Dede Yuliasih 31115068 revisi Bab 1
Nama : Dede Yuliasih
NIM
: 31115068
Kelas
: farmasi 3b
Perbandingan efektivitas antihipertensi ekstrak etanol biji petai dan biji
mentimun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia angka penderita hipertensi mencapai 32% pada tahun 2008
dengan kisaran usia di atas 25 tahun. Hal yang sama juga terjadi di India pada
tahun 1960-an jumlah penderita masih 5% lalu menjadi 12% di tahun 1990-an
dan meningkat 32% di tahun 2008 (Limpakarnjanarat,2013).
Nenek moyang Bangsa Indonesia sejak dahulu telah menekuni pengobatan
dengan memanfaatkan aneka tanaman yang terdapat di alam. Warisan yang
berharga ini secara turun- temurun diajarkan oleh generasi yang terdahulu ke
generasi yang selanjutnya. Seiring dengan meningkatnya prevalensi hipertensi di
Indonesia dan banyaknya faktor yang berpengaruh dalam pemilihan obat-obatan
antihipertensi sintetik, maka dituntut terus untuk mengembangkan obat yang
berasal dari alam. Hasinya ternyata mendukung bahwa tanaman obat memiliki
kandungan zat-zat atau senyawa-senyawa yang secara klinis terbukti bermanfat
bagi kesehatan (Muhlisah,2007)
Hipertensi adalah masalah utama kesehatan di dunia dan jumlah penderita
semakin meningkat dari tahun ke tahun (Rawat et al., 2016).
Biji petai (Parkia speciosa Hassk. ) merupakan salah satu tanaman yang
terdapat di Indonesia. Biasanya bagian yang digunakan dari tanaman ini adalah
bijinya. Dari bijinya ini mempunyai banyak manfaat, diantaranya sebagai anti
hipertensi, menyembuhkan konstipasi, antidepresan dan sebagainya (Heni, 2010).
Dalam biji petai kaya akan mineral penting yaitu kalsium, fosfor,
magnesium,besi, mangan, dan kalium (Mohamed, et al., 1987).
Biji Mentimun(Cucumis sativus.) merupakan salah satu tumbuhan yang
terdapat di Indonesia yang tumbuh di tempat terbuka yang mendapat cahaya
matahari, seperti semak, tanah yang telah dipisah-pisahkan oleh petani atau
merambaat dipagar. Dari tanaman ini mempunyai kandungan utama air, vitamin c,
serat, mineral, potassium dan magnesium. Dikalangan masyarakat umum,
mentimun sudah lazim dikonsumsi untuk sekedar pelengkap hidangan maupun
dengan maksud khusus untuk menurunkan tekanan darah. Sifatnya sejuk. Buah
dan biji mentimun berkhasiat mengatasi hipertensi.
Pada biji petai mengandung senyawa terpenoid yang berfungsi sebagai
senyawa kimia yang memiliki aktivitas antihiperglikemia. Lupelol memiliki
aktivitas sebagai antikanker, memiliki senyawa flavonoid yang berfungsi
memberikan
antioksidan,
senyawa
tanin
berfungsi
menghambat
proses
pencernaan protein dan asam amino.pada biji mentimun terdapat senyawa
alkaloid
yang
berfungsi
untuk
menyembuhkan
penyakit
cacingan,antihipertensi .belum ada penelitian mengenai biji petai dan biji
mentimun sebagai antihipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini :
1. Apakah biji petai dan biji mentimun memiliki efektivitas antihipertensi?
2. Dosisi berapa biji petai dan biji mentimun menurunkan kadar hipertensi
darah pada tikus?
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui perbandingan efektivitas antara biji petai dengan
biji
mentimun terhadap tikus yang dibuat hipertensi?
2. Untuk mengetahui dosis biji petai dan biji mentimun yang dapat
menurunkan kadar hipertensi darah pada tikus?
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber informasi mengenai khasiat biji
petai dan biji mentimun sebagai antihipertensi, sehingga dapat dijadikan obat
alternatif untuk pengobatan hipertensi.
1.5 Kerangka Pemikiran
Biji petai(parkisa speciosa hassk) dan biji mentimun (cucumis sativus) digunakan
secara empiris sebagai obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah
(antihipertensi).
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yang bertujuan
untuk mengetahui perbandingan efektivitas antara biji petai dengan
biji
mentimun terhadap tikus yang dibuat hipertensi. Untuk mengetahui dosis biji
petai dan biji mentimun yang dapat menurunkan kadar hipertensi darah pada
tikus.Dengan metode maserasi. Tikus terlebih dahulu dihipertensikan dengan
induksi NaCl 2% sebanyak 1 mL secara peroral. dan dilakukan terapi dengan
memberikan pengobatan menggunakan ekstrak etanol biji petai (Parkisa speciosa
hassk) dan biji mentimun (Cucumis sativus). Hasil yang akan didapatkan adalah
berupa data perbandingan dari ekstrak etanol biji petai (Parkisa speciosa hassk)
dan biji mentimun (Cucumis sativus) yang selanjutnya diolah dalam analisis data
menggunakan uji statistika.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi prodi Farmasi STIKes
BAKTI TUNAS HUSADA. Waktu penelitian yang dilaksakan
Pekerjaan
Pengambilan
dan
Pengolahan
sampel
adaptasi hewan
percobaan
Ekstraksi
sampel
Analisis data
Laporan
Maret
minggu
ke-1
minggu
ke-2
minggu
ke-3
April
minggu
ke-4
minggu
ke-1
minggu
ke-2
minggu
ke-3
Mei
minggu
ke-4
minggu
ke-1
minggu
ke-2
minggu
ke-3
mingg
u ke-4
NIM
: 31115068
Kelas
: farmasi 3b
Perbandingan efektivitas antihipertensi ekstrak etanol biji petai dan biji
mentimun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia angka penderita hipertensi mencapai 32% pada tahun 2008
dengan kisaran usia di atas 25 tahun. Hal yang sama juga terjadi di India pada
tahun 1960-an jumlah penderita masih 5% lalu menjadi 12% di tahun 1990-an
dan meningkat 32% di tahun 2008 (Limpakarnjanarat,2013).
Nenek moyang Bangsa Indonesia sejak dahulu telah menekuni pengobatan
dengan memanfaatkan aneka tanaman yang terdapat di alam. Warisan yang
berharga ini secara turun- temurun diajarkan oleh generasi yang terdahulu ke
generasi yang selanjutnya. Seiring dengan meningkatnya prevalensi hipertensi di
Indonesia dan banyaknya faktor yang berpengaruh dalam pemilihan obat-obatan
antihipertensi sintetik, maka dituntut terus untuk mengembangkan obat yang
berasal dari alam. Hasinya ternyata mendukung bahwa tanaman obat memiliki
kandungan zat-zat atau senyawa-senyawa yang secara klinis terbukti bermanfat
bagi kesehatan (Muhlisah,2007)
Hipertensi adalah masalah utama kesehatan di dunia dan jumlah penderita
semakin meningkat dari tahun ke tahun (Rawat et al., 2016).
Biji petai (Parkia speciosa Hassk. ) merupakan salah satu tanaman yang
terdapat di Indonesia. Biasanya bagian yang digunakan dari tanaman ini adalah
bijinya. Dari bijinya ini mempunyai banyak manfaat, diantaranya sebagai anti
hipertensi, menyembuhkan konstipasi, antidepresan dan sebagainya (Heni, 2010).
Dalam biji petai kaya akan mineral penting yaitu kalsium, fosfor,
magnesium,besi, mangan, dan kalium (Mohamed, et al., 1987).
Biji Mentimun(Cucumis sativus.) merupakan salah satu tumbuhan yang
terdapat di Indonesia yang tumbuh di tempat terbuka yang mendapat cahaya
matahari, seperti semak, tanah yang telah dipisah-pisahkan oleh petani atau
merambaat dipagar. Dari tanaman ini mempunyai kandungan utama air, vitamin c,
serat, mineral, potassium dan magnesium. Dikalangan masyarakat umum,
mentimun sudah lazim dikonsumsi untuk sekedar pelengkap hidangan maupun
dengan maksud khusus untuk menurunkan tekanan darah. Sifatnya sejuk. Buah
dan biji mentimun berkhasiat mengatasi hipertensi.
Pada biji petai mengandung senyawa terpenoid yang berfungsi sebagai
senyawa kimia yang memiliki aktivitas antihiperglikemia. Lupelol memiliki
aktivitas sebagai antikanker, memiliki senyawa flavonoid yang berfungsi
memberikan
antioksidan,
senyawa
tanin
berfungsi
menghambat
proses
pencernaan protein dan asam amino.pada biji mentimun terdapat senyawa
alkaloid
yang
berfungsi
untuk
menyembuhkan
penyakit
cacingan,antihipertensi .belum ada penelitian mengenai biji petai dan biji
mentimun sebagai antihipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini :
1. Apakah biji petai dan biji mentimun memiliki efektivitas antihipertensi?
2. Dosisi berapa biji petai dan biji mentimun menurunkan kadar hipertensi
darah pada tikus?
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui perbandingan efektivitas antara biji petai dengan
biji
mentimun terhadap tikus yang dibuat hipertensi?
2. Untuk mengetahui dosis biji petai dan biji mentimun yang dapat
menurunkan kadar hipertensi darah pada tikus?
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber informasi mengenai khasiat biji
petai dan biji mentimun sebagai antihipertensi, sehingga dapat dijadikan obat
alternatif untuk pengobatan hipertensi.
1.5 Kerangka Pemikiran
Biji petai(parkisa speciosa hassk) dan biji mentimun (cucumis sativus) digunakan
secara empiris sebagai obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah
(antihipertensi).
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yang bertujuan
untuk mengetahui perbandingan efektivitas antara biji petai dengan
biji
mentimun terhadap tikus yang dibuat hipertensi. Untuk mengetahui dosis biji
petai dan biji mentimun yang dapat menurunkan kadar hipertensi darah pada
tikus.Dengan metode maserasi. Tikus terlebih dahulu dihipertensikan dengan
induksi NaCl 2% sebanyak 1 mL secara peroral. dan dilakukan terapi dengan
memberikan pengobatan menggunakan ekstrak etanol biji petai (Parkisa speciosa
hassk) dan biji mentimun (Cucumis sativus). Hasil yang akan didapatkan adalah
berupa data perbandingan dari ekstrak etanol biji petai (Parkisa speciosa hassk)
dan biji mentimun (Cucumis sativus) yang selanjutnya diolah dalam analisis data
menggunakan uji statistika.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi prodi Farmasi STIKes
BAKTI TUNAS HUSADA. Waktu penelitian yang dilaksakan
Pekerjaan
Pengambilan
dan
Pengolahan
sampel
adaptasi hewan
percobaan
Ekstraksi
sampel
Analisis data
Laporan
Maret
minggu
ke-1
minggu
ke-2
minggu
ke-3
April
minggu
ke-4
minggu
ke-1
minggu
ke-2
minggu
ke-3
Mei
minggu
ke-4
minggu
ke-1
minggu
ke-2
minggu
ke-3
mingg
u ke-4