejadian, maka hal tersebut dapat
dijadikan bahan pembelajaran.
c. Kegiatan Pembelajaran Terprogram

Kegiatan pembelajaran terprogram adalah kegiatan yang dirancang secara khusus dalam
bentuk program pada satuan waktu tertentu. Kegiatan pembelajaran terprogram meliputi
kegiatan terprogram rutin dan insidental. Kegiatan pembelajaran terprogram rutin berupa
kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak secara rutin untuk mengembangkan semua
kompetensi dasar anak. Misalnya kegiatan bermain di sentra/area/sudut/kelas. Kegiatan
terprogram insidental adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada saat tertentu
sesuai dengan kebutuhan dan situasi. Meskipun demikian, kegiatan ini tetap perlu
direncanakan dengan baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan
terprogram insidental misalnya kegiatan kunjungan lapangan, perayaan hari besar
nasional, perayaan hari besar keagamaan, outbond,dll.
6

Program Pembelajaran
Program pembelajaran dapat disusun dalam rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan,
mingguan dan harian. Pembuatan rencana kegiatan ini disesuaikan dengan sifat program dan
pendekatan yang ditetapkan lembaga dalam mencapai visi, misi, dan tujuan.
a. Program Tahunan
20

Program tahunan adalah rencana kegiatan lembaga untuk menuju visi, misi, dan tujuan
dalam periode satu tahun. Program tahunan ini dibuat menjelang tahun ajaran baru
dimulai. Program tahunan dapat berisi tentang konsep dan materi yang akan membangun
pengalaman belajar, kegiatan pembelajaran, kalender pendidikan, tema, dll. Program
tahunan ini disusun secara bersama antara pendidik dan tenaga kependidikan di satuan
PAUD, serta disosialisasikan kepada seluruh orang tua peserta didik.

b. Program Semester dimasuki anak bermain di dalamnya harus
Program semester merupakan rencana kegiatan yang merujuk pada program tahunan
yang disusun dalam rentang satu semester atau setara dengan enam bulan waktu
kalender. Program semester setidaknya memuat unsur konsep, muatan materi, dan
rencana kegiatan. . Rencana Kegiatan dalam program semester berisi berbagai aktivitas
yang akan dilaksanakan dari awal semester hingga akhir semester.
c. Program Bulanan
Program bulanan memuat komponen rencana kegiatan yang lebih spesifik yakni tema,
materi, pengembangan kosa kata dan pengetahuan, serta kegiatan bermain dan eksplorasi.
Program bulanan disusun oleh tim guru yang menangani anak pada kelompok tertentu.
Tema:
Tema merupakan bingkai keseluruhan kegiatan dan topik yang akan dijadikan
pembahasan dalam bermain dan bereksplorasi bersama anak. Harus diingat bahwa
pembelajaran anak usia dini terintegrasi dengan kehidupan anak. Oleh karena itu, tema
sebaiknya sesuai dengan prinsip-prinsip penentuan . Untuk satuan PAUD yang
menyelenggarakan layanan untuk anak dengan