Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Etanol Ganggang Merah Kappaphycus alvarezii Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Aloksan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan masyarakat,
perubahan gaya hidup, bertambahnya umur harapan hidup, mengakibatkan di
Indonesia mengalami pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi
penyakit yang tidak menular, hal ini dikenal dengan transisi epidemiologi. Salah
satu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat adalah diabetes mellitus.
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya
semakin meningkat dari tahun ke tahun (Suyono, 1999).
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi insulin juga disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi
insulin oleh sel-sel
Langerhans kelenjar pancreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 23
juta orang atau sekitar 8% dari total populasi orang di Amerika Serikat menderita
diabetes. Prevalensi diabetes total ini meningkat sebesar 13,5% dari tahun 2005
sampai tahun 2007. Di Indonesia, yang memiliki jumlah penduduk melebihi 200
juta jiwa, sejak awal abad ini telah menjadi negara dengan jumlah penderita
diabetes mellitus terbanyak ke-4 di dunia, setelah Amerika Serikat, India dan
China (Kustarini, 2012).
Universitas Sumatera Utara
Penatalaksanaan biasanya dimulai dengan perubahan dalam diet dan
olahraga. Meskipun, kebanyakan penderita akhirnya memerlukan terapi
farmakoterapi, seperti insulin yang disuntikkan atau obat antidiabetes oral.
Banyak obat antidiabetes oral yang tersedia untuk pengobatan dan pengendalian
gejala DM. Namun, obat tersebut dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan karena digunakan dalam waktu relatif lama (Chattopadhyay, 2009).
Oleh karena itu, perlu dicari obat yang efektif, efek samping yang relatif rendah,
dan harga yang murah. Kini masyarakat banyak mencurahkan perhatiannya pada
obat-obat herbal untuk terapi suatu penyakit, karena penggunaan obat herbal
dianggap lebih aman dan meminimalkan efek samping terhadap tubuh
(Dalimartha dan Adrian, 2012).
Pemanfaatan tanaman atau bahan alam sudah dilakukan oleh masyarakat
sejak dulu terutama untuk keperluan obat-obatan. Salah satu bahan alam yang
digunakan adalah ganggang merah. Ganggang adalah salah satu sumber daya
hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Algae atau ganggang terdiri dari
empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang
coklat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang hijaubiru). Ganggang yang sering dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah
Kappaphycus alvarezii (Indriani, 1991).
Alga merah merupakan kelompok alga yang jenisnya memiliki berbagai
bentuk dan variasi warna. Alga merah Kappaphycus alvarezii ini banyak
dibudidayakan
oleh
masyarakat
Indonesia.
Salah
satu
daerah
yang
membudidayakan Kappaphycus alvarezii adalah pulau Sulawesi. . Zat yang utama
dihasilkan Kappaphycus alvarezii adalah karagenan (Winarno, 1996).
2
Universitas Sumatera Utara
Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang dihasilkan dari alga
merah memiliki sifat antidiabetes, antikolesterol, antimikroba dan aktivitas
biologis lainnya. Selain karagenan yang merupakan metabolit primer rumput laut
tersebut diperkirakan senyawa metabolit sekundernya juga dapat menghasilkan
aktivitas antidiabetes (Shanmugam dan Mody, 2000).
Senyawa metabolit sekunder tersebut adalah senyawa triterpenoid.
Triterpenoid dapat dibagi atas empat golongan yaitu triterpenoid sebenarnya,
steroid, saponin dan glikosida jantung. Triterpen atau steroid yang terutama
terdapat sebagai glikosida (Harborne, 1987).
Berbagai macam aktivitas fisiologis yang menarik ditunjukkan oleh
beberapa triterpenoid, dan senyawa ini merupakan komponen aktif dalam
tumbuhan yang telah digunakan untuk penyakit tertentu termasuk diabetes,
gangguan menstruasi, gangguan kulit, kerusakan hati, malaria, antifungi,
antibakteri dan antivirus (Robinson, 1995).
Steroid merupakan golongan lipid yang diturunkan dari senyawa jenuh
yang dinamakan siklopentanoperhidrofenantren. Beberapa turunan steroid yang
penting ialah steroid alkohol atau sterol. Steroid yang ditemukan dalam jaringan
tumbuhan disebut fitosterol. Beberapa senyawa ini jika terdapat dalam tumbuhan
akan dapat berperan menjadi pelindung (Sharo., dkk, 2013). Sterol juga mampu
menahan laju absorbsi glukosa darah dari saluran cerna menuju pembuluh darah
sehingga mampu menahan laju peningkatan kadar glukosa darah (Suhartono., dkk,
2005).
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah
penelitian adalah:
a. Apakah golongan senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia
ganggang merah Kappaphycus alvarezii selain karagenan?
b. Apakah karakteristik simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii
yang diperoleh?
c. Apakah ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii
memberikan efek penurunan kadar glukosa darah mencit yang
diinduksi aloksan?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia
ganggang merah Kappaphycus alvarezii selain karagenan adalah
glikosida, saponin dan steroid/terpenoid
b. Karakteristik simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii
diperoleh dengan melakukan karakterisasi simplisia ganggang merah.
c. Ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii memberikan
efek penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.
4
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia
ganggang merah Kappaphycus alvarezii dari hasil skrining fitokimia.
b. Memperoleh
hasil
karakterisasi
simplisia
ganggang
merah
Kappaphycus alvarezii.
c. Mengetahui efek ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus
alvarezii terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang
diinduksi aloksan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberi informasi kepada masyarakat tentang aktivitas antidiabetes
ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii.
b. Menambah inventaris tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai
antidiabetes.
c. Dapat digunakan sebagai sumber informasi golongan senyawa kimia
yang terdapat dalam ganggang merah Kappaphycus alvarezii.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Sebagai variabel bebas yaitu suspensi Na-CMC 0,5%, Ekstrak Etanol
Ganggang Merah (EEGM) Kappaphycus alvarezii dosis 100 mg/kg bb, Ekstrak
Etanol Ganggang Merah (EEGM) Kappaphycus alvarezii dosis 200 mg/kg bb,
Ekstrak Etanol Ganggang Merah (EEGM) Kappaphycus alvarezii dosis 400
5
Universitas Sumatera Utara
mg/kg bb, suspensi metformin 65 mg/kg bb dan waktu pengamatan. Variabel
terikat adalah penurunan kadar glukosa darah mencit. Kerangka pikir penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Variabel Bebas
Suspensi ekstrak
etanol ganggang
merah dosis 100,
200, dan 400
mg/kg bb
Parameter
Variabel Terikat
Aktivitas
antidiabetes
Penurunan
kadar glukosa
darah
Kadar
glukosa
darah
(mg/dL)
Suspensi Na-CMC
0,5% b/v
Suspensi
Metformin 65
mg/kg bb
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
6
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan masyarakat,
perubahan gaya hidup, bertambahnya umur harapan hidup, mengakibatkan di
Indonesia mengalami pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi
penyakit yang tidak menular, hal ini dikenal dengan transisi epidemiologi. Salah
satu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat adalah diabetes mellitus.
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya
semakin meningkat dari tahun ke tahun (Suyono, 1999).
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi insulin juga disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi
insulin oleh sel-sel
Langerhans kelenjar pancreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 23
juta orang atau sekitar 8% dari total populasi orang di Amerika Serikat menderita
diabetes. Prevalensi diabetes total ini meningkat sebesar 13,5% dari tahun 2005
sampai tahun 2007. Di Indonesia, yang memiliki jumlah penduduk melebihi 200
juta jiwa, sejak awal abad ini telah menjadi negara dengan jumlah penderita
diabetes mellitus terbanyak ke-4 di dunia, setelah Amerika Serikat, India dan
China (Kustarini, 2012).
Universitas Sumatera Utara
Penatalaksanaan biasanya dimulai dengan perubahan dalam diet dan
olahraga. Meskipun, kebanyakan penderita akhirnya memerlukan terapi
farmakoterapi, seperti insulin yang disuntikkan atau obat antidiabetes oral.
Banyak obat antidiabetes oral yang tersedia untuk pengobatan dan pengendalian
gejala DM. Namun, obat tersebut dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan karena digunakan dalam waktu relatif lama (Chattopadhyay, 2009).
Oleh karena itu, perlu dicari obat yang efektif, efek samping yang relatif rendah,
dan harga yang murah. Kini masyarakat banyak mencurahkan perhatiannya pada
obat-obat herbal untuk terapi suatu penyakit, karena penggunaan obat herbal
dianggap lebih aman dan meminimalkan efek samping terhadap tubuh
(Dalimartha dan Adrian, 2012).
Pemanfaatan tanaman atau bahan alam sudah dilakukan oleh masyarakat
sejak dulu terutama untuk keperluan obat-obatan. Salah satu bahan alam yang
digunakan adalah ganggang merah. Ganggang adalah salah satu sumber daya
hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Algae atau ganggang terdiri dari
empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang
coklat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang hijaubiru). Ganggang yang sering dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah
Kappaphycus alvarezii (Indriani, 1991).
Alga merah merupakan kelompok alga yang jenisnya memiliki berbagai
bentuk dan variasi warna. Alga merah Kappaphycus alvarezii ini banyak
dibudidayakan
oleh
masyarakat
Indonesia.
Salah
satu
daerah
yang
membudidayakan Kappaphycus alvarezii adalah pulau Sulawesi. . Zat yang utama
dihasilkan Kappaphycus alvarezii adalah karagenan (Winarno, 1996).
2
Universitas Sumatera Utara
Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang dihasilkan dari alga
merah memiliki sifat antidiabetes, antikolesterol, antimikroba dan aktivitas
biologis lainnya. Selain karagenan yang merupakan metabolit primer rumput laut
tersebut diperkirakan senyawa metabolit sekundernya juga dapat menghasilkan
aktivitas antidiabetes (Shanmugam dan Mody, 2000).
Senyawa metabolit sekunder tersebut adalah senyawa triterpenoid.
Triterpenoid dapat dibagi atas empat golongan yaitu triterpenoid sebenarnya,
steroid, saponin dan glikosida jantung. Triterpen atau steroid yang terutama
terdapat sebagai glikosida (Harborne, 1987).
Berbagai macam aktivitas fisiologis yang menarik ditunjukkan oleh
beberapa triterpenoid, dan senyawa ini merupakan komponen aktif dalam
tumbuhan yang telah digunakan untuk penyakit tertentu termasuk diabetes,
gangguan menstruasi, gangguan kulit, kerusakan hati, malaria, antifungi,
antibakteri dan antivirus (Robinson, 1995).
Steroid merupakan golongan lipid yang diturunkan dari senyawa jenuh
yang dinamakan siklopentanoperhidrofenantren. Beberapa turunan steroid yang
penting ialah steroid alkohol atau sterol. Steroid yang ditemukan dalam jaringan
tumbuhan disebut fitosterol. Beberapa senyawa ini jika terdapat dalam tumbuhan
akan dapat berperan menjadi pelindung (Sharo., dkk, 2013). Sterol juga mampu
menahan laju absorbsi glukosa darah dari saluran cerna menuju pembuluh darah
sehingga mampu menahan laju peningkatan kadar glukosa darah (Suhartono., dkk,
2005).
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah
penelitian adalah:
a. Apakah golongan senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia
ganggang merah Kappaphycus alvarezii selain karagenan?
b. Apakah karakteristik simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii
yang diperoleh?
c. Apakah ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii
memberikan efek penurunan kadar glukosa darah mencit yang
diinduksi aloksan?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia
ganggang merah Kappaphycus alvarezii selain karagenan adalah
glikosida, saponin dan steroid/terpenoid
b. Karakteristik simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii
diperoleh dengan melakukan karakterisasi simplisia ganggang merah.
c. Ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii memberikan
efek penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.
4
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia
ganggang merah Kappaphycus alvarezii dari hasil skrining fitokimia.
b. Memperoleh
hasil
karakterisasi
simplisia
ganggang
merah
Kappaphycus alvarezii.
c. Mengetahui efek ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus
alvarezii terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang
diinduksi aloksan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberi informasi kepada masyarakat tentang aktivitas antidiabetes
ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii.
b. Menambah inventaris tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai
antidiabetes.
c. Dapat digunakan sebagai sumber informasi golongan senyawa kimia
yang terdapat dalam ganggang merah Kappaphycus alvarezii.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Sebagai variabel bebas yaitu suspensi Na-CMC 0,5%, Ekstrak Etanol
Ganggang Merah (EEGM) Kappaphycus alvarezii dosis 100 mg/kg bb, Ekstrak
Etanol Ganggang Merah (EEGM) Kappaphycus alvarezii dosis 200 mg/kg bb,
Ekstrak Etanol Ganggang Merah (EEGM) Kappaphycus alvarezii dosis 400
5
Universitas Sumatera Utara
mg/kg bb, suspensi metformin 65 mg/kg bb dan waktu pengamatan. Variabel
terikat adalah penurunan kadar glukosa darah mencit. Kerangka pikir penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Variabel Bebas
Suspensi ekstrak
etanol ganggang
merah dosis 100,
200, dan 400
mg/kg bb
Parameter
Variabel Terikat
Aktivitas
antidiabetes
Penurunan
kadar glukosa
darah
Kadar
glukosa
darah
(mg/dL)
Suspensi Na-CMC
0,5% b/v
Suspensi
Metformin 65
mg/kg bb
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
6
Universitas Sumatera Utara