PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

1

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VII A
DI SMP PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Secara umum, pendidikan
dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nlai budaya yang ada dalam masyarakat.
Di Indonesia, peranan pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia
berkepribadian yang sempurna, sebagaimana yang tercantum dalam SISDIKNAS
Bab II Pasal 3 sebagai berikut :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang
demokratis serta bertaggung jawab.2

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm, 3.
2 Ibid, hal.5.

2

Sejalan dengan tujua pendidikan nasional tersebut, pendidikan agama
Islam juga mempunyai tujuan yang sama, hal ini dapat dilihat dalam firman Allah
dalam surat Ali-Imran ayat 102, yang berbunyi :
    
      

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (Qs. Ali-Imran : 102)3
Tujuan pendidikan Agama Islam adalah membentuk dan membina akhlak

manusia baik anak-anak maupun orang dewasa kearah budi pekerti yang luhur
kaitannya sebagai hamba Allah maupun terhadap sesame manusia (lingkungan).
Dalam rangka merealisasikan berbagai tujuan pendidikan agama Islam
tersebut dibutuhkan lembaga pendidikan, adapun salah satu lembaga pendidikan
yang dapat merealisasikan tujuan pendidikan agama Islam tersebut adalah
lembaga pendidikan formal, didalam dunia pendidikan dikenal dengan adanya
proes belajar mengajar.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal disekolahsekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri
peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi
oleh llingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan ata materi pelajaran (buku, modul,
3 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Lubuk Agung, Bandung, 1989, hal.
92

3

selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenisnya), dan
berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead ,Perekam pita audia
dan video, radio, televise, computer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber

belajar dan lain-lain).4
Para ahli telah sepakat bahwa media pendidikan dapat mempertinggi
proses belajar

siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat

mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

5

Proses belajar mengajar dengan

bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang
cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar peserta didik dengan bantuan media akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan
media.
Pada penelitian ini , peneliti menggunakan media audio visual. Dimana
pengertian media audio visual itu sendiri adalah media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu media auditif dan media visual.

Mengingat penggunaan media yang ada dilokasi belum maksimal, padahal
menurut Azhar Arsyad :
“ Belajar dengan menggunakan indera ganda, pandang dan dengar
berdasarkan konsep yang mengatakan bahwa ada dua sistem ingatan manusia,
satu untuk mengolah symbol-simbol verbal kemudian menyimpannya dalam
proposisi image, dan yang lainnya untuk mengolah image nonverbal yang
kemudian disimpan dalam bentuk proposisi verbal. Akan memberikan
keuntungan bagi peserta didik. Peserta didik akan belajar lebih banyak dari pada
jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya
dengan stimulus dengar.”6
4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Press, 2002, hal.1
5 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, hal.243
6Azhar Arsyad, Op.Cit, hal. 9

4

Para ahli memiliki pandang searah mengenai hal itu . Menurut Dale
menyataka bahwa “Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang
dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya kurang lebih 75% hasil belajar
seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar 13% diperoleh

melalui indera dengar dan 12% lagi dengan indera lainnya”.7
Ada dua unsur yang amat penting dalam pembelajaran yaitu metode
mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media mengajar
yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan
dalam pemilihan media, antara lain tujuan media pengajaran, jenis tugas dan
respons yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung dan
konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.8
Penelitian ini dilakukan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama .Tugas
pendidikan pada fase ini adalah menumbuhkan potensi-potensi indera dan
psikologis, seperti pendengaran, penglihatan dan hati nurani. Oleh karena itu
pembelajaran melalui media audio visual di rasa cocok, karena dengan perantara
media audio visual para peserta didik akan lebih aktif di dalam pembelajaran,
mereka tidak hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru, tetapi mereka
juga akan melakukan aktivitas, seperti mendengar, melihat, mengamati, dan
memahami secara konkret mengenai materi yang sedang dipelajari. Sehingga
7 ibid
8 Ibid. hal. 15

5


materi dapat lebih dipahami oleh para peserta didik, dan memungkinkan peserta
didik menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila didukung
dengan media yang memadai. Sehingga akan memberikan kemudahan bagi guru
dalam menerapkan metode pengajaran yang direncanakan selain itu peserta didik
akan senang dan mudah dikondisikan.
Manfaat penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar sangat
penting. Kehadiran media sangat membantu peserta didik dalam memahami
konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa.
Ketidakmampuan guru menjelaskan suatu bahan itulah dapat diwakili oleh
peranan media . tidak hanya pada mata pelajaran umum yang diajarkan Sekolah
Menengah Pertama (SMP), pada mata pelajaran agama Islam pun dianjurkan
untuk menerapkan penggunaan media dalam proses belajar mengajar. Khususnya
penggunaan media audio visual, karena media ini dianggap memiliki
kemampuan yang lebih baik dibanding dengan media audio ataupun media
visual.
Materi pendidikan agama Islam dirasa sesuai untuk dikembangkan
dengan media audio visual, misalnya ketika menjelaskan contoh perilaku kerja
keras, tekun ulet, dan teliti. Materi ini akan lebih menarik ketika dikembangkan

dengan media audio visual, misalnya dengan menggunakan film, video,
mikromedia flash ataupun windows movie maker.

6

Berdasarkan hasil observasi prasurvay yang dilakukan oleh peneliti di
SMP Perintis 1 Bandar Lampung. Proses belajar mengajar masih berpusat pada
guru, sehingga membuat peserta didik kurang aktif didalam proses belajar
mengajar dalam penyajian materi pada mata pelajaran Pendidika Agama Islam.
Selain itu juga

terlihat kurangnya minat peserta didik dalam mempelajari

Pendidikan Agama Islam, salah satunya disebabkan oleh kemonotonan dan
kurangnya variasi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Proses pembelajaran
yang dilaksanakan dengan metode ceramah akan membuat peserta didik kurang
bergairah dalam belajar serta akan menciptakan verbalisme pada peserta didik
yang pada akhirnya akan menyebabkan peserta didik mengantuk sehingga materi
yang disampaikan tidak dapat ditangkap secara maksimal oleh peserta didik.
Oleh karena itu perlu adanya variasi dan inovasi dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM) agar perhatian peserta didik terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam lebih meningkat. Hal ini dapat disiasati, salah satunya
dengan cara memberikan atau membuat pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang berkaitan dengan kenyataan sehari-hari peserta didik dan sesuai kesenangan
peserta didik. Dalam PBM, variasi pembelajaran dapat berupa model dan metode
pembelajaran atau adanya penggunaan media yang dapat meningkatkan minat
belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Salah satu
jenis media pembelajaran adalah media audio visual, dimana perpaduan suara
dan gambar gerak maupun gambar diam merupakan dominasi dalam media ini.
Salah satu variasi dan inovasi dalam pembelajaran itu adalah mengajak peserta

7

didik dengan menonton video, dimana materi sudah dikolaborasikan dengan
kisah-kisah atau kejadian nyata yang ada disekitar lingkungan peserta didik,
sehingga peserta didik akan lebih tertarik dan berminat untuk belajar Pendidikan
Agama Islam.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan pada saat pra survey
terhadap guru Pendidikan Agama Islam yang bernama USMAN, BA. di SMP
Perintis 1 Bandar Lampung, diketahui bahwa :

“Dalam mengajar guru Pendidikan Agama Islam masih menggunakan
metode ceramah dan Tanya jawab dalam proses belajar mengajar. Selain itu guru
juga menggunakan media gambar pada papan tulis, tapi hasil belajar peserta
didik belum optimal. Disamping itu juga banyaknya peserta didik yang tidak
memperhatikan pelajaran ketika guru menerangkan pelajaran, Serta masih
banyak peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 75”. 9
Hal ini menunjukkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam peseta didik
di SMP Perintis 1 Bandar Lampung masih rendah sehingga belum mencapai
ketuntasan belajar. Berikut ini data awal hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menunjukkan bahwa hasil belajar mata
pelajaran ini masih rendah .

9 Hasil wawancara dan pengamatan terhadap guru Pendidikan Agama Islam

8

Tabel 1
Data Awal Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2013/2014

N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Nama Peserta Didik
Adek Erni Kurnia
Adisti Khainunicha
Agus Al-Amin Hutabarat
Alfyando Dwi Putra
Andi Yusuf
Andrian Saputra
Andriansyah Maulana
Anisa Nurhayati
Arisa Agustina
Asep Giyana Jaya
Ayu Lestari
Bima Arda Perlambang
Devi Fitriyani
Firgiawan Dwi. L
Fredy Darma. H
Gusti Raja
Hemalia Putri
Indi Ibrahim Susetio
Danu Priawan
M. Lutfi
M. Naufalgi
M. Taufiq Dwi Suyatmo
Mutiaras
Nandika Putra
Nisa Amelia
Ramadan Adi Ariawan
Rangga Riadhi Sandhi
Riki Darmawan
Riska Julianti
Rizki Putra Pratama
Robbianto
Salsabila Indah. P
Shavira Putri Alifia
Vera Yunita

L/P

KKM

Nilai

P
P
L
L
L
L
L
P
P
L
P
L
P
L
L
L
P
L
L
L
L
L
P
L
P
L
L
L
P
L
L
P
P
P

80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80

50
62
42
80
68
43
60
82
70
85
73
85
71
47
63
83
80
62
63
70
80
70
85
69
72
82
69
87
82
70
40
82
85
85

Keterangan
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas

9

35
36
37
38

Yohana Adlia Safitri
Yulika Wahyun. S
Tri Antika
Zaini Indrajaya
Jumlah Nilai
Nilai Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah

P
P
P
L

80
80
80
80

73
70
65
65
2637
69,39
85
40

Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
-

Dari tabel diatas maka rekapitulasi data awal hasil belajar peserta didik
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A tahun ajaran 2013/2014,
sebagai berikut :
Tabel 2
Rekapitulasi Data Awal Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2013/2014
Data Awal
Keterangan
Jumlah Siswa
Persentase
Tuntas
14
36,84 %
Belum Tuntas
24
63,16 %
Jumlah
100 %
Sumber : Buku Penilaian Pembelajaran Kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar
N
o
1
2

Hasil Belajar

Lampung TA 2013/2014
Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa hasil belajar yang diperoleh
peserta didik di kelas VII A pada evaluasi kurang baik, hal ini terlihat dari jumlah

10

peserta didik yang mendapatkan

nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 24 peserta didik atau 63,16 % dan yang mendapatkan nilai diatas
KKM yaitu 14 peserta didik atau 36, 84 % dari jumlah keseluruhan peserta didik.
Dengan demikian perlu

adanya perubahan dalam proses pembelajaran salah

satunya yaitu dengan penggunaan media audio visual didalam melakukan proses
belajar mengajar sebagai alat penunjang meningkatkan hasil belajar peserta didik
di kelas VII A.

Kenyataan ini yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
peningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media audio visual pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar
Lampung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan berdasarkan pengamatan di
SMP Perintis 1 Bandar Lampung , ada beberapa masalah yang dapat penulis
identifikasi. Yaitu sebagai berikut .
1. Dalam mengajar guru Pendidikan Agama Islam masih menggunakan metode
ceramah dan Tanya jawab dalam proses belajar mengajar. Selain itu guru juga
menggunakan media gambar pada papan tulis, tapi hasil belajar peserta didik
belum optimal.
2. Banyaknya peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran ketika guru
menerangkan pelajaran.

11

3.

Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.
C. Batasan Masalah
Adapun penelitian ini dibatasi pada peningkatkan hasil belajar siswa
melalui penggunaan media audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dalam penelitian
ini merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah melalui penggunaan media
audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa melalui penggunaan media audio visual pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung .
F.

Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik, diharapkan nantinya dapat lebih bersemangat dan
termotivasi untuk mempelajari materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, dan peserta didik diharapkan dapat lebih mudah menerima dan
memahami materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, serta peserta

12

didik dapat lebih cepat dan mudah mencapai Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan sekurang-kurangnya dapat
dijadikan

bahan

pertimbangan

dalam

mengambil

keputusan

untuk

melaksanakan tugas-tugas kependidikan, baik bagi kepala sekolah maupun
bagi guru untuk menyiapkan peserta didik yang berwawasan luas dan
mempersiapkan kegiatan aktivitas belajar yang terencana dengan baik.
Dengan mengambil hasil penelitian sebagai referensi dalam melaksanakan
pelayanan pendidikan akan lebih memudahkan mencapai tujuan pendidikan
yaitu dengan output peserta didik yang berwawasan luas dan terbiasa dengan
aktivitas belajar yang baik.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
dalam upaya menigkatkan hasil belajar siswa melalui media audio visual pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar
Lampung dalam rangka mengembangkan usaha-usaha untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang diselenggarakan.
4. Bagi penulis, untuk menambah wawasan peneliti mengenai penggunaan
media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam .

G. Hipotesis Tindakan

13

Berdasarkan rumusan masalah diatas diperoleh hipotesis tindakan yaitu
dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
H. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.10

1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian
a. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Reason & Breadbury penelitian tindakan
kelas adalah poses partisipatori, demokrasi yang berkenaan dengan
pengembangan pengetahuan praktis untuk mencapai tujuan-tujuan mulia
manusia, berlandaskan pandangan dunia partisipatori yang muncul pada
momentum histori sekarang ini. Ia berusaha memadukan tindakan dengan
refleksi, teori dengan praktek, denga menyertakan pihak-pihak lain, usaha
menemukan solusi praktis terhadap persoalan-persoalan yang menyesakkan,
dan lebih umum lagi demi pengembangan individu-individu bersama
komunitasnya. 11
10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2010. Hal.3.
11 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, Jakarta, Rajawali Pres, 2009, hal.44

14

Dari pengertian penelitian tindakan diatas, dapat disimpulkan tiga
prinsip, yakni : (1) adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program atau
kegiatan; (2) adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau
kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut; dan (3) adanya tindakan
(treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan.
Mengacu pada prinsip di atas, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat
didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai penelitian dikelasnya atau
bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif
yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses
pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam
suatu siklus. Focus PTK terletak pada peserta didik atau PBM yang terjadi
dikelas . tujuan utama PTK adalah untuk memecahka permasalahan nyata
yang terjadi dikelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan
pengembangan profesinya.
b. Penentuan Subjek dan Objek
Penentuan subjek adalah usaha penentuan sumber data, artinya dari
mana data penelitian data diperoleh.12 Yang menjadi subjek dalam penelitian
ini adalah :

12 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta,
2010, hal.172

15

1) Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar
Lampung
2) Perserta didik kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Sedangkan objek yang menjadi pokok permasalah dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media audio
visual pada kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.

c. Prosedur penelitian
Ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan
kelas (PTK), tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model
yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc. Taggart. Adapun model PTK
dimaksud menggambarkan ada empat langkah (dan pengulangannya), yang
disajikan dalam bagan berikut ini.13

Gambar 1
Siklus Penelitian Tindakan

Perencanaa
Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaa

Pengamatan
13Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.
2006. Hlm, 97

Perencanaa

Refleksi

Pelaksanaa
n

16

Bila dalam PTK terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan
SIKLUS II
seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja,
Pengamata
antara siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan
setahap demi setahap. Jadi, antara siklus yang satu dengan yang lainnya tidak
akan pernah sama meskipun melalui tahap-tahap yang sama.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis merencanakan untuk
melaksanakan 2 siklus, dimana dalam setiap siklus terdapat empat langkah
yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan
refleksi.
SIKLUS I :
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi sebagai berikut :
1.

Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Adapun tahap ini meliputi :
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan
media audio visual

17

b) Mempersiapkan materi Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan
kepada peserta didik dengan menggunakan media audio visual
c) Membuat lembar observasi untuk mengetahui frekuensi hasil belajar
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
d) Membuat soal tes akhir yang berbentuk pilihan ganda.
2.

Tahap Pelaksanaan (Acting)
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual.
Prosesnya mengikuti urutan kegiatan sebagai berikut , yaitu :
a. Pembukaan , terdiri dari apersepsi dan motivasi
b. Kegiatan inti, terdiri dari proses pembelajaran dengan menggunakan
media audio visual
c. Kegiatan penutup , yakni membuat kesimpulan.
Adapun urutannya adalah :
1) Apersepsi dan motivasi
a) Guru mengajak peserta didik membaca doa sebelum memulai
pelajaran
b) Guru mengucapkan salam pembuka
c) Guru memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah diajarkan
pada minggu lalu
d) Selanjutnya guru memotivasi peserta didik dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajarkan, setelah itu guru
menyampaikan tujuan dan manfaat materi Pendidikan Agama Islam
yang akan diajarkan.

18

2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan secara umum materi tentang Kerja Keras, Tekun,
Ulet, dan Teliti
b) Guru menjelaskan urutan kegiatan pembelajaran malalui media audio
visual
c) Guru mempersiapkan pembelajaran melalui media audio visual
d) Guru memerintahkan peserta didik untuk memperhatikan materi
tentang Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti dengan menggunakan
media Audio Visual
e) Guru memerintahkan peserta didik untuk mencatat hal-hal yang di
anggap penting dalam materi Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti
melalui media audio visual
f) Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang materi Kerja Keras,
Tekun, Ulet, dan Teliti
g) Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik yang kesulitan
dalam menerima pelajaran
h) Guru melakukan penguatan tentang materi Kerja Keras, Tekun, Ulet,
dan Teliti
i) Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan belajar tentang materi
Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti yang telah di laksanakan melalui
media audio visual. Untuk mengetahui sampai sejauh mana tujuan
pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat di nilai sejauh mana
pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan
proses belajar peserta didik. Dengan menggunakan metode tes berupa
pilihan ganda.
3) Penutup

19

a) Pada tahap penutup ini guru bersama peserta didik menyimpulkan

3.

materi tentang Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti
b) Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.
Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahapan observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Pengamatan dilakukan terhadap pendidik dan peserta didik dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual yang
berpedoman pada lembar observasi. Hasil pengamatan yang didapat
digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dari implementasi
tindakan yang dirancang pada siklus berikutnya.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahapan ini, refleksi merupakan tindakan-tindakan yang
dilakukan pendidik mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh
pendidik. Refleksi dilakukan pendidik atau observer untuk perbaikan siklus
berikutnya.

SIKLUS II
a. Rencana
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti membuat RPP sesuai
dengan SKKD dalam Standar Isi (SI).
b. Tindakan
Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang dikembangkan
dari hasil refleksi siklus pertama.
c. Observasi

20

Peneliti

mengadakan

observasi

terhadap

proses

pembelajaran

dan

pembentukan kompetensi peserta didik.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran yang
telah direncanakan.
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan Data dan informasi yang penulis perlukan dalam
penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode antara lain:
a.

Metode Observasi
Observasi adalah Pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena

obyek yang di teliti secara obyektif dan hasilnya akan di catat secara sistematis
agar diperoleh gambaran yang lebih kongkret

tentang kondisi lapangan.

Sebagaimana yang telah di kemukakan oleh Sutrisno Hadi “Observasi biasa di
artikan sebagai pengamat dan pencatatan dengan sistematik fenomenafenomena yang di selidiki”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat di pahami bahwa Observasing
merupakan metode pengumpulan dengan cara mengamati secara langsung
peristiwa keadaan yang menjadi objek penelitian.
Metode ini penulis gunakan unutuk mengobservasi aktifitas Guru dan
respon peserta didik

terkait pengggunaan media audio visual pada mata

21

pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar
Lampung.
b. Metode Interview / Wawancara
Interview adalah “teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawabanjawaban responden dicatat atau direkam.”14
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa interview
merupakan salah satu alat untuk memperoleh informasi dengan jalan
mengadakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih, yang
dilakukan secara lisan.
Apabila dilihat dari sifat atau teknik pelaksanaannya, maka interview
dapat dibagi atas tiga :
1.

Interview terpimpin adalah wawancara yang menggunakan pokok-pokok

2.

masalah yag diteliti.
Interview tak terpimpin (bebas) adalah proses wawancara dimana
interview tidak sengaja mengarahkan Tanya jawab pada pokok-pokok dari

3.

focus penelitian dan interview.
Interview bebas terpimpin adalah kombinasi keduanya, pewawancara
hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya
dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi.

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta,
1998, hal. 226

22

Dalam penelitian ini digunakan interview bebas terpimpin yaitu
pewawancara

hanya

membuat

pokok-pokok

masalah

yang

akan

diteliti,selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi.
Metode ini penulis gunakan untuk mewawancarai langsung guru fiqih dan
peserta didik terhadap penggunaan media audio visual dalam melakukan proses
belajar mengajar dikelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
c.

Metode Tes
Metode tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seorang

atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan
salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam diri seseorang. Aspek
psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, kecerdasan, minat, bakat,
dll. Tes sebagai instrument sangat lazim digunakan dalam penelitian tindakan
kelas. Hal ini disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur
adalah hasil belajar.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk pilihan
ganda. Tes dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan (pretest) dan sesudah
pelaksanaan tindakan (post test), baik pada siklus I maupun siklus II dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik.
d. Metode Dokumentasi

23

Menurut Suharsimi Arikunto, dokumentasi adalah “mencari data
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.”15
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa dokumentasi salah
satu cara untuk menghimpun data mengenai hal-hal tertentu, melalui catatan,
dokumen yang disusun oleh suatu instansi atau organisasi-organisasi tertentu.
Metode ini penulis gunakan sebagai pengumpul data tentang keadaan
peserta didik, keadaan guru, keadaan sarana dan prasarana yang ada di SMP
Perintis 1 Bandar Lampung.
1.

Teknik Analisis Data
Setelah peneliti memperoleh data melalui teknik pengumpulan data dari
objek penelitian, maka selanjutnya peneliti menganalisis data. Data yang
diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk memastikan bahwa
dengan melalui media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih kelas VII A di Mts Al-Islam Bunut Padang Cermin
Pesawaran.
Menganalisis data sangat diperlukan dalam penelitian ini agar
memperoleh hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai hasil penelitian.
Sebagaimana pendapat berikut ini :
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, data dokumentasi, dengan cara
15 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 236

24

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.16
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwasanya analisis data kualitatif
adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,
selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.17
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian lapangan
terlebih dahulu diolah dengan lagkah-langkah sebagai berikut :
Analisis

data

dalam

penelitian

kualitatif,

dilakukan

pada

saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis
terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah
dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti aka melanjutkan kepertanyaan
lagi, sampaui tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Aktivitas
dalam analisi data, yaitu data reduction, display data, dan conclusion /
verification.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merupakan

proses

menyeleksi,

menetukan

focus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada
dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan,
16 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
Alfabeta, Bandung, 2011, hal.247
17 Ibid hal. 335

25

penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.
b. Display Data (Beberan Data)
Setelah direduksi, data siap dibeberkan, artinya tahap analisis sampai
pada pembeberan data. Berbagai macam data PTK yang telah direduksi perlu
dibeberkan dengan tertata rapi dengan narasi plus matriks, grafik atau
diagram. Pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan
pemahaman terhadap apa yang terjadi sehingga memudahka penarikan
kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.18
c. Conclusion / Verivication ( Penarikan Kesimpulan / Verifikasi )
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi
dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada
akhir siklus satu ke kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan seterusnya
dan kesimpulan terakhir pada siklus terakhir. Kesimpulan yang pertama
sampai dengan yang terakhir saling terkait dan kesimpulan pertama sebagai
pijakan.19
Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut :

P=

FN


x 100%

Keterangan :
P = Persentase peserta didik yang tuntas
F = Frekuensi hasil belajar yang tuntas
N = Jumlah seluruh peserta didik.20
18 Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Rajawali Pers, Jakarta, Cet. Ke-7, 2011, hal. 102
19 Ibid , hal. 103
20 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal.
43

26

J.

Indikator Keberhasilan Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini, indikator keberhasilan
penelitian yang peneliti tetapkan adalah apabila jumlah peserta didik yang telah
berhasil mencapai KKM yaitu mencapai skor 80 berjumlah 80% dari 38 peserta
didik. Dengan demikian maka target yang peneliti tetapkan, peserta didik yang
tuntas sebanyak 30 peserta didik dari 38 peserta didik. Apabila pada siklus
pertama dan kedua, jumlah peserta didik yang mencapai KKM belum mencapai
80% maka akan dilanjutkan kedalam silkus selanjutnya.

27

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka
Cipta
Al Abrasy Muhammad Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan
Bintang, Jakarta, Cet. Ke VI, 2009
Arifin, HM., Hubungan Timbal Balik Pendidikan, Bulan Bintang, Jakarta, Edisi VI,
2007
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka
Cipta. 2006
Arikunto

Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta,

Jakarta, 1998
Arikunto Suharsimi,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta, 2010
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Press, 2002

28

Darajat Zakiah , Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, Cet. Ke VII, 2005
Daryanto, H, Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta , Cetakan ke-3, 1999
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Yayasan Penerjemah Al
Qur’an
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Lubuk Agung, Bandung, 1989
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI, Balai Pustaka, Jakarta, 2003
Djamarah Syaiful Bahri & Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka
Cipta, 2010
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Kurikulum Standar
Kompetensi Dan Kompetensi Dasar, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2006
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, Jakarta, Rajawali Pres, 2009
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, cet. Ke-4
Majid Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Rajawali Pers, Jakarta, 2010
Muhibbin Syah,

Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja

Rosdakarya, Jakarta, 2008
Mulyana, Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2005
Mulyani Anni, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2009

29

Munadi Yudhi, Media Pembelajaran, Referensi, Jakarta, 2013
Muslim Imam, Shahih Muslim, Widiya, Jakarta, 1995, penerjemah Salim Bahreisy,
Juz III
Rivai Muhammad, Perbandingan Agama, Wicaksana, Semarang, 2001, Cet Ke V
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2009
Sudjiono Anas , Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, Alfabeta, Bandung, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2010
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2010
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2008
Zuhairini , Slamet AS dan Abdul Ghofur, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam,
Usaha Nasional , Surabaya, 2000, Cet. Ke V
http:// edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/Media-Audio-Visual-Slide-Bersuara/ di
akses pada tanggal 16 januari 2014
http://edukasi.kompasiana.com/11/04/2010/media-audio-visual-slide-bersuara/
diakses pukul: 19:48, Selasa 10 Desember 2013)

30