Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan, Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan
pelayanan Pencatatan Sipil sebagai salah satu sub sistem dari sistem Administrasi
Kependudukan secara baik, tepat dan menjamin kepastian hukum terhadap semua
peristiwa penting dalam kehidupan seseorang yang meliputi kelahiran, kematian,
perkawinan, perceraian, pengangkatan anak, pengakuan anak, pengesahan anak,
perubahan nama, perubahan kewarganegaraan dan perubahan nama serta peristiwa
penting lainnya.
Pencatatan Sipil di Indonesia telah diselenggarakan sejak Pemerintahan
Kolonial Belanda. Namun penyelenggaraan Pencatatan Sipil di Indonesia, masih
dihadapkan pada beberapa permasalahan, utamanya yang berkaitan dengan UndangUndang, kelembagaan, mekanisme, sumber daya aparatur, partisipasi masyarakat
dan pengelolaan data. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada
hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap
penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan
peristiwa penting yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam atau di luar
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa dengan tegas menjamin hak setiap penduduk untuk membentuk

keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah, memperoleh
status kewarganegaraan, menjamin kebebasan memeluk agama dan memilih

Universitas Sumatera Utara

tempat

tinggal

di

Wilayah

Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan

meninggalkannya, serta berhak kembali.
Peristiwa kependudukan, antara lain perubahan alamat, pindah datang
untuk menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status orang asing tinggal terbatas

menjadi tinggal tetap dan peristiwa penting antara lain kelahiran, lahir mati,
kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk pengangkatan, pengakuan dan
pengesahan anak, serta perubahan status kewarganegaraan, ganti nama dan
peristiwa penting lainnya yang dialami oleh seseorang merupakan kejadian yang
harus dilaporkan karena membawa implikasi perubahan data identitas atau surat
keterangan kependudukan. Untuk itu, setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa
penting memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan pengadministrasian dan
pencatatan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang.
Isu kependudukan saat ini telah menjadi isu aktual di Indonesia seiring
dengan meningkatnya kompleksitas dan dinamika kependudukan global. Masalah
kependudukan yang dihadapi Indonesia telah mendorong terjadinya perubahan
paradigma kebijakan kependudukan secara mendasar di Indonesia. Masalah
kependudukan yang menonjol di masa depan sungguh merupakan persoalan yang
tidak bisa diabaikan begitu saja. Penduduk masa depan akan semakin tinggi
tingkat pendidikan yang ditamatkannya. Konsekuensi dari keadaan ini sudah dapat
diperkirakan semakin banyak pencari kerja, sementara itu lapangan kerja yang
tersedia amat terbatas. Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan akan semakin
banyak sehingga akan menimbulkan, kepadatan, kemacetan, kesempatan kerja dan
persoalan umum lainnya.


Universitas Sumatera Utara

Kebijakan Publik merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi setiap Negara
khususnya dalam hal Pemerintahan, karena suatu kebijakan yang baik akan dapat
memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kebijakan Publik adalah kebijakan
yang dibuat oleh suatu organisasi publik (publik organization, Pemerintah).
Pemerintah mengambil keputusan untuk mengarahkan masyarakat untuk mencapai
tujuan-tujuan

publik

tertentu.

Peran

setiap

Negara/Daerah

(Pemerintah


Pusat/Pemerintah Daerah) semakin penting, dalam rangka membangun daya saing
global bagi negara atau daerahnya. Pencapaiannya sangat tergantung pada kebijakan
publik yang ditetapkan (Miraza, 2010).
Oleh karena itu Pemerintah mengeluarkan kebijakan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2006 tentang Adimistrasi kependudukan, yang di harapkan akan dapat
memberikan manfaat antara lain, untuk merancang program pendidikan, kesehatan
dan pelayanan-pelayanan lain yang membutuhkan data kependudukan yang akurat,
untuk keperluan perencanaan pembangunan dalam penyediaan fasilitas-fasilitas
sosial ekonomi, seperti penyediaan rumah sakit, puskesmas, pasar, fasilitas
pendidikan dan lain sebagainya, untuk alokasi pendanaan atau bantuan seperti
alokasi subsidi perkapita, alokasi dana bantuan pendidikan, kesehatan, penentuan
Dana Alokasi Umum dan lain sebagainya.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Adminitrasi Kependudukan, pada Pasal 32 ayat 2 dijelaskan bahwa
Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri.
Oleh sebab itu setiap anak yang sudah berumur 1 (satu) tahun lebih maka
pengurusan Akta Kelahirannya harus melalui penetapan Pengadilan Negeri. Ini


Universitas Sumatera Utara

menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti tentang implementasi UndangUndang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan ini terutama
pasal 32 ayat 2, dimana menurut penulis hal ini sangat memberatkan masyarakat
Kabupaten Tapanuli Selatan.
Administrasi Kependudukan sebagai

suatu sistem diharapkan dapat

diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan administrasi negara. Dari
sisi kepentingan penduduk, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak administratif,
seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan dokumen
kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang diskriminatif. Secara keseluruhan,
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini meliputi hak dan kewajiban
penduduk, penyelenggara dan instansi pelaksana, pendaftaran penduduk, pencatatan
sipil, data dan dokumen kependudukan. Pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil
pada saat negara dalam keadaan darurat, pemberian kepastian hukum, dan
perlindungan terhadap data pribadi penduduk. Untuk menjamin pelaksanaan dari
kemungkinan pelanggaran, baik administratif maupun ketentuan material yang

bersifat pidana, Undang-Undang ini juga mengatur ketentuan mengenai tata cara
penyidikan serta pengaturan mengenai Sanksi Administratif dan Ketentuan Pidana.
Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan pusat kegiatan pertanian,
perkebunan, perdagangan dan pertambangan hal ini merupakan salah satu faktor
penarik yang menyebabkan banyak orang untuk mendatanginya. Keinginan
mendapatkan penghasilan yang lebih baik untuk mencukupi kebutuhan hidup
merupakan penyebab utama orang untuk mendatangi Kabupaten Tapanuli Selatan
untuk mengadu nasib dan peruntungan di Kabupaten Tapanuli Selatan, faktor lain

Universitas Sumatera Utara

yang menyebabkan orang datang ke Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sarana dan
prasarana pendidikan dan rekreasi yang tersedia.
Semua ini menimbulkan kecenderungan ketidaktertiban masalah
Administrasi Kependudukan. Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Selatan melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tapanuli
Selatan sudah barang tentu dituntut untuk dapat mengimplementasikan UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006 khususnya berkaitan dengan pencatatan kelahiran
secara efektif. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 yang diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 Desember 2006 hingga saat ini sudah waktunya dievaluasi dan di
teliti khususnya dalam hal pecatatan kelahiran. Karena masyarakat telah dianggap

tahu akan aturan tersebut. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengadakan
penelitian tentang Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2011
memberikan penghargaan kepada Bupati Tapanuli Selatan karena telah memberikan
pelayanan Akta Kelahiran bebas biaya (gratis) kepada masyarakat Kabupaten
Tapanuli Selatan dan telah menyelenggarakan program/kegiatan yang inovatif dalam
upaya percepatan kepemilikan Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan. Data
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tapanuli Selatan jumlah
anak yang belum memiliki Akta Kelahiran sebanyak 31.951 anak.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan segenap potensi dan sumber
daya manusia

yang ada harus dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam

melaksanakan dan mempercepat kepemilikan Akta Kelahiran bagi masyarakat di
Kabupaten Tapanuli Selatan. Atas dasar kondisi tersebut, maka dalam penelitian ini

Universitas Sumatera Utara


akan dikaji bagaimana peran dan fungsi Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan
dalam implementasi

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2006

tentang

Administrasi Kependudukan berkaitan dengan partisipasi masyarakat untuk
mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah : Bagaimanakah tingkat efektifitas implementasi Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan berkaitan dengan partisipasi
masyarakat untuk mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk antara lain :
1. Untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi efektif atau tidak
efektifnya implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan berkaitan dengan pencatatan kelahiran di
Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Untuk menganalisa partisipasi masyarakat untuk mengurus Akta Kelahiran
di Kabupaten Tapanuli Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun mengenai mamfaat penelitian ini adalah sebagai berik ut :
1. Secara teoretis, mampu memberikan pandangan pemikiran berupa konsep /
teori, asumsi dan cara-cara bagi perumusan kebijakan yang berkenaan

Universitas Sumatera Utara


dengan Administrasi Kependudukan.
2. Secara praktis, mampu menunjukkan arti penting adanya peraturan yang
mengatur Administrasi Kependudukan secara khusus berkenaan dengan
pelaksanaan tertib Administrasi Kependudukan. Di samping itu hasil
penelitian ini dapat pula digunakan sebagai masukan bagi peneliti yang akan
datang.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 54 86

IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KOTA SURAKARTA

1 9 140

UNDANG UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 43

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 21

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 11

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 17

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44