15. Model Pembelajaran Saintifik MP Prakarya

(1)

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat

kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat

diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan

tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses

penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang

belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului

dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun

dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan

persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk

memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran

dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata

pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada

semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat

kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua

kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu

saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung

pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja

yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.


(2)

Kata Pengantar

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I

PENDAHULIAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Ruang Lingkup

D. Landasan Hukum

1

2

2

3

BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

A. Pembelajaran Pendekatan Saintifik

B. Penilaian Autentik

5

8

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis

B. Hasil Analisis

10

16

BAB IV

PENUTUP

35

DAFTAR PUSTAKA

36


(3)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai

tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar

kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu

setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran

dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun

2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran,

menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam

menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum

2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta

didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang

diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran


(4)

individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar

dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu

menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar

lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori

pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas

pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun

pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi

pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru

sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata

pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari

kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013

mengacu pada silabus yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan

silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam

mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah

pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh

karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara

individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan

pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan

dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata

pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan

memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:

Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan

kompetensi dasar

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari

silabus mata pelajaran


(5)

4. Merancang penilaian otentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian otentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang

Implementasi Kurikulum


(6)

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan

memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses

pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang

mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya,

mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan

memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus

dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar

dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup

materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut

memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap

diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,

dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan

lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses.

Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis

penyingkapan/penelitian (

discovery/inquiry learning

). Untuk mendorong

kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual

maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah

(

project based learning

).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma:

(1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru

sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber

belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai

penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten


(7)

pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal

menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7)

pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan

keseimbangan antara keterampilan fisikal (

hardskills

) dan keterampilan mental

(softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10)

pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (

ing

ngarso sung tulodo

), membangun kemauan (

ing madyo mangun karso

), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (

tut

wuri handayani

); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah,

dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa

saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13)

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual

dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai mulai dari masukan (

input

)

,

proses

,

dan keluaran (

output

)

pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara

utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut

akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan

mampu menghasilkan dampak instruksional (

instructional effect)

dan dampak

pengiring (

nurturant effect)

dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.

Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “

sense of

inquiry

” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model

pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan

kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya

sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting

adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh

peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).


(8)

akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena

itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model

pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model

pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam

sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan

pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta

didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif

dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang

membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini

peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan

berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains

sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (

scientist

) dalam melakukan

penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan

untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai

baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran

diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan

pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan

nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna

(meanings),

organisasi, dan

struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar

bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran

berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta

didik dalam menemukan sendiri

(discover)

pengetahuan yang didasarkan

atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi,

sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan

berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih

diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam

memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan

sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi

membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan

keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan

secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah

kemampuan dasar untuk belajar

(basic learning tools)

yaitu kemampuan yang


(9)

mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari

natural science,

pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir

ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan

melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan

data/informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

(1)

Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan

konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses

mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat,

mendengar, membaca, dan atau menyimak.

(2)

Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun

pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan

teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki

kemapuan berpikir tingkat tinggi (

critical thingking skill

) secara kritis,

logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi

dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi

ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri,

termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

(3)

Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa

untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan

mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja

ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan

melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah

data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan

otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

(4)

Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir

dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan

ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang

oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu

sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data,

mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan

memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi

atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan

siswa berpikir kritis tingkat tinggi

(higher order thinking skills

) hingga

berpikir metakognitif.


(10)

konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau

grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan

pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui

presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas

pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian

yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak

terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran

diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang

tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan

langkah sebagai berikut

1.

Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik

secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi,

membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

2.

Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,

hukum,dan teori

3.

Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen

4.

Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,

mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

5.

Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi

dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga

sampai tak terduga.

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (

authentic assessment)

menurut beberapa sumber

sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum

2013 adalah sebagai berikut: (1)

American Library Association

mendefinisikan

sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan

sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2)

Newton Public School

, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas

produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata

peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai


(11)

dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran,

seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan

analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama

melalui debat, dan sebagainya.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

(

scientific approach

) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum

2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan

hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar,

mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung

fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta

didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan

dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen

assesmeni

yang

memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk

tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek,

makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian

portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian

responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik

yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan

tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian

autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu

pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan

hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan

program perbaikan (

remedial

), pengayaan (

enrichment

), atau pelayanan

konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan

untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian

Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)

pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian

sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian


(12)

tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes

praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.

1.

Pengamatan Sikap

Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian

diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang

sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil

pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan

dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap

aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb:

Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara

kronologis.

Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas

dan komunikatif.

Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap

tampilan sikap peserta didik

menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

peserta didik.

Penilaian-diri (

self assessment

) termasuk dalam rumpun penilaian

kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta

didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan

status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya

dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan

untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian

ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan

perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan

Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau

keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya,

peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan

keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran

tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.


(13)

Pertama

, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.

Kedua

, peserta

didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.

Ketiga

, mendorong,

membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur.

Keempat

,

menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap

seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya

dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan

bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar

yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan

diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:

Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh

peserta didik

Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya

penafsiran makna ganda/berbeda

Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata

atau sebenarnya

Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid)

memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan

satu kompetensi peserta didik

Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level

terendah sampai kemampuan tertinggi.

2.

Tes tertulis.

Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis

terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban

terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan,

dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi,

jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu

mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah


(14)

komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan

memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya,

namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk

esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka

(

extended-response

) atau jawaban terbatas (

restricted-response

). Hal ini

sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes

semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil

belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.

3.

Tes Lisan.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara

lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab

secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan

adalah sbb:

Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf

pengetahuan yang hendak dinilai.

Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi

jawabannya sendiri.

disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang

komplek.

4.

Penilaian Melalui Penugasan.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek

yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau

kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah

sbb:

Tugas

mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan

bagian dari pembelajaran mandiri.

Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta

didik.


(15)

didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas

diberikan secara kelompok.

Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.

Tugas

harus

bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial

ekonomi).

Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara

jelas.

Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

5.

Tes Praktik.

Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam

melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian

kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu

seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain

peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan

sebagainya.

(Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013).

Kriteria Tes Praktik

adalah sbb:

Tugas

mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil

belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,

Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum

Tugas

bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial

ekonomi)

Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik

tersebut harus memenuhi syarat sbb:

Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).

Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.

Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

6.

Penilaian Proyek


(16)

terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut

periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi

yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan

data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan

demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,

mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik

memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan

pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada

tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.

Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna

atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan

pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

dibutuhkan oleh peserta didik.

Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan

atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk

proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru

meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan

data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat

menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan

penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian

khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai

kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian

produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik

menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua

kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.

Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara

keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

7.

Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.


(17)

perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi

peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan

pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan

peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat

berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap

terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata

pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya

peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode

pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski

dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau

kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam

menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik,

gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis,

dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat

melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah

seperti berikut ini.

Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio

yang akan dibuat.

Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah

bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada

tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama

dokumen portofolio yang dihasilkan.

Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian

portofolio.


(18)

(19)

ANALISIS KOMPETENSI

(1)Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi

yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan

kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam

menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi

itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju

semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti

adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada

tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata

pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA

adalah sebagai berikut.

Dimensi

Kualifikasi Kemampuan

Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang

beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan

bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

Pengetahuan

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai

pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara

mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat

kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat


(20)

bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64

Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Kompetensi

Deskripsi Kompetensi

Sikap

Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya

Sikap Sosial

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia

Pengetahuan

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora

dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

Keterampilan

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan

adalah sebagai berikut.


(21)

berikut

(1) Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi

pokok seperti tabel berikut ini, contoh : Kelas X Rekayasa

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok

(Dalam

Silabus)

3.1 Mengidentifikasi

desain produk dan

pengemasan karya

rekayasa sebagai alat

komunikasi sederhana

dengan sumber arus

listrik DC berdasarkan

konsep berkarya

dengan pendekatan

budaya setempat dan

lainnya

4.1 Mendesain produk dan

pengemasan karya

rekayasa sebagai alat

komunikasi sederhana

dengan sumber arus

listrik DC berdasarkan

konsep dengan

pendekatan budaya

setempat dan lainnya

Alat komuniasi

sederhana

dengan

sumber arus

listrik DC

berdasarkan

konsep

Dan seterusnya …

(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus)

menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur

(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator

keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai


(22)

mencipta.

(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati,

menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang

diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.

(5) Mengidentifikasi nilai-nilai sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan

(6) Merancang penilaian sikap.

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

1. Pengembangkan Materi pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam

silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga

(pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan

untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).

Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat

kategori, yaitu:

(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar,

dibaca, disentuh, atau diamati. Contoh fakta adalah produksi hasil

kerajinan, hasil panen, atau kolam budi daya ikan hias.

(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan

kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang

saling berhubungan. Contoh produk kemasan, hotikultura, atau mesin

otomatis.

(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara

konsep-konsep yang berkaiatan. Contoh prinsip adalah perbedaan antara

Materi

Pokok

(Silabus)

Materi

Pokok

(Silabus)

Materi

Pembelajar

an

Fakta,

Konsep,

Prinsip,

dan

Prosedur

Alternatif Kegiatan Pembelajaran

: Mengamati,

Menanya, Mencoba, Mengasosiasi

, dan Mengomunik

asikan

Pembelajara

n (Silabus)

Pembelajara

n (Silabus)

Indikator

Sikap,

Pengethua

n, dan

Keterampil

an untuk

Penilaian

Penillaian

(Silabus)

Penillaian

(Silabus)

Lulusan

yang :

Cerdas,

Kreatif,

Produktif,

dan

Bertanggun


(23)

dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas.

(4) Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis

dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari

kompetensi pada aspek keterampilan.. Contoh prosedur Langkah kerja

desain dan pengemasan kerajinan tekstil dengan perangkat lunak

grafis, disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia.

2. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu

mengamati,

menanya,

mencoba/mengumpulkan

data,

mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

3. Merumuskan indikator pencapaian

Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut

ini

(1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur,

didalamnya terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten

(pengetahuandan keterampilan)

(2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi

dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam

silabus

(3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi

minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi

inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi

untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai dengan

karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya

(4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, dan mengamalkan

(5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi

(6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati,

menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta

(7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai

kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan

4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik)

a. Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian sebaya,

dan/atau jurnal. Penilaian sikap melalui pengematan menggunakan


(24)

aspek sikap yang daiamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk

pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat

dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya

mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka

pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap dalam

tabel analisis perlu direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

b. Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.

Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel analaisis menjadi

aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas ini

bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan pedoman penskoran.

c. Aspek keterampilan melalui tes praktik, proyek dan penilaian portofolio.

Penilaian keterampilan mencakup dua ranah keterampilan yang dapat

dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang

diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkrit. Jabaran penilaian

keterampilan pada tabel analisis merinci aspek penilaian yang dilakukan

dan direlasikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta

didik.

Hasil Analisis Kompetensi

a) Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Kerajinan

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

(Dalam Silabus)

Materi Pokok

3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Produk kerajinan tekstil dan pengemasannya, meliputi :

1.Pengertian desain produk dalam kerajinan tekstil dengan berbagai teknik konstruksi (jahit, jahit aplikasi, ,

makrame, tenun, tapestry, dll)

2.Aneka karya kerajinan tekstil

3.Fungsi karya kerajinan tekstil

4.Unsur estetika dan ergonomis karya kerajinan tekstil

5.Motif ragam hias pada kerajinan tekstil

6.Teknik pembuatan


(25)

benda kerajinan tekstil : jahit, jahit aplikasi, sulam, ikat celup, batik, makrame, tenun, tapestry, dll)

7.Pengemasan karya kerajinan tekstil.

8.Desain dan pengemasan produk tekstil 3.3 Memahami proses

produksi kerajinan tekstil di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

4.2 Mendesain proses produksi karya kerajinan tekstil berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Mendesain proses produksi kerajinan tekstil meliputi : 1.Pengertian proses

produksi dan sumber yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi kerajinan tekstil. 2.Proses produksi

pembuatan kerajinan tekstil dengan berbagai teknik

pembuatan benda kerajinan tekstil : jahit, jahit aplikasi, sulam, ikat celup, batik, makrame, tenun, tapestry, dll) 3.2 Mengidentifikasi sumber

daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi dari berbagai sumber

4.3 Membuat karya kerajinan tekstil yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

Sumber daya usaha kerajinan tekstil, meliputi :

1. Pengelolaan sumber daya usaha dikenal dengan istilah 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja) dan Market (pasar).

2. Identifikasi kebutuhan sumberdaya pada usaha kerajinan tesktil

3. Praktek pembuatan kerjainan tekstil dengan berbagai teknik menghias permukaan kain (ikat celup, batik, sulam, dll)


(26)

4. Unsur estetika dan ergonomis karya kerajinan tekstil 5. Standar

produk dan proses kerja kerajinan tekstil 3.4 Memahami konsep

kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha kerajinan tekstil

4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan

berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha kerajinan tekstil

Konsep

kewirausahaan, meliputi :

1. Dasar-dasar kewirausahaan bidang kerajinan tekstil

2. Stimulasi dan motivasi wirausaha berdasarkan sifat dan karakter isi, bentuk dan kerja produksi.

3. Karakteris-tik wirausaha-wan yang

meliputi : displin, komitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovatif, mandiri dan realitis 4.

Faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan seseorang berdasarkan karakteristik wirausahawan 5. Pengertian,

tujuan, manfaat perilaku kerja prestatif 6. Perilaku

kerja prestatif (selalu ingin maju) meliputi:

- kerj

a ikhlas

- kerj

a mawas >< emosional

- kerj

a cerdas

- kerj

a keras

- kerj

a tuntas

- Prin

sip cara kerja prestatif 3.5 Mengidentifikasi desain


(27)

karya kerajinan limbah tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan

pendekatan budaya setempat dan lainnya

kerajinan limbah tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

tekstil dan desain pengemasannya, meliputi :

1.Pengertian kerajinan limbah tekstil dan desain dengan berbagai teknik konstruksi (jahit, jahit aplikasi,

makrame, tenun, tapestry, dll)

2.Aneka karya kerajinan limbah tekstil

3.Fungsi karya kerajinan limbah tekstil

4.Unsur estetika dan ergonomis karya kerajinan limbah tekstil

5.Motif ragam hias pada kerajinan limbah tekstil

6.Teknik pembuatan benda kerajinan limbah tekstil : jahit, jahit aplikasi, sulam, ikat celup, batik, makrame, tenun, tapestry, dll)

7.Pengemasan karya kerajinan limbah tekstil 3.7 Menganalisis proses

produksi kerajinan limbah tekstil di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber.

4.6 Mendesain proses produksi karya kerajinan limbah tekstil berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan

pendekatan budaya setempat dan lainnya

Proses produksi kerajinan tekstil berdasarkan standar isi dan standar kerja, meliputi :

1. Proses produksi dan sumber daya yang dibutuhkan dalam

mendukung proses produksi. 2. Menetapkan

desain roses produksi pembuatan kerajinan limbah tekstil

berdasarkan prosedur berkarya. 3.6 Memahami sumber daya

yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi kerajinan limbah tekstil

4.7 Membuat karya kerajinan limbah tekstil yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan

Sumber daya usaha kerajinan limbah tekstil, meliputi : 1.Identifikasi


(28)

prosedur kebutuhan sumberdaya pada sentra/usaha (dikenal dengan istilah 6M) kerajinan limbah tekstil

2.Praktek kerajinan limbah tekstil berdasarkan kebutuhan sumberdaya (bahan, peralatan, keterampilan bekerja & pasar) dan prosedur yang

ditetapkannya (jenis, manfaat, teknik

pengolahan, dan penyajian/penge-masan)

3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha kerajinan limbah tekstil yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

4.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha kerajinan limbah tekstil

Sikap dan Perilaku Wirausaha, meliputi :

1. Berbagai sikap membangun semangat usaha (Inovatif,

Kreatifitas, Motivasi, Sikap bekerja efektif dan efisien) 2. Faktor-faktor

yang

menunjukkan komitmen tinggi 3. Bagaimana

menerapkan perilaku tepat waktu, tepat janji 4. Penerapan

kepedulian terhadap mutu hasil kerja 5. Penerapan

komitmen tinggi terhadap

pengendalian diri 6. Langkah

keselamatan kerja

7. Klaim asuransi kerja dan produk

b) Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Rekayasa

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

(Dalam Silabus)

Materi Pokok

3.1 Mengidentifikasi desain


(29)

karya rekayasa sebagai alat komunikasi

sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

meliputi:

1.Pengertian alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC.

2.Aneka jenis produk rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC

3.Manfaat alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC

4.Standar produk dan langkah keselamatan kerja

5.Teknik

pengemasan hasil rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC

6.Menetapkan desain dan pengemasan produk rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC

3.3 Memahami proses

produksi rekayasa sebagai alat komunikasi

sederhana dengan sumber arus listrik DC di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

4.2 Mendesain proses produksi karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Mendesain proses produksi rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC , meliputi: 1.Pengertian

produksi

2.Proses produksi pada

sentra/perusahaan produk rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC (teknik

pemilihan bahan, penyiapan bahan, teknik

pemrosesan) 3.Menetapkan desain

proses produksi rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan


(30)

sumber arus listrik DC berdasarkan prosedur berkarya (jenis, manfaat, teknik rekayasa, dan pengemasan) 3.2 Mengidentifikasi sumber

daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC

4.3 Membuat karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

Sumberdaya usaha rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC, meliputi:

1. Pengelelolaa n sumberdaya usaha dikenal dengan istilah 6M, yakni Man

(manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja) dan Market (pasar).

2. Identifikasi kebutuhan sumberdaya pada usaha rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC

3. Praktek rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan kebutuhan sumberdaya (bahan, peralatan, keterampilan bekerja & pasar) dan prosedur yang ditetapkannya (jenis, manfaat, teknik rekayasa, dan penge-masan) 4. Standar

produk dan proses kierja

3.4 Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC

4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan

berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha produk rekayasa sebagai alat komunikasi dengan sumber arus listrik DC

Konsep

kewirausahaan, meliputi:

1. Dasar-dasar kewirausahaan bidang rekayasa 2. Sytimulasi

dan Motivasi wirausaha berdasarkan sifat dan karakter isi,


(31)

bentuk dan kerja produiksi.

3. Karakter dan karakteristik (watak, nilai dan ciri) kewirausahaan 4. Faktor-faktor

penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha

5. Pengerti-an, tujuan, manfaat perilaku kerja prestatif

6. Penerapan sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju) meliputi:

- kerja

ikhlas

- kerja

mawas >< emosional

- kerja

cerdas

- kerja

keras

- kerja

tuntas

- Prinsi

p cara kerja prestatif. 3.5 Mengidentifikasi desain

produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan konsep berkarya dengan

pendekatan budaya setempat dan lainnya

Mengenal produk hasil rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik dan Desain kemasan produk, meliputi: 1.Dasar-dasar

merangkai alat dengan sumber arus listrik 2.Aneka jenis hasil

rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik 3.Manfaat alat

pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik 4.Standar produk

hasil alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik 5.Teknik ngemasan


(32)

sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik 6.Menetapkan desain

dan pengemasan produk rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik 3.7 Memahami proses

produksi karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

4.6 Mendesain proses produksi karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Proses produksi rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan standar isi dan proses kerja, meliputi:

1.Proses produksi pada sentra/usaha rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik (teknik pemilihan bahan, penyiapan bahan, teknik

pemrosesan) 2.Menetapkan desain

proses produksi rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan prosedur berkarya (jenis, manfaat, teknik rekayasa, dan pengemasan) 3.6 Memahami sumber daya

yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik

4.7 Membuat karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

Sumberdaya usaha rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik meliputi:

1.Identifikasi kebutuhan sumberdaya pada sentra/usaha (dikenal dengan istilah 6M) rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik 2.Praktek rekayasa

sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan


(33)

sumber arus listrik berdasarkan kebutuhan sumberdaya (bahan, peralatan, keterampilan bekerja & pasar) dan prosedur yang ditetapkannya (jenis, manfaat, teknik pengolahan, dan

penyajian/pengem asan)

3.Pemeliharaan dan peningkatan program

intensifikasi dan ekstensifikasi alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik sesuai dengan standar produk. 3.8 Menganalisis sikap dan

perilaku wirausaha karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

4.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha produk rekayasa alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik

1.Berbagai sikap membangun semangat usaha (Inovatif,

Kreatifitas, Motivasi, Sikap bekerja efektif dan efisien)

2.Faktor-faktor yang menunjukkan komitmen tinggi 3.Bagaimana

menerapkan perilaku tepat waktu, tepat janji 4.Penerapan

kepedulian terhadap mutu hasil kerja 5.Penerapan

komitmen tinggi terhadap

pengendalian diri 6.Langkah

keselamatan kerja 7.Claim asuransi

kerja dan produk

c) Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Budidaya

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

(Dalam Silabus)

Materi Pokok

3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman hias berdasarkan konsep berkarya dengan

pendekatan budaya

4.1 Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman hias berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya

Produk budidaya tananman hias dan pengemasannya, meliputi:

1. Pengertian tanaman hias.


(34)

setempat dan lainnya setempat dan lainnya 2. Aneka jenis produk budidaya tanaman hias

3. Manfaat tanaman hias

4. Eco-system budidaya tanaman hias

5. Standar produk dan langkah keselamatan kerja

6. Teknik pengemasan hasil budidaya tanaman hias

7. Menetapkan desain dan pengemasan produk budidaya tanaman hias 3.3 Memahami proses

produksi budidaya tanaman hias di wilayah setempat melalui

pengamatan dari berbagai sumber

4.2 Mendesain proses produksi usaha budidaya tanaman hias berdasarkan

identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan

pendekatan budaya setempat dan lainnya

Mendesain proses produksi budidaya tanaman hias, meliputi: 1. Pengertian

produksi

2. Proses produksi pada

sentra/perusahaa n produk

budidaya tanaman hias(teknik pemilihan bahan, penyiapan bahan, teknik

pemrosesan) 3. Menetapkan desain proses produksi budidaya tanaman hias berdasarkan prosedur berkarya (jenis, manfaat, teknik budidaya, dan pengemasan) 3.2 Mengidentifikasi sumber

daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya tanaman hias

4.3 Mempraktikan budidaya tanaman hias yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

Sumberdaya usaha budidaya tanaman hias, meliputi: 1.Pengelelolaan

sumberdaya usaha dikenal dengan istilah 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja) dan Market


(35)

(pasar). 2. Identifikasi

kebutuhan sumberdaya pada usaha budidaya tanaman hias 3. Praktek budidaya

tanaman hias berdasarkan kebutuhan sumberdaya (bahan, peralatan, keterampilan bekerja & pasar) dan prosedur yang

ditetapkannya (jenis, manfaat, teknik budidaya, dan penge-masan)

4. Standar produk dan proses kierja 3.4 Memahami konsep

kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha budidaya tanaman hias

4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan

berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha budidaya tanaman hias

Konsep

kewirausahaan, meliputi: 1. Dasar-dasar

kewirausahaan bidang budidaya 2. Sytimulasi dan

Motivasi wirausaha berdasarkan sifat dan karakter isi, bentuk dan kerja produiksi.

3. Karakter dan karakteristik (watak, nilai dan ciri)

kewirausahaan 4. Faktor-faktor

penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha 5. Pengertian,

tujuan, manfaat perilaku kerja prestatif

6. Penerapan sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju) meliputi:

- kerja

ikhlas

- kerja

mawas >< emosional

- kerja


(36)

- kerja keras

- kerja

tuntas

- Prins

ip cara kerja prestatif 3.5 Mengidentifikasi desain

produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman pangan berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.5 Mendesain produk dan pengemasan hasil

budidaya tanaman pangan berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Mengenal produk hasil budidaya tanaman pangan dan Desain kemasan produk, meliputi:

1. Dasar-dasar menanam tanaman pangan 2. Aneka jenis hasil

budidaya

tanaman pangan (umbi umbian, serealia dan kacang kacangan) 3. Manfaat tanaman

pangan 4. Ekosistem

budidaya tanaman pangan 5. Standar produk

hasil tanaman pangan

6. Teknik ngemasan hasil budidaya tanaman pangan 7. Menetapkan

desain dan pengemasan produk budidaya tanaman pangan 3.7 Memahami proses

produksi budidaya tanaman pangan di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

4.6 Mendesain

prosesproduksibudidaya tanaman pangan berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Proses produksi budidaya tanaman pangan

berdasarkabn stndar isi dan proses kerja, meliputi:

1. Proses produksi pada

sentra/usaha budidaya

tanaman pangan (teknik pemilihan bahan, penyiapan bahan, teknik pemrosesan) 2. Menetapkan desain proses produksi budidaya

tanaman pangan berdasarkan prosedur berkarya (jenis, manfaat, teknik budidaya, dan


(37)

pengemasan) 3.6 Mengidentifikasi sumber

daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya tanaman pangan

4.7 Mempraktikan budidaya tanaman pangan sesuai teknik dan prosedur

Sumberdaya usaha budidaya tanaman pangan meliputi: 1. Identifikasi

kebutuhan sumberdaya pada sentra/usaha (dikenal dengan istilah 6M) budidaya tanaman pangan 2. Praktek budidaya

tanaman pangan berdasarkan kebutuhan sumberdaya (bahan, peralatan, keterampilan bekerja & pasar) dan prosedur yang

ditetapkannya (jenis, manfaat, teknik

pengolahan, dan penyajian/penge-masan)

3. Pemeliharaan dan peningkatan program

intensifikasi dan ekstensifikasi tanaman pangan sesuai dengan standar produk. 3.8 Menganalisis sikap dan

perilaku wirausaha budidaya tanaman pangan yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

3.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha budidaya tanaman pangan

1. Berbagai sikap membangun semangat usaha (Inovatif,

Kreatifitas, Motivasi, Sikap bekerja efektif dan efisien) 2. Faktor-faktor

yang

menunjukkan komitmen tinggi 3. Bagaimana

menerapkan perilaku tepat waktu, tepat janji 4. Penerapan

kepedulian terhadap mutu hasil kerja 5. Penerapan

komitmen tinggi terhadap

pengendalian diri 6. Langkah


(38)

kerja

7. Claim asuransi kerja dan produk


(39)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

(Dalam Silabus)

Materi Pokok

3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.1 Mendesain produk dan pengemasan pengawetan bahan nabati dan hewani yang diawetkan

berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Desain produk dan pengawasan karya pengawetan bahan nabati dan hewani, meliputi:

1. Pengertian pengawetan bahan nabati dan hewani

2. Aneka jenis produk pengawet-an bahpengawet-an nabati dan hewani 3. Manfaat dan

kandungan bahan pada produk pengawetan bahan nabati dan hewani

4. Penyajian dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani

5. Menetapkan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani

3.3 Memahami proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

4.2 Mendesain proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Mendesain proses produksi

pengawetan bahan nabati dan hewani, meliputi:

1. Manajemen umum (POAC) 2. Proses produksi

pada

sentra/perusahaa n produk

pengawetan bahan nabati dan hewani (teknik pemilihan bahan, penyiapan bahan, teknik

pemrosesan) 3. Menetapkan desain proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani

berdasarkan prosedur berkarya (jenis, manfaat, kandungan, teknik


(40)

pengolahan, dan penyajian/penge-masan)

3.2 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani

4.3 Membuat karya

pengolahan pengawetan bahan nabati dan hewani yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

Perusahaan dan pembuatan karya pengolahan pengawetan bahan nabati dan hewani, meliputi:

1.Pengertian sumberdaya perusahaan dikenal dengan istilah 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine

(peralatan), Method (cara kerja) dan Market (pasar).

2.Identifikasi kebutuhan sumberdaya pada sentra/perusaha-an produk pengawetan bahan nabati dan hewani

3.Pembuatan karya/produk pengawetan bahan nabati dan hewani

berdasarkan kebutuhan sumberdaya (bahan, peralatan, keterampilan bekerja & pasar) dan prosedur yang

ditetapkannya (jenis, manfaat, kandungan, teknik

pengolahan, dan penyajian/penge-masan)

3.4 Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan sebuah wirausaha pengawetan bahan nabati dan hewani

4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan

berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha pengawetan bahan nabati dan hewani

Konsep

kewirausahaan, meliputi:

1. Pengertian kewirausahaan 2. Manfaat

berwirausaha sebagai motivasi 3. Karakter dan karakteristik (watak, nilai dan ciri)


(41)

kewirausahaan 4. Faktor-faktor

penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha 5. Pengertian,

tujuan, manfaat perilaku kerja prestatif

6. Penerapan sikap dan perilaku kerja prestatif (selalu ingin maju) meliputi:

- kerja

ikhlas

- kerja

mawas >< emosional

- kerja

cerdas

- kerja

keras

- kerja

tuntas

- Prins

ip cara kerja prestatif 3.5 Mengidentifikasi desain

produk dan pengemasan karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Desain produk dan pengemasan karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih 1. Pengertian

bahan pangan nabati dan hewani, serta produk pembersih 2. Beberapa jenis

bahan pangan nabati dan hewani yang dapat dibuat produk pembersih (sabun,shampo,s abun lerak) 3. Manfaat dan

kandungan bahan pangan nabati dan hewani sebagai produk

pembersih 4. Pengemasan

produk

pembersih dari bahan pangan nabati dan


(42)

hewani

Menetapkan desain dan pengemasan produk pembersih dari bahan pangan nabati dan hewani 3.7 Memahami proses

produksi pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih di wilayah setempat melalui

pengamatan dari berbagai sumber

4.6 Mendesain proses produksi karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

Mendesain proses produksi produk pembersih dari pengolahan bahan pangan nabati dan hewani, meliputi:

1. Proses produksi pada

sentra/perusaha an produk bahan pangan nabati dan hewani (teknik pemilihan bahan, penyiapan bahan, teknik pemrosesan) 2. Menetapkan desain proses produksi produk pembersih dari bahan pangan nabati dan hewani berdasarkan prosedur berkarya (jenis, manfaat, kandungan, teknik

pengolahan, dan pengemasan) 3.6 Mengidentifikasi sumber

daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih

4.7 Membuat karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

Sumberdaya perusahaa dan pembuatan karya pengolahan pengawetan bahan nabati dan hewani, meliputi:

1. Identifikasi kebutuhan sumberdaya pada

sentra/perusaha-an (dikenal dengan istilah 6M) produk pembersih dari bahan pangan nabati dan hewani 2. Pembuatan

karya/produk pembersih dari bahan pangan nabati dan


(43)

hewani berdasarkan kebutuhan sumberdaya (bahan, peralatan, keterampilan bekerja & pasar) dan prosedur yang

ditetapkannya (jenis, manfaat, kandungan, teknik

pengolahan, dan penyajian/penge -masan)

3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

4.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih

1. Berbagai sikap membangun semangat usaha (Inovatif,

Kreatifitas, Motivasi, Sikap bekerja efektif dan efisien) 2. Faktor-faktor

yang

menunjukkan komitmen tinggi 3. Bagaimana

menerapkan perilaku tepat waktu, tepat janji

4. Penerapan kepedulian terhadap mutu hasil kerja 5. Penerapan

komitmen tinggi terhadap pengendalian diri


(44)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetens

i Dasar MateriPokok

Materi Pembelajar

an

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian 3.1 Mengidentifi kasi desain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep Produk kerajinan tekstil dan pengemasann ya, meliputi :

1.Pengertian desain produk dalam kerajinan tekstil dengan berbagai teknik konstruksi (jahit, jahit aplikasi, , makrame, tenun, tapestry, dll)

2.Aneka karya kerajinan tekstil 3.Fungsi karya Fakta:  Produksi kerajinan tekstil yang berkemban g saat ini.

 Pengemasa n hasil produksi tekstil di daerah saat ini. Konsep:  Desain produksi kerajinan tekstil dengan perangkat lunak grafis (komputer)  Desain pengemasa n kerajinan tekstil dengan Mengamati:  Melakukan pengamatan dengan cara membaca dan menyimak dari kajian literatur/media tentang pengetahuan kerajinan tekstil, jenis bahan dasar, alat, teknik, prosedur pembuatan karya, dan penyajian/pengema san produk kerajinan tekstil agar terbangun rasa ingin tahu dan menunjukkan motivasi internal. Menanya:

 Melakukan diskusi

 Menunjuk kan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok  Menunjuk kan sikap ilmiah pada saat melaksan akan percobaa n  Menunjuk kan perilaku dan sikap menerima , mengharg ai, dan kejujuran, Observasi:  Mengamat i karya kerajinan tekstil melalui media cetak dan internet  Presentasi kelompok  Diskusi kelompok Sikap individu:  Sikap santun, jujur, cinta damai.  Sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkunga  Menjelaskan konsep desain produk dalam kerajinan tekstil dengan berbagai teknik konstruksi (jahit, jahit aplikasi, , makrame, tenun, tapestry, dll)  Menjelaskan aneka karya kerajinan tekstil  Menjelaskan fungsi karya kerajinan tekstil tekstil  Membedaka n unsur  Definisi produk dan pengema san karya kerajinan tekstil  Macam-macam produk dan pengema san karya kerajinan tekstil  Presentas i tentang produk dan pengema san karya kerajinan tekstil  Bereksperim en dengan beragam media dan teknik dalam membuat produk dan pengemasa n karya kerajinan tekstil.  Menghubun gkan data-data yang diperoleh dengan kegiatan berkarya.  Membuat produk dan pengemasa n karya kerajinan tekstil Tugas: Membuat karya kerajinan tekstil. Produk: Gambar atau desain produk dan pengemasan kerajinan tekstil dengan obyek-obyek yang berbeda. Portofolio: membuat sketsa dari obyek mahluk hidup dan benda mati produk dan pengemasan karya


(1)

(2)

LAMPIRAN

a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : Kerajinan Dan Kewirausahaan Kelas/Program : X / Wajib B

Kompetensi : Kd 3.1 Dan 4.1

N

o Nama Siswa

Observasi Kinerja Presentasi Jml Sko r Nila I Ak t tgjw b Kerjs m Prnsr t Visua l Isi

(1) (2) (3) (4) (5) (6

)

1. Langgeng Hadi P. 4 4 3 4 3 3 21

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.

Keterangan pengisian skor 4. Sangat tinggi

3. Tinggi

2. Cukup tinggi 1. Kurang


(3)

N

o Pernyataan

Ben ar

Sala h 1. Tekstil adalah hasil produks dari sehelai atau dua helai

benang menjadi sehelai kain

2. Tekstil bisa berbentuk tenunan, rajutan atau anyaman 3. Rajutan atau tricot adalah satu helai kain dengan cara

kait mengkait sehinga tebentuk sehelai kain

4. Jenis kerajian tekstil dengan cara jahit/rekat, jahit aplikasi, sulam, ikat celup, batik, makrame, tenun,

5. Tenunan terdiri dari dua benang, antara benang lungsin dan benang pakar yang saling menyilang menjadi sehelai kain

Contoh Tes Uraian

2. Jawablah petanyaan berikut ini

a. Jelaskan perbedaan antara tenunan dengan rajutan beserta ciri cirinya. b. Sebutkanlah alat yang diperlukan dan teknik yang digunkan untuk

bahan strimin

c. Menyebutkan alat-alat menjahit b. Tugas

1. Lengkapi tabel berikut ini dengan memasukan berbagai alat yang diperlukan beserta teknik yang digunakan sesuai dengan kain yang disediakan.

No. Kain / tekstil Alat Teknik

1. Belacu 2. Strimin 3. Corak kotak

kotak atau bulatan bulatan 4. Bercorak /

polos

5. benang wool Alat:

a. Jarum jahit tangan/mesin, Jarum layar, jarum sulam jarum rajut, jarum pentul

b. Benang jahit, benang sulam, benang wol,benang bordir

c. Gunting, pamindangan, pensil, penggaris tudung jari, pendedel, karbon jahit, kertas roti, rader


(4)

a. Merubah corak b. Menyulam

c. Terawang, tusuk silang, jelujur bolak balik d. Sulaman aplikasi

e. Rajutan/ tricot

2. Amati gambar gambar di bawah ini kemudian analisis berbagai alternatif yang dapat dikembangkan dalam perencanaan yang diperlukan dari mulai bahan, alat yang diperlukan, teknik pembuatan sehingga menjadi gambar di bawah ini.

a. Gambar kain strimin dengan bentuk kerajinan berbahan strimin b. Gambar aplikasi

c. Mengubah corak d. Membuat rajutan

e. Menyulam (macam-macam sulaman)

Gambar a Gambar b Gambar c

Gambar d Gambar e Gambar f


(5)

... ... ... ... ... ...


(6)

FORMAT PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM (PORTOFOLIO)

Mata Pelajaran : Kerajinan Dan Kewirausahaan Kelas/Program : X / Wajib B

Materi Pokok : Produk Dan Pengemasan Karya Kerajinan Tekstil

No Nama Siswa

Aspek Penilaian Skor rata-rata Nilai V is u a l K e te lit ia n K e ju ju ra n Pe n y a jia n D a ta Ja w a b a n Pe rt a n y a a n

1. Langgeng Hadi P. 3 4 4 3 3 3,33 83

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.