T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh Metode Think Pair and Share (TPS) dan Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ambarawa Semester Ganjil Tahun Pelajaran

PERBEDAAN PENGARUH METODE THINK PAIR AND SHARE (TPS)
DAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR
PPKn SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBARAWA
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Jurnal
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Gelar Sarjana Pendidikan Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana

Oleh :
Diah Nur Anisah
(172013011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017

i

ii

iii

iv

v

vi

PERBEDAAN PENGARUH METODE THINK PAIR AND SHARE (TPS)
DAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR
PPKn SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBARAWA
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Diah Nur Anisah (172013011)
Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode TPS dan TSTS
terhadap hasil belajar PPKn aspek kognitif dan aspek afektif siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Ambarawa Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen, dengan desain penelitian Quasi Eksperimental
Design. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas XI SMA N 1 Ambarawa, yang
terdiri dari 10 kelas. Sampel dalam penelitian ini kelas XI MIPA 2 (kelas
eksperimen) dan kelas XI MIPA 3 (kelas kontrol). Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah tes (aspek kognitif) dan non tes (aspek afektif).
Setelah memenuhi uji prasyarat analisis data (uji normaitas dan uji homogitas)
dilakukan uji hipotesis dengan Uji-T dengan bantuan SPSS 16.00. Uji hipotesis
hasil belajar aspek kognitif menunjukkan signifikansi sebesar 0.0070.05 berarti tidak terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar PPKn aspek afektif siswa kelas eksperimen dan
kontrol. Hasil penelitian ini disimpulkan ada perbedaan yang signifikan hasil
belajar aspek kognitif dan tidak ada perbedaan hasil belajar aspek afektif siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Ambarawa Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017.
Saran bagi kepala sekolah dapat menambah wawasan dalam melaksanakan
supervisi akademik sehingga para guru dapat menggunakan metode TPS guna
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa, serta bagi guru PPKn diharapkan

dapat menggunakan metode TPS yang mampu membangkitkan kerjasama dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif dan Afektif PPKn, Think Pair Share
(TPS), Two Stay Two Stray (TSTS).

1

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang

belajar mengajar guru harus mampu

sangat penting dalam pembentukan

menguasai berbagai metode, agar

karakter, pribadi, dan baik buruknya

siswa dapat belajar secara efektif dan


manusia. Di sekolah (pendidikan

efisien.

formal) usaha pendidikan dilakukan

Roger, dkk (dalam Huda, 2011:

melalui proses pembelajaran dari

29)

berbagai mata pelajaran yang salah

kooperatif

satunya

pembelajaran


adalah

kewarganegaraan.

pendidikan
Mata

menyatakan

pembelajaran

merupakan

aktivitas

kelompok

yang

pelajaran


diorganisir oleh suatu prinsip bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan adalah

pembelajaran harus didasarkan pada

salah satu mata pelajaran yang

perubahan informasi secara sosial

mempunyai

diantara

tujuan

untuk

kelompok-kelompok


menumbuhkan kesadaran berbangsa

pembelajaran

dan

setiap

bernegara

demokratis
(Bakry,

serta

yang

2009:3).


berjiwa

berkeadaban
Tujuan

yang

di

pembelajaran

dalamnya

bertanggung

jawab atas pembelajarannya sendiri

mata

dan didorong untuk meningkatkan


Pendidikan

pembelajaran anggota-anggota yang

tersebut

lain. Penelitian dan review yang

menunjukkan bahwa siswa tidak

dilakukan oleh Johnson, dkk (dalam

hanya

aspek

Huda,

kognitifnya tetapi lebih kepada aspek


bahwa

afektif atau sikap.

Berdasarkan

(cooperative learning) merupakan

tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

metode pengajaran efektif dalam

tersebut maka diperlukan guru yang

meningkatkan prestasi dan sosialisasi

mampu

mempunyai


siswa sekaligus turut berkontribusi

menerapkan

bagi perbaikan sikap dan persepsi

berbagai metode pembelajaran yang

mereka tentang begitu pentingnya

dapat

tersebut.

belajar dan bekerja sama, termasuk

Menurut M. Firdaus Zarkasi (dalam

bagi pemahaman mereka tentang

Asmani, 2011: 25), dalam proses

teman-temannya yang berasal dari

pelajaran
Kewarganegaraan

dikembangkan

atau

keterampilan

untuk

mencapai

tujuan

2

2011:

17)

pembelajaran

menunjukkan
kooperatif

latar belakang etnis yang berbeda.

kognitif

Melalui

dilakukan melalui tes tertulis, tes

hasil

pembelajaran

belajar

siswa

kooperatif
baik

lisan,

aspek

peserta

da

didik

dapat

penugasan

(Majid,

kognitif maupun aspek afektif dapat

2014:83). Sedangan aspek afektif ini

ditingkatkan.

dapat di lakukan dalam proses
pembelajaran,

Menurut Sudjana (2010: 22),

misalnya

hasil belajar adalah kemampuan-

terhadap

kemampuan yang dimiliki siswa

terhadap guru, sikap terhadap proses

setelah

pembelajaran,

menerima

pengalaman

belajarnya. Hasil belajar merupakan

materi

sikap

pelajaran,

dan

sikap

sikap

yang

berkaitan dengan nilai dan norma.
Robert

sesuatu yang diperoleh siswa sebagai

Slavin

dan

rekan-

konsekuensi dari upaya yang telah

rekannya mengenalkan pembelajaran

dilakukan sehingga terjadi perubahan

kooperatif di lingkungan pendidikan

perilaku baik perilaku dalam bidang

melalui metode metodenya yang

kognitif,

terkenal,

afektif,

maupun

seperti

Jigsaw,

Team-

psikomotorik (Sanjaya, 2010: 257).

Game-Tournament (TGT), Student

Menurut Bloom (dalam Supridjono,

Teams

2011: 6) hasil belajar mencakup ini

(STAD), Learning Together, Think

kemampuan kognitif (pengetahuan),

Pair Share (TPS), dan sebagainya

afektif (sikap), dan psikomotorik

(Tukiran, 2012:56). Dalam penelitian

(ketrampilan).

ini

Hasil

belajar

aspek

Achievement

peneliti

akan

Divisions

mencoba

kognitif

membandingkan hasil belajar siswa

menekankan

pada

pengembangan

yang diajar dengan menggunakan

kemampuan

dan

keterampilan

metode Think-Pair-Share (TPS) dan

intelektual. Sedangkan hasil belajar

Two Stay Two Stray (TSTS).

dengan

Model TPS dan TSTS sama-sama

pengembangan perasaan, sikap nilai,

bertujuan meningkatkan hasil belajar

dan emosi (Majid, 2014:45). Seorang

siswa baik aspek kognitif maupun

pendidik perlu melakukan penilaian

aspek

untuk mengetahui pencapaian hasil

(TPS) (dalam Trianto, 2011:81),

belajar peserta didik. Penilaian aspek

merupakan

aspek

afektif

berkaitan

3

afektif.

Think-Pair-Share

metode

pembelajaran

yang memungkinkan siswa untuk

menambah materi yang belum di

berfikir, bekerja sendiri dan bekerja

ungkapkan para siswa.

sama dengan orang lain. Metode ini

Menurut Lie (2005:57) kelebihan

pertama kali dikembangkan oleh

metode TPS ini memberi siswa

Frang Lyman dan koleganya di

kesempatan untuk bekerja sendiri

Universitas

serta bekerja sama dengan orang lain

Maryland.

Dalam

pembelajaran dengan menggunakan

dan

metode TPS merupakan suatu cara

siswa. Sedangkan Two Stay Two

efektif

Stray (TSTS) (dalam Lie, 2002:60)

untuk

suasana

membuat

variasi

kelas.

Adapun

diskusi

mengoptimalkan

memberikan

partisipasi

kesempatan

kepada

langkah - langkah metode Think Pair

kelompok untuk membagikan hasil

Share (TPS) menurut Frank Lyman

dan informasi dengan kelompok lain.

(dalam Mulyadi dan Risminawati,

Sejalan dengan pendapat Hartina

2005:221)

(2008:

adalah:

menyampaikan

(1)

inti

Guru

materi

19)

kelebihan

pembelajaran

dan

TPS

metode

ini

yaitu

kompetenis yang ingin dicapai; (2)

memungkinkan

Siswa

merumuskan

dan

mengajukan

pertanyaan,

terlatih

menerapkan

diminta

mekanisme

memperhatikan

pembelajaran

yang

siswa

untuk

dijelaskan gur; (3) Siswa diminta

konsep bertukar pendapat dengan

untuk

temannya, siswa lebih aktif, siswa

berfikir

tentang

materi/permasalahan

yang

memperoleh

kesempatan

untuk

disampaikan guru; (4) Siswa diminta

mempresentasikan hasil diskusi, serta

berpasangan (kelompok 2 orang) dan

memungkinkan guru untuk lebih

mengutarakan

banyak

hasil

memantau

pemikiranmasing-masing; (5) Guru

proses pembelajaran.

memimpin diskusi, tiap kelompok

Pembelajaran

siswa

kooperatif

dalam

Two

mengemukakan hasil diskusi; (6)

Stay Two Stray (TSTS) merupakan

Berawal

dari

kegiatan

teknik belajar kerjasama antar siswa

tersebut

mengarahkan

pembicara

dalam kelompoknya yang saling

pada

pokok

kegiatan

permasalahan

bergantung satu sama lain, dimana

dan

keberhasilan kelompok ditentukan
4

oleh

jawab

individu

satu

kelompoknya.

Metode

kelompok

tanggung

anggota

siswa

dari

masing-masing

memulai

dengan

belajar mengajar Two Stay Two Stray

memberikan

adalah metode yang dikembangkan

pemikirannya mengenai tugas yang

oleh Spencer Kagan. Metode Two

sedang mereka kerjakan; (8) Siswa

Stay Two Stray (TSTS) merupakan

berikutnya lalu ikut memberikan

salah satu metode diskusi yang

kontribusi

berbasis cooperative learning (Lie,

Demikian seterusnya. Giliran bicara

2002: 61). Adapun langkah-langkah

bisa

metode Two Stay Two Stray dapat

perputaran jarum jam atau dari kiri

dilihat pada tahap-tahap berikut ini

ke kanan. Menurut Huda (2011: 140)

(Huda, 2011: 141) : (1) Siswa

kelebihan dari metode ini adalah

bekerja sama dengan kelompok (4

dapat diterapkan untuk semua mata

orang); (2) Guru memberikan tugas

pelajaran

pada

kemudian juga memungkinkan setiap

setiap

kelompok

didiskusikan

dan

untuk

dari

kelompok

diminta

kelompoknya
bertamu

dan

kedua

(9)

menurut

dan

arah

tingkatan

untuk

saling

usia

berbagi

informasi dengan kelompok lain.

bersama; (3) Setelah selesai, 2
anggota

dan

pemikirannya;

dilaksanakan

kelompok

dikerjakan

pandangan

Berdasarkan

masing-masing

kompetensi

meninggalkan

inti

analisis
dan

dari

kompetensi

masing-masing

dasar PPKn SMA Kelas XI pada

anggota

materi

dari

“Menapaki

Jalan

Terjal

kelompok lain; (4) Dua orang yang

Penegakan Hak Asasi Manusia di

“tinggal” dalam kelompok bertugas

Indonesia”

mensharing informasi dan hasil kerja

tujuan pembelajaran dalam KI dan

mereka ke tamu mereka; (5) “Tamu”

KD

mohon diri dan kembali ke kelompok

mengembangkan

yang semula dan melaporkan apa

berperilaku jujur, disiplin, tanggung

yang mereka temukan dari kelompok

jawab, gotong royong, serta toleran.

lain;

Sedangkan pada aspek kognitif yaitu

(6)

Setiap

kelompok

lalu

pada

membandingkan dan membahas hasil

menerapkan,

pekerjaan mereka semua; (7) Salah

pengetahuan
5

menunjukkan
aspek

afektif
sikap

bahwa
yaitu
untuk

menganalsis
faktual,

konseptual,

rasa

belajar siswa, dengan rata-rata nilai

ingintahu tentang ilmu pengetahuan.

kelas metode TSTS lebih tinggi

Dari hasil analisis menunjukkan

dibandingkan kelas metode Ceramah.

bahwa metode Think Pair and Share

Peneltian ini dilaksanakan di

prosedural

berdasarkan

(TPS) dan Two Stay Two Stray

SMA

(TSTS)

merupakan

dapat

mencapai

tujuan

N

1

Ambarawa

salah

satu

yang

lembaga

pembelajaran yang tertera dalam KI

pendidikan formal. Dalam upaya

dan KD, dikarenakan kedua metode

meningkatkan

ini sama-sama menuntut siswa untuk

peserta didik SMA N 1 Ambarawa

dapat

mengadakan berbagai inovasi baru

aktif

dalam

proses

mutu

pembelajaran sehingga hasil belajar

salah

pada aspek kognitif maupun afektif

penerapan

dapat ditingkatkan.

Menurut informasi yang diperoleh

Sejumlah

penelitian

satunya

pendidikan

berkaitan

metode

dengan

pembelajaran.

dari wakil kepala kurikulum SMA N

menunjukkan bahwa model TPS dan

1

TSTS

menggunakan metode pembelajaran

efektif

digunakan

untuk

Ambarawa,

inovatif,

(2015),

adanya

menggunakan metode pembelajaran

penggunaan

konvensional sehingga siswa sudah

metode Team Game Tournament

terbiasa dengan pembelajaran yang

dan Think Pair Shared terhadap

tidak

hasil

siswa, dengan nilai

tanggal 1 Juni 2016). Berdasarkan

rata-rata kelas metode Think Pair

uraian diatas bahwa guru telah

Shared lebih tinggi daripada kelas

menggunakan metode pembelajaran

metode Team Game Tournament.

inovatif dan siswa sudah terbiasa

Begitu

penelitian

dengan pembelajaran yang tidak

Prihatini (2013) yang menunjukkan

konvensional maka peneliti memilih

ada

SMA N 1 Ambarawa sebagai tempat

perbedaan

pengaruh

belajar

juga

perbedaan

signifikan

dengan

pengaruh
antara

yang

sebagian

telah

pembelajaran. Hasil penelitian Ayu
menunjukkan

namun

guru

konvensional

masih

(wawancara

penelitian.

metode

pembelajaran kooperatif tipe TSTS

Untuk mengetahui apakah ada

dan metode Ceramah terhadap hasil

perbedaan pengaruh yang signifikan
6

antara

metode

TPS

dan

TSTS

Sesuai rumusan masalah yang

terhadap hasil belajar pada mata

telah dirumuskan, maka penelitian

pelajaran PPKn di jenjang SMA,

ini bertujuan untuk:

maka peneliti mengadakan penelitian

1. Menguji ada tidaknya perbedaan

dengan judul: Perbedaan Pengaruh

pengaruh yang signifikan antara

Metode Think Pair And Share (TPS)

metode Think Pair and Share

dan Two Stay Two Stray (TSTS)

(TPS) dan Two Stay Two Stray

Terhadap Hasil Belajar PPKn Siswa

(TSTS) terhadap hasil belajar

Kelas XI SMA Negeri 1 Ambarawa

aspek kognitif PPKn siswa kelas

Tahun Pelajaran 2016/2017.

XI

Berdasarkan latar belakang diatas

SMA

Semester

maka masalah dalam penelitian ini

N
1

1
Tahun

Ambarawa,
Pelajaran

2016/2017.

adalah :

2. Menguji ada tidaknya perbedaan
pengaruh

pengaruh yang signifikan antara

yang signifikan antara metode

metode Think Pair and Share

Think Pair Share (TPS) dan Two

(TPS) dan Two Stay Two Stray

Stay Two Stray (TSTS) terhadap

(TSTS) terhadap hasil belajar

hasil belajar aspek kognitif PPKn

aspek kognitif PPKn siswa kelas

siswa kelas XI SMA N 1

XI

Ambarawa, Semester 1 Tahun

Semester

Pelajaran 2016/2017 ?

2016/2017.

1. Adakah

perbedaan

SMA

N
1

1
Tahun

Ambarawa,
Pelajaran

Manfaat penelitian ini adalah

2. Adakah perbedaan pengaruhyang
signifikan antara metode Think

sebagai berikut :

Pair Share (TPS) dan Two Stay

1. Manfaat

teoritis

:

Secara

hasil

penelitian

Two Stray (TSTS) terhadap hasil

teoritis

belajar aspek afektif PPKn siswa

diharapkan dapat menambah

kelas XI SMA N 1 Ambarawa,

bahan kajian tentang bukti

Semester

pegaruh metode pembelajaran

1

Tahun

Pelajaran

2016/2017 ?

Think Pair and Share (TPS)

dan Two Stay Two Stray
(TSTS) terhadap hasil belajar
7

aspek kognitif dan afektif

akademik sehingga para guru

dalam mata pelajaran PPKn.

dapat

Disamping itu hasil penelitian

memilih

ini juga diharapkan dapat

pembelajaran

digunakan

bahan

dalam mata pelajaran PPKn

penelitian

sedangkan bagi guru hasil

acuan

sebagai
bagi

disarankan

metode

penelitian

selanjutnya.

untuk

yang

ini

tepat

diharapkan

memberi pertimbangan bagi

2. Manfaat praktis : Bagi kepala
sekolah hasil penelitian ini

guru dalam

diharapkan dapat menambah

menggunakan

wawasan atau bahan dalam

pembelajaran inovatif dalam

melaksanakan

mata pelajaran PPKn.

supervisi

memilih

dan

metode

METODE PENELITIAN
Pair Share) dan kelompok kontrol

Dalam

penelitian

ini

jenis

diberi perlakuan dengan metode

penelitian yang digunakan adalah

TSTS

penelitian eksperimen dengan desain

(Two

Stay

Two

Stray).

Sesudah selesai perlakuan kedua

atau rancangan Quasi Experimental

kelompok diberi tes lagi sebagai

Design atau desain eksperimental

postes (O2 dan O4).

semu dengan bentuk Nonequivalent

Nonequivalent Control Group

Control Group Design. Dalam model

Design

ini sebelum dimulai perlakuan kedua
kelompok

(kelompok

O1
O3

eksperimen

dan kelompok kontrol) diberi tes

awal

Selanjutnya

(O1
pada

dan

O2
O4

(Sugiyono,2015:116)

awal atau pretest untuk mengukur
kondisi

X

Keterangan:

O3).

kelompok

X

:Perlakuan

O1

:Pretes hasil belajar kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

eksperimen

diberi perlakuan (X). Kelompok

O2

eksperimen diberi perlakuan dengan

:Postest

hasil

kelompok eksperimen

metode pembelajaran TPS (Think
8

belajar

O3

O4

:Pretes hasil belajar kelompok

digunakan untuk mengambil data

kontrol

hasil belajar pada kelas sampel yaitu

:Postest

hasil

belajar

melalui

:Penentuan

validitas

dan

uji

reliabilitas dengan bantuan program

kelompok kontrol
---

uji

sampel

komputer SPSS 16.00.

tidak

Berdasarkan hasil uji validitas

dilakukan secara random
ini,

50 soal pilihan ganda terdapat 22

populasinya adalah seluruh siswa

soal yang valid, namun hanya 20 soal

kelas XI SMA N 1 Ambarawa

yang

Semester Ganjil Tahun Pelajaran

mempermudah memberi nilai. Dalam

2016/2017 yang terdiri dari 10 kelas

penelitian ini uji validitas hanya

yaitu XI MIPA 1, XI MIPA 2, XI

untuk soal tes hasil belajar aspek

MIPA 3, XI MIPA 4, XI MIPA 5, XI

kognitif. Sebagai persyaratan pokok

IIS 1, XI IIS 2, XI IIS 3, XI IIS 4 dan

kedua dari instrumen pengumpulan

XI IBB. Sampel dalam penelitian ini

data adalah reliabilitas. Menurut

adalah siswa kelas XI MIPA 2

Sugiyono (2015: 173) instrumen

sebagai kelas eksperimen dan XI

yang reliabel adalah instrumen yang

MIPA 3 sebagai kelas kontrol.

bila digunakan beberapa kali untuk

Dalam

penelitian

digunakan

karena

untuk

Tenik yang digunakan untuk

mengukur obyek yang sama, akan

memperoleh data dalam penelitian

menghasilkan data yang sama. Hasil

ini adalah teknik tes berupa soal

uji reliabilias dalam penelitian ini

pilihan ganda (untuk memperoleh

nilai

data hasil belajar aspek kognitif) dan

0.717, karena diantas 0.6 maka dapat

non tes berupa lembar penilaian

disimpulkan

sikap (untuk memperoleh data hasil

penelitian ini dapat diterima.

belajar

aspek

dlaksanakan

afektif)

sebelum

da

Cronbach’s

Dalam

yang

sikap

setelah

Alpha

alat

penilaian

ukur

sebesar

dalam

kompetensi

menggunakan skala Sangat

penerapan metode TPS dan TSTS.

Baik (SB), Baik (B), Cukup (C),

Dalam hal ini instrumen penelitian

dan Kurang

harus

sebagai

permendikbud No. 81A Tahun 2013

sebelum

kriteria penilaian kompetensi sikap

memenuhi

instrumen

yang

syarat
baik,

9

(K). Sesuai dengan

peserta didik adalah sebagai berikut

Menurut Priyatno (2010:76) sebagai

(Majid, 2014:178): Sangat Baik (SB)

kriteria pengujian adalah jika nilai

apabila memperoleh skor 3,33 – 4,00

signifikansi lebih dari 0,05 maka

; Baik (B) apabila memperoleh skor

dapat dikatakan bahwa varian dari

2,33 – 3,33; Cukup (C) apabila

dua atau lebih kelompok data adalah

memperoleh skor 1,33 – 2,33; dan

homogen.
Uji hipotesis merupakan metode

Kurang (K) apabila memperoleh skor
< 1,33.

pengambilan
didasarkan

Uji prasyarat analisis data dalam
penelitian

ini

yaitu

dengan

keputusan

uji

dari

yang

analisis

data.

Pengujian hipotesis penelitian ini

normalitas, uji homogenitas, serta uji

menggunakan

hipotesis

Sample T test digunakan untuk

16.00.

denganbantuan

SPSS

mengetahui

Uji normalitas digunakan

T-tes.

ada

Independent

atau

tidaknya

untuk mengetahui apakah populasi

perbedaan

rata-rata

antara

data berdistribusi normal atau tidak

kelompok

sampel

yang

(Priyatno,

berhubungan.

2010:

71).

Data

dua
tidak

Pengambilan

dinyatakan berdistribusi normal jika

keputusan terhadap uji hipotesis

nilai signifikan lebih besar dari 0,05.

adalah jika signifikan > 0,05 maka

Disamping pengujian terhadap

Ho

diterima,

sedangkan

jika

nilai,

signifikan

diberi perlakuan dengan metode

0.05) dan taraf signifikansi kelas

TSTS mempunyai nilai rata-rata

kontrol adalah 0.063 (0.063 > 0.05)

7.016 dengan nilai maksimal 8.5 dan

yang

nilai minial 5.0. Data hasil belajar

normal. Sedangkan taraf signifikansi

siswa aspek afektif kelas eksperimen

uji normalitas hasil belajar aspek

menunjukkan rata-rata 3.168 yang

afektif

masuk dalam kategori baik (B)

0.200 (0.200 > 0.05) dan taraf

dengan nilai maksimal 3.5 dan

signifikansi

minimal 2.4. Sedangkan hasil belajar

(0.200 > 0.05) yang berarti data

siswa aspek afektif kelas kontrol

berdistribusi normal.


menunjukkan rata-rata 3.119 yang
masuk dalam kategori baik (B)

uji

aspek

berarti

kelas

data

berdistribusi

eksperimen

kelas

kontrol

adalah

0.200

Hasil Uji Homogenitas
Dalam penelitian ini pengujian

dengan nilai maksimal 3.9 dan

homogenitas

minimal 2.3.

Levene Statistic. Berdasarkan hasil



menggunakan

uji

Hasil Uji Normalitas

uji homogenitas taraf signifikansi

Uji normalitas digunakan untuk

hasil belajar aspek kognitif kelas

mengetahui apakah populasi data

eksprimen dan kontrol adalah 0.258
12

(0.258

>

0.05)

yang

dapat

berarti

disimpulkan

bahwa

ada

mempunyai varian yang homogen.

perbedaan pengaruh yang signifikan

Sedangkan taraf signifikansi hasil

hasil

belajar aspek afektif kelas eksprimen

antara kelas eksperimen dan kelas

dan kontrol adalah 2.055 (2.055 >

kontrol.

0.05) yang berarti mempunyai varian

Independent Samples T-Test terhadap

yang homogen.

hasil belajar aspek afektif diketahui



nilai

Analisis Uji T-test

belajar

siswaaspek

Sedangkan

signifikansi

Sig.

kgnitif

hasil

uji

(2-tailed)

uji

adalah 0.375 (0.375 < 0.05), berarti

Independent Samples T-Test terhadap

Ho diterima dan Ha ditolak yang

hasil belajar aspek kognitif diketahui

dapat disimpulkan bahwa tidak ada

nilai

perbedaan

Berdasarkan

signifikansi

hasil

Sig.

(2-tailed)

yang

signifikan

hasil

adalah 0.007 (0.007 < 0.05), berarti

belajar siswa aspek afektif antara

Ho ditolak dan Ha diterima yang

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3
Uji Independent Sample T-Test Hasil Belajar Aspek Kognitif (Postes)
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances

t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference

F
Nilai

Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed

.330

Sig.
.568

T

Sig. (2tailed)

Df

Mean
Difference

Std. Error
Difference

Lower Upper

2.783

62

.007

.78125

.28072 .22010

1.3424
0

2.783

61.674

.007

.78125

.28072 .22004

1.3424
6

(Sumber: Data Penelitian Diolah)

13

Tabel 4
Uji Independent Sample T-Test Hasil Belajar Aspek Afektif (Postes)
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances

t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference

F
Equal
variances
assumed

Nilai

Sig.

6.18
6

t

.016

Equal
variances not
assumed

Sig. (2tailed)

Df

Mean
Difference

Std. Error
Difference

Lower Upper

.895

62

.374

.08219

.09185

.26579
.10142

.895

51.466

.375

.08219

.09185

.26654
.10217

(Sumber: Data Penelitian Diolah)

adalah 0.007 (0.007 < 0.05) yang

Berdasarkan pengujian hipotesis,
dapat

diketahui

perbedaan

bahwa

yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

terdapat

signifikan

Namun

hasil

dari

hasil

pengujian

belajar PPKn aspek kognitif siswa

hipotesis hasil belajar PPKn aspek

kelas XI antara kelas eksperimen (XI

afektif

MIPA 2) yang menggunakan metode

perbedaan yang signifikan antara

pembelajaran TPS

kelas

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

yang

Hal ini dtunjukkan pada hasil uji

menggunakan metode pembelajaran

Independent Sample T-test terhadap

TSTS. Hal tersebut ditunjukkan pada

hasil belajar PPKn aspek afektif

uji Independent Sample T-test postes

dengan nilai signifkansi Sig. (2-

dengan bantuan SPSS 16.00, dengan

tailed) adalah 0.375 (0.375 < 0.05)

nilai

yang erarti Ho diterima dan Ha

kontrol

(XI

dengan

MIPA

signifikansi

3)

Sig.

(2-tailed)

siswa

tidak

terdapat

ditolak.
Pembahasan
Secara

teoritis

merupakan

metode

yang

memberikan

metode

TPS

banyak

kepada

siswa

pembelajaran

memikirkan

waktu

tentang apa yang dijelaskan atau

lebih
14

secara

untuk

mendalam

dialami (Suyatno, 2009:54). Metode

secara

TPS ini melibatkan seluruh peserta

Sedangkan pada kelas kontrol yang

didik karena masing-masing siswa

menggunakan metode TSTS hasilnya

dituntut untuk mengemukakan ide

kurang baik karena dalam proses

dan pendapat secara individu, serta

diskusi dan menyampaikan hasil

melibatkan seluruh peserta didik.

diskusi pada kelompok lain hanya

Sedangkan secara teoritis metode

didominasi oleh beberapa siswa saja.

TSTS

Kemudian

merupakan

pembelajaran

metode

yang

individu

dalam

dan

kelompok.

menyampaikan

memberi

hasil diskusi kepada tamu beberapa

kesempatan kepada kelompok untuk

kelompok tidak menggunakan waktu

membagikan hasil diskusi kepada

untuk berdiskusi dengan baik dan

kelompok

ada beberapa siswa dalam kelompok

lain

(Komalasari,

2013:69).

yang acuh dan hanya mengandalakan
jawaban teman tanpa berfikir ulang.

Hasil penelitian di SMA N 1
belajar

ranah

Guru disini juga kesulitan dalam

ekperimen

yang

pengelolaan kelas karena terdapat

menggunakan metode TPS lebih baik

langkah yang mengharuskan siswa

dibanding

yang

bertamu ke kelompok lain, hal ini

TSTS.

menyebabkan suasana kelas menjadi

Ambarawa,
kognitif

hasil

kelas

kelas

menggunakan

kontrol
metode

Keunggulan kelas ekperimen yang

kurang

menggunakan metode TPS seluruh

membutuhkan banyak persiapan baik

siswa dapat belajar aktif karena

materi, tenaga dan dana.

tenang,

guru

juga

diharuskan

Dilain pihak hasil belajar ranah

mengemukakan ide dan pendapatnya

afektif kelas eksperimen dan kelas

dalam menjawab soal yang diberikan

kontrol tidak terdapat perbedaan

guru. Masing-masing gagasan dan

yang signifikan dan keduanya masuk

pendapat

kepada

dalam kategori baik (B). Menurut

kemudian

Sudjana (2010: 30) hasil belajar

untuk

ranah afektif ini tampak pada siswa

mendapat satu kesimpulan jawaban.

dalam berbagai tingkah laku seperti

Dengan begitu siswa dapat bekerja

perhatian

masing-masing

siswa

disampaikan

pasangannya

yang

didiskusikan

kembali

15

terhadap

pelajaran,

disiplin,

kebiasaan

belajar,

berbeda

pendapat,

bersedia

menghargai guru dan teman, dan

melaksakana tugas sesuai dengan

hubungan sosial. Hasil penelitian di

kesepakatan, serta menghormati guru

SMA N 1 Ambarawa menunjukkan

dan teman sebaya. Berdasarkan hasil

bahwa antara kelas eksperimen dan

analisis data hasil belajar aspek

kelas kontrol masuk dalam kategori

afektif baik hasil pretes maupun

baik. Hal ini terlihat pada saat

postes menunjukkan bahwa kedua

terjadinya kegiatan belajar mengajar

kelas tidak ada perbedaan sama

dimana

kelas

sekali. Hal ini dikarenakan adanya

eksperimen dan kelas kontrol taat

faktor lain yaitu di sekolah siswa

dalam mengerjakan tugas-tugas yang

telah ditanamakan kedisiplinan dan

diberikan guru, melaksanakan tugas

tanggung jawab sesuai dengan tata

individu dan kelompok dengan baik,

tertib sekolah yang berlaku di SMA

mau bekerja sama dengan siswa yang

N

siswa

baik

di

1

Ambarawa.

SIMPULAN DAN SARAN
Share (TPS) lebih baik/tinggi yaitu

Simpulan
Berdasarkan

hasil

sebesar 7.797, dibandingkan nilai

penelitian

yang sudah dilakukan di SMA N 1

rata-rata

Ambarawa pada

menggunakan metode Two Stay Two

mata pelajaran

kelas

kontrol

yang

Stray (TSTS) yaitu sebesar 7.016.

PPKn, materi “Penegakkan HAM di

Sedangkan hasil analisis data

Indonesia” dan pada analisis data
dapat

penilaian aspek afektif menunjukkan

terdapat

bahwa tidak terdapat perbedaan yang

perbedaan pengaruh yang signifikan

signifikan hasil belajar afektif siswa

antara

TSTS

kelas XI SMA N 1 Ambarawa yang

terhadap hasil belajar aspek kognitif

diajar dengan metode TPS dan

siswa kelas XI SMA N 1 Ambarawa.

TSTS.

Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-

eksperimen

rata

masuk dalam kategori baik (B) dan

serta

pembahasan,

disimpulkan

metode

kelas

maka

bahwa

TPS

dan

eksperimen

yang

menggunakan metode Think Pair
16

Nilai

rata-rata

sebesar

3.168

kelas
yang

kelas kontrol sebesar 3.119 yang

Think

masuk dalam kategori baik (B).

meningkatkan

Pair

Share

hasil

(TPS)

guna

belajar

dan

keaktifan siswa dalam mata pelajaran
Saran

PPKn. Saran bagi guru PPKn SMA

Peneliti memberikan saran bagi

N 1 Ambarawa dan Guru PPKn

kepala sekolah selaku pemimpin
dapat

menambah

wawasan

lainnya

atau

diharapkan

dapat

menggunakan metode pembelajaran

bahan dalam melaksanakan supervisi

Think Pair Share (TPS) yang mampu

akademik sehingga para guru dapat

membangkitkan

menggunakan metode pembelajaran

kerjasama

dan

meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips

Noor MS, Bakry. 2009. Pendidikan

Aplikasi Pakem. Jogjakarta: DIVA

Kewarganegaraan. Yogyakarta:

Press.

Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative

Priyatno, Dwi. 2010. Paham Analisis

Learning. Yogyakarta: PUSTAKA

Data Dengan SPSS. Yogyakarta:

PELAJAR.

Mediakom

Lie,

Anita.

2002.

Cooperative

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran

Mempraktikkan

dalam Implementasi Kurikulum

Cooperative Learning di Ruang-

Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Learning:

Ruang

Kelas.

Jakarta:

PT

Kencana.
Sudjana,

Gramedia Widiasana Indonesia.
Majid,

Abdul.

Autentik

2014.

Proses

Bandung:

Hasil

Belajar . Bandung: PT REMAJA

di

PT

REMAJA

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian

Mulyadi dan Risminawati. 2012.

Inovatif

Penilaian

ROSDAKARYA.

ROSDAKARYA

Model-Model

2010.

Hasil Proses Belajar Mengajar .

Penilaian
dan

Nana.

Pendidikan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D .

Pembelajaran
Sekolah

Pendekatan

Dasar .

Bandung: Alfabeta.

Surakarta: FKIP UMS.
17

Supridjono, Agus. 2009. Cooperative

Think

Pair

Share

Learning Teori dan Aplikasi

Terhadap

Pakem.

Sosiologi Siswa Kelas XI IPS

Yogyakarta:

Pustaka

Pelajar.
Taniredja,

Tukiran,

Model-Model

dkk.

2011.

Hasil

(TPS)

SMA

Negeri

Tahun

Pelajaran

Belajar

Kebakkramat
2014/2015.

Skripsi Diterbitkan di Surakarta:

Pembelajaran

Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Fakultas Keguruan dan Ilmu

Trianto. 2009. Mendesain Model

Pendidikan. Universitas Sebelas

Pembelajaran

Inovatif-

Progresif.

Kencana

Jakarta:

Maret Surakarta.
Prihatini dan Nani Mediatati. 2013.

Premada Media Group.

Perbedaan

Pengaruh

Metode

Pembelajaran Kooperatif tipe

KARYA ILMIAH
Hartina.

2008.

TSTS (Two Stay Two Stray) dan

Pengaruh

Metode

model

Ceramah

Terhadap

pembelajaran kooperatif Tipe

Hasil Belajar Pkn Pada Siswa

Think Pair Share terhadap hasil

Kelas X Sma Negeri 1 Pabelan

belajar kimia kelas XI IPA SMA

Kecamatan Pabelan Kabupaten

Negeri 5 Makassar (Studi pada

Semarang

materi

laju

reaksi).

Diterbitkan Di Salatiga: Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Nur, Dyah Ayu. 2015. Komparasi
Team

Ganjil

Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal

Skripsi.

Makassar: UNM.

Metode

Semester

Universitas

Group

Wacana.

Tournament (TGT) dan Metode

18

Kristen

Satya