Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Etanol Ganggang Merah Kappaphycus alvarezii Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Aloksan

UJI EFEK ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL GANGGANG MERAH
Kappaphycus alvarezii PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI
ALOKSAN
ABSTRAK
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pemanfaatan tanaman atau bahan alam
sudah dilakukan oleh masyarakat sejak dulu terutama untuk keperluan obatobatan. Salah satu bahan alam yang digunakan adalah ganggang merah
Kappaphycus alvarezii. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik simplisia, skrining fitokimia dan efek antidiabetes dari ekstrak etanol
ganggang merah (EEGM) pada mencit jantan yang diinduksi aloksan.
Tahapan penelitian meliputi penyiapan sampel (pengumpulan sampel,
identifikasi sampel, dan pengolahan sampel), pemeriksaan karakteristik simplisia,
pembuatan ekstrak, skrining fitokimia, serta pengujian efek antidiabetes EEGM
pada mencit jantan yang diinduksi aloksan dosis 150 mg/kg bb secara
intraperitoneal. Mencit diabetes dikelompokkan dalam lima kelompok perlakuan,
masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok I diberi suspensi
CMC-Na 0,5% b/v; kelompok II, III, dan IV diberikan EEGM dosis 100 mg/kg
bb, 200 mg/kg bb, 400 mg/kg bb; dan kelompok V diberi metformin dosis 65
mg/kg bb per oral selama 15 hari berturut-turut. Selanjutnya, pengukuran kadar
glukosa darah diamati dan diukur dengan glukometer pada hari ke-3, 6, 9, 12, dan
hari ke-15. Data hasil pengujian dianalisis dengan analisis variansi (ANAVA)

kemudian dilanjutkan dengan Tukey untuk melihat perbedaan antar perlakuan.
Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia diperoleh kadar air 7,81%, kadar
sari yang larut dalam air 30,32%, kadar sari yang larut dalam etanol 10,33%,
kadar abu total 18,14%, kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,55%. Hasil
skrining fitokimia menunjukkan serbuk simplisia mengandung senyawa glikosida,
saponin, dan steroid/triterpenoid. Hasil analisis pemberian EEGM menunjukkan
efek penurunan kadar glukosa darah mencit yang bermakna dibandingkan
kelompok kontrol CMC-Na 0,5%. Penurunan kadar glukosa darah yang paling
baik pada hari ke-15 ditunjukkan kelompok dosis 400 mg/kg bb dengan persen
penurunan 80,65%; dosis 200 mg/kg bb dengan persen penurunan 80,20%; dosis
100 mg/kg bb dengan persen penurunan 7β,48%. Hasil uji statistik (α = 0,05)
menunjukkan bahwa EEGM dosis 200 mg/kg bb dan dosis 400 mg/kg bb tidak
berbeda nyata dengan metformin dosis 65 mg/kg bb.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa EEGM dosis 100,
200, dan 400 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit yang
diinduksi aloksan.
Kata kunci: Ganggang Merah Kappaphycus alvarezii, diabetes mellitus, kadar
glukosa darah, aloksan

vii

Universitas Sumatera Utara

THE EFFECT OF ANTIDIABETIC OF ETHANOL EXTRACT OF RED
ALGAE Kappaphycus alvarezii IN ALOXAN – INDUCED MALE MICE
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is one of the disease with increasing prevalence
from year to year. The use of plants or natural materials has been done by people
since long time ago, especially for medicinal purposes. One of the natural
materials used is Kappaphycus alvarezii. The purpose of this study was to
determine the characteristics of simplex, phytochemycal screening and the effect
of antidiabetic of ethanol extract of red algae (EERA) in aloxan-induced male
mice.
This study included sample preparation (sampling, sample identification,
and sample processing), characterization of simplex, manufacture of the extract,
and the effect of antidiabetic of EERA in aloxan-induced male mice. dose 150
mg/kg bw by intraperitoneal. Diabetic mice were randomly divided into five
groups, with 5 mice in each group. Group I was given sodium-CMC 0.5% w/v;
group II, III, and IV were given EERA with dose 100, 200, 400 mg/kg bw,
respectively; group V was given metformin dose 65 mg/kg bw by orally for 15
consecutive days. Furthermore, the measurement of blood glucose level was

observed with glucometer on day 3, 6, 9, 12, and day 15. Test result data were
analyzed with Analysis of Variance (ANAVA) followed by Tukey’s method to
see the differences among the treatments.
The result obtained from simplex characterization were water content
7.81%, water-soluble extract content 30.32%, ethanol-soluble extract content
10.33%, total ash content 18.14%, and acid-insoluble ash content 0.55%. The
result of phytochemical screening, red algae contained glycoside, saponin, and
steroid/triterpenoid. The result of analysis showed that administration of EERA
decreased blood glucose levels significantly compared to sodium-CMC 0.5%
control group. The average blood glucose levels on day 15 for 400 mg/kg bw, 200
mg/kg bw, and 100 mg/kg bw were 80.65%, 80.20%, and 72.48% respectively.
The results of statistical tests (α = 0.05) showed that EERA with dose of 200
mg/kg bw and 400 mg/kg bw were not significantly different from metformin 65
mg/kg bw dosage form.
It can be concluded that the EERA doses of 100, 200, and 400 mg/kg body
weight can decrease the blood glucose levels of alloxan-induced mice.
Keywords: Red algae Kappaphycus alvarezii, diabetes mellitus, blood glucose
levels, aloxan.

viii

Universitas Sumatera Utara